Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN


LIQUID

ELIXIR PARASETAMOL

NAMA KELOMPOK :
1. Adi Efendi 19482013002
2. Anindayana Yunisa Exelsa 19482013004
3. Asmi Risyah Ekawati 19482013006
4. Cindy Aulia Dewi 19482013007
5. Ega Damayanti 19482013010
6. Eddy Suharmanto 19482013048
7. Friliani Alifia 19482013015
8. Inayah Herman Goetie 19482013017
9. M. Abdianur 19482013019
10. Monica Anzella Aulya 19482013022
11. Naufal Aqil Afira 19482013027

PROGRAM ALIH JENJANG S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
2019

i
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum...................................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum.................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 3


A. Pemilihan Bahan Aktif.............................................................................. 3
B. Bahan Aktif Terpilih................................................................................. 3
C. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif............................................................ 4
D. Pemilihan Bentuk Sediaan........................................................................ 4
E. Karakteristik Eksipien............................................................................... 5
F. Persyaratan Mutu....................................................................................... 6
G. Tinjauan Dosis.......................................................................................... 7

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.................................................... 8


BAB IV METODE PRAKTIKUM............................................................. 9
A. Bahan dan Alat Praktikum................................................................ 9
B. Dosis Per takaran.............................................................................. 9
1. Perhitungan Dosis Bahan Aktif ....................................................... 10
2. Posologi Sediaan................................................................................ 10
3. Perhitungan ADI................................................................................ 13
4. Perhitungan Dapar.............................................................................. 13

ii
C. Rancangan Formula.......................................................................... 13
D. Penimabangan Bahan........................................................................ 14
E. Kerangka Operasional...................................................................... 15
Cara Pembuatan................................................................................ 15

BAB V EVALUASI SEDIAAN .................................................................. 16


A. Hasil Evaluasi Sediaan...................................................................... 16
B. Analisis Hasil Evaluasi Sediaan (Pembahasan)................................ 21

BAB VI PENUTUP...................................................................................... 23
A. Kesimpulan....................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 24
LAMPIRAN................................................................................................. 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asetaminofen atau disebut juga Parasetamol digunakan sebagai analgetik


antipiretik. Obat ini mampu meringankan atau meredakan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan
ketagihan.Kebanyakan zat ini bersifat antipiretis atau anti radang. Oleh karena itu
tidak hanya digunakan sebagai anti nyeri, melainkan juga sebagai penurun demam
(infeksi virus, kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti rema dan
encok.Obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai nyeri sedang yang
menyebabkan sakit kepala, gigi, otot atau sendi, perut, nyeri haid, atau benturan.
Asetaminofen adalah salah satu obat yang terpenting dalam terapi nyeri
ringansampai sedang.Asetaminofen merupakan metabolit aktif fenestetin dan
bertanggung jawab atas efek analgesiknya.Obat ini penghambat COX-1 dan COX
-2 yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek antiinflamasi.
(Farmakologi Dasar & Klinik, Katzung Bertram G hal.608).

Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis
lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat wewangia, digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan Etanol 90%, yang dimaksud untuk
mempertinggi kelarutan obat dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, propilenglikol,
sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup simplex. Eliksir adalah sediaan
berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga
zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat
pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir
adalah etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat digunakan

1
2

sebagai pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Mixture dan solution tidak ada perbedaan prinsip dalam pengertian, hanya
dikatakan larutan (Solutio) apabila zat yang terlarut hanya satu dan disebut
Mixtura apabila zat yang terlarut adalah banyak. Contoh Solutio Citratis
Magnesici dan Mixtura Brometorum.

B. Tujuan Praktikum

Formulasi sediaan liquid elixir paracetamol dimana memenuhi spesifikasi


persyaratan mutu dan acceptable.

C. Manfaat Praktikum

Untuk dapat merancang dan membuat suatu sediaan yang homogen dimana
memenuhi semua spesifikasi persyaratan mutu dan acceptable.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemilihan Bahan Aktif

Bahan Efek Efek Kontra Spesifikasi


Indikasi lain
Aktif Utama Samping Indikasi
Parasetamol Nyeri Ringan Manifestasinya 1. Menurunkan Pasien yang Kelarutan
dalam air 1:70
sampai Sedang eritema, urikaria, panas dan gangguan
dalam air panas
demam, lesi pada menghilangkan fungsi hati dan 1:20 dalam
alkohol 1:7:10
mukosa reaksi nyeri ringan ginjal
dalam
hipersensitivitas, sampai sedang, propilenglikol
1:9 sedikit larut
kelainan darah menurunkan suhu
dalam
hepatotoksik tubuh dengan kloroform dan
praktis tidak
mekanisme yang
larut dalam eter
diduga berdasar (FI IV hal 650)
efek sentral

B. Bahan Aktif Terpilih

 Alasan Pemilihan:
1. Parasetamol cepat diabsorbsi dalam saluran cerna dengan kadar
maksimum dalam plasma dicapai (t1/2) 30 menit – 1 jam
2. Merupakan biosintesis prostalglandin yang lemah, dapat diminum
sebelum makan karena tidak menyebabkan iritasi, naming absorbs
diganggu oleh karbohidrat.

3
4

C. Karakter Fisikokimia Bahan Aktif

Sifat Fisika Sifat Kimia


 Pemerian: hablur atau serbuk, hablur
putih, tidak berbau rasa pahit (FI III  Secara kimia inert sehingga
hal. 37) tidak menimbulkan perubahan
 Kelarutan: dalam air (1,4 g/ml atau warna, pH dan bentuk sediaan
14 mg/ml) pada suhu 20°, larut  Sediaan dibuat pada pH
dalam air mendidih dan dalam diharapkan tidak mengalami
NaOH 1N mudah larut dalam etanol perubahan potensi
(FI IV hal 649)  Melting point 169°C
 Densitas/kecepatan BJ: 1.2639 g/cm³  Massa molekul 157,159 mg/ml
 Tahan pemanasan  Stabil kimiawi sediaan farmasi
 Agak sulit terbasahi
 Titik lebur 168°C - 172°C

D. Pemilihan Bentuk Sediaan


Dipilih bentuk suspensi dengan alasan:

1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat

2. Agar homogenitas terjamin

3. Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut

4. Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap

5. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak
dan orang tua
5

E. Karakteristik Eksipien
1. Gliserin (FI III hal, 271)
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat higorkopik jika
disimoan, beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk masa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 20˚C.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Rumus Molekul : C3H8O3
Berat Molekul : 92.09
Titik Didih : 200oC

2. Etanol (FI III hal 1970 dan Rowe, 2006)


Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan
kelarutan: sangat mudah laut dalam air, dalam
kloroform P dan eter P
Rumus Molekul : C3H6O
Titik Didih : 78,5oC
Berat Molekul : 46,07

3. Natrium Benzoat (FI III hal 1979 dan Rowe, 2006)


Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau/hampir tidak
berbau
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P
Rumus Molekul : C7H5NaO2
Titik didih : 300oC
6

4. Aquadest (FI III hal. 196)


Pemerian : Cairan jernhi, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Dapat dicampur dengan kebanyakan pelarut polar
Berat molekul : 18,02
Titik Didih : 100oC
Indikasi : zat tambahan (pembawa)

5. Eritrosin
Pemerian : Berwarna merah
Indikasi : Pewarna makanan dan obat

6. Pengaroma dan perasa strawberry


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental dan berbau
strawberry dalam air (MD ed 28 hal 670)
Indikasi : Pengaroma dan perasa strawberry

7. Sirupus Siplex
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental dan manis
Indikasi : pemanis

F. Persyaratan Mutu
1. Aman
Bermanfaat secara fisiologis/psikologi dan tidak menimbulkan efek
samping yang dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari tosisitas bahan
aktif sebelum di formulasi
2. Efektif
Sediaan dengan dosis sekecil mungkin dapat memberikan efek terapi
yang diinginkan dengan efek samping sekecil mungkin
Parasetamol efektif pada pH 6-8
7

3. Stabilitas Fisik
a) Sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika penampilan dan
homogenitas dan pembentukan sampai ke pasien
b) Tidak terjadi perubahan viskositas, berat jenis dan sifat alir selama proses
pembuatan, penyimpanan dan pemakaiannya
c) BJ parasetamol = 1,263 g/cm³
d) Stabilitas kimia
Secara kmia inert, sehingga tidak menimbulkan perubahan warna pH dan
bentuk sediaan
e) Stabilitas toksikologi
Sediaan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat meracuni jaringan
lokal dan tidak menunjukkan peningkatan toksisitas selama batas waktu
tertentu baik dalam proses pembuatan, penyimpanan distribusi hingga pada
pemakaian.
f) Stabilitas mikrobiologi
Stabilitas dan ketahanan pertumbuhan bakteri tidak berubah selama waktu
yang telah ditentukan, tidak boleh mengandung satu atau lebih mikroba e-coli,
salmonella sp, staphylococcus aureus, pseudomonas aeruginosa, candida
albicamp, clostridium sp, enterobacter (Lachman ed, 3p. 346)
g) Stabilitas farmakologi
Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan baik dalam proses
pembuatan, penyimpanan, distribusi, hingga sampai kepada konsumen.

G. Tinjauan Dosis
Parasetamol
Dosis berdasarkan FI III hal 920
a. Umur 6 - 12 tahun = 50 mg/200 mg
b. Umur 1 - 5 tahun = 50 mg- 100 mg/ 200 mg-400 mg
c. Umur 6 - 10 tahun = 100 mg- 200 mg/ 400 mg-800 mg
d. > 10 tahun = 250 mg/ 1 gram
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

GEJALA
PENYEBAB Sakit kepala, berkeringat
Reaksi kekebalan tubuh dingin, menggigil,
yang sedang melawan dehidrasi, batuk,
infeksi akibat virus, bakteri tenggorokan sakit, merasa
atau parasit kelelahan dan kehilangan
selera makan

Analgesik

8
BAB IV

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat Praktikum


1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, eritromisin,
essen strawberry, etanol 15%, gliserin 5%, natrium benzoat 0,01%,
parasetamol 2,4%, dan sirupus simplex 20%.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk, cawan
porselin, gelas kimia 100 ml, gelas ukul 100 ml, pipet tetes, piknometer,
kertas pH, timbangan analitik dan viskometer oswold.
B. Perhitungan Dosis Bahan Aktif
1. Dosis Per takaran
Dosis : 120 mg/5 ml
Waktu Pemberian : 4 kali sehari selama 3 hari
Usia 1-5 tahun : 2,5 ml (½ Takaran)
Untuk 1 hari : 2,5 ml x 4 kali sehari = 10 ml
Untuk 3 hari : 10 ml x 3 hari = 30 ml
Usia 5-10 tahun : 5 ml (1 Takaran)
Untuk 1 hari : 5 ml x 4 kali sehari = 20 ml
Untuk 3 hari : 20 ml x 3 hari = 60 ml
Usia > 10 tahun : 10 ml (2 Takaran)
Untuk 1 hari : 10 ml x 4 kali sehari = 40 ml
Untuk 3 hari : 40 ml x 3 hari = 120 ml

9
10

2. Kandungan Parasetamol dalam 1 takaran (cth) 120 mg/5 ml


Untuk usia 1-5 tahun :
Takaran untuk 1 x pakai dalam 1 hari

120mg
x10ml  240mg (Masuk dalam dosis terapi)
5ml
Untuk usia 5-10 tahun :
Takaran untuk 1 x pakai dalam 1 hari

120mg
x 20ml  480mg (Masuk dalam dosis terapi)
5ml
Untuk usia > 10 tahun :
Takaran untuk 1 x pakai dalam 1 hari

120mg
x 40ml  960mg (Masuk dalam dosis terapi)
5ml

C. Perhitungan ADI
a. Gliserin = 1 g/kg BB (HPE ed 6 hal 283)

Usia Rata-rata BB Dosis


Keterangan
(Tahun) (Kg) (mg)

1 7,85 7,85
2 9,45 9,45
3 11,2 11,2 240mg
(½sendok
4 12,8 12,8 takar=2,5 ml)

5 14,3 14,3
6 16,0 16,0
7 18,2 18,2
480mg
8 20,45 20,45 (1sendok
takar=5ml)
9 21,95 21,95
10 24,3 24,3
11

11 27,65 27,65
12 30,85 30,85 960mg
(1sendok
13 35,0 35,0 takar=5ml)

14 40,4 40,4
15 42,9 42,9

Gliserin yang digunakan 5 %


Perhitungan ADI :

5
x5ml  0,25ml  315,5mg
100
m
p
v
m
1,2620 
0,25
m  1,2620 x0,25
m  0,3155 g  315,5mg

Aturan Pakai :
1-5 th = sehari 4 x 2,5 ml x 5 % = 0,5 mg
6-10 th = sehari 4 x 5 ml x 5 % = 1 mg
> 10 th = sehari 4 x 10 ml x 5 % = 2 mg
Jadi, Gliserin tidak melebihi ADI
12

b. Natrium Benzoat = 5 mg/kg BB (HPE ed 6 hal 620)

Usia Rata-rata BB Dosis


Keterangan
(Tahun) (Kg) (mg)

1 7,85 39,25
2 9,45 47,25
3 11,2 56 240mg
(½sendok
4 12,8 64 takar=2,5 ml)

5 14,3 71,5
6 16,0 80
7 18,2 90
480mg
8 20,45 102,25 (1sendok
takar=5ml)
9 21,95 109,25
10 24,3 121,5
11 27,65 138,25
12 30,85 154,25
960mg
13 35,0 175 (1sendok
takar=5ml)
14 40,4 202
15 42,9 214,5
13

Natrium Benzoat yang digunakan 0,01 %


Perhitungan ADI :

0,01
x5ml  0,0005ml  0,743mg
100
m
p
v
m
1,49 
0,0005
m  1,49 x0,0005
m  0,000745 g  0,745mg

Aturan Pakai :
1-5 th = sehari 4 x 2,5 ml x 0,01 % = 0,001 mg
6-10 th = sehari 4 x 5 ml x 0,01 % = 0,002 mg
> 10 th = sehari 4 x 10 ml x 0,01 % = 0,004 mg
Jadi, Natrium Benzoat tidak melebihi ADI

D. Rancangan Formula

Parasetamol 2,4 %
Etanol 70% 15 %
Gliserin 5 %
Natrium Benzoat 0,01 %
Eritromisin 1 %
Essen Strawberry 1 %
Sirupus Simplex 20 %
Aquadest ad 60 ml
14

E. Penimbangan Bahan

N Nama Bahan Kadar Takaran Kemasan Skala Skala


o dalam 5 ml 60 ml Lab 180 Pabrik
% ml 60.000 ml

1 Parasetamol 2,4 % 0,12 g 1,44 g 4,32 g 1,220 g


2 Etanol 70 % 15 % 0,75 g 9g 27 g 9.000 g
3 Gliserin 5% 0,25 g 3g 9g 3.000 g
4 Natrium Benzoat 0,01 % 0,0005 g 0,006 g 0,018 g 6g
5 Essen Strawberry 1% 0,05 g 0,6 g 1,8 g 600 g
6 Sirupus Simplex 20 % 1g 12 g 36 g 12.000 g
7 Eritromisin 1% 0,05 g 0,6 g 1,8 g 600 g
8 Aquadest 55,59% 2,7795 g 33,354 g 100 g 33,354 g
15

F. Kerangka Operasional

Dikalibrasi
botol 60 ml

Ditimbang
semua Bahan

Parasetamol Etanol 70% Aquadest Eritromisin Syr Simplex Essen Straw Na.Benzoat Gliserin 3
1,44 gram 9 gram 33,354 gram 1,8 gram 12 gram 0,6 gram 0,006 gram gram

Dilarutkan
Dihaluskan
dengan Air
PCT mendidih

Dilarutkan Parasetamol dengan etanol Ditambahkan satu persatu


dimasukan PCT sedikit demi sedikit bahan sambil di aduk:
kedalam etanol ad larut didalam gelas 1. Gliserin
kimia
2. Syr simplex
3. Lar. Na Benzoat
4. Eritromisin
5. Essen strawberry

Ditambahkan aquadest ad 60 ml

Disaring larutan dengan menggunakan


kertas saring dan corong

Dimasukan kedalam botol (kemasan


primer) yang telah dikalibrasi. Diberi label,
brosur dan etiket (kemasan sekunder)
BAB V

EVALUASI SEDIAAN

A. Hasil Evaluasi Sediaan

Sediaan elixir yang sudah diformulasi kemudian diuji berdasarkan acuan pada
jurnal ( Yani, 2018) :

1. Uji Organoleptis

Uji ini merupakan uji yang melihat dari segi fisik sediaan tersebut meliputi
bau, warna dan aroma.

Warna : Pink kemerahan

Bau : Essence strawberry

Tekstur : Elixir cair dan tidak berbulir

2. Uji Kejernihan

Membandingkan sediaan dengan 2 bekerglas dan diamati, dikatakan


jernih apabila kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan.

Hasil menunjukan : cairan jernih dan tidak terdapat pengotor

3. Uji Viskositas

Uji ini menggunakan viskometer yang sudah bersih dan pipetkan cairan
ke dalam viskometer untuk mengukur kekentalan suatu cairan. dengan
menggunakan pipet kemudian hisap cairan menggunakan pushball hingga

16
17

melewati 2 batas disiapkan stopwatch dan batas pertama dihitung dicatat


hasil dan didapatkan sebagai berikut :

100
Waktu : 40,09 detiik = × 100ml = 249,438
40,09

4. Uji pH

Memasukkan pH indicator kedalam sediaan cair pH elixir paracetamol :


pH 6.

5. Uji bobot jenis

Pikno meter berisi air, pikno meter kosong dan piknometer berisi sediaan
ditimbang dan dikalkulasikan menggunakan rumus. Didapatkan hasil : 1,05

6. Analisis Kimia dengan Spektrofotometri Uv/Vis

a. Penentuan λ max

λ Absorbansi

248 2,3464
18

b. Pengukuran Kurva Standar

No Konsentrasi (x) ppm Absorbansi (y)

1 10 0,7257

2 20 1,4684

3 30 2,3316

4 40 3,0961

5 50 3,4999

Sampel Replikasi 1 0,7491

Sampel Replikasi 2 0,6830

c. Penentuan Persamaan Regresi Linier

No xi yi (xi - x̅i) (xi - x̅i)² (yi - y̅i) (yi - y̅i)² (xi - x̅i)(yi - y̅i)
1 10 0,7257 -20 400 -1,4986 2,2459 29,972

2 20 1,4684 -10 100 -0,7559 0,5714 7,559

3 30 2,3316 0 0 0,1072 0,0115 0

4 40 3,0961 10 100 0,8717 0,7599 8,7176

5 50 3,4999 20 400 1,2755 1,6270 25,5112

Ʃ 150 11,1217 0 1000 0 5,2157 71,7598


19

150
x  30
5
11,1217
y  2,22434
5
Dengan menggunakan persamaan diatas dapat dihitung :
Nilai b :

iN xi  x  yi  y 
b
iN xi  x 
2

71,7598
b
1000
b  0,0717
Nilai a :
a  y  bx
a  2,2243  0,0717 x30 
a  2,2243  2,151
a  0,0733

Sehingga diperoleh persamaan garis regresi :


y = 0,0717 + (0,0733)

Untuk mencari hubungan linear antara konsentrasi (x) dengan absorbansi (y),
maka dihitung koefisien (r) sebagai berikut :

 iN xi  x  yi  y 
r
 iN xi  x   yi  y 
2
2

71,7598
r
10005,2157
71,7598
r
72,2198
r  0,99363055
20

d. Perhitungan Konsentrasi Sampel

Persamaan linear y = bx + a

1) Replikasi 1
y  bx  a
0,7491  0,0717 x  (0,0733)
0,7491  (0,0733)
x
0,0771
0,6757
x
0,0771
x  9,4248 ppm

2) Replikasi 2
y  bx  a
0,6830  0,0717 x  (0,0733)
0,6830  (0,0733)
x
0,0771
0,6096
x
0,0771
x  8,5029 ppm

e. Penentuan Kadar Sampel “Vimol”

x( Konsentrasisampel ) ppmxfp
KadarParasetamol  x100%
KonsentrasiAwalsampel (mg / L)

a. Replikasi 1

x( Konsentrasisampel ) ppmxfp
% KadarParasetamol  x100%
KonsentrasiAwalsampel (mg / L)
9,4248 ppmx100.000
% KadarParasematol  x100%
24.000 ppm
942,480 ppm
% KadarParasetamol  x100%
24.000 ppm
% KadarParasetamol  39,27 x100%
% KadarParasetamol  3,927%
21

b. Replikasi 2

x( Konsentrasisampel ) ppmxfp
% KadarParasetamol  x100%
KonsentrasiAwalsampel (mg / L)
8,5029 ppmx100.000
% KadarParasematol  x100%
24.000 ppm
850,290 ppm
% KadarParasetamol  x100%
24.000 ppm
% KadarParasetamol  35,4287 x100%
% KadarParasetamol  3,542%

B. Analisa Hasil Evaluasi Sediaan (Pembahasan)

Paracetamol adalah salah satu obat yang digunakan sebagai pereda nyeri dan
demam (analgetik dan antipiretik) yang umum digunakan. Pada praktikum kali ini
yang dilakukan adalah pembuatan sediaan elixir yang mengandung zat aktif
paracetamol hal yang pertama dilakukan adalah mengkalibrasi botol dan
menyiapkan kemasan yang akan digunakan kemudian menimbang bahan baku
untuk pembuatan elixir diantaranya paracetamol, na.benzoat, methyl paraben,
etanol, gliserin dan aquadest kemudian langkah selanjutnya paracetamol yang
sudah ditimbang digerus dimortir hingga halus kemudian dimasukan kedalam
beakerglass. Untuk melarutkan parasetamol digunakan etanol 70% karena
Parasetamol mudah larut dalam etanol menurut farmakope lalu diaduk hingga
homogen kemudian ditutup dengan alumunium foil agar tidak menguap. Bahan
yang selanjutnya dimasukkan kedalam beaker yaitu gliserin kemudian diaduk
hingga homogen, Penggunaan gliserin juga dimaksudkan untuk menambah
viskositas dari larutan agar saat penuangan tidak banyak larutan yang tumpah dan
juga dimasukkan campuran aquadest + natrium benzoat yang telah dilarutkan.
Penggunaan natrium benzoat itu sendiri adalah sebagai pengawet sediaan.
Setelah semua bahan tercampur homogen kemudian untuk meningkatkan tingkat
22

akseptabilitas dari obat, kami menggunakan essence strawberry sehingga


memberikan warna dan aroma yang segar dan nyaman dikonsumsi bagi anak-anak
ditambahkan setelah itu sediaan dimasukkan kedalam botol kemudian diberi
label dan dimasukkan kedalam kotak obat.

Dari hasil pengujian pH, didapatkan pH 6. pH tidak memenuhi syarat


dikarenakan dapar yang dipakai tidak dapat bekerja secara maksimal. Penggunaan
bahan tambahan seperti kosolven dan perasa yang bersifat asam juga dapat
memperngaruhi penurunan tersebut.

Hasil organoleptis berwarna merah muda, beraroma strawberry, dan


memilikirasa strawberry. Hasil organoleptis sudah memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Selain dilakukan pengecekan pH sediaan dan organoleptis, evaluasi
juga dilakukanuntuk viskositas dan BJ. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakanviskometer Oswald. Sedangkan pengukuran berat jenis dilakukan
denganmenggunakan alat piknometer dan didapatkan pengukuran yaitu 1,05.
Dilakukan analisia kimia untuk mengetahui kadar zat aktif didalam sampel
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Pada tahap ini digunakan
Parasetamol p.a sebagai pembanding dari sedian “Vimol” untuk mengetahui
panjang gelombang yang diperoleh yaitu 248 nm dengan persamaan regresi linier
yaitu y = 0,0717 + (0,0733). Dilakukan 3 kali replikasi pada replikasi pertama
menunjukkan selisih nilai yang berbeda dengan replikasi dua dan tiga sehingga
digunakan replikasi dua dan tiga dengan nilai kadar yang diperoleh dalam
persentase 3,927% dan 3,542%. nilai kadar yang diperoleh sesuai dengan
konsentrasi zat aktif parasetamol dalam sediaan pada saat dibuat yaitu 3%.

Hasil evaluasi menunjukan hasil positif bagi seluruh parameter uji yang
dilakukan, sehingga formula ini memenuhi syarat untuk diproduksi pada skala
yang lebih besar.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sediaan elixir yang dihasilkan memenuhi persyaratan uji yang telah


ditetapkan meliputi uji organoleptis, BJ, pH, kejernihan dan analisis kimia.
Namun pada viskositas tidak masuk dalam range pengujian.

B. SARAN

Pada saat pembuatan elixir sebaiknya larutan yang akan dimasukan kedalam
botol disaring terlebih dahulu agar didapatkan larutan yang lebih jernih dan
mengurangi partikel-partikel kecil yang tidak diinginkan

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan. 1749. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Haley. S., 2009 Hankbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition,


Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association: London

24
LAMPIRAN

1. Pembuatan Elixir Paracetamol

Ditimbang paracetamol

Ditimbang na. benzoat

25
26

Ditimbang methyl paraben

Ditimbang etanol

Ditimbang sirupus simplex


27

Ditimbang gliserin

Dicampurkan paracetamol dan


etanol dan campuran air dan natrium
benzoate kedalam beker

Setelah homogen tambahkan essence


strawberry
28

Masukan kedalam kemasan 100ml

2. Uji Organoleptis

Bentuk Elixir cair

Aroma Aroma strawberry dan khas

Warna Pink kemerahan

3. Uji Bobot jenis

Pikno kosong

Pikno + air
29

Pikno + sediaan

4. Uji Kejernihan
Tidak terdapat partikel dan pengotor

5. Uji Viskositas

Diukur menggunakan viskometer

6. Uji pH

Diukur menggunakan pH meter dengan


mencelupkan kedalam elixir
30

7. Hasil Uji Analisis Spektrofotometri UV/Vis


a. Pengukuran Panjang Gelombang
31

b. Pengukuran Kurva Standar


32

c. Pengukuran Kadar Sampel


33

8. Kemasan

Anda mungkin juga menyukai