A. Latar Belakang
Obat kardiovaskular adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau mengobati
penyakit kardiovaskular (buluh jantung). Penyakit ini menempati ururtan pertama sebagai
penyebab kematian di banyak Negara. Di Amerika sekitar 51% kematian disebabkan oleh
penyakit kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit buluh jantung dapat digunakan
kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau diuretika.
Untuk pengobatan beberapa penyakit buluh darah dapat dilakukan dengan cara
pembedahan dan diberikan vasodilator, obat antihipertensi, obat untuk aterosklerosis atau
antilipemik, obat antiangina dan antikoagulan.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat Antiangina
Obat antiangina adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
gejala angina pectoris, suatu keadaan dengan rasa nyeri hebat di dada, yang disebabkan
ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan oksigen pada miokardial.
1. Tidak merokok, dengan demikian menghindari efek samping dari nikotin dan karbon
monoksida, selain menghilangkan salah satu factor yang dapat mempercepat timbulnya
ateroskloresis.
2. Mengurangi berat badan, pada kasus penderita yang kegemukan.
3. Melakukan olah raga fisik secara teratur.
4. Menghindari aktivitas fisik atau kejadian tegang yang dapat mempercepat serangan angina,
misalnya:olah raga berat sesudah makan, mengangkat terlalu berat, dan ledakan emosi.
Cara kerja Antiangina:
1. Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya. (penyekat
reseptor beta)
2. Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah (vasodilator)
3. Kombinasi keduanya
Untuk mencegah atau meringankan serangan akut angina digunakan turunan nitrat
(sublingual), sedang untuk pencegahan jangka panjang digunakan turunan nitrat (oral dan
setempat), β-bloker dan antagonis kalsium. Obat di atas dapat mengurangi kebutuhan oksigen
jantung dan meningkatkan pemasokan oksigen miokardial.
Obat antiangina dibagi menjadi tiga kalompok yaitu turunan nitrat dan nitrit, β-bloker
dan antagonis kalsium membrane.
1. Turunan Nitrat dan Nitrit
Turunan nitrat dan nitrit digunakan terutama untuk mencegah dan meringakan
serangan angina, baik tipe klasik maupun varian. Sebagian vasodilator umum turunan ini
dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardial dan menunjukan efek pada peredaran
sistemik. Turunan ini juga digunaka pada payah jantung kongestif dan untuk pengobatan
syok. Efek samping antara lain lesu, sakit kepala dan hipotensi.
Mekaisme kerja turunan nitrat dan nitrit
Tuunan nitrat dan nitrit bekerja terutama pada buluh vena kapasitansi. Mula-mula
turunan ini membentuk radikal bebas nitrit oksida (NO) reaktif, kemudian berinteraksi dan
mereduksi gugus SH enzim guanilat siklase sehingga enzim menjadi aktif.
Guanilat siklase
GTP CGMP
CGMP kinase (aktivasi)
Miosin-P Miosin Relaksasi otot
(Vasodilatasi)
Yang berhubungan dengan aktivitas terhadap jantung adalah reseptor β1. Pemblokkan
reseptor β1 dapat menurunkan kecepatan jantung, kontraksi miokardial, keluaran jantung dan
tekanan darah, sehingga kebutuhan oksigen miokardial berkurang dan nyeri iskemik dapat
dihilangkan.
β-Bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedang terhadap angina varian
efeknya tidak teratur. Pada pengobatan jangk panjang, β-bloker dapat menurunkan kematian
akibat serangan jantungb akut.
Efek samping yang timbulkan oleh β-bloker antara lain mual, diare, kelesuan, dan
kelelahan. Efek samping pada ardiovaskuler antara lain adalah payah jantung kongestif,
bradirkardia, hipotensi, pemblokan jantung dan parestesia.
a. Selektif memblok reseptor β1, contoh: asebutolol, atenolol, dan metoprolol tartrat.
b. Bekerja memblok reseptor β1 dan β2, contoh: alprenolol, karteolol, propanolol, nadolol,
oksprenolol, pindolol.
Efek samping yang ditimbulkan antara lain takikardia atau brakikardia, sakit kepala,
lesu, lelah, mual, pusing, hipotensi, kram kaki, gangguan lambung dan reaksi dermatologis.
a. Turunan Alkilarilamin
Contoh: diltiazem HCl dan bensiklan hydrogen fumarat.
1) Diltiazem HCl (Dilticor, Farmabes, Herbesser), digunakan sebagai anti-hipertensi, kadang-
kadang dikombinasi dengan obat diuretic. Diltiazem diabsorbsi dengan cepat di lambung.
Setelah pemberian secara oral, kadar plasma secara tertinggi obat dapat dicapai dalam ± 3-5
jam, dengan waktu paro eliminasi ± 5 jam. Dosis: 60 mg 3dd.
2) Bensiklan hydrogen fumarat (Fludilat), digunakan terutama untuk memperbaiki gejala-
gejala pada daerah otak, tungki kaki dan tangan, yang disebabkabkan oleh gangguan
peredaran arteri. Bensiklan diabsorbsi dengan sempurna dalam lambung. Pada pemberian
secara oral, efek obat akan berakhir setelah ± 6-8 jam. Dosis: 100-200 mg 3 dd.
b. Turunan Fenildihidropiridin
Contoh: felodipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, nilvadipin, lasidipin dan amlodipin
besilat.
c. Turunan Piperazin
Contoh: sinarizin dan flunarizin.
d. Turunan Verapamil
Contoh: verapamil HCl, tiapamil, faliamil dan metoksiverapamil HCl.
Hubungan struktur-aktivitas
1) Bagian struktur yang penting untuk aktivitas dari turunan dari verapamil adalah kedua cincin
benzen, meskipun dapat diganti dengan cincin heteroaromatik, sepeti pada feliamil, dan
gugus amino tersier yang bermuatan pada pH fisiologis.
2) Gugus isopropyl dan substituent oada cincin aromatik kurang penting untuk aktivitas,
meskipun posisi pada cincin dapat mempengaruhi potensi. Potensi substituen pada cincin kiri
mempengaruhi potensi secara bermakna, sedang pada cincin kanan tidak berpengaruh. Pada
cincin kiri, substituen pada posisi meta memberika aktivitas terbaik, sedang substituen pada
posisi para akan menurunkan aktivitas karena memberikan pengaruh halangan ruang pada
proses interaksi obat-reseptor.
3) Bentuk isomer optic levo lebih aktif dibanding isomer dekstro.
Verapamil HCl (Isoptin), digunakan digunakan untuk pengobatan angina varian.
Terhadapa angina klasik efikasinya serupa dengan nifedipin, yaitu dapat dpat mengurangi
ferkuensi serangan angina. Verapamil juga efektif untuk pengobatan aritmia dan hipotensi
yang moderat, mencegah migraine dan infark miokardial. Verapamil diabsorbsi hamper
sempurna dalam saluran cerna, ketersediaan hayatinya redah ± 20-35%, ± 90% obat terikat
oleh protein plasma. Pada pemberian secara oral, kadar darah tertnggi obat daicapai dalam
0,6-1,6 jam, dengan waktu paro ± 3-6 jam. Dosis : 80 mg 3 dd.
B. Vasodilator
Vasodilator adalah senyawa yang dapat menyebabkan vasodilatasi buluh darah.
Efeknya ditunjukan terutama pada buluh darah jantung atau pada bagian tertentu system
vascular.
Vasodilator bekerja dengan menurunkan tonus otot polos vascular sehingga terjadi
dilatsi arteri dan vena.
Pada gambar 24 terlihat bahwa sisi reseptor khas untuk nitrat dan nitrit (N), senyawa
pemblok β-adrenergik (A) dan natrium nitroprusid (S), menimbulkan efek vasodilatasi
melalui sisi vasodilator yang umum (V).
Papaverin, teofilin dan turunannya, menghambat enzim fosfodiesterase (FDE),
mengubah CAMP menjadi 5”-AMP.
Gambar 1: Skematik sisi kerja beberapa vasodilator.
Asam etakrinat (EA), mencegah vasodilatasi oleh turunan nitrat, β-bloker, turunan
papaverin, teofilin dan natrium nitroprusid pada sisi vasodilator V.
Relaksasi otot polos terjadi sebagai akibat peningkatan kadar siklik adenosine
monofosfat (CAMP) di dalam sel karena peningkatan aktivitas katalitik enzim adenilat
siklase. Enzim ini diaktifkan oleh β-bloker yang berinteraksi dengan β-adrenoseptor pada
membran otot polos.
Obat vasodilator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu vasodilator koroner, vasodilator
sistemik, serta vasodilator serebral dan perifer.
Vasodilator koroner dan sistemik juga digunakan sebagai obat antiangina, mekanisme
kerjanya serupa dengan obat antiangina.
1. Vasodilator koroner
Vasodilator koroner digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif kronik
yang sulit disembuhkan, dengan cara mengembangkan fungsi miokardial tanpa meningkatkan
kebutuhan energi. Beberapa diantaranya juga digunakan sebagai antiangina.
a) Untuk pengobatan jangka pendek, contoh :salbutamol, eritritil, tetranitrat, gliserin trinitrat
dan natrium nitroprusid.
b) Untuk pengobatan jangka panjang, contoh : kaptopril, diltiazem, dipiridamol, enalapril,
hidralazin HCl, isosorbid dinitrat, minoksidil, nifedifin, oksifedrin, pentaeritritol, prazosin
HCl dan verapamil HCl.
2. Vasodilator Sistemik
Vasodilator sistemik atau vasidilator umum adalah senyawa yang dapat menimbulkan
efek vasodilator pada semua bagian sistem predaran darah.
Contoh : amil nitrit, buflomedil diHCL, etofilin nikotinat, flunarizin, ifroksamin, isoksuprin
HCL, naftidrofuril oksalat, nikardifin, nisergolin, pentaeritritol tetranitrat, pentoksifilin dan
pindolol.
a. Isoksuprin HCl (Duvadilan, Vasoplex), bekerja langsung secara selektif dengan cara
relaksasi otot polos buluh darah. Isoksuprin dapat meningkatkan persediaan darah dengan
meringankan spasma vascular sehingga digunakan untuk pengobatan gangguan pada
peredaran darah seperti ketidakcukupan persediaan darah pada vaskular perifer. Isoksuprin
juga relaksan uterus yang kuat, digunakan untuk menurunkan pergerakan uterus yang
berlebihan dan pada dismenorhu. Kadar plasma teringgi obat dicapai dalam 1 jam setelah
pemberian oral. Dosis : 20 mg 3-4 dd, sesudah makan.
b. Naftidrofuril oksalat (Dusodril), dapat meningkatkan aliran darah serebral dan perifer,
serta memperbaiki kondisi metabolik jaringan yang dipengaruhi oleh iskemia. Mekanisme
kerjanya ada tiga yaitu neurotropik ganglioplegik, penghambat spasmolitik postanglionik dan
muskulotropik. Naftidrofuril digunakan untuk gangguan nutrisi serebral atau perifer dan
gangguan pada aliran darah. Kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam 30-45 menit setelah
pemberian oral. Dosis : 50-100 mg 3 dd.
Contoh vasodilator perifer dan serebral yang lain adalah bensiklan hidrogen fumarat
(Fludilat), buflomedil HCl, kaptopril, sinarizin, sinepazid maleat, guanetidin monosulfat,
flunarizin, nimodipin, pipratekol di HCl, reserpin, piritinol HCl dan natrium nitroprusid.
Contoh :
a. Nisergolin (Sermion), dapat mengurangi daya tahan vaskular, meningkatkan aliran darah dan
meningkatkan konsumsi oksigen dan glukosa. Nisergolin digunakan untuk pengobatan
gangguan metabolik vaskuloperifer dan serebral yang akut dan kronik, seperti aterosklerosis,
trombosis dan emboli serta lain-lain gejala pada gangguan aliran darah serebral dan perifer.
Untuk meningkatkan absorpsi obat, lebih baik diberikan pada waktu perut kosong. Dosis :
10-20 mg 2-3 dd.
Tabel 3: Struktur senyawa vasodilator perifer dan serebral
b. Sinarizin (Cinnipirine, Stugeron, Vertizine), dapat meningkatkan aliran darah arteri dan
secara cepat meringankan berbagai gejala gangguan peredaran perifer dan selebral, gangguan
keseimbangan, mencegah mabuk dan serangan migran. Absorbsi sinarizin dalam saluran
cerna cukup baik, kadar darah tertinggi obat dicapai dlam waktu 2,3 jam setelah pemberian
oral, dengan waktu paro plasma +_ 5 jam. Dosis : 25-75 mg 3 dd.
c. Flunarizin (Sibelium), adalah pemblok pemasukan kalsium secara selektif, mempunyai
masa kerja panjang dan tidak menimbulkan efek terhadap kontraksi dan konduksi jantung.
Flunarizin dapat mencegah serangan migrain, meringankan gejala gangguan perifer dan
selebral serta untuk pengobatan gangguan keseimbangan. Dosis : 5-10 mg 1 dd.
d. Buflomedil HCl (Loftyl), adalah senyawa fasoaktif yang dapat meningkatkan aliran darah
selebral dan perifer dengan cara menghambat efek pada agregasi platelet dan memperbaiki
fleksibilitas eritrosit. Buflomedil digunakan untuk meringankan gangguan peredaran perifer
dan selebral. Obat cepat diabsorbsi dalam saluran cerna, kadar serum tertinggi dicapai +_
1,5-3 jam setelah pemberian secara oral, dengan waktu paro biologis plasma +_ 1,91-3,65
jam. Dosis : 150 mg 3-4 dd
e. Sinepazid maleat (Vasodistal), dapat meningkatkan aliran darah arteri (vasodilator arteri),
digunakan untuk meringankan berbagai gejala gangguan peredaran perifer dan selebral serta
gangguan keseimbangan. Dosos : 200mg 3dd
f. Piritinol HCl (Encephabol), merupakan vasodilator yang digunakan untuk pengobatan
gangguan peredaran dan metabolik serebral serta trauma kranioserebral. Dosis : 100mg 3 dd
selama 203 bulan.
g. Meso-inositol heksanikotinat (Hexanicit), merupakan vasodilator yang digunakan untuk
pengobatan gangguan buluh perifer ringan karena eterosklerosis, hipertensi dan gangguan
pada peredaran selebral. Dosis : 400mg 3dd.
h. Niktinil alkohol (Ronicol), merupakan vasodilator yang digunakan untuk pengobatan
gangguan peredaran pada buluh perifer dan selebral. Dosis : 25-50mg 3 dd.
BAB III
KESIMPULAN
Obat antiangina adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
gejala angina pectoris, suatu keadaan dengan rasa nyeri hebat di dada, yang disebabkan
ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan oksigen pada miokardial.
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
May
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat Antiangina
1. Angina klasik, biasanya terjadi pada waktu olah raga atau emosi, sangat
serupa dengan keadaan yang ditimbulkan oleh iskemia miokardial sementara.
1. Tidak merokok, dengan demikian menghindari efek samping dari nikotin dan
karbon monoksida, selain menghilangkan salah satu factor yang dapat
mempercepat timbulnya ateroskloresis.
3. Kombinasi keduanya
Obat antiangina dibagi menjadi tiga kalompok yaitu turunan nitrat dan
nitrit, β-bloker dan antagonis kalsium membrane.
Tuunan nitrat dan nitrit bekerja terutama pada buluh vena kapasitansi.
Mula-mula turunan ini membentuk radikal bebas nitrit oksida (NO) reaktif,
kemudian berinteraksi dan mereduksi gugus SH enzim guanilat siklase sehingga
enzim menjadi aktif.
SH NO2 S
+ R-ONO2 + + ROH
SH S
NO
Guanilat siklase
GTP CGMP
a. Turunan Alkilarilamin
b. Turunan Fenildihidropiridin
1) Cincin dihidropiridin.
3) Substituent yang meruah, missal gugus fenil, pada posisi 4 cincin hetero
siklik.
Contoh :
c. Turunan Piperazin
d. Turunan Verapamil
Hubungan struktur-aktivitas
1) Bagian struktur yang penting untuk aktivitas dari turunan dari verapamil
adalah kedua cincin benzen, meskipun dapat diganti dengan cincin
heteroaromatik, sepeti pada feliamil, dan gugus amino tersier yang
bermuatan pada pH fisiologis.
B. Vasodilator
Pada gambar 24 terlihat bahwa sisi reseptor khas untuk nitrat dan nitrit (N),
senyawa pemblok β-adrenergik (A) dan natrium nitroprusid (S), menimbulkan efek
vasodilatasi melalui sisi vasodilator yang umum (V).
1. Vasodilator koroner
Obat golongan ini dapat menimbulkan dilatasi buluh darah kulit dan
otak. Walaupun melalui mekanisme kerja yang berbeda, senyawa dapat
mengurangi tonus otot polos vaskular sehingga meningkatkan aliran darah
perifer dan serebral. Vasodilator perifer digunakan untuk pengobatan penyakit
vaskular perifer, seperti kelainan vasospastik dan penyakit vaskular perifer
kronik, seperti aterosklerosis obliterans. Vasodilator serebral digunakan untuk
pengobatan gangguan serebral kardiovaskular. Pada dosis besar, obat
golongan ini menimbulkan hipotensi postural.
Mekanisme kerja
Obat golongan ini menimbulkan dilatasi perifer dan serebral melalui beberapa
mekanisme sebagai berikut :
Contoh vasodilator perifer dan serebral yang lain adalah bensiklan hidrogen
fumarat (Fludilat), buflomedil HCl, kaptopril, sinarizin, sinepazid maleat,
guanetidin monosulfat, flunarizin, nimodipin, pipratekol di HCl, reserpin,
piritinol HCl dan natrium nitroprusid.
Contoh :
BAB III
KESIMPULAN
1. Angina klasik, biasanya terjadi pada waktu olah raga atau emosi.
Obat antiangina dibagi menjadi tiga kalompok yaitu turunan nitrat dan nitrit,
β-bloker dan antagonis kalsium membrane.
Tambahkan komentar
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.