OLEH:
ANWARY MAHSA
NIM. 2006112493
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN REMPAH
OLEH:
ANWARY MAHSA
NIM. 2006112493
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
ANWARY MAHSA
NIM. 2006112493
Menyetujui,
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii
I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................... 3
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
2.1 Tanaman Jahe.................................................................................... 4
2.2 Tanah Inceptisol................................................................................. 6
2.3 Pupuk Kandang Ayam........................................................................ 8
2.4 Pupuk NPK...................................................................................... 10
III METODOLOGI..................................................................................... 12
3.1 Tempat dan Waktu............................................................................. 12
3.2 Bahan dan Alat.................................................................................. 12
3.3 Metode Praktikum............................................................................. 12
3.4 Pelaksanaan Praktikum...................................................................... 13
3.5 Parameter Pengamatan....................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 24
LAMPIRAN................................................................................................ 27
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tinggi Tanaman .................................................................................... 17
2. Jumlah Daun.......................................................................................... 18
3. Jumlah Tunas......................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tanaman Jahe......................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Deskripsi tanaman jahe.......................................................................... 27
2. Denah praktikum.................................................................................... 28
3. Perhitungan dosis pupuk organic........................................................... 29
4. Dokumentasi.......................................................................................... 30
I PENDAHULUAN
dapat tumbuh subur di negara kita. Tumbuhan obat merupakan bahan baku
terpenting dalam produksi jamu dan obat herbal (Savitri, 2016). Untuk
maksimal. Budidaya dipahami sebagai segala usaha manusia yang ditujukan untuk
bercocok tanam yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik
daripada kegiatan pertanian. Oleh karena itu tujuan budidaya tumbuhan obat
adalah untuk menghasilkan simplisia yang bermutu tinggi (Kemenkes RI, 2011)
dan memungkinkan ketersediaannya sebagai obat bagi keluarga yang sakit setiap
Tanaman obat lebih efektif bila digunakan segar. Hal ini bisa dihindari
Sehingga tidak hanya sebagai tanaman obat keluarga (TOGA), tetapi juga dapat
dimanfaatkan sebagai usaha sampingan bagi ibu rumah tangga (Ashari et al.,
Setiap jenis tanaman obat memerlukan kondisi tanah yang spesifik untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal. Kondisi tanah yang perlu diperhatikan
meliputi kesuburan fisik tanah (struktur, tekstur, komposisi, porositas, suhu tanah,
2017).
dalam mencapai pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Hayati dkk. (2012)
pertumbuhan tanaman, dengan media tanam menjadi salah satu faktor lingkungan
yang perlu diperhatikan. Substrat tanam yang baik harus memenuhi persyaratan
tertentu, seperti B. bebas dari bakteri hama dan penyakit, bebas gulma, pengikat
air, tetapi juga membuang atau mengalirkan kelebihan air, kotoran dan air pori
agar akar tumbuh dan berkembang dengan mudah selama penanaman . sedang dan
asam. nilai pH) antara 6 dan 6,5. Struktur dan kondisi struktur yang baik
tanah yang diinginkan tanaman adalah struktur tanah yang gembur dengan ruang
pori yang terisi air dan udara untuk penyerapan hara yang optimal.
terkini tentang pengelolaan hara tanaman sangat penting bagi petani untuk
kotoran ayam dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia. Menurut Kadekoh
dan Amirudin (2007), pemupukan yang ideal terjadi apabila unsur hara yang
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dipelajari pengaruh aplikasi pupuk organik
2
dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kunyit. Selain NPK,
pupuk organik juga dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah yaitu
kotoran ayam. Pupuk kandang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanah dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Kotoran ternak berpotensi sebagai
bahan baku pupuk organik karena kotoran ternak mengandung unsur hara yang
vegetative tanaman jahe (Zingiber officinale) melalui pemberian pupuk NPK dan
3
II TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jahe berasal dari Cina dan India yang dikenal sebagai sebuah
negara dimana jahe digunakan sebagai obat. Bangsa Romawi dan Yunani
menerima jahe dari para pedagang Arab yang membawanya dari India. Sedangkan
tumbuhan berbunga (temu-temuan). Diantara jenis rimpang jahe, ada 2 jenis jahe
yang telah dikenal secara umum, yaitu jahe merah (Zingiber officinalevar.
rubrum) dan jahe putih (Zingiber officinale var. amarum). Jahe merah (Zingiber
officinale var. Rubra) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dan
oleoresin yang sudah lama dimanfaatkan masyarakat untuk bahan rempah dan
panjang 15 cm - 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, dan tersusun teratur dua baris
dan berbunga. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu: jahe besar (jahe gajah) yang ditandai dengan ukuran
rimpang yang besar, berwarna muda atau kuning, berserat halus dan sedikit
beraroma maupun berasa kurang tajam; jahe putih kecil (jahe emprit) yang
ditandai dengan ukuran rimpang yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk
agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam; jahe
4 merah yang ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,
Morfologi jahe secara umum terdiri atas struktur rimpang, batang, daun,
bunga dan buah. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30-100 cm.
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15-23 mm dan
panjang 8-15 mm. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya ada tiga
jenis jahe yang dikenal, yaitu: jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) atau
jahe putih, jahe putih kecil atau jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum),
dan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) atau jahe sunti (Wardana,
2002).
berbentuk tongkat atau bulat telur yangsempit, dan sangat tajam (Wardana, 2002).
membentuk cabang dan ranting saling tindih sehingga pada suatu saat membentuk
gumpalan rimpang yang agak tebal. Rimpang tampak berbuku-buku dan kuntum
terminal dari cabang rimpang dapat membentuk tanaman baru sehingga terbentuk
5
rumpun yang terdiri atas beberapa batang pokok. Batang pokok dapat mencapai
dari 0,3 hingga 0,75 meter. Warna batang hijau sedangkan warna pangkal batang
putih sampai kemerahan. Bentuk batangnya silindris dan licin. Rimpang jahe
secara teratur, panjang 15–23 cm dan lebar 0,8–2,5 cm. Helaian daun panjangnya
2-4 meter dan berbulu. Lidah daun (ligula) panjangnya 0,75-1 cm, tetapi tidak
berbulu. Sedangkan warna permukaan daun bagian atas lebih gelap daripada
Bunga tumbuh dari rimpang yang dipisahkan oleh daun atau pseudostasis.
Bunganya berbentuk togkat, atau terkadang umbi berbentuk telur, yang menonjol
dari tanah. Batangnya hampir tidak berbulu dan panjangnya 25 cm, sedangkan
urat daunnya sedikit berbulu. Sisik pada gagang bunga 5-7, lanset dan berdekatan.
Daun pelindung (lingkaran) bunga berwarna hijau muda, berbentuk lonjong atau
berbentuk dubur dan tidak berbulu. Bracts memiliki 1-8 bunga. Mahkota Buga
bibirnya berwarna ungu tua dan putih kekuningan. Kepala sari ungu panjangnya 9
mempunyai kandungan liat yang rendah, yaitu < 8% pada kedalaman 20-50 cm.
6
tercuci Sanchez,(1992). Tanah jenis ini menempati hampir 4% dari luas
keseluruhan wilayah tropika atau 207 juta hektar.Oleh karena itu sebagian besar
jenis tanah ini mengalami pelapukan sedang dan tercuci karena pengaruh musim
basah dan kering yang sangat mempengaruhi tingkat pelapukan dan pencucian.
Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol antara lain; bobot jenis 1,0 g/cm3,
0,09, nilai porositas 68 % sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak pada 0,1 ±
1 atm (Resman et al., 2006). Karakteristik tanah Inceptisol memiliki solum tanah
agak tebal yaitu 1-2 meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua,
tekstur pasir, debu, dan lempung, struktur tanah remah konsistensi gembur, pH 5,0
sampai 7,0, bahan organik cukup tinggi (10% sampai 31%), kandungan unsur hara
yang sedang sampai tinggi, produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi (Nuryani
et al., 2003).
yang paling utama adalah proses pelapukan, sedangkan proses pedogenesis yang
menjadi bahan induk (Resman et.al., 2006). Inceptisol yang banyak dijumpai pada
tanah sawah memerlukan masukan yang tinggi baik untuk masukan anorganik
sisa panen kedalam tanah saat pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang atau
pupuk hijau) terutama bila tanah sawah dipersiapkan untuk tanaman palawija
7
setelah padi. Kisaran kadar C-Organik dan kapasitas tukar kation (KTK) dalam
inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tampat, kecuali daerah kering, mulai
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang diperlukan
2016).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan, hewan atau
manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, baik dalam bentuk cair
kimia, fisik dan biologi tanah serta menjadi sumber hara tanaman. Pupuk organik
atau bahan organik merupakan sumber utama nitrogen tanah, dan di dalam tanah
pupuk organik diuraikan oleh mikroorganisme menjadi humus atau bahan organik
Pupuk organic adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi,
kuda, kambing, ayam dan domba, dan fungsinya untuk menambah unsur hara
(Sutedjo, 2010). ). Pupuk kandang terdiri dari campuran pupuk padat, urine dan
8
serta meningkatkan kehidupan mikroorganisme penghuni tanah (Samadi dan
Cahyono, 2005).
Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan oleh ayam
petelur maupun ayam dan memiliki potensi besar sebagai pupuk organik.
fisiologis ayam, ransum pakan dan lingkungan kandang termasuk suhu dan
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam tinggi
nutrisi dan bahan organik dan rendah kadar air. Setiap ayam menghasilkan sekitar
6,6% dari berat tubuhnya dalam feses (feses) per hari (Taiganides, 2000).
Keunggulan dari kotoran ayam adalah konsentrasi nutrisi dan bahan organik yang
lebih tinggi
mempunyai kandungan unsur hara yang lebih tinggi terutama unsur N, P dan
bahan organic. Disamping itu, ketersediaan kotoran ayam yang sangat banyak
ayam pedaging dan ayam petelur, karena itu kotoran ayam sangat cocok untuk
pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara, misalnya pupuk NP, NK, PK, NPK. Disebut pupuk majemuk karena
pupukini mengandung unsur hara makro dan mikro dengan kata lain pupuk
9
majemuk lengkap bisa disebut sebagai pupuk NPK atau Compound Fertilizer.
Pupuk majemuk NPK adalah pupuk anorganik atau pupuk buatan yang dihasilkan
dari pabrik-pabrik pembuat pupuk, yang mana pupuk tersebut mengandung unsur-
Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga angka yang
Pupuk NPK merupakan jenis pupuk kimiawi yang dibuat melalui proses
kimia di dalam pabrik terdiri dari pupuk nitrogen N, pupuk fosfat P, dan pupuk
kalium K (Bambang, 2008). Penggunaan pupuk NPK yang tepat jumlah untuk
lokasi yang spesifik akan sangat menguntungkan baik secara teknis, ekonomis,
maupun lingkungan. Takaran pupuk yang optimal ditentukan oleh status hara
tanah, efisiensi pemupukan, dan keperluan hara tanaman. Status hara secara
bagi tanaman dan nilai uji tanah. Efisiensi pemupukan (jumlah hara terserap
tanaman per jumlah hara pupuk yang diberikan) beragam menurut sifat dan ciri
tanah, pengelolaan pupuk (cara dan waktu pemberian pupuk), dan kondisi
Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan
sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro N,P, dan K
menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang kadang-kadang
susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal (Pirngadi dan Abdulrachman, 2005).
Fungsi unsur hara NPK Mutiara bagi tanaman yaitu Nitrogen (N) untuk
10
skrifotosintesis, membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik,
Fosfor (P) yaitu merangsang pertumbuhan akar khususnya akar benih dan
buah agar tidak mudah gugur, dan unsur ini sebagai sumber kekuatan dalam
11
III METODOLOGI
Universitas Riau, Kampus Bina Widya Kelurahan Simpang Baru km 12,5 Panam,
2023 .
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bibit kunyit (deskripsi
disajikan pada Lampiran 1), pupuk kandang ayam, pupuk NPK, paranet, ajir dan
polybag .
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, parang, gembor,
Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang terdiri 3 taraf perlakuan antara
Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK terdiri dari 2 taraf perlakuan antara
sisipan.
Kegiatan dari praktikum pada kali ini yaitu lahan diukur dengan ukuran 10
akan digunakan.
yang telah diisi tanah kemudian disusun di areal praktikum yang telah disediakan
yang akan digunakan untuk persemaian. Lalu di ukur lahan untuk membuat
bedengan dengan luas 1,5 Meter x 2 Meter. Setelah itu tanah digemburkan
13
membentuk gundugan menggunakan cangkul. Setelah itu disetiap sisi di beri
pancang dengan panjang 100 cm lalu diberi paranet. Setelah itu bibit jahe siap
yang akan digunakan harus sehat, tidak busuk, serta telah tumbuh mata tunas.
3.4.5 Persemaian
dengan ciri-ciri yang sesuai, lalu benih dilakukan penyemaian dibedengan dengan
luas bedengan 1,5 meter x 2 meter. Setelah itu benih jahe dipilih bagian rimpang
yang telah bertunas dan ditanam dibedengan 1/3 bagian rimpang jahe. Setelah
dilakukan penanaman benih jahe yang disemai disiram agar pada saat proses
perhitungan pupuk.
14
label perlakuan dengan cara ditugal disisi kiri dan kanan tanaman. setelah itu
diberi furadan agar tanaman tidak terserang semut dan kemudian tanaman disiram.
3.4.7 Penanaman
mata tunasnya. Pada polybag dibuat lubang tanam. Kemudian rimpang kunyit
ditanam dengan cara mata tunas menghadap keatas lalu bagian bawah rimpang
ditanam.
3.4.8.1 Penyiraman
gembor sampai tanah lembab, apabila tanah cukup lembab maka tidak dilakukan
penyiraman.
disekitar areal polybag. Kegiatan ini dilakukan jika mulai sudah terlihat gulma
tangan secara langsung agar akar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan
ini dilakukan jika mulai sudah terlihat jahe didalam polybag. Pembumbunan
adalah menaikkan tanah untuk menimbun pangkal batang dan area perakaran
tanaman supaya kuat dan tidak mudah roboh saat mulai berbuah. Pembumbunan
15
juga berfungsi untuk menutup pupuk agar tidak hanyut tersiram air hujan, saat
botol spray untuk mengendalikan hama dan penyakit yang akan menyerang
tanaman. Kegiatan ini dilakukan jika mulai sudah terlihat gejala penyakit dan
hama ditanaman.
tumbuhnya tunas sampai pucuk tunas. Pengukuran tinggi tunas dilakukan dengan
dihitung berapa banyak daun pada batang. Lalu hasil dicatat dilahan.
16
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan bibit jahe umur 5 MST pada perlakuan yang diberi pupuk
secara interaksi pemberian pupuk kandang dan dosis pupuk NPK pengaruh nyata
terhadap tinggi yang dapat dilihat dari perlakuan K1P1 dan K2P2.
agregat tanah yang berpengaruh besar terhadap porositas dan aerasi persediaan air
dalam tanah. Secara kimia pupuk kandang berperan dalam penyerapan bahan yang
bersifat racun bagi tanaman seperti Almunium (Al), Besi (Fe), dan Mangan (Mn)
menahan air, mencegah erosi dan longsor dan merevitalisasi daya olah tanah.
Agustina (2013), perbaikan sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation,
ketersediaan unsur hara dan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap
sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah
disebabkan unsur makro yang diberikan melalui pemupukan NPK seperti unsur N
menjadi lebih baik dan unsur P yang berperan dalam membantu pertumbuhan dan
sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji. Selain itu fosfor
Pertumbuhan jumlah daun bibit jahe umur 5 MST pada perlakuan yang diberi
pupuk kandang ayam dan pupuk NPK dapat dilihat pada tabel 2.
bahwa secara interaksi dan pengaruh utama pemberian pupuk kandang dan pupuk
NPK memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun. Dapat dilihat dari
18
perlakuan K1P1 dan K2P2. Hal ini disebabkan unsur hara Nitrogen yang
terkandung pada pupuk kandang dan NPK mampu diserap maksimal oleh
Unsur hara nitrogen merupakan unsur hara penyusun asam amino, protein, asam
produksi biji dan buah serta meningkatkan kualitas daun (Munawar, 2011).
Klorofil adalah faktor penting dalam fotosintesis, klorofil daun yang lebih banyak
tanah sehingga meningkatkan kemantapan agregat, porositas tanah dan kadar air
dalam tanah. Menurut Ramadhan (2018) bahwa pertambahan daun sama halnya
pembentukan daun, dan pembentukan hijau daun (klorofil) yang berguna untuk
proses fotosintesis. Klorofil adalah faktor penting dalam fotosintesis, klorofil daun
kecukupan unsur hara pada tanaman jahe merah. Hal ini menunjukkan bahwa
pemenuhan kebutuhan hara makro pada tanaman jahe merah dengan pemberian
pupuk NPK mampu meningkatkan pertambahan jumlah daun pada tanaman jahe.
19
(Hasibuan et al., 2017). Laju pembentukan daun pada tanaman semakin cepat
vegetatifnya, unsur hara makro seperti N, P dan K berperan sangat penting pada
(Kelik, 2010).
Pertumbuhan jumlah tunas bibit jahe umur 5 MST pada perlakuan yang diberi
pupuk kandang ayam dan pupuk NPK dapat dilihat pada tabel 1.
mampu meyumbangkan hara makro pada tanaman jahe merah, selain itu juga
sumbangan unsur hara diberikan melalui pemukan dengan NPK yang memiliki
kandungan unsur hara N dan K yang dibutuhkan tanaman jahe merah dalam
pertumbuhan anakan.
klorofil, hormon sitokinin dan auxin (Lakitan, 2012). Tingginya unsur hara N
diduga klorofil yang terbentuk lebih banyak, sehingga hasil fotosintesis juga lebih
tinggi. Tingginya hasil fotosintesis akibat tingginya serapan unsur hara N dan K
pada tanaman.
20
pertambahan jumlah anakan pada tanaman jahe dipengaruhi oleh serapan
hara yang dilakukan oleh akar tanaman, seperti hara nitrogen, posfor dan kalium
yang memiliki peran penting pada awal pertumbuhan tanaman, dari hasil
yaitu asam amino, amida, protein, klorofil dan akoloid. 40-60% protoplasma
tersusun dari senyawa yang mengandung unsur N. Bila hara nitrogen dalam
gugur. Dengan pemberian unsur hara N pada tanaman akan berperan penting
sifat yang lebih baik dari pupuk alami lainnya maupun pupuk buatan: (1) lebih
lambat bereaksi, karena sebagian besar zat makanan harus mengalami berbagai
perubahan terlebih dahulu sebelum diserap tanaman, (2) mempunyai efek residu,
yaitu haranya dapat secara berangsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman
tanaman jahe merah terpenuhi dengan baik, sehingga pada perlakuan yang
21
keadaan cukup, maka hasil metabolismenya akan membentuk protein, enzim,
perpanjangan sel akan berlangsung cepat, dan tanaman akan tumbuh dan
berproduksi optimal.
22
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
dan produksi tanaman jahe meningkat dengan pemberian pupuk kandang dan
pupuk NPK. Untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman jahe dosis yang
paling baik adalah 0 ton. jumlah daun tanaman jahe, d. Pupuk H. 20t.ha-1 (100g
polibag-1) dan pupuk NPK 1g/tanaman, maka dosis pupuk dan pupuk NPK yang
paling baik untuk meningkatkan jumlah bibit jahe yaitu. Pupuk 10t.ha-1
5.2 Saran
Alqamari, M., Mawar T. D., dan Alridiwirsah. 2017. Budidaya tanaman obat dan
rempah. UMSU Press. Medan.
Hardjowigeno, S., Subagyo, H., dan Luthfi, R.M. 2007. Morfologi dan Klasifikasi
Tanah Sawah. Di dalam: Tanah Sawah dan Teknologi
pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Departemen Pertanian: Bogor.
Munawar, A. 2013. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman IPB Press. Bogor
Nasriati & Pujiharti, Y. 2012. Budidaya tanaman obat keluarga (Toga). Lampung:
Kementerian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Nuryani dkk. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal
Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63- 69.
Resman, A.S. Syamsul, dan H.S. Bambang. 2006. Kajian beberapa sifat kimia dan
fisika inceptisol pada toposekuen lereng selatan gunung merapi
kabupaten sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 6
(2):101-108.
Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe Dilengkapi dengan Pengolahan Jahe Segar,
Seri Budi Daya. Kanisius. Yogyakarta.
Sarno dan F. Eliza. 2012. Pengaruh Aplikasi Asam Humat dan Pupuk N Terhadap
Pertumbuhan dan Serapan N pada Tanaman Bayam (Smaranthus
spp.). Prosiding Seminar Nasional Sains Matematika Informatika
dan Aplikasinya III UNILA
Savitri, A. 2016. Tanaman Ajaib Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat
Keluarga). Jakarta: Bibit Publisher.
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Penggunaan. Rineka Cipta. Jakarta
Wibowo, A.S., Barunawati, N., dan Maghfoer, M.D. 2017. Respons hasil tanaman
jagung manis (Zea mays L. Saccharata) terhadap pemberian kcl
dan pupuk kotoran ayam. Jurnal Produksi Tanaman. 5(8): 1381-
1388.
Zakaria, R., Hari, S., dan Arif, H. 2000. Pengaruh konsumsi jahe (Zingiber
officinale Roscoe) terhadap kadar malondialdehida dan vitamin e
25
plasma pada mahasiswa pesantren ulil albab kedung badak, bogor.
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 12(1): 36-40.
26
LAMPIRAN
28
Lampiran 3. Perhitungan dosis pupuk
29
30
Lampiran 4. Dokumentasi
31
Gambar 11. Penyiraman Gambar 12. Pembersihan gulma
Gambar 9. Pengamatan
32