DOSEN :
Elvina Triana Putri,S.Farm., M.Farm,Apt
Disusun oleh :
1. Hilwa Nur Hidayati 19330012
2. Rizqi Novia Rini 19330016
3. Neneng Lia Musfiroh 19330017
4. Maharani Laila Faradipa 19330019
5. Nurul Maulia 19330024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat mengikuti perkuliah di
Institut Sains dan Teknologi Nasionalpada mata kuliah Praktikum Teknologi
Sediaan Solid
Demikian akhir kata bukan pujian yang kami harapkan, melainkan kritik
dan saran yang penulis harapkan guna memperbaiki makalah ini, dan kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami “Elvina Triana
Putri,S.Farm., M.Farm,Apt” dan kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan mudah -
mudahan makalah ini dapat berguna bagi kitasemua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
4.3.7. Distribusi Ukuran Partikel ........................................................................ 42
4.4.1. Uji Disolusi ............................................................................................... 42
4.4.2. Uji Organoleptis ........................................................................................ 43
4.4.3. Uji Keseragaman Ukuran .......................................................................... 43
4.4.4. Uji Keseragaman Bobot ............................................................................ 43
4.4.5. Uji Kekerasan............................................................................................ 43
4.4.6. Uji Kerapuhan ........................................................................................... 44
4.4.7. Uji Waktu Hancur ..................................................................................... 44
4.5. Hasil Desain Kemasan ....................................................................................... 45
5.3. Kesimpulan ........................................................................................................ 47
5.4. Saran ................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 49
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tabletmerupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupunpasien,
dibandingkandengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karenadisamping
mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebihterjamin, relatif stabil
dalam penyimpanan karena tidakmudah teroksidasioleh udara, transportasi dan
distribusinya tidak sulit sehingga mudahsampaikepada pemakai. Secara ekonomis,
sediaan ini relatif lebih murahharganya,memberikan dosis yang tepat dari segi
kimianya, bentuknya kompak danmudahtransportasinya, memberikan kestabilan
pada unsur-unsur aktifnya.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyusun dan mengkaji praformulasi bahan aktif
(Vitamin B1) yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan tablet.
1
menganalisa penyimpangan yang terjadi selama pembuatan tablet.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Ada beberapa syarat tablet yang harus dipenuhi yaitu, keseragaman
ukuran, keseragaman bobot, keseragaman sediaan, waktu hancur dan disolusi,
kekerasan tablet, kergesan tablet ( Friability ).
Tablet terdiri dari beberapa macam yaitu tablet cetak yang dibuat dengan
cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang
cetakan, tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja, tablet triturate ialah tablet cetak atau kempa
bentuk kecil umumnya silindris, tablet hipodemik ialah tablet cetak di buat dari
bahan yang mudah terlarut atau melarut sempurna dalam air, tablet bukal dan
tablet efervesen larut. Adapun macam-macam tablet salut diantaranya tablet salur
biasa / salut gula (DRAGEE), tablet salut enteric ( enteric coated tablet ), tablet
lepas- lambat (sustained release), tablet bersalut kempa, tablet salut selaput ( Film
Coated ).
3
bahan obat terdisolusi pada saluran pencernaan atau selaput lendir.
Sifat kelarutan ini merupakan dasar untuk memformulasi dan
mendesain sebaik-baiknya sehingga dihasilkan produk yangefektif dan
terpercaya. Kelarutan obat yang bekerja sistemik akan mempengaruhi
absorpsi pada saluran atau selaput lendir.
4
2. Amylum : Maydis, Oryzae, Marantae, Solani
3. Mikrokristal Selulosa : bentuk serbuk dan granul
4. Mannitol, Sorbitol dikalsium sulfat, Sukrosa danlain-lain
5
Sorbitol 2 – 10
Natrium Alginat 2–5
6
Bahan penghancur dapat di tambahkan pada proses granulasi (
Intragranular) dengan presentasi sebesar 50-75% disebut juga bahan
penghancur dalam. Bahan pengancur yang ditambahkan sebelum proses
pengempaan ( ekstragranular ) ,sebesar 25 – 50 % di sebut dengan bahan
penghancur luar. Dan bahan penghancur yang dapat di tambahkan secara
kombinasi dari dua cara tersebut. Bahan penghancur dapat ditambahkan
bersama bahan aktif, cara ini untuk penghancuran dalam dan memecah
granul menjadi partikel. Jika di tambahkan dengan cara bersama pelincir
maka untuk penghancuran luar dan memecah tablet menjadi granul.
Penambahan bahan penghancur tergantung pada jenis tablet, waktu hancur
dan bahan pengikat.
7
Contoh bahan penghancur yang dapat digunakan :
a. Lubrikan
Lubrikan adalah mengurangi gesekan antar granulat dan dinding die
selama kompresi dan pengeluaran tablet dari die. Lubrikan mempunyai sifat
antiadheren dan glidan. Anti adheren mencegah lengket pada stempel dan
dinding die, sedangkan Glidan memberikan sifat aliran yang baik bagi granul.
Secara terperinci dijelaskan, lubrikan bekerja dengan dua mekanisme, yaitu
8
pertama adalah lubrikasi cairan. Lubrikasi dengan cairan ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan pada dua permukaan. Contohnya minyak mineral.
Mekanisme kedua adalah ikatan bagian polar dari partikel dengan
rantai karbon pada permukaan logam dinding die. Contohnya Magnesium
Stearat. Lubrikan ini lebih baik daripada lubrikan cairan, karena daya tarik
lubrikan kedua lebih besar daripada lubrikan cairan. Berdasarkan
kelarutannya lubrikan digolongkan menjadi, lubrikan tidak larut dalam air
ebih efektif dari lubrikan larut dalam air dan juga dipakai dalam konsentrasi
yang rendah. Penambahan lubrikan tidak larut dalam air pada massa kering
yang telah homogen, ketika siap akan dikempa, sedangkan lubrikan larut
dalam air ditambahkan dalam pelarut misalnya etanol. Pemakaian lubrikan
larut dalam air, umumnya untuk tablet yang harus larut dalam air, seperti
tablet effervescens.
Contoh lubrikan tidak larut dalam air:
Bahan Penggunaan (%)
Stearat ( Mg, Ca, Na) 0,25 – 2
Asam Stearat 0,25 – 2
Sterotex 0,25 – 2
Talkum 1–5
Waxes 1–5
Stearowet 1–5
Lubrikan yang larut dalam air digunakan pada tablet yang harus
dilarutkan dalam air contohnya : effervescent atau tablet dengan disintegran
unik, atau bila disolusi yang diinginkan lain dari biasanya ( luar biasa).
Pemakaian lubrikan larut dalam air dapat dikombinasikan dengan Talk dan
Kalsium Stearat. Poli Etilen Glikol (PEG) dan Surfaktan bertitik leleh rendah.
Contoh bahan pelicin yang larut dalam air :
Bahan Pemakaian (%)
Boric Acid 1
Sodium Benzoat + Sodium Acetate 1–5
Sodium Chloride 5
9
DL Leucine 1–5
Carbowax 4000 1–5
Carbowax 6000 1–5
Sodium Oleate 5
Sodium Benzoat 5
Sodium Acetate 5
Sodium Lauryl Sulfate 1–5
Magnesium Lauryl Sulfate 1–2
b. Anti Adheren
Anti Adheren biasa digunakan untuk membuat agar granul tidak
lengket ataupun tablet tidak lengket pada die atau punch. Anti Adheren yang
sering dipakai adalah talk, Mg stearat dan tepung jagung. Bahan ini
menunjukkan kemampuan yang tinggi pada permukaan punch atau die.
Contoh Anti Adheren:
Bahan Penggunaan (%)
Talk 1–3
Comstrach 3 – 10
Cab – O – Sil 1–3
Syloid 0,5 – 5
DL – Leucine 3 – 10
Sodium Lauryl Sulfate <1
Logam Stearat <1
c. Glidan
Glidan ditambahkan dalam formulasi bertujuan untuk meningkatkan
atau menaikkan fluiditas masa yang akan dikempa sehingga massa tersebut
dapat mengisi die dalam sejumlah yang seragam(Sulaiman,2007).Bahan pada
tabel berikut ini secara umum adalah glidant yang bagus memperbaiki aliran
granul dari hopper (penggilingan berbentuk kerucut) menuju kedalam lubang
die. Glidan dapat mengurangi gelembung udara dan kerapatan. Glidan
berfungsi mengurangi kecendrungan pemisahan antar partikel granul,
kecepatan yang tinggi pada pengempaan tablet akan menghasilkan aliran
10
bahan ke lubang die yang cepat serta bentuk tablet yang licin / rata. Hal ini
akan menentukan bobot tablet, karena keseragaman bobot tablet bergantung
pada bagaimana berlangsungnya keseragaman pengisian pada lubang die.
Contoh Glidan :
Bahan Penggunaan (%)
Talk 5
Cormstrach 5 – 10
Cab – O -Sil 1–3
Syloid 0,5 – 3
Aerosil 1-3
11
yang akan diubah bentuknya atau dikurangi kadar uapnya. Contoh yang
paling sering dipakai adalah golongan silica seperti aerosol.
A. Granulasi Basah
12
B. Granulasi Kering
C. Kempa Langsung
13
BAB III
METODA
14
3.2 Preformulasi/Monografi Eksipien
Nama Bahan : Laktosa BM:342,3
Struktur Kimia
15
Stabilitas Stabil tapi higroskopis, harus disimpan
dalam wadah tertutup baik pada tempat
sejuk.
Higroskopisitas Higroskopis
Kandunganlembab -
Inkompatibilitas -
16
Pemerian Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti
lendir, serbuk kuning kemerahan didalam
larutan memberikan warna orange terang.
Kelarutan Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan
yang kental dan tembus cahaya praktis tidak
larut dalam etanol(95%), agak sukar larut
dalam aseton.
Aplikasi/Kegunaandalamformulasi Pewarna
Stabilitas Stabil terhadap oksidasi tapi tidak tahan
terhadap cahaya
Higroskopisitas -
Kandunganlembab <1%
17
Nama Bahan:Talcum BM: 379,2657
Struktur Kimia
18
sejuk dan kering.
Higroskopisitas Higrokopis
Kandunganlembab
Inkompatibilitas Dengan oksidator kuat, Fe
19
3. Memperbaiki waktu hancur. 3. Menghasilkan banyak debu dan
berpotensi meningkatkan kontaminasi.
4. Memperbaiki kelarutan dan
bioavaibilitas.
5.Memperbaiki homogenitas.
C. Rasionalisasi Formula
20
6. Talkum Sebagai Talk merupakan glidan yang baik dan dapat
Glidan dikombinasikan dengan Mg Stearat untuk
memperbaiki sifat aliran dari granul. Dan
untuk memacu aliran sebuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan antara
partikel.
7. Aerosil Sebagai Untuk mengatasi lengketnya partikel antara
antiadheren satu dengan yang lainnya sehingga
mengurangi gesekan antar partikel. Aerosol
mampu menarik lembab, melalui gugus
sianolnya ( menyerap air 40 % dari
massanya ) dan meskipun demikian serbuk
masih dapat mempertahankan daya alirnya
yang baik.
8. Sunset Sebagai Untuk memberikan warna jingga atau
Yellow pewarna kuning pada tablet. Dan sifat sunset yellow
mudah larut dalam air.
21
3.4.Formulasi
KOMPONEN FORMULA
BAHAN AKTIF : Vitamin B1
METODE PEMBUATAN : GRANULASI KERING
BOBOT TABLET : 150 mg
22
3.5.Perhitungan Formula / Bahan
a. Perhitungan fasa dalam pada Granulasi Kering
93,5
Rumus = 𝑥150 𝑚𝑔 = 140,25 𝑚𝑔
100
23
Maka :
2
1. Starch 1500 = 93,5 𝑥 34 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,727 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
2. Mg. stearate =93,5 𝑥 34 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,364 𝑔𝑟𝑎𝑚
2,5
3. Talcum = 93,5 𝑥 34 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,909 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
4. Aerosol = 93,5 𝑥 34 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,364 𝑔𝑟𝑎𝑚 +
= 2,364 gram
36,364 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jumlah tablet = 𝑥 250 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 242,43 ̴ 242 tablet
37,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1. Bahan aktif dan semua eksipien fasa dalam (bahan pengikat, penghancur
dalam, pengisi, lubricant, dan glidan) ditimbang sesuai dengan kebutuhan
(data perhitungan per batch).
2. Jika diperlukan, zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan
(tersendiri) terlebih dahulu.
3. Campur seluruh fasa dalam yang telah dihaluskan sampai homogen.
4. Campur di slugging/dikempa sampai terbentuk slug/tablet besar lalu
digranul dengan cara diayak dengan ayakan no.12
5. Granul yang dihasilkan kemudian dilakukan uji distribusi ukuran partikel
dengan sieving analyzer. Apabila granul yang dihasilkan kurang baik
menghasilkan serbuk halus/fines >30% maka sisa serbuk pada wadah
(fines) digranul kembali (ulangi proses ke 4)
6. Hasil granul ditimbang untuk menentukan fase luar sisa yang ditambahkan
(penghancur luar, lubrikan, glidan dan antiadheren) sebagai massa kempa.
24
7. Campur granul fasa dalam dengan fasa luar lalu dievaluasi mutunya.
8. Granul yang memenuhi syarat dikempa dengan ukuran diameter cetakan
yang sesuai hingga menjadi tablet.
9. Tablet yang diperoleh kemudian dievaluasi.
3.7.Evaluasi
No PENGAMATAN
1. Bulk Density/ Berat Jenis Ruah/ Berat Jenis Nyata/ Berat Jenis Sejati (Vf)
Tujuan Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat berat jenis atau
bulk density pada serbuk vitamin B1.
Alat Gelas ukur 100 ml, timbangan
Prosedur Kerja 1. Timbang seksama 40-50 gram serbuk, atau sampai volume
100 ml
2. Catat bobot serbuk
3. Masukkan ke dalam gelas ukur
4. Catat volume serbuk
Rumus 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
Bulk Densitity =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑚𝑙)
60,25 𝑔
= 100 𝑚𝑙
=0.6025 g/ml
2. Tapped Density/ Berat Jenis Mampat (Vo)
Tujuan Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat kemampatannya
pada serbuk vitamin B1.
Alat Gelas ukur 100 ml, timbangan
Prosedur Kerja 1. Timbang seksama 40-50 gram serbuk
2. Catat bobotnya
3. Masukkan ke dalam gelas ukur
4. Ketuk gelas ukur sebanyak 10, 500 dan 1250 kali
Catat volume serbuk setelah diketuk
Rumus 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
Tapped Densitity = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘(𝑚𝑙)
25
Hasil a. Bobot serbuk yang ditimbang 60,25 g
b. Volume serbuk setelah diketuk 10 kali -
c. Volume serbuk setelah diketuk 500 kali -
d. Volume serbuk setelah diketuk 1250 kali 50 ml
e. Tapped Density 1,205 g/ml
Perhitungan 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
Tapped Densitity = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 (𝑚𝑙)
60,25 𝑔
= 50 𝑚𝑙
=1,205 g/ml
3 Rasio Housner
Tujuan Untuk mengetahui rasio housner atau sifat alir pada vitamin B1
0,6025 𝑔/𝑚𝑙
= 1,205 𝑔/𝑚𝑙
=2
Penafsiran Hasil Nilai Rasio Hausner Sifat Aliran
1,00 -1,11 Excellent/sangat mudah mengalir
1,12 - 1,18 Good/ Mudah Mengalir
1,19 – 1,25 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
1,26 – 1,34 Passable/ Agak Mudah Mengalir
1,35 – 1.45 Poor/ Sifat alir buruk
1,46 – 1,59 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>1,60 Very Very Poor /Non flow/Sifat alir
sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
*Sumber USP
Kesimpulan Hasil perhitungan yang diperoleh rasio housner dari serbuk vitamin
B1 memiliki sifat alir sangat-sangat buruk yang bernilai >1,60
yaitu 2
4. Kompresibilitas
Tujuan Untuk mengetahui kompresibilitas kekompakkan pada serbuk
26
e. Tapped Density 1,205 g /ml
f. % Kompresibilitas 50 %
Perhitungan 𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦−𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
% Kompresibilitas = 𝑥 100 %
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
0,6025 𝑔/𝑚𝑙
= 𝑥 100 %
1,205 𝑔/𝑚𝑙
=50 %
Penafsiran Hasil % Kompresibilitas Sifat Aliran
≤10 Excellent/sangat mudah mengalir
11 - 15 Good/ Mudah Mengalir
16 -20 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
21 -25 Passable/ Agak Mudah Mengalir
26 -31 Poor/ Sifat alir buruk (
32 -37 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>38 Very Very Poor /Non flow/ sifat alir
sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
Sumber USP
Kesimpulan Setelah dilakukan perhitungan persen kompresibilitas menunjukkan
bahwa sifat aliran pada serbuk vitamin B1 sangat-sangat buruk
yaitu 50%.
Keterangan :
h = tinggi kerucut (cm)
d = diameter kerucut (cm)
α = sudut istirahat
Laju Alir
27
Laju alir 100 gram serbuk ≤ 10 detik
Hasil a. Tinggi 15 cm
b. Diameter 6 cm
c. Jari –jari 3 cm
d. Sudut istirahat 78,69°
e. Laju alir g/s
Perhitungan Tinggi (h)
Tan α = jari−jari alas
15 cm
= 3cm = 5cm
α =78,69°
Penafsiran Hasil Sudut Istirahat Sifat Aliran
≤25 Excellent/sangat mudah mengalir
25-30 Good/ Mudah Mengalir
30-40 Passable/ Mengalir
>40 Very poor/ Sukar Mengalir
Sumber USP
Kesimpulan Sudut henti yang diperoleh adalah 78,69° berdasarkan data
penafsiran hasil USP menunjukan sifat aliran dari serbuk
vitamin B1 sukar mengalir.
Kadar Lembab dan Susut Pengeringan
Tujuan Kadar lembab untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada
serbuk vitamin B1. Sedangkan susut pengeringan untuk
mengetahui batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang
hilang pada pengeringan serbuk vitamin B1.
Alat Moisture Content Balance
Cara Kerja 1. Masukkan wadah alumunium foil kedalam alat
2. Tutup alat, kemudian tara, setelah selesai ditara, buka
penutup alat
3. Timbang bahan ±5 gram (sampai indikator berwarna hijau),
catat hasil penimbangan (bobot basah)
4. Tutup kembali alat
5. Jalankan alat sampai selesai, catat waktu mulai ketika suhu
sudah mencapai 105℃
6. Tunggu hingga proses pengeringan selesai/telah mencapai
bobot konstan (indikator berwarna hijau dan tertulis “Drying
is over”)
7. Catat bobot kering dan % mc yang tertera pada layar alat.
28
Rumus - Susut Pengeringan (LoD/Loss on Drying)
bobot basah−bobot kering
% LoD = 𝑥 100 %
bobot basah
5 𝑔𝑟𝑎𝑚−4,689 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝖷 100%
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,131 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝖷 100%
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,62 %
29
setiapmesh (bobot wadah+serbuk)
7. Hitung bobotserbuk
8. Hitung % bobot serbuk ada tiapmesh
Perhitungan
Bobot serbuk = (Bobot wadah + serbuk) – bobot wadah kosong
bobot
serbuk Mesh Bobot Bobot Bobot
wadah Wadah serbuk
kosong + serbuk (gram)
(gram) (gram)
Mesh 5 347,55 350,95 3,4
Mesh 10 345,01 352,61 7,6
Mesh 18 343,71 358,91 15,2
Mesh 35 344,56 369,66 25,1
Mesh 60 347,70 374,8 27,1
Mesh 120 342,50 355,3 12,8
Mesh 230 345,80 351,3 5,5
Mesh 320 347,00 350,3 3,3
Wadah (paling 347,55 350,95 3,4
bawah)
Perhitungan %
30
Syarat - Serbuk baik jika kurvanya mengikuti distribusi normal
- Persentase fines (serbuk pada wadah mesh) 15- 30 %
Grafik
(gambar dengan
milimeter block) DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
30
25
20
15
10
5
0
0 50 100 150 200 250 300 350
B. Evaluasi Tablet
1. Uji Disolusi
Tujuan Untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam masing-masing monografi untuk
sediaan tablet dan kapsul (kecuali pada etiket dinyatakan
bahwa tablet harus dikunyah).
Alat Disoluton tester tipe dayung atau keranjang.
Cara kerja 1. Ambil sebanyak 6 tablet, masing-masing 1 tablet
kedalam labu yang berisi media disolusi 900 ml sesuai
monografi.
2. Ambil cuplikan dalam interval waktu yang ditentukan
sebanyak 10 ml pada daerah pertengahan antara
permukaan media dan bagianatas keranjang atau
dayung dan ± 1 cm dari dinding wadah. Setiap
pengambilan cuplikan diganti dengan media sesuai
volume sampling dan suhu yang sama.
3. Analisis absorban menggunakan spektrofotometer UV-
Vis, catat dan hitung % terdisolusi lalu buat kurva
waktu vs % terdisolusi.
Perhitungan a. 0,821 = 0,009 + 1,2769x
0,821−0,009 µ𝑔
X= = 0,636 𝑥 50 = 31,8 µ𝑔/𝑚𝑙
1,2769 𝑚𝑙
31
∑ terdisolusi dalam 900 ml = 900 ml x 31,8 µ𝑔/𝑚𝑙
= 28620 µ𝑔 = 28,62 mg
28,62 𝑚𝑔
% terdisolusi = 𝑥100% = 57,24%
50 𝑚𝑔
368,91 %
Rata – rata absorban = = 61,485 %
6
32
Hasil Y = 0,009 + 1,2769x, absorban :
a. 0,821 57,24 %
b. 0,980 68,4 %
c. 0,877 61,2 %
d. 0,850 59,31 %
e. 0,870 60,66 %
f. 0,890 62,1 %
Syarat Tiap unit sediaan tidak < Q + 5 %
Kesimpulan Pada uji disolusi tablet vitamin B1 ini sudah memenuhi
syarat karena Q dari vitamin B1 adalah 95 % sedangkan
hasil persentasi rata-rata absorban yaitu 61,485 %.
33
catat
8. 4. Hitung rata-rata diameter dan tebal tablet
Hasil No. Diameter Tebal Tablet
Tablet (mm)
1 8,1 2,5
2 8,2 2,6
3 8,1 2,8
4 8,1 2,2
5 8,0 2,6
6 8,2 2,5
7 8,1 3,1
8 8,1 3,7
9 8,0 2,5
10 8,0 2,4
11 8,0 2,5
12 8,1 2,3
13 8,1 2,3
14 8,1 2,7
15 8,1 2,5
16 8,0 2,6
17 8,2 2,8
18 8,1 2,9
19 8,1 2,5
20 8,2 2,7
Rata- 8,095 2,635
rata
Syarat Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet
Kesimpulan 3x2,635=7,905
1 1/3=4/3x2,635=3,513
Diameter yang kami dapat sebesar 8,095 lebih dari 3
kali tebal tablet dan tidak kurang dari 1/3 tablet
34
Tidak memenuhi syarat.
35
Bobot 104,05 ̴ 104
rata-
rata
tablet
Hasil No. tablet
1 -1,92 %
2 0%
3 8,65 %
4 5,77 %
5 10,58 %
6 -7,69 %
7 -8,65 %
8 -5,77 %
9 -3,85 %
10 0,96 %
11 0%
12 -2,88 %
13 -16,35 %
14 -13,46 %
15 29,81 %
16 8,65 %
17 -1,92 %
18 0%
19 -5,77 %
20 0,96 %
Syarat Persyaratan seperti tercantum pada table FI III yang
menyatakan tidak boleh lebih dari dua tablet yang
menyimpang dari persyaratan A dan tidak boleh ada satupun
yang menyimpang dari persyaratan B.
Kesimpulan Pada uji keseragaman bobot tablet vitamin B1 ini sudah
memenuhi syarat karena pada FI III kolom A 10% untuk
bobot 25-150 mg, dan kolom B 20% sedangkan hasil dari
presentasi rata-rata penyimpangan kolong A hanya 1 tablet
yang menyimpang dari 10 % yaitu pada no.tablet 15.
36
Cara Kerja 1. Ambil 20 tablet secara acak sebagaisampel
2. Ukur kekerasan tablet satupersatu
3. Tablet ditaruh di bawah alat penghancur
(hardnesstester).
4. Saat tablet retak,/pecah, jarum akan berhenti pada
suatu angka yang dinyatakan dalamkg/cm2
5. Catat angka tersebut sebagai nilai kekerasantablet
Syarat Kekerasan tablet yang baik yaitu untuk tablet sampai bobot
300 mg adalah 4-7 Kg/cm2, sedangkan untuk tablet 400-700
mg adalah 7- 11 kg/cm2
Hasil
No Tablet Kekerasan
Tablet (kg/
cm2)
1 5,0
2 5,0
3 5,6
4 4,4
5 4,7
6 6,0
7 5,0
8 5,2
9 4,6
10 4,9
Rata-rata bobot 5,04
tablet
Kesimpulan Hasil pemeriksaan pada kekerasan tablet diperoleh rata-rata
tablet yaitu 5,04 Kg/cm2 maka kekerasan tablet memenuhi
persyaratan.
Alat
Friability Tester
Timbangan Analitik
Cara Kerja
1. Ambil 20 tablet secara acak sebagai sampel
2. Tablet dibersihkan dari debu.
3. Timbang bobot 20 tablet → Wo
4. Masukkan tablet dalam alat (friabilator), jalankan dengan
37
kecepatan 25 rpm selama 4 menit.
5. Tablet dikeluarkan dibersihkan dari debu.
6. Timbang bobot tablet → Wf
7. Hitung friabilitas
Rumus
𝑊𝑜−𝑊𝑓
% Friabilitas = x 100 %
𝑊𝑜
Hasil
a. Bobot awal 20 tablet (Wo) 302 gram
b. Bobot akhir 20 tablet (Wf) 300 gram
c. % Friabilitas 0,7 %
Perhitungan
𝑊𝑜−𝑊𝑓
% Friabilitas = x 100 %
𝑊𝑜
302 −300
= x 100 %
302
= 0,7 %
Syarat Persentase friabilitas tidak boleh lebih besar dari 1% ( < 1%)
38
Cara Kerja 1. Ambil 6 tablet sebagai sampel, bersihkan daridebu
2. Letakan 6 tablet tersebut dalam keranjang yang bergerak
turun dalambejana.
3. Isi bejana dengan aquades suhu 37° ± 2°C
4. Keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali
tiapmenit.
5. Tablet hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal
di atas kasa kecuali fragmen-fragmen bahanpembantu.
6. Waktu hancur dicatat sejak pertama kali tablet mulai
hancur hingga tidak ada bagian yang tertinggal di
ataskasa.
Hasil
No Tablet Waktu hancur
Tablet 1 10 menit 11 detik
Tablet 2 9 menit 30 detik
Tablet 3 9 menit 10 detik
Tablet 4 9 menit
Tablet 5 8 menit 1 detik
Tablet 6 9 menit 59 detik
Tablet 7 10 menit 15 detik
Tablet 8 8 menit 13 detik
Tablet 9 8 menit 12 detik
Tablet 10 10 menit 37 detik
Rata-rata 9 menit 19 detik
Syarat Waktu hancur tablet biasa adalah tidak boleh lebih atau sama
dengan 15 menit. ( ≤ 15 menit )
Kesimpula Setelah dilakukan pengamatan diperoleh jumlah pada uji waktu
n hancur tablet vitamin B1, rata-rat waktu yang dibutuhkan tablet
untuk hancur yaitu selama 9 menit 19 detik, waktu tersebut
memenuhi persyaratan sesuai pada Farmakope Indonesia IV yaitu
waktu hancur tidak boleh lebih atau sama dengan 15 menit.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
40
4.3.3. Rasio Hausner
Tujuannya untuk mengetahui rasio antara densitas bulk setelah
dipadatkan dengan goncangan kecil (tapped) terhadap densitasnya tanpa
pemadatan dan untuk menganalisis karakteristik laju alir serbuk.
Hasil yang didapat pada praktikum yaitu 2, sehingga rasio housner
dari serbuk Vitamin B1 memiliki sifat alir sangat-sangat buruk
berdasarkan USP yang bernilai >1,60 sifat alir sangat sangat buruk dan
tidak sesuai dengan syarat yaitu 1 sampai 1,34.
4.3.4. Kompresibilitas
Tujuan dari kompresibilas adalah untuk mengetahui kemampuan
granul agar kompak dengan adanya tekanan, untuk mengetahui perilaku
serbuk pada saat dikempa dan dan untuk mengetahui bentuk siklus
tekanan kompresi pada saat penabletan. Hasil dari % Kompresibilitas
yang di dapat 50%, berdasarkan USP serbuk Vitamin B1 menunjukkan
memiliki kompresibilitas yang Very Very Poor yaitu sifat alir sangat
sangat buruk.
41
4.3.7. Distribusi Ukuran Partikel
Tujuan dari Distribusi ukuran partikel adalah mengukur partikel zat
dengan metode mikroskopi dan pengayakan atau sieving. Sebagai alat
yang digunakan untuk distribusi ukuran partikel adalah sieving analyzer
atau ayakan dengan mesh 12, 14, 16, 18, 20. Kesimpulan yang didapat
dinyatakan bahwa distribusi ukuran partikel pada serbuk Vitamin B1
“Normal” karena telah memenuhi persyaratan dan presentase fines yang
dihasilkan yaitu 27,1% tidak lebih dari 30% ataupun kurang dari 15%.
4.4.Hasil dan Pembahasan Evaluasi Tablet
Pada praktikum kali ini tablet vitamin B1 yang telah dibuat
menggunakan metode granulasi kering dilakukan evaluasi tablet, Berikut
hasil tabel evaluasi tablet yang dilakukan :
No Pengamatan Hasil Syarat Kesimpulan
EVALUASI TABLET
1. Disolusi 61,485 % <Q + 5 % Memenuhi syarat
2. Organoleptis & Memiliki Bau, rasa, Memenuhi syarat
Kerusakan tablet bau,rasa,warna, warna, dan
dan kerusakan kerusakan
tablet yang baik
3. Keseragaman Diameter yang ≥ 3 kali Tidak memenuhi
Ukuran didapat 8,095 tebal tablet syarat
lebih dari 3 kali dan ≤ 1 1/3
tebal tablet tebal tablet
4. Keseragaman Pada kolom A Kolom A Memenuhi syarat
bobot 10 % hanya 1 (10%) bobot
no. tablet yang tablet (mg)
menyimpang 25-150mg,
yaitu no. tablet kolom B
15 dengan nilai (20%).
29,81 %
4. Kekerasan 5,04 Kg/cm2 4-7 Kg/cm2 Memenuhi syarat
5. Keregasan 0,7 % 1% / <1% Memenuhi syarat
6. Waktu Hancur 9 menit 19 detik = atau ≤ 15 Memenuhi syarat
menit
4.4.1. Uji Disolusi
Uji disolusi ini menentukan keseuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul
(kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah). Syarat pada
42
uji disolusi ini tiap unit sediaan tidak < Q + 5 %. Pada uji tersebut vitamin
B1 sudah memenuhi syarat karena Q dari vitamin B1 adalah 95%
sedangkan hasil rata-rata absorban yaitu 61,485%.
43
guncangan atau kekuatan yang diberikan dari luar saat tablet didistribusi
dan penyimpanan sehingga tablet dapat sampai pada pasien dalam keadaan
baik. Kekerasan tablet memiliki syarat yaitu Kekerasan tablet yang baik
yaitu untuk tablet sampai bobot 300 mg adalah 4-7 Kg/cm2, sedangkan
untuk tablet 400-700 mg adalah 7- 11 kg/cm.
Berdasarkan hasil uji kekerasan, seperti yang terlihat pada tabel
menunjukkan bahwa kekerasan tablet vitamin B1 (thiamina hidroklorida)
masih berada pada range 4 – 7 kg/cm2 yakni dengan rata-rata kekerasan
tablet 5,04 kg/cm2. Sehingga kekerasan dari tablet vitamin B1 memenuhi
persyaratan yang berlaku.
44
4.5.Hasil Desain Kemasan
Dus Obat & Etiket
Indikasi :
Gutamin B1® Efek Samping :
-Efek samping berbahaya yaitu Gutamin B1®
anafilaksis. Thiamin Hcl 150 mg/tab
Membantu memenuhi kebutuhan Thiamin Hcl 150 mg/tab -gastrointertinal : mual, muntah,
vitamin B1, membantu
rasa tercekik ditenggorokan, dan
menyebuhkan penyakit akibat
pendarahan saluran cerna.
defisiensi vitamin B1 seperti beri- -reaski hipersensitif : gatal,
beri. angioderma, urtikaria
-lainnya : gelisah, edema pulmonal,
Kontra indikasi : dan sianosis.
Pasien yang hipersensitif terhadap
thiamin hcl dan komponen lain Penyimpanan :
dalam formula. Terlindung cahaya dan simpan di
tempat sejuk.
Diproduksi oleh : No. Reg :DKL1915508910A1
Diproduksi oleh :
PT. FARMA ISTN No. Batch :J 91451 PT. FARMA ISTN
KETERANGAN LEBIH LENGKAP
Jakarta - Indonesia Jakarta - Indonesia
LIHAT BROSUR
Indikasi :
Gutamin B1® Efek Samping :
-Efek samping berbahaya yaitu
anafilaksis.
Membantu memenuhi kebutuhan Thiamin Hcl 150 mg/tab -gastrointertinal : mual, muntah,
vitamin B1, membantu
rasa tercekik ditenggorokan, dan
menyebuhkan penyakit akibat
pendarahan saluran cerna.
defisiensi vitamin B1 seperti beri- -reaski hipersensitif : gatal,
beri. angioderma, urtikaria
-lainnya : gelisah, edema pulmonal,
Kontra indikasi : dan sianosis.
Pasien yang hipersensitif terhadap
thiamin hcl dan komponen lain Penyimpanan :
dalam formula. Terlindung cahaya dan simpan di
tempat sejuk.
Diproduksi oleh : No. Reg :DKL1915508910A1
PT. FARMA ISTN No. Batch :J 91451
KETERANGAN LEBIH LENGKAP
LIHAT BROSUR
Jakarta - Indonesia
45
Brosur
Gutamin B1®
Thiamin Hcl 150 mg/tab
Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Thiamin Hcl 150 mg
Indikasi :
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin B1, membantu menyebuhkan penyakit
akibat defisiensi vitamin B1 seperti beri-beri.
Dosis :
Dosis dewasa : 1-2 tablet 1x sehari
Kontra indikasi :
Pasien yang hipersensitif terhadap thiamin hcl dan komponen lain dalam formula.
Farmakologi :
Sebagai kofaktor atau koenzim dalam siklus asam sitrat.
Farmakokinetik :
Secara oral dapat diabsorbsi dengan baik, dan didistribusikan secara luas
kehampir seluruh jaringan.
Farmakodinamik :
Bereaksi dengan ATP untuk membentuk suatu koenzim yang aktif, yaitu sebagai
thiamin pirofosfat.
Mekanisme kerja :
Merupakan koenzim penting dalam metabolisme karbohidrat dengan
menggabungkan adenosine trifosfat untuk membentuk thiamin pirofosfat.
Interaksi obat :
Resorpsinya di usus buruk dan tidak teratur, merupakan kombinasi antara
theophylline dan etilendiamin.
Efek Samping :
-Efek samping berbahaya yaitu anafilaksis.
-gastrointertinal : mual, muntah, rasa tercekik ditenggorokan, dan pendarahan
saluran cerna.
-reaski hipersensitif : gatal, angioderma, urtikaria
-lainnya : gelisah, edema pulmonal, dan sianosis.
Aturan Pemakaian :
Dua kali sehari satu tablet
Kemasan:
1 botol @50 tablet.
Penyimpanan :
Terlindung cahaya dan simpan di tempat sejuk.
Diproduksioleh :
PT. FARMA ISTN
Jakarta - Indonesia
46
BAB V
PENUTUP
5.3.Kesimpulan
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Pada praktikum pembuatan tablet Vitamin B1 ini dilakukan
praformulasi, formulasi, pembuatan, dan evaluasi yang terdiri dari berbagai
pengujian. Kemudian berdasarkan hasil praformulasi yang sudah didapatkan
dari evaluasi zat aktif maka metode yang kita gunakan yaitu metode
granulasi kering karena sifat alir Vitamin B1 yang sangat buruk.
Evaluasi bahan aktif dan evaluasi granul berdasarkan pengujian,
menghasilkan data yang sama, yaitu sebagai berikut :
1. Rasio Housner berdasarkan pengujian, diperoleh yaitu sebesar 2
dimana hasil tersebut melebihi syarat yaitu > 1,60, maka dapat
disimpulkan bahwa Vitamin B1 memiliki sifat alir yang buruk.
2. Kompresibilitas yang dihasilkan berdasarkan pengujian yaitu sebesar
50%, dimana hal ini sudah sangat-sangat melebihi syarat, maka
disimpulkan bahwa Vitamin B1 memiliki sifat alir yang sangat-sangat
buruk.
3. Sudut henti atau sudut istirahat yang dihasilkan dari pengujian yaitu
78,69°, hal ini menunjukkan hasil > 40° dan dapat disimpulkan bahwa
sifat alir dari Vitamin B1 sukar mengalir.
4. Kadar lembab yang dihasilkan dari pengujian yaitu sebesar 2,69% dan
susut pengeringan sebesar 2,62%, hal ini menunjukkan bahwa kadar
lembab dan susut pengeringan sudah memenuhi syarat tidak kurang
dari 2% dan tidak lebih dari 5% (2-5%).
5. Pengujian distribusi ukuran partikel menghasilkan presentase fines
sebesar 27,1% hal ini sudah menunjukkan bahwa telah Vitamin B1
memenuhi persyaratan dimana tidak kurang dari 15% dan tidak lebih
dari 30% (15-30%)
47
Kemudian pada evaluasi mutu tablet dapat dihasilkan data sebagai
berikut :
1. Uji Disolusi, hasil presentase yang di dapatkan berdasarkan pengujian
yaitu 61,485% dimana hasil tersebut sudah memenuhi syarat tidak
lebih dari 95%.
2. Uji Organileptis, hasil yang didapatkan yaitu tidak berbau, rasa pahit,
warna kuning, dan kerusakan pada tablet bersifat rapuh. Maka dapat
dikatakan bahwa tablet Vitamin B1 dalam keadaan baik dan
memenuhi persyaratan.
3. Uji Keseragaman Ukuran, hasil yang didapatkan berdasarkan
pengujian yaitu diameter sebesar 8,095 mm yang melebihi dari 3 kali
tebalnya tablet dan tebal tablet sebesar 2,635 mm.
4. Uji Keseragaman Bobot, pada hasil keseragaman bobot didapatkan 1
tablet yang menyimpang dari 10% .
5. Uji Kekerasan Tablet, hasil rata-rata kekerasan tablet yang didapatkan
taitu 5,04 Kg/cm2, dimana hasil tersebut tidak kurang dari 4 Kg/cm2
dan tidak lebih dari 7 Kg/cm2.
6. Uji Keregasan Tablet, presentase friabilitas tablet Vitamin B1 yang
dihasilkan dari pengujian yaitu sebesar 0,7% yang memenuhi syarat
<1%.
7. Uji Waktu Hancur, hasil pengujian waktu hancur tablet sudah
memenuhi syarat yaitu 9 menit 19 detik yang dimana waktu hancur
tidak boleh melebihi dari 15 menit.
5.4.Saran
Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik dan maksimal
dalam mata kuliah praktikum teknologi sediaan solid ada baiknya jika
dilakukan secara offline, agar pembuatan tablet dapat memenuhi standar
CPOB dan mahasiswa lebih paham dalam ngeoperasikan atau menggunakan
alat-alat yang digunakan dalam pembuatan tablet.
48
DAFTAR PUSTAKA
Imtihani. Hiya.N, dkk. 2020. Biopolimer Kitosan Dan Penggunaannya Dalam
Formulasi Obat. Graniti : Gresik.
Tim MGMP Pati. 2019. Ilmu Resep Teori Jilid III. Deepublish. Publisher :
Yogyakarta.
Anonim. 2017. Informasi Spesialite Obat (ISO) Volume 51. jakarta : PT. Isfi.
Lachman ,L. & Lieberman. H.. A. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi II. 1091-1098. UI Press jakarta.
Achman. Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga. UI Press.
Jakarta.
49