1. DASAR TEORI
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat
dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya.
Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa (Keenam,
1984).
Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat
dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH
pada titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam
basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik ekivalen berada. Pada umumnya, titik ekivalen tersebut sulit diamati, yang
mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekivalen
tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai
dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik
ekivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi (Keenam, 1984).
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan
terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi
dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik
ekivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7 (Harry, 1990).
2. CARA KERJA
2.1 Pembuatan larutan Baku Primer
3. HASIL PENGAMATAN
3.1 Pembakuan untuk Baku Sekunder NaOH 0,1N
Diketahui teoritis normalitas NaOH adalah 0,1N. Tetapi setelah dibakukan dengan
baku primer larutan asam oksalat 0,1N , didapatkan normalitas NaOH adalah
0,145N.
Angka 0,145N dari perhitungan rumus V1N1 = V2N2.
Dimana hasil pembakuan adalah sebagai berikut
Replikasi Volume Normalitas Volume Normalitas
Asam Oksalat Asam Oksalat NaOH NaOH
1 5 ml 0,1 N 3,5 ml 0,143 N
2 5 ml 0,1 N 3,4 ml 0,147 N
Rata rata 0,145 N
3.2 Penetapan Kadar Asam Mefenamat
Pada penetapan Kadar Asam Mefenamat, didapatkan hasil volume titran yang
tercatat adalah 2,1 ml (600,3mg) , 1,9 ml (603,1mg) serta 1,16 (334,5mg).
Vt x Nt
x E x 100
Kadar sampel 1 = Nk x W
2,1 x 0,145
x 24,13 x 100
= 0,1 x 600,3
= 12,24 %
1,9 x 0,145
x 24,13 x 100
Kadar sampel 2 = 0,1 x 603,1
= 11,02%
1,16 x 0,145
x 24,13 x 100
Kadar sampel 3 = 0,1 x 334,5
= 12,13%
Perhitungan 4d :
12,24 % rata-rata=12,185 % 0,055 rata-rata = 0,055
12,13 % 0,055
11,02 % dicurigai
12,24 11,02 = 1,22 > 0,55, sehingga 11,02% tidak digunakan
3.3 Perhitungan % Kesalahan
Kadar pengamatan = 12,185
Kadar sesungguhnya = 13,78
13,7812,185
x 100
% kesalahan = 13,78
=11,57%
4. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan untuk menetapkan kadar sampel asam
mefenamat dilakukan metode titrasi asam basa. Prinsip dasar titrasi adalah jika adanya
suatu reaksi kimia antara larutan baku dan sampel. 3 hal yang penting dalam titrasi asam
basa (Asidi-Alkalimetri) yaitu adanya indikator asam-basa, pH, dan perubahan warna.
Asam mefenamat dapat ditentukan kadarnya dengan metode alkalimetri. Alkalimetri
merupakan penetapan kadar untuk senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan
menggunakan baku basa. Asam mefenamat adalah salah satu obat antiinflamasi
nonsteroid derivat asam karboksilat yang praktis tidak larut dalam air dan merupakan
asam lemah dengan pKa 4,2 sehingga penetapan kadarnya tidak dilakukan dengan titrasi
langsung melainkan dengan titrasi semi bebas air. Titrasi semi bebas air adalah suatu cara
titrasi asam-basa yang memakai pelarut yang masih mengandung air seperti etanol.
Prinsip kerja titrasi alkalimetri pada penetapan kadar Asam Mefenamat yaitu dengan
mentitrasi sampel dengan larutan NaOH 0,1N yang akan terjadi reaksi netralisasi yaitu
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam (Asam Mefenamat) dengan ion
hidrosida yang berasal dari basa (larutan NaOH 0,1N) untuk menghasilkan air dan
Natrium mefenamat.
Untuk pemilihan indikator digunakan phenol red sebagai acuan utama. Phenol red
akan berwarna kuning jika dalam suasana asam dan berwarna merah dalam suasana basa.
Trayek pH phenol red yaitu 6,8-8,2 dan pK In phenol red yaitu 7,9. Cara untuk
menentukan indikator adalah sebagai berikut:
pKa Asam Mefenamat : 4,2
Ka Asam Mefenamat : 10-4,2
Sebelum dititrasi : [H+] = Ka x Ca pH = - log [H+]
104,2 x 0,1 = -log 2,5 x 10-3
= 2,5 x 10-3 = 2,6
Setelah titrasi dijalankan, dengan penambahan sedikit demi sedikit NaOH maka dalam
larutan akan terbentuk Na.Mefenamat sebagai hasil reaksi antara Asam Mefenamat dan
NaOH. Dalam larutan sekarang terdapat Asam Mefenamat yang belum bereaksi serta
Na.Mefenamat sehingga terbentuk sistem buffer. pH larutan pun sedikit demi sedikit
beranjak naik sebagai fungsi perubahan perbandingan [garam]/[asam].
Persamaan Henderson-Hasselbalchassam :
pH = pKa + log [garam]/[asam]
= 4,2 + log 0,1/0,1
= 4,2
Pada titik tengah titrasi dimana setengah dari jumlah total mol baik NaOH dan Asam
Mefenamat telah bereaksi maka konsentrasi Na.Mefenamat akan sama dengan
konsentrasi Asam Mefenamat, sehingga pH nya akan sama dengan pKa yaitu 4,2. Pada
titik ekuivalen, Asam Mefenamat habis bereaksi dan sekarang kita mempunyai larutan
Na.Mefenamat. Na.Mefenamat adalah garam yang dibangun dari basa kuat dan asam
lemah, sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian. Adanya OH - sebagai akibat
hidrolisis parsial Na.Mefenamat akan menyebabkan pH larutan menjadi basa, sehingga
pH titik ekuivalen titrasi asam lemah dan basa kuat adalah basa, dan pHnya ditentukan
oleh konsentrasi Na.Mefenamat.
Rumus Hidrolisis Basa:
Kw x g
OH- = Ka POH = -log [OH-] pH = 14 5,4
1014 x 0,1
= 104,2 = -log 3,98 x 10-6 = 8,6
5. KESIMPULAN
1. Titrasi asam-basa sampel Asam Mefenamat menggunakan metode alkalimetri
(sampel asam yang dititrasi dengan larutan baku basa) dengan menggunakan
indikator phenol red.
2. Perhitungan kadar akhir yang diperoleh Asam mefenamat adalah 12,185% dan
persentasi kesalahannya sebesar 11,57%
3. Faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan adalah penentuan titik akhir titrasi yang
kurang tepat.
6. DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E & Holum J.L. 1988. Fundametal of Chemistry, 3rd Ed. New York: John Wiley
& Inc.
Keenam, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas1. Edisi keeenam. (alih bahasa A. Hadyana
pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Harry Firman. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
Vogel. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
UKWMS. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis .2017. Surabaya.