USUL PENELITIAN
OLEH :
REZKI ADI NUGROHO
NIM. 1506114628
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
USUL PENELITIAN
OLEH :
REZKI ADI NUGROHO
NIM. 1506114628
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
USUL PENELITIAN
OLEH :
REZKI ADI NUGROHO
NIM. 1506114628
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Agroteknologi
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Penelitian dengan judul “Eksplorasi Jamur Endofit dari Tanaman Padi Gogo
(Oryza sativa L.) dan Daya Hambatnya terhadap Jamur Pyricularia oryzae
Penyebab Penyakit Blas.” Usul penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat
Universitas Riau.
sebagai dosen pembimbing I dan Dr. Ir. Fifi Puspita, M.P. sebagai dosen
penulis dalam penulisan usul penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang ikut membantu, memberikan saran dan dorongan
ini. Penulis berharap usul penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................. 4
1.3 Hipotesis........................................................................................... 4
II.TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Padi Gogo (Oryza sativa L.)............................................................ 5
2.2 Penyakit Blas.................................................................................... 7
2.3 Jamur Endofit sebagai Agens Pengendali Hayati............................ 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 26
LAMPIRAN................................................................................................. 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Uji antagonis jamur endofit tanaman padi gogo terhadap
P. oryzae. Jamur endofit tanaman padi gogo (E), jamur P. oryzae (P), jari-jari
koloni patogen yang menjauhi (r1) dan mendekati (r2) jamur endofit tanaman padi
gogo 19
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
1. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
29
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang
penduduk perlu diimbangi dengan peningkatan produksi padi agar tidak terjadi
defisit pangan.
beras masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
(2020),produktivitas padi di Provinsi Riau pada tahun 2019 sebesar 3,65 ton/ha.
tahun 2018 yang sebesar 3,90 ton/ha. Jika dikonversikan menjadi beras,
produktivitas padi tahun 2018 setara dengan produksi 152.090 ton beras. Angka
ini tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat Riau pada tahun 2018 yang
adalah dengan mendatangkan beras dari provinsi tetangga, seperti Sumatera Barat
dan Sumatera Utara. Upaya ekstensifikasi dengan penanaman padi gogo di lahan
pengganti lahan sawah yang telah banyak terkonversi.Padi gogo mampu tumbuh
dan berproduksi pada tanah-tanah yang memiliki tingkat kesuburan rendah dan
gogo di Riau diantaranya Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi dan Indragiri
Hulu.
Karakteristik padi gogo yang mampu tumbuh pada tanah dengan tingkat
produktivitas padi gogo rendah antara lain teknis budidaya yang kurang baik,
pemilihan varietas yang kurang tepat dan gangguan penyakit blas. Salah satu
penyakit penting pada tanaman padi adalah penyakit blas yang disebabkan oleh
merupakan permasalahan utama baik pada padi gogo maupun padi sawah.
produktif yang menyebabkan hampanya bulir, malai menjadi kecil bahkan dapat
Provinsi Riau mencapai 323,1 ha/tahun, dengan rata-rata luas serangan berat
Pangan (2019), luas serangan penyakit blas di provinsi Riau periode Januari
hingga Mei 2019 mencapai 126 ha, sehingga perlu upaya pengendalian.
bukan sasaran, timbulnya ras jamur patogen yang resisten terhadap fungisida dan
2
lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengendalian yang lebih efektif
menjadi upaya pengendalian yang efektif karena jamur ini berasal dari jaringan
tanaman, sehingga dapat lebih mudah beradaptasi pada tanaman. Jamur endofit
pertumbuhan patogen.
isolat jamur endofit asal tanaman kentang yang terdiri dari 12 genus. Keseluruhan
Cercospora oryzae penyebab penyakit bercak cokelat pada tanaman padi sebesar
Sucipto et al. (2015) berhasil menemukan empat isolat jamur endofit dari
padi sawah asal Bogor, Sukabumi dan Blitar. Keempat isolat tersebut mampu
sebesar 60,37%, 50,56%, 44,82%, dan 38,52%. Empat isolat jamur endofit
3
tersebut menunjukkan aktivitas antibiosis pada pengujian penghambatan P.oryzae
secara in-vitro.
tanaman padi dengan menggunakan jamur endofit dari tanaman padi gogo di Riau
belum banyak dilaporkan. Oleh sebab itu, penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “Uji Daya Antagonis Jamur Endofit dari Tanaman Padi Gogo
(Oryza sativa L.) terhadap Jamur Pyricularia Oryzae Penyebab Penyakit Blast
dan Identifikasinya”
dan mendapatkan isolat jamur endofit dari tanaman padi gogo terbaik dalam
1.3 Hipotesis
4
II TINJAUAN PUSTAKA
Monocotyledonae, ordo Poales, famili Graminae, genus Oryza, dan spesies sativa
2015). Pertumbuhan tanaman padi gogo dibagi dalam tiga fase, yaitu fase
tinggi tanaman, dan luas daun. Lama fase reproduktif untuk kebanyakan varietas
padi di daerah tropis umumnya 35 hari dan fase pematangan sekitar 30 hari.
Padi gogo mempunyai morfologi yang sama seperti padi pada umumnya.
Padi memiliki sistem perakaran serabut yang terdiri atas dua macam, yaitu akar
seminal yang tumbuh dari akar primer radikula pada saat berkecambah dan akar
adventif yang tumbuh dari buku batang bagian terbawah.Batang padi berbentuk
Daun padi gogo tumbuh pada batang dan tersusun berselang-seling pada
tiap buku.Tiap daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus
ruas, telinga daun (auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut daun
bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain.Satu daun
pada awal fase tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh,
sedangkan pada fase tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu
8-9 hari. Jumlah daun pada tiap tanaman bergantung pada varietas (Makarim dan
Suhartatik, 2005).
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai
terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang primer dan sekunder.
Malai terdiri atas 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer yang
yang terbungkus oleh sekam.Bobot gabah beragam dari 12-44 mg pada kadar air
0%, sedangkan bobot sekam rata-rata adalah 20% bobot gabah(Makarim dan
Suhartatik, 2005).
dua yaitu padi irigasi dan padi non-irigasi. Padi gogo merupakan salah satu jenis
padi non-irigasi yang mampu tumbuh pada kondisi input yang terbatas salah
satunya adalah ketersediaan air. Kondisi tersebut menjadikan padi gogo dapat
Utama (2015) menyatakan bahwa tanaman padi gogo dapat hidup baik di
daerah dengan ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut (dpl)dan suhu 15-
7
30°C. Curah hujan yang dikehendaki antara1500-2000 mm/tahun.Padi gogo dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Tingkat kemasaman (pH) tanah yang
terhambat yang disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah
6
gangguan penyakit. Salah satu penyakit penting pada tanaman padi gogo adalah
penyakit blas.
Penyakit blas disebabkan oleh Pyricularia oryzae (Cooke) Sacc. Jamur ini
Jamur P. oryzae dapatmenyerang tanaman padi pada bagian daun dan leher malai.
padi, buku batang, leher malai, cabang malai, dan bulir padi. Bentuk khas dari
bercak blas daun adalah belah ketupat dengan ujung meruncing. Bercak yang
telah berkembang, bagian tepinya berwarna cokelat dengan tengah berwarna abu-
abu dengan ukuran bercak mencapai panjang 1 - 1,5 cm dan lebar 0,3 - 0,5 cm. Di
sekeliling bercak terdapat halo area berwarna kuning pucat. Infeksi pada buku
batang menyebabkan bercak berwarna cokelat atau hitam dan menyebabkan patah
dan bulir menjadi hampa.Apabila busuk leher terjadi pada awal pertumbuhan bulir
akan menyebabkan malai mati secara prematur, putih dan kosong secara
akan menyebabkan pengisian bulir tidak sempurna dan kualitas biji menjadi
rendah. Serangan P. oryzae pada malai menyebabkan leher malai membusuk dan
bulir padi menjadi hampa, bercak daun yang terjadi pada malai padi (panicle)
7
biasanya berwarna coklat dan serangan lebih lanjut dapat berwarna hitam. Pada
varietas tahan serangan, bercak pada daun ataupun malai akan berukuran kecil dan
kelembaban udara, suhu udara, embun, teknik budidaya dan varietas tanaman padi
yang digunakan. Jamur P.oryzae memerlukan waktu sekitar 8-10 jam untuk
Penyebaran konidia dapat melalui bantuan angin ataupun percikan air, embun dan
titik air hujan. Selain oleh angin dan air, konidia P. oryzae mampu bertahan pada
sisa jerami dan gabah terinfeksi. Konidia masih dapat bertahan hingga satu tahun
dalam keadaan kering dan suhu kamar. Miselia mampu bertahan hingga lebih dari
3 tahun.
mendukung perkembangan penyakit blas adalah sifat jamur P. oryzae yang dapat
dengan cepat membentuk ras baru sehingga suatu varietas yang tadinya tahan
terhadap penyakit blas dapat menjadi rentan terhadap penyakit blas setelah
upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit blas antara lain
8
melakukan pemupukan yang berimbang, sanitasi lingkungan, penggunaan
Jamur endofit adalah jamur yang hidup dalam jaringan tumbuhan seperti
akar, batang, daun dan biji tanpa menimbulkan kerusakan apapun pada tumbuhan
dan spora jamur patogen. Jamur endofit juga dapat menghasilkan berbagai
menyatakan bahwa interaksi antara jamur endofit dan akar mampu menginduksi
ketahanan tanaman terhadap patogen yang berada pada bagian atas tanaman.
Jamur ini mampu mempengaruhi fisiologis tanaman seperti tahan terhadap stres
air (kekeringan).
endofit mampu menekan penyakit blas pada varietas Kencana Bali pada
9
percobaan di rumah kaca dengan tingkat penekanan antara 30 – 70%. Hal ini
menemukan 16 isolat jamur endofit yang berhasil diisolasi dari akar tanaman padi
hingga 62%.
endofit yang diperoleh 8 isolat dari jaringan daun, 8 isolat dari jaringan batang
dan 5 isolat dari jaringan akar tanaman padi mampu menghambat pertumbuhan
patogen Fusarium pada tanaman padi sebesar 35,7-67 % pada 7 hari setelah
lebih dari 50%. Tiga isolat dari akar memiliki daya antagonis terbaik dengan
10
III BAHAN DAN METODA
yang terserang P. oryzae, jaringan tanaman padi gogo varietas lokal Gading yang
sehat (batang, daun dan pelepah), alkohol 70%, spiritus, air, aquades, potato
dextrose agar/PDA (bahan dan cara pembuatan dapat dilihat pada lampiran 2),
Natrium hipoklorit 5,25 %, kertas HVS, kertas tisu, kapas, plastik wrap,
aluminium foil, kertas saring Whattman, kertas label, dan benih mentimun.
jarum ose, cork borer, handsprayer, cawan petri, gelas piala 1000 ml, gelas ukur,
erlenmeyer 500 ml, pipet tetes, batang pengaduk, spatula, Laminar Air Flow
Cabinet, pinset, bunsen, korek api, mistar, kompor gas, neraca analitik, kaca
objek, kaca penutup, mikroskop binokular, kamera, buku dan alat tulis.
eksperimen meliputi tahapan antara lain : isolasi dan identifikasi jamur endofit
dari padi gogo, uji hipovirulensi isolat jamur endofit padi gogo, uji
3.3.1 Isolasi dan purifikasi jamur endofit asal padi gogo dan jamur patogen
teknik tissue planting yang dilakukan oleh Sucipto et al. (2015). Purifikasi
3.3.2 Uji antagonis jamur endofit asal padi gogo terhadap Pyricularia
oryzae
modifikasi dari teknik yang dilakukan oleh Tapwal et al. (2015). Uji antagonis
pada Lampiran 3. Perlakuan yang digunakan adalah isolat jamur endofit (E) dari
E1 : Isolat endofit 1
E2 : Isolat endofit 2
E3 : Isolat endofit 3
....
12
Model linearnya adalah sebagai berikut:
Yij = μ + Ei + Ɛij
Keterangan:
Yij = Hasil pengamatan dari aplikasi jamur endofit pada perlakuan ke-i dan
ulangan ke-j
μ = Nilai tengah umum
Ei = Pengaruh jamur endofit pada perlakuan ke-i
Ɛij = Pengaruh galat pada jamur endofit padi gogo ke-i dan ulangan ke-j
Worosuryani (2006). Uji hipovirulensi dilakukan pada seluruh jamur endofit dari
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari isolat jamur
endofit yang berdaya antagonis lebih dari 50% dengan 4 ulangan, sehingga
Perlakuan yang diuji adalah 6 isolat yang memiliki daya antagonis tinggi (T) ,
yaitu :
13
T1 : Isolat endofit berdaya antagonis tinggi 1
....
Yij = μ + Ti + Ɛij
Keterangan:
Yij = Hasil pengamatan dari aplikasi jamur endofit berdaya antagonis tinggi
pada perlakuan ke-i danulangan ke-j
μ = Nilai tengah umum
τi = Pengaruh jamur endofit berdaya antagonis tinggi pada perlakuan ke-i
Ɛij = Pengaruh galat pada jamur endofit berdaya antagonis tinggipadi gogo
ke-i dan ulangan ke-j
Padi gogo yang dijadikan sampel adalah padi gogo lokal Gading yang
berasal dari Desa Talang Parit, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri
pertanaman padi gogo seluas 1 ha. Tanaman yang digunakan sebagai sampel
14
3.4.2 Penentuan petak sampel
dengan menentukan lima titik sampel secara diagonal (Lampiran 6). Dalam satu
titik sampel terdiri dari tiga tanaman yang berbeda. Tanaman yang dipilih adalah
tanaman sehat yang berada diantara tanaman bergejala penyakit. Bagian tanaman
yang diambil adalah bagian batang, helai daun dan pelepah daun, sehingga didapat
45 unit sampel dengan rincian : 15 batang sampel, 15 pelepah daun sampel dan 15
3.4.4 Isolasi dan purifikasi jamur endofit dari jaringan tanaman padi gogo
planting. Proses isolasi diawali dengan mencuci sampel batang, pelepah daun dan
helai daun dengan air mengalir lalu dipotong sepanjang 1 cm dan dipotong secara
alkohol 70% selama 1 menit. Larutan Natrium hipoklorit 0,5% diperoleh dengan
15
melarutkan Natrium hipoklorit 5,25% sebanyak 5 ml ke dalam 45 ml aquades.
Potongan bagian tanaman kemudian dibilas dengan aquades steril sebanyak 2 kali.
potongan dalam 1 cawan petri dan diinkubasi selama 3-7 hari di dalam inkubator
pada media PDA steril untuk memperoleh biakan murni. Masing-masing miselia
dari koloni jamur endofit yang terlihat berbeda diambil dan ditumbuhkan kembali
pada media PDA steril didalam cawan petri dengan menggunakan cork borer dan
jarum ose. Selanjutnya, biakan diinkubasi selama 5-7 hari di dalam inkubator
gejala. Potongan daun sampel lalu disterilisasi dengan cara direndam ke dalam
Natrium hipoklorit 0,5% selama 2 menit dan alkohol 70% selama 1 menit.
Potongan daun sampel tersebut kemudian dibilas dengan cara di rendam ke dalam
selanjutnya disusun pada media PDA sebanyak 5 potongan dalam 1 cawan petri
menumbuhkan koloni jamur P. oryzae pada media PDA steril untuk memperoleh
16
biakan murni. Miselia jamur P. oryzae diambil dan ditumbuhkan kembali pada
media PDA steril yang berada didalam cawan petri dengan menggunakan jarum
ose dan diinkubasi selama 5-7 hari di dalam inkubator pada suhu kamar.
modifikasi metode Hayashi et al. (2009) yang dilakukan oleh Varissa dan
Hannum (2021). Uji postulat koch diawali dengan tahap penyiapan suspensi
dextrose agar (PDA) selama 7 hari. Setelah 7 hari, dilakukan proses penggosokan
miselium udara menggunakan kuas dan aquades steril. Kultur diinkubasi selama 3
sampai 4 hari dalam wadah yang ditutup dengan plastik transparan untuk
t
C= x 106
(n x 0,25)
Keterangan :
C = Kerapatan konidia.ml-1
t = Jumlah konidia yang diamati dalam kotak sampel
n = Jumlah kotak sampel yang diamati
Tahapan selanjutnya adalah tahap inokulasi suspensi konida pada tanaman
padi gogo. Tanaman padi yang digunakan adalah tanaman padi gogo berumur ±
17
45 hari yang ditanam dalam polybag sebanyak 10 tanaman. P.oryzae diinokulasi
per tanaman. Penyemprotan dilakukan pada semua bagian tanaman padi gogo.
Tanaman selanjutnya diinkubasi dalam ruang atau kamar gelap selama 1×24 jam
dengan kelembaban udara berkisar antara 70% hingga 90% dan suhu 25°C sampai
penyakit blas pada tanaman padi dilakukan pada hari ke 7 setelah inokulasi.
3.4.7 Uji antagonis jamur endofit tanaman padi gogo terhadap Pyricularia
oryzae
ditumbuhkan dalam satu cawan petri yang sama dengan jarak 3 cm digunakan
ditumbuhkan tanpa jamur endofit sebagai kontrol. Uji antagonis dilakukan dengan
mengukur diameter koloni jamur P. oryzae pada petri perlakuan dan petri kontrol.
3 cm 3 cm
P E
18
r1 r2
Gambar 1. Uji antagonis jamur endofit tanaman padi gogo terhadap P. oryzae.
jamur endofit tanaman padi gogo (E), jamur P. oryzae(P), jari-jari
koloni patogen yang menjauhi (r1) dan mendekati (r2) jamur endofit
tanaman padi gogo
(2006), dengan menggunakan benih mentimun yang ditumbuhkan pada test tube
dan diinokulasi dengan jamur endofit pada bagian hipokotilnya. Benih mentimun
detik. Benih kemudian dibilas dengan aqudes steril sebanyak 3 kali. Benih
selanjutnya dikecambahkan dalam cawan petri yang telah dialasi dengan kertas
saring dan telah dilembabkan dengan aquades, lalu diinkubasikan selama 2 hari
pada suhu kamar.Bibit yang tumbuh dalam cawan petri dipindahkan pada test tube
berisi media agar 2% dan kembali diinkubasikan pada suhu kamar. Biakan jamur
endofit yang telah berumur 3 hari dipotong dengan menggunakan cork borer
berdiameter 5mm, lalu diambil menggunakan jarum ose dan diletakkan di bagian
hari.
19
3.4.9 Uji hiperparasitisme
dengan daya antagonis lebih dari 50%dengan menggunakan teknik slide culture.
Kaca objek diletakkan di bagian tengah cawan petri yang telah berisi media PDA
steril. Jamur endofit asal padi gogo dan patogen P.oryzae dipotong dengan cork
borer berdiameter 5 mm, lalu diletakkan pada bagian pinggir kaca objek berjarak
kamar dalam inkubator. Potongan PDA pada kaca objek yang telah terdapat hifa
jamur endofit asal padi gogo dan jamur patogen diamati dengan menggunakan
mikroskop binokuler.
a
A
E P
daya antagonis lebih dari 50% dengan cara menumbuhkan kembali isolat jamur
endofit yang memiliki daya antagonis tinggi pada media PDA steril. Koloni isolat
20
koloni jamur dan diletakkan pada PDA steril selanjutnya diinkubasi selama 5-7
hari. Pertumbuhan isolat diamati setiap hari hingga salah satu miselium isolat
mikroskopis terhadap isolat jamur endofit dengan daya antagonis lebih dari 50%
mengamati warna, bentuk dan tekstur permukaan koloni, serta pigmentasi dan
mengambil miselia jamur menggunakan jarum steril dan diletakkan pada kaca
objek steril. Preparat tersebut ditetesi dengan aquades steril dan ditutup dengan
kaca penutup. Pengamatan dilakukan terhadap bentuk dan warna konidia, bentuk
dan warna konidiofor, serta warna dan bentuk percabangan hifa dengan
Uji hipovirulensi dilakukan dengan mengamati gejala pada bibit mentimun yang
muncul 14 hari setelah inokulasi.Bibit yang tidak menimbulkan gejala atau yang
21
memiliki nilai DSI < 2 dapat digunakan sebagai agens hayati. Indeks keparahan
∑N
DSI=
Z
Keterangan :
DSI = Disease Severity Index (Indeks Keparahan Penyakit)
∑ N = Nilai tingkat keparahan masing-masing bibit
Z = Jumlah bibit yang diamati
Tabel 1. Nilai tingkat keparahan penyakit bibit mentimun pada uji hipovirulensi
Pyricularia oryzae
koloni patogen yang menjauhi dan mendekati jamur endofit. Daya antagonis
jamur endofit terhadap P. oryzae pada hari ke-7 setelah inkubasi dengan rumus
sebagai berikut :
r 1 -r 2
P= x 100%
r1
22
Keterangan :
P = Persentase daya hambat
r1 = Jari-jari koloni P. oryzae yang menjauhi jamur endofit
r2 = Jari-jari koloni P. oryzae yang mendekati jamur endofit
berdaya antagonis lebih dari 50% terhadap jamur P. oryzae dilakukan dengan
dengan cara kaca objek di bagian tengah cawan petri yang telah berisi media PDA
steril diangkat, lalu ditetesi dengan aquades steril dan ditutup dengan kaca
padi gogo
tanaman padi dilakukan dengan mengukur diameter isolat jamur endofit yang
ditanam pada medium PDA. Diameter koloni jamur endofit diukur setiap hari
dengan membuat garis vertikal dan horizintal yang berpotongan tepat pada titik
tengah dibagian bawah cawan petri. Garis vertikal dan horizontal pada bagian
23
d1
d2
d1+d2
D=
2
Keterangan :
D = Diameter rata-rata
d1 = Diameter vertikal
d2 = Diameter horizontal
berikut :
V = D(n+1) - Dn
V = Kecepatan pertumbuhan jamur endofit tanaman padi
Dn = Diameter rata-rata jamur hari ke- n
Dn+1 = Diameter rata-rata jamur hari ke- n+1
dilakukan terhadap isolat yang memiliki daya antagonis lebih dari 50%.
makroskopis diamati secara visual meliputi warna dan bentuk permukaan koloni,
24
sedangkan karakteristik mikroskopis diamati dengan menggunakan mikroskop
tinggi dilakukan terhadap isolat yang telah diinkubasi selama 7 hari pada media
PDA steril. Hasil pengamatan disesuaikan dengan buku pedoman Pictorial Atlas
of Soil and Seed Fungi (Watanabe, 2002) dan Illustrated Genera of Imperfect
dan sidik ragam. Data yang akan dianalisis secara deskriptif meliputi indeks
isolat jamur endofit tanaman padi gogo berdaya antagonis tinggi. Data disajikan
Data yang akan dianalisis secara statistik sidik ragam yaitu daya antagonis
jamur endofit padi gogo terhadap patogen P. oryzae sertadiameter koloni dan
kecepatan pertumbuhan isolat jamur endofit yang berdaya antagonis tinggi. Untuk
dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
25
IV DAFTAR PUSTAKA
Barnett, H.L. dan B.B. Hunter.1998. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. 4th
Edition. APS Press. St. Paul.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2020. Provinsi Riau dalam Angka 2020.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Pekanbaru.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau. 2019. Buku Statistik Pangan Tahun 2019.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau. Pekanbaru.
Hayashi, N., N. Kobayasi, C.M.V. Cruz dan Y. Fukuta. 2009. Protocol For The
Sampling of Disease Speciment and Evaluation of Blast Disease in Rice.
JIRCAS WorkingReport. Japan International Research Center for
Agricultural Science dalam Riska, V. dan S. Hannum. 2021. Analisis
Ketahanan Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Cav.) pada Padi (Oryza
sativa L.) di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
Kurnia, T. A., M. I. Pinem dan S. Oemry. 2014. Penggunaan Jamur Endofit untuk
Mengendalikan Fusarium oxysporum f.sp. capsici dan Alternaria solani
secara In-vitro. Jurnal Online Agroteknologi 2(4) : 1596-1606.
Makarim, A. K., dan E. Suhartatik. 2005. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukabumi.
Manurung, I.R., M. I. Pinem dan L. Lubis. 2014. Uji Antagonisme Jamur Endofit
Terhadap Cercospora oryzae Miyake dan Culvularia lunata (Wakk)
Boed. Dari Tanaman Padi di Laboratorium. Jurnal Online
Agroekoteknologi 2(4): 1563-1571
Suciatmih, Yuliar dan D. Supriyati. 2011. Isolasi, Identifikasi, dan Skrining Jamur
Endofit Penghasil Agen Biokontrol dari Tanaman di Lahan Pertanian dan
Hutan Penunjang Gunung Salak. Jurnal Teknik Lingkungan 12 (2) : 171-
186.
Sudarma, I. M. 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Watanabe, S. 2002. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi. CRC Press. Florida
27
Worosuryani, C., A. Priyatmojo dan A. Wibowo. 2006. Uji Kemampuan Jamur
yang diisolasi dari Lahan Pasir Sebagai PGPF (Plant Growth
Promoting Fungi). Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
28
LAMPIRAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengambilan sampel
6 Uji hipovirulensi
7 Uji hiperparasitisme
10 Analisis data
11 Penulisan skripsi
Lampiran 2. Bahan dan Cara Pembuatan Media potato dextrose agar(PDA)
Bahan :
1. Kentang 200 g
2. Dextrose 20 g
3. Agar 20 g
4. Aquades 1 L
5. Kapas
6. Plastik wrap
7. Amoxicillin
8.Aluminium foil
Cara kerja :
1. Kentang dikupas kemudian dipotong dengan ukuran 2x2 cm
2. Potongan kentang dimasukkan pada gelas piala yang sudah berisi 500 ml
aquades dan direbus untuk mendapatkan ekstraknya dengan cara disaring.
3. Dextrose dan amoxilin kemudian ditambahkan dan diaduk hingga merata.
4. Agar dan aquades ditambahkan hingga volume menjadi 1 L diaduk sampai
merata dan direbus kembali.
5. Media yang diperoleh dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditutup dengan
aluminium foil dan disterilisasi dalam autoclave.
30
Lampiran 3. Bagan Percobaan Uji Daya Antagonis Jamur Endofit
berdasarkan metoda rancangan acak lengkap (RAL)
Keterangan :
1. E1,E2,E3,E4,E5,E6,E7,E8,E9,E10 : Jamur endofit asal padi gogo (Perlakuan)
2. U1, U2, U3 : Ulangan
3. A dan B : Jarak antar perlakuan (3cm)
31
Lampiran 4. Bagan Percobaan Uji Pertumbuhan Koloni Isolat Endofit
berdasarkan metoda rancangan acak lengkap (RAL)
A
T2U1 T3U2 T4U3 T4U2
Keterangan :
1. T1,T2,T3,T4,T5,T6 : Isolat endofit berdaya antagonis tinggi (Perlakuan)
2. U1, U2, U3, U4 : Ulangan
3. A dan B : Jarak antar perlakuan (3cm)
32
Lampiran 5. Karakterisasi Morfologi Koloni Jamur
33
Lampiran 6. Penentuan sampel tanaman pada petak sampel
Keterangan :
34