Anda di halaman 1dari 33

APLIKASI BAHAN AMELIORAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN

PUKAN AYAM TERHADAP TANAH GAMBUT UNTUK


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L)

OLEH:
LILIS JULEHA
184110089

LAPORAN PRAKTIKUM

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
APLIKASI BAHAN AMELIORAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN
PUKAN AYAM TERHADAP TANAH GAMBUT UNTUK
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L)

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh:

Nama : Lilis Juleha


NPM : 184110089
Kelas :B
Prodi : Agroteknologi

Menyetujui,

Dosen Pengasuh Asisten Dosen

Dr. Ir. Hj. Siti Zahrah, MP Nursamsul Kustiawan, SP., MP


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


sebagai penguasa alam sejati yang telah memberi sentuhan indah dan mengilhami
dalam setiap langkah nadi jiwa bersama nikmat dan karunia-Nya yang tidak ternilai,
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan judul
“Aplikasi Bahan Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit, Pukan Ayam Terhadap
Tanah Gambut Untuk Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa
L)”
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Hj. Siti Zahrah, MP selaku
dosen pembimbing mata kuliah yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan hingga selesainya penulisan laporan ini. Ucapan terima kasih penulis juga
sampaikan kepada Ibu Dekan, Bapak Ketua Program Studi Agroteknologi, serta
bapak/ibu Dosen dan Karyawan Tata Usaha Fakultas Pertanian Universitas Islam
Riau yang telah banyak membantu. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materi serta teman-teman yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, Untuk itu penulis harapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk
kesempurnaan penulisan laporan ini.

Tembilahan, 1 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Manfaat Praktikum .... ....................................................................... 4
C. Tujuan Praktikum .............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 11
B. Bahan dan Alat .................................................................................. 11
C. Rancangan Percobaan ........................................................................ 11
D. Pelaksanaan Praktikum ...................................................................... 12
E. Parameter Pengamatan ...................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah Daun (Helai) ......................................................................... 16
B. Tinggi Tanaman (cm) ........................................................................ 17
C. Berat Segar Tanaman (gr) .................................................................. 18
D. Lebar Daun (cm) ............................................................................... 19
E. Panjang Akar (cm) ............................................................................ 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... ................................................................................... 21
B. Saran .. ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................................. 24

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Pakcoy (Helai) ............................................ 16


Tabel 2. Tinggi Tanaman Pakcoy (cm) .......................................................... 17
Tabel 3. Berat Segar Tanaman Pakcoy (gr) ................................................... 18
Tabel 4. Lebar Daun Tanaman Pakcoy (cm) .................................................. 19
Tabel 5. Panjang Akar Tanaman Pakcoy (cm) ............................................... 20

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Deskripsi Tanaman Pakcoy .................................................................... 24


B. Dokumentasi Praktikum ......................................................................... 25

iv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-
sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Pakcoy merupakan salah satu
varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya sebagai sayuran.
Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia Timur. Sayuran
yang dikenal pula sebagai sawi sendok ini mudah dibudidayakan dan dapat
dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah
menjadi asinan.
Berbagai macam manfaat pakcoy , tentunya didukung oleh kandungan
nutrisinya. Sekitar satu cangkir (70 gram) pakcoy, mengandung: Karbohidrat
1,5 gram, Lemak 0,1 gram, Protein 1,1 gram, Serat 0,7 gram, Kalori 9,1. Selain
itu, ketahui juga kadar vitamin dan zat mineral pakcoy melalui kandungan
nutrisinya. Sekitar 170 g pakcoy, memiliki kadar vitamin dan zat mineral
seperti berikut: Vitamin C 44,2 gram, Vitamin E 0,2 miligram, Vitamin K 57,8
mikrogram, Vitamin B6 0,3 miligram, Folat 69,7 mikrogram, Kolin 20,6
miligram, Kalsium 158 miligram, Zat besi1,8 miligram, Magnesium 18,7
miligram, Fosfor 49,3 miligram, Kalium 631 miligram, Natrium 57,8 miligram,
Zinc 0,3 miligram, Selenium 0,7 mikrogram.
Sama seperti kebanyakan sayuran lainnya, pakcoy juga berpotensi
mencegah kanker. Sebab, pakcoy mengandung folat yang bisa mencegah
pembentukan sel kanker akibat mutasi DNA.Pakcoy juga mengandung vitamin
C, vitamin E, dan beta karoten, yang merupakan antioksidan sehingga bisa
mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.Uniknya, pakcoy mengandung
selenium, yang bisa membersihkan tubuh dari komponen penyebab kanker.
Selain itu, selenium juga bisa mencegah peradangan dan munculnya tumor.
Pakcoy mengandung berbagai macam nutrisi dan zat mineral yang baik
untuk kesehatan tulang. Mulai dari zat besi, fosfor, kalsium, magnesium, zinc,
dan vitamin K!Misalnya, fosfor dan kalsium, yang sangat penting untuk
memperkuat struktur tulang. Kemudian ada vitamin K yang menjaga
kestabilan kalsium di dalam tulang.
2

Manfaat pakcoy selanjutnya adalah menjaga tekanan darah. Tidak


heran, pakcoy mengandung kalium, kalsium, dan magnesium yang bisa
menurunkan tekanan darah tinggi secara alami.Menurut sebuah laporan dalam
American Journal of Clinical Nutrition, mengonsumsi kalium hingga 4.700
miligram per hari, bisa menurunkan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh
asupan natrium yang tinggi.
Kandungan kalori dan kolesterol pakcoy sangatlah rendah. Selain itu,
pakcoy juga mengandung folat, kalium, vitamin C, dan vitamin B-6. Semua
kandungannya inilah yang membuat manfaat pakcoy bisa menjaga kesehatan
jantung.Sebuah riset membuktikan bahwa vitamin B-6 dan folat bisa mencegah
munculnya homosistein. Kelebihan homosistein berisiko menyebabkan
kerusakan pembuluh darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Kandungan kolin yang dimiliki pakcoy bisa mencegah munculnya
peradangan dalam tubuh. Tidak hanya itu, kolin juga bisa membantu Anda
tidur lebih nyenyak, menjaga pergerakkan otot, hingga meningkatkan
kemampuan belajar dan mengingat.
Manfaat pakcoy untuk sistem imun tubuh tidak boleh diremehkan.
Bayangkan saja, kandungan selenium yang dimiliki pakcoy, bisa
meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh dalam melawan infeksi.
Tanpa kolagen, berbagai masalah kulit akan datang. Untungnya,
kandungan vitamin C yang dimiliki pakcoy, bisa mendukung kolagen untuk
bekerja lebih baik dalam menjaga kesehatan kulit.Sebab, vitamin C memiliki
komponen antioksidan yang bisa menjaga kulit dari kerusakan akibat paparan
sinar matahari, polusi, dan asap.Vitamin C juga membuat kolagen lebih efektif,
sehingga kemampuannya dalam mencegah kulit keriput pun meningkat.
Beberapa riset menyatakan bahwa Sayuran cruciferous seperti pakcoy
bisa mencegah penyakit diabetes tipe 2. Namun, penelitian lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk membuktikan manfaat pakcoy yang satu ini. Manfaat pakcoy
hijau sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan,
bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.Kandungan yang
3

terdapat pada pakcoy adalah kalori, protein, lemak, 2 karbohidrat, serat, Ca, P,
Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C
Berdasarkan data BPS produksi tanaman sayur-sayuran tahun 2019 di
Indonesia, produksi tanaman sawi yaitu sebesar 652,727 juta ton, sedangkan
produksi tanaman sawi di Riau yaitu sebesar 1,339juta ton.
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam budidaya sawi pakcoy
adalah masalah hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya
sawi pakcoy antara lain ulat tanah (Agrotis sp), ulat grayek (Spodopteralitura),
dan ulat perusak daun (Plutella xylostella). Ketiga hama ini umumnya
menyerang pada musim kemarau dan bila tidak dilakukan usaha pengendalian
hama, maka akan dapat merusak hasil panen.
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk pembusukan sisa-
sisa tumbuhan seperti ranting, daun, kayu dan sebagainya. Bahkan tak hanya
tumbuhan, kadang dalam lapisan tanah gambut juga ditemukan bangkai
binatang. Karena berasal dari tumbuhan ini pula membuat tanah gambut
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Terdapat di berbagai
belahan dunia, jenis tanah yang banyak dijumpai di lahan basah ini dikenal
dengan nama-nama berbeda.
Beberapa nama lain tanah gambut adalah bog, moor, mire dan
sebagainya. Di Indonesia sendiri nama gambut diambil dari bahasa daerah
Banjar.Tanah gambut banyak dijumpai di negara-negara seperti Rusia,
Irlandia, Skandinavia, Jerman, Belanda, dan beberapa kawasan Amerika
Utara, salah satunya adalah Kanada. Dan diperkirakan, volume tanah ini
dari seluruh dunia adalah sekitar 4 triliun m2 yang menutupi area sekitar 3
juta km2 . Indonesia sendiri diperkirakan bisa menyimpan sekitar lebih dari
60% cadangan gambut global.
Amelioran adalah bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah
melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia. Kriteria amelioran yang baik bagi
lahan gambut adalah memiliki kejenuhan basa (KB) yang tinggi, mampu
meningkatkan derajat pH secara nyata, mampu memperbaiki struktur tanah,
memiliki kandungan unsur hara yang lengkap, dan mampu mengusir senyawa
beracun terutama asam-asam organik. Amelioran dapat berupa bahan organik
maupun anorganik. Pemberian bahan amelioran seperti pupuk organik, tanah
4

mineral, zeolit, dolomit, fosfat alam, pupuk kandang, kapur pertanian, abu
sekam, purun tikus (Eleocharis dulcis) dapat meningkatkan pH tanah dan basa-
basa tanah.Penambahan bahan-bahan amelioran yang banyak mengandung
kation polivalen juga dapat mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik
beracun.
Abu Janjang adalah hasil pengabuan secara perlahan-lahan dari
janjangan kosong di dalam incinerator. Produksi abu janjang adalah sekitar
0.5% dari TBS. Abu janjang mempunyai kandunganhara Kalium (K) yang
tinggi dan dapat dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kilo gram abu
janjang setara dengan 0.6 kg MOP. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan
abu janjang dari limbah pabrik kelapa sawit sebagai sumber unsur kalium untuk
tanaman. Abu janjang mengandung sebesar 18,48% K2O, 3,51% Mg, 2,40%
Ca, dan 1,95% P2O5. Berdasarkan kandungan unsur hara K, pemberian 325
kg/ha abu janjang setara dengan pemberian 100 kg/ha pupuk KCl.
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran ayam yang tercampur dengan sisa pakan ternak. Pupuk kandang ayam
biasanya memiliki kandungan unsur hara yaitu 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,4%
K2O (Mayadewi, 2007). Sama seperti pupuk kadang lainnya pupuk kandang
ayam memiliki nilai C/N rasio yang masih tinggi yaitu di atas 28, namun
setelah terdekomposisi pupuk kandang ayam memiliki C/N ratio antara 10-20
(Surya dan Suyono, 2013).
Pupuk kandang ayam memiliki kadar hara N dan P yang relatif lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini dipengaruhi oleh jenis pakan
yang diberikan serta dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ayam yang dapat menyumbangkan tambahan hara. Selain itu, pupuk kandang
ayam juga mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe),
molybdenum (Mo) (Susanti dkk., 2015).
B. Tujuan Pratikum
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk kandang ayam, Abu janjang
dan pupuk NPK Mutiara 16:16:16 terhadap pertumbuhan serta produksi
tanaman pakcoy.
5

2. Untuk mengetahui pengaruh utama pupuk NPK Mutiara 16:16:16 terhadap


pertumbuhan dan produksi tanaman jawawut (Seteria italica).
C. Manfaat Praktikum
1. Sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian.
2. Sebagai pengetahuan bagi Mahasiswi dalam melakukan budidaya tanaman
pakcoy dengan perlakuan berbagai pupuk kandang ayam, abu janjang dan
NPK Mutiara 16:16:16 terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman
pakcoy.
3. Sebagai sumber informasi bagi pihak yang melakukan usaha budidaya
pakcoy.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah tanaman jenis sayur-sayuran yang


termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan
telah dibudidayakan secara luas setelah abad ke-5 di China Selatan dan China Pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sekeluarga dengan Chinesse vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas
di Filipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia (Yogiandre et al., 2011).
Menurut Prasetyo (2010) . Perwtasari et al. (2012) kandungan betakaroten
pada pakcoy dapat mencegah penyakit katarak. Selain mengandung betakaroten
yang tinggi, pakcoy juga mengandung banyak gizi diantaranya protein, lemak
nabati, karbohidrat, serat, kalsium, Magnesium, sodium, vitamin A dan vitamin C.
Rukmana (2009) .
Suhardianto dan Purnama (2011) menguraikan bahwa sebagai sayuran
daun, pakcoy kaya akan sumber vitamin dan mineral. Pakcoy kaya akan sumber
vitamin A sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan
vitamin A atau penyakit rabun ayam (xerophthalmia). Kegunaan pakcoy dalam
tubuh manusia antara lain dapat mendinginkan perut.
Menurut Fahrudin (2009), pakcoy dapat menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih
darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Menurut Paat (2012) tanaman pakcoy dalam sistematik tumbuhan
mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta,
Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales, Famili: Brassicaceae, Genus: Brassica,
Spesies: Brassica rapa L.
Yogiandre et al. (2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu
sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai,
berbentuk oval, berwarna hijau tua dan mengkilat, tumbuh agak tegak, tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun berwarna
putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tinggi tanaman mencapai 15-30 cm.
7

Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu dibandingkan sawi
putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Konon didaerah
China tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian
menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya pakcoy ke Indonesia diduga pada
abad ke-19 yang bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran subtropis
lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan (Cruciferae) (Suhardianto dan Purnama,
2011).
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di
tempat yang bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya
hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap
air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Setiawan 2014).
Tanaman pakcoy cocok ditanam pada tipe tanah lempung, lempung
berpasir, gembur dan mengandung bahan organik. Pakcoy tumbuh optimum pada
tanah yang memiliki pH 6,0-6,8. Lokasi yang diperlukan merupakan lokasi terbuka
dan drainase air lancar (Wahyudi 2010).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih
rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan
waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat,
tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media
tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5
sampai pH 7 (Setiawan 2014).
Perbanyakan sawi umumnya menggunakan benih, karena lebih efesien,
lebih ekonomis dan menghemat banyak tenaga kerja. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil (diameter ± 1,0 mm), keras, berwarna coklat kehitaman dan permukaan yang
licin mengkilap. Benih yang akan ditanam hendaklah berkualitas baik, jelas
varietasnya dan dikemas secara utuh (Sutarminingsih, 2007).
8

Benih pakcoy disemaikan dengan media semai tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Sebelum disemai benih direndam dalam larutan
fungisida dengan merek dagang captan selama 15 menit agar benih tidak terserang
jamur pada saat penyemaian. Benih yang telah direndam siap untuk disemai pada
media persemaian. Persemaian dilakukan dengan menggunakan polybag ukuran
7x12 cm. Tiap polybag disemaikan 2-3 benih pakcoy (Musliman, 2014 ).
Perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman rutin menggunakan air
tanah pada pagi dan sore hari. Aplikasi kompos kotoran ternak hanya diaplikasikan
pada awal bersamaan dengan waktu pengolahan lahan dan pengendalian hama dan
penyakit dilakukan secara mekanik dan preventif menggunakan pestisida nabati
(Andreeilee, 2013). Pemanenan pakcoy dilakukan pada umur 40 hari setelah
penanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil seluruh bagian tanaman
secara utuh menggunakan pisau (Prasasti, 2014).
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam budidaya sawi pakcoy adalah
masalah hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya sawi
pakcoy antara lain ulat tanah (Agrotis sp), ulat grayek (Spodopteralitura), dan ulat
perusak daun (Plutella xylostella). Ketiga hama ini umumnya menyerang pada
musim kemarau dan bila tidak dilakukan usaha pengendalian hama, maka akan
dapat merusak hasil panen.
Tanah gambut merupakan tanah yang berbahan induk dari sisa tumbuhan
dengan proses dekomposisi anaerobic terhambat, tidak atau hanya sedikit (<5%)
mengandung tanah mineral yang berkristal. Rangkaian penyusunnya berupa bahan
karbon, yang mana bahan organik ini adalah rantai karbon yang sebagian besar
berupa lignin, hemiselulosa dan humik. Tanah gambut juga bersifat sarang (porous)
dan sangat ringan, sehingga mempunyai kemampuan menyangga sangat rendah,
kandungan hara relatif rendah dan banyak mengandung asam-asam organik yang
menyebabkan pH gambut sangat rendah (pH antara 2,7 – 5,0). Kualitas air gambut
dipengaruhi oleh bahan penyusun gambut, ketebalan, tingkat dekomposisi dan tata
air serta lingkungan gambut tersebut (Wibowo, 2010).
Potensi lahan gambut sebagai lahan pertanian di Indonesia cukup luas
sekitar 6 juta ha. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian memerlukan perencanaan
yang cermat dan teliti, penerapan teknologi yang sesuai, dan pengelolaan yang tepat
karena ekosistemnya yang marginal dan fragile. Lahan gambut sangat rentan
9

terhadap kerusakan lahan, yaitu kerusakan fisik (subsiden dan irriversible drying)
serta kerusakan kimia (defisiensi hara dan unsur beracun). Pengembangan pertanian
di lahan gambut menghadapi kendala antara lain tingginya asam-asam organik.
Pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dikurangi dengan teknologi
pengelolaan air dan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung kation
polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Kahat unsur hara untuk memberikan hasil yang
optimal pada sistem usaha tani dapat dilakukan dengan tindakan ameliorasi dan
pemupukan (Ratmini, 2012).
Susunan kandungan senyawa organik dan hara mineral dari tanah gambut
sangat beragam. Tergantung pada jenis jaringan penyusun gambut, lingkungan
pembentukan dan perlakuan reklamasi. Senyawa organik utama terdapat dalam
gambut antara lain hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Selain senyawa tersebut jugat
terdapat senyawa tanin dan resin dalam jumlah kecil. Kadar senyawa polisakarida,
hemiselulosa dan tanin menurun relatif cepat jika gambut makin dalam sampai jeluk
40 cm dan selanjutnya menurun sangat kecil, kecuali hemiselulosa dari hutan alami.
Selulosa meningkat secara perlahan jika gambut makin dalam kecuali hutan alami
(Ratmini, 2012).
Pemberian bahan amelioran tanah mineral dapat menurunkan asam-asam
fenolat agar tidak toksik melalui pembentukan senyawa kompleks logam organik.
Tanah mineral tersebut mengandung Fe Total 6,1% dan Aldd 4,35 cmolc kg -1
tanah yang diperlukan oleh tanah gambut sebagai sumber kation untuk
meningkatkan retensi P melalui pembentukan senyawa kompleks kation logam
organik (Hartatik dan Idris, 2008).
Abu janjang kelapa sawit merupakan hasil limbah padat janjang kosong
kelapa sawit yang telah mengalami pembakaran di dalam incinerator di pabrik
pengolahan kelapa sawit, dan abu janjang kelapa sawit juga dapat diperoleh dengan
melakukan pembakaran secara manual. Luas lahan perkebunan kelapa sawit di
Provinsi Riau mencapai 1,2 juta hektar dan terus bertambah setiap tahunnya
sehingga berpotensi sebagai penyediaan abu janjang kelapa sawit dari produksi
sawit 20% diantaranya adalah tandan kosong (Prasetyo, 2009). Abu janjang kelapa
sawit memiliki kandungan 30-40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain
itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu Fe 1.200 ppm, Mn 100 ppm, Zn 400
ppm, dan Cu 100 ppm (Bangka, 2010).
10

Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan
kapasitas 1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan kelapa sawit sebesar
10,8 %/hari, setara dengan 5,8 ton KCl 2,2 ton kiserit dan 0,7 ton TSP dengan
penambahan polimer tertentu pada abu janjang kelapa sawit dapat dijadikan pupuk
K butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8,9 (Fauzi dkk., 2008).
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
ayam yang tercampur dengan sisa pakan ternak. Pupuk kandang ayam biasanya
memiliki kandungan unsur hara yaitu 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,4% K2O
(Mayadewi, 2007). Sama seperti pupuk kadang lainnya pupuk kandang ayam
memiliki nilai C/N rasio yang masih tinggi yaitu di atas 28, namun setelah
terdekomposisi pupuk kandang ayam memiliki C/N ratio antara 10-20 (Surya dan
Suyono, 2013). Pupuk kandang ayam memiliki kadar hara N dan P yang relatif lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini dipengaruhi oleh jenis pakan
yang diberikan serta dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ayam yang dapat menyumbangkan tambahan hara. Selain itu, pupuk kandang ayam
juga mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe),
molybdenum (Mo) (Susanti dkk., 2008).
11

III. BAHAN DAN METODA

A. Tempat Dan Waktu


Praktikum dilaksanakan di Rumah di karenakan pandemic Covid-19
yang beralamat di Jl. Los Pasar RT 01 RW 01 Desa Sungai Luar Kecamatan
Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir.
B. Bahan Dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, sekop kecil, cangkul,
karung dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu, benih pakcoy, tanah gambut, pupuk kandang ayam, pupuk TSP, pupuk
Kcl, pupuk Urea, pupuk NPK 16:16:16, air, polybag,
C. Rancangan Praktikum
Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalan rancangan acak
lengkap (RAL) secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah
Abu Janjang Kelapa Sawit (B) yang terdiri dari 4 taraf, sedangkan faktor kedua
adalah Pukan Ayam (P) terdiri dari 4 taraf sehingga terdapat 16 kombinasi
perlakuan yang terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan.
Pada setiap satuan percobaan terdapat 6 tanaman dan 3 tanaman dijadikan
sampel yang diambil secara acak, sehingga jumlah keseluruhan tanaman adalah
288 tanaman.
Adapun faktor-faktor perlakuan tersebut yaitu :
Faktor pertama adalah Abu Janjang Kelapa Sawit (B), terdiri dari 4 taraf
perlakuan yaitu:
B0 : tanpa abu janjang kelapa sawit
B1 : 2 ton/Ha
B2 : 4 ton/Ha
B3 : 6 ton/Ha
Faktor kedua adalah Pukan ayam (P), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :
P0 : Tanpa pukan ayam
P1 : 1 ton/ha
P2 : 2 ton/ha
P3 : 3 ton/ha
12

Tabel kombinasi perlakuan Bahan Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit (A)
dengan Pukan Ayam (P) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Bahan Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit
(A) dengan Pukan Ayam (P)
Abu Janjang Kelapa Pukan Ayam (P)
Sawit (B) P0 P1 P2 P3
B0 B0P0 B0P1 B0P2 B0P3
B1 B1P1 B1P1 B1P2 B1P3
B2 B2P2 B2P1 B2P2 B2P3
B3 B3P0 B3P1 B3P2 B3P3

Data pengamatan dianalisis secara statistika menggunakan Analisys of


Variance (ANOVA) pada taraf alfa 5%. Jika perlakuan berpengaruh nyata
dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf alfa 5%.
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Lahan
Lahan praktikum dibersihkan dari gulma dan sampah. Kemudian
tanah didatarkan untuk mempermudah dalam meletakkan dan menyusun
polybag.
2. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam praktikum adalah tanah gambut
jenis safrik dengan kriteria kurang mengandung serat, kadar air tidak terlalu
tinggi, berwarna hitam atau kecoklatan, tanah gambut diambil di (sebutkan
daerah dari masing-masing kalian).
3. Pengisian Polybag
Tanah gambut (saprik) dimasukkan kedalam polybag dengan ukuran
35x40 cm masing-masing sebanyak 2 kg, berat kering mutlak (berat kering
oven 1050C). Kemudian polybag telah diisi disusun dengan jarak 20x25 cm
antar polybag dan 50 cm antar unit percobaan.
4. Pemasangan Label
Pemasangan label dilakukan sebelum pemberian perlakuan, label
yang telah dipersiapkan dipasang sesuai dengan perlakuan pada masing-
masing plot dan sesuai dengan denah praktikum.
13

5. Pemberian Perlakuan
a. Pemberian Abu Janjang Kelapa Sawit
Pemberian bahan Abu Janjang kelapa sawit dilakukan 3 minggu sebelum
tanam, diberikan dengan cara dicampur dengan tanah gambut sesuai
dengan dosis perlakuan.
b. Pemberian Pukan Ayam
Pemberian Pukan Ayam dilakukan dua minggu sebelum penanaman,
dengan cara pukan ayam diaduk rata bersama tanah gambut sesuai
dengan dosis perlakuan.
6. Persemaian
Terlebih dahulu dilakukan persemaian, sebelum disemai benih
direndam selama 1 jam kemudian benih disemai pada polibag ukuran 10x15
cm, persemaian dilakukan selama 2 minggu.
7. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada setiap
polyabg. Setiap polybag ditanam satu bibit, Bibit dipindahkan secara hati-
hati kedalam polybag yang telah diisi media tanah gambut, dengan jarak
antar polybag 25 x 25 cm.
8. Pemberian pupuk Dasar
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman, pupuk yang digunakan
adalah pupuk Urea 0.6 g/polybag (100 kg/ha), TSP 0.9 g/polybag (150
kg/ha), dan KCl 0.6 g/polybag (50 kg/ha). Pemberian pupuk dilakukan
dengan cara dibenamkan dengan jarak 10 cm dari tanaman.
9. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Untuk menjaga kelembaban tanah maka dilakukan penyiraman, yang
dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore hari) dengan menggunakan
gembor namun jika turun hujan penyiraman tidak dilakukan.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh pada
media tanam, dan membersihkan gulma yang tumbuh disekitar areal
penelitian dengan menggunakan cangkul.
14

c. Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan secara preventif yaitu
dengan cara menjaga kebersihan lahan praktikum, kemudian dengan
menggunkaan pestisida nabati.
10. Panen
Pemanenan tanaman akan dilakukan setelah tanaman berumur 40 hari
setelah tanam. Adapun kriteria panen tanaman pakcoy apabila bentuk
helaian daun sudah maksimal dan sebelum bunga muncul. Pemanenan
dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman sawi sampai
keakarnya. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau dalam keadaan tanah
masih dalam keadaan lembab sehingga akan mempermudah dalam
pencabutan.
E. Parameter Pengamatan
1. Jumlah Daun (helai)
Untuk pengamatan jumlah daun dihitung secara keseluruhan pada
tanaman sampel, daun yang dihitung adalah daun yang telah terbentuk atau
membuka sempurna pada saat pengamatan. Data akhir yang diperoleh
dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Luas Daun Terluas (cm)
Pengukuran luas daun dilakukan dengan cara memilih daun terlebar,
alat yang digunakan untuk mengukur luas daun adalah kertas milimeter,
dengan cara menggambar daun terluas, kemudian dihitung jumlah kotak
yang terdapat pada kertas millimeter tersebut, pengamatan luas daun
dilakukan pada saat panen. Data akhir dianalisis secara statistik dan
disajikan dalam bentuk tabel.
3. Panjang akar (cm)
Pengamatan panjang akar dilakukan di akhir praktikum, dengan cara
mengukur dari pangkal sampai ujung akar. Data akhir dinalisis secara
statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.
4. Berat Basah Pertanaman (g)
Pengamatan berat basah dilakukan diakhir penelitian pada saat
pemanenan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan timbangan
15

analitik. Hasil pengamatan data akhir selanjutnya dirata-ratakan dan


dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.
16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Jumlah Daun (Helai)
Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 1. dibawah ini.
Table 1. Jumlah Daun Tanaman Pakcoy
No Sampel Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4
1 Sampel 1 2 4 7 14
2 Sampel 2 3 5 9 18
3 Sampel 3 4 6 11 23
4 Sampel 4 2 4 8 15

Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan sampel 1 sampai sampel 4,


helai daun pada minggu pertama sebanyak 2-4 helai daun, pada minggu kedua
sebanyak 4-6 helai daun, pada minggu ketiga sebanyak 7-11 helai daun, dan
pada minggu keempat sebanyak 14-23 helai daun. Urutan helai daun
terbanyak yaitu pada sampel 3 diikuti dengan sampel 2, sampel 4 dan sampel
1. Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dilakukan 2 kali yaitu satu
minggu setelah tanam dan 1 minggu sebelum panen.
Pemberian perlakuan pupuk kandang ayam, abu janjang sawit dan
pupuk NPK Mutiara 16:16: memberikan pengaruh nyata terhadap helai daun
tanaman pakcoy. Hal ini diduga karena jumlah helai daun dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara dan kondisi lingkungan. Adapun factor lingkungan
yang kurang mendukung seperti cahaya matahari, dikarenakan tidak memiliki
halaman yang luas, tanaman di letakkan di belakang rumah yang kondisinya
kurang sinar matahari. Kondisi penyinaran yang optimum dibutuhkan oleh
tanaman khususnya daun untuk kegiatan fotosintesis, suatu difisiensi N juga
menyebabkan pengurangan luas daun karena menuanya daun-daun yang
lebih bawah .
Perbedaan jumlah helai daun disebabkan oleh kandungan unsur hara
yang diberikan, semakin tinggi atau rendah unsur hara yang diberikan maka
semakin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dapat
mengakibatkan keracunan (berlebihan) atau kekurangan hara, dan unsur hara
yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya akan membantu pertumbuhan
17

dan perkembangannya dengan baik. Pemberian unsur N dan P yang cukup


dapat membantu mengubah karbohidrat yang dihasilkan dalam proses
fotosintesis menjadi protein sehingga akan membantu menambah lebar,
panjang dan jumlah daun.
Perlakuan pupuk NPK Mutiara 16:16:16 terhadap rata-rata jumlah daun
tanaman pakcoy umur 28 hari setelah tanam menunjukkan pengaruh yang
berbeda sangat nyata karena pada pemberian pupuk sebelumnya yaitu pupuk
kandang ayam dan abu janjang sawit unsur hara yang dibutuhkan tanaman
pakcoy tersedia dengan cukup. Ketersediaan unsur hara yang cukup untuk
pertumbuhan tanaman akan mendukung laju fotosintesis yang cepat dan
sempurna, maka pada proses pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein
dapat berjalan dengan sempurna pula, sehingga akan diperoleh hasil yang
maksimal.
B. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaanya dapat dilihat pada Tabel 2. dibawah ini.
No Sampel Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4
1 Sampel 1 4,5 cm 6,4 cm 11,7 cm 16,2 cm
2 Sampel 2 5 cm 6,9 cm 12,0 cm 16,5 cm
3 Sampel 3 5,2 cm 7,2 cm 12,4 cm 17,4 cm
4 Sampel 4 4,4 cm 6,0 cm 10,4 cm 15,7 cm

Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan sampel 1 sampai sampel 4,


tinggi tanaman pada minggu pertama sebanyak 4,4-5,2 cm, pada minggu
kedua 6-7,2 cm, pada minggu ketiga 10,4-12,4 cm, dan pada minggu keempat
15,7-17,4 cm. Urutan tinggi tanaman terbanyak yaitu pada sampel 3 diikuti
dengan sampel 2, sampel 1 dan sampel 4. Pemberian pupuk NPK Mutiara
16:16:16 dilakukan 2 kali yaitu satu minggu setelah tanam dan 1 minggu
sebelum panen.
Pemberian pupuk kandang ayam, abu janjang sawit dan pupuk NPK
Mutiara 16:16:16 tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman
pakcoy pada umur 7 hari setelah tanam, karena tanaman masih beradaptasi
dengan lingkungan serta disebabkan oleh faktor genetik. Tinggi tanaman
18

dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi lingkungan tempat tumbuh


tanaman.
Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16 terhadap tinggi tanaman
pakcoy umur 21 hari setelah tanam memberikan pengaruh yang nyata, hal ini
disebabkan karena pada umur 21 hari setelah tanam, kebutuhan unsur hara
tanaman dapat dipenuhi oleh media tanam tempat tumbuhnya dan unsur hara
yang terkandung dalam pupuk NPK Mutiara 16:16:16 yang diberikan dapat
diproses penyerapan oleh organ tanaman dengan baik.
Laju pertumbuhan tanaman cenderung meningkat, jika unsur hara yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan dapat segera dimanfaatkan tanaman,
seperti halnya nitrogen. Apabila unsur N tersedia dalam jumlah banyak maka
lebih banyak pula protein yang terbentuk sehingga pertumbuhan tanaman
dapat lebih baik.

C. Berat Basah Tanaman (gram)


Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah ini.
No Sampel Berat (gram)
1 Sampel 1 80,2 gram
2 Sampel 2 86,9 gram
3 Sampel 3 91,3 gram
4 Sampel 4 88,0 gram

Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan berat basah tanaman


sampel 1 yaitu 80,2 gram, sampel 2 yaitu 86,9 gram, sampel 3 yaitu 91,3
gram, dan sampel 4 yaitu 88,0 gram. Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16
dilakukan 2 kali yaitu satu minggu setelah tanam dan 1 minggu sebelum
panen.
Berat basah juga dipengaruhi oleh jumlah daun, dengan meningkatnya
jumlah daun tanaman maka akan secara otomatis meningkatkan berat segar
tanaman, karena daun merupakan sink bagi tanaman. Selain itu daun pada
tanaman sayuran merupakan organ yang banyak mengandung air, sehingga
19

dengan jumlah daun yang semakin banyak maka kadar air tanaman akan
tinggi dan menyebabkan berat segar tanaman semakin tinggi pula.
D. Luas Daun (cm)
Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah ini.

No Sampel Luas (cm)


1 Sampel 1 5,2
2 Sampel 2 6,9
3 Sampel 3 8,3
4 Sampel 4 7,0

Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan lebar daun sampel 1 yaitu
5,2 cm, sampel 2 yaitu 6,9 cm, sampel 3 yaitu 8,3 cm, dan sampel 4 yaitu 7,0
cm. Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dilakukan 2 kali yaitu satu
minggu setelah tanam dan 1 minggu sebelum panen.
Perbedaan lebar daun disebabkan oleh kandungan unsur hara yang
diberikan, semakin tinggi atau rendah unsur hara yang diberikan maka
semakin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dapat
mengakibatkan keracunan (berlebihan) atau kekurangan hara, dan unsur hara
yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya akan membantu pertumbuhan
dan perkembangannya dengan baik.
Perlakuan pupuk kandang ayam, abu janjang sawit dan NPK Mutiara,
rata-rata lebar daun tanaman pakcoy umur 20 hari setelah tanam
menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata karena pada pemberian
pupuk sebelumnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman pakcoy tersedia
dengan cukup. Ketersediaan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman akan mendukung laju fotosintesis yang cepat dan sempurna, maka
pada proses pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein dapat berjalan
dengan sempurna pula, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal
20

E. Panjang Akar (Cm)


Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah ini.

No Sampel Panjang (cm)


1 Sampel 1 25,5
2 Sampel 2 26,9
3 Sampel 3 28,3
4 Sampel 4 27,1

Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan Panjang akar sampel 1


yaitu 25,5 cm, sampel 2 yaitu 26,9 cm, sampel 3 yaitu 28,3 cm, dan sampel 4
yaitu 27,1 cm. Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dilakukan 2 kali
yaitu satu minggu setelah tanam dan 1 minggu sebelum panen.
Perbedaan Panjang akar ini diduga pada perlakuan tersebut mempunyai
ketersediaan pupuk yang mencangkupi sebagai penyuplai unsur hara
terutama kandungan N,P,K. unsur N sangat dibutuhkan tanaman untuk
sintesa asam-asam dan protein, terutama pada titik-titik tumbuh tanaman
sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman seperti pembelahan sel
dan perpanjangan sel sehingga meningkatkan pertumbuhan panjang akar.
Penambahan pupuk N, P, K dapat meningkatkan panjang akar, diameter
batang, tinggi tanaman dan bobot buah.
21

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
ayam yang tercampur dengan sisa pakan ternak. Pupuk kandang ayam
memiliki kandungan unsur hara yaitu 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,4% K2O.
2. Abu janjang mempunyai kandunganhara Kalium (K) yang tinggi dan dapat
dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kilo gram abu janjang setara
dengan 0.6 kg MOP.
3. Pupuk NPK Mutiara 16:16:16, Pemberian unsur N dan P yang cukup dapat
membantu mengubah karbohidrat yang dihasilkan dalam proses
fotosintesis menjadi protein sehingga akan membantu menambah lebar,
panjang dan jumlah daun.
4. Pengaruh utama pupuk NPK Mutiara 16:16:16 nyata terhadap semua
parameter pengamatan. Perlakuan terbaik terdapat pada pemberian pupuk
7,5 g/polybag.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, disarankan untuk
melakukan penelitian lanjut pada tanaman pakcoy pada lahan marginal dengan
berbagai perlakuan. Dengan pertimbangan lahan yang mayoritas tersebar di
provinsi Riau merupakan lahan marginal, sehingga dapat melihat pengaruh
berbagai dosis pupuk dalam meningkatkan hasil dari tanaman pakcoy pada
lahan marginal.
22

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng Meriani Setiawan, 2014, Pengaruh Inovasi Produk terhadap Nilai Pelanggan
serta Implikasinya pada Kinerja Pemasaran Kain Songket in Style di
Tangan Generasi Muda yang Kaya Inspirasi, Jurnal Ekonomi Bisnis
Vol. 3, No. 1, 2014. Hal 1-19. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya caisim (Brassica juncea L.) menggunakan ekstrak teh
dan pupuk kascing. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Fauzi, Y, dkk. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Halaman 25 – 35.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Hartatik, W. dan K. Idris. 2008. Kelarutan fosfat alam dan SP-36 dalam gambut
yang diberi bahan amelioran tanah mineral. Jurnal Tanah dan Iklim, 10
(27) : 45-56. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Musliman. 2014. Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) pada Panen
Pertama dan Kedua dengan Pemberian Bokhasi dan Kompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2020.
Perwitasari, B., M. Tripatmasari., dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh media tanam
dan nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica
juncea L.) dengan sistem hidroponik. Jurnal Agrovigor. 5(1): 14-25.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Prasasti, D., E. Prihastanti, dan M. Izzati. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah Liat
dan Pasir Dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu Untuk
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Pakcoy. In, Buletin Anatomi
dan Fisiologi : 33-46 Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Prasetyo,dkk., (2009), Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap
Serapan N Dan Pertumbuhan Sawi (Brassica juncea L.) Pada Entisol,
Jurnal Agritek, Vol.17 No.5, . Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Ratmini, S. 2012. Karakteristik dan pengelolaan lahan gambut untuk
pengembangan pertanian. Jurnal lahan suboptima, 1(2):197-206.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
23

Rukmana, R. 1994. Bertani Petsai dan Sawi . Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 57


hal. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Suhardianto, A. dan K. M. Purnama. 2011. Penanganan pasca panen caisin
(Brassica campestrisL.) dan pak choy (Brassica rapa L.) dengan
pengaturan suhu rantai dingin (Cold Chain). Laporan Penelitian Madya
Bidang Ilmu. FMIPA. Universitas Terbuka. Diakses pada tanggal 24
Desember 2020.
Surya, R. E., & Suyono. (2013). Pengaruh Pengomposan Terhadap Rasio C / N
Kotoran Ayam Dan Kadar Hara NPK Tersedia Serta Kapasitas Tukar
Kation Tanah. UNESA Journal of Chemistry, 2(1), 137–144.
journal.unilak.ac.id. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Susanti, D. S. (2015). Pemberian berbagai jenis kompos pada pertumbuhan dan
hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum l) di kabupaten
Enrekang. Agricola, 5(1), 61–69. journal.unilak.ac.id. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2020.
Sutarminingsih, C.L. 2007. Vertikultur Pola Bertanam Secara Vertikal. Kanisius.
Yogyakarta. 102 hal. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Yogiandre,dkk.,(2011),Budidaya Pakcoy, http://kios.tabloidtransagro.com/budida
ya_pakcoy, Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
24

LAMPIRAN
A. Deskripsi Tanaman
Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
merupakan salah satu varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya
sebagai sayuran. Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia
Timur. Klasifikasi tanaman pakcoy adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L.
Sawi pakcoy banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,
vitamin A, B, C, E dan K yang sangat baik untuk kesehatan (Haryanto dkk.,
2007). Kandungan gizi dalam sawi pakcoy sangat baik terutama untuk ibu
hamil karena dapat menghindarkan dari anemia. Selain itu sawi pakcoy dapat
menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan mengurangi resiko berbagai jenis
kanker.
25

B. Dokumentasi

a. Semaian pakcoy b. Pemindahan tanaman pakcoy

c. plang nama dan perlakuan d. foto Bersama semaian pakcoy


26

e. sampel 1 f. sampel 4

g. sampel 2 h. sampel 3
27

i. Panen j. plang nama dan perlakuan

Anda mungkin juga menyukai