Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOTERAPI II

INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN BAWAH

DOSEN PENGAMPU : SEPTI MUHARNI, M.Farm, Apt


S1 VI B
2018
Meet Our Team 
Kelompok 3

2 6

WIKY RAHMAYANI 5 YONI ARDIANI


1 EDRA
3
YOLLA JUFANDA
ADHA DINDA
WULAN HARDIANTI 4

YELLY HIDAYANI
Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang
menyerang saluran pernapasan manusia. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri atau virus.
Berdasarkan letaknya infeksi daluran pernapasan ada dua,yaitu:
Infeksi saluran pernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah

Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tractinfections (LRI/LRTI)


terjadi pada jalan napas dan paru-paru.
Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam infeksi ini adalah
bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia dan emfisema
Bronchitis

Pengertian Bronkhitis

Inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan nafas di


tandai peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan
ventilasi- perfusi dan menyebabkan sianosis (FKUI, 2007)

Gejala bronkhitis
di awali dengan batuk pilek, akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus,
sehingga menjadikan batuk akan bertambah parah dan berubah sifatnya (Hidayat,
2011).
TANDA DAN GEJALA

• Sesak nafas / Dispnea


• Nafas berbunyi
• Batuk dan sputum
• Nyeri dada.
• Nafas cuping hidung
ETIOLOGI BRONKITIS

●Faktor Lingkungan
1. Merokok
2. Pekerjaan
3. Polusi Udara
4. Infeksi

●Faktor Host
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Penyakit paru yang
sudah ada
BRONKITIS
BRONKITIS AKUT BRONKITIS KRONIK

keadaan pengeluaran mukus secara berlebihan ke batang


bronkial secara kronik atau berulang dengan disertai batuk
yang terjadi hampir setiap hari selama sekurangnya tiga bulan
dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut-turut
Asap rokok,
OBSTRUKSI
polutan

Hambatan
Hipersekresi
mucociliary
mukus
clearance

Hiperplasia,
hipertrofi dan
Iritasi
proliferasi
bronchiole
kelenjar
mukus

Patogenesis Bronkitis Kronis


MANIFESTASI KLINIS

Penanda bronchitis kronis adalah batuk, mulai dari batuk ringan


perokok sampai batuk berat produktif dengan sputum purulen.
Pengeluaran sputum yang paling banyak biasanya pada pagi hari,
walaupun banyak pasien yang mengeluarkan sputum sepanjang
hari. Sputum yang dikeluarkan biasanya kental, lengket dan
berwarna putih sampai kuning kehijauan. Peningkatan jumlah
granulosit polimorfonukleus di sputum sering memperkuat adanya
indikasi iritasi bronkus, dimana jumlah eosinofil menunjukkan
komponen alergi (Dipiro et,. al 2005).
PENATALAKSANAAN TERAPI

• Pendekatan Umum
1. Harus dinilai riwayat pekerjaan/lingkungan untuk menetapkan
paparan yang mengganggu, gas mengiritasi seperti asap rokok.
Awali dengan harus menurunkan paparan terhadap iritant bronkus.
2.Pelembaban udara inspirasi dapat mengencerkan sekret yang
kental sehingga produksi sputum menjadi lebih berkurang.

• Terapi Farmakologi
TERAPI FARMAKOLOGI

• Pada eksaserbasi akut pemberian bronkodilator oral atau aerosol seperti


albuterol aerosol.
• Untuk pasien yang secara konsisten tetap menunjukkan keterbatasan
dalam masuknya udara pernafasan, perubahan terapi bronkodilator harus
di pertimbangkan.
• Penggunaan antibiotik masih diperdebatkan, walaupun sebenarnya
penting. Pemilihan antibiotik sesuai dengan patogen, resiko interaksi
rendah, dan tidak menimbulkan masalah kepatuhan.
• Pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan resistensi patogen terhadap
penisilin
• Bila mikoplasma terlibat dalam infeksi, penggunaan makrolid masih di
ragukan. Azitromisin dapat dipertimbangkan sebagai pilihan untuk kasus
mikroplasma.
TERAPI FARMAKOLOGI

• Fluorokuinolon antibiotik alternatif yang efektif


untuk dewasa terutama bila patogen adalah
gram negatif.
• Pada pasien yang memiliki riwayat
kekambuhan oleh karena faktor pencetus
kejadian tertentu seperti musim dingin,
percobaan profilaksis antibiotik mungkin
bermanfaat. Bila tidak ada perbaikan secara
klinik, selama periode yang sesuai misalnya
2-3 bulan/ 2-3 tahun, terapi profilaksis dapat
dihentikan.
• Antibiotik yang umum digunakan dengan
durasi 10-14 hari
Let’s Move On!
Don’t worry. We surely support you.
Bronkiolitis adalah infeksi akut pada saluran
BRONKIOLITIS napas kecil atau bronkiolus yang pada
umumnya disebabkan oleh virus, sehingga
menyebabkan gejala - gejala obstruksi
bronkiolus

Gejala gejala :
1. Batuk
2. Pilek
3. Panas
4. Wheezing pada saat ekspirasi
5. Takipnea
6. Retraksi, dan air trapping / hiperaerasi
7. Paru pada foto dada.
PATOGENESIS

RSV mempengaruhi sistem saluran nafas melalui kolonisasi dan replikasi virus
pada mukosa bronkus dan bronkiolus yang memberi gambaran patologi awal
berupa nekrosis sel epitel silia. Nekrosis sel epitel saluran nafas menyebabkan
terjadi edema submukosa dan pelepasan debris dan fibrin kedalam lumen
bronkiolus.Pada bronkiolus ditemukan obstruksi parsial atau total karena
udema dan akumulasi mukus serta eksudat yang kental. Pada dinding bronkus
dan bronkiolus terdapat infiltrat sel radang. Radang juga bisa dijumpai pada
peribronkial dan jaringan interstisial. Obstruksi parsial bronkiolus menimbulkan
emfisema dan obstruksi totalnya menyebabkan atelektasis.
Adapun respon paru ialah dengan meningkatkan
kapasitas fungsi residu, menurunkan compliance,
meningkatkan tahanan saluran nafas, dead space serta
meningkatkan shunt. Semua faktor-faktor tersebut
menyebabkan peningkatan kerja sistem pernapasan,
batuk, wheezing, obstruksi saluran nafas, hiperaerasi,
atelektasis, hipoksia, hiperkapnia, asidosis metabolik
sampai gagal nafas.

Sebagian besar infeksi saluran napas ditularkan lewat droplet


infeksi. Infeksi primer oleh virus RSV biasanya tidak
menimbulkan gejala klinik, tetapi infeksi sekunder pada anak
tahun-tahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik dari bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi
saluran nafas bagian atas, disertai dengan batuk pilek beberapa hari,
biasanya disertai kenaikan suhu atau hanya subfebris.
Anak mulai menderita sesak nafas. makin
lama makin berat, pernafasan dangkal dan
cepat, disertai serangan batuk. Terlihat juga
pernafasan cuping hidung disertai retraksi
interkostal dan suprasternal, anak menjadi
gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan
terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium
memenjang disertai dengan mengi
(Wheezing).
1. Oksigen 1 – 2 L / menit
2. IVFD dextrose 10 %; Na Cl 0,9 % = 3 : 1 + KCl 10 mq / 500 ml
cairan
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feading drip.
4. Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin PENATALAKSANAAN
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. TERAPI
6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
• Untuk kasus bronkiolitis community base :
Ampicillin 100 mg / Kg BB / hari dalam 4 hari pemberian.
Chloramfenikol 75 mg / Kg BB / hari dalam 4 kali pemberian

• Untuk kasus bronkiolitis hospital base :


Cefotaxim 100 mg / Kg BB / hari dalam 2 hari pemberian.
Amikasin 10 - 15 mg / Kg BB / hari dalam 2 kali Pemberian
(Mansjoer, 2000)
PNEUMONIA

Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada


parenkim paru yang dapat terjadi pada
semua umur.
Gejala-gejala:
demam
Batuk
sesak napas
adanya ronki basah kasar
gambaran infiltrate pada foto polos dada
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan klinis dan epidimiologis (Anonim, 2005)

Community Acquired Pneumonia (CAP)


Merupakan pneumonia yang didapat di luar rumah sakit atau
didapat di lingkungan masyarakat. Pathogen umum yang
sering menginfeksi adalah Streptococcus pneumonia,

Pneumonia Nosokomial atau Hospital acquired Pneumonia (HAP)

Merupakan pneumonia yang didapat selama pasien di rawat di rumah sakit yang perkembangannya
lebih dari 48 jam setelah pasien memeriksakan diri ke rumah sakit. Patogen yang umum menginfeksi
adalah bakteri nosokomial yang resisten terhadap antibiotika yang beredar di rumah sakit.

Pneumonia Aspirasi
Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi flora arofaring dan
cairan lambung. Pneumonia aspirasi biasa didapat pada pasien
dengan status mental yang buruk atau depresi, maupun pasien
dengan gangguan refleks menelan.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan penyebabnya yaitu (Underwood, 1999) :

1 2 3 4

Pneumonia Pneumonia
bakteri atipikal Pneumonia virus Pneumonia jamur
Streptococcus Clamydia Influenza virus, Candida,
pneumonia, pneumonia, parainfluenza virus, Aspergillus,
Haemophillus Mycoplasma Rhinovirus, Crytococcus
influenza, pneumonia, aspirasi Respiratory synctial
Staphylococcus virus.
aureus.
ETILOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan karena infeksi
virus yang kemudian mengalami komplikasi bakteri
Beberapa kasus pneumonia juga mempunyai
komplikasi seperti efusi
pleura, abses paru, dan sepsis. Bakteri penyebabnya
pun berbeda. Berikut bakteri penyebab pneumonia
dengan komplikasi (Anonim, 2003) :
Bakteri penyebab pneumonia dengan
komplikasi (Anonim, 2003) :
Efusi pleura adalah akumulasi cairan di dalam
rongga pleura.
Streptococcus pneumonia, Haemophillus influenza,
Streptococcus group A, Flora mulut, dan Staphylococcus aureus.

Efusi pleura
suatu infeksi di dalam
aliran darah, merupakan
Abses paru adalah lesi akibat dari suatu infeksi
paru berupa suprasi bakteri di bagian tubuh
dan nekrosis jaringan manusia.
Abses paru Sepsis Streptococcus pneumonia dan
Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus.
Haemophillus influenza,
Staphylococcus aureus, dan Flora mulut
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang
berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit
sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi. Sel-sel PMN mendesak
bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis
sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian dimakan. Pada waktu terjadi peperangan antara
host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu :

Zona luar : alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.
Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.
Zona konsolidasi : daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak.
Zona resolusi : daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan
alveolar makrofag.
MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan pedoman diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia
komunitas yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
pada tahun 2003 :

Gambaran radiologis
Gambaran klinik foto toraks terdapat peningkatan
biasanya ditandai Temuan pemeriksaan fisis (PA/lateral) jumlah leukosit, biasanya
dengan demam, dada tergantung dari luas merupakan lebih dari 10.000/ul
menggigil, suhu tubuh lesi di paru, pada pemeriksaan kadang-kadang
meningkat dapat auskultasi terdengar suara penunjang utama
napas bronkovesikuler mencapai 30.000/ul, dan
melebihi 40°C, batuk untuk menegakkan pada hitungan jenis
sampai bronkial yang diagnosis.
dengan dahak mukoid Leukosit terdapat
mungkin disertai ronki
atau purulen kadang- basah halus, yang hanya merupakan pergeseran ke kiri serta
kadang disertai darah, kemudian menjadi ronki petunjuk ke arah terjadi peningkatan LED.
sesak napas dan basah kasar pada stadium diagnosis etiologi,
nyeri dada. resolusi.
PENATALAKSANAAN TERAPI

PERHATIKAN KEADAAN KLINIS

Bila keadaan klinis baik dan tidak ada


indikasi rawat dapat diobati di rumah. Juga
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi
yaitu keadaan yang dapat meningkatkan
risiko infeksi dengan mikroorganisme
patogen yang spesifik misalnya S.
pneumoniae yang resisten penisilin.
Faktor modifikasi (American Thoracic
Society, 2001) :
A. Pneumokokus resisten terhadap penisilin

2 5
4
1 Penyakit penyerta
Memakai obat-
obat golongan ß- yang multiple
3
Umur lebih dari 65 laktam selama Penyakit
tahun tiga bulan terakhir gangguan
Pecandu alcohol kekebalan
Faktor modifikasi (American Thoracic
Society, 2001) :
B. Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
1 Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Pengobatan antibiotik
spektrum luas > 7 hari 9 2 Mempunyai kelainan
pada bulan terakhir penyakit yang multiple
3

8 Riwayat pengobatan
Gizi kurang 4
antibiotic

5
7 Pengobatan kortikosteroid
Pseudomonas 6 > 10 mg/hari
aeruginosa
Bronkiektasis
TERIMAKASIH 

Terimakasih

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai