SKRIPSI
OLEH :
SYAHRUL HIDAYAT
1610025421023
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PAYAKUMBUH
2021
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA TAKARAN PUPUK KANDANG
KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
MENTIMUN (Cucumis sativa L)
OLEH :
SYAHRUL HIDAYAT
1610025421023
Menyetujui
NIDN : 0030076701
Ir. Rahmawati, MP
NIDN : 0030076701
i
KATA PENGANTAR
Selajutnya penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dekan, Ibu Ketua
Prodi Agroteknologi, Staf Pengajar, Karyawa/ti Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat serta semua pihak yang telah ikut membantu dan
memberikan fasilitas sehingga skripsi ini dapat selesai.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. Berat Buah Per Tanaman(g), Per Petak (Kg) Dan Per Hektar
(Ton) Mentimun pada Pemberian Beberapa Takaran Pupuk
Kandang Kambing pada Umur 5 Minggu Setelah 23
Tanam..........................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Mentimun (Cucumis sativa L.) adalah satu sayuran buah yang banyak
dikomsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Nilai gizi mentimun cukup baik
karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan
nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g protein, 0,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianime, 0,01 ribovlavin, 14 mg
asam, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Mentimun mentah bersifat
menurunkan panas badan juga meningkatkan stamina. Mentimun juga
mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula darah agar tidak
berubah menjadi lemak, baik untuk mengurangi berat badan kandungan seratnya
berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol dan
menetralkan racun (Sumpena, 2002).
mentimun di Payakumbuh Lima Puluh Kota pada tahun 2017 sebesar 13,173 ha
dengan produksi rata-rata 30,172 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2017).
Kompos kotoran kambing yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman
melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan
unsur hara yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman (Litbang, 2014).
2,10%, P205 0,66%, K2O 1,97%, Ca 1,64%, Mg 0.06%, Mn 233 ppm dan Zn
90,8% ppm (Sekmeto, 2006).
I. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Devisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Sub Class : Symperalae
Ordo : Cucumbitales
Famili : Cucumbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativa L. (Nawangsih, 2001).
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian
ujung daunnya runcing. Daun ini tumbuh berselang-seling keluar dari buku-buku
(ruas) batang. Perakaran mentimun meliliki akar tunggang dan bulu-bulu akar,
tatapi daya tembusnya relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh
karena itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan
air (Rukmana, 2007).
Mentimun dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi
1.000 meter diatas permukaan laut (dpl). Namun untuk pertumbuhan optimum
tanaman mentimun membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup (tempat
terbuka), dengan temperatur berkisar antara 21,1 - 26,7 Mentimun tumbuh
sangat baik dilingkungan dengan kisaran suhu udara 18 dan
kelembapan udara relatif 50-85% (Wijoyo, 2012).
6
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok
ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dan kwalitas baik
tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung humus, tidak tergenang dengan PH berkisar 6-7 pada PH tanah
kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan zat hara oleh akar sehingga
pertumbuhan tanaman akan terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu masam
tanaman mentimun akan menderita klorosis (tidak normal). Tanah yang kaya akan
bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena
memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Rukmana, 2004).
dan kepompong hama di dalam tanah mati terjemur sinar matahari (Moekasan,
2014).
2.3.2. Penanaman
a. Penyulaman
b. Pengairan
Pengairan dilakukan rutin dua kali sehari (pagi dan sore hari), terutama
pada fase awal pertumbuhan dan keadaan cuacanya kering. Cara pengairannya
dileb atau disiram dengan menggunakan alat bantu gembor (embrat). Pengairan
berikutnya disesuaikan dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga agar tidak
kekeringan. Pada fase pembungaan dan pembuahan, keadaan air tanah harus
memadai (cukup). Bila pada fase ini tanaman mentimun kekurangan air, akan
menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok-bengkok) (Rukmana, 2007).
d. Penyiangan
jenis OTP. Oleh karena itu, menjaga kebersihan kebun merupakan keharusan.
Penyiangan dilakukan menjelang pemupukan susulan pertama, selanjutnya
diulang tiap 2 minggu (Moekasan, 2014).
e. Pemupukan
Kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam merupakan pupuk kandang yang
paling sering digunankan. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa
berupa cair yang berasal dari kencing hewan (urine). Setiap hewan akan
menghasilkan kotoran dengan jumlah dan komposisi yang beragam. Pada
umumnya, kotoran ini mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman.
Puupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat
banyak mengandung unsur fosfor (Parnata, 2004).
f. Pemangkasan
Buah mentimun dapat dipanen pada umur 30-50 hst, ciri-ciri buah yang
dapat dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buauh antara 10-30 cm atau
tergantung jenis yang diusahakan jarak panen dilakukan antara 1-2 hari sekali.
Panen dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting.
Tangkai buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin
untuk mempertahankan laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah
mentimun dapat terjaga relatif lama (Sumpena, 2001).
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),
limah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah). Pupuk organik berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Pupuk organik memiliki fungsi
kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen fosfor, kalium,
kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt,
mangan, dan besi meskipun jumlahnya relative (Suriandikarta, 2005).
Pupuk kandang secara bertahap akan terdekomposisi dan unsur hara hasil
proses dekomposisi secara bertahap pula akan tersedia bagi tanaman. Pemberian
pupuk kandang secara teratur kedalam tanah, menghasilkan hara pada tanah
tersebut dalam jangka waktu lama akan tetap baik (Subatra, 2013). Tanaman akan
tubuh dengan baik dan subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tersedia dengan
cukup dan seimbang serta pembentukan pucuk atau daun baru akan lebih baik
dengan tersedianya nutrisi (Dewi, 2016).
kambing, tetapi tidak berbeda nyata dengan aplikasi pupuk kandang kambing 7,5
ton/ha. Kerapatan tanaman 75.556 tanaman/ha mampu meningkatkan hasil panen
tongkol segar dengan klobot sebesar 41,59% dibandingkan kerapatan tanaman
45.333 tanaman/ha.
a. 0 ton/ha
b. 10 ton/ha
c. 15 ton/ha
d. 20 ton/ha
e. 25 ton/ha
15
2.4. Pelaksanaan
2.4.3. Penanaman
2.5. Pemeliharaan
2.5.1. Penyiraman
2.5.2. Penyulaman
2.5.3. Penjarangan
Pemasangan turus dilakukan 3 hari setelah tanam agar tidak merusak akar
tanaman. Turus yang digunakan dari bilah-bilah bambu yang berukuran 2 meter,
kemudian dihubungkan dengan tali rafia dengan tujuan agar sulur dapat menjalar
dengan baik. Turus ditancapkan dengan jarak 3 cm.
2.5.6. Pemupukan
Pupuk yang diberikan adalah sesuai dengan dosis anjuran yaitu 250 kg/ha
pupuk urea setara dengan 25 gram/petak, 120 kg/ha pupuk SP36 setara dengan 12
gram/petak dan 125 kg/ha pupuk KCL setara dengan 12,5 gram/petak. Pupuk urea
diberikan 2 kali yaitu umur 1 dan 3 minggu setelah tanam, sedangkan pupuk SP36
dan KCL diberikan pada umur 1 minggu setelah tanam. Pupuk diberikan dengan
cara melingkar disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari pangkal tanaman.
2.5.8. Panen
Diamati dengan cara menghitung jumlah hari, dari awal tanam sampai
panen pertama.
2.6.7. Berat Buah Tanaman, Per Petak dan Per Hektar (kg/ha)
Pengamatan terhadap berat buah per petak adalah dengan cara menimbang
semua buah yang ada pada satu petak percobaan, kemudain jumlahkan dari semua
panen yang telah dilakukan sebelumnya.
Sedangkan untuk mengetahui berat buah per hektar, maka berat buah per
petak dikonversikan ke berat per hektar dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Tabel 1. Tinggi Tanaman (cm) Mentimun pada Pemberian Beberapa Takaran Pupuk
Kandang Kambing pada umur 4 Minggu Setelah Tanam.
Tabel 2. Umur Berbunga dan Umur Panen Tanaman Mentimun pada pemberian
beberapa takaran pupuk kandang kambing.
Muncul Umur
Takaran Pupuk Kandang Kambing
Bunga(Hari) Panen(Hari)
0 ton/ha 28 37
10 ton/ha 28 37
15 ton/ha 28 37
20 ton/ha 28 37
25 ton/ha 28 37
*Data tidak diolah
Tabel 3. Panjang Buah (cm) dan Diameter Buah (cm) Mentimun pada Pemberian
Beberapa Takaran Pupuk Kandang Kambing.
pristiwa ini adalah cahaya matahari, curah hujan, kecepatan angin dan ketersedian
unsur hara di dalam tanah. Faktor internal (genetik) yaitu apabila umur tanaman
sudah melewati masa vegetatif maka pertumbuhan tanaman mentimun akan
dilangsungkan degan usia seperti generatif pertumbuhan bunga dan buah.
Hal ini sesuai dengan Ellisa (2004) bahwa faktor yang mempegaruhi saat
pembentukan panjang buah dan diameter buah yaitu faktor eksternal (lingkungan)
yang di pengaruhi dalam pristiwa ini adalah cahaya matahari, curah hujan,
kecepatan angin dan ketersedian unsur hara di dalam tanah.
4.1.4. Berat Buah Pertanaman(g), Berat Buah Perpetak (kg), dan Berat
Buah Perhektar (ton)
Hasil pengamatan terhadap berat buah per tanaman(g), perpetak (kg) dan
per hektar (ton) mentimun pada pemberian beberapa takaran pupuk kandang
kambing setelah dianalisis secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5% dapat
dilihat pada Tabel 4, dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1.
24
Tabel 4. Berat Buah Per Tanaman(g), Per Petak (Kg) Dan Per Hektar (Ton)
Mentimun pada Pemberian Beberapa Takaran Pupuk Kandang Kambing
pada Umur 5 Minggu Setelah Tanam.
Berbeda tidak nyatanya berat buah per tanaman(g), per petak (kg) dan per
hektar (ton) tanaman mentimun pada pemberian terhadap beberapa takaran pupuk
kandang kambing diduga erat hubunganya dengan pertumbuhan vegetatif
sebelumnya. Dimana pertumbuhan vegetatif yang baik akan memberikan hasil
yang baik juga. Hal ini sejalan dengan pendapat Kurniawati (2008) menyatakan
pertumbuhan organ vegetatif yang optimal,khususnya organ-organ tanaman yang
dilakukan proses fotosintesis nantinya akan mampu mensuplai asimilat bagi
perkembagan buah.dalam pertumbuahan dan perkembagan buah memerlukan
asimilat dalam jumlah yang cukup. Peningkatan suplai asimilat yang menunju ke
buah akan menyebabkan buah tumbuh dan berkembang dengan baik.
4.2.1 Kesimpulan
4.2.2 Saran
RINGKASAN
Mentimun (Cucumis sativa L.) adalah satu sayuran buah yang banyak
dikomsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Nilai gizi mentimun cukup baik
karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan
nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g protein, 0,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianime, 0,01 ribovlavin, 14 mg
asam, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Mentimun mentah bersifat
menurunkan panas badan juga meningkatkan stamina. Mentimun juga
mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula darah agar tidak
berubah menjadi lemak, baik untuk mengurangi berat badan kandungan seratnya
berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol dan
menetralkan racun (Sumpena, 2002).
Pupuk organik adalah pupu yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang dipergunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah (Susanto, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2015. Mengenal Karakteristik Dan Syarat Tumbuh. Html w.w.w. Petani
hebat.com/2015/10/klasifikasi dan morfologi tanaman timun.html
Bara, A dan M.A. Chozin. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung
(Zea mays. L) Di Lahan Kering. Dalam Kumpulan Makalah Seminar
hasil Penelitian Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Brian Feri Andrea, et al. 2014. Pengaruh Jenis Kompos Ternak Dan Waktu
Penyiangan Terhadap Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa sub.
Chienensis) Organik. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Damanik, et al. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Usu Press. Medan.
Feri, Deden. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jeruk (Citrus
sp).Tersedia: http//insipirasisahabat.blogspot,co.id/2014/03/hama-dan-
penyakit-padatanaman-jeruk.html.
Gardner, F.P, R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman.
Universitas Undonesia Press. Jakarta.
30
Hartatik dan L.R. Widowati. 2010. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id.
Imdad, H P dan Nawangsih, AA. 2001. Sayuran Jepang Edisi Ke-3. Jakarta: PT
Penebar Swadaya.
Marsono dan Paulus Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasinya. Jakarta.
Penerbar Swadaya.
Moekasan, T.K, Pujiastuti. Y., Sodikin, E., Rauf, A. 2014. Panduan Praktis
Budidaya Mentimun Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Haman
Terpadu (PHT). Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Parnata, Ayub S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta.
Agromedia Pustaka.
Pranata, A,S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. Jakarta:
Agromedia.
31
Purwanti, A. dan Anas, D.S. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sayuran Dalam Nethouse.
Soedyanto dan Hamadi. 1984. Pupuk Kandang Hijau dan Kompos. Bumi Restu.
Yogyakarta.
Subhan et al. 2005. dan Rizwan. 2008. Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap
Produksi.
Suriadikarta, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bandung. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sutedjo, Mulyani. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
B a D C A
b U
D E A B
A B c
D E
S
C A E D
d
E C B C
Keterangan :
I, II, III, IV : Kelompok
A,B,C,D,E : Perlakuan
a. Jarak Antar Kelompok : 50 cm
b. Jarak Antar Petak : 50 cm
c. Lebar Petak :1m
d. Panjang Petak : 1,2 m
35
X x
d
A
X c X
x
X
Keterangan :
X : Tanaman mentimun
X : Tanaman sampel
A : Panjang petakan (1.2m)
B : Lebar petakan (1m)
C : Jarak antar baris (40 cm)
D : Jarak dalam baris (40 cm)
36
Total 43.01
19
ns) non signifikan
F Tabel
SK Db JK KT F Hitung
5%
Ft
SK DB JK KT Fh
5%
Total 19
Ft
SK DB JK KT Fh
5%
Kelompok 3 48,62 16,21 0,45 3,49
Perlakuan 4 459,05 114,76 3,18)ns 3,26
Galat 12 433,35 36,11
Total 19
ns) non signifikan
38
Rata-rata KTK
Tanah (me/100 16,33 %
gram) Rata-rata Sedang
N Total Tanah.
Rata-rataN Total Tanah 0,26 % Sedang
Tinggi
N 0,70 %
Sedang
P2O5 0,40 %
C/N 20 – 25 % Tinggi
(https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk%20k
andang.pdf)
40
Lampiran 7. Data Curah Hujan (mm) Dari Bulan Agustus 2020 Sampai
Bulan Oktober 2020
Curah Hujan (mm)
No
Agustus September Oktober
1 1,1 0 1,5
2 0 0 1
3 0 0 10,5
4 0 0 1,5
5 0 0 0
6 0 0 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 0 2,5 3
10 0 0 0
11 0 1,1 0
12 0 0 0
13 0 0 0
14 1,2 1,1 6
15 3,8 1,1 3,5
16 2,2 0 0
17 1,2 0 0
18 0 6,4 0
19 1,1 1,1 0
20 1,1 0 0
21 0 0 0
22 2,5 0 17
23 0 1,1 3,5
24 3,3 1,1 0
25 0 8,3 0
26 1,3 1,1 0
27 0 1,1 0
28 0 0 0
29 0 0 0
30 64,9 0 5,5
31 0 X 0
Jumlah 83,7 26 53
Rata-Rata 2,7 0,83871 1,71
Sumber : Balai Penyuluh Peranian (BPP) Kecamatan Payakumbuh Utara Kota
Payakumbuh (2020)
41