Anda di halaman 1dari 75

DOSIS

Tim Dosen Farmasetika


Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
2019
Definisi
Dosis adalah ukuran/konsentrasi obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada penderita,
baik untuk obat dalam maupun obat luar
Macam-macam Dosis
1. Dosis Lazim/Usual dose
petunjuk yg tdk mengikat, tetapi digunakan sbg
pedoman umum (dosis yg biasa/umum digunakan)

2. Dosis Terapi/Kuratif
Takaran obat yg diberikan, yg dpt menyembuhkan
penderita

3. Dosis Toksik
Takaran obat yg dpt menyebabkan keracunan pd
penderita
Macam-macam Dosis
4. Dosis Letalis
Takaran obat yg dpt menyebabkan kematian pada penderita, terdiri
dari:
• LD 50  takaran yg dpt menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan
• LD 100  takaran yg dpt menyebabkan kematian pada 100%
hewan percobaan

5. Dosis Maksimal/Takaran Maksimal (DM/TM)


Takaran obat terbesar yg dpt diberikan, yg msh dpt menyembuhkan
& tdk menimbulkan keracunan pd penderita

6. Dosis Kombinasi (DM Berganda)


Dua/Lebih Zat Berkhasiat sama, kerja Sinergis/Potensiasi  DM
Dijumlahkan
Pertimbangan Pengaturan Dosis
Faktor yang perlu diperhatikan untuk memilih dan
menetapkan dosis, di antaranya adalah:
1. Penderita: usia, bobot badan, jenis kelamin,
luas permukaaan tunuh, toleransi, habituasi,
adiksi, dan sensitivitas, kondisi pasien
2. Obat: sifat fisika/kimia obat, sifat
farmakokinetik (ADME), jenis obat
3. Penyakit: sifat dan jenis penyakit, kasus
penyakit
4. Cara pemberian obat
Pertimbangan Pengaturan Dosis
Khusus untuk pasien geriatrik dan pediatrik
• Geriatrik: berhubungan dengan penurunan
fungsi fisiologis terkait usia

• Pediatrik: memiliki bobot lebih kecil dari pasien


dewasa dan sistem tubuh tertentu belum
berkembang sepenuhnya
Perhitungan Dosis
• Perhitungan dosis berdasarkan usia
• Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
• Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan
tubuh
Perhitungan dosis berdasarkan usia
• Kurang akurat karena tidak mempertimbangkan
sangat beragamnya bobot dan ukuran anak-anak
dalam satu kelompok usia
1. Rumus Young
2. Rumus Fried
3. Rumus Dilling
4. Rumus Cowling
5. Rumus Gaubius
6. Rumus Bastedo
7. Rumus Fanconi dan Walgreen
8. Rumus Evans
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Young:

Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini
untuk anak usia 7 tahun?
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Fried

Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini
untuk bayi usia 5 bulan?
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Dilling

Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini
untuk anak usia 11 tahun?
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Cowling
Kombinasi rumus Young dan Dilling
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Gaubius: berupa pecahan yang dikalikan
dengan dosis dewasa, seperti:
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Bastedo
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Fanconi dan Walgreen
Perhitungan dosis berdasarkan usia
Rumus Evans
Anak-anak

Untuk obat antiinfeksi/antibakteri

Untuk Obat yang sensitif dan turunannya


Perbandingan dosis orang usia lanjut
terhadap dosis dewasa

Umur (tahun) Dosis


60 – 70 4/5 x dosis dewasa
70 – 80 3/4 x dosis dewasa
80 – 90 2/3 x dosis dewasa
> 90 1/2 x dosis dewasa
Perhitungan dosis berdasarkan bobot
badan
• Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai
untuk individu berbobot 70 kg (154 pon)
• Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan
ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat
di tempat kerjanya
• Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu
disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien kurus
atau gemuk yang tidak normal
• Persamaan: Rumus Clark (AS), Thremic-
Fier(Jerman) dan Black(Belanda)
Perhitungan dosis berdasarkan bobot
badan
Rumus clark (Amerika)
Perhitungan utk BB dalam pon, ketentuan BB
dewasa = 150 pon
• Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku di
Indonesia, karena BB tidak sesuai. Oleh karena
itu, di Indonesia digunakan rumus:

• Rumus ini juga disebut sebagai Rumus


Thremich-Fier (Jerman)
Perhitungan dosis berdasarkan bobot
badan

Rumus black (belanda)


Perhitungan dosis berdasarkan bobot
badan
Contoh:
• Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah
500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini
untuk anak berbobot 40 kg?
• Rumus Clark (AS) :
• Thremic-Fier (Jerman) :
• Black (Belanda) :
Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan tubuh
• Disebut juga dengan metode BSA (body surface
area)
• Paling akurat karena mempertimbangkan tinggi dan
bobot pasien dengan menggunakan rumus Du Bois
dan Du Bois
• Adanya hubungan antara permukaan badan dengan
kecepatan metabolisme obat sangat memungkinkan
untuk menghitung dosis secara lebih tepat.
• Semakin bertambahnya usia maka perbandingan
antara permukaan badan dan bobotnya akan lebih
kecil. Sebagian besar obat didistribusi dalam cairan
intrasel
Du Bois dan Du Bois
• Rumus:
BSA (cm2) = 0,425W x 0,725H x 71,84
• keterangan:
W = bobot (kg), H = Tinggi (cm)

• Bentuk konversi (dalam m2):


BSA (m2) = √[(tinggi(cm) x bobot(kg))/3600]

• BSA dewasa rata-rata = 1,73 m2. Beberapa literatur


lain menyebut sekitar 1,75 m2.
• Dapat juga ditentukan dengan menggunakan
nomogram
Perkiraan luas permukaan tubuh (m²)
anak berdasarkan berat badan (kg)
Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan tubuh

Dari kumpulan kuliah farmakologi UI 1968

Rumus catzel
Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan tubuh
Rumus Talbot

Rumus ini dipakai dgn ketentuan:


• Umur tidak sama dgn berat badan (luas permukaan tubuh)
• Untuk menghitung TM dari obat2 dimana anak sangat sensitif,
misal: obat2 narkotika
• Untuk orang lanjut usia
• Untuk bayi yg baru lahir
• Untuk bayi yg lahir prematur
Contoh
• Pasien anak wanita berusia 7 tahun dengan
tinggi 101 cm dan bobot 17 kg. Resep yang
diberikan dokter berupa omeprazol dimana
untuk dewasa, dosisnya 20 mg sehari. Berapa
dosis untuk pasien ini?
1. Gunakan persamaan BSA
2. Gunakan nomogram untuk mencari BSA
anak
Bila TM :
≥ 100 %  Harus minta tanda ! dari dokter
≥ 200 %  Harus paraf dari dokter/jumlah obat
dikurangi
Dosis Lazim
Dosis yg lazim diberikan untuk org dewasa (untuk
sekali & sehari pakai) hrs memenuhi ketentuan2
dibawah ini:
1. Besarnya tdk mengikat
2. Biasa dlm bentuk range (antara sekian sampai
sekian)
3. Tidak pasti
4. Sangat tergantung pd berat & ringan penyakit &
kondisi pasien
5. Biasanya hanya digunakan sbg petunjuk bagi
dokter (untuk menulis resep) & hrs dihitung untuk
zat yg tdk mempunyai dosis maksimal, ttp
mempunyai daya kerja bermacam-macam
Dosis Lazim
6. Biasa digunakan untuk menghitung atau menulis resep
antibiotik. Dimana antibiotik adalah zat yg berkhasiat
keras ttp tdk mempunyai dosis maksimal, shg hrs
dihitung dosis lazimnya.
7. Besar dosis lazim tergantung pd usia, berbeda besarnya
pd anak2 & dewasa.
8. Sbg dosis awal dlm pemberian obat. Dimana dosis awal
adalah dosis yg dpt memberikan efek pd awal
diberikan.
9. Dosis lazim mrpk rata2 dr dosis & efek optimal.
10. Kekebalan & sensitifitas terjadi krn dosis yg diberikan
tdk sesuai atau terlalu sering diberikan dlm wkt yg
panjang.
Dosis Maksimum
• DM digunakan untuk org dewasa yang berusia
20-60 tahun dengan bobot badan 58-60 kg
• Berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari
• Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis
maksimum dapat dilakukan dengan:
1. Membubuhkan tanda seru dan paraf dokter
penulis resep
2. Diberi garis bawah nama obat tersebut
3. Banyak obat hendaknya ditulis dengan huruf
lengkap
Dosis Maksimum

CTM (4 mg per tablet)


• Dosis lazim 6-16 mg/hari
• Dosis maksimum 40 mg/hari

Jika seseorang minum 3x sehari 2 tablet:


2 tablet /hari x 4 mg/tablet = 8 mg/hari

Dosis maksimum belum dilampaui


Dosis Maksimum

Ada tiga macam bahan yang mempunyai DM


untuk obat luar
• Naftol, guaiakol, kreosot: kulit
• Sublimat: mata
• Iodoform: obat kompress
Dosis Rangkap atau Dosis Kombinasi
Apabila dlm resep terdapat dua atau lebih zat aktif:
1. Zat2 yg berlainan itu tidak mempunyai kerja yg
bersamaan, maka utk tiap zat dihitung
tersendiri
2. Zat2 yg berlainan mempunyai kerja yg
bersamaan, maka dalam hal ini memiliki
takaran yg berganda (dosis maksimum
gabungan)
Dosis Maksimum Gabungan
• Bila dlm R/ terdapat lbh dari 1 macam obat yg
mempunyai kerja yg bersamaan/sinergis, masing-
masing memiliki DM
• Dosis maksimum gabungan dinyatakan tdk
melampaui bila A + B < 100%, utk pemakaian sekali
& seharinya
• Contoh:
Atropin sulfas dgn Extractum beladonnae, Pulvis
opii dgn Pulvis doveri, Coffein dgn Aminophyllin,
Arsen trioxyda dgn Natrii Arsenas, dll
Dosis dengan pemakaian berdasarkan
jam
Menurut FI ed III
• Satu hari = 24 jam  pemakaian sehari dihitung
24/n kali, n = selang waktu pemberian
• Contoh: s.o.t.h (tiap 3 jam): 24/3 kali = 8 kali
sehari semalam
Dosis dengan pemakaian berdasarkan
jam
Menurut Van Duin
• Pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali
antibiotik dihitung sehari semalam 24 jam
• Contoh: s.o.t.h (tiap 3 jam):
• (16/3 + 1) kali = (5,3 + 1) kali = 6,3 kali;
dibulatkan 7 kali sehari semalam
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Dosis

• Umur
• Berat badan
• Jenis kelamin
• Status patologis
• Toleransinya terhadap obat
• Sifat bentuk sediaan
• Cara penggunaan
• Macam2 faktor psikologis & fisiologis
Jika penakaran diberikan dlm sendok,
perhitungannya ialah:
 1 sendok makan (C) = 15 mL
 1 sendok bubur (Cp) = 8 mL
 1 sendok teh (cth) = 5 mL
1 gr air = 20 tetes
Soal Dosis Maksimum
Diketahui DM luminal
1 kali: 20 mg
1 hari: 80 mg
Dosis untuk anak 4 tahun adalah: …?
Jawab
Menggunakan Rumus Young krn usia tercantum
dalam tahun dan di bawah 8 tahun

• DM 1 kali: [4/(4+12)] x 20 mg = 5 mg
• DM 1 hari: [4/(4+12)] x 80 mg = 20 mg
Soal Dosis Maksimum
R/ Acetosal 0.050 Menurut FI, DM:
Luminal 0.010 Acetosal
SL qs 1 kali: 1 g
mf pulv dtd No. XV 1 hari: 8 g
S 3 dd P I
Luminal
Pro: Andi (9 bulan) 1 kali: 0.300 g
1 hari: 0.600 g
Jawab
• Usia tercantum dalam bulan, maka rumus yang
digunakan rumus fried
Jawab (lanjutan):
Acetosal
• DM 1 kali acetosal
DM 1 kali: 9/150 x 1 g = 0.06 g
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: 0.05/0.06 x 100% = 83.3% < 100%

• DM 1 hari acetosal
DM 1 hari: 9/150 x 8 g = 0.48 g
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: (3 x 0.05)/0.48 x 100% = 31.2% < 100%
Jawab (lanjutan):
Luminal
• DM 1 kali luminal
DM 1 kali: 9/150 x 0.3 g = 0.018 g
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: 0.010/0.018 x 100% = 55.55% < 100%

• DM 1 hari acetosal
DM 1 hari: 9/150 x 0.6 g = 0.036 g
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: (3 x 0.010)/0.036 x 100% = 83.3% < 100%
Jawab (lanjutan):
Dengan demikian, resep tersebut tersebut dapat
dilayani karena dosis maksimumnya masih di
bawah 100% atau tidak melebihi dosis
maksimum.
Contoh Soal Dosis Gabungan
R/ Atropin Sulfat 2.5 mg Menurut FI, DM:
Belladonae extr 100 mg Atropin Sulfat
Sacch lact qs 1 kali: 1 mg
M.f. pulv No.X 1 hari: 3 mg
S t dd pulv I
Extr Belladonae
Pro: Hilmi (7 tahun) 1 kali: 20 mg
1 hari: 80 mg
Jawab:
Extr Belladonae adalah sari kental yang mengandung atropin dan
hiosin maka untuk perhitungan dosisnya berlaku dosis gabungan
(extr. Belladonae dan atropin sulfat)

• Atropin Sulfat 2.5 mg/10 bungkus  0.25 mg/bungkus


• Belladonae extr 100 mg/10 bungkus  10 mg/ bungkus

Menurut FI, DM:


Atropin Sulfat
1 kali: 1 mg
1 hari: 3 mg

Extr Belladonae
1 kali: 20 mg
1 hari: 80 mg
Jawab (lanjutan):

Atropin Sulfat
• DM 1 kali atropin sulfat
DM 1 kali: [7/(7+12)] x 1 mg = 0.36 mg
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: 0.25/0.36 x 100% = 69.44 %

• DM 1 hari atropin sulfat


DM 1 hari: [7/(7+12)] x 3 g = 1.08 mg
% DM 1 hari: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 hari: (3 x 0.25)/1.08 x 100% = 69.44%
Jawab (lanjutan):

Extr. Belladonae
• DM 1 kali extr. belladonae
DM 1 kali: [7/(7+12)] x 20 g = 7.37 mg
% DM 1 kali: Dosis 1 kali resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 kali: 10/7.37 x 100% = 135.68 %

• DM 1 hari extr. belladonae


DM 1 hari: [7/(7+12)] x 80 g = 29.47 mg
% DM 1 hari: Dosis 1 hari resep/DM 1 kali x 100%
% DM 1 hari: (3 x 10)/29.47 x 100% = 101.79%
Jawab (Lanjutan):
Atropin Sulfat
• % DM 1 kali: 0.25/0.36 x 100% = 69.44 %
• % DM 1 hari: (3 x 0.25)/1.08 x 100% = 69.44%

Extr. Belladonae
• % DM 1 kali: 10/7.37 x 100% = 135.68 %
• % DM 1 hari: (3 x 10)/29.47 x 100% = 101.79%

% DM Ganda
• % DM sekali = % DM 1 kali atropin sulfat + % DM 1 kali
Extr. Belladonae
= 69.44 % + 135.68% = 205.12%
• % DM sehari = % DM 1 hari atropin sulfat + % DM 1 hari
Extr. Belladonae
= 69.44 % + 101.79% = 171.23%
Jawab (Lanjutan):
Karena dosis gabungan melampaui dosis
maksimum, maka resep tersebut tidak bisa
dilayani atau dosis extr belladonae diturunkan
Dosis Untuk Manula
• Dengan meningkatnya umur tjd perubahan
fisiologis dan patologis pd seseorang yg akan
mempengaruhi konsentrasi obat dlm tubuh
• Kecepatan absorpsi obat lebih lambat pd org
lanjut usia drpd org Muda yg bisa disebabkan :
 Berkurangnya sekresi getah lambung dpt
menurunkn kecept disolusi obat.
 Perubahan mukosa gastro intestinal dpt
memperlambat transport aktif obat.
 Perubahan kecepatan pengosongan lambung
Obat Tidak Tercampurkan (OTT)
Obat Tidak Tercampurkan (OTT)

• adalah suatu perubahan yang tidak diinginkan pada saat


mencampurkan bahan obat dengan bahan obat lainnya.

• Perubahan yang tidak diinginkan tersebut misalnya :


Serbuk menjadi lebih lembab, terjadi perubahan warna
dll

• OTT disebabkan oleh:


1. Terjadi reaksi kimia
2. Terjadi perubahan fisika
3. Terjadi kerja farmakologis
Reaksi Kimia

• Perubahan-perubahan yg terjadi oleh karena


timbulnya reaksi-reaksi kimia pada waktu
mencampurkan bahan-bahan obat dan hasil
reaksinya bermacam-macam
• Reaksi reduksi, oksidasi, asam & basa
• Contoh:
1. Kinin + NH4Cl  kinin mengendap
2. Alkaloid (extr belladonae) + logam berat
(AgNO3)  teroksidasi
3. Bismuth subnitrat + ZnO  hitam (redoks)
Perubahan Fisika

• Meleleh dan menjadi lembabnya campuran


serbuk c/: camphora dgn menthol, camphora
dgn fenol, camphor dgn naftol, thymol dgn fenol

• Adsorbsi c/:Alkaloid akan diserap oleh norit

• Tidak dapat larut dan tidak dapat bercampur


Kerja Farmakologi

1. Fenasetin merusak ginjal  tidak boleh


diberikan pada pasien dengan kerusakan ginjal
2. Luminal (obat tidur) + caffein (stimulan)
3. Loperamid (antidiare) + bisakodil (laksan)
4. Antihipertensi + antihipotensi
Cara Mengatasi
1. Membagi zat2 tsb ke dlm beberapa bagian
2. Mencampurkannya sedikit demi sedikit
3. Tidak digerus kuat2, sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi berkurang
4. Mencegah adanya air (karena air akan
mempercepat jalannya reaksi)
5. OTT farmakologi: salah satu harus diusulkan
dikeluarkan dari resep
6. OTT mikrobiologi: penambahan pengawet & cara
kerja aseptis
TUGAS
Hitung dosis anak untuk obat2 berikut untuk ds
sekali dan sehari jika :
1. Papaverin HCl (10th)
2. Papaverin HCl (7th)
3. Acetaminophen (9th)
4. Theophyllinum (13th)
5. Coffein (10 bln)
R/ Aminophylin 75 mg R/Acetaminophen 150 mg
Rhifampicin 100 mg Amm. Clorida 300 mg
GG 50 mg Dexamethason 0,5 mg
SL qs SL qs
m.f.pulv.d.t.d No.X m.f.pulv.d.t.d No.X
S.3.d.d.pulv.I S.3.d.d.pulv.I

Pro : An. Rosa (3Th)


Pro : An. Rosa (7Th)
R/Codein HCl 15 mg R/ Atropin sulfas 0,5 mg
GG 50 mg Magnesii subcarbonat
SL qs Natrii bicarbonat aa 0,1
m.f.pulv.d.t.d No.X SL qs
S.3.d.d.pulv.I m.f.da in caps.dtd.No.X
S.m.et.v.caps.I

Pro : An. Rosa (15Th) Pro : An. Iwan (8Th)


72

R/ Phenobarbit. 0,25
R/ Paracetamol 3,500
Diphenhydramin HCl 0,01 Diazepam 0,350
Pulv. Dover. 0,150 Prednison 0,800
Elaeoss. Anisi. ad 0,500 Elaeosach Anisi 2,500
m.f. Pulv. dtd. No. XII m.f.l.a.pulv No. XII
d.s. Obat pegal
d.s.t.dd. I
Sehari 3 x 1

Pro: Andi Pro : Nn. Murniati


Umur: 17 tahun (50 kg) Umur/Berat : 17 thn (40 kg)
73

R/ Tab. Acidov No. VI R/ Digitoxin 5 g


Diphenhydramin 0,100 Quinidin Sulfat 0,100
m.f. pulv. No. X m.f.l.a.pulv.dtd.No.XII
d.s. prn.3.dd.p.I d.s.prn.b.dd.I - II

Pro : Nn. Indra Pro : Tati


Umur/Berat : 15 th (45 kg) Umur/Berat : 19 thn (45 kg)
74

R/ Sirop Dekstrometorfan 60 cc R/ Dipenhydr. HCl Elix.I 60 m


Adde pro Cth. DXM Phospas 0,100
Amoxicillin 0,125 SD
Codein HCl 0,010
Bic. Nat. Aa 5
Diphenhyd. HCl 0,0125
m.f. Pot. 90ml
m.f. La.
S. 3 dd Cth. I d.s.o.6.h.cth.I

Pro : Aburizal Pro: Fitri


Umur/Berat : 10 thn (25 kg) Umur: 12 th (26 kg)
Diketahui DM :
• Acetaminophen : 500/2000 mg
• Amm.cl : -/10 g
• Atropin sulfas : 1/3 mg
• Codein Hcl : 60/300 mg
• Luminal : 300/600 mg
• Efedrin Hcl : 50/150 mg
• Theophylin : 500/1 mg
• Aminophylin : 500/1500 mg
• Papaverin Hcl : 200/600
• Hyoscynamin exct : 125/500 mg
• Morphin Hcl : 20/50 mg

Anda mungkin juga menyukai