OLEH:
LILIS JULEHA
184110089
LAPORAN PRAKTIKUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
APLIKASI BAHAN AMELIORAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN
PUKAN AYAM TERHADAP TANAH GAMBUT UNTUK
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L)
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Menyetujui,
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Manfaat Praktikum .... ....................................................................... 4
C. Tujuan Praktikum .............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 11
B. Bahan dan Alat .................................................................................. 11
C. Rancangan Percobaan ........................................................................ 11
D. Pelaksanaan Praktikum ...................................................................... 12
E. Parameter Pengamatan ...................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah Daun (Helai) ......................................................................... 16
B. Tinggi Tanaman (cm) ........................................................................ 17
C. Berat Segar Tanaman (gr) .................................................................. 18
D. Lebar Daun (cm) ............................................................................... 19
E. Panjang Akar (cm) ............................................................................ 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... ................................................................................... 21
B. Saran .. ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................................. 24
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-
sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Pakcoy merupakan salah satu
varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya sebagai sayuran.
Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia Timur. Sayuran
yang dikenal pula sebagai sawi sendok ini mudah dibudidayakan dan dapat
dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah
menjadi asinan.
Berbagai macam manfaat pakcoy , tentunya didukung oleh kandungan
nutrisinya. Sekitar satu cangkir (70 gram) pakcoy, mengandung: Karbohidrat
1,5 gram, Lemak 0,1 gram, Protein 1,1 gram, Serat 0,7 gram, Kalori 9,1. Selain
itu, ketahui juga kadar vitamin dan zat mineral pakcoy melalui kandungan
nutrisinya. Sekitar 170 g pakcoy, memiliki kadar vitamin dan zat mineral
seperti berikut: Vitamin C 44,2 gram, Vitamin E 0,2 miligram, Vitamin K 57,8
mikrogram, Vitamin B6 0,3 miligram, Folat 69,7 mikrogram, Kolin 20,6
miligram, Kalsium 158 miligram, Zat besi1,8 miligram, Magnesium 18,7
miligram, Fosfor 49,3 miligram, Kalium 631 miligram, Natrium 57,8 miligram,
Zinc 0,3 miligram, Selenium 0,7 mikrogram.
Sama seperti kebanyakan sayuran lainnya, pakcoy juga berpotensi
mencegah kanker. Sebab, pakcoy mengandung folat yang bisa mencegah
pembentukan sel kanker akibat mutasi DNA.Pakcoy juga mengandung vitamin
C, vitamin E, dan beta karoten, yang merupakan antioksidan sehingga bisa
mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.Uniknya, pakcoy mengandung
selenium, yang bisa membersihkan tubuh dari komponen penyebab kanker.
Selain itu, selenium juga bisa mencegah peradangan dan munculnya tumor.
Pakcoy mengandung berbagai macam nutrisi dan zat mineral yang baik
untuk kesehatan tulang. Mulai dari zat besi, fosfor, kalsium, magnesium, zinc,
dan vitamin K!Misalnya, fosfor dan kalsium, yang sangat penting untuk
memperkuat struktur tulang. Kemudian ada vitamin K yang menjaga
kestabilan kalsium di dalam tulang.
2
terdapat pada pakcoy adalah kalori, protein, lemak, 2 karbohidrat, serat, Ca, P,
Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C
Berdasarkan data BPS produksi tanaman sayur-sayuran tahun 2019 di
Indonesia, produksi tanaman sawi yaitu sebesar 652,727 juta ton, sedangkan
produksi tanaman sawi di Riau yaitu sebesar 1,339juta ton.
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam budidaya sawi pakcoy
adalah masalah hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya
sawi pakcoy antara lain ulat tanah (Agrotis sp), ulat grayek (Spodopteralitura),
dan ulat perusak daun (Plutella xylostella). Ketiga hama ini umumnya
menyerang pada musim kemarau dan bila tidak dilakukan usaha pengendalian
hama, maka akan dapat merusak hasil panen.
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk pembusukan sisa-
sisa tumbuhan seperti ranting, daun, kayu dan sebagainya. Bahkan tak hanya
tumbuhan, kadang dalam lapisan tanah gambut juga ditemukan bangkai
binatang. Karena berasal dari tumbuhan ini pula membuat tanah gambut
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Terdapat di berbagai
belahan dunia, jenis tanah yang banyak dijumpai di lahan basah ini dikenal
dengan nama-nama berbeda.
Beberapa nama lain tanah gambut adalah bog, moor, mire dan
sebagainya. Di Indonesia sendiri nama gambut diambil dari bahasa daerah
Banjar.Tanah gambut banyak dijumpai di negara-negara seperti Rusia,
Irlandia, Skandinavia, Jerman, Belanda, dan beberapa kawasan Amerika
Utara, salah satunya adalah Kanada. Dan diperkirakan, volume tanah ini
dari seluruh dunia adalah sekitar 4 triliun m2 yang menutupi area sekitar 3
juta km2 . Indonesia sendiri diperkirakan bisa menyimpan sekitar lebih dari
60% cadangan gambut global.
Amelioran adalah bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah
melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia. Kriteria amelioran yang baik bagi
lahan gambut adalah memiliki kejenuhan basa (KB) yang tinggi, mampu
meningkatkan derajat pH secara nyata, mampu memperbaiki struktur tanah,
memiliki kandungan unsur hara yang lengkap, dan mampu mengusir senyawa
beracun terutama asam-asam organik. Amelioran dapat berupa bahan organik
maupun anorganik. Pemberian bahan amelioran seperti pupuk organik, tanah
4
mineral, zeolit, dolomit, fosfat alam, pupuk kandang, kapur pertanian, abu
sekam, purun tikus (Eleocharis dulcis) dapat meningkatkan pH tanah dan basa-
basa tanah.Penambahan bahan-bahan amelioran yang banyak mengandung
kation polivalen juga dapat mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik
beracun.
Abu Janjang adalah hasil pengabuan secara perlahan-lahan dari
janjangan kosong di dalam incinerator. Produksi abu janjang adalah sekitar
0.5% dari TBS. Abu janjang mempunyai kandunganhara Kalium (K) yang
tinggi dan dapat dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kilo gram abu
janjang setara dengan 0.6 kg MOP. Telah dilakukan penelitian pemanfaatan
abu janjang dari limbah pabrik kelapa sawit sebagai sumber unsur kalium untuk
tanaman. Abu janjang mengandung sebesar 18,48% K2O, 3,51% Mg, 2,40%
Ca, dan 1,95% P2O5. Berdasarkan kandungan unsur hara K, pemberian 325
kg/ha abu janjang setara dengan pemberian 100 kg/ha pupuk KCl.
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran ayam yang tercampur dengan sisa pakan ternak. Pupuk kandang ayam
biasanya memiliki kandungan unsur hara yaitu 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,4%
K2O (Mayadewi, 2007). Sama seperti pupuk kadang lainnya pupuk kandang
ayam memiliki nilai C/N rasio yang masih tinggi yaitu di atas 28, namun
setelah terdekomposisi pupuk kandang ayam memiliki C/N ratio antara 10-20
(Surya dan Suyono, 2013).
Pupuk kandang ayam memiliki kadar hara N dan P yang relatif lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini dipengaruhi oleh jenis pakan
yang diberikan serta dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ayam yang dapat menyumbangkan tambahan hara. Selain itu, pupuk kandang
ayam juga mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe),
molybdenum (Mo) (Susanti dkk., 2015).
B. Tujuan Pratikum
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk kandang ayam, Abu janjang
dan pupuk NPK Mutiara 16:16:16 terhadap pertumbuhan serta produksi
tanaman pakcoy.
5
Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu dibandingkan sawi
putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Konon didaerah
China tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian
menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya pakcoy ke Indonesia diduga pada
abad ke-19 yang bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran subtropis
lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan (Cruciferae) (Suhardianto dan Purnama,
2011).
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di
tempat yang bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya
hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap
air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Setiawan 2014).
Tanaman pakcoy cocok ditanam pada tipe tanah lempung, lempung
berpasir, gembur dan mengandung bahan organik. Pakcoy tumbuh optimum pada
tanah yang memiliki pH 6,0-6,8. Lokasi yang diperlukan merupakan lokasi terbuka
dan drainase air lancar (Wahyudi 2010).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih
rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan
waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat,
tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media
tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5
sampai pH 7 (Setiawan 2014).
Perbanyakan sawi umumnya menggunakan benih, karena lebih efesien,
lebih ekonomis dan menghemat banyak tenaga kerja. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil (diameter ± 1,0 mm), keras, berwarna coklat kehitaman dan permukaan yang
licin mengkilap. Benih yang akan ditanam hendaklah berkualitas baik, jelas
varietasnya dan dikemas secara utuh (Sutarminingsih, 2007).
8
Benih pakcoy disemaikan dengan media semai tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Sebelum disemai benih direndam dalam larutan
fungisida dengan merek dagang captan selama 15 menit agar benih tidak terserang
jamur pada saat penyemaian. Benih yang telah direndam siap untuk disemai pada
media persemaian. Persemaian dilakukan dengan menggunakan polybag ukuran
7x12 cm. Tiap polybag disemaikan 2-3 benih pakcoy (Musliman, 2014 ).
Perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman rutin menggunakan air
tanah pada pagi dan sore hari. Aplikasi kompos kotoran ternak hanya diaplikasikan
pada awal bersamaan dengan waktu pengolahan lahan dan pengendalian hama dan
penyakit dilakukan secara mekanik dan preventif menggunakan pestisida nabati
(Andreeilee, 2013). Pemanenan pakcoy dilakukan pada umur 40 hari setelah
penanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil seluruh bagian tanaman
secara utuh menggunakan pisau (Prasasti, 2014).
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam budidaya sawi pakcoy adalah
masalah hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada budidaya sawi
pakcoy antara lain ulat tanah (Agrotis sp), ulat grayek (Spodopteralitura), dan ulat
perusak daun (Plutella xylostella). Ketiga hama ini umumnya menyerang pada
musim kemarau dan bila tidak dilakukan usaha pengendalian hama, maka akan
dapat merusak hasil panen.
Tanah gambut merupakan tanah yang berbahan induk dari sisa tumbuhan
dengan proses dekomposisi anaerobic terhambat, tidak atau hanya sedikit (<5%)
mengandung tanah mineral yang berkristal. Rangkaian penyusunnya berupa bahan
karbon, yang mana bahan organik ini adalah rantai karbon yang sebagian besar
berupa lignin, hemiselulosa dan humik. Tanah gambut juga bersifat sarang (porous)
dan sangat ringan, sehingga mempunyai kemampuan menyangga sangat rendah,
kandungan hara relatif rendah dan banyak mengandung asam-asam organik yang
menyebabkan pH gambut sangat rendah (pH antara 2,7 – 5,0). Kualitas air gambut
dipengaruhi oleh bahan penyusun gambut, ketebalan, tingkat dekomposisi dan tata
air serta lingkungan gambut tersebut (Wibowo, 2010).
Potensi lahan gambut sebagai lahan pertanian di Indonesia cukup luas
sekitar 6 juta ha. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian memerlukan perencanaan
yang cermat dan teliti, penerapan teknologi yang sesuai, dan pengelolaan yang tepat
karena ekosistemnya yang marginal dan fragile. Lahan gambut sangat rentan
9
terhadap kerusakan lahan, yaitu kerusakan fisik (subsiden dan irriversible drying)
serta kerusakan kimia (defisiensi hara dan unsur beracun). Pengembangan pertanian
di lahan gambut menghadapi kendala antara lain tingginya asam-asam organik.
Pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dikurangi dengan teknologi
pengelolaan air dan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung kation
polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Kahat unsur hara untuk memberikan hasil yang
optimal pada sistem usaha tani dapat dilakukan dengan tindakan ameliorasi dan
pemupukan (Ratmini, 2012).
Susunan kandungan senyawa organik dan hara mineral dari tanah gambut
sangat beragam. Tergantung pada jenis jaringan penyusun gambut, lingkungan
pembentukan dan perlakuan reklamasi. Senyawa organik utama terdapat dalam
gambut antara lain hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Selain senyawa tersebut jugat
terdapat senyawa tanin dan resin dalam jumlah kecil. Kadar senyawa polisakarida,
hemiselulosa dan tanin menurun relatif cepat jika gambut makin dalam sampai jeluk
40 cm dan selanjutnya menurun sangat kecil, kecuali hemiselulosa dari hutan alami.
Selulosa meningkat secara perlahan jika gambut makin dalam kecuali hutan alami
(Ratmini, 2012).
Pemberian bahan amelioran tanah mineral dapat menurunkan asam-asam
fenolat agar tidak toksik melalui pembentukan senyawa kompleks logam organik.
Tanah mineral tersebut mengandung Fe Total 6,1% dan Aldd 4,35 cmolc kg -1
tanah yang diperlukan oleh tanah gambut sebagai sumber kation untuk
meningkatkan retensi P melalui pembentukan senyawa kompleks kation logam
organik (Hartatik dan Idris, 2008).
Abu janjang kelapa sawit merupakan hasil limbah padat janjang kosong
kelapa sawit yang telah mengalami pembakaran di dalam incinerator di pabrik
pengolahan kelapa sawit, dan abu janjang kelapa sawit juga dapat diperoleh dengan
melakukan pembakaran secara manual. Luas lahan perkebunan kelapa sawit di
Provinsi Riau mencapai 1,2 juta hektar dan terus bertambah setiap tahunnya
sehingga berpotensi sebagai penyediaan abu janjang kelapa sawit dari produksi
sawit 20% diantaranya adalah tandan kosong (Prasetyo, 2009). Abu janjang kelapa
sawit memiliki kandungan 30-40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain
itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu Fe 1.200 ppm, Mn 100 ppm, Zn 400
ppm, dan Cu 100 ppm (Bangka, 2010).
10
Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan
kapasitas 1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan kelapa sawit sebesar
10,8 %/hari, setara dengan 5,8 ton KCl 2,2 ton kiserit dan 0,7 ton TSP dengan
penambahan polimer tertentu pada abu janjang kelapa sawit dapat dijadikan pupuk
K butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8,9 (Fauzi dkk., 2008).
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
ayam yang tercampur dengan sisa pakan ternak. Pupuk kandang ayam biasanya
memiliki kandungan unsur hara yaitu 1% N, 0,8% P2O5, dan 0,4% K2O
(Mayadewi, 2007). Sama seperti pupuk kadang lainnya pupuk kandang ayam
memiliki nilai C/N rasio yang masih tinggi yaitu di atas 28, namun setelah
terdekomposisi pupuk kandang ayam memiliki C/N ratio antara 10-20 (Surya dan
Suyono, 2013). Pupuk kandang ayam memiliki kadar hara N dan P yang relatif lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini dipengaruhi oleh jenis pakan
yang diberikan serta dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ayam yang dapat menyumbangkan tambahan hara. Selain itu, pupuk kandang ayam
juga mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe),
molybdenum (Mo) (Susanti dkk., 2008).
11
Tabel kombinasi perlakuan Bahan Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit (A)
dengan Pukan Ayam (P) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Bahan Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit
(A) dengan Pukan Ayam (P)
Abu Janjang Kelapa Pukan Ayam (P)
Sawit (B) P0 P1 P2 P3
B0 B0P0 B0P1 B0P2 B0P3
B1 B1P1 B1P1 B1P2 B1P3
B2 B2P2 B2P1 B2P2 B2P3
B3 B3P0 B3P1 B3P2 B3P3
5. Pemberian Perlakuan
a. Pemberian Abu Janjang Kelapa Sawit
Pemberian bahan Abu Janjang kelapa sawit dilakukan 3 minggu sebelum
tanam, diberikan dengan cara dicampur dengan tanah gambut sesuai
dengan dosis perlakuan.
b. Pemberian Pukan Ayam
Pemberian Pukan Ayam dilakukan dua minggu sebelum penanaman,
dengan cara pukan ayam diaduk rata bersama tanah gambut sesuai
dengan dosis perlakuan.
6. Persemaian
Terlebih dahulu dilakukan persemaian, sebelum disemai benih
direndam selama 1 jam kemudian benih disemai pada polibag ukuran 10x15
cm, persemaian dilakukan selama 2 minggu.
7. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada setiap
polyabg. Setiap polybag ditanam satu bibit, Bibit dipindahkan secara hati-
hati kedalam polybag yang telah diisi media tanah gambut, dengan jarak
antar polybag 25 x 25 cm.
8. Pemberian pupuk Dasar
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman, pupuk yang digunakan
adalah pupuk Urea 0.6 g/polybag (100 kg/ha), TSP 0.9 g/polybag (150
kg/ha), dan KCl 0.6 g/polybag (50 kg/ha). Pemberian pupuk dilakukan
dengan cara dibenamkan dengan jarak 10 cm dari tanaman.
9. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Untuk menjaga kelembaban tanah maka dilakukan penyiraman, yang
dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore hari) dengan menggunakan
gembor namun jika turun hujan penyiraman tidak dilakukan.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh pada
media tanam, dan membersihkan gulma yang tumbuh disekitar areal
penelitian dengan menggunakan cangkul.
14
dengan jumlah daun yang semakin banyak maka kadar air tanaman akan
tinggi dan menyebabkan berat segar tanaman semakin tinggi pula.
D. Luas Daun (cm)
Hasil pengamatan pada praktikum Lahan Marginal dan Teknologi
Pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah ini.
Dari data diatas di dapat bahwa pengamatan lebar daun sampel 1 yaitu
5,2 cm, sampel 2 yaitu 6,9 cm, sampel 3 yaitu 8,3 cm, dan sampel 4 yaitu 7,0
cm. Pemberian pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dilakukan 2 kali yaitu satu
minggu setelah tanam dan 1 minggu sebelum panen.
Perbedaan lebar daun disebabkan oleh kandungan unsur hara yang
diberikan, semakin tinggi atau rendah unsur hara yang diberikan maka
semakin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dapat
mengakibatkan keracunan (berlebihan) atau kekurangan hara, dan unsur hara
yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya akan membantu pertumbuhan
dan perkembangannya dengan baik.
Perlakuan pupuk kandang ayam, abu janjang sawit dan NPK Mutiara,
rata-rata lebar daun tanaman pakcoy umur 20 hari setelah tanam
menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat nyata karena pada pemberian
pupuk sebelumnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman pakcoy tersedia
dengan cukup. Ketersediaan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman akan mendukung laju fotosintesis yang cepat dan sempurna, maka
pada proses pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein dapat berjalan
dengan sempurna pula, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal
20
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng Meriani Setiawan, 2014, Pengaruh Inovasi Produk terhadap Nilai Pelanggan
serta Implikasinya pada Kinerja Pemasaran Kain Songket in Style di
Tangan Generasi Muda yang Kaya Inspirasi, Jurnal Ekonomi Bisnis
Vol. 3, No. 1, 2014. Hal 1-19. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya caisim (Brassica juncea L.) menggunakan ekstrak teh
dan pupuk kascing. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Fauzi, Y, dkk. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Halaman 25 – 35.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Hartatik, W. dan K. Idris. 2008. Kelarutan fosfat alam dan SP-36 dalam gambut
yang diberi bahan amelioran tanah mineral. Jurnal Tanah dan Iklim, 10
(27) : 45-56. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Musliman. 2014. Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) pada Panen
Pertama dan Kedua dengan Pemberian Bokhasi dan Kompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2020.
Perwitasari, B., M. Tripatmasari., dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh media tanam
dan nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica
juncea L.) dengan sistem hidroponik. Jurnal Agrovigor. 5(1): 14-25.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Prasasti, D., E. Prihastanti, dan M. Izzati. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah Liat
dan Pasir Dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu Untuk
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Pakcoy. In, Buletin Anatomi
dan Fisiologi : 33-46 Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Prasetyo,dkk., (2009), Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap
Serapan N Dan Pertumbuhan Sawi (Brassica juncea L.) Pada Entisol,
Jurnal Agritek, Vol.17 No.5, . Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Ratmini, S. 2012. Karakteristik dan pengelolaan lahan gambut untuk
pengembangan pertanian. Jurnal lahan suboptima, 1(2):197-206.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
23
LAMPIRAN
A. Deskripsi Tanaman
Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
merupakan salah satu varietas dari tanaman sawi yang dimanfaatkan daunnya
sebagai sayuran. Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia
Timur. Klasifikasi tanaman pakcoy adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L.
Sawi pakcoy banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,
vitamin A, B, C, E dan K yang sangat baik untuk kesehatan (Haryanto dkk.,
2007). Kandungan gizi dalam sawi pakcoy sangat baik terutama untuk ibu
hamil karena dapat menghindarkan dari anemia. Selain itu sawi pakcoy dapat
menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan mengurangi resiko berbagai jenis
kanker.
25
B. Dokumentasi
e. sampel 1 f. sampel 4
g. sampel 2 h. sampel 3
27