Anda di halaman 1dari 43

PEMBUATAN TEH CELUP DARI SERBUK SIMPLISIA

DAUN SEROJA (Nelumbo nucifera Gaertn.)


KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale)

PROPOSAL

Oleh:

IRVANDI
2001021020

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pembuatan Teh Celup Dari Serbuk


Simplisia Daun Seroja (Nelumbo nucifera
Gaertn.) Kombinasi Jahe (Zingiber
officinale)

Nama Mahasiswa : IRVANDI

Nomor Induk Mahasiswa : 2001021020

Menyetujui:

Medan, April 2023

Pembimbing

(apt. Khairani Fitri, S.Si., M.Kes)

Mengetahui:

Ketua Program Studi D3


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan.

(apt. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pembuatan Teh
Celup Dari Serbuk Implisia Daun Seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.)
Kombinasi Jahe (Zingiber officinale)” yang disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan program studi D3 Farmasi di Institut Kesehatan
Helvetia Medan.

Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak


mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.sc., M.Kes. selaku Pembina
Yayasan Helvetia Medan.
2. Bapak Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes. selaku Ketua
Yayasan Helvetia Medan.
3. Bapak Dr. Ismail Effendy, M.Si. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. Bapak apt. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Farmasi
dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Ibu apt. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si., Selaku Ketua Program Studi
D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.
6. Ibu apt. Khairani Fitri, S.Si., M. Kes., Selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu apt. Lilik Septiana, S. Farm., M. Farm., selaku dosen Penguji I yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.

i
8. Ibu apt. Vivi Eulis Diana S.Si., M.EM., selaku penguji II yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan.
10. Orangtua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan serta doa dan materi kepada penulis.
11. Rekan-rekan mahasiswa D3 Farmasi semester VI dan rekan-rekan lainnya,
yang telah membantu dan mendukung penulis sampai Karya Tulis Ilmiah
ini selesai.
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir
kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2023

Irvandi

ii
iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3 Hipotesis Penelitian.................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 4
1.6 Kerangaka Konsep.................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 6
2.1 Tanaman Bunga Seroja............................................................. 6
2.1.1 Klasifikasi Tanaman.......................................................... 6
2.1.2 Morfologi Tanaman........................................................... 6
2.1.3 Deskripsi Tanaman............................................................ 8
2.1.4 Manfaat Tanaman.............................................................. 10
2.2 Tanaman Jahe........................................................................... 12
2.2.1 Klasifikasi Tanaman.......................................................... 13
2.2.2 Nama Lain Tanaman......................................................... 13
2.2.3 Morfologi Tanaman........................................................... 14
2.2.4 Jenis-Jenis Tanaman Jahe................................................. 16
2.2.5 Kandungan Kimia Tanaman Jahe..................................... 17
2.2.6 Manfaat Tanaman Jahe...................................................... 18
2.3 Pengertian Simplisia................................................................. 20
2.3.1 Proses Pembuatan Simplisia.............................................. 20
2.4 Teh............................................................................................ 22
2.4.1 Jenis-Jenis Teh.................................................................. 22
2.4.2 Manfaat Mengkonsumsi Minuman Teh............................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... 27
3.1 Jenis Penelitian......................................................................... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 27
3.2.1 Tempat Penelitian.............................................................. 27
3.2.2 Waktu Penelitian............................................................... 27
3.3 Populasi dan Sampel................................................................. 27
3.3.1 Populasi Penelitian............................................................ 27

iv
3.3.2 Sampel Penelitian.............................................................. 27
3.4 Determinasi Tanaman............................................................... 28
3.5 Alat dan Bahan Penelitian........................................................ 28
3.5.1 Alat Penelitian................................................................... 28
3.5.2 Bahan Penelitian................................................................ 28
3.6 Prosedur Kerja.......................................................................... 28
3.6.1 Pengambilan Sampel......................................................... 28
3.6.2 Pembuatan Serbuk Simplisia............................................. 28
3.6.3 Pembuatan Teh Celup....................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 31

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konsep............................................................. 5


Gambar 2.1 Tanaman Bunga Seroja.................................................... 6
Gambar 2.2 Tanaman Jahe.................................................................. 13

vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis Gizi dan Nilai Gizi Rimpang Jahe.......................... 18
Tabel 3.1 Formula Teh Celup......................................................... 29

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Standar Nasional Indonesia (SNI) Pada Produk Teh
dan Parameter Mutunya................................................... 33

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis dengan kelembapan udara tinggi

sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Bahkan, Indonesia

dinyatakan sebagai negara dengan keanekaragaman hayati nomor dua paling

lengkap di dunia. Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia,

banyak di antaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias di halaman rumah,

halaman perkantoran, taman-taman rekreasi, bahkan sebagai penghias jalan.

Tanaman tersebut dianggap sebagai tanaman hias karena memiliki keindahan pada

bunga, daun, maupun keseluruhan bagian tanaman.Kebutuhan tanaman hias di

rumah maupun di tempat lain sangat tergantung pada kondisi masyarakat suatu

daerah. Semakin tinggi tingkat pengetahuan suatu masyarakat, semakin tinggi

pula pemahaman tentang manfaat tanaman hias bagi kehidupan masyarakat.

Tanaman hias memiliki peran dalam meningkatkan kenyamanan hidup serta

menciptakan lingkungan yang bersih dan segar. Kondisi tersebut merupakan

kebutuhan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan yang sangat

padat dengan berbagal polusi. Tanaman hias dapat memberikan pengaruh positif

terhadap upaya mengurangi kepenatan, memberikan rasa segar pada indera, dan

memberikan nilai tambah perekonomian keluarga (1).

Salah satu tanaman hias yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat

herbal adalah daun seroja dan jahe. Tanaman seroja merupakan salah satu

tanaman berbunga air yang termasuk dalam keluarga Nelumbonaceae, tanaman ini

1
2

banyak dibudidayakan di Negara Asia (2). Tanaman seroja memiliki banyak

kegunaan sebagai obat . daun rimpang, biji dan bunganya secara tradisional

digunakan untuk pengobatan cacar deman kolera (3).

Tanaman jahe merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di dataran

rendah maupun dataran tinggi. Penanganan secara non farmakologis juga banyak

diminati oleh masyarakat karena sangat mudah untuk dipraktekan, tidak

mengeluarkan biaya yang terlalu banyak dan efek sampingnya tidak terlalu

berbahaya. Jahe dapat digunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional,

karena jahe memiliki banyak sekali kandungan gizi dan senyawa kimia yang

sangat penting dan bermanfaat terhadap Kesehatan (4)

Teh adalah salah satu jenis minuman yang banyak diminati oleh

masyarakat Indonesia maupun dunia. Minuman teh memiliki rasa dan aroma yang

khas sehingga sangat digemari oleh masyarakat.Teh dikonsumsi dengan cara

diseduh dan diminum dengan penambahan pemanis. Teh herbal merupakan

produk minuman, baik dalam bentuk tunggal atau campuran herbal, selain

dikonsumsi sebagai minuman biasa, teh herbal juga biasa dikonsumsi sebagai

minuman yang dapat meningkatkan kesehatan. Teh herbal dapat dikonsumsi

sebagai minuman sehat yang praktis tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari (5).

Teh herbal biasanya disajikan dalam bentuk kering dan dapat

dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari. Jika setiap hari minum teh herbal

secara rutin, maka sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan bahkan bisa

sebagai alternatif untuk mencegah berbagai penyakit atau sebagai pengobatan


3

alternative. Kebanyakan teh herbal dibuat dalam bentuk teh celup sehingga lebih

mudah dan lebih praktis penggunaannya, cukup dengan dicelup untuk beberapa

waktu hingga menghasilkan warna dan aroma teh. Teh celup merupakan produk

olahan teh yang dikemas di dalam kemasan kantung (bag) yang terbuat dari filter

paper (kantong kertas celup dari bahan tissue dan tahan panas) (6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe

(Zingiber officinale) dapat diformulasikan kedalam bentuk pembuatan teh

celup serbuk?

2. Apakah simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe

(Zingiber officinale) dapat memenuhi evaluasi pembuatan teh celup

serbuk?

1.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe

(Zingiber officinale) dapat diformulasikan kedalam bentuk pembuatan teh

celup serbuk

2. simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe

(Zingiber officinale) dapat memenuhi evaluasi pembuatan teh celup serbuk


4

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hipotesis diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bahwa simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera

Gaernt.) kombinasi jahe (Zingiber officinale) dapat diformulasikan

kedalam bentuk pembuatan teh celup serbuk

2. Untuk mengetahui bahwa simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera

Gaernt.) kombinasi jahe (Zingiber officinale) dapat memenuhi evaluasi

pembuatan teh celup serbuk

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemanfaatkan simplisia

daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe (Zingiber

officinale) dapat diformulasikan pembuatan teh celup serbuk

2. Memanfaatkan bahan alam yaitu simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera

Gaernt.) kombinasi jahe (Zingiber officinale) yang akan dibuat dalam

pembuatan teh celup serbuk


5

1.6 Kerangaka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Tanaman Daun
Seroja dan Jahe

Pengujian
Serbuk Simplisia Teh celup serbuk Organoleptis:
Daun Seroja dan simplisia Daun Rasa, aroma dan
Jahe Seroja dan Jahe warna

Gambar 1.1 Kerangka Konsep


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Bunga Seroja

Seroja (Nelumbo nucifera) merupakan tanaman rawyang mirip dengan

teratai (Nymphaea sp.) dari bentuk dan habitatnya.Secara tradisional lotus

(Nelumbo nucifera) telah banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam

penyakit, karena terdapat beberapa kandungan zat yang berguna bagi tubuh seperti

protein, lemak, karbohidrat, karoten, pati, fosfor, besi, kalsium dan lain

sebagainya (7),

Gambar 2.1 Tanaman Bunga Seroja

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Nelumphales

Famili : Nelumboceae

Spesies : Nelumbo nucifera

6
7

2.1.2 Morfologi Tanaman

Tanaman seroja berbunga tanpa mengenal musim. Tangkai bunganya

panjang dan tumbuh menyembul jauh di atas permukaan air. Bunga seroja terdiri

dari banyak helaian petal yang saling menumpuk. Petal berbentuk lonjong,

cekung, dan meruncing di bagian ujungnya. Panjang petal 10-15 cm dan lebar 3-7

cm. Di tengah-tengah bunga terdapat kumpulan putik yang dikelilingi benang sari.

Warna seroja di Indonesia umumnya hanya putih dan merah jambu. Masa mekar

bunga seroja umumnya berlangsung 3-4 hari. Setelah itu, petal bunga mulai

berguguran dan hanya menyisakan bakal buah seperti spon. Bentuknya seperti

corong mikrofon dengan permukaan datar. Putik ini lalu membesar membentuk

bakal buah. Setelah tua, dari permukaan putik akan muncul biji-biji seroja. Satu

bunga biasanya menghasilkan 5-10 biji (8).

Penampilan tangkai daun dan bunga seroja sangat menarik karena

menjulang tinggi seakan-akan bersemangat meragakan diri. Tangkai ini kuat,

lentur, dan tidak mudah patah diterpa angin. Ketinggian tangkai daun sangat

beragam, antara 60 cm hingga 100 cm, sedangkan tinggi tangkai bunganya 40-180

cm. Tangkai daun dan bunga memiliki diameter 1 cm. Bila tangkai daun dan

bunga dibelah secara melintang maka akan terlihat lubang-lubang yang berfungsi

sebagai saluran kehidupan tanaman tersebut. Rimpang seroja biasanya hanya

terbentuk bila hidup di habitat aslinya yaitu danau atau rawa-rawa. Teksturnya

umbi tidak berbeda dengan ubi jalar. Bentuknya lonjong dan bila dibelah

melintang akan terlihat rongga-rongga. Jika pertumbuhan tanaman bagus, rimpang


8

seroja dapat mencapai panjang 20-30 cm. Namun, jika ditanam dalam pot atau

kolam, umbi yang terbentuk lebih kecil atau bahkan tidak muncul sama sekali. (8).

2.1.3 Deskripsi Tanaman

Seroja atau lotus (Nelumbo nucifera Gaertn.) adalah spesies tumbuhan air

tahunan dari genus Nelumbo yang berasal dari India. Di Indonesia tanaman ini

sering kali disebut teratai (Nymphaea) walaupun sebenarnya keduanya tidak

berkerabat. Seroja memiliki tangkai bunga tegak dan bunganya tidak mengapung

di permukaan air, sebagaimana pada teratai. Seroja pernah dikenal dengan nama

binomial Nelumbium speciosum (Willd.) atau Nymphaea nelumbo. Tanaman

seroja (Nelumbo nucivera) adalah salah satu tanaman dari genus nelumbo yang

tumbuh di air. Daun dan bunga seroja memiliki tangkai yang panjang dan berada

diatas air. Selain sebagai tanaman hias, seroja juga dimanfaatkan sebagai obat

untuk beberapa penyakit seperti diabetes, demam, flu, diare dan bisa menjadi

suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh (9).

Tanaman Seroja merupakan Tumbuhan air ini juga disebut hidrofit (Ing.

hydrophyte) adalah tumbuhan yang telah menyesuaikan diri untuk hidup

padalingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh tubuhnya.

Tumbuhan air tergantung hidupnya pada air, tidak sekadar tanah yang becek dan

kadang- kadang kering, meskipun istilah hidrofit dipakai juga untuk tumbuhan

yang dapat beradaptasi dengan kondisi becek, namun sehari-hari tumbuh pada

kondisi tanah dengan kandungan air normal. Seroja memiliki bagian-bagian

tanaman yang dapat dikonsumsi. Akar rimpang seroja sering dijadikan bahan

makanan dalam masakan korea dan Jepang. Akar seroja sering diolah dengan
9

diiris tipis-tipis kemudian direbus pada masakan Asia. Petal bunga sering

dimanfaatkan sebagai garnish (hiasan makanan). Batang-batang seroja muda

dijadikan campuran salad di Vietnam (9).

Biji seroja banyak mengandung pati sehingga sering diolah dengan cara

direbus kemudian dihaluskan dan dicampur bersama dengan gula sebagai bahan

isian kue bulan. Biji yang masih muda juga dapat dimanfaatkan sebagai minuman

herbal. Daun seroja berdiameter lebar sekitar 60 cm sehingga sering pula

dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan. Keunikan dari tanaman ini adalah

bunganya yang terbuka di pagi hari dan menutup pada malam hari Seroja

dijadikan sebagai simbol matahari, kelahiran kembali dan penciptaan di Mesir

kuno karena perilaku yang tidak biasa ini yang menandai awal dan akhir hari.

Beberapa daun dari bunga seroja atau seroja ini terendam, sementara daun yang

lain mengapug di permukaan air. Daun dari tanaman hias air ini dilengkapi

dengan kantong udara (dalam jaringan) yang mnjaganya tetap terapung

Berikut adalah karakteristik tumbuhan air:

1. Kutikula tipis. Cuticles terutama mencegah kehilangan air, sehingga

sebagian besar hydrophytes tidak perlu untuk cuticles.

2. Stomata yang terbuka kebanyakan waktu karena air yang melimpah dan

karena itu tidak perlu untuk terlebih dahulu disimpan dalam tanaman. Ini

berarti bahwa sel penjaga stomata pada umumnya tidak aktif.

3. Peningkatan jumlah stomata, yang dapat di salah satu sisi daun.

4. Kurang kaku struktur: tekanan air mendukung mereka.

5. Flat daun pada permukaan tanaman untuk pengapungan.


10

6. Udara sacs untuk pengapungan.

7. Kecil akar: air dapat tersebar langsung ke daun.

8. Akar ringan: tidak perlu untuk mendukung tanaman.

9. Khusus akar dapat mengambil oksigen dalam (9).

2.1.4 Manfaat Tanaman

Semua bagian tanaman seroja bisa dimanfaatkan baik daun, batang, akar

maupun bunga tanaman seroja. Bunga Seroja indah dipandang sehingga banyak

digunakan sebagai penghias kolam di taman-taman. Rimpangnya enak dimakan

dan banyak digunakan dalam masakan Jepang, masakan Tionghoa, dan masakan

India. Rimpang yang dimakan mentah dapat menjadi sumber penularan parasit

Trematoda (9).

1. Biji seroja

memiliki nutrisi yang berkhasiat untuk penyembuhan dalam pengobatan.

Biji seroja juga dapat digunakan dalam banyak resep serta formula herbal.

Nilai gizi yang tinggi; Juga lemak dan biji seroja merupakan sumber

protein, magnesium, potasium, dan fosfor yang baik. Mereka rendah

jenuh, natrium,Subhuti kolesterol.

2. Batang Seroja

Di jepang, dan korea bagian batang tanaman seroja biasanya dipotong-

potong lalu diolah menjadi sayuran atau tumisan. Sedangkan di Tionghoa,

masyarakat memanfaatkan rimpang seroja dan mengolahnya menjadi

bahan makanan yang layak dikonsumsi.


11

3. Akar Seroja

Mengandung bahan fenolat, kimia bahan penelitian, tanaman seperti seroja

alkaloid, flavonoid, tokoferol, fenolik, dan saponin yang berfungsi sebagai

anti oksidan. oksidan membantu membersihkan racun Zat-zat ini anti

dapat manusia racun- yang terdapat dalam tubuh, mencegah penyebaran

kuman, dan meningkatkan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan sistem

kekebalan tubuh manusia. Akar seroja atau seroja root biasanya disebut

akar tonjong memiliki fungsi antioksidan yang luar biasa.

4. Rimpang Seroja

Etanol yang terdapat pada rimpang bunga seroja diketahui dapat

membantu tubuh mengkontrol gula darah. Sedangkan zat quercetin dan

glikosida yang terdapat pada bunga seroja menurut penelitian dapat

menghambat enzim yang menyebabkan komplikasi pada penderita

diabetes. Kandungan bahan kimia yang terdapat pada tanaman seroja

diketahui dapat mencegah berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh

virus, bakteri dan jamur. Salah satu bahan kimia yang terdapat pada

tanaman ini adalah etanol yang diketahui dapat membantu menghambat

perkembangan virus herpes. Selain itu, kandungan flavonoid dari daun

seroja dapat membantu mencegah perkembangan virus HIV AIDS.

5. Bunga Seroja

Kandungan bahan kimia pada seroja diketahui dapat membantu mengobati

beberapa penyakit yang sering menyerang manusia. Biasanya bagian-

bagian bunga seroja diolah menjadi obat dalam atau obat luar untuk
12

mengobati berbagai penyakit seperti: Sakit jantung, Sakit liver, Darah

tinggi, Muntaber, Disentri, Panas dalam, Mimisan Luka bernanah, Batuk

dan muntah darah. Tanaman seroja dapat diolah secara manual seperti

obat-obat tradisional China. Seiring berkembangnya zaman, kini ekstrak

tanaman seroja sudah bisa dikonsumsi dalam bentuk kapsul yang lebih

praktis dan ekonomis.

6. Daun Seroja

Kandungan bahan kimia alami lainnya yang terdapat dalam daun seroja

dapat mencegah jamur tumbuh dan hidup di dalam tubuh manusia (9).

2.2 Tanaman Jahe

Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman rempah dan

obat yang penting baik dari segi kegunaan maupun dalam perdagangan dunia.

Tanaman ini diduga berasal dari Asia Tenggara atau dari Kepulauan Pasifik. Saat

ini dibudidayakan secara komersial di berbagai belahan dunia, seperti China,

Jepang, India, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, Jamaica, Brazil, Afrika, dan

Australia. Sebagai tanaman rempah, rimpang jahe digunakan sebagai bumbu pada

berbagai masakan, minuman, dan makanan. Jahe juga banyak digunakan sebagai

bahan baku pada industri obat tradisional, jamu, farmasi, parfum, dan kosmetika.

Jahe (Zingiber officinale), telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia.

Jahe diduga berasal dari daerah Cina selatan, dan saat ini dibudidayakan secara

luas di daerah tropik dan sub tropik. Sampai saat ini India adalah produsen utama

jahe, dengan luas panen sekitar 50% dari luas panen Jahe dunia. Jahe dikebunkan

secara luas di beberapa kawasan di Indonesia, termasuk dalam perkebunan


13

sebagai tanaman tumpang sari dan tanaman sela dalam program Pengelolaan

Hutan Berbasis Masyarakat. Di beberapa tempat lainnya, jahe ditanam terbatas

untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Jahe bahkan tumbuh di kebun-kebun

secara liar (10).

Gambar 2.2 Tanaman Jahe

2.2.1 Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Liliopsidae

Famili : Zingberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zinbiber offcinalle (L)

2.2.2 Nama Lain Tanaman

Jahe di Indonesia memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatera disebut

halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba), sipode (Mandailing),

lahia (Nias), sipodeh(Minangk abau), page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di Jawa,
14

jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean).

Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros),

melito (Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), layya (Makassar), dan laja/pace

(Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea

(Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin

disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi

(Ambon), sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora

(Tidore), dan laian (Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman

(Kapaur). Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia

menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia (11)

2.2.3 Morfologi Tanaman

1. Akar

Akar adalah bagian yang terpenting dari tanaman jahe. Di bagian akar

inilah tumbuh tunas-tunas yang baru. Tunas ini kelak akan menjadi

tanaman. Akar jahe berbentuk bulat, ramping, dan berserat. Warnanya

putih sampai cokelat terang. Akar tunggal jahe tertanam kuat di dalam

tanah. Akar ini akan semakin membesar seiring dengan pertambahan

usianya (12).

2. Batang

Tanaman jahe tumbuh merumpun. Jahe berbatang semu karena tersusun

atas lembaran-lembaran pelepah daun. Batangnya tegak dan tidak

bercabang. Tanaman jahe tumbuh tegak setinggi 30 sampai 100 cm.

Batang semu dari jahe berbentuk bulat kecil. Warnanya hijau pucat,
15

sedangkan pangkal batangnya kemerahan. Namun, batang ini bila

dipotong akan berwarna kuning atau jingga. Batangnya agak keras karena

diselubungi oleh pelepah daun (12).

3. Daun

Tanaman jahe memiliki daun sempit dengan panjang 15 sampai 23 cm.

Lebarnya 0,8-2,5 cm. Sedangkan tangkai daunnya berbulu dengan panjang

0,2-0,4 cm. Bentuk lidah daun tanaman jahe memanjang dan tidak

berbulu. Panjangnya 7,5 sampai 10 mm. Saat daun tanaman jahe

mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) akan tetap hidup di

dalam tanah (12).

4. Bunga

Tanaman jahe berbunga majemuk berupa malai yang tersembul di

permukaan tanah. Bentuk bunganya berupa tongkat atau bulat telur yang

sempit serta sangat tajam. Panjang malai 3,5-5 cm, lebarnya 1,5-1,75 cm.

Gagang bunganya hampir tidak berbulu dengan panjang 25 cm. Mahkota

bunga jahe berbentuk tabung sepanjang 2-2,5 cm. Helainya agak sempit

dan berbentuk tajam. Warnanya kuning kehijauan. Bibir bunga berwarna

ungu gelap dan berbintik putih kekuningan. Panjangnya 12-15 mm.

Sedangkan kepala sari berwarna ungu dengan panjang 9 mm. Tangkai

putik tanaman jahe ada 2 buah (12).

5. Rimpang

Tanaman jahe adalah tanaman berbentuk rimpang yang ukurannya

tergantung pada jenisnya. Bentuk rimpang jahe pada umumnya berbuku-


16

buku, gemuk, agak pipih, dan membentuk akar serabut. Rimpang jahe

berkulit agak tebal. Kulit tersebut membungkus daging rimpang yang

kulitnya mudah terkelupas. Rimpang jahe tertanam dalam tanah dan akan

semakin besar serta membentuk rimpang-rimpang baru seiring dengan

bertambahnya usia. Di dalam sel-sel rimpang inilah terkandung asiri yang

aromatis dan menimbulkan rasa pedas. Terdapat pula oleoresin khas jahe

pada rimpangnya (12).

2.2.4 Jenis-Jenis Tanaman Jahe

Jenis jahe yang diperdagangkan di dunia antara lain: Jamaican Ginger,

Ratoon Ginger, African Ginger, Chocin Ginger, Calcutta Ginger, Japanese Ginger

(Zingiber mioga), Martinique Ginger (Zingiber zerumbat). Jahe yang dikenal

masyarakat di Indonesia terdiri dari 3 varietas:

1. Jahe merah (Z. officinale var. rubrum). Jahe merah disebut jahe merah

karena warna rimpangnya berwarna jingga muda hingga berwarna merah.

Jahe ini memiliki serat yang kasar, aromanya sangat tajam, dan rasanya

sangat pedas. Jahe merah biasanya dipanen tua dan digunakan sebagai

komponen obat-obatan dan jamu. Seringkali jahe merah diambil oleoresin

dan minyak atsirinya sebagai bahan pengobatan.

2. Jahe putih kecil (Z. officinale var. amarum). Nama lain dari jahe jenis ini

adalah jahe sunti atau jahe emprit. Jahe ini memiliki potongan melintang

berwarna putih kekuningan, berbentuk agak pipih, berserat lembut, dengan

aroma yang agak tajam, dan rasayang pedas. Jenis jahe ini memiliki rasa
17

lebih pedas dibandingkan jahe gajah, karena kandungan minyak atsiri yang

lebih banyak daripada jahe gajah.

3. Jahe putih gajah (Z. officinale var. officinale). Jahe ini juga disebut dengan

nama jahe kuning besar, jahe gajah, jahe badak atau jahe kombongan. Jahe

jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk, potongan melintang

berwarna putih kekuningan, berserat sedikit dan lembut. Jahe gajah

biasanya dikonsumsi saat masih muda atau setelah aroma kurangnya tajam

dan rasanya kurang pedas. Jahe ini banyak dikonsumsi selagi segar atau

diolah untuk bumbu masak (13).

2.2.5 Kandungan Kimia Tanaman Jahe

Jahe merupakan suatu jenis temu-temuan yang sangat digemari karena cita

rasanya pedas dan berbau harum. Mengapa jahe memberi rasa pedas? itu tidak

lain disebabkan kandungan kimia dari jahe. Rimpang jahe mengandung 2

komponen utama yaitu komponen non- volatile dan komponen volatile (mudah

menguap) (10). Dalam penelitian (Siti Nurbaya, 2017) melakukan uji skrining

fitokimia dari jahe merah dan jahe putih terkadung senyawa alkaloid dan steroid

(14). Komponen non-volatile pada jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas,

salah satu diantaranya adalah oleoresin gingerol (4,0-7,5%). Komponen volatile

terdiri minyak atsiri sesquiterpen (bisabolen, zingiberon, zingiberol, terpen (d-

champen, felandren), cineol, borneol, zingerol, zingeron, sineol, geraniol, dan

linalool dari oleoresin, yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak

atsiri) dengan komponen terbanyak adalah zingiberen dan zingiberol. Minyak


18

atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada

suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas (10).

Karakteristik minyak atsiri jahe berwarna bening sampai kuning tua dan memiliki

nilai ekonomi tinggi karena banyak digunakan dalam industri parfum, kosmetik,

essence, farmasi dan flavoring agent. Gingerol merupakan senyawa identitas

untuk tanaman jahe dan berfungsi sebagai senyawa yang berkhasiat obat (10).

Tabel 2.1 Jenis Gizi dan Nilai Gizi Rimpang Jahe (15)

Jenis zat gizi Nilai gizi per 100 g


Energi 79 kkal
Karbohidrat 17,86 g
Serat 3,60 g
Protein 3,57 g
Sodium 14 mg
Zat Besi 1,15 g
Potasium 33 mg
Vitamin C 7,7 g

2.2.6 Manfaat Tanaman Jahe

Berikut ini manfaat jahe untuk mengobati berbagai jenis penyaki:

1. Mencegah Stroke dan Penyakit Jantung

Kandungan gingerol pada jahe bersifat antikoagulan yang berguna untuk

melancarkan peredaran darah, mengontrol tekanan darah, serta menangkal

penggumpalan darah yang dapat menimbulkan pembuluh darah tersumbat

sehingga menyebabkan serangan jantung maupun penyakit stroke.

2. Anti Radang dan Mengatasi Arthritis


19

Kandungan gingerol jahe juga berfungsi sebagai anti inflamasi yang

berkhasiat untuk mengatasi peradangan serta menghambat COX yang

diketahui menjadi penyebab terjadinya peradangan dan arthritistanpa

menimbulkan efek samping.

3. Membersihkan Tubuh dan Menangkal Kanker

Manfaat jahe juga dari kandungan antioksidan yang berkhasiat dalam

menangkal radikal bebas dan membersihkan tubuh dari berbagai virus,

bakteri, kuman penyebab penyakit. Bahkan senyawa aktif ini mampu

meredam pertumbuhan berbagai jenis sel kanker, seperti kanker usus atau

kanker ovarium.

4. Menyembuhkan Migrain dan Sakit Kepala

Kandungan dalam jahe juga mampu menghambat prostaglandin yang

menyebabkan migraine dan sakit kepala.

5. Menyembuhkan Demam dan Batuk

Kandungan Gingerol pada jahe juga menurunkan demam dan

menyembuhkan batuk.

6. Menyembuhkan Sakit Perut

Manfaat jahe juga dari kandungannya yang mampu melancarkan

pencernaan maupun metabolisme tubuh, sehingga berguna untuk

mengatasi gangguan pencernaan, iritasi usus, maupun perut kembung.

7. Berat Badan dan Perut Buncit


20

Minum jahe secara rutin juga membantu metabolisme tubuh dan

membakar kalori sehingga berguna untuk menurunkan berat badan

maupun mengatasi perut buncit.

8. Mengatasi Mabuk Perjalanan dan Morning Sickness

Minum jahe atau makan permen jahe juga sangat berguna untuk

mengurangi rasa mual karena mabuk kendaraan, mengatasi jet lag,

maupun meredakan rasa mual dan ingin muntah pada morning sickness

(16).

2.3 Pengertian Simplisia

Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang

digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Simplisia dapat

juga didefinisikan sebagai bahan alamiah yang dipakai sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga atau yang baru mengalami proses setengah

jadi, seperti pengeringan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia

tidak lebih dari 60°. Simplisia segar adalah bahan alam segar yang belum

dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani dan pelikan atau

mineral (17).

Simplisia nabati dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar,

batang, daun dan sebagainya) atau eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara

spontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara tertentu dikelukan dari sel atau

zat-zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman. Simplisia hewani yaitu

simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan, atau zat berguna

yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan
21

yaitu atau mineral yaitu simplisia berupa bahan pelikan atau mineral belum diolah

atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi belum / bukan berupa zat kimia

murni (17).

2.3.1 Proses Pembuatan Simplisia

Pembuatan simplisia melitputi beberapa prosedur diantaranya:

pengambilan bahan sampel, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan

dan sortasi kering.

1. Pengambilan Sampel

Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi beberapa faktor, seperti :

umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, bagian

tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh.

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan

asing lain).

3. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat

mudah larut dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin.

4. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan

dengan pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis

atau potongan dengan ukuran tertentu.


22

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak sehingg dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan

penurunan kadar air, hal tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik

sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau perusakan

simplisia. Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara

pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 300 C- 900 C

(terbaik 600 C). Simplisia yang negandung bahan aktif tidak tahan panas

atau mudah menguap, pengerngan dilakukan pada suhu serendah mungkin,

misalnya 300 C- 450 C atau dengan cara pengeringan vakum

6. Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.

7. Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena faktor interen dan

eksteren, misalnya: cahaya, oksigen udara, reaksi kimia internal, dehidrasi,

penguapan air, pengotoran, serangga, atau kapang.

8. Pemeriksaan mutu

Pemeriksaan mutu simplisa dilakukan pada waktu pemanenan atau

pembelian dari pengumpul atau pedagang. Pada setiap pemanenan atau

pembelian simplisia tertentu, perlu dilakukan pengujian mutu (18).

2.4 Teh

Teh merupakan minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk

daun atau tangkai daun dan bunga yang dikeringkan dari tanaman. Teh celup
23

merupakan bubuk teh yang dikemas ke dalam kantong dengan tali atau tanpa tali

maupun perekat untuk dicelup, dimana proses penyeduhan yang mudah dan tanpa

penyaringan (19).

2.4.1 Jenis-Jenis Teh

1. Teh Putih

Diantara jenis teh yang ada, teh putih atau white tea merupakan teh dengan

proses pengolahan paling sederhana, yaitu pelayuan dan pengeringan.

Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan teh putih inipun

hanya berasal dari pucuk dan dua daun dibawahnya. Pelayuan dapat

dilakukan dengan memanfaatkan panas dari sinar matahari. Biasanya

proses pelayuan ini mampu mengurangi kadar air sampai 12%.

Selanjutnya, daun teh yang sudah layu dikeringkan menggunakan mesin

pengering. Pucuk teh kemudian akan menjadi jenis mutu silver needle,

sedangkan dua daun di bawahnya akan menjadi white poeny.

2. Teh Hijau

Secara umum, teh hijau dibedakanmenjadi teh hijau China (Panning Type)

dan teh hijau Jepang (Steaming Type). Baik teh hijau China maupun

Jepang, prinsip dasar proses. Pengolahannya adalah inaktivasi enzim

polifenol oksidase untuk mencegah terjadinya oksimatis yang merubah

polifenol menjadi senyawa oksidasinya berupa teaflavin dan tearubigin.

Pada proses pengolahan teh hijau China digunakan mesin pelayuan berupa

rotary panner untuk menginaktivasi enzim. Sementara itu, proses teh hijau

Jepang menggunakan steamer dalam menginaktivasi enzimnya. Daun teh


24

yang sudah dilayukan, kemudian digulung dan dikeringkan sampai kadar

air tertentu.

3. Teh Oolong

Setelah sampai di pabrik, daun teh sesegara mungkin dilayukan dengan

menfaatkan panas dari sinar matahari sambil digulung halus secara manual

menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin. Tujuan penggulungan

halus ini adalah untuk mengoksidasi sebagian polifenol yang terdapat

dalam daun teh. Proses ini dikenal sebagai proses semi oksimatis. Setelah

dipandang cukup semi oksimatisnya, daun teh kemudian dikeringkan.

4. Teh Hitam

Dibandingkan dengan jenis teh lainnya, teh hitam adalah the yang paling

banyak diproduksi yaitu sekira 78%, diikuti teh hijau 20% kemudian

sisanya adalah teh oolong dan teh putih yaitu 2%. Teh hitam ini juga

merupakan teh dengan proses pengolahan yang cukup rumit. Berdasarkan

prosesnya teh hitam dibedakan menjadi teh hitam ortodoks dan crushing-

tearing-curling (CTC). Pada proses pengolahan teh hitam ortodoks, daun

the dilayukan semalam 14-18 jam. Setelah layu, daun teh digulung,

digiling dan dioksimatis selama kurang lebih 1 jam. Sementara itu, proses

pengolahan CTC, pelayuannya lebih singkat yaitu, 8-11 jam dan diikuti

dengan proses penggilingan yang sangat kuat untuk mengeluarkan cairan

sel semaksimal mungkin. Proses selanjutnya adalah pengeringan yaitu

proses pengolahan yang bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis


25

dan menurunkan kadar air. Teh kering selanjutnya disortasi dan digrading

untuk menghasilkan jenis mutu teh tertentu (20).

2.4.2 Manfaat Mengkonsumsi Minuman Teh

Ada beberapa manfaat mengkonsumsi teh antara lain sebagai berikut:

a. Osteoporosis

Perubahan hormonal saat menopause dan kekurang tahuan akan

pentingnya kalsium semakin membuat kaum hawa dekat dengan penyakit

pengeroposan tulang (osteoporosis). Selain di dalam teh memang

mengandung kalsium, menurut beberapa penelitian (menggunakan

hewan), teh mampu mengurangi tingginya penyerapan penyebab

kehilangan massa tulang yang berlebih.

b. Kanker Payudara

Teh sudah sering kita kenal sebagai zat antikanker, tentu kanker payudara

juga termasuk di dalamnya. Semua itu tak lepas dari peran Polifenol yang

menyusun 25-35% berat kering teh. Salah satu Polifenol yang populer,

yaitu Katekin.

c. Kulit

Kulit cantik dan sehat sudah barang tentu menjadi dambaan para wanita.

Kombinasi kolagen dengan elastin membuat kulit menjadi kencang,

elastis, dan halus. Antioksidan yang terdapat pada teh lewat katekin di

dalamnya mampu melindungi kulit dari kerusakan akibat serangan radikal

bebas.

d. Diet
26

Teh bisa menjadi solusi diet yang menyenangkan. Rahasianya adalah

sinergi dari tiga bahan utama teh, yaitu kafein, L-Theanine dan

epigallocatechin-3-gallate (EGCG). semakin banyak teh yang kamu

minum maka akan semakin kuat pesan ke otak yang mengatakan, "Aku

tidak lapar".

e. Membantu Pencernaan

Lebih dari 400 jenis bakteri bersemayam di dalam saluran pencernaan.

Meski kurang 1% dari bakteri ini yang berbahaya, tetapi yang 1% ini

justru mempunyai efek negatif pada kesehatan, seperti diare atau sembelit.

Di sisi lain, bakteri yang menguntungkan mampu meningkatkan resistensi

tubuh terhadap infeksi, membantu mempertahankan volume perut secara

normal dan melancarkan pencernaan.

f. Ginjal

Anggapan bahwa teh bisa merusak ginjal adalah tidak benar. Menurut

Prof. Chung Yang dan Universitas Rutgers di New Jersey, minum teh

hijau hingga sepuluh cangkir per hari masih dapat ditoleransi. Bahkan

sebagai penangkap radikal bebas yang andal, teh mempunyai peran

penting dalam memelihara kesehatan ginjal. Ginjal memegang peran

utama dalam mengeluarkan zat-zat yang tak berguna yang dihasilkan oleh

metabolisme dalam tubuh (21).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang meliputi

pengambilan sampel, determinasi sampel pembuatan teh celup dari serbuk

simplisia daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe (Zingiber

officinale)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakuka di Laboratorium Penelitian Institut Kesehatan

Helvetia Medan

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus

2023

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman daun seroja (Nelumbo

nucifera Gaernt.) dan jahe (Zingiber officinale) sebanyak 3 kg berat segar

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.)

dan jahe (Zingiber officinale) yang berasal dari kota medan

27
28

3.4 Determinasi Tanaman

Identifikasi terhadap daun seroja dan rimpang jahe untuk mengetahui

identitas taksonominya dilakukan di Herbarium Medanense (MEDA) Universitas

Sumatera Utara

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

Alat- alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan, kertas

kantong teh, lemari pengering, ayakan, blender.

3.5.2 Bahan Penelitian

daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) dan jahe (Zingiber officinale)

3.6 Prosedur Kerja

3.6.1 Pengambilan Sampel

Sampel diambil sebanyak 3 kg daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.)

dan jahe (Zingiber officinale), dilakukan sortasi basah yaitu memisahkan sampel

dari kotoran setelah itu dilakukan pencucian sampel untuk memberihkan debu

yang melekat dan sampel ditiriskan.

3.6.2 Pembuatan Serbuk Simplisia

Penggilingan atau penghalusan ukuran tanaman obat adalah penurunan

ukuran atau penghalusan secara mekanik dari bahan tanaman tertentu, seperti

daun, akar, biji dan sebagainya menjadi unit sangat kecil (halus), dari bentuk

fragmen besar menjadi serbuk halus. Tahap ini merupakan tahap pertama dari

pengolahan tanaman obat, baik dalam bentuk sederhana maupun bentuk


29

kompleks. Dalam proses penggilingan/penghalusan, tanpa memperhatikan alat apa

pun yang digunakan, homogenitas ukuran partikel merupakan parameter utama.

Perlu diperhatikan penggilingan dan hasil penggilingan harus distandarisasi

ukuran partikelnya dengan cara pengayakan. Pengayak dibuat dari kawat logam

atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama diseluruh

bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor yang menunjukkan jumlah

lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat (22).

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat

halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua

serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat halus serbuk

dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui

pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak

dengan nomor tertinggi (22).

3.6.3 Pembuatan Teh Celup

Pembuatan teh dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan campuran

antara daun seroja dan rimpang jahe kering dengan metode dry mixing. Kedua

bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong celup berukuran 3 gram.

Dengan konsentrasi seperti pada tabel 4.1

Tabel 3.1 Formula Teh Celup

Konsentrasi (%)
Bahan
F1 F2 F3 F4 F5
Teh Daun Seroja 20% 30% 50% 60% 80%
Teh Rimpang Jahe 80% 60% 50% 30% 20%
30

Uji organoleptik yang dilakukan ialah uji kesukaan (hedonik) terhadap

formula minuman teh daun seroja (Nelumbo nucifera Gaernt.) kombinasi jahe

(Zingiber officinale) yang meliputi penilaian terhadap warna, rasa dan aroma air

seduhan teh. Panelis yang digunakan ialah sebanyak 15 orang panelis.

Kenampakan teh kering dinilai berdasarkan kenampakan teh sebelum diseduh.

Kenampakan dinilai dari A sampai E dengan nilai A = sangat baik, B = baik, C =

sedang, D = kurang baik, dan E = tidak baik. Untuk ampas seduhan dinilai setelah

teh diseduh (23).


DAFTAR PUSTAKA

1. B. Mursiton HP. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Cetakan Pe. Jakarta:


Penebar Swadaya; 2011.
2. Zaidi A, Srivastava AK. Nutritionaland Therapeutic Importance of
Nelumbo Nucifera (Sacred Lotus). Era’s J Med Res. 2020;6(2):98–102.
3. Mukherjee PK, Mukherjee D, Maji AK, Rai S, Heinrich M. The Sacred
Lotus (Nelumbo nucifera) - Phytochemical And Therapeutic Profile. J
Pharm Pharmacol. 2009;61(4):407–22.
4. Tutik, Diah Evita DE. Penyuluhan Tradisional Pemanfaatan Rimpang Jahe
Sebagai Penurun Tekanan Darah dan Asam Urat. 2021;4(2):45–51.
5. Wicaksono LA, Djajati S, Laksmi ANE, Studi P, Pangan T, Teknik F.
Karakteristik Teh Herbal Daun Kelor ( Moringa oleifera ) dengan
Pengkayaan Kolagen Ikan. 2020;4(2):163–80.
6. Irma Santi, Sitti Amirah IA. Sosialiasasi Pembuatan Teh Herbal Dalam
Kemasan Teh Celup Pada Kelompok PKK Kalabbirang Kabupaten
Takalar. 2022;11(1):22–5.
7. Ria Kusumaningrum, Agus Supriadi SH. Karakteristik Dan Mutu Teh
Bunga Lotus (Nelumbo nucifera). 2013;вы12у(235):245. Available from:
http://digilib.unila.ac.id/4949/15/BAB II.pdf
8. Flora J. Alamat-alamat Penyedia Keladi Hias Mother’s Plans & Flower.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka; 2018. 131–134 p.
9. Siti Arminah. Budidaya Lotus Dan Manfaatn. Cetakan I. Sri Sugiastuti,
editor. Jawa Tengah: Lakeisha; 2020. 1–67 p.
10. Dewi Ratna & Siti Fairuz. Herbal dan Rempah. Cetakan I. Surabaya:
Scopindo Media Pustaka; 2022. 108–112 p.
11. Fathiah. Identifikasi Tanaman Jahe (Zingiber officinale) Berdasarkan
Morfologi. 2022;21(2):341–52.
12. Hamidah Jauhary. Seri Apotik Dapur, Dengan Khasiat Tersembunyi Dari
Jahe. Cetakan I. Yogyakarta: Rapha Publisihing; 2020. 5–10 p.
13. Waris AA& R. Eksplorasi Ilmiah Jahe Sebagai Obat Tradisional Dari Sisi
Agama, Kesehatan dan Ekonomi. Cetakan I. Sumatera Barat: CV. Insan
Cendekia Mandiri; 2021. 3–7 p.
14. Siti Nurbaya, Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi, Nurussakinah TP. Skrining
Fitokimia dan Uji Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Jahe Merah
( Zingiber officinale Rosc . Var Rubrum ) Dan Ekstrak Etanol Jahe Putih
(Zingiber officinale Rosc. Var Officinarum) PAda Mencit Putih JAntan.
2017;4(1):59–63.
15. Aryanta IWR. Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. 2019;1:39–43.
16. Yusuf CK Arianto. 56 Makanan Ajaib dan Manfaatnya Untuk Kesehatan
dan Kecantikan. PT. Agro Media Pustaka,; 2018. 7–9 p.
17. Parfati NKCR. Modul Pelatihan Penyiapan Simplisia Kelor Asepk
Produksi, Sanitasi, dan Hygiene. 2018;1.
18. Yustina Sri Hartini ETW. Buku Panduan Praktikum Farmakognosi
Fitokimia. Yogayakarta; 2016. 1–22 p.

31
32

19. Ayu K, Savitri M, Widarta IWR, Agung A, Ngurah G, Jambe A. The Effect
of Comparison Black Tea ( Camellia sinensis ) and Red Ginger ( Zingiber
officinale var . Rubrum ) on the Characteristics of Teabag. 2019;8(4):419–
29.
20. Rohdiana D. Teh Proses, Karakteristik dan Komponen Fungsional. 2015;
(August).
21. Ara Rossi. 1001 Teh Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh.
Cetakan I. Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2010. 106–114 p.
22. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesa Bandung. Modul Praktikum
Farmakognosi. 2020;6.
23. Sri Darningsih, Clara M. Kusharto, Sri Anna Marliyati dan DR. Formulasi
Teh Camelia-Murbei Dengan Bubuk Jahe (Zingiber officinale) dan Asam
Jawa (Tamarindus indica , L . ) Sebagai Minuman Kesehatan Untuk
Meningkatkan Respon Imun Tikus. 2008;3(2):61–70.
33

Lampiran 1. Standar Nasional Indonesia (SNI) Pada Produk Teh dan Parameter
Mutunya

Anda mungkin juga menyukai