Anda di halaman 1dari 47

PEMBERIAN BERBAGAI BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK

16:16:16 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

OLEH :

RATIH INDRIANI
204110257

LAPORAN PRAKTIKUM

LAHAN MARGINAL DAN TEKNOLOGI PENGELOLAANNYA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
i

ABSTRAK

Bawang merah merupakan salah satu sayuran yang beradaptasi luas. Salah
satu jenis bawang merah yang banyak dikembangkan di dataran rendah adalah
varietas Kuning. Pupuk yang digunakan sesuai anjuran diharapkan memberi hasil
yang secara ekonomis menguntungkan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah.
Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas
Islam Riau , Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air Dingin,
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Waktu pratikum ini dilaksanakan selama
4 bulan terhitung dari bulan September 2022 sampai Desember 2022. Pupuk dasar
meliputi pupuk kandang ayam dengan dosis 3 kg/plot dan diberikan tiga minggu
sebelum tanam dengan cara dicampurkan ke dalam tanah hingga tercampur rata.
Pupuk NPK diberikan pada umur 7 HST, 21 HST dan 42 HST dengan masing-
masing dosis 30gr/plot. Penanaman dilakukan dengan membuat plot-plot
pertanaman berukuran 1 x m. Dengan jarak antar parit selebar 30 cm sebagai
tempat drainase. Jarak tanam bawang 20 x 20 cm dengan 25 titik tanam.
Pemberian pupuk NPK dosis 30 gr/plot memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap peningkatan produksi bawang merah. Hasil produksi tersebut sejalan
dengan parameter tumbuh seperti tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun,
diameter umbi, jumlah umbi per rumpun, berat basah umbi per rumpun, berat
kering umbi per rumpun dan susut bobot umbi memberikan produksi yang tinggi
pada bawang merah. Pemberian pupuk NPK 16:16:16 pada tanaman bawang
merah memenuhi syarat sebagai dosis pupuk bagi tanaman bawang merah dalam
meningkatkan hasil produksi, sehingga layak untuk direkomendasikan.
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, serta kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan laporan ini dengan judul : “pemberian berbagai bahan

organik dan pupuk npk 16:16:16 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

bawang merah (Allium ascalonicum L.)”.

Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir. Hj. Siti Zahrah,MP dan bapak Dr.

Ir. Edi Sabli M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Lahan Marginal dan

Teknik Pengolaannya yang banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga

selesai dalam penulisan laporan ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Asisten dosen lapangan Restian Agustino atas segala bantuan yang telah

diberikan. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap

semoga laporan ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pertanian khususnya

bidang agroteknologi.

Pekanbaru, Desember 2022

Ratih Indriani
iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................vi
I. PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum...................................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................4


A. Bawang merah (Allium ascalonicum L.)..................................................................4

III. BAHAN DAN METODE..........................................................12


A. Tempat dan Waktu...............................................................................................12
B. Bahan dan Alat.....................................................................................................12
C. Pelaksanaan Praktikum........................................................................................12
D. Parameter Pengamatan.......................................................................................15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................18


A. Tinggi tanaman (cm).............................................................................................18
B. Jumlah daun per rumpun (helai)..........................................................................19
C. Diameter (mm).....................................................................................................20
D. Jumlah umbi per rumpun (buah)..........................................................................20
E. Berat basah umbi per rumpun (g)........................................................................21
F. Berat kering umbi per rumpun (g)........................................................................22

V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................24


A. Kesimpulan...........................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................24

LAMPIRAN.......................................................................................26
iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Pengamamatan Tinggi Tanaman bawang merah...........................18

Tabel 2. Hasil Pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah........................19

Tabel 3. Hasil Pengamatan diameter tanaman bawang merah..............................20

Tabel 4. Tabel Hasil Pengamatan jumlah umbi Tanaman bawang merah...........20

Tabel 5. Hasil Pengamatan berat basah Tanaman bawang merah........................21

Tabel 6. Hasil Pengamatan berat kering tanaman bawang merah........................22

Tabel 7. Hasil Pengamatan susut bobot umbi bawang merah...............................22


v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Jadwal praktikum..............................................................................26

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Bawang Merah..................................................33

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum....................................................................34

BIODATA PENULIS
vi

Ratih Indriani. Lahir di Tandun, 01 Juni 2002. Penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara. Lulus pendidikan Sekolah Dasar

Negeri (SDN) 005 Talang Danto, dan lulus pada Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Tandun dan lulus di Sekolah Menengah

Atas ( SMA) Negeri Plus Provinsi Riau. Penulis sekarang tengah

menempuh jenjang pendidikan S1 di salah satu Universitas ternama

di Provinsi Riau yakni Universitas Islam Riau, ia mengambil jurusan

Agroteknologi pada Fakultas Pertanian, dan tengah belajar pada semester 5.


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komuditas

unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara insentif. Komuditas

sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah yang berfungsi sebagai bumbu

penyedap makanan serta bahan obat tradisional dengan memiliki manfaat bagi

Kesehatan manusia, seperti menurunkan kadar kolesterol, mencegah

penggumpalan darah serta dapat memperlancar aliran darah dan juga tidak kalah

penting memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga memiliki potensi peluang

usaha yang cukup menjanjikan.

Bawang merah mengandung karbohidrat, gula, asam lemak, protein dan

mineral lainnya. Dari segi tingkat gizi, setiap 100 g bawang merah lembab

mengandung 39,00 kalori, 1,50 g protein, 0,30 g lemak, 0,2 g karbohidrat, 36,00

mg kalsium, 40,00 g fosfor, zat besi 0,80 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,00

mg, air 88,00 g, porsi makan (bdd) 90% (Rukmana dan Yudirachman, 2018)

Badan Pusat Statistik, (2021) menyatakan bahwa produksi bawang merah

untuk provinsi riau pada tahun 2020 terjadi penurunan produksi mencapai 263 ton

dengan total luas panen 63 ha, sehingga produksi rata – rata 4,17 ton/ha. Pada

tahun 2019 produksi sebesar 506,70 ton dengan total luas panen 92 ha, sehingga

produksi rata – rata 5,50 ton/ha dan sedangkan pada tahun 2018 sebesar 186,50

ton dengan total luas panen 41 ha, sehingga produksi rata – rata 4,5 ton/ha.

Berdasarkan rata – rata produksi dan luas areal bawang merah di Provinsi riau

disimpulkan bahwa produksi tanaman mengalami penurunan. Hal ini disebabkan


2

oleh ahli fungsi lahan pertanian dan sebagian besar tanah yang digunakan untuk

budidaya tanaman bawang merah adalah tanah yang marginal.

Salah satu faktor penyebab masih rendahnya produksi bawang merah di

Provinsi Riau adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah dan tingkat kemasaman

tanah yang tinggi sehingga menyebabkan produksi bawang merah di Riau kurang

maksimal. Selama ini tanah yang digunakan petani sebagai lahan budidaya tidak

mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah

dikarenakan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan sehingga membuat

kualitas tanah menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki struktur tanah tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik

seperti pupuk kandang sapi.

Pupuk kandang ayam adalah salah satu jenis pupuk yang dapat

menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan untuk meningkatkan kesuburan pada

tanah serta memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah akibat pemakaian pupuk

anorganik (kimia) secara berlebihan. (Gao et al., 2012). Sedangkan pupuk

anorganik yang bisa digunakan dalam budidaya bawang merah merupakan NPK

16:16:16.

Pupuk npk 16:16:16 merupakan salah satu pupuk anorganik majemuk

yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk NPK mutiara 16:16:16

mengandung 3 unsur hara makro dan 2 unsur hara mikro.unsur hara tersebut

adalah nitrogen 16%, phospat 16%, kalium 16%, kalsium 6% dan magnesium

0,5%. pupuk ini bersifat higroskopis atau mudah larut sehingga mudah diserap

oleh tanaman dan bersifat netral atau tidak mengasamkan tanah (Widyaastuti,

2009).
3

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Lahan Marginal dan Tekhnik

Pengelolaannya

2. Sebagai referensi mengenai pemberian berbagai bahan organik dan pupuk

npk 16:16:16 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah

(Allium ascalonicum L.)

3. Menambah wawasan bagi penulis serta digunakan dalam pengembangan

penelitian selanjutnya.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bawang merah (Allium ascalonicum L.)

Tanaman bawang merah berasal dari daerah mediteran dan Asia Barat. Jenis

tanaman bawang yang terdapat di Indonesia adalah bawang merah (Allium

ascalonicum), bawang putih (Allium sativum), bawang daun (Allium fistulosum),

bawang prei (Allium porrum), bawang Bombay (Allium cepa) dan bawang kucai

(Allium tuberosum) menurut (Irfan, 2013).

Tanaman bawang merah, berdasarkan sejarahnya merupakan tanaman

dengan umbi yang biasa digunakan untuk bahan masakan, berasal dari sekitar

Asia Tengah, India, Pakistan dan Palestina. Pada abad VIII, bawang merah mulai

menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur, Spanyol dan Asia Tenggara. Bawang

merah yang masuk ke Indonesia diperkirakan berada di abad XIX, sentra

budidaya bawang merah Indonesia yaitu Brebes, Silebon, Tegal, Kediri, Wates,

Lombok Timur dan Samosir (Rukmana & Yudirachman, 2018).

Di dalam dunia tumbuhan, bawang merah diklasifikasikan ke dalam:

Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Superdivision : Spermatophyta,

Divisi : Magnoliophyta, Class: Liliopsida, Subclass : Lilidae, Ordo : Liliales,

Famili : Liliaceae, Genus : Allium, Spesies : Allium ascalonicum L.

Akar bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root) yang berfungsi

sebagai tempat tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang

berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara

dari dalam tanah. Akar dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih.

Batang tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari keseluruhan


5

tanaman, berbentuk seperti cakram (discus), beruas-ruas terdapat kuncup-kuncup.

Bagian bawah cakram merupakan tempat tumbuhnya akar(Irfan, 2013).

Bawang merah termasuk dalam tanaman berumbi lapis yang dapat tumbuh

tinggi sekitar antara 40-70 cm. Daun bawang merah berbentuk silinder berlubang.

Bawang merah memiliki daun berwarna hijau, jumlah daunnya berkisar 14-50

helai. Tanaman bawang merah tidak mudah untuk berbunga. Tetapi tanaman

bawang merah dapat berbunga pada umur 50 hari. Bentuk dari bunga bawang

merah seperti payung. Warna bunga bawang merah yaitu berwarna putih. Banyak

buah per tangkai 60-100. Jumlah tangkai bunga bawang merah per rumpunnya

adalah 2-4. Bawang merah memiliki biji yang berbentuk bulat, gepeng, dan

berkeriput, serta berwarna hitam. Banyak anakan dari bawang merah adalah 7-12

umbi per rumpunnya. Umur panen bawang merah adalah 60-70 hari setelah tanam

(Andalasari et al., 2017)

Batang tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari keseluruhan

kuncup-kuncup. Bagian bawah cakram merupakan tempat tumbuh akar. Bagian

atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal

dari modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun

menebal, lunak dan berdaging. Berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

Apabila dalam pertumbuhan tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan

terbentuk beberapa umbi yang berhimpitan yang dikenal dengan istilah “suing”.

Pertumbuhan suing biasanya terjadi pada perbanyakan bawang merah dan biji.

Warna kulit umbi beragam, ada yang merah muda, merah tua atau kekuningan,

tergantung spesiesnya. Umbi bawang merah mengeluarkan bau yang menyengat.


6

Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berbentuk bulat mirip pipa,

berlubang, memiliki panjang 15-40 cm, dan meruncing pada bagian ujung. Daun

berwarna hijau tua atau hijau muda. Setelah tu a daun menguning, rebah dan

akhirnya mengering dimulai dari bagian ujung tanaman. Daun bawang merah

berfungsi untuk respirasi dan fotosintesis sehingga secara langsung kesehatan

daun sangat berpengaruh terhadap kesehatan tanaman. (Badan Penelitian, 2009).

Bunga bawang merah merupakan bunga sempurna, memiliki benang sari

dan putik. Tiap kuntum bunga terdiri atas enam daun bunga yang berwarna putih,

enam benang sari berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik, kadang-

kadang diantara kuntum bunga bawang merah ditemukan bunga yang memiliki

putik sangat kecil dan pendek atau rudimenter, yang diduga sebagai bunga steril.

Meskipun jumlah kuntum bunga banyak, namun bungan yang berhasil

mengadakan persarian relatif sedikit (Tandi et al., 2015).

Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang

maksimal (minimal 70%), suhu udara 20-32 oC dan kelembaban udara 50-70%.

Suhu udara optimal untuk pertumbuhan bawang merah rata-rata 24 oC. Pada suhu

udara 22 oC bawang merah dapat membentuk umbi, tetapi perkembangan

umbinya kurang baik jika dibandingkan umbi pada suhu udara 25-30 oC

(Rukmana & Yudirachman, 2018).

Bawang merah dapat tumbuh dikondisi lingkungan yang beragam. Untuk

memperoleh hasil yang optimal, bawang merah membutuhkan kondisi lingkungan

yang baik, ketersediaan cahaya, dan unsur hara yang memadai. Daerah yang

paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang

cerah dengan suhu udara 250-320C. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari
7

juga sangat diutamanakan, dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari

12 jam. Bawang merah dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah dengan

ketinggian tempat 10-250 m dpl dengan curah hujan 300-2500 mm/tahun. Pada

ketinggian 800-900 m dpl bawang merah dapat tumbuh, namun pada ketinggian

tersebut yang berarti suhunya rendah pertumbuhan tanaman terhambat dan

umbinya kurang baik.

B. Pupuk Organik (Pupuk Kandang Ayam)

Pupuk kandang unggas atau ayam pada saat ini telah banyak dipergunakan

petani, karena banyaknya peternakan ayam secara besar-besaran di Indonesia

memberi peluang untuk memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk. Dari hasil

penelitian, pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap

kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, bahkan lebih baik dari pupuk

kandang hewan besar

Kotoran ayam merupakan sumberhara yang penting karena mempunyai

kandungan nitrogen dan fosfat yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang

lain seperti yang dilaporkan antara lain oleh Donahue et al. (1977). Akan tetapi,

hasil penelitian Sadikin (2004) menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi

menyebabkan pertumbuhan dan produksi nilam lebih tinggi daripada yang

mendapatkan pupuk kandang kambing dan ayam, meskipun kandungan hara

dalam pupuk kandang kambing lebih tinggi daripada pupuk kandang ayam dan

sapi.

Muhsin (2003) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam mempunyai

potensi yang baik, karena selain berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia,
8

dan biologi tanah pupuk kandang ayam juga mempunyai kandungan N, P, dan K

yang lebih tinggi bila dibandingkan pupuk kandang lainnya.

C. Pupuk NPK 16:16:16

Pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk anorganik yang mengandung unsur

hara makro N, P dan K masing-masing 16%. Unsur hara N,P dan K tersebut

sangat dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif

tanaman (Fahmi et al., 2014). Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 merupakan pupuk

majemuk yang mengandung unsur hara Nitrogen (NH3, 16%, Fospat (P2O5)

16%, Kalium (K2O) l6% dan mengandung unsur makro yang lain yaitu 0.5%

MgO (Magnesium), dan 6% CaO (Kalsium). Pupuk NPK Mutiara 16- 16-16 dapat

menyediakan unsur hara tersedia secara cepat dan langsung, membantu

menyuburkan tanah terutama yang bersifat tanah asam, dan mampu meningkatkan

pertumbuhan akar (Lingga, 2013).

Hasil penelitian Manoppo (2014) menunjunkkan bahwa pemberian pupuk

NPK 16:16:16 dengan dosis 2,5 g/tanaman memberikan hasil yang terbaik pada

tanaman bawang merah. Pupuk NPK 16:16:16 diberikan sebanyak 3 kali yaitu

pada umur 7, 14 dan 28 HST berbeda dengan pupuk kandang yang hanya sekali

pemberian pada saat sebelum tanam. Agar pemberian pupuk lebih efisien terserap.

Hasil Nur.M, Sutriana S (2019) menyatakan bahwa pemberian NPK

16:16:16 berpengaruh terhadap parameter berat umbi per umbi dengan perlakuan

terbaik dua kali pemupukan dosis 150 kg/ha sekali pemberian ( 300 kg/ha).
9

D. Penelitian Terdahulu Tentang Berbagai Pupuk Organik dan NPK

16:16:16 Terhadap Bawang Merah

Judul Penelitian : Peningkatan Produksi Bawang Merah Melalui

Tekhnik Pemupukan NPK

(The Shallot Production Increase Through NPK Fertilizer Technique)

Menurut Samadi dan Cahyono (2005),bawang merah dimanfaatkan untuk

menyembuhkan penyakit maag, masuk angin,menurunkan kadar gula dalam

darah, kolesterol, obat penyakit kencing manis,menghilangkan lendir dalam

tenggorokan,memperlancar peredaran darah, menghambat penimbunan trombosit,

dan meningkatkan aktivitas fibrinolitik karena bawang merah mengandung gizi

cukup tinggi, setiap 100 gram bahan terdapat 39kalori, protein 1,5 gr, hidrat

arang 0,3 gr lemak 0,2 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg,besi 0,8 mg, dan vitamin C

2 gr. Di sentra-sentra utama, komoditas ini diusahakan petani dari dataran rendah

sampai dataran tinggi. Bawang merah menghendaki suhu udara berkisar antara

25oC-30oC, tempat terbuka tidak berkabut,intensitas sinar matahari penuh, tanah

gembur, subur cukup mengandung organik akan menghasilkan pertumbuhan dan

produksi terbaik (Wibowo, 2006).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS2013) Impor bawang merah dari

negara Eropa mencapai 2,755 ton senilai 13,3 milyar setiap bulan, sedangkan pada

tahun 2012 (Januari-Desember) hanya 93 ribu ton dengan nilai 399 milyar

(Detik.com, 2013). Tingginya permintaan komoditas bawang merah akhir-akhir

ini karena ada hubungan meningkatnya jumlah penduduk, saat ini sering menjadi

salah satu topik yang hangat untuk diperbincangkan karena bernilai ekonomis

tinggi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pengembangan bawang merah masih


10

terbuka lebar (Suriani, 2011), namun produksi yang diusahakan petani masih

rendah, rata-rata 9,45 ton ha-terutama Pulau Jawa (BPS,2009), di luar Pulau Jawa,

Sumatera, dan Sulawesi mencapai 8,05 ton ha-1 (Sinartani,2013). Hasil penelitian

Pardede et al.(2014), menjelaskan bahwa produksi bawang merah diantaranya

dipengaruhi oleh pupuk. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah melakukan

pemupukan secara tepat.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pupuk NPK majemuk

memberikan respon terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bawang merah.

Meningkatnya partumbuhan tinggi tanaman diduga akibat tingginya kadar

nitrogen yang diberikan pada pertanaman untuk pembentukan dan pertumbuhan

sel. Selain itu adanya unsur hara mikro diduga juga berperan dalam meningkatkan

penyerapan hara. Hal ini sesuai pendapat Napitupulu dan Winarno (2009) yang

menyatakan bahwa pemberian nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan

tanaman, merangsang pembentukan klorofil, dan menyebabkan warna daun lebih

hijau, sehingga rasio pucuk akar bertambah. Karena itu pemberian nitrogen dapat

meningkatkan laju pertumbuhan tanaman.

Nitrogen mampu meningkatkan jumlah daun dan anakan karena nitrogen

merupakan salah satu unsur makro dibutuhkan tanaman sebagai bahan dasar

utama membangun protein untuk pertumbuhan. Hal ini sesuai pendapat Gardner

et al.(1991), nitrogen merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sebagai

penyusun asam amino, amida, dan unsur esensial untuk merangsang pembelahan

sel maupun pembesaran sel tanaman. Pupuk NPK majemuk memberikan

pengaruh terhadap bobot kering daun. Perlakuan A dan B berbeda nyata dengan
11

perlakuan lain walaupun kedua perlakuan sama-sama tidak berbeda sedangkan

terendah terdapat pada perlakuan C. Tingginya bobot kering daun perlakuan A

dan B ada kaitannya dengan peranan nitrogen untuk meningkatkan pertumbuhan

vegetatif. Hasil bobot kering menggambarkan kemampuan tanaman untuk

menghimpun bahan organik selama pertumbuhan apabila sumbangan hara

diabaikan, pertambahan bobot kering tersebut dinyatakan sebagai hasil dari

reduksi karbon dioksida.

Pupuk NPK majemuk yang mengandung magnesium (Mg) diduga mampu

meningkatkan panjang dan diameter umbi lebih baik, sebab magnesium

mempunyai peran dalam mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme

karbohidrat, enzim pernapasan, dan juga bekerja sebagai katalisator. Disamping

itu magnesium berfungsi sebagai kofaktor dalam enzim terutama yang

mengaktifkan proses fosforilase (Rosmarkam, 2001). Magnesium yang

terkandung dalam pupuk merupakan kelat dalam kloroplas. Magnesium mem

bentuk kelat dengan ADP, ATP, dan asam organik, oleh karena itu magnesium

penting untuk mengatur ratusan reaksi enzim. Hal ini sesuai pendapat Gardner

(1991), yang menyatakan metabolisme nitrogen dan sintesis protein tergantung

adanya unsur magnesium dan diperkirakan Mg menunjang integritas ribosom

tanaman.
12

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian Universitas

Islam Riau , Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air Dingin,

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Waktu pratikum ini dilaksanakan selama

4 bulan terhitung dari bulan September 2022 sampai Desember 2022.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah bibit bawang merah,

pupuk kandang, dithane M-45, antracol NPK 16:16:16. Sedangkan alat-alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, gembor, kayu, seng

plat/pank nama, kamera, meteran/penggaris, Timbangan Digital dan alat-alat tulis.

C. Pelaksanaan Praktikum

Kegiatan yang dilakukan dari awal pratikum sampai akhir pratikum yaitu

sebagai berikut

1. Persiapan Lahan Pratikum

Lahan tempat praktikum terlebih dahulu dibersihkan dari tumbuhan

penggangu dan sisa-sisa tanaman yang masih ada dilahan. Tujuan dari pembukaan

lahan ialah membersihkan gulma serta sampah-sampah yang ada di lahan tersebut,

yang kemudian lahan tersebut akan ditanami tanaman bawang merah, agar

perlakuan terhadap tanaman bawang merah tersusun rapi dan lahan yang

digunakan datar untuk memudahkan dalam penanaman, dan perawatan tanaman.

Pembersihan lahan pratikum menggunakan bantuan cangkul dan juga garu.


13

2. Pengolahan tanah dan pembuatan plot

Sebelum melakukan pratikum Tanah di balikan dan di gemburkan sehingga

memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar

tanaman menyerap unsur hara dengan kedalaman kurang lebih 20 cm.

Selanjutnya setelah tanah diolah dilakukan dengan membuat masing-masing plot

dengan ukuran 100 cm x 100 cm dengan jarak antar parit selebar 30 cm, yang

mana parit ini berfungsi sebagai drainase. Dengan tinggi plot 30 cm dengan jarak

tanam 20 cm x 20 cm.

3. Pemberian pupuk kandang

Pemberian pupuk kandang ini sebanayak 3 kg/plot, dilakukan dengan cara

menaburkan pupuk kandang diatas plot lalu diaduk/dicampur secara merata

dengan menggunakan cangkul. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada saat

seminggu sebelum tanam tanaman budidaya. Setelah dicampur, kemudian plot

tersebut harus disiram setiap hari untuk menambah dan mengaktifkan kadar unsur

hara di dalam tanah.

4. Pemasangan plank nama

Pemasangan plank nama dilakukan tiga minggu sesudah pembuatan plot

yang telah dibuat untuk umbi bawang merah yang akan ditanam. Pemasangan

plank nama dengan menulis nama, npm dan juga kelas pada plat seng dengan

menggunakan spidol.

5. Penanaman bibit bawang merah

Sebelum melakukan penanaman bibit bawang merah di potong bagian

atasnya ± 1/3, tujuan nya untuk membuat umbi bibit bawang merah lebih cepat
14

tumbuh, pertumbuhan bibit merata dan berpengaruh terhadap banyak nya anakan

dan jumlah daun, sehingga hasil meningkat.

Benih ditanam dengan cara tunggal sedalam ½ cm atau setengah ruas jari

dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan diperoleh titik tanam sebanyak 25 titik

tanam dan setiap lubang di isi 1 buah bibit bawang, kemudian lubang ditutup

dengan tanah gembur, tetapi jangan sampai bawang tertutup habis oleh tanah,

karena jika tertutup akan menyebabkan umbi bawang membusuk. Penanaman ini

dilakukan pada pagi hari.

6. Pemupukan pupuk NPK 16:16:16

Pemupukan pupuk NPK 16:16:16 dilakukan saat tanaman bawang merah

telah berumur 7 hst. Pemupukan dengan cara tugal, membuat lubang dekat dengan

tanaman. Kemudian pupuk dimasukan dan ditimbun dengan tanah yang gembur.

Dosis pupuk NPK 16:16:16 ini diberikan pada tanaman sebanyak 30 gr/plot.

Tujuan diberinya pupuk NPK ialah untuk memacu pertumbuhan bawang

merah saat memasuki fase generative pembentukan umbi. Unsur K pada NPK

dapat meningkatkan hasil panen umbi bawang merah.

7. Pemeliharaan

 Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore hari, penyiraman

dilakukan dengan menggunakan gembor. Kegiatan penyiraman dilakukan mulai

awal tanam hingga tanaman siap dipanen. Pada kondisi hujan penyiraman

ditiadakan jika kondisi tanah masih basah. Tujuan dari penyiraman agar

terpenuhuinya kebutuhan air pada tanaman dan menjaga kelembapan pada tanah.
15

 Penyiangan dan Pembumbunan


Penyingan dilakukan apabila disekitar tanaman terdapat gulma. Penyiangan

dilakukan bersamaan dengan pembumbunan. Fungsi pembubunan untuk

mendekatkan zat-zat hara/makanan yang terdapat dalam tanah dan agar tanaman

tidak rebah dan perakaran dapat berkembang dengan baik.

 Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara preventif, yaitu dengan

cara teknik budidaya yang benar seperti tanaman yang sehat, pembersihan areal

pratikum, pemupukan tepat, penyiraman yang benar dan sebagainya.

D. Parameter Pengamatan

a. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan secara periodik sebanyak 5 kali

dimulai pada umur 14, 21, 28, 35 dan 42 HST dengan menggunakan penggaris.

Agar standar pengukuran tidak berubah, maka pengukuran dilakukan dengan

bantuan ajir dengan menancapkan ajir pipet di dekat samping tanaman setinggi 10

cm dengan 5 cm ke dalam tanah dan 5 cm di atas permukaan tanah. Data hasil

pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

b. Jumlah daun (helai)


Pengamatan dilakukan dengan menghitung total keseluruhan jumlah daun

pada tanaman sampel. Pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah

dilakukan setelah tanaman berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali

sampai tanaman berumur 8 MST. Jumlah daun yang diamati dengan menghitung

jumlah daun tanaman bawang merah yang muncul. Data hasil pengamatan

disajikan dalam bentuk tabel.


16

c. Diameter Umbi (cm)

Pengukuran diameter umbi dilakukan setelah panen. Pengukuran diameter

umbi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Umbi yang terbesar dari

setiap sampel dipilih dan dilakukan pengamatan diameter. Data pengamatan

dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

d. Jumlah Umbi Per Rumpun (Buah)

Pengamatan jumlah umbi dilakukan setelah tanaman dipanen dengan cara

menghitung secara manual jumlah umbi pada tanaman sampel. Data dianalisis

secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

e. Berat Basah Umbi Per Rumpun (g)

Pengamatan terhadap berat basah umbi bawang merah dilakukan setelah

tanaman dipanen, dengan cara terlebih dahulu memotong daun serta akar dan

membersihkan tanah yang menempel pada umbi. Data akhir yang diperoleh

dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.

f. Berat Kering Umbi Per Rumpun (g)


Pengamatan terhadap berat kering umbi bawang merah dilakukan setelah

tanaman dipanen dan dikering anginkan selama satu minggu, pada setiap rumpun

ditimbang menggunakan timbangan analitik. Data hasil pengamatan dianalisis

disajikan dalam bentuk tabel. Berat kering simpan umbi dihitung setelah umbi

dikeringkan atau di jemur di bawah sinar matahari selama 5-7 hari setelah panen

pada setiap rumpun. Data akhir yang diperoleh dianalisis secara statistik dan

ditampilkan dalam bentuk tabel.


17

g. Susut Bobot Umbi (%)

Pengamatan terhadap susut bobot umbi dilakukan di akhir penelitian

dengan cara menghitung selisih berat basah dan berat kering umbi bawang merah.

Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

Susut bobot umbi dihitung dengan menggunakan rumus:

Berat Basah−Berat Kering


Susut Bobot Umbi = ×100 %
Berat Basah
18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi tanaman (cm)

Tabel 1. Hasil Pengamamatan Tinggi Tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Tinggi Tanaman


(cm)
1 Sabtu/ 12/11/2022 Sampel 1 24 cm
Sampel 2 26 cm
Sampel 3 22 cm
Sampel 4 27 cm
Sampel 5 22 cm
2 Sabtu/ 19/11/2022 Sampel 1 28 cm
Sampel 2 30 cm
Sampel 3 25 cm
Sampel 4 31 cm
Sampel 5 24 cm
3 Sabtu/ 26/11/2022 Sampel 1 30 cm
Sampel 2 33 cm
Sampel 3 28 cm
Sampel 4 34 cm
Sampel 5 28 cm
4 Sabtu/ 3/12/2022 Sampel 1 32 cm
Sampel 2 37 cm
Sampel 3 31 cm
Sampel 4 38 cm
Sampel 5 30 cm
5 Sabtu/ 10/12/2022 Sampel 1 40 cm
Sampel 2 44 cm
Sampel 3 37 cm
Sampel 4 45 cm
Sampel 5 37 cm

Data pada Tabel 1. Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran

ayam 3 kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang merah

berpengaruh terhadap tinggi tanaman bawang merah dan yang tertingi terdapat

pada sampel 4 dengan tinggi 44 cm dan terendah pada sampel 4, 5 dengan nilai 37

cm. Pada setiap sampel tanaman yang diamati mengalami pertambahan tinggi
19

pada setiap pengamatannya. Komposisi kandungan unsur hara N, P, dan K di

dalam pupuk ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah

lebih berkualitas. Perbaikan sifat fisik tanah tersebut berdampak baik terhadap

pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara di dalam tanah. Selain dapat

meningkatkan kandungan bahan organik pupuk NPK juga dapat meningkatkan

kesuburan tanah.

B. Jumlah daun per rumpun (helai)

Tabel 2. Hasil Pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Jumlah Daun per


Rumpun (helai)
1 Sabtu/ 12/11/2022 Sampel 1 10 helai
Sampel 2 13 helai
Sampel 3 9 helai
Sampel 4 10 helai
Sampel 5 9 helai
2 Sabtu/ 19/11/2022 Sampel 1 13 helai
Sampel 2 18 helai
Sampel 3 11 helai
Sampel 4 12 helai
Sampel 5 12 helai
3 Sabtu/ 26/11/2022 Sampel 1 15 helai
Sampel 2 19 helai
Sampel 3 13 helai
Sampel 4 15 helai
Sampel 5 13 helai
4 Sabtu/ 3/12/2022 Sampel 1 17 helai
Sampel 2 20 helai
Sampel 3 15 helai
Sampel 4 16 helai
Sampel 5 14 helai
5 Sabtu/ 10/12/2022 Sampel 1 19 helai
Sampel 2 22 helai
Sampel 3 16 helai
Sampel 4 17 helai
Sampel 5 16 helai
20

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman bawang merah,

Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam 3 kg dan NPK

16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang merah berpengaruh terhadap

jumlah daun bawang merah setiap minggunya. Dengan jumlah helai daun paling

banyak terdapat pada sampel 2 sebanyak 22 helai daun bawang merah.

C. Diameter (mm)

Tabel 3. Hasil Pengamatan diameter tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Diameter Umbi


(mm)
1 Senin/ 19/12/2022 Sampel 1 19 mm
Sampel 2 25 mm
Sampel 3 22 mm
Sampel 4 19 mm
Sampel 5 28 mm

Data pada Tabel diatas Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

kotoran ayam 3 kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang

merah berpengaruh terhadap Diameter bawang merah. Pada tabel dapat dilihat

bahwa sampel yang memiliki Diameter yang paling besar yaitu pada sampel 5

dengan nilai 28 mm dan yang kecil terdapat pada sampel 1 dan 4 dengan nilai 19

mm .

D. Jumlah umbi per rumpun (buah)

Tabel 4. Tabel Hasil Pengamatan jumlah umbi Tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Umbi per Rumpun


(umbi)
1 Senin/ 19/12/2022 Sampel 1 8 umbi
Sampel 2 5 umbi
Sampel 3 12 umbi
Sampel 4 14 umbi
21

Sampel 5 6 umbi

Data pada Tabel diatas Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

kotoran ayam 3 kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang

merah berpengaruh terhadap jumlah umbi per rumpun bawang merah. Pada tabel

dapat dilihat bahwa sampel yang memiliki jumlah umbi paling banyak terdapat

pada sampel 3 dengan jumlah 12 umbi dan yang paling sedikit pada sampel 2

dengan jumlah 5 umbi.

E. Berat basah umbi per rumpun (g)

Tabel 5. Hasil Pengamatan berat basah Tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Berat Basah Umbi


per Rumpun (g)
1 Senin/ 19/12/2022 Sampel 1 417 g
Sampel 2 613 g
Sampel 3 586 g
Sampel 4 471 g
Sampel 5 439 g

Data pada diatas Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kotoran

ayam 3 kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang merah

berpengaruh terhadap Berat basah bawang merah. Pada tabel dapat dilihat bahwa

sampel yang memiliki Rata-rata berat basah yang paling tinggi yaitu pada sampel

2 dengan nilai 517 g dan terendah sampel 1 dengan nilai 417 g . Pupuk npk dapat

memacu pertumbuhan generatif tanaman seperti daun, batang, akar, cabang dan

vegetatif seperti pembuahan dan pembungan. Bahwa pupuk NPK Mutiara

merupakan pupuk anorganik yang mengandung unsur hara makro N, P dan K


22

masing-masing 16%. Unsur hara N,P dan K tersebut sangat dibutuhkan untuk

merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

F. Berat kering umbi per rumpun (g)

Tabel 6. Hasil Pengamatan berat kering tanaman bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Berat Kering Umbi


per Rumpun (g)
1 Senin/ Sampel 1 208 g
Sampel 2 438 g
Sampel 3 503 g
Sampel 4 214 g
Sampel 5 458 g

Data pada Tabel diatas Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

kotoran ayam 3 kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman bawang

merah berpengaruh terhadap Berat kering bawang merah. Pada tabel 6 dapat

dilihat bahwa sampel yang memiliki berat kering yang paling tinggi yaitu pada

sampel 3 dengan nilai 503 g, dan sampel yang rendah terdapat pada sampel 1

dengan nilai 208 g. Sedangkan pemberian pupuk kandang ayam merupakan

sumber yang baik bagi unsur-unsur hara makro dan mikro dan mampu

meningkatkan kesuburan tanah serta menjadi substrat bagi mikroorganisme tanah

dan meningkatkan aktivitas mikroba sehingga lebih cepat terdekomposisi.

g. Susut Bobot Umbi

Tabel 7. Hasil Pengamatan susut bobot umbi bawang merah

No Hari/tgl/bulan/tahun Sampel Susut BobotUmbi


(%)
1 Senin/ 19/12/2022 Sampel 1 50 %
Sampel 2 28%
Sampel 3 14%
Sampel 4 54%
23

Sampel 5 40%

Data pada Tabel diatas Menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

kotoran ayam 3 kg kg dan NPK 16:16:16 sebanyak 30 gr/plot pada tanaman

bawang merah berpengaruh terhadap Susut bobot umbi bawang merah. Pada tabel

7 dapat dilihat bahwa sampel yang memiliki susut bobot yang paling tinggi yaitu

pada sampel 1 dengan nilai 50%, dan sampel yang rendah terdapat pada sampel

3 dengan nilai 14% .


24

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaruh utama pemberian NPK 16:16:16 berpengaruh nyata terhadap

semua parameter pertumbuhan Bawang Merah. Perlakuan terbaik adalah

pemberian pupuk NPK 16:16:16 30 g/plot.

2. pemberian pupuk kandang ayam merupakan sumber yang

baik bagi unsur-unsur hara makro dan mikro dan mampu meningkatkan

kesuburan tanah serta menjadi substrat bagi mikroorganisme tanah dan

meningkatkan aktivitas mikroba sehingga lebih cepat terdekomposisi.

3. Bawang merah dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah dengan

ketinggian tempat 10-250 m dpl dengan curah hujan 300-2500 mm/tahun.

Dan ketinggian 800-900 m dpl bawang merah dapat tumbuh, namun pada

ketinggian tersebut suhunya rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat dan umbinya kurang baik.

B. Saran

Saran saya terhadap praktikum ini sebaiknya untuk mahasiswa bisa lebih

aktif lagi dan bisa memanfaatkan lahan dan pupuk yang telah diberi oleh pihak

kampus. Saran untuk Restian Agustino selaku asisten dosen pada praktikum

lahan margina kali ini, agar dapat memberikan kami sedikit ilmu tentang cara

pengendalian dan perawatan dalam menanam bawang merah dengan curah hujan

yang tinggi agar tanaman bawang merah bisa tumbuh subur, sehat dan

menghasilkan produksi umbi bawang merah yang layak.


25

DAFTAR PUSTAKA

Andalasari, T. D., S. Widagdo., S. Ramadiana., danE. Purwati. 2017. Pengaruh


Media Tanam dan Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L .). Jurnal Polinela, 6(9): 28–
34.

Badan Pusat Statistik. 2021. https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi


tanaman-sayuran.html. diakses pada 30 Agustus 2022.

Gao, M., Li, J., danX. Zhang. 2012. Responses of soil fauna structure and leaf
litter decomposition to effective microorganism treatments in Da Hinggan
Mountains, China. Chinese Geographical Science, 22(6): 647–658.

Irfan, M. 2013. Respon Bawang Merah (Allium Ascalonicum L) Terhadap Zat


Pengatur Tumbuh dan Unsur Hara. Jurnal Agroteknologi, 3(2), 35–40.

Istina, Ida Nur. (2016). Peningkatan Produksi Bawang Merah Melalui Tekhnik
Pemupukan NPK. Jurnal Agro Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau.
Vol. III, No. 1 Juli 2016.

Lingga, P., dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk (Edisi Revi).
Swadaya.

Manoppo. 2014. Pengaruh Pupuk Kandang Dan Takaran NPK Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalinicum L.).Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Nur M, Sutriana S.2019.Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Bawang


Merah (Allium ascalonicum L.) pada Media Gambut dengan Pupuk Kompos
Serasah Jagung dan Frekuensi NPK 16:16:16.Jurnal Seminar Nasional Lahan
Suboptimal. PP. 110-119.Unsri Press.Palembang.

Rukmana, R., dan H. H. Yudirachman. 2018. Sukses Budi Daya Bawang Merah
di Pekarangan dan Perkebunan. Lily Publisher. Yogyakarta

Tandi, O. G., Paulus, J., dan Pinaria, A. (2015). Pertumbuhan Dan Produksi
Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Berbasis Aplikasi Biourine Sapi.
Eugenia, 21(3), 142–150.

Widyastuti, R. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk
Hayati Petrobiofertil Pada Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Skripsi. Universitas
Brawijaya.
26
27

LAMPIRAN

Lampiran 1. jadwal praktikum

JADWAL PRAKTIKUM

N KEGIATAN DESKRIPSI/

O TANGGA BULAN TAHU PRAKTIKU URAIAN

L N M PRAKTIKUM

Pembukaan areal lahan


praktikum dilakukan
menggunakan alat
cangkul bertujuan
mempermudah dalam
Pembukaan
melaksanakan
lahan dan
praktikum.Pembentuka
1. 3 Septembe 2022 pembuatan
n bedengan dilakukan
r bedengan
dengan membentuk
plot dengan ukuran
plot 1 x 1 M, dengan
kedalaman plot hingga
30 CM, dengan tujuan
agar akar bisa
berkembang lebih baik.
2. 24 Septembe 2022 Merapikan Untuk plot yang belum
r bedengan dan ada 1 x 1 M, dan
pemasangan kedalaman 30 CM ,
plang nama ditambah. Setelah rapi
dilanjutkan
pemasangan plang
nama setiap individu
pada plot yang sudah
28

ditetapkan. Plang nama


merupakan simbolis
dari kepemilikan plot
tersebut, dan plang
nama haruus seragam
satu kelas berwarna
hijau.
3. 8 Oktober 2022 Membersihkan Membersihkan gulma
gulma dan disekitar bedengan.
memberi Pupuk dasar yang
pupuk dasar diaplikasikan adalah
kotoran kandang ayam
dengan dosis pupuk
3kg per plot.
Pemberian pupuk
bertujuan untuk
memperbaiki struktur
tanah dengan
meningkatkan aerasi
tanah yang
berpengaruh terhadap
produktivitas lahan dan
dapat mencegah
degradasi lahan.
4. 29 Oktober 2022 Penanaman Memilih dan
umbi bawang memotong 1/3 bagian
ujung bawang, lalu
masukkan kedalam
wadah dan dicampur
dengan Dithone
kemudian aduk hingga
tercampur rata. Lalu,
29

membuat 25 titik
tanam dengan jarak
antara titik tanam
20x20 cm dan lakukan
penanaman dengan
cara membuat lubang
tanam sedalam ½ cm.
Jangan sampai tertutup
tanah karena jika
tertutup umbi bawang
akan membusuk. Lalu,
lakukan penyiraman.
5. 5 Novembe 2022 Pemberian Pengaplikasian pupuk
r pupuk NPK NPK pada tanaman
bawang dengan cara
diberi pada sela-sela
tanaman bawang, lalu
timbun dengan tanah
agar tidak menguap.
Dosis pupuk NPK
yang diberikan adalah
30 gr/plot. Tujuannya
adalah untuk memacu
pertumbuhan bawang
merah pada saat
memasuki fase
generatif pembentukan
umbi.
6. 12 Novembe 2022 Pemilihan Menentukan sampel
r sampel, sebanyak 5 sampel
mengukur dengan tanda pipet
tinggi disetiap sampelnya.
30

tanaman, Melakukan
pemberian pengukuran pada
fungisida, dan setiap sampel tanaman
pembubunan. bawang merah.
1.Sampel 1 : 24 cm
2. Sampel 2 : 26 cm
3. Sampel 3 :22 cm
4. Sampel 4 : 27 cm
5. Sampel 5 : 22 cm
Dilanjutkan dengan
pembubunan untuk
memperbaiki atau
meninggikan guludan.
7. 19 Novembe 2022 Pembubunan, Lakukan pembubunan
r pengukuran pada bawang yang
tinggi muncul kepermukaan
tanaman, tanah lalu bersihkan
pemberian gulma-gulma yang ada
pupuk NPK, disekitar plot. Lalu,
dan lakukan pengukuran
membersihkan tinggi tanaman dari
gulma. ujung pipet pada setiap
sampel.
1.Sampel 1 : 28 cm
2. Sampel 2 : 30 cm
3. Sampel 3 :25 cm
4. Sampel 4 : 31 cm
5. Sampel 5 : 24 cm
Pada plot dibuat 4
jalur untuk pemberian
pupuk NPK dengan
dosis 30 gr/plot dan
31

tutup kembali
menggunakan tanah.
8. 26 Novembe 2022 Pengukuran Melakukan
r tinggi pengukuran tinggi
tanaman, pada tanaman sampel.
pembersihan 1.Sampel 1 : 30 cm
gulma, dan 2. Sampel 2 : 33 cm
penyiraman. 3. Sampel 3 :28 cm
4. Sampel 4 : 34 cm
5. Sampel 5 : 28 cm
Lalu, membersihkan
gulma disekitar plot
agar pertumbuhan
bawang merah tidak
terganggu dan lakukan
penyiraman .
9. 3 Desember 2022 Pembersihan Penyiangan gulma
gulma, disekitar plot bawang
pembubunan, merah. Lalu, lakukan
pemangkasan pembubunan pada
daun kuning bawah merah yang
dan daun keluar dari permukaan
rebah, dan tanah. Kemudian
pengukuran lakukan pemangkasan
tinggi tanaman daun kuning dan daun
sampel. rebah (daun yang
patah) dengan gunting.
Dan lakukan
pengukuran tinggi
pada sampel tanaman
bawang merah.
1.Sampel 1 : 33 cm
32

2. Sampel 2 : 37 cm
3. Sampel 3 :31 cm
4. Sampel 4 : 38 cm
5. Sampel 5 : 30 cm

10. 10 Desember 2022 Pengukuran Lakukan pengukuran


tinggi pada setiap sampel
tanaman, bawang merah dan
pemangkasan amati setiap
daun kuning minggunya.
dan daun 1.Sampel 1 : 40 cm
rebah, 2. Sampel 2 : 44 cm
pemberian 3. Sampel 3 :37 cm
pupuk NPK, 4. Sampel 4 : 45 cm
dan 5. Sampel 5 : 37 cm
penyemprotan pemangkasan daun
dengan kuning dan daun rebah
antrasol. (daun yang patah)
dengan gunting.
Pengaplikasian pupuk
NPK pada bawang
merah dengan dosis
pemupukan 30 gr/plot.
Lakukan
penyemprotan antrasol
dengan dosis ml/16
liter air. Penyemprotan
dilakukan untuk
mencegah
pertumbuhan jamur.
11. 19 Desember 2022 Pemanenan, Panen umbi bawang
33

menghitung dengan cara mencabut


jumlah umbi tanaman agar umbi
per rumpun, dapat terlihat.
menimbang Menghitung jumlah
berat basah umbi setiap sampel.
umbi, dan 1.Sampel 1 : 8 umbi
mengukur 2. Sampel 2 : 5 umbi
diameter umbi 3. Sampel 3 :12 umbi
4. Sampel 4 : 4 umbi
5. Sampel 5 : 6 umbi
Lakukan penimbangan
pada setiap sampel
umbi.
1.Sampel 1 : 4,17 gr
2. Sampel 2 : 6,31 gr
3. Sampel 3 : 5,86 gr
4. Sampel 4 : 4,71 gr
5. Sampel 5 : 4,39gr
Mengukur diameter
umbi yang paling besar
dari setiap sampel.
1.Sampel 1 : 6 cm
2. Sampel 2 : 8 cm
3. Sampel 3 :7 cm
4. Sampel 4 : 7 cm
5. Sampel 5 : 8 cm
34

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Bawang Merah


Asal : lokal Brebes

Umur : mulai berbunga 50 hari - panen (60 % batang melemas)


60 hari

Tinggi tanaman : 34,5 cm (25 – 44 cm)

Kemampuan berbunga : agak sukar

Banyak anakan : 7 – 12 umbi per rumpun

Bentuk daun : silindris, berlubang

Warna daun : hijau

Banyak daun : 14 – 50 helai

Bentuk bunga : seperti payung

Bentuk biji : bulat, gepeng, berkeriput

Warana biji : hitam

Bentuk umbi : lonjong bercincin kecil pada leher cakram

Warna umbi : merah muda

Produksi umbi : 9,9 ton/ha umbi kering

Susut bobot umbi : 21,5 %


35

Keterangan : baik untuk dataran rendah

Peneliti : Hendro Sunarjono, Prasodjo, Darliah dan Nasran Horizon Arbain

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum


- Pembukaan Lahan dan Pembuatan Plot

- Pemasangan Plang Nama dan Merapikan Plot

- Memberikan Pupuk Dasar


36

- Pemotongan, Pemberian Fungisida dan Penanaman Umbi Bawang

- Penimbangan, Pemberian Pupuk NPK dan Penyiraman

- Penyemprotan fungisida
37

- Mengukur Tinggi Tanaman Bawang merah

- Pemanenan Bawang Merah


38

- Penimbangan Berat Basah Sampel Bawang Merah


39

- Pengukuran Diameter Umbi Bawang


40

- Penimbangan Berat Kering Bawang Merah

Anda mungkin juga menyukai