Anda di halaman 1dari 2

.

4 Penggolongan Obat Asma

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat asma dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :

1. Antialergika

Yaitu za-zat yang bekerja manstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin. Obat ini
sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan rhinitis alergis (hay fever). Yang termasuk kelompok
ini adalah kromoglikat. b2 adrenergika dan antihistamin seperti ketotifen dan oksatomida juga memilii
efek ini.

2. Bronchodilator

Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergiksehingga memberikan efek
bronkodilatasi. Yang termasuk ke dalamnya adalah :

§ Adrenergika

Khususnya b2 simpatomimetika (b2-mimetik), zat ini bekerja selektif terhadap reseptor b2


(bronchospasmolyse) dan tidak bekerja terhadap reseptor b1 (stimulasi jantung). Kelompok b2-mimetik
seperti salbutamol, fenoterol, terbutalin, rimiterol, prokaterol dan tretoquinol. Sedangkan yang bekerja
terhadap reseptor b2 dan b1 adalah efedrin, isoprenalin, adrenalin, dan lain-lain.

§ Antikolinergika (oksifenonium, tiazinamium dan ipratropium)

Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik dan kolinergik. Bila reseptor b2
sistem adrenergik terhambat, maka sistem kolinergikmenjadi dominan, sehingga terjadi peciutan
bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga
aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan, engan efek bronchodilatasi.

Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kering,obstipasi, sukar kencing, gangguan
akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi.

§ Derivat xantin ( Teofilin, Aminofilin dan Kolinteofinilat)

Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase. Selain itu, Teofilin
juga mencegah pengikatan hiperaktivitas sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Kombinasi dengan
Efedrin praktis tidak memperbesar bronchodilatasi, sedangkan efek tachycardia diperkuat. Oleh karena
itu, kombinasi tersebut dianjurkan.

3. Antihistaminika (Ketotipen, Oksatomida, Tiazinamium dan Deptropin)

Obat ini memblokir reseptor histamine sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak antihistamin
memiliki daya antikolinergika dan sedatif.

4. Kortikosteroida (Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Betametason)


Daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekaan resptor b2, melawan efek mediator
seperti gatal dan radang. Penggunaan terutama pada serangan asma akibat infeksi virus atau bakteri.
Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari, berhubung efek sampingnya, yaitu osteoporosis, borok
lambung, hipertensi dan diabetes. Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi.

5. Ekspektoransia (KI, NH4CI, Bromheksin, Asetilsistein)

Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut, obat ini berguna terutama
bila lendir sangat kentaldan sukar dikeluarkan.

Mekanisme kerja obat ini adalh merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran nafas sehingga
menurunkan viskositas lender. Sedangkan asetilsistein mekanismenya terhadap mukosa protein dengan
melepaskan ikatan disulfide sehingga viskositas endir berkurang.

Anda mungkin juga menyukai