Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

TITRASI ASIDI ALKALIMETRI

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 9 Februari 2017

Golongan / Kelompok :Q/C

Nama Anggota : 1. Fidella Regina (2443015020)

2. Pandura Asti Ambadar (2443015104)

3. Dwi Indah Sari (2443015164)

4. Navin Budi Laksono (2443015225)

5. Fristansya Gea Luhukay (2443014170)

Nama Asisten : Ibu Caroline, S.Si., M.Si., Apt.

1. DASAR TEORI
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat
dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya.
Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa (Keenam,
1984).

Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat
dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH
pada titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam
basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik ekivalen berada. Pada umumnya, titik ekivalen tersebut sulit diamati, yang
mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekivalen
tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai
dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik
ekivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi (Keenam, 1984).
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan
terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi
dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik
ekivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7 (Harry, 1990).

Secara umum, asam memilik sifat sebagai berikut:


1. Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
3. Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
4. Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
5. Mengubah lakmus biru menjadi merah.
Sifat-sifat basa:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari sabun (>7)
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
6. Dapat menghantarkan arus listrik.
Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
Asam kuat: HCl
Basa kuat : NaOH
Persamaan reaksi :
HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- H2O
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara atau metode
yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang
disebut buret. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup untuk
bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekivalen atau titik
stoikiometri, titik ini sering ditandai dengan perubahan warna senyawa yang disebut
indikator (Harry, 1990).
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil:
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik stoikiometri atau titik ekivalen harus diketahui. Indikator yang memberikan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekivalen yang sering digunakan. Titik
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir titrasi.
4. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen harus diketahui
setepat mungkin.
Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan penggambaran pH larutan yang
dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Gambar yang diperoleh
tersebut disebut kurva pH atau kurva titrasi. Dalam titrasi, suatu larutan yang harus
dinetralkan, misalnya asam dimasukan ke dalam buret lalu dimasukan ke dalam asam,
mula-mula cepat, kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut
tercapai. Salah satu cara untuk mencapai titik setara adalah melalui perubahan warna dari
indikator asam basa. Titik pada saat dimana indikator berubah warna dinamakan titik
akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah memadamkan tiitk akhir
indikator dengan titik setara dari penetralan, ini dapat tercapai jika kita dapat menemukan
indikator yang perubahan warnanya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai
dengan titik setara (Brady, 1988).

2. CARA KERJA
2.1 Pembuatan larutan Baku Primer

Menimbang Asam Oksalat 315,2mg

Dimasukan dalam labu takar 50ml

Ditambahkan aquadest ad garis tanda, kocok sampai homogen

Pipet 5ml, masukkan dalam erlenmeyer

Ditambahkan 2-3 tetes phenolftalein

2.2 Pembuatan dan Pembakuan Baku Sekunder


Mengambil larutan NaOH 0,1N 100ml

Meletakkan larutan NaOH 0,1N di buret

Melakukan pembakuan dengan asam oksalat dengan cara titrasi

Mencatat volume NaOH, sampai larutan asam oksalat berwarna merah


muda

Melakukan replikasi sebanyak 2x

2.3 Penetepan Kadar Sampel


Sampel yang digunakan adalah Asam Mefenamat
2.3.1 Pemerian (Farmakope Indonesia hal.43)
Serbuk hablur putih hampi putih, melebur pada suhu lebih kurang 2300
disertai peruraian.
2.3.2 Kelarutan (Farmakope Indonesia hal.43)
Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam kloroform,
sukar larut dalam etanol dan metanol, serta praktis tidak larut dalam air.
2.3.3 Penetapan Kadar Asam Mefenamat
Menimbang seksama 600mg, lalu dilarutkan dengan etanol absolut yang
sudah dinetralkan dengan fenol red. Campur dan teteskan 5 tetes fenol red
dan dititrasi dengan NaOH 0,1N hingga warna merah.
1ml 1M NaOH setara 24,13mg asam mefenamat

Menimbang 600mg Asam Mefenamat

Dilarutkan dengan etanol hangat , lalu dinetralkan dengan


penambahan fenol merah dan NaOH 0,1N hingga warna merah
muda

Menambahkan indikator fenol red sebanyak 5tetes

Melakukan titrasi dengan NaOH 0,1N hingga warna merah

Catat volume serta lakukan replikasi sebanyak 3x

3. HASIL PENGAMATAN
3.1 Pembakuan untuk Baku Sekunder NaOH 0,1N
Diketahui teoritis normalitas NaOH adalah 0,1N. Tetapi setelah dibakukan dengan
baku primer larutan asam oksalat 0,1N , didapatkan normalitas NaOH adalah
0,145N.
Angka 0,145N dari perhitungan rumus V1N1 = V2N2.
Dimana hasil pembakuan adalah sebagai berikut
Replikasi Volume Normalitas Volume Normalitas
Asam Oksalat Asam Oksalat NaOH NaOH
1 5 ml 0,1 N 3,5 ml 0,143 N
2 5 ml 0,1 N 3,4 ml 0,147 N
Rata rata 0,145 N
3.2 Penetapan Kadar Asam Mefenamat
Pada penetapan Kadar Asam Mefenamat, didapatkan hasil volume titran yang
tercatat adalah 2,1 ml (600,3mg) , 1,9 ml (603,1mg) serta 1,16 (334,5mg).
Vt x Nt
x E x 100
Kadar sampel 1 = Nk x W

2,1 x 0,145
x 24,13 x 100
= 0,1 x 600,3

= 12,24 %
1,9 x 0,145
x 24,13 x 100
Kadar sampel 2 = 0,1 x 603,1

= 11,02%
1,16 x 0,145
x 24,13 x 100
Kadar sampel 3 = 0,1 x 334,5

= 12,13%
Perhitungan 4d :
12,24 % rata-rata=12,185 % 0,055 rata-rata = 0,055
12,13 % 0,055
11,02 % dicurigai
12,24 11,02 = 1,22 > 0,55, sehingga 11,02% tidak digunakan
3.3 Perhitungan % Kesalahan
Kadar pengamatan = 12,185
Kadar sesungguhnya = 13,78
13,7812,185
x 100
% kesalahan = 13,78

=11,57%
4. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan untuk menetapkan kadar sampel asam
mefenamat dilakukan metode titrasi asam basa. Prinsip dasar titrasi adalah jika adanya
suatu reaksi kimia antara larutan baku dan sampel. 3 hal yang penting dalam titrasi asam
basa (Asidi-Alkalimetri) yaitu adanya indikator asam-basa, pH, dan perubahan warna.
Asam mefenamat dapat ditentukan kadarnya dengan metode alkalimetri. Alkalimetri
merupakan penetapan kadar untuk senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan
menggunakan baku basa. Asam mefenamat adalah salah satu obat antiinflamasi
nonsteroid derivat asam karboksilat yang praktis tidak larut dalam air dan merupakan
asam lemah dengan pKa 4,2 sehingga penetapan kadarnya tidak dilakukan dengan titrasi
langsung melainkan dengan titrasi semi bebas air. Titrasi semi bebas air adalah suatu cara
titrasi asam-basa yang memakai pelarut yang masih mengandung air seperti etanol.
Prinsip kerja titrasi alkalimetri pada penetapan kadar Asam Mefenamat yaitu dengan
mentitrasi sampel dengan larutan NaOH 0,1N yang akan terjadi reaksi netralisasi yaitu
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam (Asam Mefenamat) dengan ion
hidrosida yang berasal dari basa (larutan NaOH 0,1N) untuk menghasilkan air dan
Natrium mefenamat.
Untuk pemilihan indikator digunakan phenol red sebagai acuan utama. Phenol red
akan berwarna kuning jika dalam suasana asam dan berwarna merah dalam suasana basa.
Trayek pH phenol red yaitu 6,8-8,2 dan pK In phenol red yaitu 7,9. Cara untuk
menentukan indikator adalah sebagai berikut:
pKa Asam Mefenamat : 4,2
Ka Asam Mefenamat : 10-4,2
Sebelum dititrasi : [H+] = Ka x Ca pH = - log [H+]
104,2 x 0,1 = -log 2,5 x 10-3
= 2,5 x 10-3 = 2,6
Setelah titrasi dijalankan, dengan penambahan sedikit demi sedikit NaOH maka dalam
larutan akan terbentuk Na.Mefenamat sebagai hasil reaksi antara Asam Mefenamat dan
NaOH. Dalam larutan sekarang terdapat Asam Mefenamat yang belum bereaksi serta
Na.Mefenamat sehingga terbentuk sistem buffer. pH larutan pun sedikit demi sedikit
beranjak naik sebagai fungsi perubahan perbandingan [garam]/[asam].
Persamaan Henderson-Hasselbalchassam :
pH = pKa + log [garam]/[asam]
= 4,2 + log 0,1/0,1
= 4,2
Pada titik tengah titrasi dimana setengah dari jumlah total mol baik NaOH dan Asam
Mefenamat telah bereaksi maka konsentrasi Na.Mefenamat akan sama dengan
konsentrasi Asam Mefenamat, sehingga pH nya akan sama dengan pKa yaitu 4,2. Pada
titik ekuivalen, Asam Mefenamat habis bereaksi dan sekarang kita mempunyai larutan
Na.Mefenamat. Na.Mefenamat adalah garam yang dibangun dari basa kuat dan asam
lemah, sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian. Adanya OH - sebagai akibat
hidrolisis parsial Na.Mefenamat akan menyebabkan pH larutan menjadi basa, sehingga
pH titik ekuivalen titrasi asam lemah dan basa kuat adalah basa, dan pHnya ditentukan
oleh konsentrasi Na.Mefenamat.
Rumus Hidrolisis Basa:
Kw x g
OH- = Ka POH = -log [OH-] pH = 14 5,4

1014 x 0,1
= 104,2 = -log 3,98 x 10-6 = 8,6

= 3,98 x 10-6 = 5,4


Jadi pH larutan pada saat titik ekuivalen adalah 8,6. Oleh sebab itulah maka indikator
titrasi asam lemah yang dipakai adalah indikator yang memiliki transisi perubahan warna
pada kisaran pH 7 sampai 10.
Dalam proses pembakuan NaOH digunakan reagent asam oksalat karena dapat
dijabarkan bahwa NaOH merupakan larutan baku sekunder yang harus dibakukan oleh
larutan baku primer (Asam Oksalat). Karena pada dasarnya, NaOH mempunyai
kemurnian yang bervariasi. Sehingga NaOH tersebut harus dibakukan dengan larutan
baku primer Asam Oksalat yang mempunyai kemurnian cukup tinggi dan dalam proses
titrasi dapat diperoleh perbandingan yang signifikan terhadap kestabilan NaOH sebagai
larutan baku sekunder. Adapun reaksi kimia yang terjadi dalam pembakuan NaOH yaitu :
H2C2O4 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2O
Pada penetapan kadar sampel Asam Mefenamat yang sebelumnya telah digerus
terlebih dahulu, diperoleh hasil perhitungan 12,185%. Dalam hal ini proses penggerusan
sampel bertujuan untuk memberikan sifat homogen pada sampel yang sebelumnya tidak
merata pada sediannya.
Setelah dihitung persentasi kesalahannya diperoleh hasil 11,57%. Hal ini dapat
diakibatkan karena penentuan titik akhir yang tidak tepat saat dilakukannya titrasi. Hasil
data yang diperoleh dari ketiga replikasi,satu data yang dihilangkan/dicurigai karena
jaraknya yang terlampau jauh antara hasil yang lainnya.

5. KESIMPULAN
1. Titrasi asam-basa sampel Asam Mefenamat menggunakan metode alkalimetri
(sampel asam yang dititrasi dengan larutan baku basa) dengan menggunakan
indikator phenol red.
2. Perhitungan kadar akhir yang diperoleh Asam mefenamat adalah 12,185% dan
persentasi kesalahannya sebesar 11,57%
3. Faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan adalah penentuan titik akhir titrasi yang
kurang tepat.

6. DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E & Holum J.L. 1988. Fundametal of Chemistry, 3rd Ed. New York: John Wiley
& Inc.
Keenam, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas1. Edisi keeenam. (alih bahasa A. Hadyana
pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Harry Firman. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
Vogel. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
UKWMS. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis .2017. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai