INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN BAWAH
2 6
YELLY HIDAYANI
Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang
menyerang saluran pernapasan manusia. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri atau virus.
Berdasarkan letaknya infeksi daluran pernapasan ada dua,yaitu:
Infeksi saluran pernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah
Pengertian Bronkhitis
Gejala bronkhitis
di awali dengan batuk pilek, akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus,
sehingga menjadikan batuk akan bertambah parah dan berubah sifatnya (Hidayat,
2011).
TANDA DAN GEJALA
●Faktor Lingkungan
1. Merokok
2. Pekerjaan
3. Polusi Udara
4. Infeksi
●Faktor Host
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Penyakit paru yang
sudah ada
BRONKITIS
BRONKITIS AKUT BRONKITIS KRONIK
Hambatan
Hipersekresi
mucociliary
mukus
clearance
Hiperplasia,
hipertrofi dan
Iritasi
proliferasi
bronchiole
kelenjar
mukus
• Pendekatan Umum
1. Harus dinilai riwayat pekerjaan/lingkungan untuk menetapkan
paparan yang mengganggu, gas mengiritasi seperti asap rokok.
Awali dengan harus menurunkan paparan terhadap iritant bronkus.
2.Pelembaban udara inspirasi dapat mengencerkan sekret yang
kental sehingga produksi sputum menjadi lebih berkurang.
• Terapi Farmakologi
TERAPI FARMAKOLOGI
Gejala gejala :
1. Batuk
2. Pilek
3. Panas
4. Wheezing pada saat ekspirasi
5. Takipnea
6. Retraksi, dan air trapping / hiperaerasi
7. Paru pada foto dada.
PATOGENESIS
RSV mempengaruhi sistem saluran nafas melalui kolonisasi dan replikasi virus
pada mukosa bronkus dan bronkiolus yang memberi gambaran patologi awal
berupa nekrosis sel epitel silia. Nekrosis sel epitel saluran nafas menyebabkan
terjadi edema submukosa dan pelepasan debris dan fibrin kedalam lumen
bronkiolus.Pada bronkiolus ditemukan obstruksi parsial atau total karena
udema dan akumulasi mukus serta eksudat yang kental. Pada dinding bronkus
dan bronkiolus terdapat infiltrat sel radang. Radang juga bisa dijumpai pada
peribronkial dan jaringan interstisial. Obstruksi parsial bronkiolus menimbulkan
emfisema dan obstruksi totalnya menyebabkan atelektasis.
Adapun respon paru ialah dengan meningkatkan
kapasitas fungsi residu, menurunkan compliance,
meningkatkan tahanan saluran nafas, dead space serta
meningkatkan shunt. Semua faktor-faktor tersebut
menyebabkan peningkatan kerja sistem pernapasan,
batuk, wheezing, obstruksi saluran nafas, hiperaerasi,
atelektasis, hipoksia, hiperkapnia, asidosis metabolik
sampai gagal nafas.
Definisi Pneumonia
Merupakan pneumonia yang didapat selama pasien di rawat di rumah sakit yang perkembangannya
lebih dari 48 jam setelah pasien memeriksakan diri ke rumah sakit. Patogen yang umum menginfeksi
adalah bakteri nosokomial yang resisten terhadap antibiotika yang beredar di rumah sakit.
Pneumonia Aspirasi
Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi flora arofaring dan
cairan lambung. Pneumonia aspirasi biasa didapat pada pasien
dengan status mental yang buruk atau depresi, maupun pasien
dengan gangguan refleks menelan.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan penyebabnya yaitu (Underwood, 1999) :
1 2 3 4
Pneumonia Pneumonia
bakteri atipikal Pneumonia virus Pneumonia jamur
Streptococcus Clamydia Influenza virus, Candida,
pneumonia, pneumonia, parainfluenza virus, Aspergillus,
Haemophillus Mycoplasma Rhinovirus, Crytococcus
influenza, pneumonia, aspirasi Respiratory synctial
Staphylococcus virus.
aureus.
ETILOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan karena infeksi
virus yang kemudian mengalami komplikasi bakteri
Beberapa kasus pneumonia juga mempunyai
komplikasi seperti efusi
pleura, abses paru, dan sepsis. Bakteri penyebabnya
pun berbeda. Berikut bakteri penyebab pneumonia
dengan komplikasi (Anonim, 2003) :
Bakteri penyebab pneumonia dengan
komplikasi (Anonim, 2003) :
Efusi pleura adalah akumulasi cairan di dalam
rongga pleura.
Streptococcus pneumonia, Haemophillus influenza,
Streptococcus group A, Flora mulut, dan Staphylococcus aureus.
Efusi pleura
suatu infeksi di dalam
aliran darah, merupakan
Abses paru adalah lesi akibat dari suatu infeksi
paru berupa suprasi bakteri di bagian tubuh
dan nekrosis jaringan manusia.
Abses paru Sepsis Streptococcus pneumonia dan
Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus.
Haemophillus influenza,
Staphylococcus aureus, dan Flora mulut
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang
berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit
sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi. Sel-sel PMN mendesak
bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis
sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian dimakan. Pada waktu terjadi peperangan antara
host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu :
Zona luar : alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.
Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.
Zona konsolidasi : daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak.
Zona resolusi : daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan
alveolar makrofag.
MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan pedoman diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia
komunitas yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
pada tahun 2003 :
Gambaran radiologis
Gambaran klinik foto toraks terdapat peningkatan
biasanya ditandai Temuan pemeriksaan fisis (PA/lateral) jumlah leukosit, biasanya
dengan demam, dada tergantung dari luas merupakan lebih dari 10.000/ul
menggigil, suhu tubuh lesi di paru, pada pemeriksaan kadang-kadang
meningkat dapat auskultasi terdengar suara penunjang utama
napas bronkovesikuler mencapai 30.000/ul, dan
melebihi 40°C, batuk untuk menegakkan pada hitungan jenis
sampai bronkial yang diagnosis.
dengan dahak mukoid Leukosit terdapat
mungkin disertai ronki
atau purulen kadang- basah halus, yang hanya merupakan pergeseran ke kiri serta
kadang disertai darah, kemudian menjadi ronki petunjuk ke arah terjadi peningkatan LED.
sesak napas dan basah kasar pada stadium diagnosis etiologi,
nyeri dada. resolusi.
PENATALAKSANAAN TERAPI
2 5
4
1 Penyakit penyerta
Memakai obat-
obat golongan ß- yang multiple
3
Umur lebih dari 65 laktam selama Penyakit
tahun tiga bulan terakhir gangguan
Pecandu alcohol kekebalan
Faktor modifikasi (American Thoracic
Society, 2001) :
B. Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
1 Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Pengobatan antibiotik
spektrum luas > 7 hari 9 2 Mempunyai kelainan
pada bulan terakhir penyakit yang multiple
3
8 Riwayat pengobatan
Gizi kurang 4
antibiotic
5
7 Pengobatan kortikosteroid
Pseudomonas 6 > 10 mg/hari
aeruginosa
Bronkiektasis
TERIMAKASIH
Terimakasih
Any Question?