Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II

SKRINING FITOKIMIA

Nama : Aulia Yerdi Utami


NIM : F1F118010

Dosen Pengampu:
1. Dr. Madyawati Latief,S.P.,M.Si
2. Diah Tri Utami,S.Si.,M.Sc

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Percobaan I
SKRINING FITOKIMIA

I. Tujuan
1.1 Mengetahui kandungan metabolit yang terkandung dalam tumbuhan
1.2 Sebagai dasar pembelajaran untuk keperluan penelitian atau tugas akhir

II. Landasan Teori

Bahan alam dapat didefinisikan sebagai komponen atau substansi kimia


yangmerupakan metabolit sekunder (secondary metabolites) yang dapat berupa
komponentunggal/murni hasil isolasi maupun yang masih berupa campuran
komponen dalambentuk ekstrak, sediaan kering dari bagian tertentu atau
keseluruhan dari suatuorganisme baik tumbuhan, mikroba, ataupun hewan yang
dieksplorasi dandimanfaatkan karena efek farmakologis (pharmacological effect),
efek terapi(therapeutic effect), antioksidan (antioxidative effect), antibakteri
(antibacterial), ataukemampuannya sebagai bahan pewarna (coloring agent),
penyedap (flavoring agent),pengharum (parfuming agent), pengikat (fixative
agent), serta karena aktivitasbiologis (biological activity) lainnya seperti
kemampuan sebagai pestisida alami(natural pesticide) ( Nugroho,2017).
Sementara itu, ada istilah lain yaitu fitokimia (phytochemicals). Dari asal usul
katanya, maka terdiri dari phyto dan chemicals. Fito (phyto) dalam bahasa latin
berarti tumbuhan, sedangkan chemicals berarti bahan-bahan kimia. Secara harfiah
dapat dikatakan fitokimia adalah bahan-bahan atau senyawa-senyawa kimia yang
dihasilkan oleh tumbuhan ( Nugroho,2017).
Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu
penelitianfitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa
yangterkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang
dilakukandengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu
pereaksi warna(Simaremare, 2014).
Skrining fitokimia dilakukan untuk menganalisis kandungan bioaktif
yangberguna untuk pengobatan. Pendekatan secara skrining fitokimia pada
hakikatnyaadalah analisis secara kualitatif dari kandungan kimia yang terdapat
didalamtumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun , bunga dan biji)
terutamakandungan metabolit sekunder yang meruapakn senyawa bioaktif
(Marjoni, 2016).
Alkaloid merupakan metabolit sekunder terbesar yang banyak ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinggi dan mempunyai susunan basa nitrogen, yaitu satu atau 2
atom nitrogen (Harborne, 1987; Bhat et al., 2009). Alkaloid sering beracun bagi
manusia dan mempunyai efek fisiologis yang menonjol, sehingga sering
digunakan untuk pengobatan (Harborne, 1987). Alkaloid dibentuk berdasarkan
prinsip pembentukan campuran dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu elemen yang
mengandung N terlibat pada pembentukan alkaloid, elemen tanpa N yang
ditemukan dalam molekul alkaloid dan reaksi yang terjadi untuk pengikatan khas
elemen-elemen pada alkaloid (Sirait, 2007). Alkaloid tidak mempunyai tata nama
sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid dinyatakan dengan nama trivial yang
berakhiran -in (Lenny, 2006). Fungsi alkaloid dalam tumbuhan belum diketahui
secara pasti. Namun alkaloid berfungsi sebagai pengatur tumbuh atau penghalau
dan penarik serangga (Harborne, 1987).
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu
gula dan bukan gula. Keberadaan glikosida di alam sangat tersebar luas dan
banyak di antaranya telah berhasil diisolasi dari berbagai sumber antara lain
glikosida Amigdalin yang berasal dari Prumus amygdalus dengan famili
Rosaceae. Arbutin dari Arctostaphyllos uva ursi dengan famili
Ericaceae.Digitonin yang berasal dari Digitalis purpurea dengan famili
Scrophulariaceae dan Rutin yang berasal dari Fagopyrum esculentum dengan
famili Polygonaceae, Semakin pekat kadar asam atau basa maupun semakin
panas lingkungannya maka glikosida akan semakin mudah dan cepat terhidrolisis.
Saat glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah menjadi dua bagian, yaitu
bagian gula dan bagian bukan gula. Dalam bentuk glikosida, senyawa ini larut
dalam pelarut polar seperti air.Namun, bila telah terurai maka aglikonnya tidak
larut dalam air karena larut dalam pelarut organik nonpolar. Apabila senyawa
glikon tidak sama dengan aglikon, maka glikosida tersebut dinamakan heterosida.
III. Prosedur Percobaan

3.1 Bahan

 Daun Kecubung ( Datura metel L. )


 Daun / rhizome Pacing ( Coctus specious Smith. )
 Daun Ubi Racun ( Manihot esculenta Cranz )

3.2 Cara kerja


IV.

Anda mungkin juga menyukai