DASAR-DASAR AGRONOMI
Oleh:
ANTAMA SURWADINATA
11880213467
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iv
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum............................................................................... 2
V. PENUTUP ............................................................................................... 26
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 26
5.2. Saran …............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 27
LAMPIRAN .................................................................................................... 30
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Rerata Umur Berkecambah Tanaman Bayam, Kangkung dan Pakcoy 8
4.2. Rerata Tinggi Tanaman Tanaman Bayam, Kangkung dan Pakcoy ..... 16
4.3. Rerata Jumlah Daun Tanaman Bayam, Kangkung dan Pakcoy........... 19
4.4. Rerata Diameter Batang Tanaman Bayam, Kangkung dan Pakcoy..... 21
4.5. Rerata Bobot Segar Tanaman Bayam, Kangkung dan Pakcoy............. 22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Tanaman Bayam................................................................................... 6
2.2. Tanaman Kangkung.............................................................................. 6
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Tinggi Tanaman.............................................................................. 30
2. Data Jumlah Daun................................................................................... 31
3. Data Diameter Batang............................................................................. 32
4. Data Bobot Segar.................................................................................... 33
5. Dokumentasi Kegiatan............................................................................ 34
vi
I. PENDAHULUAN
1
dari sederhana sampai maju dan pada saatnya tingkat efektivitas dan efisiensi
ternyata dipengaruhi oleh tingkat budaya manusianya. Dalam kaitannya dengan
lingkungan, agronomi merupakan suatu kegiatan pengelolaan tanaman dengan
jalan mengkonversikan CO2 dari udara, air dan unsur hara dari dalam tanah
dengan bantuan energi surya, menjadi bahan yang memberikan daya guna dan
hasil guna yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Agronomi dapat juga
dipandang sebagai ilmu konversi karena agronomi merupakan suatu sistim
pengubahan energi sinar surya melalui tanaman menjadi energi biokimia yang
dapat dimanfaatkan secara maksimum oleh manusia didalam memelihara
kehidupannya. Chandrasekaran et al. (2010) memberikan pengertian “baru”
agronomi, yaitu aplikasi ilmu dan teknologi untuk memajukan sistem produksi
tanaman dengan tetap menjaga kualitas udara, tanah, dan air. Dalam konteks ini,
agronomi berkaitan erat dengan nilai ekonomi dengan tetap mengedepankan
kelestarian ekologi dan keberlanjutan (sustainability). Berdasarkan atas pengertian
agronomi, terdapat tiga unsur pokok dan ketiganya disebut juga dengan
unsurunsur agronomi, yaitu:
1. Lapang produksi (lingkungan tanaman)
2. Pengelolaan (manajemen)
3. Produksi maksimum (sebagai hasil dari lapang produksi dan
pengelolaam).
.
Ruang lingkup agronomi terdiri dari: bidang-bidang pemuliaan tanaman,
teknologi benih, teknik budidaya, pemberantasan hama dan penyakit tanaman
(HPT), pemanenan, pengolahan dan penyimpanan. Seluruh komponen ruang
lingkup agronomi ini mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan satu
dengan yang lainnya guna mendapatkan hasil yang maksimal.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Carryophillales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus L.
3
bercabang banyak. Percabangan akan melebar dan tumbuh tunas baru bila sering
dilakukan pemangkasan.
Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung
tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip
ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun.
Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanah dan dapat tumbuh
sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. Waktu tanam bayam
yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulan OktoberNovember atau
pada awal musim kemarau antara bulan Maret-April. Bayam sebaiknya ditanam
pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7 (Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura, 2009). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(2010) dalam laporannya menambahkan pertumbuhan paling baik pada tanah
subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-350C. Hal ini sesuai dengan
laporan dari Departemen Agronomi dan hortikultura (2006) menyebutkan bahwa
bayam termasuk sayuran dataran tinggi, tetapi dapat hidup di dataran rendah.
Bayam menghendaki tanaman yang subur dang gembur. Derajat kemasaman (pH)
yang diinginkan berkisar 6-7. Tanah yang pHnya lebih tinggi atau lebih rendah
tanaman bayam tidak dapat tumbuh dengan baik.
4
2. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-
7, dan tidak menggenang (becek).
1. Pemilihan Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok
dan Cimangkok. Namun yang tersedia di tempat penjualan be nih adalah
varietas Bisi dan Maestro. Daya tumbuhnya lebih dari 90 %, vigor murni,
bersih dan sehat.
2. Pengolahan tanah.
3. Penanaman
b) Biji bayam disebar pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10–15
cm. Kemudian larikan ditutup dengan lapisan tanah tipis.
5
c) Melalui persemaian. Cara ini digunakan untuk menanam bayam petik.
Pertama benih disemai, kurang dari 10 hari benih sudah tumbuh. Kemudian
dilakukan pembumbunan dan dipelihara selama 3 minggu sampai bibit siap
dipindahkan ke lapangan. Jarak tanam pada system ini adalah 50 x 30 cm.
4. Pemeliharaan
Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah
tanaman berumur 7 hst dan 14 hst. Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh
gulma terutama untuk pertanaman bayam cabut. Jika ada serangan hama dan
penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau
disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati.
5. Panen
Bayam cabut dapat dipanen bila umur tanaman antara 3 – 4 minggu setelah
tanaman tumbuh dengan tinggi sekitar 20 cm. Cara panen ialah dicabut dengan
akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas
permukaan tanah. Bayam petik mulai dipanen bila umur tanaman antara 1 – 1,5
bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Produksi tanaman bayam
yang dipelihara dengan baik dapat mencapai 50 – 100 kg/100 m².
6
2.2.1. Botani Tanaman Kangkung
Praktikum Teknologi Biofertilizer dan Biopestisida dilaksanakan di
Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah dan Lahan
Praktikum Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau
7
2.3.3. Teknik Budidaya
Praktikum Teknologi Biofertilizer dan Biopestisida dilaksanakan di
Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah dan Lahan
Praktikum Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau
8
III. MATERI DAN METODE
9
Tindakan selanjutnya pemberian Pupuk Kandang,dosis yang diberkan 25
ton/ha (5 kg/bedengan) ditabur secara merata diatas guludan/bedengandan diaduk
rata (pupuk yang digunakan harus sudah masak dengan ciri-ciri berwarna cokelat
kehitaman, tidak berbau busuk namun berbau tanah) (Gambar 3.2.)
3.3.2. Penanaman
1) Bayam
Penanaman bayam dilakukan dengan cara menyebar langsung pada
larikan/barisan . Sebelum biji bayam disebar, terlebih dahulu bijibayam dicampur
dengan pasir kering atau abu bekas sisa pembakaran (untuk meratakan penyebaran
biji bayam saat disebar dan untuk menghindari biji bayam tertinggal ditangan saat
penyebaran). Biji bayam yang sudah bercampur pasir atau abu tersebut dapat
disebar langsung secara merata di atas guludan (bedengan) dan ditutup tipis
menggunakan tanah halus setebal 1-2cm.
10
Apabila penanaman menggunakan larikan/barisan, maka terlebih dahulu
buatlah larikan/barisan dengan cara menggores tanah diatas permukaan guludan
(bedengan). Larikan/bedengan dibuat bisa menggunakan jari tangan atau kayu
ranting. (Gambar 3.4.) Selanjutnya biji bayam ditanam langsung dalam
larikan/barisan. Jarak antar larikan atau barisan adalah 5-10cm. Kemudian
benihditutup menggunakan tanah halus setebal 1-2cm. (Gambar 3.5.)
11
dilakukan dengan cara mencabut bersama akarnya atau dengan cara memotong
pangkal batang 1-2 cm dari permukaan tanah.
2) Kangkung
Sebelum benih kangkung ditanam, terlebih dahulu dilakukan pembuatan
larikan/barisan pada guludan (bedengan) atau kotak dengan cara menggores
tanah diatas permukaan guludan (bedengan) atau kotak menggunakan jari tangan
atau kayu ranting (Gambar 3.4.)
Selanjutnya benih Biji kangkung ditanamlangsungdalamlarikan/barisan.
Jarakantar larikanataubarisanadalah10-50cm.Selanjutnya benih ditutup
menggunakantanahhalus setebal1-2cm (Gambar 3.5.) Sirami guludan/bedengan
menggunakan air bersih, sampai guludan/bedengan basah (lembab). Penyiraman
selanjutnya dapat dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore dengan menggunakan
gembor, gayung atau selang), penyiraman tidak dilakukan bila hujan
menyebabkan bedengan/kotak basah (lembab).
Lakukan pemeliharaan berupa penyiangan (pembersihan) gulma yang
tumbuh pada dan sekitar guludan/bedengan atau kotak. Pengamatan dilakukan
dari awal penanaman hingga akhir masa praktikum dengan interval pengamatan 1
minggu sekali.
Kangkung dipanen sama dengan bayam, yaitu apabila tingginya telah
mencapai kira-kira 20-30 cm, yaitu pada umur 3-4 minggu setelah penyebaran
benih. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabut bersama akarnya atau
dengan cara memotong pangkal batang 1-2 cm dari permukaan tanah.
3) Pakcoy
Benihpakcoyditanamdenganjaraktanam 10 cm x 10 cm.Terlebih dahulu
sebelum penanaman buatlahlubangtanamsedalam 2-3 cm. Benihpakcoyditanam 2-
3 benihperlubangtanam. Selanjutnya benihditutup menggunakantanah. Terdapat
19 Tanamankesamping dan 9 tanamankebawah
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
13
dilakukan, pada perlakuan asap cair dengan konsentrasi 1% sudah menunjukkan
penghambatan
14
4.5. Bobot Segar (g/tanaman)
Sampel tanah pada praktikum ini diambil berdasarkan jenis tanah yang
berbeda (mineral dan bergambut) serta kedalaman yang berbeda yakni 0-6,5 cm
dan 6,5-13 cm. Kadar air (water content) sampel tanah mineral dan bergambut
yang diambil dari lahan praktikum UARDS dapat dilihat pada Tabel 4.2. .
Tabel 4.5. Rerata Bobot Segar Tanaman Bayam, Kangkung dan Sawi
Komoditas Bobot segar (g/tanaman)
Bayam
Kangkung
Pakcoy
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa pemberian asap cair kulit batang sagu
sangat berpengaruh dalam menekan laju pertumbuhan koloni patogen G.
orbiforme pada cawan Petri. Hal ini didasari selama penelitian yang telah
dilakukan, pada perlakuan asap cair dengan konsentrasi 1% sudah menunjukkan
penghambatan
15
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktikum Teknologi Biofertilizer dan Biopestisida dilaksanakan di
Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah dan Lahan
Praktikum Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Praktikum ini dilaksanakan
5.2. Saran
Praktikum Teknologi Biofertilizer dan Biopestisida dilaksanakan di
Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah dan Lahan
Praktikum Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Praktikum ini dilaksanakan
16
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. L., Udiantoro dan A. Halim. 2016. Karakteristik Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) dengan Perlakuan Perebusan dan Pengukusan.
Jurnal Ziraa’ah, 41: 97-102.
Agustina, N.A. 2020. Efektivitas Daya Hambat Asap Cair Tempurung Kelapa
(Coccus nucifera) terhadap Pertumbuhan Jamur Ganoderma orbiforme,
Agroprimatech, 3(2): 79-88.
Apituley, D.N.A. dan P. Darmadji. 2013. Daya hambat Asap Cair Kulit Batang
Sagu terhadap Kerusakan Oksidatif Lemak Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Asap. Agritech, 33(2): 162-167.
Asmawit dan Hidayati. 2016. Karakteristik Destilat Asap Cair dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit Proses Redestilasi. Jurnal Majalah Biam, 12: 8-14.
17
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman
18
10
11
12
13
14
Rata-rata
19
Lampiran 2. Data Jumlah Daun
Jumlah Daun
Bayam
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rata-rata
Jumlah Daun
Kangkung
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rata-rata
Jumlah Daun
Pakcoy
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20
10
11
12
13
14
Rata-rata
21
Lampiran 3. Data Diameter Batang
22
10
11
12
13
14
Rata-rata
23
Lampiran 4. Data Bobot Segar
24
13
14
Rata-rata
25
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
26