Anda di halaman 1dari 50

IDENTIFIKASI HAMA LALAT BUAH (Diptera tephridae) PADA

TANAMAN CABE DI KABUPATEN SINJAI

HASIL PENELITIAN

TAUFIK HIDAYAT YAHYA


1613079

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Taufik Hidayat Yahya

Nim : 16. 13. 079

Program Studi : Agroteknologi

Judul Skripsi : Identifikasi Hama Lalat Buah (Diptera tephridae) Pada Tanaman
Cabe Di Kabupaten Sinjai

Telah diperiksa oleh pembimbing dan dinyatakan layak diajukan untuk Ujian
Proposal Penelitian pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dian Ekawati Sari, S.P.,M.Si Dr. Dian Yustisia, S.P.,M.P


NIDN: 0911069001 NIDN: 0931038103
KATA PENGANTAR

PujiSyukurPenulispanjatkankehadiratAllahSWT,karenaberkatkarunia,rahmat, dan

hidayah-nyalah sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul ” Identifikasi Hama Lalat

Buah (Diptera Tephridae) Pada Tanaman Cabe Di Kabupaten Sinjai “, dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini ,ada berbagai hambatan

yang penulis hadapi, namun dengan segala kerendahan hati, ketaatan dan sikap pantang

menyerah serta banyaknya bantuan dan dukungan dari semua pihak yang telah banyak

membantu kami dalam penyusunan skripsi ini diantaranya:

1. Kedua orang tua saya yang tidak pernah luput memberikan doa, motivasi dan

semangat, sehingga penulis selalu semangat dan berusaha sebaik mungkin dalam

menimba ilmu di kampus. Terima kasih banyak salam hormat dan ucapan cinta

buatbeliau.

2. Bapak Dr. Umar Congge, S.Sos.,M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sinjai.

3. Bapak Dr. Abdul Hakim Fattah, S.Pt.,M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas MuhammadiyahSinjai.

4. Ibu Dian Ekawati Sari, S.P.,M.P Selaku Pembimbing I.

5. Ibu Dr. Dian Yustisia, S.P.,M.P Selaku Pembimbing II dan sekaligus Wakil Rektor II

Universitas Muhammadiyah Sinjai

6. Sahabat-sahabat saya yang telah membantu serta menyemangati saya. Kepada sahabat

agroteknologi B seperjuangan Penelitian.


7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini..

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih perlu disempurnakan,oleh karena

itu kritik dan saran diperlukan untuk menyempurnakan. Semoga Skripsi ini ada

manfaatnya.

Sinjai, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 8
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 10
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 10
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................................ 11
1.1 Klasifikasi Lalat Buah ........................................................................... 11
1.2 Morfologi dan Siklus Hidup Lalat Buah ................................................ 12
1.3 Gejala Serangan ..................................................................................... 15
1.4 Jenis lalat buah yang ada di Indonesia ................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 24
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................ 24
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 24
3.3 Metode Penelitian .................................................................................. 24
3.4 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 27
4.1. Hasil ...................................................................................................... 27
4.2. Pembahasan .......................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 37
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 37
5.2. Saran ..................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Karakter morfologi dari tubuh lalat buah .................................... 25


2. Jenis Lalat Buah yang ditemukan di 8 kecamatan di Kabupaten
Sinjai ........................................................................................... 29

6
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Telur Lalat Buah ........................................................................... 9


2. Larva Lalat Buah .......................................................................... 10
3. Pupa Lalat Buah ........................................................................... 11
4. Imago Lalat Buah ......................................................................... 11
5. Siklus hidup lalat buah ................................................................. 12
6. Lalat Bactrocera albistrigata ......................................................... 14
7. Lalat Bactrocera dorsalis ............................................................... 14
8. Lalat Bactrocera papaya ............................................................... 15
9. Lalat Bactrocera carambolae ........................................................ 16
10. Lalat Bactrocera cucurbitae .......................................................... 17
11. Lalat Bactrocera umbrosa ............................................................. 18
12. Pembuatan Perangkap ................................................................... 22

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lalat buah (Diptera tephritidae) merupakan salah satu hama penting pada

tanaman cabe (Capsicum spp.) yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang

signifikan. Serangan lalat buah dapat menyebabkan kerusakan pada buah cabe,

mengurangi kualitas dan nilai jualnya. Kabupaten Sinjai, sebagai salah satu daerah

produsen cabe yang signifikan, mengalami masalah serius terkait infestasi lalat

buah pada tanaman cabe. Oleh karena itu, identifikasi lalat buah yang spesifik dan

akurat sangat penting untuk mengembangkan strategi pengendalian yang tepat dan

efektif.

Lalat buah merupakan hama yang sangat diwaspadai dalam kegiatan

ekspor impor hortikultura. Hama ini menjadi ancaman serius bagi industri

pertanian karena mampu menyebabkan kerugian besar pada tanaman buah-buahan.

Lalat buah dapat menginfeksi buah dengan larvanya dan mengurangi kualitas serta

daya tahan buah tersebut. Selain itu, lalat buah juga memiliki potensi untuk

menyebar ke daerah lain, mengancam ekosistem lokal, dan menyebabkan kerugian

ekonomi yang signifikan. Lalat dewasa bertelur pada buah matang, dan larva yang

menetas akan memakan daging buah. Akibatnya, kualitas dan kuantitas panen

menjadi terganggu, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi para petani

dan produsen pertanian.

8
Penyebaran hama lalat buah dapat terjadi melalui impor produk pertanian

yang terinfestasi. Sebaliknya, ekspor produk pertanian yang terkontaminasi oleh

hama lalat buah juga dapat menyebabkan penyebaran hama ini ke negara tujuan

ekspor. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah invasi hama lalat buah

melalui kegiatan ekspor dan impor produk pertanian ekspor dan impor produk

pertanian menjadi salah satu sumber pendapatan yang signifikan bagi banyak

negara. Namun, risiko invasi hama lalat buah menjadi ancaman serius terhadap

kegiatan ekspor dan impor produk pertanian (Anderson, 2022).

Dalam upaya pengendalian hama lalat buah, pengamatan morfologi hama

menjadi metode yang penting. Melalui pengamatan morfologi, karakteristik fisik

hama lalat buah seperti ukuran, bentuk tubuh, warna, dan struktur tubuh dapat

diidentifikasi dengan lebih akurat. Metode ini memungkinkan pengenalan dan

pemetaan spesies hama lalat buah yang ada, sehingga memudahkan langkah-

langkah pengendalian yang tepat dan efektif (Brown A, 2021).

Menurut Hadisuwito (2022), Penelitian ini akan menggunakan metode

pengamatan morfologi hama lalat buah untuk mengidentifikasi spesies dan

menggali karakteristik fisik yang berbeda. Pada tahap awal, dilakukan

pengumpulan sampel hama lalat buah dari berbagai lokasi, baik yang terkait

dengan ekspor maupun impor produk pertanian. Sampel-sampel tersebut akan

dianalisis secara teliti menggunakan perangkat optik seperti mikroskop, dan

karakteristik morfologi hama lalat buah yang teramati akan dicatat. Hal ini

mencakup ukuran tubuh, warna tubuh, bentuk sayap, dan bagian tubuh lainnya

yang membedakan antara spesies.

9
Dengan merujuk kepada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan di wilayah yang serupa dan di daerah lain, kami akan menerapkan

metode penelitian identifikasi yang telah terbukti efektif, secara morfologi, untuk

memastikan keakuratan dan validitas hasil identifikasi lalat buah pada tanaman

cabe di Kabupaten Sinjai. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi dalam pengembangan strategi pengendalian hama lalat buah, sehingga

dapat meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan sektor pertanian khususnya di

kabupaten Sinjai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Mengidentifikasi hama lalat buah (Diptera tephridae)

pada tanaman cabe di kabupaten Sinjai” ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengidentifikasi spesies lalat buah

yang ada pada tanaman cabe di Kabupaten Sinjai.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai identifikasi spesies lalat buah (Diptera tephritidae) yang ditemukan pada

tanaman cabe di Kabupaten Sinjai.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Lalat Buah

Berikut adalah klasifikasi ilmiah untuk lalat buah (Diptera tephritidae):

Kerajaan : Animalia (Hewan)

Filum : Arthropoda (Arthropoda)

Kelas : Insecta (Serangga)

Ordo : Diptera (Lalat)

Famili : Tephritidae (Lalat Buah)

Lalat buah (Diptera: Tephritidae) termasuk dalam famili Tephritidae.

Famili ini merupakan famili serangga yang terdiri dari sejumlah spesies lalat yang

memiliki kemampuan untuk menginfestasi buah-buahan dan sayuran. Lalat buah

dalam famili Tephritidae dikenal sebagai hama penting pada tanaman buah-buahan

dan sayuran di seluruh dunia.

Famili Tephritidae terdiri dari beberapa genus yang meliputi Bactrocera,

Ceratitis, Rhagoletis, Anastrepha, Dacus, Zeugodacus, dan sebagainya. Setiap

genus ini mencakup beberapa spesies yang memiliki ciri khas dan preferensi inang

yang berbeda.

Lalat buah dari famili Tephritidae umumnya memiliki siklus hidup yang

meliputi telur, larva, pupa, dan imago (dewasa). Lalat betina umumnya bertelur di

dalam buah matang, dan setelah menetas, larva akan berkembang di dalam buah,

yang kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada buah tersebut.

Dalam hal perilaku dan ekologi, lalat buah cenderung memiliki preferensi

inang yang spesifik, di mana spesies tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada

11
jenis tanaman tertentu. Beberapa spesies lalat buah juga memiliki pola musim

tertentu dan daerah geografis di mana mereka lebih sering ditemukan.

Dengan memahami klasifikasi ilmiah lalat buah (Diptera: Tephritidae),

kita dapat lebih memahami keragaman spesies dan karakteristik mereka, serta

mengembangkan strategi pengendalian yang lebih efektif dalam melawan hama ini

pada tanaman buah-buahan dan sayuran.

2.2. Morfologi dan Siklus Hidup Lalat Buah


2.2.1. Morfologi Lalat Buah
Lalat buah (Diptera Tephritidae) merupakan serangga yang berperan

penting dalam proses penyebaran penyakit pada tanaman buah-buahan. Dalam

studi ini, kami mengacu pada klasifikasi lalat buah yang telah dikaji oleh beberapa

peneliti terkemuka. Smith dan Johnson (2008) mengidentifikasi lalat buah

berdasarkan morfologi dan karakteristik fisiknya.

1. Telur

Telur lalat buah biasanya berukuran kecil dan oval. Warna telur dapat

bervariasi tergantung pada spesiesnya, mulai dari putih hingga kuning pucat

atau kecokelatan. Telur lalat buah umumnya diletakkan oleh betina di

permukaan kulit buah yang matang. Telur ini mungkin terlihat menempel pada

buah dalam kelompok-kelompok kecil.

Gambar 1. Telur Lalat Buah (Sumber : Google.com)

12
2. Larva

Setelah menetas dari telur, larva lalat buah mulai aktif dan

menggerogoti buah sebagai sumber makanan. Bentuk larva umumnya seperti

cacing, berwarna putih atau kuning dengan tubuh bersegmen. Larva lalat buah

memiliki rahang yang kuat untuk mengunyah dan menggerogoti jaringan

buah. Mereka berkembang biak di dalam buah, dan tingkat pertumbuhan larva

tergantung pada spesiesnya. Selama periode larva, mereka terus makan dan

tumbuh hingga mencapai ukuran maksimal sebelum berpindah ke fase

berikutnya.

Gambar 2. Larva Lalat Buah (Sumber : Google.com)

3. Pupa

Setelah larva mencapai tahap pertumbuhan maksimal, mereka akan

mencari tempat yang cocok di dalam atau di dekat buah untuk berubah

menjadi pupa. Pupa lalat buah memiliki bentuk yang mirip dengan lalat

dewasa, tetapi tubuhnya berada dalam keadaan diam dan terbungkus dalam

kulit pupa yang keras. Proses transformasi dari larva menjadi pupa ini dikenal

sebagai metamorfosis.

13
Gambar 3. Pupa Lalat Buah (Sumber :Popmama.com)

4. Imago (Lalat Dewasa)

Setelah periode pupa, lalat dewasa, juga dikenal sebagai imago, akan

keluar dari kulit pupa. Lalat dewasa memiliki sepasang sayap transparan dan

tubuh yang lebih besar daripada larva. Warna tubuh lalat dewasa dapat

bervariasi antara spesies, tetapi umumnya mereka memiliki warna cerah

seperti cokelat, kuning, atau hijau dengan pola atau corak yang khas. Lalat

dewasa adalah stadium reproduktif dan berperan dalam penyebaran hama

melalui penjantanannya dan penempelan telur pada buah.

Gambar 4. Imago Lalat Buah (Sumber : Google.com)

1.1.1 Siklus Hidup Lalat Buah

Siklus hidup lalat buah melibatkan empat tahap perkembangan

utama: telur, larva, pupa, dan imago (lalat dewasa). Siklus dimulai ketika

betina meletakkan telur di atau dekat buah yang matang. Setelah telur

14
menetas, larva keluar dan mulai menggerogoti buah sebagai sumber

makanan. Larva tumbuh dan mengalami beberapa tahap pertumbuhan

sebelum mencapai ukuran maksimal. Pada tahap ini, larva mencari tempat

yang cocok untuk berubah menjadi pupa.

Dalam keadaan pupa, larva mengalami metamorfosis, di mana

tubuh mereka berubah menjadi bentuk dewasa. Setelah pupasi selesai,

imago atau lalat dewasa muncul. Lalat dewasa mencari makanan,

mengawinkan, dan betina akan meletakkan telur untuk memulai siklus

hidup baru. Siklus hidup lalat buah dapat bervariasi tergantung pada

spesiesnya, tetapi pada umumnya, proses ini berlangsung selama beberapa

minggu atau bulan tergantung pada kondisi lingkungan dan sifat-sifat

spesifik lalat buah tersebut.

Gambar 5. Siklus hidup lalat buah (Sumber : Google.com)

2.3. Gejala Serangan

Lalat buah dapat menyebabkan kerusakan pada buah-buahan dan tanaman


lainnya melalui serangan yang dilakukan oleh larva. Berikut adalah pembahasan
mengenai gejala serangan lalat buah :

15
1. Serangan lalat buah biasanya ditandai dengan adanya lubang-lubang kecil

pada permukaan kulit buah. Lubang-lubang ini disebabkan oleh larva yang

menggerogoti jaringan buah saat mereka mencari makanan.

2. Setelah larva lalat buah masuk ke dalam buah, mereka terus menggerogoti

bagian dalam buah. Hal ini menyebabkan busuk pada buah yang

terinfestasi. Bagian dalam buah yang terkena serangan dapat membusuk

dan menjadi lunak, sehingga mempengaruhi kualitas dan daya tahan buah

tersebut.

3. Serangan lalat buah dapat mempercepat penguraian buah. Larva lalat buah

yang aktif dalam buah memakan jaringan dan menyebabkan buah menjadi

busuk dan membusuk lebih cepat daripada buah yang sehat.

4. Selama serangan, larva lalat buah dapat mengeluarkan sekret cairan yang

dapat mengotori dan merusak permukaan buah. Cairan ini juga dapat

menarik patogen lain dan memperburuk kerusakan pada buah.

2.4. Jenis lalat buah yang ada di Indonesia

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis lalat buah yang umum ditemukan,

antara lain Bactrocera albistrigata, Bactrocera dorsalis, Bactrocera papaya,

Bactrocera carambolae, Bactrocera cucurbitae, Bactrocera umbrosa. Adapaun ciri

– cirinya yaitu :

16
1. Bactrocera albistrigata

Gambar 6. Lalat Bactrocera albistrigata (Sumber :Google.com)

Bactrocera albistrigata, juga dikenal sebagai lalat buah pasir,

memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

a. Lalat buah pasir memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, sekitar

5-7 mm panjangnya. Warna tubuhnya cenderung kecokelatan

dengan corak garis putih yang terlihat pada bagian sayap dan

abdomen.

b. Sayap lalat buah pasir memiliki pola garis putih yang khas, dengan

beberapa bercak hitam di sekitar ujung sayap. Pola ini dapat

membantu dalam identifikasi spesies ini.

c. Antena lalat buah pasir relatif pendek dengan jumlah segmen yang

lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa spesies lalat buah

lainnya.

d. Bactrocera albistrigata biasanya ditemukan di daerah beriklim

tropis dan subtropis. Mereka lebih cenderung menyerang tanaman

buah-buahan seperti mangga, jeruk, dan pepaya. Lalat buah pasir

ini memiliki perilaku aktif terbang dan dapat menyebar melalui

pergerakan buah yang terinfestasi.

17
e. Serangan Bactrocera albistrigata pada buah ditandai dengan

adanya lubang kecil pada permukaan buah dan adanya larva yang

menggerogoti jaringan buah.

2. Bactrocera dorsalis

Gambar 7. Lalat Bactrocera dorsalis (Sumber :Google.com)

Bactrocera dorsalis, juga dikenal sebagai lalat buah Oriental atau

lalat buah Asia, memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

a. Lalat dewasa Bactrocera dorsalis memiliki ukuran sekitar 5-8 mm,

membuatnya menjadi salah satu lalat buah yang relatif besar.

b. Lalat ini memiliki tubuh yang umumnya berwarna cokelat

kehitaman dengan pola warna kuning dan hitam yang khas pada

sayap dan tubuh bagian belakang.

c. Sayap Bactrocera dorsalis transparan dengan pola bercak hitam

pada bagian tengah.

d. Antena lalat ini memiliki panjang yang lebih pendek dibandingkan

dengan beberapa spesies lalat buah lainnya dan terdiri dari

beberapa segmen.

e. Betina Bactrocera dorsalis memiliki ovipositor yang khas, yaitu

organ yang digunakan untuk meletakkan telur pada buah.

Ovipositor ini berbentuk panjang dan melengkung ke bawah.

18
f. Lalat buah Oriental cenderung bersifat agregatif, artinya mereka

cenderung berkumpul dalam jumlah yang besar di sekitar sumber

makanan, seperti buah yang matang

3. Bactrocera papaya

Gambar 8. Lalat Bactrocera papaya (Sumber :Google.com)

Bactrocera papaya, juga dikenal sebagai lalat buah pepaya,

memiliki beberapa ciri-ciri yang khas, antara lain:

a. Lalat buah pepaya memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, sekitar

5-7 mm panjangnya.

b. Lalat buah pepaya memiliki tubuh yang umumnya berwarna hitam

dengan corak atau pola khas pada sayapnya.

c. Sayap lalat buah pepaya memiliki corak atau pola yang khas,

termasuk kombinasi warna seperti kuning, oranye, dan hitam.

d. Antena lalat buah pepaya biasanya memiliki segmen-segmen

pendek dan ujung yang berwarna kuning atau oranye.

e. Lalat buah pepaya cenderung aktif di siang hari dan lebih aktif

pada musim panas. Mereka juga memiliki kemampuan untuk

terbang jarak yang cukup jauh.

19
f. Bactrocera papaya memiliki spesialisasi pada buah pepaya sebagai

inang utamanya, namun juga dapat menyerang buah-buahan lain

seperti mangga dan jeruk.

4. Bactrocera carambolae

Gambar 9. Lalat Bactrocera carambolae (Sumber :Google.com)

Bactrocera carambolae, juga dikenal sebagai lalat buah bintang,

memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat diidentifikasi, antara lain:

a. Lalat buah bintang memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil,

dengan panjang sekitar 5-7 mm.

b. Lalat buah bintang memiliki warna tubuh yang umumnya cokelat

atau kuning dengan pola atau corak yang khas.

c. Sayap lalat buah bintang memiliki vena dan pola yang khas. Pada

lalat jantan, ujung sayapnya biasanya memiliki area gelap.

d. Kepala lalat buah bintang memiliki antena pendek dan mata yang

besar dan kompleks.

e. Lalat buah bintang memiliki probosis panjang yang digunakan

untuk menghisap cairan dari buah atau bahan organik lainnya.

f. Lalat buah bintang memiliki kebiasaan menginfestasi berbagai

jenis buah, termasuk buah-buahan tropis seperti carambola

20
(belimbing), yang menjadi inang utamanya. Mereka juga memiliki

kemampuan terbang yang baik.

5. Bactrocera cucurbitae

Gambar 10. Lalat Bactrocera cucurbitae (Sumber :Google.com)

Bactrocera cucurbitae, juga dikenal sebagai lalat buah

ketimun, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Lalat buah ketimun memiliki ukuran tubuh yang relatif besar,

sekitar 7-10 mm panjangnya.

b. Lalat dewasa memiliki warna tubuh yang umumnya kuning atau

oranye dengan corak dan pola khas di bagian thorax dan abdomen.

c. Sayap lalat buah ketimun transparan dengan vena yang terlihat

jelas.

d. Lalat buah ini memiliki ekor yang panjang, berwarna hitam atau

cokelat tua.

e. Mata lalat buah ketimun besar dan kompleks, membantu dalam

penglihatan yang baik.

f. Lalat ini memiliki sepasang antena berukuran sedang dengan

beberapa segmen yang terlihat.

21
g. Bactrocera cucurbitae lebih cenderung menyerang buah-buahan

dari keluarga labu-labuan, seperti ketimun, labu, dan semangka.

h. Lalat buah ketimun memiliki siklus hidup yang melibatkan tahap

telur, larva, pupa, dan imago.

6. Bactrocera umbrosa

Gambar 11. Lalat Bactrocera umbrosa (Sumber :Google.com)

Bactrocera umbrosa, juga dikenal sebagai lalat buah

kelapa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Lalat buah Bactrocera umbrosa memiliki ukuran tubuh yang relatif

kecil, dengan panjang sekitar 6-7 mm.

b. Lalat buah ini memiliki warna tubuh yang umumnya cokelat

kehitaman atau cokelat keabu-abuan dengan bintik-bintik atau

corak yang lebih gelap.

c. Sayap lalat buah Bactrocera umbrosa transparan dengan corak atau

pola khas yang dapat membantu mengidentifikasinya.

d. Antena lalat buah ini berukuran pendek, dengan segmen-segmen

yang berbeda panjang dan bentuk.

e. Pada betina, terdapat tiga pasang ovispositor yang berfungsi untuk

meletakkan telur pada buah yang matang.

22
f. Bactrocera umbrosa biasanya ditemukan di daerah tropis dan

subtropis, terutama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Lalat

buah ini memiliki afinitas khusus terhadap tanaman kelapa dan

dapat menjadi hama penting pada kelapa dan tanaman sejenis.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Identifikasi Lalat buah dilakukan di Laboratorium terpadu Universitas

Muhammadiyah Sinjai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2023.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan meliputi mikroskop untuk

pengamatan detail, botol penangkap untuk menangkap lalat buah, pinset, dan

wadah untuk menyimpan dan mengamati lalat buah. Sedangkan bahan yang

diperlukan terdiri dari sampel lalat buah yang akan diteliti dan cairan petrogenol.

3.3 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan morfologi

yang memiliki kelebihan dalam memudahkan implementasi dan ketersediaan

peralatan yang relatif sederhana.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Perangkap Lalat Buah

Botol kemasan air mineral ukuran 600 ml dipotong dibagian bawah

leher setelah lengkungan menggunakan pisau/cutter, kemudian tutup botol

dilepas. Potongan botol tersebut kemudian dipasang kembali dengan posisi

terbalik sebagai lubang masuk lalat sekaligus sebagai perangkap. Kemudian

dipasang tali kawat pada bagian ujung-ujung botol sehingga perangkap mudah

digantungkan, dibuat lubang pada bagian tengah botol sebagai tempat

masuknya kapas serta diberi lubang-lubang kecil pada bagian botol dengan

tujuan untuk mengeluarkan aroma wangi metil eugenol.

24
Gambar 12. Pembuatan Perangkap Sumber : Pusathidroponik.com (2023)

2. Penentuan Lokasi

Perangkap ditempatkan di 8 kecamatan di kabupaten Sinjai yang

meliputi Sinjai Utara, Sinjai Timur, Sinjai Selatan, Sinjai Barat, Sinjai Tengah,

Sinjai Borong, Bulupoddo, dan Tellulimpoe. Penentuan lokasi pemasangan

perangkap dilakukan berdasarkan jumlah pertanaman cabe yang ada. Adapun

tatacara penempatan perangkap yaitu apabila dalam 1 kecamatan terdapat 2

desa melakukan budidaya cabe maka perangkap lalat buah akan dipasang di 2

desa tersebut dengan satu perangkap ditempatkan di setiap lokasi.

3. Pemasangan perangkap

Sebelum perangkap dipasang, diteteskan metil eugenol sebanyak 0,12-

0,25 ml/perangkap, kemudian dimasukkan kedalam perangkap yang telah

dibuat dari bekas botol kemasan air mineral. Botol perangkap diletakkan pada

pertanaman cabai yang telah diberi ajir menggunakan kawat dengan ketinggian

kira-kira 60 cm dengan tujuan agar aroma metil eugenol dapat menarik lalat

25
jantan. Pemasangan perangkap ini dilakukan pada pagi hari pada saat lalat buah

aktif pukul 06.00 – 09.00 WITA. Pada setiap lokasi pertanaman dipasang 1

buah perangkap. Lalat buah yang terperangkap kemudian dimasukkan kedalam

botol specimen yang telah berisi silica gell kemudian diberi label.

4. Analisis Data

Identifikasi imago lalat buah Diptera tephridae menggunakan

buku panduan Siwi et al. 2006.Selain itu identifikasi juga dilakukan

dengan membandingkan ciri dan gambar pada Insect Images yang

diakses melalui internet. Ciri-ciri yang diamati berupa perbedaan bentuk

sayap, kepala, toraks, tungkai dan abdomen pada masing– masing

spesies Diptera tephridae. Mengidentifikasi lalat buah Diptera

tephridae ini dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiah

Sinjai, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Identifikasi Lalat buah

Penentuan jenis lalat buah dilakukan dengan cara identifikasi. Identifikasi

lalat buah secara manual diliat dari 3 bagian tubuh lalat buah yaitu halteres (sayap),

thorax (dada) dan abdomen (perut). Adapun uraian identifikasi lalat buah dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Karakter morfologi dari tubuh lalat buah

No Jenis Bactrocera Deskripsi Gambar


1 B. carambolae Sayap

Pada sayap serangga, bagian dekat


pangkal (awal) sayap memiliki
pola hitam pada dua garis, yaitu
garis dekat pangkal dan garis
dekat ujung. Di ujung sayap,
bentuknya seperti pancing.

Thorax

Bagian atas tubuhnya kebanyakan


berwarna hitam gelap dan
memiliki strip kuning di
sampingnya.
Abdomen

Abdomen dengan pola T yang


jelas dan terdapat pola hitam
berbentuk segiempat

27
2 B. dorsalis Sayap

Sayap berwarna transparan dengan


pita hitam di bagian dari sayap
serangga yang terletak di dekat
bagian depan atau pangkal sayap

Thorax

Di bagian tengah tubuh (toraks),


bagian yang disebut "skutum"
memiliki warna hitam coklat yang
kemerah-merahan. Ada juga pita
melintang berwarna pada setiap
sisi ujung bagian belakang yang
disebut skutellum.

Abdomen

Bagian perutnya berwarna oranye


pada segmen III-V, dengan garis
gelap sempit yang berjalan
sepanjang bagian tengah, dan ada
juga tanda hitam yang tipis di tepi
pinggirannya.

3 B.musae Sayap

Sayapnya tidak memiliki warna


mencolok di sel BC dan C, dan
hanya ada rambut halus di sudut
luar sel C. Garis gelap di garis
costa menutupi bagian R2 dan R3
yang berjalan bersama di bagian
tengah sayap.

28
Thorax

Pada toraks bagian skutum


berwarna hitam coklat kemerah-
merahan dan pita melintang pada
tiap sisi samping ujung skutellum.

Abdomen

Di bagian perutnya (abdomen),


terdapat garis hitam melintang di
bagian belakang segmen II. Pada
segmen III, terdapat garis hitam
melintang yang membentang
sepanjangnya (seperti huruf "I").
Dan pada segmen III sampai V,
ada garis hitam yang membentuk
bentuk seperti huruf "T" pada
bagian atas perut.

4 B. Umbrosa Sayap

Ada tiga pola garis melintang di


sayap, dimulai dari garis kosta dan
mengarah ke pinggir sayap. Pola
lainnya melintang dari pita kosta
dan mengarah ke pinggir sayap
bagian belakang.

Thorax

Bagian scutum berwarna hitam


dan terdapat pita kuning dibagian
lateral

Abdomen

Bagian perutnya berwarna kuning


oranye dan tidak memiliki pola
hitam yang membentuk bentuk
huruf T

29
5 B. Papayae Sayap

Memiliki garis hitam di garis costa


dan garis anal terlihat dengan
jelas, dan sel BC juga sangat
terlihat.

Thorax

Bagian yang disebut postpronotal


lobes dan notopleuro berwarna
kuning, sedangkan bagian atas
tubuh (skutum) berwarna hitam
setelah pita kuning. Di sisi tubuh
bagian samping, warnanya gelap,
terutama di sekitar garis
sambungan mesonotum dan
bagian lobus pospronotal yang
berwarna coklat. Pita kuning di
sisi tubuh bagian samping lebar
dan terlihat seperti garis-garis
sejajar

Abdomen

Pada bagian tergite-3 dari jantan,


terdapat beberapa ruas yang jelas
terlihat, dan terdapat pecten (sisir
bulu) di sisi-sisinya. Terdapat juga
ciri khas berupa garis melintang
pada tergite-3 tersebut.

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa terdahap 6 (enam) jenis lalat buah yang

berhasil di identifikasi dalam 8 (delapan) kecamatan yang diteliti dan memiliki

Halteres (sayap), thorax (dada) dan abdomen (perut) yang berbeda-beda.

30
4.1.2. Jenis Bactrocera yang terperangkap

Hasil identifikasi lalat buah di 8 Kecamatan di Kabupaten Sinjai 5 (lima)

jenis lalat buah. Adapun jenis lalat buah yang didapatkan disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 2. Jenis lalat buah yang ditemukan pada 8 Kecamatan di Kabupaten


Sinjai

No Kecamatan Lokasi Jenis Bactrocera


Kelurahan Mannanti
1 Tellulimpoe B.dorsalis
Lingkungan Aholaie

B.umbrosa

B.musae

2 Sinjai Borong Desa Batu Belerang Dusun B.umbrosa

Bontoe

B.dorsalis

3 Sinjai Selatan Kelurahan Sangiasseri B.umbrosa

Lingkungan Babara

B.dorsalis

4 Sinjai Utara Taipa 1 B. dorsalis

Taipa 2 B. dorsalis

5 Sinjai Timur Lengkese B. carambolae

B. umbrosa

31
B. dorsalis

B. umbrosa

Desa Gunung Perak Dusun


6 Sinjai Barat B. papayae
Lembanna

B.umbrosa

Desa Mattunreng Tellue


7 Sinjai Tengah B. dorsalis
Dusun Sahuneng

B. umbrosa

B. papayae

8 Bulupoddo Desa Bulu Tellue Dusun B. umbrosa

Alehanuae

B. papayae

B. dorsalis

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdahap 6 (enam) jenis lalat buah


yang berhasil di identifikasi dalam 8 (delapan) kecamatan yang diteliti. 6
(enam) jenis tersebut adalah Bactrocera albistrigata, Bactrocera
carambolae, Bactrocera dorsalis, Bactrocera musae, Bactrocera Papayae,
dan Bactrocera Umbrosa.

32
4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa Cabe rawit menjadi inang bagi beberapa jenis lalat buah yang

memiliki ciri-ciri berbeda. Beberapa spesies lalat buah yang telah

teridentifikasi berkembang biak pada tanaman cabe rawit pada 8 kecamatan

yang telah dilakukan penelitian antara lain :

1. Bactrocera carambolae

Lalat buah ini banyak memiliki tanaman inang, diantaranya :

tanaman belimbing, jambu air, nangka dan mangga. lalat buah ini sulit

untuk dikendalikan walaupun dengan menggunakan insektisida

dikarenakan larva yang menyerang ada di dalam buah. Sayap : pita hitam

pada garis costa dan garis anal (anal steak) pola sayap pada bagian ujung

(apex) berbentuk seperti pancing. Toraks : skutum kebanyakan berwarna

hitam suram dengan pita/band berwarna kuning disisi lateral.

Postpronotal berwarna kuning atau orange. Anepisternum sisi lateral

mempunyai bercak berwarna kuning. Terdapat spot berwarna hitam atau

coklat tua pada bagian apical femur kaki depan lalat buah betina.

Abdomen berwarna coklat orange dengan pola-pola yang jelas (Siwi et

al.,2006)

2. Bactrocera dorsalis

Gejala awal serangan B. dorsalis ditunjukkan oleh adanya noda

hitam berukuran kecilyang disebabkan oleh tusukan ovipositor. Larva

yang baru menetas langsung memakan daging buah, dan menyebabkan

33
bagian buah yang ada disekitarnya busuk sehingga buah pada tanaman

yang diserang menjadi busuk dan gugur sebelum waktunya.

3. Bactrocera umbrosa

Lalat ini sering dikenal sebagai lalat nangka, karena banyak ditemukan

pada tanaman bergenus Artocarpus (nangka dan cempedak) ciri-cirinya adalah

rentang sayap berkisar antara 5,5 mm – 8,1 mm. Pada bagian sayap terdapat

tiga pita melintang yang melintas mulai dari pita kostal sampai dengan pinggir

belakang sayap. Abdomennya berwarna kecoklatan dengan beberapa macam

pola. Pada tergit ruas ketiga abdomen lalat jantan terdapat pekten (Putra, 1997).

4. Bactrocera musae

Bactrocera musae memiliki sayap dengan costa band yang sangat

tipis hingga apeks, pita coklat kehitamana melewati r-m dan dm-cu. Pada

bagian abdomen bagian toraks berwarna kuning dan skutum. Skutum

terdapat garis longitudinal berwarna keputih- putihan. Posterior

postpronotal berwarna kuning pusat.

5. Bactrocera papayae

Lalat buah ini memiliki tanaman inang, diantaranya: pisang, pepaya,

markisa, jeruk, sirsak, terong dan sawo. Toraks: berwarna hitam dominan

pada skutelum dan mempunyai 4 rambut marginal, memiliki pita berwarna

kuning/oranye. Sayap: pita hitam pada garis costa dan garis anal serta

terdapat bercak pada batok kepala. Warna femur depan pucat. Abdomen

dengan ruas-ruas jelas, tergit-3 pada jantan dengan pecten (sisir bulu)

dimasing-masing sisinya (Sukarmin, 2011). Menurut Sodiq (1990),

34
kerusakan akibat serangan hama lalat buah dapat menyebabkan kehilangan

hasil panen sampai 80%.

Masing-masing spesies ini memiliki ciri-ciri khusus yang

membedakannya dari spesies lainnya, meliputi perbedaan pada corak sayap,

abdomen, ukuran tubuh, serta pola dan warna pada skutum dan sayapnya.

Dalam lingkungan pertanaman cabe rawit yang dijadikan lokasi penempatan

perangkap lalat buah, terdapat juga berbagai tanaman lain yang sering

dijumpai, seperti tanaman pisang, pepaya, rumput gajah, dan pohon

mangga.

Tanaman - tanaman didapatkan beberapa desa di lokasi penelitian

tumbuh bersama cabe rawit, dan kehadirannya dapat berpengaruh terhadap

aktivitas dan keberadaan lalat buah yang menjadi inang bagi kedua tanaman

tersebut. Interaksi antara tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman cabe

rawit dapat berkontribusi pada perpindahan serangan hama antara keduanya.

Hama lalat buah yang ditemukan pada lokasi penelitian memiliki

ciri-ciri khusus yang membedakannya dari serangga lainnya. Ciri-ciri

tersebut meliputi aspek morfologi seperti corak sayap dan abdomen, ukuran

tubuh, serta pola dan warna pada skutum dan sayapnya. Setiap spesies lalat

buah memiliki ciri-ciri unik yang menjadi identitasnya dan memainkan

peran penting dalam mengidentifikasi serta mengelola risiko serangan hama

pada tanaman inangnya. Keberadaan hama-hama Bactrocera (lalat buah)

yang Anda sebutkan pada tanaman cabe (cabai) mungkin terjadi dalam

beberapa situasi yang disebabkan oleh beberapa faktor.

35
Meskipun bukan merupakan tanaman inang utama, beberapa jenis

lalat buah dapat ditemukan pada tanaman cabe. Adapun faktor yang

mempengaruhi karena adanya kesamaan Lingkungan beberapa spesies lalat

buah memiliki preferensi lingkungan yang mirip dengan tanaman cabe.

Lingkungan yang sesuai, seperti suhu, kelembaban, dan faktor lainnya, bisa

mendorong lalat buah untuk mampir atau berkembang biak pada tanaman

cabe.

Beberapa spesies lalat buah memiliki kemampuan untuk beradaptasi

dengan tanaman inang yang berbeda-beda. Meskipun tanaman inang utama

mereka bukan cabe, lalat buah mungkin dapat menggunakan tanaman cabe

sebagai alternatif ketika sumber makanan lain tidak tersedia. Faktor

lingkungan seperti musim, perubahan cuaca, atau perubahan kondisi

pertanian dapat memengaruhi perilaku dan penyebaran lalat buah. Jika

kondisi berubah secara tiba-tiba, lalat buah mungkin mencari tanaman inang

baru, termasuk tanaman cabe.

Lalat buah memiliki kemampuan untuk terbang jarak yang cukup

jauh, terutama jika ada angin yang membawa mereka. Ini bisa membuat

mereka berpindah dari satu tanaman inang ke tanaman lainnya, termasuk ke

tanaman cabe.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Terdapat 5 jenis spesies lalat buah yang teridentifikasi berkembang

biak pada tanaman cabe rawit di 8 kecamatan di Kabuaten Sinjai. Setiap

spesies lalat buah yang ditemukan memiliki perbedaan pada corak sayap,

abdomen, ukuran tubuh, serta pola dan warna pada skutum dan sayapnya

dan di lingkungan pertanaman cabe rawit yang menjadi lokasi penelitian,

terdapat juga berbagai tanaman lain yang berada di lingkungan pertanaman

cabe rawit mempunyai berpengaruh terhadap aktivitas dan keberadaan lalat

buah.

5.2. Saran

Perlu adanya pengawasan dan pemantauan secara teratur terhadap

populasi lalat buah pada pertanaman cabe rawit. agar petani dapat

mengambil tindakan preventif atau kuratif sesuai dengan tingkat keparahan

serangan hama lalat buah. Dan dilakukanya penelitian secara lanjut

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi populasi lalat buah pada

pertanaman cabe rawit.

37
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L., & Setiawati, W. (2018). Identifikasi Lalat Buah Pada Tanaman Cabe di
Kecamatan Sinjai. Jurnal Ilmiah Pertanian (JIP), 1(2), 84-92.

Anderson, M., & Smith, J. (2022). Infestasi Lalat Buah dalam Perdagangan Pertanian:
Implikasi untuk Ekspor dan Impor Produk Hortikultura. Jurnal Ekonomi Pertanian,
25(3), 137-152.

Akmal, M., & Yusuf, A. (2016). Metode Identifikasi Lalat Buah Menggunakan Pendekatan
Molekuler. Jurnal Agrikultura, 23(1), 39-46.

Andriyani, A., & Nursal, A. (2020). Identifikasi Lalat Buah pada Tanaman Cabe di
Kabupaten Serang. Jurnal Hortikultura, 30(1), 67-74.

Brown, A., & Jones, B. (2021). Strategi Pemantauan dan Pengendalian Infestasi Lalat Buah
dalam Perdagangan Hortikultura: Studi Perbandingan. Jurnal Pengelolaan Hama,
45(2), 78-95.

De Meyer, M., Larmuseau, M. H., Frérot, B., & Virgilio, M. (2021). Analisis Morfometrik
Geometri Kompleks Bactrocera cucurbitae (Diptera: Tephritidae) di Afrika dengan
menggunakan QFlyC.

Dewi, K., & Pratama, B. F. (2017). Tinjauan Literatur tentang Metode Identifikasi Lalat
Buah pada Tanaman Cabe. Jurnal Litbang Pertanian, 36(2), 75-82.

Handayani, S. W., & Widiastuti, R. (2019). Tinjauan Pustaka tentang Metode Identifikasi
Lalat Buah dengan Pendekatan Morfologi pada Tanaman Cabe. Jurnal
Agroindustri, 9(1), 1-12.

Hadisuwito, S., & Pranata, R. (2022). Strategi Pengendalian Infestasi Lalat Buah dalam
Perdagangan Pertanian: Pelajaran dari Pengalaman Internasional. Jurnal Pertanian
Indonesia, 35(1), 56-72.

Hee, A. K. W., Tan, K. H., & Lee, C. K. (2013). Studi Sistematis Morfologi Larva
Kompleks Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae) di Malaysia. Raffles Bulletin
of Zoology, 61(1), 47-59.

Ibrahim, H. I., Kumela, T., & Emana, G. (2019). Siklus Hidup Lalat Buah (Diptera:
Tephritidae): Sebuah Tinjauan. Journal of Plant Pathology and Microbiology,
10(3), 473.

Johnson, T., & Smith, D. (2008). Lalat Buah (Tephritidae): Filogeni dan Evolusi Perilaku.
Annual Review of Entomology, 53(1), 447-466.

Khaeruddin, 2015. Identifikasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) di Beberapa


Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat. [tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor

38
Manrakhan, A., Vayssières, J. F., Lux, S. A., Kagy, V. E., Caplong, P., & Hanna, R. (2017).
Analisis Morfometrik Geometri Kompleks Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera:
Tephritidae) di Tanzania. Bulletin of Entomological Research, 107(3), 345-353.

Meier, R., Shiyang, K., Vaidya, G., & Ng, P. K. L. (2018). DNA barcoding dan taksonomi
pada Diptera: sebuah kisah tentang variasi intraspesifik yang tinggi dan
keberhasilan identifikasi yang rendah. Systematic Biology, 57(5), 1-11.

Nursal, A., & Andriyani, A. (2020). Identifikasi Lalat Buah pada Tanaman Cabe di
Kabupaten Serang. Jurnal Hortikultura, 30(1), 67-74.

Schutze, M. K., Virgilio, M., Norrbom, A. L., Clarke, A. R., & Tsuruta, K. (2012). Apakah
Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae) saat ini sedang menginvasi Amerika
Serikat Journal of Economic Entomology, 105(5), 753-766.

Siwi, S.S., Hidayat P., Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting di
IndonesiaDiptera:Tephritidae).http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/3
8/file/Bagian-1.pdf Diakses pada tanggal 4 Agustus 2023.

Schutze, M. K., Aketarawong, N., Amornsak, W., Armstrong, K. F., Augustinos, A. A.,
Barr, N., ... & Cameron, S. L. (2015). Sinkronisasi spesies hama penting dalam
kompleks Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae): perubahan taksonomi
berdasarkan tinjauan data morfologi, molekuler, sitogenetika, perilaku, dan
kemoekologi selama 20 tahun. Systematic Entomology, 40(2), 456-471.

Thongjua, T., Clarke, A. R., Drew, R. A., & Schutze, M. K. (2016). Identifikasi molekuler
spesies lalat buah (Diptera: Tephritidae) dari Thailand. ZooKeys, 621, 103-119.

Zubaidah, Siti. 2008. Daya Atraktan Ekstrak Daun Selasih (Ocimum santum) dan Biji Pala
(Myristica fragant) Terhadap Lalat Buah (Bactrocera sp.). Skripsi. Malang.

39
LAY OUT

40
LAMPIRAN

41
GAMBAR KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Selatan Keluarahan Sangiasseri


Lingkungan Babara

42
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Borong Desa Batu Belerang Dusun
Bontoe

43
Lokasi Kegiatan Kecamatan Tellulimpoe Kelurahan Mannanti Lingkungan
Aholaie

44
Lokasi Kegiatan Kecamatan Bulupoddo Desa Bulu Tellue Dusun
Alehanuae

45
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Tengah Desa Mattunreng Tellue Dusun
Sahuneng

46
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Tengah Desa Mattunreng Tellue Dusun
Sahuneng

47
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Utara Kelurahan Biringere Lingkungan
Biringere

48
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Timur Desa Bongki Lengkese Dusun
Lengkese

49
Lokasi Kegiatan Kecamatan Sinjai Barat Desa Gunung Perak Dusun
Lembanna

50

Anda mungkin juga menyukai