Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS EPILEPSI

Kelompok I
DESKRIPSI KASUS
 An. Manis berusia 8 tahun, berat badan 40 kg, tiba-tiba
terjatuh, kehilangan kesadaran dan mengalami kejang
disekolahnya. Kejang terjadi kurang lebih 5 menit setelah
An. Manisbermain kejar-kejaran denga teman sekelasnya.
Ibu guru langsung membawa An. Manis ke Ruang
Kesehatan. 15 menit kemudian An. Manis kembali kejang
dan segera An. Manis dilarikan ke RS. Berdasarkan
informasi dari orang tua An. Manis, kejang yang dialamai
An. Manis sudah terjadi sejak 2 tahun yang lalu akibat
demam tinggi. Tetapi kejang terjadi hanya beberapa detik
saja.hampir 3 bulan terakhir kejang sudah tidak lagi terjadi
sehingga ornag tua An. Manis tidak memerikan obat yang
biasa diminumnya (DilantinTM 300 mg/hari) untuk
mengontrol kejangnya
ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS DENGAN
METODE SOAP

 SUBJEKTIF
 Nama Pasien : An. Manis
 Umur : 8 tahun
 Berat Badan : 40 kg
 Keluhan :
Tiba-tiba terjatuh, hilang kesadaran, dan mengalami kejang
disekolahnya kurang lebih 5 menit. dan kejang kembali
setelah 15 menit.
 Riwayat penyakit:

2 tahun yang lalu sudah mengalami kejang akibat demam


tinggi selama beberapa detik saja.
 Riwayat pengobatan: Dilantin
TM 300 mg/hari
 ASSESMENT
 Berdasarkan keluhan pasien, diduga pasien bernama
An. Manismenderita status epileptikus. Hal ini dapat dilihat
dari keadaan An. manis yang tiba-tiba terjatuh lalu
kehilangan kesadaran dan mengalami kejang lebih kurang
5 menit, dimana 15 menit kemudian An. Manis kembali
mengalami kejang. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
pasien terkena bangkitan status epileptikus, karena adanya
dua rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan kesadaran
diantara kejang, dan kesadarannya belum pulih setelah 5
menit.
 Status epileptikus yang dialami An. Manis dapat
disebabkan oleh faktor pencetus yang diduga disebabkan
oleh pengobatan yang tiba-tiba dihentikan 3 bulan terakhir
dan kejang akibat demam tinggi. Hal ini dapat
menimbulkan bangkitan epilepsi yang lama bahkan bisa
menjadi buruk.
 Terapi non-farmakologi
 Pembedahan
 Diet ketogenik
 Terapi farmakologi
 Prehospital :
 Pada kasus diatas, dapat diberikan diazepam rectal 10 mg
yang merupakan terapi utama dan pertahankan patensi jalan
napas, berikan oksigen, periksa fungsi kardiorespirasi.
 In hospital :
 Lorazepam 0,1 mg/kg intravena diberikan 4 mg bolus, diulang
satu kali setelah 10-20 menit jika tidak ada dapat diberikan
diazepam intravena 0,5 mg/kg. Berikan obat antiepilepsi yang
biasa digunakan bila pasien sudah pernah mendapat terapi obat
antiepilepsi.Terapi obat darurat tambahan mungkin tidak
diperlukan jika kejang berhenti dan penyebab status epileptikus
cepat diperbaiki.
PEMILIHAN OBAT RASIONAL
NAMA OBAT INDIKASI MEKANISME AKSI KETERANGAN

DIAZEPAM Status epileptikus meningkatkan Tepat Indikasi


FENITOIN Epilepsi semua jenis hambatan dari
kecuali petit mal GABA oleh ikatan
dan status pada
epileptikus benzodiazepine –
GABA dan
kompleks reseptor
barbiturate.
Sehingga kejang
berhenti.
Inaktivasi kanal Na
sehingga
menurunkan
kemampuan syaraf
untuk
menghantarkan
muatan listrik
Tepat obat

Nama obat Alasan sebagai Drug of choice Keterangan

Diazepam Dapat mengobati serangan status Tepat Obat


Fenitoin epileptikus dan banyak digunakan
dalam pengobatan
Merupakan OAE yang pernah
digunakan oleh pasien dan
digunakan untuk terapi
pemeliharaan dan pengontrolan
 Tepat pasien
Nama obat kontraindikasi keterangan
Diazepam Hipersensitif dengan Tepat pasien tidak ada
Fenitoin diazepam dan fenitoin riwayat alergi

nama obat Dosis yang diberikan Dosis standart

Diazepam 0,5 mg/kg i.v 0,3-0,5 mg/kg i.v


Fenitoin 300 mg/hari 200-300 mg/hari
 Waspada efek samping obat

Nama obat Efek samping obat Saran

Diazepam Menimbulkan rasa kantuk, Beristirahat yang cukup


fenitoin konsentrasi berkurang, dan jangan melakukan
mual, edema. aktivitas diluar rumah.
Nyeri kepala, insomnia, Untuk mengatasi demam
ruam, akne demam efek yang bila timbul dapat
hematologic diberikan ibuprofen syrup.
Dan berikan vit B complex
jika efek samping fenitoin
anemia terjadi.

Anda mungkin juga menyukai