Anda di halaman 1dari 10

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tentang Tanaman


1. Kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson)
a. Tanaman kenanga (C. odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson)
termasuk ke dalam taksonomi sebagai berikut (Cronquist, 1981):
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Cananga odorata (Lam.) Hook.f & Thomson
b. Deskripsi Tanaman
Berupa tanaman berbentuk pohon. Daun memiliki ciri
berbentuk bulat telur, tunggal, tersebar dengan ujung meruncing
dan berdasar bundar serta bertulang menyirip. Batangnya
memiliki ciri berkayu, bulat, bercabang dan berwarna hijau
kotor. Perakaran berbentuk akar tunggang dan berwarna coklat.
Sedangkan bunganya memiliki ciri majemuk berbentuk payung
berwarna hijau pada waktu masih muda dan setelah tua
berwarna kuning, berbau harum (Anonim, 2000).

Gambar 1. Bunga kenanga Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


5

c. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam kenanga (Cananga
odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson) antara lain minyak atsiri,
flavonoid, polifenol, dan saponin (Anonim, 2000).
Kandungan kimia yang terdapat di dalam minyak atsiri
bunga kenanga antara lain ester-ester dari asam format, asetat,
valerat, benzoat. Terpenoid, linalool, nerol, farnesol, dan
karsiofilena (Gunawan dan Mulyani, 2004).
2. Kemangi (Ocimum basilicum L.)
a. Tanaman kemangi (O. basilicum L.) termasuk ke dalam
taksonomi sebagai berikut (Backer dan Bakkuizen, 1963) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basillicum L.
b. Deskripsi Tanaman
Batang berkayu, segi empat, beralur dan bercabang, berbulu
dan berwarna hijau atau keunguan. Daun berwarna hijau atau
keunguan, ujung runcing, menyirip, permukaan daun agak kasar
dan berbulu. Bunga berwarna putih atau keunguan, rangkaian
bunga majemuk (tunggal). Biji berbentuk bulat telur, berwarna
cokelat-hitam (Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

Gambar 2. Herba kemangi Ocimum basillicum L.

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


6

c. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi
antara lain minyak atsiri, flavonoida, tanin, dan saponin.
Sedangkan kandungan kimia yang terdapat dalam minyak atsiri
kemangi antara lain eugenol, methyl eugenol, linalool, sineol
dan geraniol (Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

B. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau dalam tanaman yang disebut juga
sebagai minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada
suhu biasa (suhu kamar) dan dalam udara terbuka mudah menguap.
Karena memiliki bau yang mewakili tanaman asalnya maka digunakan
istilah esensial. Dalam keadaan segar dan murni tanpa kontaminan,
minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Pada penyimpanan lama
warnanya dapat berubah menjadi lebih tua (gelap) karena teroksidasi dan
membentuk resin. Sebagai pencegahan, minyak atsiri harus di lindungi
dari pengaruh cahaya, misal disimpan dalam bejana gelas yang berwarna
gelap. Bejana tersebut juga diisi penuh sehingga tidak memungkinkan
minyak atsiri tidak berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup
rapat, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan
Mulyani, 2004).
Berdasarkan senyawa kimianya, minyak atsiri bukan merupakan
senyawa yang tunggal, melainkan tersusun dari berbagai komponen.
Komponen tersebut terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
Pengelompokan tersebut berdasarkan pada awal terbentuknya minyak
atsiri dalam tanaman. Melalui asal-usul biosintetik, minyak atsiri dapat
dibedakan menjadi:
1. Turunan terpenoid, terbentuk melalui jalur biosintesis asam asetat
mevalonat

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


7

2. Turunan fenil propanoid yang merupakan senyawa aromatik,


terbentuk melalui jalur biosintesis asam sikimat (Gunawan dan
Mulyani, 2004).

C. Penyulingan (Destilasi)
Metode destilasi merupakan metode yang lazim digunakan dalam
penyulingan minyak atsiri. Metode destilasi umumnya dilakukan terhadap
bagian tanaman yang mengandung minyak. Dasar metode ini yaitu
memanfaatkan perbedaan titik didih dari suatu campuran komponen yang
terdiri dari dua jenis cairan atau lebih (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Beberapa metode destilasi yang umumnya digunakan yaitu metode
destilasi kering, dimana prosesnya langsung dari bahannya tanpa
menggunakan air. Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang
kering dan untuk minyak-minyak yang tahan terhadap pemanasan atau
tidak mengalami perubahan bau dan warna ketika dipanaskan, contoh
bahan yang sesuai untuk metode ini yaitu oleoresin dan copaiba.
Sedangkan metode yang kedua yaitu destilasi air, metode ini terdiri dari
destilasi air dan uap air serta destilasi uap air langsung (Gunawan dan
Mulyani, 2004).
Metode destilasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode uap
air. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun bahan segar
dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat
rusak akibat panas langsung. Seluruh bagian tanaman yang akan
digunakan dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang
bentuknya mirip dandang. Bahan tanaman ditaruh di dalam bejana bagian
atas kemudian uap air yang dihasilkan oleh air mendidih dari bawah
dandang (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


8

D. Repelan
Repelan merupakan bahan yang kemampuannya digunakan sebagai
penolak serangga dari manusia sehingga dapat digunakan untuk
menghindari gigitan atau gangguan serangga terhadap manusia.
Penggunaan repelan yaitu dengan cara menggosokannya pada tubuh atau
menyemprotkannya pada pakaian (Soedarto, 1989).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam repelan yaitu tidak
mengganggu pemakainya, tidak melekat atau lengket, memiliki bau yang
menyenangkan pemakainya dan orang di sekitarnya, tidak menimbulkan
iritasi pada kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian serta memiliki daya
usir terhadap serangga hendaknya bertahan cukup lama (Soedarto, 1989).
Contoh senyawa kimia yang saat ini direkomendasikan yaitu
menggunakan N,N-diethylmetatoluamide (DEET) sebagai zat aktif. DEET
merupakan repelan yang tidak berbau namun dapat menimbulkan rasa
terbakar jika mengenai membran mukosa pada tubuh, selain itu juga dapat
merusakkan benda-benda yang terbuat dari plastik maupun bahan sintetik
lainnya (Soedarto, 1989). Zat aktif tersebut jika dioleskan pada kulit atau
pakaian dapat menolak nyamuk, tungau/caplak serta artropoda lainnya
(Sembel, 2009).

Gambar 3. Rumus struktur DEET (N, N-diethyl-m-toluamide)

Ethyl hexanediol merupakan contoh lain dari repelan namun efeknya


lebih rendah dari DEET (Soedarto, 1989). Efek samping yang dapat
ditimbulkan oleh DEET yaitu terjadinya iritasi pada kulit pada orang-
orang yang sensitif serta dapat menyebabkan blister jika pemakaian pada
konsentrasi yang tinggi. DEET juga bersifat sebagai racun jika termakan
(Sembel, 2009).

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


9

E. Gel
Gel atau yang biasa disebut jeli, merupakan suatu sistem setengah
padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Gel digolongkan sebagai sistem dua fase apabila massa gel
terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah (misalnya Gel Aluminium
Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase
terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai
magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat
berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan membentuk
cair jika digojog. Pada etiket harus tertera dikocok dahulu sebelum
digunakan (Anonim, 1995).
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba
sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan
antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat
dibuat dari makromolekul sintetik seperti karbomer atau gom alam seperti
tragakan. Gel dapat digunakan secara topikal maupun dimasukkan ke
dalam lubang tubuh (Anonim, 1995).

F. Uraian Bahan
1. Carbopol (Aqupec HV 505)
Carbopol termasuk dalam kelompok polimer asam akrilat.
Pemeriannya berupa serbuk putih, higroskopik, bersifat asam dan
mempunyai bau khas. Carbopol dapat terdispersi dalam air untuk
membentuk larutan koloidal bersifat asam. Carbopol dapat digunakan
sebagai gelling agent jika penggunaannya pada konsentrasi 0,5-2,0%
(Rowe et al., 2005). Karakteristik dari carbopol itu sendiri yaitu larut
dalam air dan alkohol, menunjukan viskositas yang tinggi pada
konsentrasi kecil, bekerja efektif pada range pH yang luas, berbentuk
cairan kental transparan (Afidah, 2008).

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


10

Gambar 4. Rumus struktur Carbopol


2. Etanol 96%
Pemerian dari etanol yaitu merupakan cairan tidak berwarna,
jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, memiliki bau yang khas
dan rasa yang panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap. Kelarutan dari etanol yaitu sangat mudah larut
dalam air, kloroform P dan dalam eter P (Anonim, 1979). Etanol
digunakan sebagai pelarut dalam sediaan topikal pada konsentrasi 60-
90% (Rowe et al, 2005).

Gambar 5. Rumus struktur Etanol


3. Nipagin
Pemerian dari nipagin yaitu serbuk hablur halus, putih, hampir
tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti
rasa tebal. Kelarutan dari nipagin yaitu larut dalam 500 bagian air,
dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan
alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih (Anonim, 1979). Nipagin digunakan sebagai pengawet pada
konsentrasi 0,02-0,3% (Rowe et al, 2005).

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


11

Gambar 6. Rumus struktur Nipagin


4. Propilenglikol
Pemerian dari propilenglikol yaitu berupa cairan kental, jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik.
Kelarutan dari propilenglikol yaitu dapat campur dengan air, etanol
(95%) P, dan dengan kloroform P (Anonim, 1979). Propilenglikol
dapat digunakan sebagai pelarut dalam sediaan tropikal pada
konsentrasi 5-80% (Rowe et al, 2005). Propilenglikol juga dapat
digunakan sebagain pelembut pada kulit yang kering (Afidah, 2008).

Gambar 7. Rumus struktur Propilenglikol


5. Trietanolamin
Trietanolamin merupakan campuran dari trietanolamina,
dietanolamina dan monoetanolamina. Pemerian dari trietanolamin
yaitu berupa cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau
lemah mirip amoniak, higroskopik. Kelarutan dari trietanolamin yaitu
mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, dan dengan
kloroform P (Anonim, 1979). Sama halnya dengan senyawa amin
yang lain, trietanolamin bersifat basa lemah (Afidah, 2008).

Gambar 8. Rumus struktur Trietanolamin

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


12

G. Aedes aegypti
1. Klasifikasi
Nyamuk Aedes aegypti menurut Sembel (2009) termasuk dalam
subfamili Culicinae, famili Culicidae, Ordo Diptera, Sub ordo
Nematocera, Genus Aedes dan spesies Aedes aegypti.

Gambar 9. Nyamuk Aedes aegypti (Anonim, 1998)


2. Perilaku Hidup
Nyamuk Aedes aegypti membutuhkan air untuk kelangsungan
hidup karena larva nyamuk hidup di air dan hanya bentuk dewasa
yang hidup didarat. Telur nyamuk menetas dan menjadi larva dalam
air dan memakan organisme kecil. Telur biasanya menetas setelah 2-3
hari sesudah diletakkan. Larva nyamuk menggantungkan tubuh
dipermukaan untuk mendapatkan oksigen, biasanya melakukan
pergantian kulit sebanyak empat kali dan berpupasi setelah 7 hari.
Nyamuk dewasa keluar dan terbang sesudah dua atau tiga minggu
(Sembel, 2009)
Nyamuk betina menghisap darah manusia atau hewan lain seperti
kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah yang cukup untuk
perkembangan telurnya. Nyamuk betina akan mati jika tidak
mendapatkan cairan darah yang cukup. Nyamuk jantan biasanya hidup
dengan menghisap cairan tumbuhan. Nyamuk Aedes aegypti
merupakan vektor utama penyakit demam berdarah (Sembel, 2009).
Nyamuk Aedes aegypti aktif pada waktu siang hari (Sembel,
2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hadi et al (2012)
membuktikan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat menghisap darah
pada malam hari (nokturnal) dari jam 18:00–05:50.

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013


13

H. Simplex Lattice Design (SLD)


Simplex Lattice Design adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mengetahui profil efek campuran terhadap suatu parameter (Bolton,
1997). Metode ini digunakan pada formula gel dengan menggunakan dua
campuran zat aktif minyak atsiri bunga kenanga dan herba kemangi. Dasar
metode ini yaitu adanya dua variabel bebas X1 dan X2. Rancangan tersebut
dibuat dengan memilih tiga kombinasi dan yang diamati respon yang
diperoleh. Respon yang diperoleh haruslah mendekati tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya baik maksimal maupun minimal (Bolton, 1997).
Persamaan umum dari Simplex Lattice Design yang menunjukan
respon dan komponen adalah sebagai berikut :
Y = X1 (A) + X2 (B) + X12 (A) . (B)
Y merupakan parameter yang ingin dicapai yaitu kadar kedua zat aktif
minyak atsiri yang digunakan. B1, B2, B12 merupakan suatu koefisien yang
menyatakan nilai parameter waktu aktifitas repelan gel. Untuk mengetahui
nilai (A) dan (B) diperlukan 3 formula sebagai berikut :
a. A merupakan percobaan yang menggunakan 100% bagian A dan 0%
bagian B
b. B merupakan percobaan yang menggunakan 100% bagian B dan 0%
bagian A
c. (A) . (B) merupakan percobaan yang menggunakan campuran 50%
bagian A dan 50% bagian B
Dengan memasukan respon yang diperoleh dari hasil percobaan ke
dalam persamaan di atas maka dapat dihitung harga koefisien X1, X2, X12.
Dengan diperolehnya harga-harga koefisien ini maka dapat pula dihitung
nilai Y (respon) pada tiap variasi campuran (A) dan (B) sehingga
digambarkan profilnya dan didapatkan rancangan formula yang optimum
(Bolton, 1997).

Optimasi Kombinasi Minyak..., Anwar Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Anda mungkin juga menyukai