Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROSKOPI

PERCOBAAN IV
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Disusun Oleh:
Noor Alpia
1701011320032
Kelompok III

PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN IV
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir

(Adi Cahyo Sumaryanto) Tanggal Dikumpul Tanggal Dikumpul


NIM. J1E115201 31 Oktober 2018 07 November 2018

PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
PERCOBAAN IV
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi larutan KNO2
dan KNO3 secara spektrofotometer ultraviolet.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Dasar Teori
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Secara sederhana, definisi dari spektrofotometri
adalah pengukuran penyerapan energi cahaya sustu sistem kimia sebagai fungsi
dari panjang gelombang dan radiasi. Spektrofotometri dapat di anggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel yang diukur pada berbagai
panjang gelombang dan di alirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Keuntungan utama
pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat
sederhana untuk menetapkn kuantitas zat yang sangat kecil (Basset, 1994).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran
menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri (Basset, 1994). Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi
perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal
dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).
Analisis spektrofotometri menggunakan suatu sumber radiasi yang
menjorok kedalam daerah ultra violet spektrum itu. Dari spektrum ini,dipilih
Panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari satu nm. Proses ini
memerlukan penggunaan instrument yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal.
Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer, dan seperti
tersirat dalam nama ini, instrunen ini sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam
suatu kotak sebuah spektrometer dan sebuah fotometer (Basset, 1994).
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet memiliki panjang
gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (Visible) memiliki panjang
gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis banyak digunakan
untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna
untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit didalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2017). Spektrofotometri UV-Vis
adalah anggota teknik analisis spektroskopi memakai sumber radiasi
elektromagnetik ultra violet (130-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan
memakai instrument spektrofotometer (Noviyanto et al., 2014).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya
monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet
(tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap
oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar
pembaca (Harjadi, 2009).
Kurva kalibrasi merupakan plot antara kosentrasi (ppm) dengan absorbansi
yang dibuat dari larutan standar. Perhitungan hasil pengukuran larutan standar
diperoleh kurva kalibrasi (Arwangga et al., 2016). Prosedur yang dilakukan pada
spektrofotometri UV-Vis adalah dimulai dari pembuatan larutan baku, pembuatan
seri konsentrasi, penentuan panjang gelombang maksimum, penentuan operating
time, pembuatan kurva baku, penetapan kadar, penentuan recovery, dan yang
terakhir adalah penentuan presisi (Noviyanto et al., 2014).

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut


spektrofotometer terdiri dari:
1. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk
daerah tampak, ultraviolet dekat, dan vinframerah dekat adalah sebuah lampu pijar
dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer
(nm).
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
3. Sel sampel
Berfungsi sebagai tempat meletakan sampel, UV-VIS menggunakan kuvet
sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet
dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini
disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya
berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
4. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik.
(Aisyah, 2009)

2.2 Uraian Bahan


2.2.1 Aquadest
Nama Resmi : Air suling
Nama Latin : Aqua destillata
Struktur Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan :-
Indikasi :-
BM : 18, 02
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014).
2.2.2 KNO2
Nama Resmi : Kalium nitrit
Nama Latin : Kalium nitrite
Struktur Kimia : KNO2
Pemerian : Butiran atau batang, putih atau kuning lemah
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol
Indikasi : Murni pereaksi
BM : 85,10
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Kemenkes RI, 2014).
2.2.3 KNO3
Nama Resmi : Kalium nitrat
Nama Latin : Kalium nitrat
Struktur Kimia : KNO3
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa dingin dan asin
Kelarutan : Larut dalam 3,3 bagian air
Indikasi : Murni pereaksi
BM : 101,10
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Kemenkes RI, 2014).

III. PRINSIP
Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak
untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi
molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang
palingtinggi (excited stated).

IV. ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Spektrofotometer UV-VID DMS 100
2. Monitor BMC internasional
3. Printer IEE 00-100263-XX
4. Kuvet kotak
5. Labu takar
6. Propipet
7. Pipet mohr
8. Buret
9. Statif
10. Pipet tetes
11. Tube film
12. Beaker glass
13. Botol semprot
5.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Larutan standar 10-1- 10-4M KNO2
2. Larutan standar 10-1- 10-4M KNO3
3. Akuades

VI. CARA KERJA


A. Kurva Kalibrasi Larutan KNO2 dan Larutan KNO3

Spektrofotometer, Monitor dan Printer


 Dihidupkan selama 13-30 menit
 Dipilih system optik daerah UV dengan
menekan tanda UV on-off
 Dimilih sekala untuk penentuan absorbansi
dengan memasukkan nilai absorbans tertinggi
pada ORD MAX dan absorban terendah pada
ORD MIN
 Dipilih pembacaan TIME CONSTANT untuk
lamanya pembacaan sampel hingga tampil di
layar monitor
 Dipilih panjang gelombang maksimum untuk
daerah tertinggi dan daerah minimum untuk
daerah terendah

Blanko
 Dimasukkan pada kuvet kotak, diamati
pembacaan pada layar monitor

Konsentrasi Larutan

 Dimasukkan untuk melakukan scan panjang


gelombang pada absorbans maksimum
 Dipilih panjang gelombang maksimum ini
sebagai nilai panjang gelombang maksimum
tetap (FIXED WAVELENGHT)
Larutan Standar

 Diukur semua nilai absorbans untuk mempeoleh


kurvanya (Secara regresi linier)

Hasil

B. Menentukan konsentrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3

Larutan cuplikan

 Diukur konsentrasi dengan mengukur


absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum
 Diukur nilai absorbansi yang diperoleh dalam
kurva kalibrasi yang diperoleh dari larutan
standar.
Hasil

VII. HASIL
VIII. PERHITUNGAN
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Amri, K & T. Sihombing. 2008. Mengenal dan Mengendalikan Predator Benih Ikan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke-4. UI Press, Jakarta.

Mustafa, A. & Y. Kristanto. 2012. Albumin and Zinc Content of Snakehead Fish
(Channastriata) Extract and Its Role in Health. International Journal of
Science and Technology.1: 1-8.

Susilowati R., H.I. Januar, D. Fithriani, & E. Chasanah. 2015. Potensi Ikan Air
Tawar Budi daya sebagai Bahan Baku Produk Nutraseutikal Berbasis Serum
Albumin Ikan. JPB Kelautan dan Perikanan. 10: 37–44.

Tiyaboonchai, W. 2003. Chitosan Nanoparticles: A Promising System for Drug


Delivery. Naraseuan University Journal. 11: 51-66.
CATATAN

- Pretest dilaksanakan setiap Rabu pukul 07.30.


- Laporan awal dikumpul saat pretest dan dikembalikan asisten paling lambat
jum’at.
- Laporan akhir dikumpul hari rabu jam 15.00 (seminggu setelah
praktikum)
- Laporan dinyatakan sah (acc) apabila tercantum tanda tangan dan tanda
ACC dari asisten.
- Nama asisten ditulis lengkap tanpa singkatan.

Ketentuan penulisan laporan:


- Cover Putih, Lambang Berwarna.
- Ukuran Kertas A4 atau A4S, margin 4-3-3-3, font Times New Roman ukuran
12, dan spasi 1,5.
- Laporan awal terdiri atas cover, lembar pengesahan, hingga cara kerja dan
daftar pustaka (diketik).
- Laporan akhir adalah laporan awal ditambah dengan hasil, perhitungan,
pembahasan, dan kesimpulan saran (ditulis tangan).
- Daftar pustaka minimal 2 buku dan 2 jurnal (di atas tahun 2013).
- Lampirkan jurnal, buku dan skripsi/tesis tidak usah
- Lampirkan bagian cover dan halaman yang ditandai (tandai kalimat di
jurnal yang dikutip.)

Format penulisan daftar pustaka:


JURNAL : Nama penulis (nama belakang didepan). Tahun. Judul. Nama Jurnal.
Vol: halaman.
Contoh :
1 penulis
Tiyaboonchai, W. 2003. Chitosan Nanoparticles: A Promising System for Drug
Delivery. Naraseuan University Journal. 11: 51-66.
2 penulis
Mustafa, A. & Y. Kristanto. 2012. Albumin and Zinc Content of Snakehead Fish
(Channastriata) Extract and Its Role in Health. International Journal of
Science and Technology.1: 1-8.
3 penulis
Susilowati R., H.I. Januar, D. Fithriani, & E. Chasanah. 2015. Potensi Ikan Air
Tawar Budi daya sebagai Bahan Baku Produk Nutraseutikal Berbasis Serum
Albumin Ikan. JPB Kelautan dan Perikanan. 10: 37–44.
Lebih dari 3 : tulis semua nama penyusun jurnal
BUKU : Nama penulis. Tahun. Judul. Penerbit, Kota.

1 penulis
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke-4. UI Press, Jakarta.

2 penulis
Amri, K & T. Sihombing. 2008. Mengenal dan Mengendalikan Predator Benih Ikan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

3 penulis
Smith, G.M., C.J. Alexopoulus, & C.W. Mims. 2015. Pharmacotheraphy. EGC,
Jakarta.
Lebih dari 3 : tulis semua nama penyusun buku

Anda mungkin juga menyukai