Disusun oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Apoteker
pada Program Studi Profesi Apoteker
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
Disetujui oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Stifar Yayasan Pharmasi Semarang
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh rangkaian tugas dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia Farma, periode 01 Juli - 31 Juli 2021 yang berjalan dengan
baik dan lancar tanpa suatu kendala yang cukup berarti.
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dilaksanakan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker
(PSPA) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. PKPA juga
sebagai sarana latihan kerja farmasis dalam menghadapi dunia kefarmasian
khususnya di apotek yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan langsung
berhadapan dengan pasien.
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dapat berjalan dengan baik berkat
bimbingan dan arahan serta bantuan baik moril maupun materil. Pelaksanaan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini tentu tidak lepas dari adanya kerjasama dan
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. apt. Endang Diyah Ikasari, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
2. apt. Ika Puspitaningrum, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik Praktek
Kerja Profesi Apoteker atas bimbingan, arahan, dan nasehat yang diberikan
selama masa PKPA dan penyusunan laporan.
3. apt. B. Agung Widi Nugroho, S.Si, selaku pembimbing praktek kerja lapangan
profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 584 yang telah meluangkan waktunya,
memberikan saran, pengarahan, dorongan, dan petunjuk dalam penyusunan
laporan ini.
4. apt. Sylvia Natalia Br Panggabean, S.Farm selaku pembimbing praktek kerja
lapangan profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 469 yang telah meluangkan
waktunya, memberikan saran, pengarahan, dorongan, dan petunjuk dalam
penyusunan laporan ini.
5. apt. Nina Mazaya S.Farm selaku pembimbing-pembimbing praktek kerja
lapangan profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 442 yang telah meluangkan
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu berhak atas kesehatan, serta memiliki kewajiban dalam
memelihara serta meningkatkan kesehatan tersebut. Kesehatan merupakan salah
satu bentuk kesejahteraan yang memungkinkan manusia untuk memiliki derajat
hidup yang lebih berkualitas. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Republik
Indonesia (RI) Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan tersebut dapat dicapai
masyarakat melalui suatu upaya kesehatan serta akses ke sarana kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Fasilitas kefarmasian merupakan sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yaitu Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko obat atau praktek bersama (Pemerintah Negara
Republik Indonesia, 2009).
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, salah satunya adalah bidang obat-obatan, dengan semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan semakin banyak pula ditemukan obat-obat baru yang membuat
perindustrian farmasi di Indonesia berkembang pesat. Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek obat adalah
bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia. Salah satu perindustrian yang bergerak di bidang
farmasi adalah apotek. Selain itu juga menurut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 9 Tahun 2017 tentang apotek, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukanya praktek kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian
merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Di Apotek pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan pada tanggal 01 Juli
hingga 31 Juli 2021 di Apotek Kimia Farma Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam
pelaksanaan PKPA ini mahasiswa tersebar ke beberapa apotek Kimia Farma yaitu
apotek kimia farma 469, apotek Kimia Farma 442 dan apotek Kimia Farma 584. .
PKPA ini diharapkan mampu membekali para calon Apoteker dalam melakukan
fungsi dan tanggung jawab Apoteker secara professional, memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat, serta mengatasi permasalahan-permasalahan yang
mungkin timbul dalam pengelolaan suatu Apotek.
1.2 Tujuan PKPA Di Apotek
Dengan mengacu Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek maka mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menjalankan praktik pelatihannya sesuai dengan apoteker yang professional
2. Bertindak secara profesional untuk melindungi masyarakat
3. Melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian
1.3 Manfaat PKPA Di Apotek
Manfaat bagi mahasiswa PKPA di Apotek ini yaitu:
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan tanggung jawab Apoteker
dalam mengelola Apotek.
2. Mendapatkan bekal pengalaman praktis dan faktual mengenai apotek
sehingga dapat mempersiapkan calon apoteker dalam menghadapi tantangan
dunia kerja.
3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan Apotek baik
di bidang pelayanan kefarmasian, bidang material, administrasi dan keuangan,
bidang ketengakerjaan dan bidang lain yang terkait dengan tugas dan fungsi
Apoteker.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang professional,
komunikatif serta tanggap terhadap masalah-masalah yan terdapat dalam
lingkungan Apotek.
5. Mendapatkan gambaran yang nyata tentang pekerjaan kefarmasian di apotek.
6. Mampu menganalisa dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan
praktik nyata di lapangan.
7. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi serta citra
profesi apotek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur
dalam:
Tugas dan fungsi Apotek menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasiaan, yaitu:
1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
3. Sarana yang digunakan untuk pendistribusian sediaan farmasi, antara lain obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasian obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetika (Republik Indonesia, 2009).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek,
Apotek menyelenggarakan fungsi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
01Belum memenuhi
Juli – 31 syarat
Juli 2021 Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat 7
Syarat Izin
Surat Penundaan Surat Penolakan
Apotek (Formulir
(Formulir 5) (Formulir 6)
Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII
1. Lokasi
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran apotek di
wilayah dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian. Lokasi harus memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan. Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan dan komoditi lainnya diuar sediaan farmasi.
2. Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan
1. Apoteker
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di apotek, apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Setiap apoteker yang bekerja di apotek harus memiliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Apoteker di apotek
harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik,
mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi,
dapat menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner,
kemampuan mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar
sepanjang karir dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan (Hartini dan Sulasmono, 2010).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889 Tahun 2011 dan
Surat Edaran Menteri Kesehatan No. TU.08.03/IV/1400/2011 tentang registrasi,
izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, tata cara untuk memperoleh surat
tanda registrasi adalah sebagai berikut:
a. Apoteker mengajukan permohonan kepada Komite Farmasi Nasional (KFN)
b. Surat permohonan STRA harus melampirkan :
1) Fotokopi ijazah apoteker.
2) Fotokopi surat sumpah/janji apoteker.
3) Fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku.
4) Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik.
5) Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi
6) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan
ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
c. Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi
informatika atau secara online melalui website KFN.
d. KFN harus menerbitkan STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat
permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
e. Bagi apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA secara
langsung. Permohonan STRA diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif
setelah memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu sebelum
pelantikan dan pengucapan sumpah apoteker baru.
STRA yang telah diberikan dapat dicabut dikarenakan beberapa hal yaitu
permohonan apoteker yang bersangkutan, pemilik STRA tidak lagi memenuhi
persyaratan fisik dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian
berdasarkan surat keterangan dokter, apoteker melakukan pelanggaran disiplin
tenaga kefarmasian, dan/atau apoteker melakukan pelanggaran hukum di bidang
kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilan.
izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, tata cara dalam memperoleh
Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) adalah sebagai berikut :
Apoteker sebagai APA harus mampu menjalankan tugas dan fungsi apotek
sebagai manajer yang mengelola, membuat perencanaan, mengkoordinasi, dan
mengawasi seluruh kegiatan di apotek. APA senantiasa memberikan pelayanan
3. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek disamping
APA atau menggantikan pada jam – jam tertentu pada hari buka apotek. Apabila
APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, maka APA harus
menunjuk Apoteker Pendamping, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.
pengukuran dan koreksi terhadap kinerja bawahan untuk mencapai tujuan perusahan
sesuai rencana yang diterapkan (Seto dkk., 2012).
Demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi, diperlukan unsur
5M dalam pelaksanaan manajemen tersebut yaitu ‘Men’ (manusia/SDM yang
diperlukan), ‘Money’ (uang yang dibutuhkan), ‘Methods’ (metode/sistem yang
digunakan), ‘Materials’ (bahan-bahan yang digunakan), dan ‘Machines’ (mesin-
mesin yang digunakan) (Seto dkk., 2012).
1. Perencanaan
Suatu siklus dimulai dari perencanaan dimana dilakukan peramalan dan
penentuan kebutuhan, baik jenis maupun jumlah item yang akan
dibeli.Perencanaan kebutuhan obat pada apotek yang telah berjalan dilakukan
dengan peramalan, pengendalian persediaan, data historis (resep dan non resep),
fasilitas kesehatan, pola penyakit di sekitar, iklan di media, stok obat di gudang
dan ruang peracikan, serta omzet apotek dan faktor jual periode sebelumnya.
Pada apotek yang baru berdiri, perencanaan dilakukan berdasarkan studi
kelayakan yang meliputi antara lain populasi, morbiditas, tingkat kemakmuran
penduduk sekitar (kemampuan ekonomi masyarakat), pola penyakit sekitar, pola
penulisan resep dokter sekitar, serta iklan (Seto dkk., 2012).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014, dalam
membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat.
2. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan penganggaran.
Pelaksanaan pengadaan di apotek dapat dilakukan dengan pembelian,
pembuatan, penukaran, dan penerimaan sumbangan/hibah. Bila kebutuhan lebih
besar daripada anggaran yang tersedia maka perlu dibuat suatu skala prioritas
berdasarkan sifat item tersebut, apakah mendesak atau penting. Selain itu
pengadaan suatu obat harus melalui jalur yang resmi, hal ini bertujuan agar dapat
menjamin kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan (Seto dkk., 2012).
Dalam melaksanakan pengadaan dan pengendalian obat dapat digunakan
bebarapa macam analisa yaitu analisa tulang ikan, analisa ABC, dan analisa
Break Even Point(BEP). Analisa ABC (Always Better Control) digunakan untuk
memantau kegiatan operasional apotek, yaitu untuk menentukan persediaan
obat yang harus didahulukan. Obat-obatan dengan harga murah dan berjumlah
besar seperti tablet vitamin C, norit, sirupus simplek dan sebagainya tidak perlu
diawasi terlalu ketat, sebaliknya untuk obat-obatan bernilai tinggi walaupun
jumlahnya kecil perlu pengawasan ketat. Pada dasarnya analisa ABC hampir
sama dengan sistem Pareto.
Apotek melakukan klasifikasi persediaan menjadi tiga kelompok yaitu A,
B dan C. Kelompok A adalah barang atau obat dalam jumlah dan jenis berkisar
antara 15-20% tetapi mempunyai nilai uang 60-90% dari investasi total per
periode dalam permintaan sehingga memerlukan pengawasan yang lebih ketat
dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok B adalah barang atau obat dalam
jumlah dan jenis berkisar antara 30-40% tetapi mempunyai nilai uang 10-30%
dariinvestasi total per periode dalam permintaan. Kelompok C adalah barang-
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
barang atau obat dalam jumlah dan jenis berkisar antara 40-60% tetapi
mempunyai nilai uang 10-20% dari investasi total per periode dalam permintaan.
Adapun metode untuk klasifikasi analisa ABC adalah membuat daftar
obat-obatan yang tersedia di apotek dan mendata dari masing-masing jenis
tersebut berapa jumlah persediaan dan permintaan per satu periode (misalnya
tahunan) dan harga satuannya. Kemudian menghitung total harga per jenis obat
dengan mengalikan jumlah per jenis dengan harga satuan. Jenis obat diurutkan
kembali berdasarkan total nilai uang per jenis barang mulai yang tertinggi dan
seterusnya. Obat diberi nomor urut dan dihitung jumlah kumulatif dan persen
kumulatif dari item barang dan nilainya. Selanjutnya kelompokkan sesuai
dengan ketentuan klasifikasi ABC.
Analisa BEP berdasarkan prinsip bahwa apotek harus mengadakan obat
untuk mencapai titik impas (BEP). Apotek dikatakan Break EvenPoint apabila di
dalam laporan perhitungan laba rugi pada periode tertentu, apotek tidak
memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Dari analisa BEP, dapat
diketahui pada jumlah penjualan berapakah apotek yang bersangkutan tidak
menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Perhatian khusus dalam analisa
BEP adalah:
a. Adanya data yang sahih dan dapat dipercaya mengenai biaya dan pendapatan
tersedia di apotek.
b. Hanya dikenal 2 macam biaya yakni biaya tetap (Fixed cost = F) dan biaya
variabel (Variable cost = V).
c. Harga jual per unit adalah tetap, tidak tergantung banyak sedikitnya yang
dijual.
d. Apotek hanya menjual satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis
produk maka produk-produk tersebut dianggap satu jenis produk dengan
kombinasi yang tetap.
e. Tidak ada barang persediaan (stok awal dan stok akhir adalah nol)
f. Analisa BEP diterapkan pada batas maksimal dan minimal penjualan yang
terbatas.
3. Penerimaan Obat
Kegiatan penerimaan obat berupa menerima dan memeriksa barang/obat
dengan dokumen-dokumen yang bersangkutan baik dari segi jumlah, mutu,
expired date, merek, harga, dan spesifikasi lain bila diperlukan, sangat penting
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin praktik. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 3 tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014).
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan Peraturan Undang-Undang dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut
oleh Menteri
6. Pengendalian Obat
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluarsa, jumlah pemasukan,
jumlah pengeluaran dan sisa persediaan (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
35, 2014).
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi
meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, dan sifat fisika atau kimia dari
obat.
4. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Usaha ritel farmasi dijalankan oleh PT. Kimia Farma Apotek, melalui
pengoperasian apotek. Secara keseluruhan saat ini berjumlah lebih dari 400 apotek.
Pada Tahun 2011, PT. Kimia Farma Apotek memulai program transformasi dan
mengubah visi dari jaringan layanan ritel farmasi menjadi jaringan layanan kesehatan
yang terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
Sebagai tahap awal program franchise, pada Tahun 2011, KFA berhasil
membuka 5 apotek franchise. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari
strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana
pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter
dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan obat
bebas atau Over the Counter (OTC) atau swalayan, serta pusat pelayanan informasi
obat. Apotek Kimia Farma memfasilitasi jasa pelayanan kesehatan lainnya berupa
klinik kesehatan dan laboratorium klinik.
Klinik kesehatan yang semula berada di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
holding, sejak Maret 2009, dikelola oleh PT. Kimia Farma Apotek, yang merupakan
salah satu produk layanan yang terintegrasi dengan apotek, menyediakan jasa
layanan konsultasi dan pemeliharaan kesehatan. Jenis klinik yang dikembangkan
meliputi klinik pratama, utama, dan khusus yang berlokasi di Jawa dan Bali.
Laboratorium klinik menyediakan jasa layanan pemeriksaan kesehatan (medical
check up). Laboratorium Klinik memiliki lebih dari 30 cabang yang terdiri dari
laboratorium klinik kelas utama, madya, dan pratama yang berada di Sumatera, Jawa,
Bali, Kalimantan, danSulawesi.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang
sekarang disebut sebagai Bussiness Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek
BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam satu wilayah.
Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang, dan administrasi
Apotek Pelayanan yang berada di bawahnya (Kimia Farma, 2012).
1. Simbol Matahari
Simbol matahari menunjukkan suatu gagasan baru, optimisme, komitmen,
sumber energi, dan semangat yang abadi. Paradigma baru ditunjukkan melalui
matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru kehidupan yang lebih baik.
Optimis ditunjukkan melalui matahari yang memiliki cahaya sebagai sumber
energi, cahaya tersebut adalah penggambaran optimisme Kimia Farma dalam
menjalankan bisnisnya. Komitmen ditunjukkan melalui matahari yang selalu
terbit dari timur dan tenggelam ke arah barat secara teratur dan terus menerus
memiliki makna adanya komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala
tugas yang diemban oleh Kimia Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
Sumber energi ditunjukkan melalui matahari yang menegaskan posisi Kimia
Farma sebagai sumber energi bagi kesehatan masyarakat. Semangat ditunjukkan
dengan warna orange dan keabadian dilambangkan dengan warna biru.
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi satu makna yaitu semangat
yang abadi.
2. Jenis Huruf
Jenis huruf dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma, karena
prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang telah ada.
3. Sifat Huruf
Sifat huruf pada simbol Kimia Farma tersebut menunjukkan kekokohan,
dinamis, dan bersahabat. Kokoh memperlihatkan Kimia Farma sebagai
perusahaan terbesar dalam bidang Farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan
merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia. Dinamis
ditunjukkan dengan jenis huruf italic. Bersahabat ditunjukkan dengan jenis huruf
kecil dan lengkung, memperlihatkan keramahan Kimia Farma dalam melayani
1. Purchasing
2. Pricing
3. Kategori produk
4. Lay out dan shelving
5. Display
6. Promosi
2.2.8 Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 35 Tahun 2014, pelayanan
kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu
pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku sebagai konsekuensi
perubahan orientasi tersebut agar mampu melaksanakan interaksi langsung dengan
pasien.
Asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) merupakan tanggung jawab
langsung apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien
dengan tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
pasien. Asuhan kefarmasian tidak hanya melibatkan terapi obat tapi juga keputusan
tentang penggunaan obat pada pasien. Termasuk keputusan untuk tidak
menggunakan terapi obat, pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute dan metode
pemberian, pemantauan terapi obat dan pemberian informasi dan konseling pada
pasien. Asuhan kefarmasian adalah konsep yang melibatkan tanggung jawab
farmasis yang menuju keberhasilan outcome tertentu sehingga pasien membaik dan
kualitas hidupnya meningkat (Hepler and Strand, 1990).
Fungsi dari asuhan kefarmasian adalah:
Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien yang meliputi atau diduga berkaitan dengan terapi obat dan yang
benar-benar atau berpotensi mengganggu proses penyembuhan yang diharapkan oleh
pasien (PCNE, 2017).
obat dalam jumlah yang terlalu banyak antara lain adalah kesalahan dosis pada
peresepan obat (PCNE, 2017).
6. Interaksi obat
Peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi obat lain yang diberikan bersamaan.
Efek obat bertambah atau berkurang karena interaksi ini. Akibat yang tidak
dikehendaki dari interaksi ini ada dua kemungkinan yakni, meningkatnya efek toksik
dari efek samping obat, atau berkurangnya efek klinik yang diharapkan (PCNE, 2
BAB III
3.1 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 584
Apotek Kimia Farma 584 merupakan salah satu cabang dari PT. Kimia Farma
Apotek yang berada di bawah tanggung jawab Bisnis Manager (BM) Semarang.
Apotek Kimia Farma 584 yang beralamat di Jalan Abdulrahman Saleh No. 82
Semarang. memiliki letak lokasi yang strategis yang berada ditepi jalan raya
membuat Apotek Kimia Farma 584 dapat diakses oleh angkutan umum maupun
kendaraan pribadi. Disekitar Apotek terdapat pusat perbelanjaan, klinik dan
perumahan sehingga apotek Kimia Farma 584 mempunyai banyak pelanggan
dari berbagai kalangan.
Apotek Kimia Farma 584 merupakan apotek yang memiliki klinik dan
bekerja sama dengan praktek dokter spesialis saraf. Hal ini memudahkan pasien
untuk memperoleh fasilitas kesehatan dengan baik dalam hal pemeriksaan
kesehatan maupun dalam hal mendapatkan obat. Selain itu, apotek Kimia Farma
584 memiliki perbelakan farmasi yang lengkap sehingga dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan mudah. Apabila ada obat yang
tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat memesan obat terlebih dahulu dan
pihak apotek akan menghubungi pasien lewat telepon atau mengantarkan
langsung kerumah apabila obat telah tersedia.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa profesi apoteker
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasn Pharmasi Semarang” di Apotik Kimia
Farma 584 dilaksanakan pada periode 1 juli 2021 sampai dengan 31 Juli 2021.
Kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja profesi apoteker di Apotik Kimia
Farma 584 yaitu mengamati dan melaksanakan pelayanan farmasi dasar, proses
pengelolaan perbekalan farmasi, mengamati dan melaksanakan proses
pemberian informasi obat dan konseling, serta memperoleh pembelajaran
tentang kegiatan administrasi apotek.
mudah. Apabila ada obat yang tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat
memesan obat terlebih dahulu dan pihak apotek akan menawarkan pengambilan
atau pengantaran langsung kerumah melalui ojek online apabila obat telah
tersedia. Apotek Kimia Farma 584 buka setiap hari, termasuk hari minggu dan
hari libur. Waktu operasional untuk karyawan Apotek Kimia Farma terbagi
dalam 2 shift yaitu :
1. Lokasi Apotek Kimia Farma 584 yang strategis, mudah diakses oleh
masyarakat dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di
depan apotek serta papan nama untuk praktek Dokter Spesialis Saraf.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin
ruangan/AC, ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang
cukup, memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat,
stamper dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma,
kertas perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran.
Di sudut ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika
dan psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang
masing-masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat. Masing-
masing obat pada setiap rak disusun berdasarkan kelas terapinya dengan
tujuan untuk memudahkan petugas dalam menghafal indikasi atau kegunaan
obat. Penyusunan obat juga dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan
pengambilan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
5. Penyimpanan masing-masing obat dilakukan dalam box obat yang terbuat
dari mika tebal dan tertulis nama masing-masing obat pada setiap box. Dalam
setiap box obat terdapat kartu stok yang digunakan untuk mengecek jumlah
persediaan obat. Kartu stok memuat tanggal pengambilan, jumlah yang
ditambahkan atau diambil, sisa stok, serta paraf.
6. Obat HV disusun pada rak obat yang terletak di bagian depan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori terapi dan kebutuhan seperti obat batuk,
obat maag, suplemen, multivitamin, kosmetik, susu, perlengkapan bayi, dan
alat-alat kesehatan. Penataannya dibuat dengan konsep swalayan guna
memudahkan konsumen atau pasien dalam memilih obat.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi (buffer) terdapat pada bagian atas dan
bawah rak obat untuk memudahkan petugas apabila obat yang di-display
habis.
8. Sumber informasi serta literatur yang memadai dan up to date seperti :
Informasi Spesialite Obat (ISO), MIMS, dan internet yang dapat digunakan
oleh para petugas apotek dalam membantu mempermudah pelayanan apotek.
9. Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer sehingga
memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat yang
cepat dan efisien.
10. Tempat penyerahan obat di bagian samping yang terpisah dari meja
penerimaan resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak
terganggu.
11. Kebersihan toilet yang cukup baik, terdapat keset di depan pintu, kran air
lancar, kondisi air di toilet jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service tanpa dikenakan
biaya serta proses pembayaran yang bisa dilakukan dengan sistem non tunai
(kartu debit dan kredit).
3.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Perencanaan barang perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan
data konsumsi tiga bulan. Dari data konsumsi tersebut akan terlihat data
kebutuhan barang yang dapat dikelompokan menjadi data pareto A, B, dan C
serta menjadi acuan waktu pemesanan barang. Berdasarkan metode pareto ini
kita bisa menentukan barang-barang yang fast moving dan slow moving.
Kelompok pareto A untuk barang-barang yang bisa mencapai omzet 80%
dengan prosentase 20% dari total item persediaan, pareto B untuk barang-
barang yang bisa mencapai omzet 15% dengan prosentase 20% dari total item
persediaan, dan pareto C untuk barang-barang yang bias mencapai omzet 5%
dengan prosentase 60% dari total item persediaan. Sistem perencanaan
dilakukan setelah data konsumsi barang yang sudah dikelompokan
dibandingkan dengan data stok saat ini.
2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 584 dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi
dilakukan melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
menjalin Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Adapun
dasar pemilihan PBF atau distributor adalah sebagai berikut :
barang yang akan dipesan. Jumlah barang yang dipesan dapat dikurangi atau
tetap sesuai BPBA dari pengadaan, namun apotek tidak dapat menambah
jumlah barang tersebut. Setelah BPBA diolah oleh apotek, maka BPBA akan
dikirimkan kembali ke Bagian Pengadaan untuk dipesankan ke distributor.
BPBA terdiri dari dua jenis yaitu BPBA besar dan BPBA CITO :
a. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan
barang dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali
tergantung kebijakan BM Semarang (Bagian Pengadaan). Jika barang
yang dipesan belum ada, maka bagian gudang akan melakukan
pemesanan kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dengan melampirkan
surat pesanan (SP) yang telah dibuat dan ditandatangani apoteker
penanggung jawab setiap apotek, kemudian PBF akan mengirim
langsung barang yang disertai dengan faktur ke apotek.
Apotek Kimia
PBF
Farma 584
a. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar Apotek
Kimia Farma 584 dengan suatu perusahaan atau distributor yang
menitipkan produknya untuk dijual di apotek, misalnya alat-alat
kesehatan, obat baru, suplemen, dan sebagainya. Bentuk kerjasama
konsinyasi dapat dilakukan di Business Manager Semarang. Setiap
periode tertentu, supplier akan memeriksa dan melakukan penagihan
untuk barang-barang yang sudah terjual. Pembayaran akan dilakukan
oleh BM setelah produk terjual di apotek pelayanan.
3. Penerimaan
Setelah dilakukan pemesanan, maka barang akan dikirim oleh PBF
disertai dengan faktur. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Barang yang
datang akan diterima dan harus dilakukan pengecekan. Hal utama yang perlu
diperhatikan adalah alamat apotek pada faktur. Dilakukan pengecekan alamat
apotek yang tertera pada faktur sudah sesuai dengan alamat Apotek Kimia
Farma 584. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan penerimaan barang.
Karyawan apotek selanjutnya akan melakukan pengecekan terhadap
barang yang datang disesuaikan dengan Surat Pesanan (SP) dan faktur dengan
kondisi fisik barang dan diperiksa nama sediaan, bentuk sediaan, jumlah,
dosis, Expired Date (ED), nomor batch, dan kondisi sediaan. Jika ada
persediaan farmasi yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur,
terdapat kecacatan fisik barang, atau barang mendekati ED dilakukan retur
barang untuk digantikan dengan barang yang sesuai. Jika sudah sesuai, faktur
ditandatangani dan diberi stempel apotek oleh karyawan yang menerima
barang.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 584 memperhatikan kelas
terapi obat dan bentuk sediaan obat serta disusun secara alfabetis untuk
memudahkan pencarian. Suhu penyimpanan obat juga diperhatikan untuk
menjaga stabilitas obat. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Obat yang baru datang akan
ditempatkan dibelakang obat yang sudah ter-display, sehingga obat yang
lebih awal datang akan keluar lebih dahulu, begitu juga dengan obat yang
tanggal kadaluarsanya lebih cepat akan keluar lebih dahulu. Dengan
menggunakan sistem tersebut diharapkan tidak terjadi stok obat yang
menumpuk, obat tidak terjual dan obat yang sudah kadaluarsa. Penyimpanan
obat bertujuan untuk mengkondisikan agar obat tidak cepat rusak.
Setiap barang yang masuk maupun keluar dicatat pada kartu stok obat
dan di-entry pada sistem POS. Obat ditempatkan di tempat masing-masing
obat yang sesuai. Jika jumlah barang berlebih, maka sebagian diletakkan di
dalam gudang apotek. Obat bebas dan obat bebas terbatas ditempatkan di
swalayan apotek. Swalayan apotek berisi obat-obat dengan kategori golongan
OTC (Over The Counter), first aid, personal care, obat topical, beauty care,
traditional medicine, oral care, vitamin dan mineral, food supplement, baby
and child, paper product, dan milk nutrition.
Obat keras ditempatkan di rak obat yang telah diberi nama obat dan
identitas Kimia Farma yang berada di area counter dan digolongkan
berdasarkan kelas terapi dan disusun secara alfabetis. Obat yang merupakan
Pareto A, pada tempat obat akan diberikan tanda huruf “A” yang
menunjukkan bahwa obat tersebut termasuk ke dalam Pareto A apotek,
sehingga stok obat harus diusahakan selalu ada.
swalayan farmasi (menjual produk OTC), public area meliputi kursi tunggu
pasien, dan service area meliputi kasir dan counter.
Sarana display Apotek Kimia Farma 584 meliputi wall gondola berjumlah
6 unit, dimana wall gondola terdapat produk baby and child, paper product, milk
and nutrition, dan food supplement. Sedangkan pada island gondola yang
berjumlah 5 unit terdapat section produk medicine seperti obat batuk, obat diare,
obat flu, dan obat pencahar; section vitamin dan mineral; traditional medicine
section; topical section; beauty care section; personal care section, first aid
section, dan oral care section. End gondola yang berjumlah 6 unit hanya untuk
men-display produk yang memiliki ikatan kerja sama (sewa) dengan kantor
pusat dan produk Kimia Farma. Wall ½ gondola yang berjumlah 2 unit
digunakan untuk men-display snack dan minuman. Floor Display terdapat alat
kesehatan seperti tabung oksigen dan tongkat. Apotek Kimia Farma juga
menyediakan Duratrans Light Boxyang terletak di atas wall gondola, Duratrans
Light Boxini diisi dengan poster sewa dari produk yang telah bekerjasama seperti
Nutrimax, Sea Quil, Wellness, Nutricia, dan lain-lain. Apabila tidak ada sewa
maka diisi dengan poster produk Kimia Farma. Dalam men-display produk pada
gondola yang harus diperhatikan adalah untuk menghindari memajang produk
hanya dengan memperbanyak facing dengan satu tier atau menyelingi ruang
kosong sehingga tidak optimal penjualan item lain atau shelving kurang
produktif. Dalam signcategory, tidak diperbolehkan meletakkan produk dari
group yang berbeda kecuali dalam keadaan kekurangan space, dan di antara
produk tersebut masih ada keterkaitan
Resep fungsi atau kegunaannya. Satu jenis
produk yang memiliki beberapa ukuran di-display dengan ukuran yang lebih
besar diletakkan disebelah kiri.
Screening Resep
3.6 Pelayanan Apotek Kimia Farma 584
1. Pelayanan obat dengan Resep Proses
DokterResep
Jika obat tidak
tersedia Tafsirkan Resep
Penyerahan Obat
memberikan rekomendasi obat apa yang sesuai untuk keluhan pasien. Apabila
penyakit atau keluhan yang dialami pasien adalah jenis keluhan atau penyakit
major atau kronis, maka apoteker menyarankan pasien untuk memeriksakan
keluhannya ke dokter.
5. Telefarma
Telefarma merupakan program yang dilakukan oleh Apotek Kimia
Farma 584 untuk layanan lanjutan (service after sales) untuk pelanggan
Apotek Kimia Farma. Saat ini penggunaan telefarma telah beralih
menggunakan Whatsapp. Apotek setiap minggu akan melakukan broadcast
massage via Whatsapp jika ada diskon maupun promo lainnya ke pelanggan
apotek. Selain itu, dengan telefarma apotek dapat menghubungi pasien-pasien
yang mengkonsumsi obat rutin untuk mengingatkan pasien, dan menawarkan
kepada pasien bahwa apotek dapat mempersiapkan obat yang dibutuhkan
pasien, sehingga ketika pasien datang untuk mengambil obat, obat sudah siap.
c. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan barang
penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari di sistem
POS dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika barang yang
ditolak belum ada di Apotek Kimia Farma 584, dapat menjadi pertimbangan
Bagian Pengadaan untuk Pengadaan obat selanjutnya.
d. Rekap Resep
Perekapan resep di Kimia Farma 584 dilakukan setiap hari dimana
resep dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau
dikeluarkannya resep. Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai
arsip. Untuk resep yang mengandung obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi tanda yang akan digunakan
untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
3.2 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 469
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit merupakan Apotek milik PT, Kimia
Farma yang berada di bawah tanggung jawab Unit Bisnis (UB) Semarang. Apotek
Kimia Farma 469 Majapahit terletak di Jalan Bridjen Sudiarto N0. 321-C
Semarang. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit berada di lokasi yang strategis dan
mudah diakses karena terletak di ruko ditepi jalan yang banyak dilalui oleh
kendaraan umum dan pribadi, serta berada di lingkungan Semarang kota dan dekat
dengan permukiman penduduk, swalayan, kawasan pendidikan, dan rumah sakit.
Kegiatan PKPA diawali dengan pembekalan materi dari Program Studi
Profesi Apoteker STIFAR”Yayasan Pharmasi” semarang. Kegiatan PKPA ini
dilaksanakan pada tanggal 01 Juli sampai 31 Juli 2021 di Apotek Kimia Farma
469. Kegiatan PKPA bertujuan untuk mempersiapkan apoteker yang professional.
Calon apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat
dengan baik, serta memahami secara langsung bagaimana peran, tugas dan
Dalam hal sarana dan prasarana di Apotek Kimia Farma sudah cukup baik
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang baik. Hal ini dapat terlihat
dari :
1. Lokasi Apotek Kimia Farma 469 yang strategis, mudah diakses oleh masyarakat
dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di depan apotek.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin ruangan/AC,
ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang cukup,
memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat, stamper
dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma, kertas
perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran. Di sudut
ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika dan
psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang masing-
masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat. Masing-masing
obat pada setiap rak disusun berdasarkan kelas terapinya dengan tujuan untuk
memudahkan petugas dalam menghafal indikasi atau kegunaan obat.
Penyusunan obat juga dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan
pengambilan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
5. Penyimpanan masing-masing obat di kotak obat yang terbuat dari kertas tebal
dan juga mika tebal serta tertulis nama dan kandungan pada masing-masing obat
disetiap kotak obatnya. Dalam setiap kotak obat terdapat kartu stok yang
digunakan untuk mengecek jumlah persediaan obat. Kartu stok memuat tanggal
pengambilan, jumlah yang ditambahkan atau diambil, sisa stok, serta paraf.
6. Obat HV disusun pada rak obat yang terletak di bagian depan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori terapi dan kebutuhan seperti obat batuk,
obat maag, suplemen, multivitamin, kosmetik, susu, perlengkapan bayi, dan alat-
alat kesehatan. Penataannya dibuat dengan konsep swalayan guna memudahkan
konsumen atau pasien dalam memilih obat.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi (buffer) terdapat pada bagian atas dan
bawah rak obat untuk memudahkan petugas apabila obat yang di-display habis.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
8. Sumber informasi serta literatur yang memadai dan up to date seperti : Informasi
Spesialite Obat (ISO), MIMS, dan internet yang dapat digunakan oleh para
petugas apotek dalam membantu mempermudah pelayanan apotek.
9. Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer sehingga
memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat yang
cepat dan efisien.
10. Tempat penyerahan obat di bagian samping yang terpisah dari meja penerimaan
resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak terganggu.
11. Kebersihan toilet yang cukup baik, terdapat keset di depan pintu, kran air lancar,
kondisi air di toilet jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service dengan pembelian
minimal Rp100.000,00 tanpa dikenakan biaya serta proses pembayaran yang
bisa dilakukan dengan sistem non tunai (kartu debit dan kredit).
3.2.3 Tata Ruang Apotek Kimia Farma 469 Majapahit
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit memiliki tata ruang sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang apotek dan
Standart tata ruang PT. Kimia Farma Apotek yang diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan aktivitas pelayanan apotek, memberikan rasa
nyaman bagi pasien dan pegawai apotek. Adapun pembagian ruang atau tepat yang
terdapat di dalam apotek antara lain :
Keterangan :
Struktur organisasi yang baik sangat penting agar kegiatan apotek dapat
berjalan lancar, adanya hubungan koordinasi yang jelas antar personil, serta
terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
personil. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit dipimpin oleh seorang Apoteker
Penanggung Jawab Apotek (APA) yang bertanggung jawab langsung kepada
Bisnis Manager Semarang. Sumber daya manusia di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 APA, 1 Apoteker Pendamping, 1
Koordinator Teknis, dan 1 Asisten Apoteker. Tugas dan Tanggung Jawab
Personil Apotek antara lain:
2. Apoteker Pendamping
Pada apotek Kimia Farma 469 Majapahit terdapat 1 Apoteker
Pendamping yang bertugas membantu APA pada jam buka apotek dan
menggantikan pada jam-jam tertentu apabila APA berhalangan hadir selama
jam kerja apotek.
3. Koordinator Teknis
Koordinator teknis Apotek Kimia Farma 469 Majapahit merupakan
seorang asisten apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap
Apoteker Penanggung Jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab dari
koordinator teknis, antara lain:
6. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit melakukan perencanaan
dengan menggunakan sistem Pareto ABC. Sistem Pareto ABC mengacu
terhadap data yang diambil dari data objektif yaitu data penjualan/data
konsumsi selama 3 bulan sebelumnya. Penyesuaian stok dapat dilihat dari
stok fisik dan stok dalam komputer. Perencanaan di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit bertujuan untuk menentukan obat yang akan dipesan agar stok obat
di apotek tidak kosong dan untuk mengurangi terjadinya penolakan
pembelian obat atau penolakan resep. Berdasarkan analisis pareto (sistem
ABC), yaitu dengan melihat penjualan pada periode waktu yang telah terjadi
untuk perencanaan pengadaan barang selanjutnya. Pareto berisi daftar barang
yang terjual yang memberikan kontribusi besar terhadap omset, yang disusun
berurutan berdasarkan nilai jual dari yang tertinggi sampai terendah, dan
disertai jumlah barang yang terjual. Analisis ini digunakan dengan
pengendaliannya sebagai berikut:
a. Pareto A : 20% dari jumlah jenis barang bernilai 80% dari omset.
b. Pareto B : 30% dari jumlah jenis barang bernilai 15% dari omset.
c. Pareto C : 50% dari jumlah jenis barang bernilai 5% dari omset
Prioritas perencanaan obat dapat dikategorikan yaitu fast moving atau
peredaran lebih cepat sedangkan untuk obat dalam kategori slow moving atau
peredaran lambat akan dibeli berdasarkan stok obat yang hampir habis.
Barang yang hampir habis atau yang sudah habis dimasukkan dalam daftar
perencanaan barang yang akan dipesan dan ditulis dalam buku defecta.
Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat pada etalase
(Gondola) obat dan buffer stok, sehingga kelebihan atau kekurangan stok obat
dapat dikendalikan. Akibat dari kelebihan obat yaitu resiko Expired Date
(ED) dan kerusakan obat selama penyimpanan. Sistem perencanaan dilakukan
setelah data konsumsi barang yang sudah dikelompokan dibandingkan
dengan data stok saat ini.
2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 469 dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi
dilakukan melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
menjalin Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Pembelian
perbekalan farmasi tidak hanya berasal dari PBF Kimia Farma tetapi juga dari
PBF atau distributor resmi seperti PT. APL, PT. AAM, dan lain-lain. Dalam
pemilihan distributor / PBF, Apotek Kimia Farma mempertimbangkan
beberapa hal yaitu:
f. Legalitas, harus memiliki izin resmi, dapat dipercaya
g. Ketersediaan dan kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggung
jawabkan (reliability)
h. Besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan
i. Kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu (lead time)
j. After sales service yang baik, misalnya dalam pengembalian barang
kadaluarsa
c. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan
barang dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali
tergantung kebijakan BM Semarang (BagianPengadaan). Jika barang yang
dipesan belum ada, maka bagian gudang akan melakukan pemesanan
kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dengan melampirkan surat pesanan
(SP) yang telah dibuat dan ditandatangani apoteker penanggung jawab
setiap apotek, kemudian PBF akan mengirim langsung barang yang
disertai dengan faktur ke apotek.
4. Penyimpanan
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit memiliki sistem penyimpanan
dengan menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO). Sistem FEFO
ini bertujuan agar obat yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsannya akan
terjual terlebih dahulu sehingga menghindari adanya obat kadaluwarsa di
apotek.
Penataan obat Ethical di Apotek Kimia Farma 469 Majapahit
berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan (tablet, kapsul, salep, tetes mata, tetes
telinga, inhaler, sirup, sirup kering), suhu (suppositoria, ovula, insulin dan
sediaan-sediaan lain yang memerlukan suhu khusus), dan obat generik.
Penyimpanan berdasarkan farmakoterapi diantaranya obat untuk jantung atau
cardiovascular, Central Nervus System, diabetes, urinary, dermatologi,
ear/eye drop, alergi, inhaler, gastro, vitamin & mineral, hormon, respirasi,
diabetes mellitus, hiperlipid dan antibiotik. Obat-obat yang memerlukan
tempat penyimpanan khusus seperti supositoria dan insulin disimpan di
lemari pendingin (cooler) yang dilengkapi dengan termometer pengontrol
suhu (suhu dingin 2-8° C). Untuk obat-obat kategori Look Alike Sound Alike
(LASA) disimpan dalam sebuah kotak obat yang diberikan label penanda
yang ditempel di bagian depan untuk memudahkan proses pencarian, dan
menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat.
Obat-obat bebas atau OTC (Over The Counter) meliputi Paper product
& feminime care, baby & child care, Milk & nutrition, Drink, Personal care,
oral care, soap and bodywash, skin care, tradisional medicine, topical,
medicine, first aid kit, vitamin & mineral, Food Suplement, medical
equipment, kosmetik, alat kesehatan maupun perbekalan kesehatan lainnya
tertata rapi di rak-rak swalayan farmasi. Penyusunan obat disusun
berdasarkan abjad atau alfabetis. Obat disimpan dalam sebuah wadah kotak
yang sudah ditempel label bagian depan untuk memudahkan proses
pengambilan.
Obat golongan psikotropika disimpan di lemari khusus. Obat golongan
ini hanya dapat ditebus oleh pasien yang memiliki resep. Obat golongan
narkotika juga disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda mempunyai
dua kunci yang berbeda, terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak mudah
dipindahkan. Lemari narkotika dan psikotropika berada di tempat yang aman
yaitu di sudut ruang peracikan dan tidak terlihat oleh umum. Kartu stok wajib
diisi ketika mengeluarkan atau memasukkan stok narkotika dan psikotropika.
Obat golongan ini hanyadapat ditebus oleh pasien yang membawa resep asli.
Pada kegiatan PKPA, Mahasiswa dilibatkan dalam hal penyimpanan
obat-obat Ethical maupun OTC sesuai dengan ketentuannya dan kemudian
mencatat stok obat di kartu stok. Selain itu juga di lakukan perbaharuan
pemberian label obat-obat Ethical yang diawasi oleh TTK dan Apoteker.
5. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit dilakukan harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja, sedangkan pemusnahan untuk obat narkotika
dan psikotropika akan diserahkan langsung ke BM dan BM yang akan
membuat laporan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
i. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan
barang penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari
di sistem POS dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika
barang yang ditolak belum ada di Apotek Kimia Farma 469, dapat menjadi
pertimbangan Bagian Pengadaan untuk Pengadaan obat selanjutnya.
j. Rekap Resep
Perekapan resep di Kimia Farma 469 dilakukan setiap hari dimana
resep dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau
dikeluarkannya resep. Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai
arsip. Untuk resep yang mengandung obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi tanda yang akan
digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan narkotika dan
psikotropika.
and nutrition, dan food supplement. Sedangkan pada island gondola yang
berjumlah 5 unit terdapat section produk medicine seperti obat batuk, obat diare,
obat flu, dan obat pencahar; section vitamin dan mineral; traditional medicine
section; topical section; beauty care section; personal care section, first aid
section, dan oral care section. End gondola yang berjumlah 6 unit hanya untuk
men-display produk yang memiliki ikatan kerja sama (sewa) dengan kantor pusat
dan produk Kimia Farma. Floor Display terdapat alat kesehatan seperti tabung
oksigen, saniter spray, saniter desinfektan, Adult Dapers dan lain-lain. Apotek
Kimia Farma juga menyediakan Duratrans Light Box yang terletak di atas wall
gondola, Duratrans Light Box ini diisi dengan poster sewa dari produk yang telah
bekerjasama seperti Nutrimax, Sea Quil, Wellness, dan lain-lain.
Dalam men-display produk pada gondola yang harus diperhatikan adalah
untuk menghindari memajang produk hanya dengan memperbanyak facing
dengan satu tier atau menyelingi ruang kosong sehingga tidak optimal penjualan
item lain atau shelving kurang produktif. Dalam signcategory, tidak
diperbolehkan meletakkan produk dari group yang berbeda kecuali dalam keadaan
kekurangan space, dan di antara produk tersebut masih ada keterkaitan fungsi atau
kegunaannya. Satu jenis produk yang memiliki beberapa ukuran di-display
dengan ukuran yang lebih besar diletakkan disebelah kiri.
tanpa resep dokter. Obat yang diserahkan harus disertai dengan pemberian KIE
kepada pasien. Pada Penjualan OTC/HV dilayani oleh SPG, TTK, dan non-TTK.
Penataan OTC/ HV disusun berdasarkan kategori dan masing-masing kategori
diurutkan berdasarkan susunan secara alfabetis. Setiap Outlet Apotek Kimia
Farma juga mendistribusikan produk Kimia Farma seperti bedak salicyl, Enkasari,
Fitocare, Marcks, dan lain-lain:
Resep
Screening Resep
PenyerahanObat
3.3 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 442
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa profesi
apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang di Apotek
Kimia Farma dilaksanakan secara luring atau offline pada periode 1 – 31 Juli
2021. Praktek kerja tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan calon apoteker sehingga dapat
memahami teknis praktek kefarmasian secara profesional di apotek. Apotek
merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian. Dalam
pelaksanaannya, Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab penuh
atas seluruh kegiatan apotek, sehingga seorang APA harus memiliki kemampuan,
baik dari segi managerial maupun kefarmasian, sebab apotek tidak hanya
memiliki fungsi pelayanan akan tetapi juga fungsi bisnis.
Kegiatan selama PKPA di Apotek Kimia Farma dapat mengetahui tentang
pengelolaan apotek dan cara skrining resep :
1. Perencanaan
2. Pengadaan barang
3. Penyimpanan barang
4. Penyerahan barang
5. Adminstrasi
6. Pengelolaan obat rusak dan kadaluarsa
7. Penerimaan resep
8. Perjanjian dan pembayaran
9. Peracikan obat
10. Pemeriksaan akhir
11. Penyerahan obat
12. Pemberian informasi obat
3.3.1 Ruang Lingkup Apotek Kimia Farma 442
Apotek Kimia Farma merupakan salah satu cabang dari PT. Kimia Farma
Tbk. Seluruh Outlet Apotek Kimia Farma yang berada di Kota Semarang berada
di bawah tanggung jawab Bisnis Manager (BM) Kimia Farma Semarang. Setiap
Outlet Apotek Kimia Farma dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek
(APA) yang mempunyai tanggung jawab penuh kepada BM Semarang terhadap
perkembangan dan kemajuan kedepan apotek baik dari segi managerial maupun
sosial dengan dibantu oleh Apoteker Pendamping (Aping). Apoteker Pendamping
adalah Apoteker yang telah bekerja di apotek disamping Apoteker Pengelola
Apotek dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu. Selain dibantu oleh Aping,
APA juga dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Apotek Kimia Farma memiliki pesaing dengan apotek lain disekitarnya,
namun juga terletak di daerah yang strategis sehingga dapat menjadi peluang
bisnis untuk melayani pasien dengan resep rawat jalan selain melayani resep
dokter yang berpraktek di Kimia Farma maupun sekitarnya. Selain itu, Apotek
Kimia Farma juga melakukan kerja sama dengan praktek Dokter Umum di
Semarang sehingga dapat menjadi wadah untuk meningkatkan jumlah penjualan
di apotek.
Apotek Kimia Farma memiliki perbelakan farmasi yang cukup lengkap
sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan mudah.
Apabila ada obat yang tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat memesan obat
terlebih dahulu dan pihak apotek akan menawarkan pengambilan atau pengantaran
langsung kerumah melalui ojek online apabila obat telah tersedia. Apotek Kimia
Farma 442 buka setiap hari, termasuk hari minggu dan hari libur. Waktu
operasional untuk karyawan Apotek Kimia Farma terbagi dalam 2 shift yaitu :
1. Lokasi setiap Outlet Apotek Kimia Farma ang strategis, mudah diakses oleh
masyarakat dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di depan
apotek serta papan nama untuk praktek Dokter Umum.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin
ruangan/AC, ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang
cukup, memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat,
stamper dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma,
kertas perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran.
Di sudut ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika
dan psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang
masing-masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal
12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service tanpa dikenakan biaya
serta proses pembayaran yang bisa dilakukan dengan sistem non tunai (kartu debit
dan kredit).
3.3.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Apoteker
Pendamping
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi untuk
menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Perencanaan barang perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan data konsumsi tiga
bulan. Dari data konsumsi tersebut akan terlihat data kebutuhan barang yang dapat
dikelompokan menjadi data pareto A, B, dan C serta menjadi acuan waktu
pemesanan barang. Berdasarkan metode pareto ini kita bisa menentukan barang-
barang yang fast moving dan slow moving. Kelompok pareto A untuk barang-
barang yang bisa mencapai omzet 80% dengan prosentase 20% dari total item
persediaan, pareto B untuk barang-barang yang bisa mencapai omzet 15% dengan
prosentase 20% dari total item persediaan, dan pareto C untuk barang-barang yang
bias mencapai omzet 5% dengan prosentase 60% dari total item persediaan.
Sistem perencanaan dilakukan setelah data konsumsi barang yang sudah
dikelompokan dibandingkan dengan data stok saat ini.
2. Pengadaan
Pengadaan barang di Outlet Apotek Kimia Farma dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan
melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menjalin Ikatan
Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Adapun dasar pemilihan PBF
atau distributor adalah sebagai berikut :
a. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan barang
dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali tergantung kebijakan
BM Semarang (Bagian Pengadaan). Jika barang yang dipesan belum ada, maka
bagian gudang akan melakukan pemesanan kepada PBF (Pedagang Besar
Farmasi) dengan melampirkan surat pesanan (SP)yang telah dibuat dan
ditandatangani apoteker penanggung jawab setiap apotek, kemudian PBF akan
mengirim langsung barang yang disertai dengan faktur ke apotek.
psikotropika
Apotek Kimia Farma juga melakukan pengadaan untuk obat-obatan jenis
prekusor dan Obat - Obatan Tertentu (OTT). Keduanya menggunakan SP yang
berbeda tetapi dengan format yang sama.
b. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar Apotek Kimia Farma
dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya untuk dijual
di apotek, misalnya alat-alat kesehatan, obat baru, suplemen, dan sebagainya.
Bentuk kerjasama konsinyasi dapat dilakukan di Business Manager Semarang.
Setiap periode tertentu, supplier akan memeriksa dan melakukan penagihan untuk
7. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma memperhatikan kelas terapi obat
dan bentuk sediaan obat serta disusun secara alfabetis untuk memudahkan
psikotropika. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh pasien yang membawa
resep asli.
Resep
Screening Resep
Proses Resep
Jika obat tidak
tersedia Tafsirkan Resep
Periksa Ketersediaan Stok
Pemberian Harga Resep
Iya Konfirmasi
Sarankan Obat Penyiapan Obat
Serupa Pasien
Pemesanan Isi
obat ke Outlet
Kimia Farma Pelabelan
lain.
Penyerahan Obat
Konseling
Pencatatan Informasi Lengkap Pasien
Stock opname dilakukan setiap 3 bulan sekali yaitu pada Bulan Maret, Juni,
September, dan Desember dengan cara menyesuaikan jumlah fisik perbekalan
farmasi yang ada dengan jumlah stok yang ada pada komputer. Stok fisik yang
dihitung adalah sisa fisik barang pada saat periode stock opname berakhir. Stock
opname fisik dilakukan terhadap semua barang dagangan dan dilakukan
pemisahan terhadap barang yang rusak, lewat tanggal kadaluarsa, atau berubah
warna. Jika hasil stock opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka
diperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya. Hasil stock opname yang telah
disetujui oleh pimpinan apotek akan dikirimkan ke Bussiness Manager (BM).
Stock opname ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa nilai/modal
kerja yang dimiliki apotek dan berapa selisih/kehilangan yang dialami Apotek.
Selain stock opname, setiap hari apotek dapat melakukan sampling yang
dilakukan pada beberapa obat untuk memastikan bahwa stok fisik obat sama
dengan stok di komputer.
3. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan barang
penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari di sistem POS
dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika barang yang ditolak belum
ada di Apotek Kimia Farma, dapat menjadi pertimbangan Bagian Pengadaan
untuk Pengadaan obat selanjutnya.
4. Rekap Resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep. Resep asli
beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung
obat-obat golongan narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi
tanda yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan
narkotika dan psikotropika.
dan stok awal yang kemudian akan langsung diterima oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dapat memberikan gambaran
kepada calon Apoteker tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang
apoteker dalam mengelola apotek, baik dalam segi pengelolaan strategi
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan
Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan: Jakarta.
BPOM RI. 2018 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4
Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Jakarta.
Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Dinkes. 2018, Profil Kesehatan Kota Semarang, Semarang.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia.
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
Republik Indonesia. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
347/Menkes/Sk/Vli/1990 Tentang Obat Wajib Apotik. Jakarta.
Republik Indonesia. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik Nomor 2,
Jakarta.
Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika, Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia, 1999, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1176/Menkes/Sk/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik Nomor 3,
Jakarta.
Republik Indonesia, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Sekretariat Negara: Jakarta.
LAMPIRAN
Mahasiswa Program Studi Profesi
Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
99
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
(Copy Resep)
Lampiran 22
Lampiran 30
(Tugas Leaflet)
Informasi Obat:
1 Nama Psien : Ny. Lily Tidak terdapat 1. Penggunaan seretide diskus merupakan terapi yang 1. Penanganan serangan kambuhan maka pasien diberi
Herawati data penunjang tepat, seretide merupakan kombinasi LABA seretide diskus 2 x sehari 1 puff, sebagai pengontrol
Umur : 20/10/1957 (salmeterol) dan ICS (flutikason propionat). Seretide asma agar tidak memicu kekambuhan.
(64 Tahun) diskus bekerja dengan cara memperlebar saluran udara 2. Teofillin sebagai terapi jangka panjang untuk
di paru-paru, sehingga udara dapat mengalir keluar mengontrol gejala, penggunaannya 1x sehari malam hari
masuk paru-paru dengan lancar. Kombinasi long-acting sesudah makan. Penggunaan pada malam hari karena
ß2-agonist (LABA) dengan kortikosteroid inhalasi (ICS) gejala sering timbul pada malam hari dan penggunaan
menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi (GINA, sesudah makan untuk mengurangi ketidaknyamanan
2019). dalam lambung.
2. Teofillin sebagai bronkodilator yang cara kerjanya 3. Monitoring penggunaan teofillin karena merupakan obat
dimetabolisme di hati, sehingga dapat mempengaruhi dengan indeks terapi sempit seperti Takikardia,
kadar teofillin dalam plasma terutama pada pasien palpitasi, sakit kepala, dan gangguan saluran cerna.
perokok, gangguan hati dan ginjal atau penggunan 4. Monitoring efek dan gejala dari penggunaan teofillin.
teofillin secara bersamaan dengan obat-obat lain
(BPOM, 2015).
Analisa DRPs :
Problem
No Subyek Obyek Terapi DRPs
Medik
Nama Psien : Ny. Lily Tidak terdapat data penunjang Seretide diskus 100 (salmeterol
Herawati sinapoat 50 mcg, flutikason
-
Umur : propionat 100 mcg).
20/10/1957 (64 Tahun) Penanganan serangan kambuhan
1 Asma
Rethapyl SR (Theophylline 300
mg)
Teofillin sebagai terapi jangka -
panjang untuk mengontrol gejala
Umur : -
A. S (Subyek)
Nama Psien : Ny. Sofiyah
Umur : 20/10/1957 (64 Tahun)
B. O (Obyek) :-
C. A (Assesment)
Assesment adalah Intrepetasi data subyektif dan obyektif untuk setiap masalah
dengan mengembangkan rekomendasi terapi mengikuti atau memonitor respon
terhadap suatu terapi dan mendokumentasikan adanya adverse drug reaction.
hipersensitivitas terhadap digoxin atau digitalis lainnya
2 d. Ginekomastia
e. pusing
Mekanisme Kerja Spironolakton adalah antagonis farmakologis spesifik
Obat aldosteron, bekerja melalui pengikatan kompetitif
reseptor di tempat pertukaran natrium-kalium yang
bergantung pada aldosteron ditubulus ginjal distal.
Spironolakton menyebabkan peningkatan jumlah
natrium dan air yang diekskresikan, sementara kalium
dipertahankan. Spironolakton bertindak baik sebagai
diuretik dan sebagai obat antihipertensi melalui
mekanisme ini (Drug.com, 2021).
D. Assesment :
E. Planing
1. Penggunaan obat spironolakton dan digoksin perlu dimonitoring, dan dijeda
penggunaanya selama 1-2 jam
2. Penggunaan obat retaphyl sr dan harbeser cd perlu dimonitoring,
penggunaanya jangan secara bersamaan