Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN PRAKTEK KERJA

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


DI APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG

PERIODE 01 JULI - 31 JULI 202I

Disusun oleh:

Afifah Fauziyyah, S. Farm 10620220

Nadhirotul Khasanah, S. Farm 1062022057

Shiellviya, S. Farm 10620220

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2021
Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG

PERIODE 01 JULI – 31 JULI 2021

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Apoteker
pada Program Studi Profesi Apoteker
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
Disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Apoteker Pengelola Apotek


Praktek Kerja Profesi Apoteker Apotek Kimia Farma 584

apt. Ika Puspitaningrum, M.Sc apt. B. Agung Widi Nugroho, S.Si


NIY. YP.030605003

Apoteker Pengelola Apotek Apoteker Pengelola Apotek


Apotek Kimia Farma 442 Apotek Kimia Farma 469

apt. Nina Mazaya S.Farm apt. Sylvia Natalia Br Panggabean, S.Farm.


Preseptor Apoteker Bisnis Manager
Kimia Farma Semarang Kimia Farma Semarang

apt. Revanov Eko Hardanu, S. Farm apt. Anton Wijaya, S.Farm

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Stifar Yayasan Pharmasi Semarang

Dr. apt. Endang Diyah Ikasari, M.Si.


NIY. YP.040800007

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 ii


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan seluruh rangkaian tugas dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia Farma, periode 01 Juli - 31 Juli 2021 yang berjalan dengan
baik dan lancar tanpa suatu kendala yang cukup berarti.

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dilaksanakan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker
(PSPA) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. PKPA juga
sebagai sarana latihan kerja farmasis dalam menghadapi dunia kefarmasian
khususnya di apotek yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan langsung
berhadapan dengan pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dapat berjalan dengan baik berkat
bimbingan dan arahan serta bantuan baik moril maupun materil. Pelaksanaan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini tentu tidak lepas dari adanya kerjasama dan
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. apt. Endang Diyah Ikasari, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
2. apt. Ika Puspitaningrum, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik Praktek
Kerja Profesi Apoteker atas bimbingan, arahan, dan nasehat yang diberikan
selama masa PKPA dan penyusunan laporan.
3. apt. B. Agung Widi Nugroho, S.Si, selaku pembimbing praktek kerja lapangan
profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 584 yang telah meluangkan waktunya,
memberikan saran, pengarahan, dorongan, dan petunjuk dalam penyusunan
laporan ini.
4. apt. Sylvia Natalia Br Panggabean, S.Farm selaku pembimbing praktek kerja
lapangan profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 469 yang telah meluangkan
waktunya, memberikan saran, pengarahan, dorongan, dan petunjuk dalam
penyusunan laporan ini.
5. apt. Nina Mazaya S.Farm selaku pembimbing-pembimbing praktek kerja
lapangan profesi apoteker di Apotek Kimia Farma 442 yang telah meluangkan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 iii


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

waktunya, memberikan saran, pengarahan, dorongan, dan petunjuk dalam


penyusunan laporan ini.
6. Seluruh staf dan karyawan Apotek Kimia Farma yang telah banyak memberikan
bantuan kepada penulis selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA).
7. Seluruh staf pengajar, tata usaha, dan karyawan di Program Studi Profesi
Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang, atas segala
ilmu pengetahuan, didikannya, serta bantuan dan masukan selama ini.
8. Segenap keluarga, rekan semasa kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA), serta semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan
kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), terima kasih atas doa restu,
dorongan nasehat dan motivasi yang selalu diberikan sehingga penulis dapat
menjalankan dengan baik.
9. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan dan
bantuannya.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan oleh penulis. Penulis harapkan laporan ini bermanfaat
bagi banyak pihak yang membaca.

Semarang, 31 Juli 2021

Penulis

DAFTAR ISI

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 iv


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

DAFTAR GAMBAR

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 v


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

DAFTAR LAMPIRAN

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 vi


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 vii


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 viii


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu berhak atas kesehatan, serta memiliki kewajiban dalam
memelihara serta meningkatkan kesehatan tersebut. Kesehatan merupakan salah
satu bentuk kesejahteraan yang memungkinkan manusia untuk memiliki derajat
hidup yang lebih berkualitas. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Republik
Indonesia (RI) Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan tersebut dapat dicapai
masyarakat melalui suatu upaya kesehatan serta akses ke sarana kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Fasilitas kefarmasian merupakan sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yaitu Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko obat atau praktek bersama (Pemerintah Negara
Republik Indonesia, 2009).
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, salah satunya adalah bidang obat-obatan, dengan semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan semakin banyak pula ditemukan obat-obat baru yang membuat
perindustrian farmasi di Indonesia berkembang pesat. Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek obat adalah
bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia. Salah satu perindustrian yang bergerak di bidang
farmasi adalah apotek. Selain itu juga menurut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 9 Tahun 2017 tentang apotek, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukanya praktek kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian
merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Di Apotek pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 1


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan
tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Ketika
berada di Apotek, pasien atau masyarakat akan dilayani oleh Apoteker sesuai
dengan wewenang yang dimilikinya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2017 tentang apotek
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Sebagai tenaga kerja farmasi yang
professional apoteker harus menerapkan nine star pharmacist (care giver, decision
maker, communicator, manager, leader, Life-Long Learner, Teacher, Research, dan
Entrepreneur. Apoteker juga bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
farmasi klinik yang meliputi pelayanan resep, sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Pemantauan Terapi Obat
(PTO), Monitoring Efek Samping Obat, dan konseling. Tanggungjawab seorang
apoteker tersebut harus dijalankan sebagaimana mestinya demi tercapainya
keberhasilan terapi dan peningkatan kualitas hidup pasien (Permenkes,2017).
Apoteker diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai bukan hanya
dalam bidang farmasi, tetapi juga mengenai peraturan perundangundangan,
manajemen apotek, organisasi, dan komunikasi juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang aman, tepat, dan cost-
effective. Salah satu bentuk pelatihan dan pembelajaran untuk Apoteker di apotek
adalah dengan diselenggarakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA
merupakan sarana pembelajaran, pelatihan, dan pelaksanaan praktek pekerjaan
kefarmasian bawah bimbingan dan pengawasan pihak yang berwenang dan
berkompeten. Kegiatan PKPA ini bertujuan untuk mempersiapkan apoteker yang
professional. Calon apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada
masyarakat dengan baik, serta memahami secara langsung bagaimana peran, tugas
dan tanggungjawab seorang apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung terhadap masyarakat.
Sehubungan dengan pentingnya peranan Apoteker dalam dunia kesehatan
terutama dalam praktik kefarmasian di Apotek sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
maka para calon Apoteker selain memerlukan pengetahuan teoritis mengenai hal-hal
terkait praktik kefarmasian, juga perlu melakukan praktik langsung ke dunia kerja.
Oleh karena itulah, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
bekerja sama dengan PT Kimia Farma Apotek untuk menyelenggarakan suatu
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 2


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA dilaksanakan pada tanggal 01 Juli
hingga 31 Juli 2021 di Apotek Kimia Farma Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam
pelaksanaan PKPA ini mahasiswa tersebar ke beberapa apotek Kimia Farma yaitu
apotek kimia farma 469, apotek Kimia Farma 442 dan apotek Kimia Farma 584. .
PKPA ini diharapkan mampu membekali para calon Apoteker dalam melakukan
fungsi dan tanggung jawab Apoteker secara professional, memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat, serta mengatasi permasalahan-permasalahan yang
mungkin timbul dalam pengelolaan suatu Apotek.
1.2 Tujuan PKPA Di Apotek
Dengan mengacu Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek maka mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menjalankan praktik pelatihannya sesuai dengan apoteker yang professional
2. Bertindak secara profesional untuk melindungi masyarakat
3. Melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian
1.3 Manfaat PKPA Di Apotek
Manfaat bagi mahasiswa PKPA di Apotek ini yaitu:
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan tanggung jawab Apoteker
dalam mengelola Apotek.
2. Mendapatkan bekal pengalaman praktis dan faktual mengenai apotek
sehingga dapat mempersiapkan calon apoteker dalam menghadapi tantangan
dunia kerja.
3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan Apotek baik
di bidang pelayanan kefarmasian, bidang material, administrasi dan keuangan,
bidang ketengakerjaan dan bidang lain yang terkait dengan tugas dan fungsi
Apoteker.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang professional,
komunikatif serta tanggap terhadap masalah-masalah yan terdapat dalam
lingkungan Apotek.
5. Mendapatkan gambaran yang nyata tentang pekerjaan kefarmasian di apotek.
6. Mampu menganalisa dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan
praktik nyata di lapangan.
7. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi serta citra
profesi apotek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 3


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

2.1 Tinjauan Umum Apotek


2.1.1 Pengertian Apotek
Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk pelayanan kefarmasian dimana apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian lain bertanggung jawab untuk tercapainya kesehatan pasien yang
paripurna. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan agar
suatu pelayanan kefarmasian dapat berjalan dengan baik maka adanya beberapa
pengaturan mengenai apotek. Pengaturan Apotek bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek
2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasiaan di Apotek
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan kefarmasian di Apotek
Menurut PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Apotek
merupakan salah satu fasilitas pelayanan kefarmasian yang dapat dijalankan oleh
Apoteker dan dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian. Dalam menjalankan praktek kefarmasian di Apotek, Apoteker harus
menerapkan standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Standar Pelayanan
Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan
Kefarmasian yang dimaksud menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
2.1.2 Landasan Hukum Apotek

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur
dalam:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan


2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentangNarkotika
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentangPsikotropika

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 4


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan


Penggolongan Narkotika
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan
Penggolongan Psikotropika
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja TenagaKefarmasian
7. Peraturan Menkes RI Nomor 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian IzinApotek
8. Keputusan Menkes RI Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian IzinApotek
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas PP No. 26
Tahun 1965 mengenaiApotek
12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang PekerjaanKefarmasian
13. Keputusan Menkes RI Nomor 1027/Menkes/SIK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian diApotek
2.1.3 ugas dan Fungsi Apotek

Tugas dan fungsi Apotek menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasiaan, yaitu:
1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
3. Sarana yang digunakan untuk pendistribusian sediaan farmasi, antara lain obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasian obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetika (Republik Indonesia, 2009).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek,
Apotek menyelenggarakan fungsi:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 5


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Apotek hanya dapat menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan


Bahan Medis Habis Pakai kepada Apotek lainnya, Puskesmas, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Dokter, Bidan praktik mandiri, Pasien,
dan Masyarakat (Republik Indonesia, 2017).
Penyerahan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
kepada apotek lain, puskesmas, instalasi farmasi rumah sakit, dan instalasi
farmasi klinik hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan jumlah
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam hal :
a. Terjadi kelangkaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai di fasilitas distribusi
b. Terjadi kekosongan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai di fasilitas pelayanan kesehatan
Penyerahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai kepada
dokter, bidan praktik mandiri, pasien, dan masyarakat hanya dapat dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Republik Indonesia,
2017).
2. Pelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas
2.1.3 Tata Cara Perizinan Apotek
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan,
menyatakan bahwa apotek diselenggarakan oleh pelaku usaha perseorangan, yaitu
Apoteker. Persyaratan untuk memperoleh izin apotek, teridiri atas :

1. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)


2. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
3. Denah bangunan
4. Daftar sarana dan prasarana
5. Berita acara pemeriksaan
Perizinan pendirian apotek diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, setiap apotek wajib memiliki izin dari
Menteri. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Izin berupa Surat Izin Apotek (SIA) yang berlaku selama 5
(lima) Tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Ketentuan dan
tata cara pemberian izin apotek adalah sebagai berikut :

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 6


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

1. Untuk memperoleh SIA, apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1
2. Surat permohonan izin apotek harus ditandatangani oleh apoteker disertai
dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi :
a. Fotokopi STRA dengan menunjukkan STRA asli
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak apoteker
d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan
e. Daftar prasarana, sarana, dan peralatan
3. Paling lama dalam waktu enam hari kerja sejak menerima permohonan dan
dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa (tenaga kefarmasian serta
tenaga lain yang menangani sarana dan prasarana) untuk melakukan
pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek dengan menggunakan formulir
3.
4. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan, tim
pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
menggunakan Formulir 3.
5. Paling lama dalam waktu 12 hari kerja sejak Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menerima laporan dan apotek dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur
Apoteker
Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas
Mengajukan permohonan izin pendirian
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi
apotek Profesi dengan menggunakan
Formulir. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Formulir 1)
6. Jika apotek dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Selambat-lambatnya 6 hari
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat
kerjapenundaan paling lama dalam waktu
12 hari kerja dengan Dapat memintaFormulir
menggunakan bantuan teknis
5.
kepada Kepala BPOM untuk
7. Pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1 bulan
melakukan pemeriksaan setempat
sejak surat penundaan diterima.
(Formulir 2)
8. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi Selambat-lambatnya
kelengkapan 6persyaratan,
hari maka
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kerjamengeluarkan Surat Penolakan dengan
Melaporkan kembali pemeriksaan
menggunakan Formulir 6.
setempat yang dilengkapi BAP
Apabila Pemerintah Daerah (Formulir 3)
Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA melebihi
jangka waktu, Apoteker pemohon dapat menyelenggarakan
Jangka wktu 12 hari apotek dengan
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01Belum memenuhi
Juli – 31 syarat
Juli 2021 Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat 7

Syarat Izin
Surat Penundaan Surat Penolakan
Apotek (Formulir
(Formulir 5) (Formulir 6)
Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

menggunakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagai pengganti SIA. Skema


perizinan pendirian apotek dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Skema Perizinan Pendirian Apotek

2.1.4 Persyaratan Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek,
disebutkan bahwa pendirian apotek harus memenuhi persyaratan meliputi:

1. Lokasi
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran apotek di
wilayah dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian. Lokasi harus memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan. Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan dan komoditi lainnya diuar sediaan farmasi.
2. Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 8


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan


orang lanjut usia. Bangunan apotek harus bersifat permanen, yaitu dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah
took, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
3. Sarana, Prasarana, dan Peralatan
Bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi untuk:
a. Penerimaan resep
b. Pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
1) Timbangan miligram dan anak timbangan yang sudah ditera
2) Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera
3) Wadah pengemas dan pembungkus obat
4) Etiket
5) Wastafel
c. Penyerahan sedian farmasi dan alat kesehatan
d. Konseling
1) Tempat untuk mendisplai informasi obat
2) Buku referensi (Buku standard dan kumpulan Peraturan Undang-
Undangan yang berhubungan)
3) Dokumen pelayanan kefarmasian (Formulir Pelayanan Informasi Obat
(PIO), buku catatan konseling, formulir catatan pengobatan pasien,
formulir Monitoring Efek Samping Obat, formulir Home Pharmacy Care)
e. Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
1) Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
2) Lemari pendingin
3) Lemari untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika
4) Pendingin ruangan
5) Pengatur suhu (termohigrometer)
f. Ruang administrasi dan penyimpanan data (Arsip)
1) Blanko pesanan obat
2) Blanko kartu stok obat
3) Blanko salinan resep
4) Blanko faktur dan blanko nota penjualan
5) Blanko pencatatan obat narkotika
6) Buku pesanan obat narkotika
7) Form laporan obat narkotika
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 9


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

g. Ruang lain sesuai kebutuhan


Prasaranan apotek paling sedikit terdiri atas :
a. Instalasi air bersih
b. Instalasi listrik
c. Sistem tata udara (Ventilasi harus memenuhi syarat hygiene)
d. Sistem proteksi kebakaran (APAR)
e. Prasarana lain sesuai kebutuhan (Seperti toilet, tempat sampah)
4. Ketenagaan
Apoteker sekurang-kurangnya satu orang. Apoteker pemegang SIA dalam
menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis
Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi. Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktek sesuai dengan ketentuan
peraturan Peraturan Undang-Undang.
2.1.5 Pencabutan Surat Izin Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332/Menkes/SK/2002,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dapat mencabut Surat Izin
Apotek, apabila:
1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai APA.
2. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan, menyimpan
dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya
terjamin.
3. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 Tahun secara terus menerus.
4. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Narkotika, Undang-Undang
Psikotropika, Undang-Undang Kesehatan dan ketentuan Peraturan Undang-
Undang lainnya.
5. Surat Izin Kerja (SIK) APA tersebut dicabut.
6. Pemilik sarana apotek tersebut terbukti terlibat dalam pelanggaran Peraturan
Undang-Undang di bidang obat.
7. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat
pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnyabaik
merupakan milik sendiri atau pihak lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan surat
izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan
pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 10


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

1. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut


dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan.
2. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama – lamanya 6 (enam) bulan
sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek.
Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam angka (2) di atas, dapat
dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini. Pencairan izin apotek dilakukan setelah
menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat. Apabila SIA dicabut, APA atau ApotekerPengganti wajib
mengamankan perbekalan farmasi sesuai Peraturan Undang-Undang yang berlaku.
Pengamanan tersebut wajib mengikuti tata cara sebagai berikut:

1. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras


tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
2. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup
dan terkunci.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) wajib melaporkan secara tertulis kepada
Kepala Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang
olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud
dalam angka (1).

2.1.6 Ketenagaan Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 tentang
Apotek, Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu
oleh apoteker lain, tenaga teknis kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.

1. Apoteker
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di apotek, apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Setiap apoteker yang bekerja di apotek harus memiliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Apoteker di apotek
harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik,
mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi,
dapat menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner,
kemampuan mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 11


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

sepanjang karir dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan (Hartini dan Sulasmono, 2010).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889 Tahun 2011 dan
Surat Edaran Menteri Kesehatan No. TU.08.03/IV/1400/2011 tentang registrasi,
izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, tata cara untuk memperoleh surat
tanda registrasi adalah sebagai berikut:
a. Apoteker mengajukan permohonan kepada Komite Farmasi Nasional (KFN)
b. Surat permohonan STRA harus melampirkan :
1) Fotokopi ijazah apoteker.
2) Fotokopi surat sumpah/janji apoteker.
3) Fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku.
4) Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik.
5) Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi
6) Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan
ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
c. Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi
informatika atau secara online melalui website KFN.
d. KFN harus menerbitkan STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat
permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
e. Bagi apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA secara
langsung. Permohonan STRA diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif
setelah memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu sebelum
pelantikan dan pengucapan sumpah apoteker baru.
STRA yang telah diberikan dapat dicabut dikarenakan beberapa hal yaitu
permohonan apoteker yang bersangkutan, pemilik STRA tidak lagi memenuhi
persyaratan fisik dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian
berdasarkan surat keterangan dokter, apoteker melakukan pelanggaran disiplin
tenaga kefarmasian, dan/atau apoteker melakukan pelanggaran hukum di bidang
kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889 Tahun 2011 dan


Surat Edaran Menteri Kesehatan No. TU.08.03/IV/1400/2011 tentang registrasi,

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 12


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, tata cara dalam memperoleh
Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) adalah sebagai berikut :

a. Apoteker mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilaksanakan.
b. Permohonan Surat Ijin Profesi Apoteker (SIPA) atau Surat Ijin Kerja
Apoteker (SIKA) harus melampirkan :
1) Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang dilegalisir
oleh Komite Farmasi Nasional (KFN).
2) Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat
keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari
pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/penyaluran.
3) Surat rekomendasi dari organisasi profesi.
4) Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4
sebanyak 2 (dua) lembar.
c. Dalam mengajukan permohonan Surat Ijin Profesi Apoteker (SIPA) sebagai
Apoteker Pendamping harus dinyatakan secara tegas permintaan Surat Ijin
Profesi Apoteker (SIPA) untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua
atau ketiga.
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan Surat Ijin
Profesi Apoteker (SIPA) atau Surat Ijin Kerja Apoteker (SIKA) paling
lama 20 hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan
lengkap.
Fungsi dan tugas apoteker sesuai dengan kompetensi apoteker di apotek
menurut World Health Organization (WHO) dikenal dengan Nine Stars Pharmacist,
yaitu:

a. Care giver, artinya Apoteker dapat memberi pelayanan kepada pasien,


memberiinformasi obat kepadamasyarakat dan kepada tenaga kesehatan lainnya.
b. Decision maker, artinyaartinya apoteker mampu mengambil keputusan, tidak
hanya mampu mengambil keputusan dalam hal manajerial namun harus mampu
mengambil keputusan terbaik terkait dengan pelayanan kepada pasien.
c. Communicator, artinya apoteker mampu berkomunikasi dengan baik dengan
pihak ekstern (pasien atau customer) dan pihak intern (tenaga profesional
kesehatanlainnya).

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 13


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

d. Leader, artinya apoteker mampu menjadiseorang pemimpin di apotek.


Sebagai seorang pemimpin, Apoteker merupakan orang yang terdepan di
apotek, bertanggung jawab dalam pengelolaan apotek mulai dari manajemen
pengadaan, pelayanan, administrasi, manajemen SDM serta bertanggung
jawab penuh dalam kelangsungan hidupapotek.
e. Manager, artinya apoteker mampu mengelola apotek dengan baik dalamhal
pelayanan, pengelolaan manajemen apotek, pengelolaan tenaga kerja dan
administrasi keuangan. Untuk itu Apoteker harus mempunyai kemampuan
manajerial yang baik, yaitu keahlian dalam menjalankan prinsip-prinsip ilmu
manajemen.
f. Life long learner, artinya apoteker harus terus-menerus menggali ilmu
pengetahuan, senantiasa belajar, menambah pengetahuan dan keterampilannya
serta mampu mengembangkan kualitasdiri.
g. Teacher, artinya apoteker harus mampu menjadi guru, pembimbing bagi
stafnya, harus mau meningkatkan kompetensinya, harus mau menekuni
profesinya, tidak hanya berperan sebagai orang yang tahu saja, tapi harus
dapat melaksanakan profesinya tersebut dengan baik.
h. Researcher, artinya apoteker berperan serta dalam berbagai penelitian guna
mengembangkan ilmukefarmasiannya.
i. Entrepreneur, artinya seorang farmasi/apoteker diharapkan terjunmenjadi
wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu
mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat,
kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun skala
besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat dan lainnya.
2. Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332 Tahun 2002
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan
Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah seorang apoteker yang telah
mendapatkan Surat Izin Apotek (SIA) untuk mengelola sebuah apotek tertentu.
Setiap satu apotek harus memiliki satu orang APA dan seorang apoteker hanya
diperbolehkan menjadi APA di satu apotek saja.

Apoteker sebagai APA harus mampu menjalankan tugas dan fungsi apotek
sebagai manajer yang mengelola, membuat perencanaan, mengkoordinasi, dan
mengawasi seluruh kegiatan di apotek. APA senantiasa memberikan pelayanan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 14


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

kefarmasian yang baik kepada pasien berupa kegiatan compounding dan


dispensing serta Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). APA harus
bertanggung jawab atas apotek yang dikelolanya dan memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. APA harus memiliki
kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil
keputusan yang tepat, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi antar
profesi, mampu menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi
multidisipliner, memiliki kemampuan dalam mengelola SDM secara efektif,
dan selalu belajar sepanjang karir. APA dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh sejumlah tenaga teknis dan tenaga non teknis yang disesuaikan dengan
kebutuhan apotek yang bersangkutan.

3. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek disamping
APA atau menggantikan pada jam – jam tertentu pada hari buka apotek. Apabila
APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, maka APA harus
menunjuk Apoteker Pendamping, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1332 Tahun 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.

Menurut PP Nomor 51 Tahun 2009, bab 1 pasal 7 ayat 2, apoteker


sebagai penanggung jawab apotek dapat dibantu oleh apoteker pendamping
dan atau tenaga teknis kefarmasian. Pada pasal 24, menyebutkan bahwa apoteker
dapat mengangkat seorang apoteker pendamping yang memiliki Surat Ijin
Praktik Apoteker (SIPA).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1332 Tahun 2002


menyatakan bahwa apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam
buka apotek maka APA harus menunjuk apoteker pendamping. Apabila
Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan apoteker pendamping berhalangan hadir
maka Apoteker Pengelola Apotek menunjuk apoteker pengganti. Apoteker
pengganti adalah apoteker yang menggantikan APA selama tidak berada di
tempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA)
di apotek lain. Penunjukan apoteker pendamping dan apoteker pengganti harus
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 15


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan menggunakan contoh


formulir model APT-9 (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889, 2011).

4. Tenaga Teknis Kefarmasian


Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 2009 tentang Tenaga Kefamasian yang
termasuk dalam Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/
Asisten Apoteker. Seorang Asisten Apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek dibawah pengawasan apoteker.

Asisten apoteker adalah petugas apotek yang berdasarkan peraturan


Peraturan Undang-Undang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai
tenaga teknis kefarmasian. Tugas asisten apoteker ini adalah:

a. Melayani masyarakat di bidang kesehatan mulai dari penerimaan resep


sampai menyerahkan obat yang diperlukan.
b. Mengatur dan mengawasi kelengkapan obat – obatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat, bila obat habis maka harus dengan segera dipesan.
c. Memelihara kebersihan ruangan apotek beserta alat – alat, agar lingkungan
apotek tetap higienis dan indah untuk dipandang.
d. Mengatur dan mengawasi penyimpanan obat – obatan berdasarkan syarat
teknis farmasi agar mudah dijangkau dan diawasi untuk kecepatan dan
ketepatan dalam pelayanan.
e. Mengerjakan pembuatan sediaan obat sehari-hari menyangkut peracikan obat,
pengemasan obat, penulisan etiket dan pembuatan salinan resep.
f. Memeriksa kembali resep-resep yang telah dilayani dan nota-nota penjualan
obat bebas serta laporan-laporan obat yang harus ditandatangani oleh APA.
g. Menyusun dan merapikan obat-obatan berdasarkan penggolongannya.
h. Menyusun daftar giliran dinas, pembagian tugas, dan tanggung jawab.
5. Tenaga Administrasi
Tugas dari tenaga administrasi adalah mencatat pembelian tunai dan kredit,
mencatat penjualan tunai dan kredit, membukukan penagihan penjualan dan
kredit, membantu tugas asisten apoteker, dan membukukan faktur pembelian dan
faktur penjualan.

2.1.7 Sistem Manajemen Apotek


Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 16


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan


(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan atau penggerakan (actuating)
dan pengawasan (controlling) dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan organisasi (Seto dkk., 2012).

Perencanaan (planning) merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat


menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan ditetapkan,
umumnya didahului oleh prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan datang.
Dalam penentuan kebutuhan adalah menyangkut proses memilih jenis dan
menetapkan dengan prediksi jumlah kebutuhan persediaan barang/obat per jenisnya
di apotek. Perencanaan obat di apotek yang baru berdiri, perlu diperhatikan dan
dilakukan berdasarkan survei/studi kelayakan meliputi populasi, morbiditas, tingkat
kemakmuran penduduk sekitar, pola penyakit sekitar, pola penulisan resep dokter
sekitar, baik praktik privat atau di sarana kesehatan yang ada (puskesmas, rumah
sakit, klinik lainnya), dan berdasarkan iklan baik di media elektronik, cetak, radio,
pinggir jalan dan lain-lain (Seto dkk., 2012).

Pengorganisasian (organizing) meliputi kegiatan pembagian atau


pengalokasian atau pengelompokan aktivitas yang sama dan seimbang kepada setiap
karyawan, penentuan tugas masing-masing kelompok (job descriptions), pemilihan
orang dengan prinsip “put the right man in the right place”, yang juga disesuaikan
dengan pendidikan, sifat, serta pengalaman, pendelegasian wewenang dan pemberian
tanggung jawab, dan pengkoordinasian macam-macam aktivitas, hubungan-
hubungan serta tanggung jawab manusia secara sadar (Seto dkk., 2012).

Pelaksanaan (actuating) adalah kemampuan menggerakkan agar bawahan


dapat bekerja sukarela dan senang hati tanpa dipaksa. Kepemimpinan yang
berwibawa yang dapat mengakibatkan semua karyawan bekerja dapat ditempuh
melalui cara communicating, leading, counseling, instructing, disciplining,
representing, dan motivating (Seto dkk., 2012).

Pengawasan (controlling) dilakukan dengan cara memeriksa apakah semua


rencana telah berjalan memuaskan ke arah tercapainya tujuan. Caranya adalah
dengan membandingkannya dengan suatu standar-standar tertentu yaitu target,
kemudian melakukan koreksi atau perbaikan untuk ke depannya. Di sini dilakukan
suatu evaluasi setelah melakukan pemeriksaan/investigasi. Selain itu, juga dilakukan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 17


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

pengukuran dan koreksi terhadap kinerja bawahan untuk mencapai tujuan perusahan
sesuai rencana yang diterapkan (Seto dkk., 2012).

Demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi, diperlukan unsur
5M dalam pelaksanaan manajemen tersebut yaitu ‘Men’ (manusia/SDM yang
diperlukan), ‘Money’ (uang yang dibutuhkan), ‘Methods’ (metode/sistem yang
digunakan), ‘Materials’ (bahan-bahan yang digunakan), dan ‘Machines’ (mesin-
mesin yang digunakan) (Seto dkk., 2012).

Unsur-unsur tersebut diproses melalui fungsi-fungsi manajemen untuk dapat


menyelenggarakan suatu manajemen yang baik. Adapun siklus manajemen bidang
logistik di apotek, meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian, pemeliharaan, dan pemusnahan, dimana siklus-siklus tersebut
perlu dikendalikan, seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Siklus Manajemen di Bidang Logistik

2.1.8 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pengelolaan sediaan farmasi meliputi :

1. Perencanaan
Suatu siklus dimulai dari perencanaan dimana dilakukan peramalan dan
penentuan kebutuhan, baik jenis maupun jumlah item yang akan
dibeli.Perencanaan kebutuhan obat pada apotek yang telah berjalan dilakukan
dengan peramalan, pengendalian persediaan, data historis (resep dan non resep),

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 18


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

fasilitas kesehatan, pola penyakit di sekitar, iklan di media, stok obat di gudang
dan ruang peracikan, serta omzet apotek dan faktor jual periode sebelumnya.
Pada apotek yang baru berdiri, perencanaan dilakukan berdasarkan studi
kelayakan yang meliputi antara lain populasi, morbiditas, tingkat kemakmuran
penduduk sekitar (kemampuan ekonomi masyarakat), pola penyakit sekitar, pola
penulisan resep dokter sekitar, serta iklan (Seto dkk., 2012).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014, dalam
membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat.
2. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan penganggaran.
Pelaksanaan pengadaan di apotek dapat dilakukan dengan pembelian,
pembuatan, penukaran, dan penerimaan sumbangan/hibah. Bila kebutuhan lebih
besar daripada anggaran yang tersedia maka perlu dibuat suatu skala prioritas
berdasarkan sifat item tersebut, apakah mendesak atau penting. Selain itu
pengadaan suatu obat harus melalui jalur yang resmi, hal ini bertujuan agar dapat
menjamin kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan (Seto dkk., 2012).
Dalam melaksanakan pengadaan dan pengendalian obat dapat digunakan
bebarapa macam analisa yaitu analisa tulang ikan, analisa ABC, dan analisa
Break Even Point(BEP). Analisa ABC (Always Better Control) digunakan untuk
memantau kegiatan operasional apotek, yaitu untuk menentukan persediaan
obat yang harus didahulukan. Obat-obatan dengan harga murah dan berjumlah
besar seperti tablet vitamin C, norit, sirupus simplek dan sebagainya tidak perlu
diawasi terlalu ketat, sebaliknya untuk obat-obatan bernilai tinggi walaupun
jumlahnya kecil perlu pengawasan ketat. Pada dasarnya analisa ABC hampir
sama dengan sistem Pareto.
Apotek melakukan klasifikasi persediaan menjadi tiga kelompok yaitu A,
B dan C. Kelompok A adalah barang atau obat dalam jumlah dan jenis berkisar
antara 15-20% tetapi mempunyai nilai uang 60-90% dari investasi total per
periode dalam permintaan sehingga memerlukan pengawasan yang lebih ketat
dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok B adalah barang atau obat dalam
jumlah dan jenis berkisar antara 30-40% tetapi mempunyai nilai uang 10-30%
dariinvestasi total per periode dalam permintaan. Kelompok C adalah barang-
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 19


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

barang atau obat dalam jumlah dan jenis berkisar antara 40-60% tetapi
mempunyai nilai uang 10-20% dari investasi total per periode dalam permintaan.
Adapun metode untuk klasifikasi analisa ABC adalah membuat daftar
obat-obatan yang tersedia di apotek dan mendata dari masing-masing jenis
tersebut berapa jumlah persediaan dan permintaan per satu periode (misalnya
tahunan) dan harga satuannya. Kemudian menghitung total harga per jenis obat
dengan mengalikan jumlah per jenis dengan harga satuan. Jenis obat diurutkan
kembali berdasarkan total nilai uang per jenis barang mulai yang tertinggi dan
seterusnya. Obat diberi nomor urut dan dihitung jumlah kumulatif dan persen
kumulatif dari item barang dan nilainya. Selanjutnya kelompokkan sesuai
dengan ketentuan klasifikasi ABC.
Analisa BEP berdasarkan prinsip bahwa apotek harus mengadakan obat
untuk mencapai titik impas (BEP). Apotek dikatakan Break EvenPoint apabila di
dalam laporan perhitungan laba rugi pada periode tertentu, apotek tidak
memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Dari analisa BEP, dapat
diketahui pada jumlah penjualan berapakah apotek yang bersangkutan tidak
menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Perhatian khusus dalam analisa
BEP adalah:
a. Adanya data yang sahih dan dapat dipercaya mengenai biaya dan pendapatan
tersedia di apotek.
b. Hanya dikenal 2 macam biaya yakni biaya tetap (Fixed cost = F) dan biaya
variabel (Variable cost = V).
c. Harga jual per unit adalah tetap, tidak tergantung banyak sedikitnya yang
dijual.
d. Apotek hanya menjual satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis
produk maka produk-produk tersebut dianggap satu jenis produk dengan
kombinasi yang tetap.
e. Tidak ada barang persediaan (stok awal dan stok akhir adalah nol)
f. Analisa BEP diterapkan pada batas maksimal dan minimal penjualan yang
terbatas.
3. Penerimaan Obat
Kegiatan penerimaan obat berupa menerima dan memeriksa barang/obat
dengan dokumen-dokumen yang bersangkutan baik dari segi jumlah, mutu,
expired date, merek, harga, dan spesifikasi lain bila diperlukan, sangat penting

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 20


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

dilakukan untuk menjamin kebenaran dan spesifikasi, kuantitas dan kualitas


barang/obat yang diterima (Seto dkk., 2012).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penerimaan adalah legalitas PBF
dan fakturnya, kecocokan antara item dalam Surat Pesanan (SP) yang
ditandatangani APA dengan faktur kiriman, tanggal kadaluarsa obat, kondisi
fisik obat dan wadahnya, jumlah obat, nomor bets, harga obat dan potongan
harga (bila ada) sesuai dengan kesepakatan sebelumnya (Seto dkk., 2012).
4. Penyimpanan Obat
Obat harus ditempatkan pada tempat yang aman dari kerusakan dan
pencurian. Suatu ruang penyimpanan harus memenuhi syarat yaitu optimalisasi
ruangan, minimalisasi waktu dan tenaga, kemudahan pengambilan obat dan
terhindar dari kesalahan ambil, menjamin stabilitas obat, dan memberi
kenyamanan kepada karyawan (Seto dkk., 2012).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014,
obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa.Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan
dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta
disusun secara alfabetis. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire
First Out) dan FIFO (First In First Out).
Dalam sistem penyimpanan obat, diperlukan adanya stock opname, yang
berfungsi untuk mengetahui jumlah dan jenis barang yang tersisa. Stock opname
harus dilakukan secara rutin, benar dan tepat karena nilai persediaan barang
pada akhir suatu periode akan dipakai sebagai nilai persediaan barang pada
awal periode berikutnya dan akan mempengaruhi perhitungan HPP (Harga
Pokok Penjualan).
5. Pemusnahan Obat
Obat yang tidak layak untuk digunakan (obat kadaluarsa, rusak, ditarik dari
peredaran) harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan Peraturan Undang-
Undang yang berlaku (Seto dkk., 2012).
Obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 21


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin praktik. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 3 tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014).
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan Peraturan Undang-Undang dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut
oleh Menteri
6. Pengendalian Obat
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluarsa, jumlah pemasukan,
jumlah pengeluaran dan sisa persediaan (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
35, 2014).
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi
meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 22


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan


peraturan perundangundangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan
pelaporan lainnya.

2.1.9 Pelayanan Farmasi Klinis


1. Pengkajian Resep
a. Kajian administratif
1) Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf
3) Tanggal penulisan resep
b. Kajian kesesuaian farmasetik
1) Bentuk dan kekuatan sediaan
2) Stabilitas
3) Kompatibilitas (ketercampuran obat)
c. Pertimbangan klinis
1) Ketepatan indikasi dan dosis obat
2) Aturan, cara dan lama penggunaan obat
3) Duplikasi dan/atau polifarmasi
4) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain)
5) Kontra indikasi
6) Interaksi
2. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan obat sesuai dengan permintaan resep,
penyerahkan obat kepada pasien, dan pemberian informasi obat.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
PIO merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian
informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi
kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai obat termasuk obat
resep, obat bebas dan herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metode pemberian, farmakokinetika, farmakologi, terapeutik
dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 23


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, dan sifat fisika atau kimia dari
obat.

4. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.

5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh
apoteker, meliputi :

a. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan


pengobatan.
b. Identifikasi kepatuhan pasien.
c. Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misalnya
cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin.
d. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum.
e. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien.
f. Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah.

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping. Kriteria pasien:

a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui


b. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis
c. Adanya multi diagnosis
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
e. Menerima obat dengan indeks terapi sempit
f. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obatyang
merugikan.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 24


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.

2.2 Tinjauan Khusus Apotek Kimia Farma


2.2.1 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Sejarah PT Kimia Farma Apotek dimulai hampir dua abad yang lalu yaitu
Tahun 1817 yang kala itu merupakan perusahaan farmasi pertama didirikan Hindia
Belanda di Indonesia bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Kemudian pada awal kemerdekaan dinasionalisasi oleh pemerintah Republik
Indonesia dan seterusnya pada tanggal 16 Agustus 1971 menjadi PT (Persero)
Kimia Farma, sebuah perusahaan farmasi negara yang bergerak dalam bidang
industri farmasi, distribusi, dan apotek. Sampai dengan Tahun 2002, apotek
merupakan salah satu kegiatan usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk, yang
selanjutnya pada awal Tahun 2003 di-spin-off menjadi PT Kimia Farma Apotek.

Pada Tahun 2010 dibentuk PT Kimia Farma Diagnostika dan merupakan


anak perusahaan PT Kimia Farma Apotek yang melaksanakan pengelolaan
kegiatan usaha Perseroan di bidang laboratorium klinik. Saat ini PT Kimia Farma
Apotek bertrasnformasi menjadi healthcare provider company, suatu perusahaan
jaringan layanan kesehatan terintegrasi dan terbesar di Indonesia, yang hingga
agustus Tahun 2020 memiliki 1.266 apotek, 565 klinik dan praktek dokter
bersama, 74 laboratorium klinik, 3 klinik kecantikan dan 10 optik, dengan visi
menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.

2.2.2 PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. yang didirikan berdasarkan akta pendirian No. 6 tanggal 4 Januari 2003 yang
dibuat dihadapan Notaris Ny. Imas Fatimah, S.H. di Jakarta dan telah diubah dengan
akta No. 25 tanggal 14 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Imas
Fatimah, S.H. Akta ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.: AHU-
45594.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 15 September 2009 (Kimia Farma, 2012).

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 25


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Usaha ritel farmasi dijalankan oleh PT. Kimia Farma Apotek, melalui
pengoperasian apotek. Secara keseluruhan saat ini berjumlah lebih dari 400 apotek.
Pada Tahun 2011, PT. Kimia Farma Apotek memulai program transformasi dan
mengubah visi dari jaringan layanan ritel farmasi menjadi jaringan layanan kesehatan
yang terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
Sebagai tahap awal program franchise, pada Tahun 2011, KFA berhasil
membuka 5 apotek franchise. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari
strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana
pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter
dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan obat
bebas atau Over the Counter (OTC) atau swalayan, serta pusat pelayanan informasi
obat. Apotek Kimia Farma memfasilitasi jasa pelayanan kesehatan lainnya berupa
klinik kesehatan dan laboratorium klinik.
Klinik kesehatan yang semula berada di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
holding, sejak Maret 2009, dikelola oleh PT. Kimia Farma Apotek, yang merupakan
salah satu produk layanan yang terintegrasi dengan apotek, menyediakan jasa
layanan konsultasi dan pemeliharaan kesehatan. Jenis klinik yang dikembangkan
meliputi klinik pratama, utama, dan khusus yang berlokasi di Jawa dan Bali.
Laboratorium klinik menyediakan jasa layanan pemeriksaan kesehatan (medical
check up). Laboratorium Klinik memiliki lebih dari 30 cabang yang terdiri dari
laboratorium klinik kelas utama, madya, dan pratama yang berada di Sumatera, Jawa,
Bali, Kalimantan, danSulawesi.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang
sekarang disebut sebagai Bussiness Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek
BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam satu wilayah.
Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang, dan administrasi
Apotek Pelayanan yang berada di bawahnya (Kimia Farma, 2012).

2.2.3 Visi dan Misi Kimia Farma


1. Visi :Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan
menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
2. Misi :

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 26


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

a. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi,


perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta
optimalisasi aset.
b. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational
excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
c. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.
2.2.4 Budaya Perusahaan

Gambar 3. Simbol AKHLAK

Berdasarkan Surat Edaran KBUMN No. SE-7/MBU/07/2020 tanggal 1 Juli


2020 tentang Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha
Milik Negara, maka Perseroan menetapkan “AKHLAK” sebagai budaya kerja (core
values) Kimia Farma Grup menggantikan “ICARE”. Adapun akronim dari core
values AKHLAK yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif yang dijadikan sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang
mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan di setiap BUMN.

Berikut adalah budaya perusahaan (corporates culture) Kimia Farma :

Amanah : Memegang Teguh kepercayaan yang diberikan

2.2.1.1 Memenuhi janji dan komitmen.


2.2.1.2 Bertanggung jawab atas tugas, keputusan dan tindakan
yang dilakukan.
2.2.1.3 Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapasitas

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan


yang selalu berubah.
2. Membantu orang lain belajar.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 27


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

3. Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.


Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.


2. Suka menolong orang lain.
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara

1. Menjaga nama baik sesame karyawan, pimpinan, BUMN,


dan Negara.
2. Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
3. Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan
dengan hukum dan etika.
Adatif : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan

1. Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.


2. Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti
perkembangan teknologi.
3. Bertindak proaktif.
Kolaboratif : Membangun kerjasama sinergis

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambahan.
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari :
Kerja Ikhlas : Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan
bersama
Kerja : Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan
Cerdas solusi yang tepat
Kerja Keras : Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap
kemampuan untuk mendapatkan hasil terbaik
Kerja : Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat
Antusias untuk mencapai tujuan bersama
Kerja : Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk
Tuntas menghasilkan output maksimal yang sesuai harapan
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 28


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

2.2.5 Simbol Perusahaan

Gambar 4. Simbol PT. Kimia Farma Tbk

1. Simbol Matahari
Simbol matahari menunjukkan suatu gagasan baru, optimisme, komitmen,
sumber energi, dan semangat yang abadi. Paradigma baru ditunjukkan melalui
matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru kehidupan yang lebih baik.
Optimis ditunjukkan melalui matahari yang memiliki cahaya sebagai sumber
energi, cahaya tersebut adalah penggambaran optimisme Kimia Farma dalam
menjalankan bisnisnya. Komitmen ditunjukkan melalui matahari yang selalu
terbit dari timur dan tenggelam ke arah barat secara teratur dan terus menerus
memiliki makna adanya komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala
tugas yang diemban oleh Kimia Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
Sumber energi ditunjukkan melalui matahari yang menegaskan posisi Kimia
Farma sebagai sumber energi bagi kesehatan masyarakat. Semangat ditunjukkan
dengan warna orange dan keabadian dilambangkan dengan warna biru.
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi satu makna yaitu semangat
yang abadi.

2. Jenis Huruf
Jenis huruf dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma, karena
prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang telah ada.

3. Sifat Huruf
Sifat huruf pada simbol Kimia Farma tersebut menunjukkan kekokohan,
dinamis, dan bersahabat. Kokoh memperlihatkan Kimia Farma sebagai
perusahaan terbesar dalam bidang Farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan
merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia. Dinamis
ditunjukkan dengan jenis huruf italic. Bersahabat ditunjukkan dengan jenis huruf
kecil dan lengkung, memperlihatkan keramahan Kimia Farma dalam melayani

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 29


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

konsumennya dalam konsep apotek jaringan. Konsep apotek jaringan sendiri


telah direncanakan pada Tahun 1998 yang artinya sudah kurang lebih 22 Tahun
kebijakan itu diberlakukan untuk menjadikan beberapa apotek bergabung ke
dalam grup pada akhirnya diharapkan menjadi suatu jaringan apotek yang kuat.

2.2.6 Bussiness Manager Semarang PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek yang dahulu terkoordinasi dalam Unit Apotek Daerah
(UAD) sejak Bulan Juli Tahun 2004 dibuat dalam orientasi bisnis manajer dan
apotek pelayanan sebagai hasil restrukturisasi organisasi yang dilakukan. Manajemen
PT. Kimia Farma Apotek melakukan perubahan struktur (restrukturisasi) organisasi
dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendekatan efisiensi,
produktivitas, kompetensi dan komitmen dalam rangka mengantisipasi perubahan
yang ada.
Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan
citra lama tentang Kimia Farma dengan konsep baru bahwa setiap Apotek Kimia
Farma bukan lagi terbatas sebagai gerai untuk jual obat, tetapi menjadi pusat
pelayanan kesehatan atau health center, yang didukung oleh berbagai aktivitas
penunjang seperti laboratorium klinik, optik, praktek Dokter, dan gerai untuk obat-
obatan tradisional Indonesia seperti herbalmedicine (obat herbal).
Perubahan yang dilakukan secara fisik antara lain dengan memperbaharui
penampilan eksterior dan interior dari Apotek-Apotek Kimia Farma yang tersebar di
seluruh Indonesia. Bersamaan itu diciptakan pula budaya baru di lingkungan setiap
apotek untuk lebih berorientasi kepada pelayanan konsumen, dimana setiap Apotek
Kimia Farma haruslah mampu memberikan pelayanan yang baik, penyediaan obat
yang baik dan lengkap, berikut pelayanan yang cepat dan terasa nyaman.
Terdapat dua jenis Apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang
sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek
BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah.
Apotek BM bertugas menangani pembelian, dan administrasi Apotek Pelayanan yang
berada di bawahnya. Adanya konsep BM diharapkan dapat mengelola aset dan
keuangan dari Apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian
juga kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut
antisipasi dan penyelesaian masalah.
Secara umum keuntungan yang didapat melalui konsep BM adalah :

1. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.


Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 30


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

2. Apotek-Apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga


mutu pelayanan akan meningkat yang diharapkan berdampak pada peningkatan
penjualan.
3. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang diharapkan
berimbas pada efisiensi biaya administrasi.
4. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh sumber barang
dagangan yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar range
margin atau HPP rendah.
2.2.7 Merchandising
Departemen merchandising merupakan salah satu bidang yang berperan dalam
menentukan keunggulan bersaing dari retailer. Merchandising berasal dari kata
merchandise yang artinya barang yang diperdagangkan. Merchandising adalah
aktivitas untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu dan menjadikannya tersedia
pada waktu, tempat, harga serta jumah yang mampu membuat peritel mencapai
tujuannya. Jadi merchandising merupakan suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan
maupun pengaturan dan penempatan produk serta promosi produk sekaligus evaluasi
produk yang dijual di dalam store.

Merchandise berhubungan dengan:

1. Purchasing
2. Pricing
3. Kategori produk
4. Lay out dan shelving
5. Display
6. Promosi
2.2.8 Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 35 Tahun 2014, pelayanan
kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu
pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku sebagai konsekuensi
perubahan orientasi tersebut agar mampu melaksanakan interaksi langsung dengan
pasien.
Asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) merupakan tanggung jawab
langsung apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien
dengan tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 31


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

pasien. Asuhan kefarmasian tidak hanya melibatkan terapi obat tapi juga keputusan
tentang penggunaan obat pada pasien. Termasuk keputusan untuk tidak
menggunakan terapi obat, pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute dan metode
pemberian, pemantauan terapi obat dan pemberian informasi dan konseling pada
pasien. Asuhan kefarmasian adalah  konsep yang melibatkan  tanggung jawab
farmasis yang menuju keberhasilan outcome tertentu sehingga pasien membaik dan
kualitas hidupnya meningkat (Hepler and Strand, 1990).
Fungsi dari asuhan kefarmasian adalah:

1. Identifikasi aktual dan potensial masalah yang berhubungan dengan obat.


2. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan obat/ Drug Related
Problem (DRP).
3. Mencegah terjadinya masalah yang berhubungan dangan obat.

2.2.9 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)


Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara
apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan obat dan pengobatan. Konseling membutuhkan kepekaan dan
kemampuan dari apoteker dalam memahami dan melayani pasien/konsumen agar
merasa diperhatikan dan diperlukan dengan baik.
Apoteker berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi
dalamrangka pemberdayaan masyarakat dengan cara apoteker ikut membantu
diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster,
penyuluhan dan lain-lainnya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RINomor
1027/Menkes/SK/IX/2004.

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah


dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada pasien
sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka
waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi (Departemen Kesehatan RI, 2004).

2.2.10. Drug Related Problems (DRP)

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 32


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien yang meliputi atau diduga berkaitan dengan terapi obat dan yang
benar-benar atau berpotensi mengganggu proses penyembuhan yang diharapkan oleh
pasien (PCNE, 2017).

1. Pasien yang membutuhkan terapi tambahan obat


Pasien yang memiliki kondisi medis baru yang membutuhkan terapi awal pada
obat, pasien memiliki penyakit kronik yang membutuhkan terapi obat
berkesinambungan, pasien memiliki kondisi kesehatan yang membutuhkan
farmakoterapi kombinasi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi (PCNE,
2017).

2. Pasien yang mengalami salah obat


Obat yang diberikan kepada pasien tidak efektif, pasien yang memiliki
riwayat alergi, pasien memiliki resiko yang kontraindikasi atas pemakaian obat
tersebut, pasien menerima obat yang efektif namun harga obat mahal, pasien
menerima obat yang efektif tetapi tidak aman, dan menerima kombinasi obat yang
tidak perlu jika single drug dapat memberikan pengobatan yang tepat (PCNE, 2017).

3. Pasien yang tidak butuh obat


Pasien yang menerima pengobatan yang tidak sesuai dengan indikasi, pasien
mengalami efek toksik dari obat, pasien lebih baik dengan terapi non farmakologi,
pasien memakai kombinasi obat untuk satu indikasi, pasien menerima obat untuk
mengatasi efek samping dari beberapa pemakaian obat (PCNE, 2017).

4. Pasien yang mendapatkan obat dengan dosis terlalu rendah


Pasien menerima obat dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dosis
terapinya.Hal ini dapat menjadi masalah karena menyebabkan tidak efektifnya terapi
sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat memperburuk kondisi
kesehatannya. Hal-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah yang
terlalu sedikit antara lain kesalahan dosis pada peresepan obat (PCNE, 2017).

5. Pasien yang mendapatkan obat dengan dosis terlalu tinggi


Pasien menerima obat dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dosis
terapinya.Hal ini tentu berbahaya karena dapat terjadi peningkatan resiko efek toksik
dan bisa jadi membahayakan pasien. Hal-hal yang menyebabkan pasien menerima

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 33


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

obat dalam jumlah yang terlalu banyak antara lain adalah kesalahan dosis pada
peresepan obat (PCNE, 2017).

6. Interaksi obat
Peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi obat lain yang diberikan bersamaan.
Efek obat bertambah atau berkurang karena interaksi ini. Akibat yang tidak
dikehendaki dari interaksi ini ada dua kemungkinan yakni, meningkatnya efek toksik
dari efek samping obat, atau berkurangnya efek klinik yang diharapkan (PCNE, 2

BAB III

KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

3.1 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 584
Apotek Kimia Farma 584 merupakan salah satu cabang dari PT. Kimia Farma
Apotek yang berada di bawah tanggung jawab Bisnis Manager (BM) Semarang.
Apotek Kimia Farma 584 yang beralamat di Jalan Abdulrahman Saleh No. 82
Semarang. memiliki letak lokasi yang strategis yang berada ditepi jalan raya
membuat Apotek Kimia Farma 584 dapat diakses oleh angkutan umum maupun
kendaraan pribadi. Disekitar Apotek terdapat pusat perbelanjaan, klinik dan
perumahan sehingga apotek Kimia Farma 584 mempunyai banyak pelanggan
dari berbagai kalangan.
Apotek Kimia Farma 584 merupakan apotek yang memiliki klinik dan
bekerja sama dengan praktek dokter spesialis saraf. Hal ini memudahkan pasien
untuk memperoleh fasilitas kesehatan dengan baik dalam hal pemeriksaan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 34


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

kesehatan maupun dalam hal mendapatkan obat. Selain itu, apotek Kimia Farma
584 memiliki perbelakan farmasi yang lengkap sehingga dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan mudah. Apabila ada obat yang
tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat memesan obat terlebih dahulu dan
pihak apotek akan menghubungi pasien lewat telepon atau mengantarkan
langsung kerumah apabila obat telah tersedia.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa profesi apoteker
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasn Pharmasi Semarang” di Apotik Kimia
Farma 584 dilaksanakan pada periode 1 juli 2021 sampai dengan 31 Juli 2021.
Kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja profesi apoteker di Apotik Kimia
Farma 584 yaitu mengamati dan melaksanakan pelayanan farmasi dasar, proses
pengelolaan perbekalan farmasi, mengamati dan melaksanakan proses
pemberian informasi obat dan konseling, serta memperoleh pembelajaran
tentang kegiatan administrasi apotek.

3.1 Ruang Lingkup Apotek Kimia Farma


Apotek Kimia Farma merupakan salah satu cabang dari PT. Kimia Farma
Tbk. Apotek Kimia Farma 584 yang beralamat di Jalan Abdulrahman Saleh No.
82 Semarang di bawah tanggung jawab Bisnis Manager (BM) Kimia Farma
Semarang. Apotek Kimia Farma 584 dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA) yang mempunyai tanggung jawab penuh kepada BM Semarang
terhadap perkembangan dan kemajuan kedepan apotek baik dari segi managerial
maupun sosial dengan dibantu oleh Apoteker Pendamping (Aping). Apoteker
Pendamping adalah Apoteker yang telah bekerja di apotek disamping Apoteker
Pengelola Apotek dan dapat menggantikan pada jam-jam tertentu. Selain dibantu
oleh Aping, APA juga dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Apotek Kimia Farma 584 memiliki pesaing dengan apotek lain
disekitarnya, namun juga terletak di daerah yang strategis sehingga dapat
menjadi peluang bisnis untuk melayani pasien dengan resep rawat jalan selain
melayani resep dokter yang berpraktek di Kimia Farma 584 maupun sekitarnya.
Selain itu, Apotek Kimia Farma 584 juga melakukan kerja sama dengan praktek
Dokter Umum di Semarang sehingga dapat menjadi wadah untuk meningkatkan
jumlah penjualan di apotek.
Apotek Kimia Farma 584 memiliki perbelakan farmasi yang cukup
lengkap sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 35


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

mudah. Apabila ada obat yang tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat
memesan obat terlebih dahulu dan pihak apotek akan menawarkan pengambilan
atau pengantaran langsung kerumah melalui ojek online apabila obat telah
tersedia. Apotek Kimia Farma 584 buka setiap hari, termasuk hari minggu dan
hari libur. Waktu operasional untuk karyawan Apotek Kimia Farma terbagi
dalam 2 shift yaitu :

1. Shift pagi mulai jam 07.00-14.00 WIB


2. Shift siang mulai jam 15.00-22.00 WIB
Setiap pergantian shift, petugas apotek yang bertanggung jawab harus
melaporkan seluruh hasil penjualan dan operasional apotek dalam bentuk bukti
setoran kasir dan dari laporan pembelian pasien untuk selanjutnya divalidasi.
Validasi dilakukan otomatis oleh sistem terhadap semua transaksi, baik tunai
maupun kredit. Validasi adalah proses pengecekan data transaksi dari hasil entry,
lalu bukti setoran kas untuk transaksi tunai dicocokkan dengan kas yang ada
pada setiap harinya dan disetorkan ke BM Semarang pada hari berikutnya.

3.2 Sarana dan Prasarana Apotek Kimia Farma


Dalam hal sarana dan prasarana di Apotek Kimia Farma sudah cukup baik
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang baik Hal ini dapat terlihat
dari :

1. Lokasi Apotek Kimia Farma 584 yang strategis, mudah diakses oleh
masyarakat dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di
depan apotek serta papan nama untuk praktek Dokter Spesialis Saraf.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin
ruangan/AC, ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang
cukup, memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat,
stamper dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma,

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 36


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

kertas perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran.
Di sudut ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika
dan psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang
masing-masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat. Masing-
masing obat pada setiap rak disusun berdasarkan kelas terapinya dengan
tujuan untuk memudahkan petugas dalam menghafal indikasi atau kegunaan
obat. Penyusunan obat juga dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan
pengambilan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
5. Penyimpanan masing-masing obat dilakukan dalam box obat yang terbuat
dari mika tebal dan tertulis nama masing-masing obat pada setiap box. Dalam
setiap box obat terdapat kartu stok yang digunakan untuk mengecek jumlah
persediaan obat. Kartu stok memuat tanggal pengambilan, jumlah yang
ditambahkan atau diambil, sisa stok, serta paraf.
6. Obat HV disusun pada rak obat yang terletak di bagian depan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori terapi dan kebutuhan seperti obat batuk,
obat maag, suplemen, multivitamin, kosmetik, susu, perlengkapan bayi, dan
alat-alat kesehatan. Penataannya dibuat dengan konsep swalayan guna
memudahkan konsumen atau pasien dalam memilih obat.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi (buffer) terdapat pada bagian atas dan
bawah rak obat untuk memudahkan petugas apabila obat yang di-display
habis.
8. Sumber informasi serta literatur yang memadai dan up to date seperti :
Informasi Spesialite Obat (ISO), MIMS, dan internet yang dapat digunakan
oleh para petugas apotek dalam membantu mempermudah pelayanan apotek.
9. Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer sehingga
memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat yang
cepat dan efisien.
10. Tempat penyerahan obat di bagian samping yang terpisah dari meja
penerimaan resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak
terganggu.
11. Kebersihan toilet yang cukup baik, terdapat keset di depan pintu, kran air
lancar, kondisi air di toilet jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 37


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service tanpa dikenakan
biaya serta proses pembayaran yang bisa dilakukan dengan sistem non tunai
(kartu debit dan kredit).
3.3 Sumber Daya Manusia (SDM)

Apoteker Penanggung Jawab

apt. B.Agung Widi Nugroho,S.Si

Apoteker Pendamping (APING)

apt. Aria Novianto, S.Farm

Tenaga Teknis Kefarmasian Koordinator Teknis (KORTEK)

Siti Nurchayati Antonius Cahyono

Gambar 5. Struktur organisasi Apotek Kimia Farma

Jumlah karyawan di Apotek Kimia Farma sebanyak 4 orang, antara lain


terdiri dari :

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : 1 orang


2. Apoteker Pendamping (Aping) : 1 orang
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) : 2 orang
Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian
shift untuk membicarakan hal-hal yang penting untuk diinformasikan kepada
karyawan lain, misalnya ada obat TA (Tinggal Ambil) yaitu obat yang sudah
dipesan oleh pasien tetapi belum diberikan karena pada saat itu obat belum
tersedia atau mengenai resep yang masih pending, sehingga komunikasi yang
baik akan selalu terjaga dan pelayanan berjalan dengan lancar.

3.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan


Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 73 Tahun 2016 meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Tujuan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 38


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

pengelolaan perbekalan adalah untuk menjaga dan menjamin ketersediaan


barang di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang.

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Perencanaan barang perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan
data konsumsi tiga bulan. Dari data konsumsi tersebut akan terlihat data
kebutuhan barang yang dapat dikelompokan menjadi data pareto A, B, dan C
serta menjadi acuan waktu pemesanan barang. Berdasarkan metode pareto ini
kita bisa menentukan barang-barang yang fast moving dan slow moving.
Kelompok pareto A untuk barang-barang yang bisa mencapai omzet 80%
dengan prosentase 20% dari total item persediaan, pareto B untuk barang-
barang yang bisa mencapai omzet 15% dengan prosentase 20% dari total item
persediaan, dan pareto C untuk barang-barang yang bias mencapai omzet 5%
dengan prosentase 60% dari total item persediaan. Sistem perencanaan
dilakukan setelah data konsumsi barang yang sudah dikelompokan
dibandingkan dengan data stok saat ini.

2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 584 dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi
dilakukan melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
menjalin Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Adapun
dasar pemilihan PBF atau distributor adalah sebagai berikut :

a. Legalitas, harus memiliki izin resmi, dapat dipercaya


b. Ketersediaan dan kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggung
jawabkan (reliability)
c. Besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan
d. Kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu (lead time)
e. After sales service yang baik, misalnya dalam pengembalian barang
kadaluarsa
Apotek Kimia Farma 584 melakukan pengadaan dengan cara membuat
BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek). BM Semarang (Bagian Pengadaan)
akan mengirimkan BPBA ke apotek, dan apotek akan mengolah jumlah

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 39


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

barang yang akan dipesan. Jumlah barang yang dipesan dapat dikurangi atau
tetap sesuai BPBA dari pengadaan, namun apotek tidak dapat menambah
jumlah barang tersebut. Setelah BPBA diolah oleh apotek, maka BPBA akan
dikirimkan kembali ke Bagian Pengadaan untuk dipesankan ke distributor.
BPBA terdiri dari dua jenis yaitu BPBA besar dan BPBA CITO :

a. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan
barang dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali
tergantung kebijakan BM Semarang (Bagian Pengadaan). Jika barang
yang dipesan belum ada, maka bagian gudang akan melakukan
pemesanan kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dengan melampirkan
surat pesanan (SP) yang telah dibuat dan ditandatangani apoteker
penanggung jawab setiap apotek, kemudian PBF akan mengirim
langsung barang yang disertai dengan faktur ke apotek.

b. BPBA CITO/TA (Tinggal Ambil)


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan bisa dilakukan
setiap hari. BPBA TA yang tidak terlayani di gudang diperbolehkan
melakukan permintaan perbekalan farmasi antar apotek/pembelian
mendesak. Apotek yang diminta wajib memberikan kepada apotek yang
meminta selama digunakan untuk TA (bukan untuk stok), bila perlu
dibuktikan dengan resep/surat pesanan, biasanya proses ini dinamakan
dengan istilah kitir.

Apotek Kimia BPBA


Farma 584 BM

SP Asli Daftar Obat


Barang
yang di pesan
dan
faktur PBF

Gambar 6. Alur Perencanaan Dan Pengadaan

Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, Surat Pesanan


(SP) harus dibuat langsung oleh apotek yang bersangkutan (tidak melalui
BM). Berbeda dengan pengadaan obat yang lain dimana SP diserahkan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 40


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

setelah barang datang, SP narkotika dan psikotropika harus dikirimkan ke


PBF terlebih dahulu. Pemesanan obat golongan narkotika, digunakan SP
rangkap empat, dimana setiap jenis pemesanan narkotika menggunakan
satu surat pesanan yang dilengkapi dengan nama dan nomor SIPA
Apoteker serta stempel apotek dan ditandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) dan dikirimkan ke PBF Kimia Farma. Satu
Surat Pesanan (SP) narkotika hanya berisi satu jenis obat narkotika.
Pembelian obat golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama,
tetapi untuk satu SP boleh berisi beberapa jenis psikotropika.

Apotek Kimia
PBF
Farma 584

Gambar 7. Alur Pengadaan Narkotika Dan Psikotropika

a. APA menyiapkan SP narkotika atau psikotropika


b. Satu SP narkotika hanya untuk satu jenis obat narkotika
c. Satu SP psikotropika boleh untuk lebih dari satu jenis obat
psikotropika
d. Untuk obat narkotika SP dikirim ke PBF Kimia Farma
e. Untuk obat psikotropika SP dikirim ke PBF yang menyediakan obat
psikotropika
Apotek Kimia Farma juga melakukan pengadaan untuk obat-obatan
jenis prekusor dan Obat-Obatan Tertentu (OOT). Keduanya
menggunakan SP yang berbeda tetapi dengan format yang sama.

Apotek Kimia Farma


PBF
584

Gambar 8. Alur Pengadaan Prekursor Dan OOT

a. APA menyiapkan SP prekursor atau SP obat-obat tertentu


b. SP berisi nama obat, zat aktif, kekuatan obat, dan jumlah pesanan
c. SP boleh lebih dari satu jenis obat
d. SP dikirim ke PBF yang menyediakan obat tersebut
Apotek Kimia Farma 584 juga dapat melakukan kitir atau
permintaan barang internal ke Apotek Kimia Farma yang lain.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 41


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

a. Permintaan Barang Intern


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan dalam jumlah
kecil maka dapat dilakukan permintaan barang yaitu permintaan
barang ke apotek lainnnya. Namun, dalam hal ini perlu
mempertimbangkan stok obat untuk apotek sendiri, sehingga stok obat
di apotek tetap ada.

a. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar Apotek
Kimia Farma 584 dengan suatu perusahaan atau distributor yang
menitipkan produknya untuk dijual di apotek, misalnya alat-alat
kesehatan, obat baru, suplemen, dan sebagainya. Bentuk kerjasama
konsinyasi dapat dilakukan di Business Manager Semarang. Setiap
periode tertentu, supplier akan memeriksa dan melakukan penagihan
untuk barang-barang yang sudah terjual. Pembayaran akan dilakukan
oleh BM setelah produk terjual di apotek pelayanan.

3. Penerimaan
Setelah dilakukan pemesanan, maka barang akan dikirim oleh PBF
disertai dengan faktur. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Barang yang
datang akan diterima dan harus dilakukan pengecekan. Hal utama yang perlu
diperhatikan adalah alamat apotek pada faktur. Dilakukan pengecekan alamat
apotek yang tertera pada faktur sudah sesuai dengan alamat Apotek Kimia
Farma 584. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan penerimaan barang.
Karyawan apotek selanjutnya akan melakukan pengecekan terhadap
barang yang datang disesuaikan dengan Surat Pesanan (SP) dan faktur dengan
kondisi fisik barang dan diperiksa nama sediaan, bentuk sediaan, jumlah,
dosis, Expired Date (ED), nomor batch, dan kondisi sediaan. Jika ada
persediaan farmasi yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur,
terdapat kecacatan fisik barang, atau barang mendekati ED dilakukan retur
barang untuk digantikan dengan barang yang sesuai. Jika sudah sesuai, faktur
ditandatangani dan diberi stempel apotek oleh karyawan yang menerima
barang.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 42


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Faktur yang diminta dari distributor sebanyak dua lembar, lembar


pertama untuk arsip apotek dan lembar kedua diserahkan BM. Fakur barang
yang diterima untuk apotek akan di-entry oleh pihak Apotek ke sistem POS
dan menjadi stok saldo barang apotek, sedangkan faktur yang kedua
diserahkan BM sebagai data pembelian untuk data BM dalam melakukan
proses pembayaran. Selanjutnya obat dimasukkan ke dalam masing-masing
box obat dan dicatat pada kartu stok, namun untuk barang-barang yang ada di
swalayan apotek tidak ditulis di kartu stok.

4. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 584 memperhatikan kelas
terapi obat dan bentuk sediaan obat serta disusun secara alfabetis untuk
memudahkan pencarian. Suhu penyimpanan obat juga diperhatikan untuk
menjaga stabilitas obat. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Obat yang baru datang akan
ditempatkan dibelakang obat yang sudah ter-display, sehingga obat yang
lebih awal datang akan keluar lebih dahulu, begitu juga dengan obat yang
tanggal kadaluarsanya lebih cepat akan keluar lebih dahulu. Dengan
menggunakan sistem tersebut diharapkan tidak terjadi stok obat yang
menumpuk, obat tidak terjual dan obat yang sudah kadaluarsa. Penyimpanan
obat bertujuan untuk mengkondisikan agar obat tidak cepat rusak.
Setiap barang yang masuk maupun keluar dicatat pada kartu stok obat
dan di-entry pada sistem POS. Obat ditempatkan di tempat masing-masing
obat yang sesuai. Jika jumlah barang berlebih, maka sebagian diletakkan di
dalam gudang apotek. Obat bebas dan obat bebas terbatas ditempatkan di
swalayan apotek. Swalayan apotek berisi obat-obat dengan kategori golongan
OTC (Over The Counter), first aid, personal care, obat topical, beauty care,
traditional medicine, oral care, vitamin dan mineral, food supplement, baby
and child, paper product, dan milk nutrition.
Obat keras ditempatkan di rak obat yang telah diberi nama obat dan
identitas Kimia Farma yang berada di area counter dan digolongkan
berdasarkan kelas terapi dan disusun secara alfabetis. Obat yang merupakan
Pareto A, pada tempat obat akan diberikan tanda huruf “A” yang
menunjukkan bahwa obat tersebut termasuk ke dalam Pareto A apotek,
sehingga stok obat harus diusahakan selalu ada.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 43


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Obat golongan psikotropika disimpan di lemari khusus. Obat golongan


ini hanya dapat ditebus oleh pasien yangmemiliki resep. Obat golongan
narkotika juga disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda terbuat dari
bahan yang kuat, dan tidak mudah dipindahkan. Lemari narkotika dan
psikotropika berada di tempat yang aman yaitu di sudut ruang peracikan dan
tidak terlihat oleh umum. Kartu stok wajib diisi ketika mengeluarkan atau
memasukkan stok narkotika dan psikotropika. Obat golongan ini hanyadapat
ditebus oleh pasien yang membawa resep asli.

5. Distribusi atau Pelayanan Perbekalan Farmasi


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 584
diantaranya adalah pelayanan resep umum dan resep kredit, pelayanan obat
HV/OTC dan UPDS atau swamedikasi. Pasien yang datang membawa resep
kemudian resep dilakukan pengecekan pada petugas farmasi apotek, jika
resep sesuai petugas akan menyiapkan sesuai permintaan resep, tetapi jika
resep kurang jelas atau terdapat dosis yang berlebih akan dikonsulkan terlebih
dahulu kepada dokterpembuat resep.
Penjualan obat UPDS dilakukan dengan menggunakan obat-obatan
yang dijual bebas di pasaran, obat bebas terbatas, dan obat keras yang bisa
didapatkan tanpa resep dokter. Obat yang diserahkan harus disertai dengan
pemberian KIE kepada pasien. Pada Penjualan OTC/HV dilayani oleh SPG,
TTK, dan non-TTK. Penataan OTC/ HV disusun berdasarkan kategori dan
masing-masing kategori diurutkan berdasarkan susunan secara alfabetis.
Setiap Outlet Apotek Kimia Farma juga mendistribusikan produk Kimia
Farma seperti bedak salicyl, Enkasari, Fitocare, Marcks, dan lain-lain.

3.5 Merchandising di Apotek Kimia Farma


Promosi merchandising Apotek Kimia Farma 584 mempunyai 5 sektor
bidang kerja yaitu standarisasi produk dan privat label, standarisasi layout dan
display, standarisasi purchasing, standarisasi pricing, dan standarisasi
promotion. Apotek Kimia Farma mendistribusikan produk Kimia Farma sendiri
seperti Fitocare, Magasida, Enkasari, Marcks, Venus, serta Batugin. Layout dan
display pada Apotek Kimia Farma mempunyai tiga area yaitu selling area,
public area, dan service area. Pada selling area Apotek Kimia Farma berupa

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 44


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

swalayan farmasi (menjual produk OTC), public area meliputi kursi tunggu
pasien, dan service area meliputi kasir dan counter.
Sarana display Apotek Kimia Farma 584 meliputi wall gondola berjumlah
6 unit, dimana wall gondola terdapat produk baby and child, paper product, milk
and nutrition, dan food supplement. Sedangkan pada island gondola yang
berjumlah 5 unit terdapat section produk medicine seperti obat batuk, obat diare,
obat flu, dan obat pencahar; section vitamin dan mineral; traditional medicine
section; topical section; beauty care section; personal care section, first aid
section, dan oral care section. End gondola yang berjumlah 6 unit hanya untuk
men-display produk yang memiliki ikatan kerja sama (sewa) dengan kantor
pusat dan produk Kimia Farma. Wall ½ gondola yang berjumlah 2 unit
digunakan untuk men-display snack dan minuman. Floor Display terdapat alat
kesehatan seperti tabung oksigen dan tongkat. Apotek Kimia Farma juga
menyediakan Duratrans Light Boxyang terletak di atas wall gondola, Duratrans
Light Boxini diisi dengan poster sewa dari produk yang telah bekerjasama seperti
Nutrimax, Sea Quil, Wellness, Nutricia, dan lain-lain. Apabila tidak ada sewa
maka diisi dengan poster produk Kimia Farma. Dalam men-display produk pada
gondola yang harus diperhatikan adalah untuk menghindari memajang produk
hanya dengan memperbanyak facing dengan satu tier atau menyelingi ruang
kosong sehingga tidak optimal penjualan item lain atau shelving kurang
produktif. Dalam signcategory, tidak diperbolehkan meletakkan produk dari
group yang berbeda kecuali dalam keadaan kekurangan space, dan di antara
produk tersebut masih ada keterkaitan
Resep fungsi atau kegunaannya. Satu jenis
produk yang memiliki beberapa ukuran di-display dengan ukuran yang lebih
besar diletakkan disebelah kiri.
Screening Resep
3.6 Pelayanan Apotek Kimia Farma 584
1. Pelayanan obat dengan Resep Proses
DokterResep
Jika obat tidak
tersedia Tafsirkan Resep

Periksa Ketersediaan Stok

Pemberian Harga Resep


Sarankan Obat Konfirmasi
Penyiapan Obat
Serupa Pasien
Kitir Outlet KF Isi
lain.
Pelabelan
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 Konseling 45

Pencatatan Informasi Lengkap Pasien

Obat Diterima Pasien


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Penyerahan Obat

2. Pelyanan resep kredit


Pelayanan resep kredit adalah pelayanan yeng ditujukan untuk
pasien/instansi yang sudah bekerja sama dengan apotek Kimia Farma seperti
PLN, BI, Mandiri InHealth, BPJS, AdMedika, AQUA, Angkasa Pura, USM.
3. Pelayanan farmasi di rumah (Home pharmacycare)
Home pharmacy care merupakan salah satu pelayanan kefarmasian
yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 584. Pelayanan ini berupa
kunjungan apoteker ke rumah pasien dengan penyakit degenaratif yang
dilaksanakan rutin setiap satu minggu sekali. Tujuan dari kegiatan Home
Pharmacy Care adalah memantau penggunaan obat dan juga pola makan
serta aktivitas rutin yang dilakukan pasien setiap hari sehingga diharapkan
pengobatan yang dilakukan terhadap pasien akan berhasil dan dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Pelayanan Obat Tanpa Resep (HV dan UPDS)
Pelayanan ini meliputi penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya
yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (Over The
Counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas, UPDS atau swamedikasi.
Pelayanan penjualan obat dan alat kesehatan yang dijual bebas di counter
swalayan farmasi termasuk kosmetika, dilakukan terhadap pasien yang
memerlukan pelayanan obat dan alat kesehatan tanpa resep dari dokter. Pada
pelayanan obat OTC pembayarannya dilakukan secara tunai. Pasien yang
datang dan bertanya obat untuk keluhannya seorang apoteker harus bisa

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 46


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

memberikan rekomendasi obat apa yang sesuai untuk keluhan pasien. Apabila
penyakit atau keluhan yang dialami pasien adalah jenis keluhan atau penyakit
major atau kronis, maka apoteker menyarankan pasien untuk memeriksakan
keluhannya ke dokter.
5. Telefarma
Telefarma merupakan program yang dilakukan oleh Apotek Kimia
Farma 584 untuk layanan lanjutan (service after sales) untuk pelanggan
Apotek Kimia Farma. Saat ini penggunaan telefarma telah beralih
menggunakan Whatsapp. Apotek setiap minggu akan melakukan broadcast
massage via Whatsapp jika ada diskon maupun promo lainnya ke pelanggan
apotek. Selain itu, dengan telefarma apotek dapat menghubungi pasien-pasien
yang mengkonsumsi obat rutin untuk mengingatkan pasien, dan menawarkan
kepada pasien bahwa apotek dapat mempersiapkan obat yang dibutuhkan
pasien, sehingga ketika pasien datang untuk mengambil obat, obat sudah siap.

3.7 Stock Opname


Stock opname dilakukan di apotik Kimia Farma 584 setiap 3 bulan sekali
yaitu pada Bulan Maret, Juni, September, dan Desember dengan cara
menyesuaikan jumlah fisik perbekalan farmasi yang ada dengan jumlah stok
yang ada pada komputer. Stok fisik yang dihitung adalah sisa fisik barang pada
saat periode stock opname berakhir. Stock opname fisik dilakukan terhadap
semua barang dagangan dan dilakukan pemisahan terhadap barang yang rusak,
lewat tanggal kadaluarsa, atau berubah warna. Jika hasil stock opname sesuai
maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka diperiksa kembali dimana letak
ketidaksamaannya. Hasil stock opname yang telah disetujui oleh pimpinan
apotek akan dikirimkan ke Bussiness Manager (BM). Stock opname ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa nilai/modal kerja yang
dimiliki apotek dan berapa selisih/kehilangan yang dialami Apotek. Selain stock
opname, setiap hari apotek dapat melakukan sampling yang dilakukan pada
beberapa obat untuk memastikan bahwa stok fisik obat sama dengan stok di
komputer.

3.8 Pencatatan, Pelaporan, dan Dokumentasi Apotik Kimia Farma 584

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 47


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

a. Pencatatan Permintaan dan Penerimaan Barang


Permintaan barang dicatat dalam surat pesanan atau BPBA (Bon
Pemintaan Barang Apotek) berupa kebutuhan barang apotek, yang kemudian
diajukan atau dikirimkan ke BM Semarang. Barang yang diterima oleh apotek
kemudian dicatat berdasarkan surat pesanan dan faktur pembelian barang
sebagai bukti penerimaan barang apotek. Pencatatan dilakukan setiap barang
didatangkan dari PBF dengan disertai faktur pembelian. Bukti penerimaan
barang apotek beserta faktur dilaporkan ke BM Semarang setiap hari sebagai
bukti bahwa Apotek Kimia Farma telah menerima barang sesuai surat
pesanan atau BPBA yang telah diajukan.

b. Pencatatan Stok Barang


Pencatatan ini dilakukan terhadap barang yang masuk dari pembelian
dan barang yang keluar dari hasil penjualan. Pencatatan dilakukan pada kartu
stok manual dan komputerisasi. Jumlah barang yang masuk dituliskan pada
setiap item obat, dan dari pencatatan ini dapat diketahui sisa barang.
Pencatatan ini berguna untuk mempermudah pengawasan terhadap persediaan
barang dan kebutuhan masing-masing obat. Dengan sistem komputrisasi,
maka pengawasan persediaan barang menjadi lebih cepat dan mudah, karena
setiap ada penambahan dan pengeluaran obat, akan secara otomatis
menambah atau mengurangi jumlah stok obat pada komputer.

c. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan barang
penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari di sistem
POS dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika barang yang
ditolak belum ada di Apotek Kimia Farma 584, dapat menjadi pertimbangan
Bagian Pengadaan untuk Pengadaan obat selanjutnya.

d. Rekap Resep
Perekapan resep di Kimia Farma 584 dilakukan setiap hari dimana
resep dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau
dikeluarkannya resep. Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai
arsip. Untuk resep yang mengandung obat-obat golongan narkotika dan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 48


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi tanda yang akan digunakan
untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.

e. Pencatatan Rekap Faktur


Faktur yang sudah di-entry ke sistem POS dikumpulkan jadi satu sesuai
periode tanggal rekap faktur. Rekap faktur dilakukan dengan cara
mencocokkan nama PBF, nomor faktur, tanggal faktur, dan total jumlah
pembelian (rupiah). Kemudian, faktur diberi nomor urut sesuai tabel rekap
faktur dan dijadikan satu.

f. Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika


Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika di Apotek Kimia
Farma 584 telah menggunakan aplikasi Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP) tiap bulan maksimal tanggal 10 meliputi data periode,
status transaksi dan stok awal yang kemudian akan langsung diterima oleh
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

3.9 Keuangan dan Perpajakan


Keuangan di Apotek Kimia Farma 584 sama seperti Apotek Kimia Farma
yang lain, dimana hasil penjualan perhari disetorkan kepada BM Semarang.
Selanjutnya dari BM Semarang akan dikirim pada Kimia Farma pusat yang ada
di Jakarta. Apotek Kimia Farma 584 yang ada dibawah BM Semarang
memiliki omset perbulan yang berbeda-beda. Sebagai salah satu perusahaan
BUMN, Apotek Kimia Farma 584 juga membayar pajak kepada Negara. Pajak
yang dibayarkan Apotek Kimia Farma khususnya Kimia Farma bersifat
konsolidasi, artinya pajak berpusat pada BM Semarang dimana pada saat
pembelian barang apotek harga yang diberikan sudah termasuk dalam pajak
dengan demikian apotek sudah membayar pajak dengan cara bekerja sama
antara PBF atau distributor.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 49


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

3.2 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 469
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit merupakan Apotek milik PT, Kimia
Farma yang berada di bawah tanggung jawab Unit Bisnis (UB) Semarang. Apotek
Kimia Farma 469 Majapahit terletak di Jalan Bridjen Sudiarto N0. 321-C
Semarang. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit berada di lokasi yang strategis dan
mudah diakses karena terletak di ruko ditepi jalan yang banyak dilalui oleh
kendaraan umum dan pribadi, serta berada di lingkungan Semarang kota dan dekat
dengan permukiman penduduk, swalayan, kawasan pendidikan, dan rumah sakit.
Kegiatan PKPA diawali dengan pembekalan materi dari Program Studi
Profesi Apoteker STIFAR”Yayasan Pharmasi” semarang. Kegiatan PKPA ini
dilaksanakan pada tanggal 01 Juli sampai 31 Juli 2021 di Apotek Kimia Farma
469. Kegiatan PKPA bertujuan untuk mempersiapkan apoteker yang professional.
Calon apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat
dengan baik, serta memahami secara langsung bagaimana peran, tugas dan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 50


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

tanggungjawab seorang apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan secara


langsung terhadap masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja profesi apoteker di Apotik
Kimia Farma 469 adalah mengamati dan melaksanakan pelayanan farmasi dasar,
proses pengelolaan perbekalan farmasi, mengamati dan melaksanakan proses
pemberian informasi obat dan konseling, serta memperoleh pembelajaran tentang
kegiatan administrasi apotek.

3.2.1 Ruang Lingkup Apotek Kimia Farma


Apotek Kimia Farma 469 Majapahit merupakan Apotek milik PT, Kimia
Farma yang berada di bawah tanggung jawab Unit Bisnis (UB) Semarang.
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit terletak di Jalan Bridjen Sudiarto N0. 321-C
Semarang. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit berada di lokasi yang strategis dan
mudah diakses karena terletak di ruko ditepi jalan yang banyak dilalui oleh
kendaraan umum dan pribadi, serta berada di lingkungan Semarang kota dan dekat
dengan permukiman penduduk,swalayan, kawasan pendidikan, dan rumah sakit.
Apotek Kimia Farma 469 memiliki perbelakan farmasi yang cukup lengkap
sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan mudah.
Apabila ada obat yang tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat memesan obat
terlebih dahulu dan pihak apotek akan menawarkan pengambilan atau pengantaran
langsung kerumah melalui ojek online apabila obat telah tersedia. Apotek Kimia
Farma 469 buka setiap hari, termasuk hari minggu dan hari libur. Waktu
operasional untuk karyawan Apotek Kimia Farma terbagi dalam 2 shift yaitu :
3. Shift pagi mulai jam 07.00-15.00 WIB
4. Shift siang mulai jam 15.00-22.00 WIB

Setiap pergantian shift, petugas apotek yang bertanggung jawab harus


melaporkan seluruh hasil penjualan dan operasional apotek dalam bentuk bukti
setoran kasir dan dari laporan pembelian pasien untuk selanjutnya divalidasi.
Validasi dilakukan otomatis oleh sistem terhadap semua transaksi, baik tunai
maupun kredit. Validasi adalah proses pengecekan data transaksi dari hasil entry,
lalu bukti setoran kas untuk transaksi tunai dicocokkan dengan kas yang ada pada
setiap harinya dan disetorkan ke BM Semarang pada hari berikutnya.

3.2.2 Sarana dan Prasarana Apotek Kimia Farma

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 51


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Dalam hal sarana dan prasarana di Apotek Kimia Farma sudah cukup baik
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang baik. Hal ini dapat terlihat
dari :
1. Lokasi Apotek Kimia Farma 469 yang strategis, mudah diakses oleh masyarakat
dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di depan apotek.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin ruangan/AC,
ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang cukup,
memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat, stamper
dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma, kertas
perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran. Di sudut
ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika dan
psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang masing-
masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat. Masing-masing
obat pada setiap rak disusun berdasarkan kelas terapinya dengan tujuan untuk
memudahkan petugas dalam menghafal indikasi atau kegunaan obat.
Penyusunan obat juga dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan
pengambilan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
5. Penyimpanan masing-masing obat di kotak obat yang terbuat dari kertas tebal
dan juga mika tebal serta tertulis nama dan kandungan pada masing-masing obat
disetiap kotak obatnya. Dalam setiap kotak obat terdapat kartu stok yang
digunakan untuk mengecek jumlah persediaan obat. Kartu stok memuat tanggal
pengambilan, jumlah yang ditambahkan atau diambil, sisa stok, serta paraf.
6. Obat HV disusun pada rak obat yang terletak di bagian depan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori terapi dan kebutuhan seperti obat batuk,
obat maag, suplemen, multivitamin, kosmetik, susu, perlengkapan bayi, dan alat-
alat kesehatan. Penataannya dibuat dengan konsep swalayan guna memudahkan
konsumen atau pasien dalam memilih obat.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi (buffer) terdapat pada bagian atas dan
bawah rak obat untuk memudahkan petugas apabila obat yang di-display habis.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 52


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

8. Sumber informasi serta literatur yang memadai dan up to date seperti : Informasi
Spesialite Obat (ISO), MIMS, dan internet yang dapat digunakan oleh para
petugas apotek dalam membantu mempermudah pelayanan apotek.
9. Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer sehingga
memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat yang
cepat dan efisien.
10. Tempat penyerahan obat di bagian samping yang terpisah dari meja penerimaan
resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak terganggu.
11. Kebersihan toilet yang cukup baik, terdapat keset di depan pintu, kran air lancar,
kondisi air di toilet jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service dengan pembelian
minimal Rp100.000,00 tanpa dikenakan biaya serta proses pembayaran yang
bisa dilakukan dengan sistem non tunai (kartu debit dan kredit).
3.2.3 Tata Ruang Apotek Kimia Farma 469 Majapahit
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit memiliki tata ruang sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang apotek dan
Standart tata ruang PT. Kimia Farma Apotek yang diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan aktivitas pelayanan apotek, memberikan rasa
nyaman bagi pasien dan pegawai apotek. Adapun pembagian ruang atau tepat yang
terdapat di dalam apotek antara lain :

13. Ruang tunggu


Apotek Kimia Farma 469 Majapahit memiliki ruang tunggu pasien dalam
pengambilan obat. Pada ruangan ini tersedia kursi tunggu memanjang yang
memadai, pendingin ruangan (AC) dan pengharum ruangan otomatis yang dapat
memberikan kenyamanan bagi pasien yang sedang menunggu pengambilan
obat. Selain itu, pasien juga dapat membeli minuman apabila merasa bosan saat
menunggu pengambilan obat.

14. Tempat Penerimaan Resep dan Pengambilan Obat


Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer
sehingga memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat
yang cepat dan efisien. Pada tempat penerimaan resep dilengkapi meja counter
tinggi yang digunakan saat melayani penerimaan resep maupun pada saat
pengambilan obat.
15. Tempat penyerahan obat

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 53


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Tempat penyerahan obat dibagian samping yang terpisah dari meja


penerimaan resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak
terganggu.
16. Kasir
Tempat ini digunakan untuk semua kegiatan pembelian obat dan barang-
barang yang ada di swalayan farmasi. Kasir berupa counter yang tinggi dan
terdapat satu komputer yang digunakan oleh petugas untuk melakukan
penjualan obat dengan melihat harga obat, stok, lokasi penyimpanan, data
terkait pasien, dan lain-lain.

17. Swalayan farmasi


Ruangan ini berada di bagian depan apotek dan mudah terlihat oleh pasien.
Barang yang dijual di swalayan farmasi adalah obat bebas, obat bebas terbatas,
obat herbal/tradisional. kosmetik, suplemen, produk susu, alat kesehatan.

18. Tempat penyimpanan obat


Tempat penyimpanan obat terdiri dari rak-rak yang berisi kotak- kotak
nama obat dan dipisahkan berdasarkan kelas farmakologis, bentuk sediaan dan
disusun berdasarkan alfabetis dan penyimpanan obat generik. Penyimpanan obat
juga terdapat pada lemari pendingin untuk obat-obat yang termolabil misalnya
insulin dan suppositoria. Obat narkotika dan psikotropika disimpan tersendiri
masing- masing dalam lemari dengan 2 pintu dan 2 kunci yang berbeda

19. Tempat penyiapan obat non racikan


Tempat penyiapan obat non racikan berada di sebelah tempat penyerahan
resep dan tempat peracikan obat. Pada tempat ini terdapat meja yang digunakan
pada saat penyiapan obat dan beberapa perlengkapan apotek seperti etiket,
plastic pengemas, copy resep, kwitansi, solasi, dan lain-lain

20. Tempat peracikan obat


Ruangan tempat peracikan obat terletak di belakang ruang penyimpanan
obat dan meja penyiapan obat. Di ruangan ini dilakukan peracikan obat-obat
berdasarkan resep dokter umum dan resep asuransi. Tempat peracikan obat
dilengkapi fasilitas antara lain timbangan, blender, mortir dan stamper, sealing
equipment, bahan baku dan alat-alat untuk meracik antara lain cangkang kapsul,
saccharum lactis, kertas perkamen, pot salep, botol sirup, nampan, dan lain-lain.

21. Gudang obat

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 54


Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Semarang Angkatan XXXIII

Apotek Kimia 469 Majapahit tidak memiliki gudang obat karena


pengadaanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan apotek setiap bulan.

22. Sarana penunjang


Apotek Kimia Farma 469 Majapahit juga memliki sarana penunjang
seperti tempat parkir, toilet, musholla. Adapun desain dan tata ruang Apotek
disajikan pada Gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Desain dan tata ruang apotek kimia farma 469

Keterangan :

1. Pintu 6. Food and snack

2. Tempat alat kebersihan 7. Area konsultasi apoteker

3. Wal gondola 8. Kasir dan penerimaan resep

4. Gondola 9. Kursi tunggu

5. Kulkas 10. Ruang penyimpanan obat ethical


dan tempat peracikan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker

01 Juli – 31 Juli 2021 55


56

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

3.2.4 Sumber Daya Manusia (SDM)

Gambar 6. Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 469 Majapahit

Struktur organisasi yang baik sangat penting agar kegiatan apotek dapat
berjalan lancar, adanya hubungan koordinasi yang jelas antar personil, serta
terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
personil. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit dipimpin oleh seorang Apoteker
Penanggung Jawab Apotek (APA) yang bertanggung jawab langsung kepada
Bisnis Manager Semarang. Sumber daya manusia di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 APA, 1 Apoteker Pendamping, 1
Koordinator Teknis, dan 1 Asisten Apoteker. Tugas dan Tanggung Jawab
Personil Apotek antara lain:

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)


Apotek Kimia Farma 469 Majapahit dipimpin oleh seorang Apoteker
Penanggung Jawab Apotek (APA) yang telah memenuhi syarat dan
ketentuan peraturan perundang-udangan, yaitu memiliki surat izin kerja dan
telah mengucapkan sumpah apoteker. APA bertanggung jawab penuh
terhadap semua kegiatan yang terjadi di apotek, baik di bidang teknis
kefarmasian (seperti kegiatan pelayanan kefarmasian) maupun non-teknis
kefarmasian (bidang manajerial apotek). APA sebagai manager pelayanan di

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
57

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Apotek bertanggung jawab secara langsung kepada Manager Bisnis


Semarang.

2. Apoteker Pendamping
Pada apotek Kimia Farma 469 Majapahit terdapat 1 Apoteker
Pendamping yang bertugas membantu APA pada jam buka apotek dan
menggantikan pada jam-jam tertentu apabila APA berhalangan hadir selama
jam kerja apotek.

3. Koordinator Teknis
Koordinator teknis Apotek Kimia Farma 469 Majapahit merupakan
seorang asisten apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap
Apoteker Penanggung Jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab dari
koordinator teknis, antara lain:

a. Mengkoordinasi dan mengawasi kerja para pegawai apotek


b. Bertanggung jawab atas kelancaran pada tiap shift dinas
c. Mengatur dan mengawasi penyediaan dan pengeluaran obat-obatan
d. Menandatangani dan mengetahui bukti setoran kas apotek
4. Asisten Apoteker
Asisten Apoteker bertugas membantu apoteker dalam menjalankan
praktek pelayanan kefarmasian, antara lain:

a. Melayani resep tunai maupun kredit (Asuransi Mandiri inhealt, PLN)


b. Mengatur dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan farmasi
lainnya
c. Menyiapkan dan meracik obat sesuai dengan resep dokter
d. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan pada pasien, meliputi
etiket (nama pasien, nomor utut, tanggal resep, tanggal daluwarsa), nama
dan jumlah obat, bentuk sediaan, aturan pakai dan salinan resep.
e. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya serta memberikan
informasi yang harus diberikan kepada pasien

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
58

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

f. Melayani pembelian obat UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)


g. Memeriksa kesesuaian antara faktur pembelian asli, salinannya, jumlah
barang, harga dan potongan.

3.2.5 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan


Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 73 Tahun 2016 meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Tujuan
pengelolaan perbekalan adalah untuk menjaga dan menjamin ketersediaan barang
di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang.

6. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Apotek Kimia Farma 469 Majapahit melakukan perencanaan
dengan menggunakan sistem Pareto ABC. Sistem Pareto ABC mengacu
terhadap data yang diambil dari data objektif yaitu data penjualan/data
konsumsi selama 3 bulan sebelumnya. Penyesuaian stok dapat dilihat dari
stok fisik dan stok dalam komputer. Perencanaan di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit bertujuan untuk menentukan obat yang akan dipesan agar stok obat
di apotek tidak kosong dan untuk mengurangi terjadinya penolakan
pembelian obat atau penolakan resep. Berdasarkan analisis pareto (sistem
ABC), yaitu dengan melihat penjualan pada periode waktu yang telah terjadi
untuk perencanaan pengadaan barang selanjutnya. Pareto berisi daftar barang
yang terjual yang memberikan kontribusi besar terhadap omset, yang disusun
berurutan berdasarkan nilai jual dari yang tertinggi sampai terendah, dan
disertai jumlah barang yang terjual. Analisis ini digunakan dengan
pengendaliannya sebagai berikut:
a. Pareto A : 20% dari jumlah jenis barang bernilai 80% dari omset.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
59

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

b. Pareto B : 30% dari jumlah jenis barang bernilai 15% dari omset.
c. Pareto C : 50% dari jumlah jenis barang bernilai 5% dari omset
Prioritas perencanaan obat dapat dikategorikan yaitu fast moving atau
peredaran lebih cepat sedangkan untuk obat dalam kategori slow moving atau
peredaran lambat akan dibeli berdasarkan stok obat yang hampir habis.
Barang yang hampir habis atau yang sudah habis dimasukkan dalam daftar
perencanaan barang yang akan dipesan dan ditulis dalam buku defecta.
Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat pada etalase
(Gondola) obat dan buffer stok, sehingga kelebihan atau kekurangan stok obat
dapat dikendalikan. Akibat dari kelebihan obat yaitu resiko Expired Date
(ED) dan kerusakan obat selama penyimpanan. Sistem perencanaan dilakukan
setelah data konsumsi barang yang sudah dikelompokan dibandingkan
dengan data stok saat ini.
2. Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 469 dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi
dilakukan melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
menjalin Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Pembelian
perbekalan farmasi tidak hanya berasal dari PBF Kimia Farma tetapi juga dari
PBF atau distributor resmi seperti PT. APL, PT. AAM, dan lain-lain. Dalam
pemilihan distributor / PBF, Apotek Kimia Farma mempertimbangkan
beberapa hal yaitu:
f. Legalitas, harus memiliki izin resmi, dapat dipercaya
g. Ketersediaan dan kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggung
jawabkan (reliability)
h. Besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan
i. Kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu (lead time)
j. After sales service yang baik, misalnya dalam pengembalian barang
kadaluarsa

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
60

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Apotek Kimia Farma 469 melakukan pengadaan dengan cara membuat


BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek). BM Semarang (Bagian Pengadaan)
akan mengirimkan kembali BPBA ke apotek dalam bentuk excel, dan apotek
akan mengolah jumlah barang yang akan dipesan. Jumlah barang yang
dipesan dapat dikurangi atau tetap sesuai BPBA dari pengadaan, namun
apotek tidak dapat menambah jumlah barang tersebut. Setelah BPBA diolah
oleh apotek, maka BPBA akan dikirimkan kembali ke Bagian Pengadaan
untuk dipesankan ke distributor. BPBA terdiri dari dua jenis yaitu BPBA
besar dan BPBA CITO :

c. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan
barang dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali
tergantung kebijakan BM Semarang (BagianPengadaan). Jika barang yang
dipesan belum ada, maka bagian gudang akan melakukan pemesanan
kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dengan melampirkan surat pesanan
(SP) yang telah dibuat dan ditandatangani apoteker penanggung jawab
setiap apotek, kemudian PBF akan mengirim langsung barang yang
disertai dengan faktur ke apotek.

d. BPBA CITO/TA (Tinggal Ambil)


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan bisa dilakukan setiap
hari. BPBA TA yang tidak terlayani di gudang diperbolehkan melakukan
permintaan perbekalan farmasi antar apotek/pembelian mendesak. Apotek
yang diminta wajib memberikan kepada apotek yang meminta selama
digunakan untuk TA (bukan untuk stok), bila perlu dibuktikan dengan
resep/surat pesanan, biasanya proses ini dinamakan dengan istilah kitir.

Apotek Kimia BPBA


Farma 469 BM
SP Asli
Mahasiswa Program Studi Profesi
Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
61

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Barang dan Daftar Obat


faktur yang di pesan
PBF
Gambar 7. Alur Pengadaan

Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, Surat Pesanan


(SP) harus dibuat langsung oleh apotek yang bersangkutan (tidak melalui
BM). Berbeda dengan pengadaan obat yang lain dimana SP diserahkan
setelah barang datang, SP narkotika dan psikotropika harus dikirimkan ke
PBF terlebih dahulu. Surat pesanan obat golongan narkotika terdiri dari 4
rangkap yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama, SIK,
SIPA, alamat dan stempel Apotek, untuk narkotik ditambah harus
mencantumkan SIA sedangkan psikotropika tidak perlu. Setiap lembar SP
hanya digunakan untuk satu jenis obat narkotika. SP psikotropika terdiri dari
rangkap 3 tiap lembar boleh untuk memesan lebih dari satu macam obat dan
berasal dari distributor yang sama. Pemesanan obat golongan prekursor dan
OOT (obat-obat tertentu) menggunakan SP khusus, untuk sp obat prekursor
dan OOT boleh untuk memesan lebih dari satu macam obat dan berasal
dari distributor yang sama. Pada pengadaan alat-alat kesehatan sama dengan
pengadaan obat yang pembelian tercatat dalam BPBA.
Apotek Kimia Farma 469 juga dapat melakukan kitir atau permintaan barang
internal ke Apotek Kimia Farma yang lain.

b. Permintaan Barang Intern


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan dalam jumlah kecil maka
dapat dilakukan permintaan barang yaitu permintaan barang ke apotek
lainnnya. Namun, dalam hal ini perlu mempertimbangkan stok obat untuk
apotek sendiri, sehingga stok obat di apotek tetap ada.
c. Konsinyasi

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
62

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar Apotek Kimia Farma


469 dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya
untuk dijual di apotek, misalnya alat-alat kesehatan, obat baru, suplemen,
dan sebagainya. Bentuk kerjasama konsinyasi dapat dilakukan di Business
Manager Semarang. Setiap periode tertentu, supplier akan memeriksa dan
melakukan penagihan untuk barang-barang yang sudah terjual.
Pembayaran akan dilakukan oleh BM setelah produk terjual di apotek
pelayanan. Untuk pemesanan dilakukan melalui leader PT. Suryaprana
Nutrisindo.
3. Penerimaan
Setelah dilakukan pemesanan, maka barang akan dikirim oleh PBF
disertai dengan faktur. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Barang yang
datang akan diterima dan harus dilakukan pengecekan. Penerimaan dilakukan
oleh tenaga teknis kefarmasian maupun apoteker yang sedang bertugas di
apotek, selanjutnya dilakukan pengecekan barang.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam peneriman barang adalah
alamat apotek pada faktur. Dilakukan pengecekan alamat apotek yang tertera
pada faktur sudah sesuai dengan alamat Apotek Kimia Farma 469. Hal ini
penting untuk menghindari kesalahan penerimaan barang. Setelah
memastikan alamat sudah benar maka dilakukan pengecekan kesesuaian
faktur meliputi tujuan pengiriman, no. batch, expired date (ED minimal 1
tahun), nama sediaan, bentuk sediaan, jumlah, dosis, dan kondisi sediaan. Jika
ada persediaan farmasi yang tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur,
terdapat kecacatan fisik barang, atau barang mendekati ED dilakukan retur
barang untuk digantikan dengan barang yang sesuai. Jika sudah sesuai, faktur
ditandatangani dan diberi stempel apotek oleh karyawan yang menerima
barang.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
63

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Faktur yang diminta dari distributor sebanyak dua lembar, lembar


pertama untuk arsip apotek dan lembar kedua diserahkan BM. Faktur barang
yang diterima untuk apotek akan di-entry oleh pihak Apotek ke sistem POS
dan menjadi stok saldo barang apotek, sedangkan faktur yang kedua
diserahkan BM sebagai data pembelian untuk data BM dalam melakukan
proses pembayaran. Selanjutnya obat dimasukkan ke dalam masing-masing
box obat dan dicatat pada kartu stok, namun untuk barang-barang yang ada di
swalayan apotek tidak ditulis di kartu stok.

4. Penyimpanan
Apotek Kimia Farma 469 Majapahit memiliki sistem penyimpanan
dengan menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO). Sistem FEFO
ini bertujuan agar obat yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsannya akan
terjual terlebih dahulu sehingga menghindari adanya obat kadaluwarsa di
apotek.
Penataan obat Ethical di Apotek Kimia Farma 469 Majapahit
berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan (tablet, kapsul, salep, tetes mata, tetes
telinga, inhaler, sirup, sirup kering), suhu (suppositoria, ovula, insulin dan
sediaan-sediaan lain yang memerlukan suhu khusus), dan obat generik.
Penyimpanan berdasarkan farmakoterapi diantaranya obat untuk jantung atau
cardiovascular, Central Nervus System, diabetes, urinary, dermatologi,
ear/eye drop, alergi, inhaler, gastro, vitamin & mineral, hormon, respirasi,
diabetes mellitus, hiperlipid dan antibiotik. Obat-obat yang memerlukan
tempat penyimpanan khusus seperti supositoria dan insulin disimpan di
lemari pendingin (cooler) yang dilengkapi dengan termometer pengontrol
suhu (suhu dingin 2-8° C). Untuk obat-obat kategori Look Alike Sound Alike
(LASA) disimpan dalam sebuah kotak obat yang diberikan label penanda
yang ditempel di bagian depan untuk memudahkan proses pencarian, dan
menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
64

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Obat-obat bebas atau OTC (Over The Counter) meliputi Paper product
& feminime care, baby & child care, Milk & nutrition, Drink, Personal care,
oral care, soap and bodywash, skin care, tradisional medicine, topical,
medicine, first aid kit, vitamin & mineral, Food Suplement, medical
equipment, kosmetik, alat kesehatan maupun perbekalan kesehatan lainnya
tertata rapi di rak-rak swalayan farmasi. Penyusunan obat disusun
berdasarkan abjad atau alfabetis. Obat disimpan dalam sebuah wadah kotak
yang sudah ditempel label bagian depan untuk memudahkan proses
pengambilan.
Obat golongan psikotropika disimpan di lemari khusus. Obat golongan
ini hanya dapat ditebus oleh pasien yang memiliki resep. Obat golongan
narkotika juga disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda mempunyai
dua kunci yang berbeda, terbuat dari bahan yang kuat, dan tidak mudah
dipindahkan. Lemari narkotika dan psikotropika berada di tempat yang aman
yaitu di sudut ruang peracikan dan tidak terlihat oleh umum. Kartu stok wajib
diisi ketika mengeluarkan atau memasukkan stok narkotika dan psikotropika.
Obat golongan ini hanyadapat ditebus oleh pasien yang membawa resep asli.
Pada kegiatan PKPA, Mahasiswa dilibatkan dalam hal penyimpanan
obat-obat Ethical maupun OTC sesuai dengan ketentuannya dan kemudian
mencatat stok obat di kartu stok. Selain itu juga di lakukan perbaharuan
pemberian label obat-obat Ethical yang diawasi oleh TTK dan Apoteker.
5. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit dilakukan harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja, sedangkan pemusnahan untuk obat narkotika
dan psikotropika akan diserahkan langsung ke BM dan BM yang akan
membuat laporan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
65

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Apotek Kimia Farma dapat melakukan pengembalian atau penarikan


obat yang mendekati waktu kadaluwarsa ke PBF yang sudah memiliki
perjanjian dengan pihak Kimia Farma sebelumnya. Hal ini dapat
meminimalkan jumlah obat yang dimusnahkan sehingga meminimalkan
kerugian.
6. Pengendalian
Pengendalian di Apotek Kimia Farma 469 Majapahit menggunakan
kartu stok secara manual dan digital, yang memuat nama obat, tanggal,
jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan. Di Apotek
Kimia Farma 469 Majapahit Stok opname dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Stok opname dilakukan untuk semua jenis perbekalan farmasi. Prosesnya
adalah dengan cara menghitung jumlah fisik obat dengan stok dari output
sistem. Dalam kesempatan periode PKPA ini di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit pada bulan akhir bulan Juni 2021 ada kegiatan stock opname oleh
petugas apotek sehingga kami dapat mempelajari bagaimana cara melakukan
Stock opname. Stock opname sendiri mendapatkan hasil yang kemudian
divalidasi oleh apoteker. Bila hasil yang diperoleh dari stok opname sesuai,
maka dapat disetujui. Namun, bila hasil yang diperoleh tidak sesuai, maka
harus dilakukan pemeriksaan ulang untuk menelusuri dimana letak
ketidaksesuaiannya. Hasil dari stok opname yang telah disetujui kemudian
akan dikirimkan ke pihak BM Semarang.
Adapun tujuan utama dilakukannya stok opname adalah untuk mengetahui
persediaan barang. Selain itu manfaat dengan diadakannya stock opname
adalah:
a. Mengetahui jumlah barang secara keseluruhan pada saat itu, sehinggga
dapat dievaluasi apakah terjadi kekurangan atau kehilangan barang atau
tidak.
b. Mengetahui jenis barang atau obat yang bersifat fast moving, moderate dan
slow moving ataupun jenis barang / obat yang tidak terjual.
c. Mengetahui laba dan rugi perusahaan.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
66

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

d. Mengetahui barang serta obat yang mendekati atau bahkan telah


kadaluwarsa.
e. Sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban langsung kepada pihak BM
terhadap stok awal (modal) barang dagangan.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi.
Berikut kegiatan pencatatan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 469
yaitu:
g. Pencatatan Permintaan dan Penerimaan Barang
Permintaan barang dicatat dalam surat pesanan atau BPBA (Bon
Pemintaan Barang Apotek) berupa kebutuhan barang apotek, yang
kemudian diajukan atau dikirimkan ke BM Semarang. Barang yang
diterima oleh apotek kemudian dicatat berdasarkan surat pesanan dan
faktur pembelian barang sebagai bukti penerimaan barang apotek.
Pencatatan dilakukan setiap barang didatangkan dari PBF dengan disertai
faktur pembelian. Bukti penerimaan barang apotek beserta faktur
dilaporkan ke BM Semarang setiap hari sebagai bukti bahwa Apotek
Kimia Farma telah menerima barang sesuai surat pesanan atau BPBA yang
telah diajukan.

h. Pencatatan Stok Barang


Pencatatan ini dilakukan terhadap barang yang masuk dari
pembelian dan barang yang keluar dari hasil penjualan. Pencatatan
dilakukan pada kartu stok manual dan komputerisasi. Jumlah barang yang
masuk dituliskan pada setiap item obat, dan dari pencatatan ini dapat
diketahui sisa barang. Pencatatan ini berguna untuk mempermudah
pengawasan terhadap persediaan barang dan kebutuhan masing-masing
obat. Dengan sistem komputrisasi, maka pengawasan persediaan barang
menjadi lebih cepat dan mudah, karena setiap ada penambahan dan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
67

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

pengeluaran obat, akan secara otomatis menambah atau mengurangi


jumlah stok obat pada komputer.

i. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan
barang penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari
di sistem POS dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika
barang yang ditolak belum ada di Apotek Kimia Farma 469, dapat menjadi
pertimbangan Bagian Pengadaan untuk Pengadaan obat selanjutnya.

j. Rekap Resep
Perekapan resep di Kimia Farma 469 dilakukan setiap hari dimana
resep dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau
dikeluarkannya resep. Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai
arsip. Untuk resep yang mengandung obat-obat golongan narkotika dan
psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi tanda yang akan
digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan narkotika dan
psikotropika.

k. Pencatatan Rekap Faktur


Faktur yang sudah di-entry ke sistem POS dikumpulkan jadi satu
sesuai periode tanggal rekap faktur. Rekap faktur dilakukan dengan cara
mencocokkan nama PBF, nomor faktur, tanggal faktur, dan total jumlah
pembelian (rupiah). Kemudian, faktur diberi nomor urut sesuai tabel rekap
faktur dan dijadikan satu.

Pelaporan di Apotek Kimia Farma 469 terdapat 2 macam pelaporan di


Apotek Kimia Farma 469 Majapahit internal dan laporan eksternal. Laporan
internal meliputi laporan kas kecil, laporan ikhtisar penjualan harian (LIPH),
laporan stock opname. Sedangkan laporan eksternal adalah laporan obat
narkotik psikotropik.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
68

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

a. Laporan Kas kecil (Petty Cash)


Merupakan sejumlah uang tunai yang disimpan di kas, dapat digunakan
untuk pembelian mendadak ataupun biaya-biaya operasional dari Apotek
Kimia Farma 469 Majapahit, seperti biaya pembelian BBM dan reparasi
alat elektronik, dan biaya-biaya lain yang termasuk dalam pemeliharaan
gedung. Laporan tersebut harus dilampirkan bukti pengeluaran.
b. Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH)
LIPH berisi rincian penerimaan uang di apotek yang berasal dari penjualan
dari perbekalan kefarmasian dan alkes baik melalui resep maupun non
resep (UPDS) yang selanjutnya dilaporkan ke Unit Bisnis Semarang.
Unsur-unsur yang terdapat dalam LIPH antara lain yakni : penjualan tunai,
penjualan kredit, pengeluaran, dan total penerimaan uang setelah dikurangi
pengeluaran.
c. Laporan Stock Opname
Stock opname fisik barang dilakukan di Apotek Kimia Farma 469
Majapahit setiap tiga bulan pada akhir bulan. Stok fisik yang dihitung
adalah sisa fisik barang pada saat berakhirnya periode stock opname.
Pencatatan nilai stok dilakukan dengan cara menulis jumlah stok pada
blanko stock opname, mengisi kartu stok (kolom tanggal dengan tanggal
stock opname, kolom uraian dengan stock opname, kolom sisa dengan
jumlah stok fisik yang ada dan kolom keterangan dengan paraf). Stock
opname fisik dilakukan terhadap semua barang dagangan dan dilakukan
pemisahan terhadap barang yang rusak, lewat tanggal kadaluwarsa atau
berubah warna. Setelah stock opname fisik barang, dilakukan pengentrian
hasil stock opname dan penghitungan nilai stok.
d. Laporan Narkotik dan Psikotropik
Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap 1 bulan
sekali. Laporan penggunaan obat narkotika dilakukan secara online
melalui website SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika),
yaitu sipnap.kemkes.go.id. Laporan yang dikirim berisi data berupa nama

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
69

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

obat narkotika dan psikotropika, bentuk sediaan dan kekuatannya, stok


awal, jumlah yang diterima (dari PBF dan sarana lain), jumlah obat yang
keluar (untuk resep dan sarana lain), jumlah yang dimusnahkan, nomor
dan tanggal berita acara pemusnahan, stok akhir. Pelaporan dilakukan
terpisah untuk masing-masing narkotika dan psikotropika. Penyimpanan
dokumen pencatatan, penerimaan, dan penyerahan serta surat pesanan
narkotika dan psikotropika serta obat obat tertentu dilakukan terpisah dari
obat lain dan sekurang-kurangnya disimpan selama 3 tahun sebelum
dimusnahkan. Apotek wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan
laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika dan
psikotropika yang ada dalam penguasaannya setiap bulannya, dan paling
lambat dilaporkan tanggal 10 bulan berikutnya. Aplikasi Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) dikembangkan dan dikelola oleh
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan
Alkes, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aplikasi ini
diperuntukkan bagi seluruh Unit Pelayanan (Apotek, Klinik & Rumah
Sakit), Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Seluruh Indonesia.
3.2.6 Merchandising di Apotek Kimia Farma
Promosi merchandising Apotek Kimia Farma 469 mempunyai 5 sektor
bidang kerja yaitu standarisasi produk dan privat label, standarisasi layout dan
display, standarisasi purchasing, standarisasi pricing, dan standarisasi promotion.
Apotek Kimia Farma mendistribusikan produk Kimia Farma sendiri seperti
Fitocare, Magasida, Enkasari, Marcks, Venus, serta Batugin. Layout dan display
pada Apotek Kimia Farma mempunyai tiga area yaitu selling area, public area,
dan service area. Pada selling area Apotek Kimia Farma berupa swalayan farmasi
(menjual produk OTC), public area meliputi kursi tunggu pasien, dan service
area meliputi kasir dan counter.
Sarana display Apotek Kimia Farma 469 meliputi wall gondola berjumlah 6
unit, dimana wall gondola terdapat produk baby and child, paper product, milk

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
70

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

and nutrition, dan food supplement. Sedangkan pada island gondola yang
berjumlah 5 unit terdapat section produk medicine seperti obat batuk, obat diare,
obat flu, dan obat pencahar; section vitamin dan mineral; traditional medicine
section; topical section; beauty care section; personal care section, first aid
section, dan oral care section. End gondola yang berjumlah 6 unit hanya untuk
men-display produk yang memiliki ikatan kerja sama (sewa) dengan kantor pusat
dan produk Kimia Farma. Floor Display terdapat alat kesehatan seperti tabung
oksigen, saniter spray, saniter desinfektan, Adult Dapers dan lain-lain. Apotek
Kimia Farma juga menyediakan Duratrans Light Box yang terletak di atas wall
gondola, Duratrans Light Box ini diisi dengan poster sewa dari produk yang telah
bekerjasama seperti Nutrimax, Sea Quil, Wellness, dan lain-lain.
Dalam men-display produk pada gondola yang harus diperhatikan adalah
untuk menghindari memajang produk hanya dengan memperbanyak facing
dengan satu tier atau menyelingi ruang kosong sehingga tidak optimal penjualan
item lain atau shelving kurang produktif. Dalam signcategory, tidak
diperbolehkan meletakkan produk dari group yang berbeda kecuali dalam keadaan
kekurangan space, dan di antara produk tersebut masih ada keterkaitan fungsi atau
kegunaannya. Satu jenis produk yang memiliki beberapa ukuran di-display
dengan ukuran yang lebih besar diletakkan disebelah kiri.

3.2.7 Pelayanan Apotek Kimia Farma 445


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 469
diantaranya adalah pelayanan resep umum dan resep kredit, pelayanan obat
HV/OTC dan UPDS atau swamedikasi. Pasien yang datang membawa resep
kemudian resep dilakukan pengecekan pada petugas farmasi apotek, jika resep
sesuai petugas akan menyiapkan sesuai permintaan resep, tetapi jika resep kurang
jelas atau terdapat dosis yang berlebih akan dikonsulkan terlebih dahulu kepada
dokter pembuat resep.
Penjualan obat UPDS dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang
dijual bebas di pasaran, obat bebas terbatas, dan obat keras yang bisa didapatkan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
71

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

tanpa resep dokter. Obat yang diserahkan harus disertai dengan pemberian KIE
kepada pasien. Pada Penjualan OTC/HV dilayani oleh SPG, TTK, dan non-TTK.
Penataan OTC/ HV disusun berdasarkan kategori dan masing-masing kategori
diurutkan berdasarkan susunan secara alfabetis. Setiap Outlet Apotek Kimia
Farma juga mendistribusikan produk Kimia Farma seperti bedak salicyl, Enkasari,
Fitocare, Marcks, dan lain-lain:

Resep

Screening Resep

6. Pelayanan obat dengan Resep Dokter


Proses Resep
Jika obat tidak
tersedia Tafsirkan Resep
Periksa Ketersediaan Stok
Pemberian Harga Resep
Iya Konfirmasi
Sarankan Penyiapan Obat
Obat Serupa Pasien
Kitir Outlet
KF lain. Isi
Pelabelan

PenyerahanObat

Mahasiswa Program Studi Profesi Konseling


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021

Obat Diterima Pasien


72

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Gambar 8. Alur Pelayanan Resep


7. Pelyanan resep kredit
Pelayanan resep kredit adalah pelayanan yeng ditujukan untuk
pasien/instansi yang sudah bekerja sama dengan apotek Kimia Farma seperti
PLN dan lain-lain.
8. Pelayanan farmasi di rumah (Home pharmacycare)
Home pharmacy care merupakan salah satu pelayanan kefarmasian
yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 469. Pelayanan ini berupa
kunjungan apoteker ke rumah pasien dengan penyakit degenaratif. Pelayanan
kefarmasian di rumah oleh apoteker adalah pendampingan pasien oleh
apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien
atau keluarganya. Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien
yang tidak atau belum mengetahui cara mengkonsumsi obat dan atau cara
menggunakan alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang memiliki
kemungkinan mendapatkan risiko masalah terkait obat misalnya
komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas
pengobatan, kompleksitas penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
73

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat dan


atau alat kesehatan agar tercapai efek yang terbaik.
Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Care) tidak dilakukan selama
pandemik Covid-19. Namun pelayanan home care semasa pandemic in
diganti dengan adanya telefarma atau by phone dan juga melalui whatsup bias
dalam bentuk telepon biasa atau video call.
9. Pelayanan Obat Tanpa Resep (HV dan UPDS)
Pelayanan ini meliputi penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya
yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (Over The
Counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas, UPDS atau swamedikasi.
Pelayanan penjualan obat dan alat kesehatan yang dijual bebas di counter
swalayan farmasi termasuk kosmetika, dilakukan terhadap pasien yang
memerlukan pelayanan obat dan alat kesehatan tanpa resep dari dokter. Pada
pelayanan obat OTC pembayarannya dilakukan secara tunai. Pasien yang
datang dan bertanya obat untuk keluhannya seorang apoteker harus bisa
memberikan rekomendasi obat apa yang sesuai untuk keluhan pasien. Apabila
penyakit atau keluhan yang dialami pasien adalah jenis keluhan atau penyakit
major atau kronis, maka apoteker menyarankan pasien untuk memeriksakan
keluhannya ke dokter.
10. Telefarma
Telefarma merupakan program yang dilakukan oleh Apotek Kimia
Farma 4469 untuk layanan lanjutan (service after sales) untuk pelanggan
Apotek Kimia Farma. Saat ini penggunaan telefarma telah beralih
menggunakan Whatsapp. Apotek setiap minggu akan melakukan broadcast
massage via Whatsapp jika ada diskon maupun promo lainnya ke pelanggan
apotek. Selain itu, dengan telefarma apotek dapat menghubungi pasien-pasien
yang mengkonsumsi obat rutin untuk mengingatkan pasien, dan menawarkan
kepada pasien bahwa apotek dapat mempersiapkan obat yang dibutuhkan
pasien, sehingga ketika pasien datang untuk mengambil obat, obat sudah siap.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
74

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

3.2.8 Keuangan dan Perpajakan


Keuangan di Apotek Kimia Farma 469 sama seperti Apotek Kimia Farma
yang lain, dimana hasil penjualan perhari disetorkan kepada BM Semarang.
Selanjutnya dari BM Semarang akan dikirim pada Kimia Farma pusat yang ada di
Jakarta. Apotek Kimia Farma 469 yang ada di bawah BM Semarang memiliki
omset perbulan yang berbeda-beda. Sebagai salah satu perusahaan BUMN,
Apotek Kimia Farma 469 juga membayar pajak kepada Negara. Pajak yang
dibayarkan Apotek Kimia Farma khususnya Kimia Farma bersifat konsolidasi,
artinya pajak berpusat pada BM Semarang dimana pada saat pembelian barang
apotek harga yang diberikan sudah termasuk dalam pajak dengan demikian apotek
sudah membayar pajak dengan cara bekerja sama antara PBF atau distributor.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
75

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

3.3 Uraian Hasil Kegiatan dan Pembahasan di Apotek Kimia Farma 442
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa profesi
apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang di Apotek
Kimia Farma dilaksanakan secara luring atau offline pada periode 1 – 31 Juli
2021. Praktek kerja tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan calon apoteker sehingga dapat
memahami teknis praktek kefarmasian secara profesional di apotek. Apotek
merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian. Dalam
pelaksanaannya, Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab penuh
atas seluruh kegiatan apotek, sehingga seorang APA harus memiliki kemampuan,
baik dari segi managerial maupun kefarmasian, sebab apotek tidak hanya
memiliki fungsi pelayanan akan tetapi juga fungsi bisnis.
Kegiatan selama PKPA di Apotek Kimia Farma dapat mengetahui tentang
pengelolaan apotek dan cara skrining resep :

1. Perencanaan
2. Pengadaan barang
3. Penyimpanan barang
4. Penyerahan barang
5. Adminstrasi
6. Pengelolaan obat rusak dan kadaluarsa
7. Penerimaan resep
8. Perjanjian dan pembayaran

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
76

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

9. Peracikan obat
10. Pemeriksaan akhir
11. Penyerahan obat
12. Pemberian informasi obat
3.3.1 Ruang Lingkup Apotek Kimia Farma 442
Apotek Kimia Farma merupakan salah satu cabang dari PT. Kimia Farma
Tbk. Seluruh Outlet Apotek Kimia Farma yang berada di Kota Semarang berada
di bawah tanggung jawab Bisnis Manager (BM) Kimia Farma Semarang. Setiap
Outlet Apotek Kimia Farma dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek
(APA) yang mempunyai tanggung jawab penuh kepada BM Semarang terhadap
perkembangan dan kemajuan kedepan apotek baik dari segi managerial maupun
sosial dengan dibantu oleh Apoteker Pendamping (Aping). Apoteker Pendamping
adalah Apoteker yang telah bekerja di apotek disamping Apoteker Pengelola
Apotek dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu. Selain dibantu oleh Aping,
APA juga dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Apotek Kimia Farma memiliki pesaing dengan apotek lain disekitarnya,
namun juga terletak di daerah yang strategis sehingga dapat menjadi peluang
bisnis untuk melayani pasien dengan resep rawat jalan selain melayani resep
dokter yang berpraktek di Kimia Farma maupun sekitarnya. Selain itu, Apotek
Kimia Farma juga melakukan kerja sama dengan praktek Dokter Umum di
Semarang sehingga dapat menjadi wadah untuk meningkatkan jumlah penjualan
di apotek.
Apotek Kimia Farma memiliki perbelakan farmasi yang cukup lengkap
sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan cepat dan mudah.
Apabila ada obat yang tidak tersedia di apotek, maka pasien dapat memesan obat
terlebih dahulu dan pihak apotek akan menawarkan pengambilan atau pengantaran
langsung kerumah melalui ojek online apabila obat telah tersedia. Apotek Kimia
Farma 442 buka setiap hari, termasuk hari minggu dan hari libur. Waktu
operasional untuk karyawan Apotek Kimia Farma terbagi dalam 2 shift yaitu :

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
77

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

1. Shift pagi mulai jam 08.00-15.00 WIB


2. Shift siang mulai jam 15.00-22.00 WIB
Setiap pergantian shift, petugas apotek yang bertanggung jawab harus
melaporkan seluruh hasil penjualan dan operasional apotek dalam bentuk bukti
setoran kasir dan dari laporan pembelian pasien untuk selanjutnya divalidasi.
Validasi dilakukan otomatis oleh sistem terhadap semua transaksi, baik tunai
maupun kredit. Validasi adalah proses pengecekan data transaksi dari hasil entry,
lalu bukti setoran kas untuk transaksi tunai dicocokkan dengan kas yang ada pada
setiap harinya dan disetorkan ke BM Semarang pada hari berikutnya.

3.3.2 Sarana dan Prasarana Apotek Kimia Farma


Dalam hal sarana dan prasarana di Apotek Kimia Farma sudah cukup baik
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang baik Hal ini dapat terlihat
dari:

1. Lokasi setiap Outlet Apotek Kimia Farma ang strategis, mudah diakses oleh
masyarakat dan terdapat papan nama apotek yang terlihat dengan jelas di depan
apotek serta papan nama untuk praktek Dokter Umum.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dengan fasilitas pendingin
ruangan/AC, ruangan yang bersih, tersedia tempat duduk dengan jumlah yang
cukup, memiliki pencahayaan yang cukup, serta terdapat tempat sampah.
3. Ruang racikan yang terdapat di bagian dalam apotek terhalang oleh rak obat
sehingga proses peracikan obat tidak terlihat langsung oleh pasien. Ruangan
tersebut dilengkapi dengan peralatan peracikan seperti timbangan obat,
stamper dan mortir, tempat pembungkus puyer dengan logo Kimia Farma,
kertas perkamen, mesin press, blender obat, kapsul dengan berbagai ukuran.
Di sudut ruangan terdapat tempat pencucian alat.
4. Ruang penyimpanan obat keras disusun berdasarkan kelas terapi, alfabetis,
bentuk sediaan, generik, dan suhu penyimpanan. Obat golongan narkotika
dan psikotropika disimpan di lemari khusus dengan pintu rangkap dua yang
masing-masing dilengkapi dengan kunci dan terpisah dari obat-obat lain, hal

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
78

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat. Masing-


masing obat pada setiap rak disusun berdasarkan kelas terapinya dengan
tujuan untuk memudahkan petugas dalam menghafal indikasi atau kegunaan
obat. Penyusunan obat juga dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan
pengambilan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
5. Penyimpanan masing-masing obat dilakukan dalam box obat yang terbuat
dari mika tebal dan tertulis nama masing-masing obat pada setiap box. Dalam
setiap box obat terdapat kartu stok yang digunakan untuk mengecek jumlah
persediaan obat. Kartu stok memuat tanggal pengambilan, jumlah yang
ditambahkan atau diambil, sisa stok, serta paraf.
6. Obat HV disusun pada rak obat yang terletak di bagian depan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori terapi dan kebutuhan seperti obat batuk,
obat maag, suplemen, multivitamin, kosmetik, susu, perlengkapan bayi, dan
alat-alat kesehatan. Penataannya dibuat dengan konsep swalayan guna
memudahkan konsumen atau pasien dalam memilih obat.
7. Ruang penyimpanan sediaan farmasi (buffer) terdapat pada bagian atas dan
bawah rak obat untuk memudahkan petugas apabila obat yang di-display
habis.
8. Sumber informasi serta literatur yang memadai dan up to date seperti :
Informasi Spesialite Obat (ISO), MIMS, dan internet yang dapat digunakan
oleh para petugas apotek dalam membantu mempermudah pelayanan apotek.
9. Tempat penerimaan resep yang memadai yang dilengkapi komputer sehingga
memudahkan untuk transakasi penjualan dan pelayanan informasi obat yang cepat
dan efisien.
10. Tempat penyerahan obat di bagian samping yang terpisah dari meja penerimaan
resep, bertujuan agar proses penyerahan obat dan konseling tidak terganggu.
11. Kebersihan toilet yang cukup baik, terdapat keset di depan pintu, kran air lancar,
kondisi air di toilet jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
79

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

12. Sarana penunjang lain yaitu adanya sistem delivery service tanpa dikenakan biaya
serta proses pembayaran yang bisa dilakukan dengan sistem non tunai (kartu debit
dan kredit).
3.3.3 Sumber Daya Manusia (SDM)

Apoteker Pengelola Apotek

Apoteker
Pendamping

Gambar 5. Struktur organisasi Apotek Kimia Farma

Jumlah karyawan di Apotek Kimia Farma sebanyak 4 orang, antara lain


terdiri Tenaga
dari : Teknis Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) Kefarmasian (TTK)
4. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : 1 orang
5. Apoteker Pendamping (Aping) : 1 orang
6. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) : 2 orang
Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian shift
untuk membicarakan hal-hal yang penting untuk diinformasikan kepada karyawan
lain, misalnya ada obat mendesak yaitu obat yang sudah dipesan oleh pasien tetapi
belum diberikan karena pada saat itu obat belum tersedia atau mengenai resep
yang terkendala dalam pengentryan, sehingga komunikasi yang baik akan selalu
terjaga dan pelayanan berjalan dengan lancar.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
80

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

3.3.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan


Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 73 Tahun 2016 meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Tujuan
pengelolaan perbekalan adalah untuk menjaga dan menjamin ketersediaan barang
di apotek sehingga tidak terjadi kekosongan barang.

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi untuk
menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Perencanaan barang perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan data konsumsi tiga
bulan. Dari data konsumsi tersebut akan terlihat data kebutuhan barang yang dapat
dikelompokan menjadi data pareto A, B, dan C serta menjadi acuan waktu
pemesanan barang. Berdasarkan metode pareto ini kita bisa menentukan barang-
barang yang fast moving dan slow moving. Kelompok pareto A untuk barang-
barang yang bisa mencapai omzet 80% dengan prosentase 20% dari total item
persediaan, pareto B untuk barang-barang yang bisa mencapai omzet 15% dengan
prosentase 20% dari total item persediaan, dan pareto C untuk barang-barang yang
bias mencapai omzet 5% dengan prosentase 60% dari total item persediaan.
Sistem perencanaan dilakukan setelah data konsumsi barang yang sudah
dikelompokan dibandingkan dengan data stok saat ini.

2. Pengadaan
Pengadaan barang di Outlet Apotek Kimia Farma dilakukan satu pintu
secara terpusat melalui BM Semarang. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan
melalui pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menjalin Ikatan
Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Adapun dasar pemilihan PBF
atau distributor adalah sebagai berikut :

a. Legalitas, harus memiliki izin resmi, dapat dipercaya

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
81

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

b. Ketersediaan dan kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggung jawabkan


(reliability)
c. Besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan
d. Kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu (lead time)
e. After sales service yang baik, misalnya dalam pengembalian barang
kadaluarsa
Apotek Kimia Farma melakukan pengadaan dengan cara membuat BPBA
(Bon Permintaan Barang Apotek). BM Semarang (Bagian Pengadaan) akan
mengirimkan BPBA ke apotek, dan apotek akan mengolah jumlah barang yang
akan dipesan. Jumlah barang yang dipesan dapat dikurangi atau tetap sesuai
BPBA dari pengadaan, namun apotek tidak dapat menambah jumlah barang
tersebut. Setelah BPBA diolah oleh apotek, maka BPBA akan dikirimkan kembali
ke Bagian Pengadaan untuk dipesankan ke distributor. BPBA terdiri dari dua jenis
yaitu BPBA besar dan BPBA CITO :

a. BPBA rutin/besar
Permintaan barang yang direncanakan untuk memenuhi persediaan barang
dan dilakukan setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali tergantung kebijakan
BM Semarang (Bagian Pengadaan). Jika barang yang dipesan belum ada, maka
bagian gudang akan melakukan pemesanan kepada PBF (Pedagang Besar
Farmasi) dengan melampirkan surat pesanan (SP)yang telah dibuat dan
ditandatangani apoteker penanggung jawab setiap apotek, kemudian PBF akan
mengirim langsung barang yang disertai dengan faktur ke apotek.

b. BPBA CITO/ Mendesak


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan bisa dilakukan setiap hari.
BPBA yang tidak terlayani di gudang diperbolehkan melakukan permintaan
perbekalan farmasi antar apotek/pembelian mendesak. Apotek yang diminta wajib
memberikan kepada apotek yang meminta selama digunakan untuk keperluan
mendesak, bila perlu dibuktikan dengan resep/surat pesanan, biasanya proses ini
dinamakan dengan istilah pemesanan obat antar apotek kimia farma.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
82

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
83

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Gambar 6. Alur Perencanaan Dan Pengadaan

Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, Surat Pesanan (SP)


harus dibuat langsung oleh apotek yang bersangkutan (tidak melalui BM).
Berbeda dengan pengadaan obat yang lain dimana SP diserahkan setelah barang
datang, SP narkotika dan psikotropika harus dikirimkan ke PBF terlebih dahulu.
Pemesanan obat golongan narkotika, digunakan SP rangkap empat, dimana setiap
jenis pemesanan narkotika menggunakan satu surat pesanan yang dilengkapi
dengan nama dan nomor SIPA Apoteker serta stempel apotek dan ditandatangani
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan dikirimkan ke PBF Kimia Farma.
Satu Surat Pesanan (SP) narkotika hanya berisi satu jenis obat narkotika.
Pembelian obat golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama, tetapi
untuk satu SP boleh berisi beberapa jenis psikotropika.

Gambar 7. Alur Pengadaan Narkotika Dan Psikotropika

f. APA menyiapkan SP narkotika atau psikotropika


g. Satu SP narkotika hanya untuk satu jenis obat narkotika
h. Satu SP psikotropika boleh untuk lebih dari satu jenis obat psikotropika

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
84

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

i. Untuk obat narkotika SP dikirim ke PBF Kimia Farma


j. Untuk obat psikotropika SP dikirim ke PBF yang menyediakan obat

psikotropika
Apotek Kimia Farma juga melakukan pengadaan untuk obat-obatan jenis
prekusor dan Obat - Obatan Tertentu (OTT). Keduanya menggunakan SP yang
berbeda tetapi dengan format yang sama.

Gambar 8. Alur Pengadaan Prekursor Dan OOT

e. APA menyiapkan SP prekursor atau SP obat-obat tertentu


f. SP berisi nama obat, zat aktif, kekuatan obat, dan jumlah pesanan
g. SP boleh lebih dari satu jenis obat
h. SP dikirim ke PBF yang menyediakan obat tersebut
Apotek Kimia Farma juga dapat melakukan permintaan barang internal ke
Apotek Kimia Farma yang lain.

a. Permintaan Barang Intern


Permintaan barang yang sifatnya mendesak dan dalam jumlah kecil maka
dapat dilakukan permintaan barang yaitu permintaan barang ke apotek lainnnya.
Namun, dalam hal ini perlu mempertimbangkan stok obat untuk apotek sendiri,
sehingga stok obat di apotek tetap ada.

b. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar Apotek Kimia Farma
dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya untuk dijual
di apotek, misalnya alat-alat kesehatan, obat baru, suplemen, dan sebagainya.
Bentuk kerjasama konsinyasi dapat dilakukan di Business Manager Semarang.
Setiap periode tertentu, supplier akan memeriksa dan melakukan penagihan untuk

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
85

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

barang-barang yang sudah terjual. Pembayaran akan dilakukan oleh BM setelah


produk terjual di apotek pelayanan.
3. Penerimaan
Setelah dilakukan pemesanan, maka barang akan dikirim oleh PBF disertai
dengan faktur. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Barang yang datang akan diterima
dan harus dilakukan pengecekan. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah
alamat apotek pada faktur. Dilakukan pengecekan alamat apotek yang tertera pada
faktur sudah sesuai dengan alamat Apotek Kimia Farma. Hal ini penting untuk
menghindari kesalahan penerimaan barang.
Karyawan apotek selanjutnya akan melakukan pengecekan terhadap barang
yang datang disesuaikan dengan Surat Pesanan (SP) dan faktur dengan kondisi
fisik barang dan diperiksa nama sediaan, bentuk sediaan, jumlah, dosis, Expired
Date (ED), nomor batch, dan kondisi sediaan. Jika ada persediaan farmasi yang
tidak sesuai dengan surat pesanan atau faktur, terdapat kecacatan fisik barang,
atau barang mendekati ED dilakukan retur barang untuk digantikan dengan barang
yang sesuai. Jika sudah sesuai, faktur ditandatangani dan diberi stempel apotek
oleh karyawan yang menerima barang.
Faktur yang diminta dari distributor sebanyak dua lembar, lembar pertama
untuk arsip apotek dan lembar kedua diserahkan BM. Fakur barang yang diterima
untuk apotek akan di-entry oleh pihak Apotek ke sistem POS dan menjadi stok
saldo barang apotek, sedangkan faktur yang kedua diserahkan BM sebagai data
pembelian untuk data BM dalam melakukan proses pembayaran. Selanjutnya obat
dimasukkan ke dalam masing-masing box obat dan dicatat pada kartu stok, namun
untuk barang-barang yang ada di swalayan apotek tidak ditulis di kartu stok.

7. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma memperhatikan kelas terapi obat
dan bentuk sediaan obat serta disusun secara alfabetis untuk memudahkan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
86

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

pencarian. Suhu penyimpanan obat juga diperhatikan untuk menjaga stabilitas


obat. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
(First In First Out). Obat yang baru datang akan ditempatkan dibelakang obat
yang sudah ter-display, sehingga obat yang lebih awal datang akan keluar lebih
dahulu, begitu juga dengan obat yang tanggal kadaluarsanya lebih cepat akan
keluar lebih dahulu. Dengan menggunakan sistem tersebut diharapkan tidak
terjadi stok obat yang menumpuk, obat tidak terjual dan obat yang sudah
kadaluarsa. Penyimpanan obat bertujuan untuk mengkondisikan agar obat tidak
cepat rusak.
Setiap barang yang masuk maupun keluar dicatat pada kartu stok obat dan
di-entry pada sistem POS. Obat ditempatkan di tempat masing-masing obat yang
sesuai. Jika jumlah barang berlebih, maka sebagian diletakkan di dalam gudang
apotek. Obat bebas dan obat bebas terbatas ditempatkan di swalayan apotek.
Swalayan apotek berisi obat-obat dengan kategori golongan OTC (Over The
Counter), first aid, personal care, obat topical, beauty care, traditional medicine,
oral care, vitamin dan mineral,food supplement, baby and child, paper product,
dan milk nutrition.
Obat keras ditempatkan di rak obat yang telah diberi nama obat dan
identitas Kimia Farma yang berada di area counter dan digolongkan berdasarkan
kelas terapi dan disusun secara alfabetis. Obat yang merupakan Pareto A, pada
tempat obat akan diberikan tanda huruf “A” yang menunjukkan bahwa obat
tersebut termasuk ke dalam Pareto A apotek, sehingga stok obat harus diusahakan
selalu ada.
Obat golongan psikotropika disimpan di lemari khusus. Obat golongan ini
hanya dapat ditebus oleh pasien yang memiliki resep. Obat golongan narkotika
juga disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda terbuat dari bahan yang
kuat, dan tidak mudah dipindahkan. Lemari narkotika dan psikotropika berada di
tempat yang aman yaitu di sudut ruang peracikan dan tidak terlihat oleh umum.
Kartu stok wajib diisi ketika mengeluarkan atau memasukkan stok narkotika dan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
87

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

psikotropika. Obat golongan ini hanya dapat ditebus oleh pasien yang membawa
resep asli.

8. Distribusi atau Pelayanan Perbekalan Farmasi


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma diantaranya
adalah pelayanan resep umum dan resep kredit, pelayanan obat HV/OTC dan
UPDS atau swamedikasi. Pasien yang datang membawa resep kemudian resep
dilakukan pengecekan pada petugas farmasi apotek, jika resep sesuai petugas akan
menyiapkan sesuai permintaan resep, tetapi jika resep kurang jelas atau terdapat
dosis yang berlebih akan dikonsulkan terlebih dahulu kepada dokter pembuat
resep.
Penjualan obat UPDS dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang
dijual bebas di pasaran, obat bebas terbatas, dan obat keras yang bisa didapatkan
tanpa resep dokter. Obat yang diserahkan harus disertai dengan pemberian KIE
kepada pasien. Pada Penjualan OTC/HV dilayani oleh SPG, TTK, dan non-TTK.
Penataan OTC/ HV disusun berdasarkan kategori dan masing-masing kategori
diurutkan berdasarkan susunan secara alfabetis. Setiap Outlet Apotek Kimia
Farma juga mendistribusikan produk Kimia Farma seperti bedak salicyl, Enkasari,
Fitocare, Marcks, Venus dan lain-lain.

3.3.5 Merchandising di Apotek Kimia Farma


Promosi merchandising Apotek Kimia Farma mempunyai 5 sektor bidang
kerja yaitu standarisasi produk dan privat label, standarisasi layout dan display,
standarisasi purchasing, standarisasi pricing, dan standarisasi promotion. Apotek
Kimia Farma mendistribusikan produk Kimia Farma sendiri seperti Fitocare,
Magasida, Enkasari, Marcks, Venus, serta Batugin. Layout dan display pada
Apotek Kimia Farma mempunyai tiga area yaitu selling area, public area, dan
service area. Pada selling area Apotek Kimia Farma berupa swalayan farmasi
(menjual produk OTC), public area meliputi kursi tunggu pasien, dan service
area meliputi kasir dan counter.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
88

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Sarana display Apotek Kimia Farma meliputi wall gondola berjumlah 6


unit, dimana wall gondola terdapat produk baby and child, paper product, milk
and nutrition, dan food supplement. Sedangkan pada island gondola yang
berjumlah 5 unitterdapat section produk medicine seperti obat batuk, obat diare,
obat flu, dan obat pencahar; section vitamin dan mineral; traditional medicine
section; topical section; beauty care section; personal care section, first aid
section, dan oral care section. End gondola yang berjumlah 6 unit hanya untuk
men-display produk yang memiliki ikatan kerja sama (sewa) dengan kantor pusat
dan produk Kimia Farma. Wall ½ gondola yang berjumlah 2 unit digunakan untuk
men-display snack dan minuman. Floor Display terdapat alat kesehatan seperti
tabung oksigen dan tongkat. Apotek Kimia Farma juga menyediakan Duratrans
Light Boxyang terletak di atas wall gondola, Duratrans Light Boxini diisi dengan
poster sewa dari produk yang telah bekerjasama seperti Nutrimax, Sea Quil,
Wellness, Nutricia, dan lain-lain. Apabila tidak ada sewa maka diisi dengan poster
produk Kimia Farma. Dalam men-display produk pada gondola yang harus
diperhatikan adalah untuk menghindari memajang produk hanya dengan
memperbanyak facing dengan satu tier atau menyelingi ruang kosong sehingga
tidak optimal penjualan item lain atau shelving kurang produktif. Dalam
signcategory, tidak diperbolehkan meletakkan produk dari group yang berbeda
kecuali dalam keadaan kekurangan space, dan di antara produk tersebut masih ada
keterkaitan fungsi atau kegunaannya. Satu jenis produk yang memiliki beberapa
ukuran di-display dengan ukuran yang lebih besar diletakkan disebelah kiri.

3.3.6 Pelayanan Apotek Kimia Farma


1. Pelayanan obat dengan Resep Dokter

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
89

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Resep

Screening Resep

Proses Resep
Jika obat tidak
tersedia Tafsirkan Resep
Periksa Ketersediaan Stok
Pemberian Harga Resep
Iya Konfirmasi
Sarankan Obat Penyiapan Obat
Serupa Pasien
Pemesanan Isi
obat ke Outlet
Kimia Farma Pelabelan
lain.
Penyerahan Obat

Konseling
Pencatatan Informasi Lengkap Pasien

Obat Diterima Pasien

2. Pelyanan resep kredit


Pelayanan resep kredit adalah pelayanan yeng ditujukan untuk
pasien/instansi yang sudah bekerja sama dengan apotek Kimia Farma seperti
PLN, BI, Mandiri InHealth, BPJS, AdMedika, AQUA, Angkasa Pura.
3. Pelayanan farmasi di rumah (Home pharmacycare)
Home pharmacy care merupakan salah satu pelayanan kefarmasian yang
dilakukan oleh Outlet Apotek Kimia Farma. Pelayanan ini berupa kunjungan
apoteker ke rumah pasien dengan penyakit degenaratif yang dilaksanakan rutin
setiap satu minggu sekali. Tujuan dari kegiatan Home Pharmacy Care adalah
memantau penggunaan obat dan juga pola makan serta aktivitas rutin yang

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
90

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

dilakukan pasien setiap hari sehingga diharapkan pengobatan yang dilakukan


terhadap pasien akan berhasil dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Pelayanan Obat Tanpa Resep (HV dan UPDS)
Pelayanan ini meliputi penjualan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (Over The Counter) baik
obat bebas maupun bebas terbatas, UPDS atau swamedikasi. Pelayanan penjualan
obat dan alat kesehatan yang dijual bebas di counter swalayan farmasi termasuk
kosmetika, dilakukan terhadap pasien yang memerlukan pelayanan obat dan alat
kesehatan tanpa resep dari dokter. Pada pelayanan obat OTC pembayarannya
dilakukan secara tunai. Pasien yang datang dan bertanya obat untuk keluhannya
seorang apoteker harus bisa memberikan rekomendasi obat apa yang sesuai untuk
keluhan pasien. Apabila penyakit atau keluhan yang dialami pasien adalah jenis
keluhan atau penyakit major atau kronis, maka apoteker menyarankan pasien
untuk memeriksakan keluhannya ke dokter.
5. Telefarma
Telefarma merupakan program yang dilakukan oleh Apotek Kimia
Farma untuk layanan lanjutan (service after sales) untuk pelanggan Apotek Kimia
Farma. Saat ini penggunaan telefarma telah beralih menggunakan Whatsapp.
Apotek setiap minggu akan melakukan broadcast massage via Whatsapp jika ada
diskon maupun promo lainnya ke pelanggan apotek. Selain itu, dengan telefarma
apotek dapat menghubungi pasien-pasien yang mengkonsumsi obat rutin untuk
mengingatkan pasien, dan menawarkan kepada pasien bahwa apotek dapat
mempersiapkan obat yang dibutuhkan pasien, sehingga ketika pasien datang untuk
mengambil obat, obat sudah siap.

3.3.7 Stock Opname

Stock opname dilakukan setiap 3 bulan sekali yaitu pada Bulan Maret, Juni,
September, dan Desember dengan cara menyesuaikan jumlah fisik perbekalan
farmasi yang ada dengan jumlah stok yang ada pada komputer. Stok fisik yang

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
91

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

dihitung adalah sisa fisik barang pada saat periode stock opname berakhir. Stock
opname fisik dilakukan terhadap semua barang dagangan dan dilakukan
pemisahan terhadap barang yang rusak, lewat tanggal kadaluarsa, atau berubah
warna. Jika hasil stock opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka
diperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya. Hasil stock opname yang telah
disetujui oleh pimpinan apotek akan dikirimkan ke Bussiness Manager (BM).
Stock opname ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa nilai/modal
kerja yang dimiliki apotek dan berapa selisih/kehilangan yang dialami Apotek.
Selain stock opname, setiap hari apotek dapat melakukan sampling yang
dilakukan pada beberapa obat untuk memastikan bahwa stok fisik obat sama
dengan stok di komputer.

3.3.8 Pencatatan, Pelaporan, dan Dokumentasi


1. Pencatatan Permintaan dan Penerimaan Barang
Permintaan barang dicatat dalam surat pesanan atau BPBA (Bon Pemintaan
Barang Apotek) berupa kebutuhan barang apotek, yang kemudian diajukan atau
dikirimkan ke BM Semarang. Barang yang diterima oleh apotek kemudian dicatat
berdasarkan surat pesanan dan faktur pembelian barang sebagai bukti penerimaan
barang apotek. Pencatatan dilakukan setiap barang didatangkan dari PBF dengan
disertai faktur pembelian. Bukti penerimaan barang apotek beserta faktur
dilaporkan ke BM Semarang setiap hari sebagai bukti bahwa Apotek Kimia
Farma telah menerima barang sesuai surat pesanan atau BPBA yang telah
diajukan.

2. Pencatatan Stok Barang


Pencatatan ini dilakukan terhadap barang yang masuk dari pembelian dan
barang yang keluar dari hasil penjualan. Pencatatan dilakukan pada kartu stok
manual dan komputerisasi. Jumlah barang yang masuk dituliskan pada setiap item
obat, dan dari pencatatan ini dapat diketahui sisa barang. Pencatatan ini berguna
untuk mempermudah pengawasan terhadap persediaan barang dan kebutuhan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
92

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

masing-masing obat. Dengan sistem komputrisasi, maka pengawasan persediaan


barang menjadi lebih cepat dan mudah, karena setiap ada penambahan dan
pengeluaran obat, akan secara otomatis menambah atau mengurangi jumlah stok
obat pada komputer.

3. Pencatatan Defekta
Pencatatan defekta adalah pencatatan barang kosong/habis dan barang
penolakan selama pelayanan. Pencatatan ini dilakukan setiap hari di sistem POS
dan akan dikirimkan ke BM Semarang tiap minggu. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir penolakan resep oleh apotek dan jika barang yang ditolak belum
ada di Apotek Kimia Farma, dapat menjadi pertimbangan Bagian Pengadaan
untuk Pengadaan obat selanjutnya.

4. Rekap Resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep. Resep asli
beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung
obat-obat golongan narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi
tanda yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan
narkotika dan psikotropika.

5. Pencatatan Rekap Faktur


Faktur yang sudah di-entry ke sistem POS dikumpulkan jadi satu sesuai
periode tanggal rekap faktur. Rekap faktur dilakukan dengan cara mencocokkan
nama PBF, nomor faktur, tanggal faktur, dan total jumlah pembelian (rupiah).
Kemudian, faktur diberi nomor urut sesuai tabel rekap faktur dan dijadikan satu.

11. Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika


Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika di Apotek Kimia
Farmatelah menggunakan aplikasi Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
(SIPNAP) tiap bulan maksimal tanggal 10 meliputi data periode, status transaksi

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
93

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

dan stok awal yang kemudian akan langsung diterima oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.

3.3.9 Keuangan dan Perpajakan


Keuangan di Apotek Kimia Farma sama seperti Apotek Kimia Farma yang lain,
dimana hasil penjualan perhari disetorkan kepada BM Semarang. Selanjutnya dari
BM Semarang akan dikirim pada Kimia Farma pusat yang ada di Jakarta. Setiap
Apotek Kimia Farma yang ada dibawah BM Semarang memiliki omset perbulan
yang berbeda-beda. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, Apotek Kimia Farma
juga membayar pajak kepada Negara. Pajak yang dibayarkan Apotek Kimia
Farma khususnya Kimia Farma bersifat konsolidasi, artinya pajak berpusat pada
BM Semarang dimana pada saat pembelian barang apotek harga yang diberikan
sudah termasuk dalam pajak dengan demikian apotek sudah membayar pajak
dengan cara bekerja sama antara PBF atau distributor.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dapat memberikan gambaran
kepada calon Apoteker tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang
apoteker dalam mengelola apotek, baik dalam segi pengelolaan strategi

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
94

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

untuk pengembangan apotek serta pengelolaan pelayanan kesehatan untuk


masyarakat sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai.
2. PKPA memberikan gambaran nyata kepada calon apoteker tentang situasi
dan permasalahan yang akan dihadapi oleh apoteker ketika bekerja di
apotek, sehinngga calon apoteker mampu mempersiapkan hal- hal yang
dianggap penting untuk menghadapi situasi dan permasalahan tersebut
masuk dalam dunia kerja yang sebenarnya
3. PKPA dapat memberikan pemahaman kepada calon apoteker mengenai
peran dan fungsi serta tanggung jawab apoteker diapotek, dimana peran da
fungsi tersebut meliputi pengelolaan sediaan farmasi yang ada diapotek,
serta memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal kepada masyarkat
agar tercapai tingkat kesehatan yang lebih baik di masyarakat.
4.2 Saran
1. Meningkatkan kedisiplinan pencatatan stok obat pada kartu stok agar
meminimalkan terjadinya kehilangan barang saat stock opname.
2. Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan perlu penambahan
sumber daya manusia (SDM).
3. Untuk meningkatkan pelayanan nyang efektif dan efisien perlu adanya
praktek dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
95

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

BPOM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan
Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan: Jakarta.
BPOM RI. 2018 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4
Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat,
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Jakarta.
Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Dinkes. 2018, Profil Kesehatan Kota Semarang, Semarang.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia.
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
Republik Indonesia. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
347/Menkes/Sk/Vli/1990 Tentang Obat Wajib Apotik. Jakarta.
Republik Indonesia. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik Nomor 2,
Jakarta.
Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika, Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia, 1999, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1176/Menkes/Sk/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik Nomor 3,
Jakarta.
Republik Indonesia, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Sekretariat Negara: Jakarta.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
96

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan. Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan
Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta.
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha
yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu. Sekretariat Negara: Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Tenaga Kesehata. Sekretariat Negara: Jakarta.
Republik Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Rl Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang
Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jakarta.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Jakarta.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apote.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik,
dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta.
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek, Jakarta.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik Sektor Kesehata. Jakarta.

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
97

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2000 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan. Sekretariat Negara: Jakarta.
Umar, M., 2011. Manajemen Apotek Praktis. Wira Putra Kencana: Jakarta.
Drugs.com, 2021. Prescription Drug Information, Interactions & Side Effects,
Terdapat di: https://www.drugs.com/drug_interactions.html [Diakses pada
01 Juni 2021].
Drugs.com, 2020. Prescription Drug Information, Interactions & Side Effects,
Terdapat di https://www.drugs.com/advair.html [Diakses pada 02 Februari
2020].
MIMS. 2019. Seretide. http:www.mims.com/Indonesia/drug/info/seretide, (akses
10 September 2019).
Badan POM RI. Pusat Informasi Obat Nasional. Available from:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/31-antiasma-
dan-bronkodilator/311-teofilin.
GSK, 2016. How To Use Seretide Diskus.
https://gskpro.com/content/dam/global/hcpportal/en_IE/Images/Seretide/IE
_SFC_0007_15_Seritade_LP_GSKDC-PT-IRL-2016-9101_D1_Highres.pdf

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
98

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

LAMPIRAN
Mahasiswa Program Studi Profesi
Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
99

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 1

(Kuitansi Pembayaran Resep)

Lampiran 2

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
100

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Surat Pesanan Narkotik)

Lampiran 3

(Surat Pesanan Psikotropik)

Lampiran 4

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
101

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Surat Pesanan Obat Prekursor)

Lampiran 5

(Surat Pesanan OOT)

Lampiran 6

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
102

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Surat Pesanan Obat HV)

Lampiran 7

(Formulir Telefarma dan PTO)

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
103

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 8

(Etiket Putih/Obat oral) (Etiket Biru/Obat untuk topikal)

Lampiran 9

(Plastik Obat) (Label untuk obat antibiotik)

Lampiran 10

(Pembungkus obat dalam bentuk puyer) (Pemungkus obat resep


dokter)

Lampiran 11

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
104

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Buku Defekta) (Buku Catatan Kitir ke Apotek KF


Lain)

Lampiran 12

(Buku Catatatan Penggunaan Obat Psikotropik)

Lampiran 13

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
105

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Buku catatan penggunaan obat narkotika)

Lampiran 14

(Penyimpanan Obat dilemari pendingin)

Lampiran 15

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
106

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Timbangan/Neraca Obat dan tempta mencuci alat-alat untuk meracik obat)

Lampiran 16

(Alat Pres Klip Puyer, Lumpag dan Mortir)

Lampiran 17

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
107

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Bon Permintaan Barang Apotek)

Lampiran 18

(Tempat penyimpanan sediaan sirup)

Lampiran 19

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
108

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Penyimpanan Obat-obat Ethical)

Lampiran 20

(Buku Permintaan Obat Intern)

Lampiran 21

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
109

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

(Copy Resep)

Lampiran 22

(Penyimpanan Obat OTC)

Lampiran 23. Beranda POS

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
110

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
111

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 24. Beranda Transaksi

Lampiran 25. Kartu Stok

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
112

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 26. Ruang Kasir

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
113

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 27. Ruang Tunggu

Lampiran 28. Tempat ALKES

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
114

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
1

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 29. Ruang PIO

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
2

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 30

(Tugas Leaflet)

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
3

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 31 Tugas Analisa SOAP

Informasi Obat:

No Nama Obat Seretide diskus 100 (salmeterol sinapoat 50 mcg,


flutikason propionat 100 mcg).

Indikasi Untuk pasien dengan penyakit obstruktif saluran napas


yang reversibel termasuk asma, serta terapi PPOK
termasuk bronkitis kronik dan emfisema (MIMS, 2019).

Dosis Seretide Diskus


Dosis : Penyakit Obstruksi Saluran Napas yang
Reversibel: 2 x sehari 1puff inhalasi Seretide Diskus 100
(MIMS, 2019).
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sefalosporin (MIMS, 2019).
1 Efek Samping Sakit kepala, jamur pada mulut, iritasi tenggorokan,
tremor/gemetar, jantung berdebar, gangguan suara (serak),
kram otot (MIMS, 2019).

Mekanisme Kerja a. Fluticasone adalah steroid yang mencegah pelepasan


Obat zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
b. Salmeterol adalah bronkodilator. Ia bekerja dengan
mengendurkan otot-otot di saluran udara untuk
meningkatkan pernapasan.
(Drug.com, 2021).
2 Nama Obat Rethapyl SR (Theophylline 300 mg)
Indikasi obat kombinasi yang digunakan untuk mencegah serangan

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
4

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

asma. Hal ini juga digunakan untuk mencegah flare-up


atau memburuknya penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK) yang terkait dengan bronkitis kronis dan/atau
emfisema(Drug.com, 2020).
Dosis Dws: Dosis harian maksimum Teofilin pada pasien
berusia lebih dari 60 tahun biasanya tidak boleh melebihi
400 mg/hari kecuali jika pasien terus menunjukkan gejala
dan konsentrasi Teofilin serum keadaan tunak puncak <10
mcg/mL. Dosis teofilin lebih besar dari 400 mg/hari harus
diresepkan dengan hati-hati pada pasien usia lanjut
(Drug.com, 2021).
Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap Teofilin
atau komponen lain dalam produk. Digunakan dengan
sangat hati-hati pada pasien dengan kondisi klinis berikut
karena peningkatan risiko eksaserbasi dari kondisi
bersamaan: peptic ulcer, gangguan kejang, Aritmia
jantung (tidak termasuk bradiaritmia) (Drug.com, 2021).
Efek Samping Takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna
yang lain, sakit kepala, stimulasi sistem saraf pusat,
insomnia, aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan
melalui injeksi intravena cepat (Pionas, 2015).
Mekanisme Kerja Teofillin merupakan perangsang SSP yang kuat (efek
Obat profilaksis non-bronkodilator), merelaksasi otot polos
(bronkodilatasi) (Drug.com, 2021).

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
5

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Analisa Metode SOAP :


No Subyek Obyek Asessment Plan

1 Nama Psien : Ny. Lily Tidak terdapat 1. Penggunaan seretide diskus merupakan terapi yang 1. Penanganan serangan kambuhan maka pasien diberi
Herawati data penunjang tepat, seretide merupakan kombinasi LABA seretide diskus 2 x sehari 1 puff, sebagai pengontrol
Umur : 20/10/1957 (salmeterol) dan ICS (flutikason propionat). Seretide asma agar tidak memicu kekambuhan.
(64 Tahun) diskus bekerja dengan cara memperlebar saluran udara 2. Teofillin sebagai terapi jangka panjang untuk
di paru-paru, sehingga udara dapat mengalir keluar mengontrol gejala, penggunaannya 1x sehari malam hari
masuk paru-paru dengan lancar. Kombinasi long-acting sesudah makan. Penggunaan pada malam hari karena
ß2-agonist (LABA) dengan kortikosteroid inhalasi (ICS) gejala sering timbul pada malam hari dan penggunaan
menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi (GINA, sesudah makan untuk mengurangi ketidaknyamanan
2019). dalam lambung.
2. Teofillin sebagai bronkodilator yang cara kerjanya 3. Monitoring penggunaan teofillin karena merupakan obat
dimetabolisme di hati, sehingga dapat mempengaruhi dengan indeks terapi sempit seperti Takikardia,
kadar teofillin dalam plasma terutama pada pasien palpitasi, sakit kepala, dan gangguan saluran cerna.
perokok, gangguan hati dan ginjal atau penggunan 4. Monitoring efek dan gejala dari penggunaan teofillin.
teofillin secara bersamaan dengan obat-obat lain
(BPOM, 2015).

Terapi Non Farmakologi


1. Menghindari faktor pencetus asma seperti debu, udara yang dingin, makanan, bulu hewan peliharaan seperti bulu anjing, kucing
2. Membatasi aktivitas fisik berlebih
3. Menjaga kebersihan lingkungan dan rumah

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021


6

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Analisa DRPs :

Problem
No Subyek Obyek Terapi DRPs
Medik
Nama Psien : Ny. Lily Tidak terdapat data penunjang Seretide diskus 100 (salmeterol
Herawati sinapoat 50 mcg, flutikason
-
Umur : propionat 100 mcg).
20/10/1957 (64 Tahun) Penanganan serangan kambuhan
1 Asma
Rethapyl SR (Theophylline 300
mg)
Teofillin sebagai terapi jangka -
panjang untuk mengontrol gejala

1. Pemberian obat tanpa indikasi :-


2. Ada indikasi tetapi tidak ada terapi obat :-
3. Pemilihan obat yang tidak tepat :-
4. Dosis terlalu tinggi :-
5. Dosis terlalu rendah :-
6. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) : -
7. Interaksi obat :-
8. Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab : -

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021


7

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Lampiran 32. Tugas leaflet

Lampiran 33. Tugas Analisis SOAP

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
8

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Subjektif Nama : Hadi Susanto

Umur : -

Jenis kelamin : Laki-laki

Obejktif Pasien mengeluh sakit gigi sampai tidak bisa


tidur

Assessment Ada interaksi obat kalmethason


(dexamethasone) dengan obat metaneuron
(antalgin+diazepam), dimana dexamethasone
akan menurunkan kadar atau efek diazepam
dengan mempengaruhi metabolisme enzim
CYP3A4 pada hati ataupun usus (Medscape).

Planning Rencana penggantian obat kalmethason


(dexamethasone) yaitu menggantikan dengan
prednisolone dimana kalmethason
(dexamethasone) dan prednisolone
merupakan golongan steroid yang memiliki
indikasi untuk mengobati peradangan.

Lampiran 34. Tugas Analisis SOAP

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
9

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

A. S (Subyek)
Nama Psien : Ny. Sofiyah
Umur : 20/10/1957 (64 Tahun)
B. O (Obyek) :-
C. A (Assesment)
Assesment adalah Intrepetasi data subyektif dan obyektif untuk setiap masalah
dengan mengembangkan rekomendasi terapi mengikuti atau memonitor respon
terhadap suatu terapi dan mendokumentasikan adanya adverse drug reaction.

No Nama Obat Digoksin 0,25 mg

1 Indikasi Untuk pasien dengan penyakit payah jantung kronik,


payah jantung akut, payah jantung pada anak (ISO
2016)

Dosis Dosis awal : 0,75-1,5mg yang diberikan dalam 24jam


sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi yang
diberikan tiap 6 jam
Kontraindikasi pada pasien dengan fibrilasi ventrikel dan riwayat

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
10

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

hipersensitivitas terhadap digoxin atau digitalis lainnya

Efek Samping Dosis berlebihan dapat mengakibtkan anoreksia, mual,


muntah,konfusi, disorientasi, ataksia, kromatopsia,
pruritus, urtikaria dan ruam makular (ISO 2016)

Mekanisme Kerja Digoxin menghambat natrium-kalium ATPase, enzim


Obat yang mengatur jumlah natrium dan kalium di dalam sel.
Penghambatan enzim menyebabkan peningkatan
konsentrasi natrium intraseluler dan dengan demikian
(dengan stimulasi pertukaran natrium-kalsium)
peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler
(Drug.com, 2021).

Nama Obat Spironolacton 25mg


Indikasi Untuk hipertensi primer, hiperaldosteronisme,kondisi
edema seperti : asites,sindrom nefrotik, dan hipokalemia
Dosis Edema : 25-100 mg per hari
Hipertensi primer : 50-100 mg per hari
(ISO 2016)
Kontraindikasi Anuria, insufisiensi ginjal akut, dan hiperkalemia
Efek Samping a. Mual
b. Sakit kepala
c. Diare

2 d. Ginekomastia

e. pusing
Mekanisme Kerja Spironolakton adalah antagonis farmakologis spesifik
Obat aldosteron, bekerja melalui pengikatan kompetitif
reseptor di tempat pertukaran natrium-kalium yang
bergantung pada aldosteron ditubulus ginjal distal.
Spironolakton menyebabkan peningkatan jumlah
natrium dan air yang diekskresikan, sementara kalium
dipertahankan. Spironolakton bertindak baik sebagai
diuretik dan sebagai obat antihipertensi melalui
mekanisme ini (Drug.com, 2021).

3 Nama Obat Retaphyl SR


Indikasi Meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial
Dosis Dewasa : sehari 2x1 kapl ( pagi dan malam )
Anak lebih dari 6thn : sehari 2x1/2 kapl (pagi dan
malam) tidak boleh dikunyah atau dihancurkan
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap teofilin dan senyawa golongan
xantin,penderita tukak lambung, dan diabetes
Efek Samping Mual, muntah, sakit kepala, diare, jantung berdebar,
insomnia, dosis sangat tinggi dapat menimbulkan efek
toksik seperti iritasi lambung dan konvulsi

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
11

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Mekanisme Kerja Melemaskan otot polos saluran pernafasan dan menekan


Obat respons saluran udara terhadap rangsangan. Dapat
meningkatkan konsentrasi jaringan siklik adenin
monofosfat (cAMP) dengan menghambat 2 isoenzim
fosfodiesterase (PDE III dan pada tingkat lebih rendah,
PDE IV), yang pada akhirnya menginduksi pelepasan
epinefrin dari sel medula adrenal
Nama Obat Herbeser CD 100
Indikasi Hipertensi esensial (ringan hingga sedang), angina
pektoris, angina pektoris tipe varian (ISO 2016)
Dosis Hipertensi esensial : 100-200 mg sekali sehari
Angina pektoris dan angina pektoris tipe varian : 100
mg sekali sehari, bila efikasi belum tercapai dosis dapat
ditingkatkan sampai 200 mg sekali sehari
Kontraindikasi Pasien dengan gagal jantung berat, sick sinus syndrome,
Blok AV tingkat 2 atau 3, hipersensitif terhadap
komponen obat, wanita hamil atau yang mungkin hamil
4 (ISO 2016)
Efek Samping Bradikardi, pusing, kemerahan pada wajah, sakit kepala,
ruam, mual, dan hipersensitifitas
Mekanisme Kerja Menghambat masuknya ion kalsium ekstraseluler
Obat melintasi membran sel miokard dan sel otot polos
pembuluh darah, mengakibatkan penghambatan
kontraksi otot polos jantung dan pembuluh darah
dengan demikian melebarkan arteri koroner dan
sistemik utama tidak berpengaruh pada konsentrasi
kalsium serum, efek penghambatan substansial pada
sistem konduksi jantung.
Nama Obat Nitrokaf retard
Indikasi Pencegahan & terapi jangka panjang angina pektoris
Dosis dosis umum obat ini adalah dewasa 1 kapsul dua atau
tiga kali minum untuk yang obat 2,5 mg. Jika obatnya 5
mg maka dosisnya 1 kapsul sekali minum dan
dikonsumsi dua kali.
Kontraindikasi Anemia berat, trauma kepala, peningkatan TIK,
pendarahan otak, glaukoma insipiens, kegagalan
sirkulasi akut, hipotensi, syok kardiogenik, pemberian
5 bersama sildenafil
Efek Samping Hipotensi ortostatik, refleks takikardi, kolaps yg dpt
disertai dg aritmia bradikardi, sakit kepala, mengantuk.
Jarang: kolaps, kemerahan pd kulit
Mekanisme Kerja Mekanisme seluler : nitrat memasuki otot polos
Obat pembuluh darah dan diubah menjadi oksida nitrat (NO)
yang menyebabkan aktivasi cGMP dan vasodilatasi
Relaksasi otot polos melalui pelebaran arteri dan vena
yang bergantung pada dosis untuk mengurangi preload
dan afterload, dan kebutuhan O2 miokard

D. Assesment :

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
12

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

1. Penggunaan digoxin dan spironolacton dapat menyebabkan interaksi jika


digunakan secara bersamaan yaitu dapat meningkatkan serum potasium,
menurunkan nilai clerance pada ginjal,penggunan spironolakton dapat
meningkatkan kadar digoksin jika digunakan bersamaan
2. Penggunaan retaphyl sr dan herbeser cd jika digunakan secara bersamaan
dapat menyebbkan interaksi obat yaitu dapat meningkatkan kadar atau efek
dari obat retaphyl sr(theophylin) dengan mempengaruhi enzim CYP3A4 pada
hati dan usus

E. Planing
1. Penggunaan obat spironolakton dan digoksin perlu dimonitoring, dan dijeda
penggunaanya selama 1-2 jam
2. Penggunaan obat retaphyl sr dan harbeser cd perlu dimonitoring,
penggunaanya jangan secara bersamaan

Terapi Non Farmakologi


1. Membatasi aktivitas fisik berlebih
2. Menghindari asap rokok
3. Menjaga kebersihan lingkungan

Lampiran 35. Tugas leaflet

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021
13

Laporan PKPA Apotek Kimia Farma Angkatan XXXIII

Mahasiswa Program Studi Profesi


Apoteker 1 Juli – 31 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai