2, May 2015
Abstrak. Penelitian tentang optimasi proses reduksi kloramfenikol menggunakan reduktor Zn dengan
Spektrofotometri UV-Vis dan Fourier Transformed Infra Red (FTIR) telah dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah mengubah gugus nitro aromatic pada kloramfenikol menjadi gugus amina primer yang diikuti proses
diazotasi dan pengkopling menggunakan N-(1-Naphtyl)ethylendiamine dihydrochloride (NEDA) sebagai
pengkopling. Hasil akhir penelitian ini adalah terbentuknya senyawa azo yang dapat diukur pada panjang
gelombang 560-568 nm. Senyawa ini stabil apabila proses reduksi dilakukan pada temperatur di bawah
10oC. Kondisi optimum proses reduksi dapat diperoleh dengan mereduksi 100 ppm kloramfenikol
menggunakan 3 gram Zn dalam 2,5 ml asam format.
Kata kunci: kloramfenikol, reduktor Zn, diazotasi, spektrofotometri, NEDA.
Abstract. Research about optimization of chloramphenicol reduction process using zinc (Zn) as
reductor by Spectrophotometry UV-Vis and Fourier Transformed Infra Red (FTIR) has been conducted.
The purpose of this research is to convert the nitro aromatic group in chloramphenicol into primary amine
group followed by diazotization and coupling process using N-(1-Naphtyl)ethylendiamine dihydrochloride
(NEDA) as a coupling agent. The final result of this research is the formation of azo compound measured at
560-568 nm. This compound is stable when the reduction process is conducted at temperature below 10oC.
The optimum condition of the reduction process can be obtained by reducting 100 ppm of chloramphenicol
using 3 gram of Zn in 2.5 ml of formic acid.
Keywords: chloramphenicol, reductor Zn, diazotization, spectrophotometry, NEDA.
111
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, May 2015
negara Uni Eropa (Europian Union) memberi (Merck), ammonium sulfamat (Merck), NaNO2
batasan penggunaan kloramfenikol sebesar 0,3 (Sigma) dan es batu.
mg/kg (0,3 ppb)[5].
Pada umumnya identifikasi kloramfenikol PROSEDUR PENELITIAN
dilakukan dengan menggunakan metode
Optimasi Jenis Asam Pada Proses Reduksi
kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) namun
Kloramfenikol
membutuhkan biaya yang sangat mahal, waktu
lama dan juga lebih rumit. Berdasarkan uraian di Pada penelitian ini 5 ml CAP 1.000 ppm
atas perlu adanya pengembangan metode untuk ditambah 3 g Zn dan 2,5 ml HCl. Kemudian
analisis kloramfenikol yang lebih mudah, distirer sampai 20 menit, setelah itu disaring dan
sederhana, akurat dan biaya yang lebih murah. filtrat yang diperoleh diencerkan sampai 10 ml.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan Lalu diambil 5 ml dan ditambah 1 ml HCl, 1 ml
metode analisis kloramfenikol secara NaNO2 dan 1 ml ammonium sulfamat (tiap
spektrofotometri UV-Vis dengan prinsip reaksi penambahan divortex). Reaksi dilakukan dalam
diazotasi, dimana gugus nitro pada kloramfenikol penangas es pada suhu <10oC. Filtrat yang
akan direduksi menggunakan Zn dan asam diperoleh diencerkan kembali sampai 10 ml.
menjadi gugus amina primer. Gugus amina Kemudian disimpan dalam lemari es, pengujian
primer inilah yang kemudian melewati reaksi Spektrofotometri UV-Vis dan FT-IR dilakukan
diazotasi. Diazotasi adalah reaksi antara amina setelah 1 hari penyimpanan. Diulangi prosedur
primer dengan asam nitrit. Asam nitrit diperoleh tersebut dengan mengganti HCl dengan asam
dari hasil reaksi natrium nitrit dan asam klorida. format pada awal penambahan. Jenis asam yang
Reaksi amina primer dengan asam nitrit pada memberikan hasil terbaik digunakan pada proses
suhu dingin membentuk garam diazonium [6]. optimasi berikutnya.
Selanjutnya garam ini direaksikan dengan Optimasi Massa Reduktor Pada Proses
menambahkan pengkopling N-(1-Naphtyl) Reduksi Kloramfenikol
ethylendiamine dihydrochloride (NEDA) agar Pada penelitian ini 5 ml CAP 1.000 ppm
terbentuk senyawa azo yang berwarna violet yang ditambah 3 g Zn dan 2,5 ml asam (hasil optimasi
dapat dideteksi pada panjang gelombang 560-568 jenis asam). Kemudian distirer sampai 20 menit,
nm. setelah itu disaring dan filtrat yang diperoleh
Umumnya penelitian-penelitian yang telah diencerkan sampai 10 ml. Lalu diambil 5 ml dan
dilakukan tidak mengoptimasi proses reduksi ditambah 1 ml HCl, 1 ml NaNO2 dan 1 ml
yang terjadi. Mustafa (2007) hanya ammonium sulfamat (tiap penambahan divortex).
mengidentifikasi kloramfenikol murni Reaksi dilakukan dalam penangas es pada suhu
menggunakan reduktor Zn dan HCl dan metode <10oC. Filtrat yang diperoleh diencerkan kembali
spektrofotometri UV-Vis. Padahal optimasi sampai 10 ml. Kemudian disimpan dalam lemari
proses reduksi tersebut berperan penting dalam es, pengujian Spektrofotometri UV-Vis dan FT-
pembentukan senyawa azo yang berwarna. IR dilakukan setelah 1 hari penyimpanan.
Adapun yang dioptimasi adalah jenis Diulangi prosedur tersebut dengan mengganti
asam, massa reduktor, jumlah asam dan massa Zn menjadi 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3,5
konsentrasi kloramfenikol. gram. Massa reduktor yang memberikan hasil
METODE PENELITIAN terbaik digunakan pada proses optimasi
Alat yang digunakan berikutnya.
Spektrofotometer FT-IR, Spektrofotometri Optimasi Jumlah Asam Pada Proses Reduksi
UV-Vis, neraca digital, magnetic stirrer, vortex, Kloramfenikol
spatula, kaca arloji, botol gelap, vial, tabung Pada penelitian ini 5 ml CAP 1.000 ppm
reaksi, rak tabung, gelas kimia, gelas ukur, ditambah 3 g Zn (hasil optimasi massa) dan 2,5
corong, Erlenmeyer, pipet volume, pipet tetes, ml asam (hasil optimasi jenis asam). Kemudian
pinset, labu ukur, kertas saring whatman, dan distirer sampai 20 menit, setelah itu disaring dan
termometer. filtrat yang diperoleh diencerkan sampai 10 ml.
Bahan yang digunakan Kemudian diambil 5 ml dan ditambah 1 ml HCl,
HCl (Merck), asam format (Merck), 1 ml NaNO2 dan 1 ml ammonium sulfamat (tiap
aquades, aquabidest, etanol (Merck), penambahan divortex). Reaksi dilakukan dalam
kloramfenikol (Sigma), reduktor Zn (Merck), N- penangas es pada suhu <10oC. Filtrat yang
(1-naphtyl)ethylendiamine dihidroklorida diperoleh diencerkan kembali sampai 10 ml.
112
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, May 2015
Kemudian disimpan dalam lemari es, pengujian Tabel 1. Perbedaan spektrum FTIR kloramfenikol
Spektrofotometri UV-Vis dan FT-IR dilakukan murni dan kloramfenikol tereduksi (Day
setelah 1 hari penyimpanan. Diulangi prosedur dan A.L. Underwood, 2002)
tersebut dengan mengganti jumlah asam menjadi
2; 3; 3,5 dan 4 ml. Jumlah asam yang membe- Bilangan Gugus
rikan hasil terbaik digunakan pada proses No Gugus
gelombang Murni Tereduksi
optimasi berikutnya.
Optimasi Konsentrasi Kloramfenikol Pada 1 3580-3650 OH + +
Proses Reduksi Kloramfenikol 2 ~1600 C=C + +
Pada penelitian ini 5 ml CAP 1.000 ppm
3 1300-1400 NO + -
ditambah 3 g Zn (hasil optimasi massa) dan 2,5
ml asam (hasil optimasi jumlah & jenis asam). 4 3300-3700 NH - +
Kemudian distirer sampai 20 menit, setelah itu
disaring dan filtrat yang diperoleh diencerkan
sampai 10 ml. Lalu diambil 5 ml dan ditambah 1 Pada tabel 1 terlihat bahwa kloramfenikol
ml HCl, 1 ml NaNO 2 dan 1 ml ammonium murni terdapat pada bilangan gelombang 1350
sulfamat (tiap penambahan divortex). Reaksi
cm-1 yang merupakan pita vibrasi khas dari gugus
dilakukan dalam penangas es pada suhu <10 o C.
Filtrat yang diperoleh diencerkan kembali sampai NO2. Sedangkan pada kloramfenikol tereduksi
10 ml. Kemudian disimpan dalam lemari es, puncak tersebut tidak muncul. Pita vibrasi khas
pengujian Spektrofotometri UV-Vis dan FT-IR spektra FTIR amina primer untuk N-H ulur
dilakukan setelah 1 hari penyimpanan. Diulangi (stretch) terdapat pada daerah bilangan gelombang
prosedur tersebut dengan mengganti konsentrasi 3300-3700 cm-1 yang baru muncul pada
kloramfenikol setelah pengenceran menjadi 40, kloramfenikol tereduksi.
60, 80, dan 100 ppm.
Larutan natrium nitrit (NaNO2) dan asam
HASIL DAN PEMBAHASAN
klorida (HCl) dimasukkan ke dalam larutan
Pada proses reduksi kloramfenikol ini kloramfenikol tereduksi pada tabung reaksi.
gugus nitro pada kloramfenikol diubah menjadi Reaksi dilakukan pada penangas es dengan suhu
gugus amina. Mekanisme reaksi reduksi <15 oC. Garam diazonium pada reaksi diazotasi
memiliki stabilitas yang rendah. Reaksi diazotasi
kloramfenikol ditampilkan pada gambar 1.
sebaiknya dilakukan pada suhu rendah <15
OH Cl OH Cl o
H
N
Cl Zn
OH
H
N
Cl
Cl H+
H
N
Cl
C[13]. NaNO2 dan HCl menghasilkan asam nitrit
O
N
+
OH
O O
N OH
O HO
N OH
O
(HONO) prekursor ion nitrosonium (NO +). Ion
- - OH
O O
-H2O tersebut akan bereaksi dengan kloramfenikol
OH Cl OH Cl
tereduksi untuk pembentukan garam diazonium
OH Cl
H
N
Cl H+
H
N
Cl Zn
H
N
Cl
sebelum ditambahkan agen pengkopling, larutan
- -
O
N
H
OH
O O
N OH
O O
N OH
O
tersebut diberi ammonium sulfamat terlebih
2H+
dahulu. Ammonium sulfamat disini berfungsi
OH
H
N
Cl OH
H
N
Cl OH
H
N
Cl
untuk menghilangkan/mengurangi gas nitrit yang
Cl Zn Cl H+ Cl
+
OH 2
N OH
O
HN OH
O
H2N OH
O dihasilkan. Setelah itu agen pengkopling NEDA
H
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasil reaksi
Gambar 1. Mekanisme reaksi reduksi azo kopling antara garam diazonium dengan
kloramfenikol NEDA adalah larutan berwarna ungu violet.
Larutan tersebut diukur dengan spektrofotometri
Kloramfenikol murni dan kloramfenikol UV-Vis sehingga didapatkan panjang gelombang
tereduksi dikarakterisasi dengan FTIR. Tujuan maksimum yaitu 554 nm seperti gambar 2.
karakterisasi dengan FTIR adalah untuk
mengamati perubahan gugus fungsi dari
kloramfenikol murni dan kloramfenikol tereduksi.
Hasil karakterisasi dapat dilihat pada gambar 10.
113
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, May 2015
NH2
NH2
1 HN HN
Cl OH
0,8 Cl
N
(a)
Absorbansi
O
N N HO
OH N N
0,6
O
Cl
N
H
0,4 (b)
OH Cl
Cl OH
Gambar 5. Grafik perbandingan pengukuran
H
N
Cl
H
N
OH
absorbansi asam format dan HCl
Cl
Cl
H
O H
O
+ HN O
OH N
H
OH N N O
Pada gambar 5 terlihat bahwa proses
H
(Kloramf enikol tereduksi)
H 2O reduksi dengan menggunakan asam format
Cl OH Cl OH
memiliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada
H
N
Cl
H
N proses reduksi yang menggunakan HCl. Dengan
Cl
O
H
O
H
+
kata lain, asam format lebih optimum dalam
OH N N O H OH N N O + H3O
mereduksi gugus nitro pada kloramfenikol
Cl OH Cl OH menjadii gugus amina primer dibandingkan
H H
Cl
N
H
Cl
N
dengan HCl.
O
O
OH N N OH +
OH N N OH + H3 O
Cl
H
N H
N
Penentuan massa Zn pada proses reduksi
O
Cl
O
kloramfenikol sangat penting karena jumlah
OH N N
OH N N OH2
massa menentukan jumlah mol reduktor yang
Gambar 3. Mekanisme reaksi pembentukan dapat mereduksi gugus nitro pada kloramfenikol.
garam diazonium kloramfenikol tereduksi Pada penelitian ini digunakan reduktor Zn dengan
variasi massa antara lain 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3
g. Grafik pengukuran absorbansi dengan variasi
massa Zn terdapat pada gambar 6.
114
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, May 2015
1,5
0,5 Penentuan konsentrasi kloramfenikol pada
absorbansi
Penentuan jumlah asam pada proses reduksi Gambar 8. Grafik pengukuran absorbansi dengan
kloramfenikol variasi konsentrasi kloramfenikol
Jumlah asam berpengaruh terhadap
jumlah H+ yang terbentuk. Digunakan variasi Tabel 2. Absorbansi tiap konsentrasi dari menit
jumlah asam antara lain 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4 ml ke-10 sampai menit ke-60
karena untuk melihat berapa jumlah asam yang Menit Konsentrasi (ppm)
dibutuhkan untuk mereduksi gugus nitro dalam ke- 40 60 80 100
kloramfenikol menjadi gugus amina primer. 10 0,004 0,01 0,028 0,037
Grafik pengukuran absorbansi dengan variasi 20 0,052 0,069 0,099 0,128
jumlah asam dapat dilihat pada gambar 7. 30 0,095 0,122 0,157 0,202
Pada gambar 7 terlihat bahwa absorbansi 40 0,128 0,166 0,217 0,26
pada jumlah asam 2 dan 4 ml mencapai 1 pada 50 0,157 0,205 0,262 0,316
menit ke-30, sedangkan pada jumlah asam 2,5 ml 60 0,18 0,241 0,307 0,362
absorbansi mencapai 1 pada menit ke-20, dan
pada jumlah asam 3 dan 3,5 ml absorbansi
mencapai 1 pada menit ke-50. Hal tersebut Pada gambar 8 dan tabel 2 terlihat bahwa
menunjukkan bahwa dengan jumlah asam 2,5 ml absorbansi pada tiap konsentrasi kloramfenikol
lebih sensitif daripada jumlah asam yang lain semakin meningkat dengan bertambahnya waktu.
karena absorbansinya lebih cepat mencapai 1 Terlihat pula bahwa absorbansi pada konsentrasi
yaitu pada menit ke-20. 100 ppm lebih sensitif dibandingkan dengan
1,5 konsentrasi yang lain.
2
absorbansi
115
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, May 2015
y = 0,0017x + 0,0216
0,3 R² = 0,9907 4. Commission Regulation (EU) No.
0,2 37/2010 of 22 December 2009, 2010. On
0,1 Pharmacologically Active Subtances and
Their Classification Regarding Maximum
0 Residue Limits in Foodstuffs of Animal
0 20 40 60 80 100 120 Origin. Official Journal of the Europian
konsentrasi (ppm) Union L15, 1-72
5. Comission Decision No. 2003/181/EC of
Gambar 9. Kurva kalibrasi proses reduksi 13 March 2003 Amending Decision
kloramfenikol pada kondisi optimum 2002/657/EC as Regards the Setting of
Minimum Performance Limits (Mprls) for
Gambar 9 terlihat bahwa kurva kalibrasi Certain Residues in food Animal Origin
tersebut memiliki regresi 0,9907. Sehingga dapat (2003). Official Journal of the Europian
disimpulkan bahwa kurva kalibrasi tersebut linear Union L71/17
pada konsentrasi 10 sampai 120 ppm. Konsentrasi 6. Fessenden, R.J. dan Fessenden J.S. 1992.
100 ppm termasuk dalam rentang linearitas Kimia Organik. Cetakan ketiga. Jilid I.
tersebut. Erlangga:Jakarta.
7. Vogel. 1985. Buku Teks Analisis
PENUTUP Anorganik Kualitatif Makro dan
Kesimpulan Semimikro. Edisi ke lima. Bagian I. PT
Dari hasil penelitian ini dapat diambil Kalman Media Pusaka:Jakarta.
kesimpulan antara lain : 8. Jiang, H and Zhu, S. 2008. Synthesis and
1. Jenis asam yang optimum dalam proses Structure of Trifluoromethylated
reduksi kloramfenikol untuk Arylhydrazones Formed from Coupling of
pembentukan senyawa azo adalah asam 4-(Dimethylamino)-1,1,1-Trifluorobut-3-
format. En-2-One with Diazonium Salts. Journal
2. Massa reduktor Zn yang optimum dalam of Fluorine Chemistry Vol. 129; 40-44.
proses reduksi kloramfenikol untuk
pembentukan senyawa azo adalah 3 g.
3. Jumlah asam yang optimum dalam proses
reduksi kloramfenikol dengan reduktor Zn
untuk pembentukan senyawa azo adalah
2,5 ml asam format (HCOOH).
4. Konsentrasi kloramfenikol yang optimum
dalam proses reduksi kloramfenikol
dengan reduktor Zn untuk pembentukan
senyawa azo adalah 100 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cabello, F. C. 2006. Heavy Use of
Prophylactic Antibiotics in Aquaculture :
A Growimg Problem for Human and
Animal Health and for The Environment.
Journal of Environment Microbiology,
8(7): 1137-1144.
2. Naylor, R., and Burke, M. 2005.
Aquaculture and Ocean Resources:
Raising Tigers of the Sea. Annual Review
of Environmental Resources, 30:185-218.
3. FDA. 2002. Department of Health and
Human Services. Food and Drug
Administration. Topical Kloramfenikol;
116