Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Farmakognosi merupakan bagian, biokimia, dan kimia sintesis sehingga ruang


lingkupnya menjadi luas yaitu penggunaan secara serentak seperti cabang ilmu
pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui bahwa sebagian dari tanaman ini
adalah obat. Sering kita lihat bahwa sebagian dari masyarakat memanfaatkan
tanaman sebagai makanan, sedangkan pada bidang farmasi mengenal bahwa
sebagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan (Adhyatma, 2009).

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan baku obat
yang mengalami pengoalahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan.
Permintaan bahan baku simplisa sebagai bahan baku obat-obatan semakin
meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping
penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil
dibandingkan obat sintesis. Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa
tahapan yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan (Widyaningrum,
2011).

Aplikasi dalam bidang farmasi adalah agar para farmasis dapat mengetahui
tanaman yang mengandung obat serta khasiat apa saja yang dimiliki oleh
tanaman itu dan juga cara membuat simplisia sendiri. Hal inilah yang
melatarbelakangi praktikum ini.
I.2 Maksud Percobaan
1. Memahami cara pembuatan simplisia yang baik
2. Memahami cara mengidentifikasi bahan baku simplisia

I.3 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik
2. Mengetahui cara mengidentifikasi bahan baku simplisia

I.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini seorang farmasis dapat mengetahui cara-cara dalam
pembuatan simplisia yang baik, serta mengetahui cara identifikasi bahan baku
simplisia untuk dijadikan obat

I.5 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dilakukan dengan cara pengambilan sampel bahan baku lalu
dilakukan sortasi basahm kemudian proses pencucian bahan baku. Selanjutnya,
dilakukan perubahan bentuk (perajangan). Setelah itu, bahan baku dijemur dan
atau diangin-anginkan. Kemudian bahan baku disortasi kering dan yang
terakhir dilakukan pengemasan dan penyimpanan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan untuk obat, belum


mengalami pengolahan apa pun, dan jika tidak dinyatakan atau disebutkan lain.
Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia
nabati, simplisia hewani dan simplisia pelican atau mineral (Suharmiati., Herti,
M. 2009)

Simplisia nabati sering berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi
sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, kulit batang,
kayu bagian bunga dan sebagainya. Disamping itu, terdapat eksudat seperti
gom, lateks, tragakanta, oleoresin dan sebagainya. Contoh – contoh simplisia
tanaman dan proses mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi
senyawa kandungan, kontaminasi, dan stabilitas bahan. Namun demikian,
simplisia sebagai produk olahan, variasi senyawa kandungan dapat diperkecil
dan diatur (Gultom, R, P, J., Hartika, S, S. 2019)

Tanaman obat yang dikelompokkan berdasarkan organ tanaman yang


digunakan menurut ( Widaryanto, G., Nur, A. 2018) yaitu :

1. Simplisia herba ialah simplisia yang berasal dari seluruh bagian tanaman.
Contoh : meniran
2. Simplisia akar
3. Simplisia daun ialah simplisia yang berasal dari bagian daun
4. Simplisia bunga dibuat dengan memanfaatkan bagian bunga tanaman
5. Simplisia buah ialah simplisia yang dibuat dari bauh tanaman
6. Simplisia biji ialah simplisia yang berasal dari biji
7. Simplisia rimpang
8. Simplisia kulit kayu, biasanya berasal dari pohon.

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organism


pathogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organism, serangga dan
binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpan bau
dan warna, tidak boleh mengandung lender, atau menunjukan adanya
kerusakan. Sebelum diserbukan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir,
debu atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik
asing. Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau
tercampur bagian lain, maupun bagian asing yang biasanya tidak memengaruhi
simplisia sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung benda asing atau sisa yang
beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain
tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi (Tim
MGMPati.2018)

Ada beberapa simplisia yang mampu didefinisikan golongan kimia kandungan


kimianya dengan metode organoleptis menurut (Najib, A. 2018) diantaranya :

Warna : Golongan senyawa flavonoid

Bau : Golongan minyak menguap

Rasa : - Manis = Golongan senyawa glikosida

- Pahit = Golongan senyawa alkaloid

- Khelat = Golongan senyawa tamin


II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI Edisi III, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Aquadest / air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : O
H H
Pemerian :Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak
mempunyai warna
Kelarutan :-
Khasiat :-
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : -
2. Alkohol (FI Edisi III, 1979 : 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
RM / BM : C2H6O / 46,0

Rumus struktur : H H
H C C O H
H H
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p
dan eter p
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Persyaratan Kadar : -
II.3 Uraian Sampel
1. Aren (Arenga Pinnata Merr)
2. Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides)
3. Akar Kuning (Arcangelisa Flava Merr)
4. Alang-alang (Imperata Cylindrica)
5. Cannadian (Conyza Canadensis ver. pusilla)
II.4 Klasifikasi Tanaman
1. Aren (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Areaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga Pinnata Merr

2. Daun Bandotan (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum Conyzoides

3. Akar Kuning (www.plantamor.com)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Famili : Manispermaceae
Genus : Arcangelisia
Spesies : Arcangelisia Flava Merr
4. Alang – Alang (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata Cylindrica

5. Cannadian (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Conyza
Spesies : Conyza Canadensis ver
II.5 Prosedur Percobaan
II.5.1 Pembuatan Simplisia
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil tanaman yang akan dibuat simplisia
3. Lakukan sortasi basah dengan memisahkan bagian-bagian tanaman
4. Cuci tanaman menggunakan air mengalir
5. Rajang sampel / tanaman simplisia menggunakan gunting
6. Keringkan dengan cara di anging-anginkan diluar ruangan dan
terlindung dari cahaya matahari
7. Lakukan sortasi kering dengan cara memisahkan dari kotoran
8. Haluskan tanaman dengan lubang yang paling kecil
9. Masukkan kedalam pot salep ukuran 100 gram
10. Masukkan sampel yang sudah dirajang (tanpa diblender dan
diayak) kedalam pot salep 100 gram
11. Beri etiket pada kedua pot salep
II.5.2 Pembuatan herbarium
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil sampel tanaman obat yang akan dibuat herbarium
3. Cuci sampel tanaman obat
4. Beri alcohol 70% dengan cara dioles ketiap bagian tumbuhan
menggunakan kapas
5. Keringkan hingga alkoholnya meresap
6. Letakkan diatas kertas koran lalu ditutup dengan kardus
7. Tindis dengan alat pemberat seperti buku ± 3 hari
8. Keluarkan dari pembungkusnya lalu ditempel pada kertas jilid
9. Beri etiket tanaman dan dilaminating
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
1. Pisau cutter
2. Gunting
3. Blender 1 set
4. Pot plastik 100 gram
5. Ayakan 100 mz
6. Parang
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol 70%
3. Karung 1
4. Tissue / kapas
5. Dos
6. Selotip / isolasi / lakban
7. Koran
8. Kertas label
9. Kantong plastic

III.2 Sampel
1. Aren (Arenga Pinnata Merr)
2. Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides)
3. Akar Kuning (Arcangelisa Flava Merr)
4. Alang-alang (Imperata Cylindrica)
5. Cannadian (Conyza Canadensis ver. pusilla)
III.3 Cara Kerja
III.3.1. Pembuatan simplisia
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil tanaman yang akan dibuat simplisia
3. Dilakukan sortasi basah dengan memisahkan bagian-bagian
tanaman yang akan diambil
4. Dicuci tanaman menggunakan air mengalir
5. Dirajang sampel / tanaman simplisia menggunakan gunting
6. Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan diluar ruangan dan
terlindung dari cahaya matahari
7. Dilakukan sortasi kering dengan cara memisahkan dari kotoran
8. Dihaluskan tanaman dengan blender dan diayak dengan saringan
dengan lubang yang paling kecil
9. Dimasukkan kedalam pot salep ukuran 100 gram
10. Dimasukkan sampel yang sudah dirajang (tanpa diblender dan
diayak) kedalam pot salep ukuran 100 gram
11. Diberi etiket pada kedua pot salep
III.3.2. Pembuatan herbarium
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil sampel tanaman obat yang akan dibuat herbarium
3. Dicuci sampel tanaman obat
4. Diberi alkohol 70% dengan cara dioles ketiap bagian tumbuhan
menggunakan kapas
5. Dikeringkan hingga alkoholnya meresap
6. Diletakkan diatas kertas koran lalu ditutup dengan kardus
7. Ditindis dengan alat pemberat seperti buku ± 3 hari
8. Dikeluarkan dari pembungkusnya lalu ditempel pada kertas jilid
9. Diberi etiket tanaman dan delaminating
III.4 Skema kerja
III.4.1. Pembuatan simplisia
Alat dan Bahan

Pengambilan bahan baku

Sortasi basah

Pencucian

Dirajang

Pengeringan

Sortasi kering

Penimbangan

Pembuatan serbuk simplisia

Penimbangan

Penyimpanan

Hitung % rendaman dan residu


III.4.2. Herbarium
Alat dan Bahan

Pengambilan bahan baku

Pencucian

Alkohol

Kertas Koran

Pemberat ± 3 hari

Kertas HVS

Etiket

Laminating
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan


IV.1.1. Simplisia
No. Gambar Keterangan
1
Pengambilan bahan baku

2
Sortasi basah / pemilihan
tanaman

3
Pencucian menggunakan air
mengalir

4
Pengubahan bentuk /
perajangan

5
Pengeringan (diangin-
anginkan)

6
Sortasi kering / pemilihan
bahan setelah kering

7
Pengemasan dan
penyimpanan di pot salep
dan diberi etiket
Moluccan
a

IV.1.2. Herbarium
No. Gambar Keterangan
1
Pencarian bahan baku

2
Dicuci dengan air

3
Diberi alkohol dan diangin-
anginkan

4
Tempel dikertas HVS

5
Tutup dengan dos / kardus

6
Lakban

IV.1.3. Analisis Data


1. Tanaman kemiri (AleuntesMoluccana)
Berat Serbuk
% Rendaman = ×100 %
Berat Awal
24,6 g
= ×100 %
2300 g
= 1,28%
Berat awal−Berat Serbuk
% Residu = ×100 %
Berat Awal
2300 g−29,6 g
= × 100 %
2300 g
= 90,71%
2. Tanaman Sirih hutan (PiperCadunbractenum)
Berat Serbuk
% Rendaman = ×100 %
Berat Awal
31,52 g
= × 100 %
1500 g
= 2,10%
Berat awal−Berat Serbuk
% Residu = ×100 %
Berat Awal
1500 g−31,52 g
= ×100 %
1500 g
= 48,82%
3. Tanaman Kitolod (HippobromaLongiflora)
Berat Serbuk
% Rendaman = ×100 %
Berat Awal
29,54 g
= ×100 %
2500 g
= 1,8%
Berat awal−Berat Serbuk
% Residu = ×100 %
Berat Awal
2500 g−29,54 g
= × 100 %
2500 g
= 48,82%
4. Tanaman Ubi Jalar (IpomoeaBatatas)
Berat Serbuk
% Rendaman = ×100 %
Berat Awal
54 g
= ×100 %
1600 g
= 3,37%
Berat awal−Berat Serbuk
% Residu = ×100 %
Berat Awal
1600 g−54 g
= × 100 %
1600 g
= 96,62%
5. Tanaman Balanoa (KleinnoviaHospira)
Berat Serbuk
% Rendaman = ×100 %
Berat Awal
27,16 g
= ×100 %
1600 g
= 1,64%
Berat awal−Berat Serbuk
% Residu = ×100 %
Berat Awal
1600 g−27,16 g
= ×100 %
1600 g
= 90,3%
IV.2. Pembahasan

Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum tercampur dan belum
diolah. Namun, wujudnya sudah dalam keadaan bersih dan dikeringkan.
Namun seperti ini telah siap direbus sesuai kebutuhan. Bentuk simplisia lebih
banyak dipakai dalam pengelolaan pengobatan dari pada bentuk tanaman obat
yang kering atau segar. Hasil pengobatan dengan simplisia yang berkhasiat
obat ini tampak lambat (Prapti Utami, 2013)

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan simplisia
yang baik dan mengidentifikasi bahan baku simplisia.

Prinsip percobaan dilakukan dengan cara pengambilan sampel bahan baku lalu
dilakukan sortasi basahm kemudian proses pencucian bahan baku. Selanjutnya,
dilakukan perubahan bentuk (perajangan). Setelah itu, bahan baku dijemur
dan / atau diangin-anginkan. Kemudian bahan baku disortasi kering dan yang
terakhir dilakukan pengemasan dan penyimpanan

Adapun tahapan dalam pembuatan simplisia aren (Arenga Pinnata) yaitu


pengumpulan bahan baku, dimana tanaman aren yang terpilih adalah tanaman
kemiri yang diperoleh dari desa kapiroe, palolo. Tanaman ini banyak terlihat
diseluruh tempat dengan tekstur tanah yang kering maupun lembab. Sortasi
basah bahan yatu dengan memilih atau memisahkan daun (bagian tanaman
yang dijadikan simplisia dan bagian yang lain / dari kontaminasi tanaman lain).
Sortasi basah dapat dilakukan dengan menggunakan parang / gunting ataupun
dipetik. Pencucian dengan air mengalir dengan tujuan membershkan dari tanah,
kotoran yang melekat pada daun sehingga mudah ditumbuhi bakteri.
Perajangan dilakukan dengan pemotongan daun menjadi bagian kecil dengan
menggunakan cutter atau gunting, bertujuan untuk memperluas permukaan
daun sehingga mudah atau cepat kering. Pengeringan dapat dilakukan dengan
cara diangin-anginkan. Sortasi kering dilakukan setelah daun kering dengan
kotoran maupun daun yang rusak. Lalu beberapa simplisia diblender dengan
tujuan dapat memperluas zat aktif atau permukaan zat memformulasi obat
kedepannya. Terakhir pengepakan simplisia dengan dimasukkan masing-
masing dari simplisia halus kedalam pot salep karena pot salep memenuhi
wadah yang baik seperti inert dan tertutup baik, serta disimpan pada suhu
ruang.

Tanaman aren memiliki kandungan ehsarid-gliserid dari asam unol, asam


palmitin, asam myrisitin dan asam lemak. Dan memiliki khasiat dan manfaat
yaitu sebagai onat skrofulosis (organ getah bening yang membengkak), obat
pencahar, untuk menyuburkan rambut, obat buang air besar berdarah, obat
sariawan, serta bahan pembuat salep dan sabun (Utami, 2011)

Rendaman adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan


dari ekstraksi tanaman aromatic. Residu adalah segala sesuatu yang tertinggal
tersisa atau berguna sebagai kontaminasi daam suatu proses kimia tertentu.
Rendaman dan residu menggunakan satuan (%) (Mulyani,2010)

Adapun & rendaman pada bahan baku aleuntes moluccana diperoleh 1,28%
sedangkan residu 98,71%. Semakin tinggi nilai rendaman yang dihasilkan
maka semakin rendah mutu yang didapatkan memberikan kesimpulan mutunya
yang kurang baik. Untuk residu bertujuan sebagai jaminan tidak mengandung
bahan-bahan berbahaya

Morfologi akar aren yaitu merupakan pohon beranting kecil dengan tinggi 10-
40 cm. Daun berbentuk bundar telur, berbintik-bintik jernih dan tidak merata,
dan berkeping tiga sampai lima. Bunga majemuk, berukuran kecil, berwarna
putih, berkumpul membentuk malal, dan diselimuti bulu-bulu pendek berwarna
perak kram. Biji mengandung minyak kuning berlemak dan baunya harum
(Prapti Utami, 2013)

Aplikasi pembuatan simplisia dalam bidang farmasi adalah untuk


mengawetkan bahan baku atau zat akhir obat sehingga menandakan formulasi
obat.

Herbarium adalah spesimen (koleksi tumbuhan) baik koleksi basah maupun


kering. Spesimen pada umumnya telah di press dan dikeringkan, serta
ditempelkan pada kertas, diberi label berisi keterangan yang penting, diawetkan
serta disimpan dengan baik di tempat penyimpanan yang telah disediakan
(Syamsuri, 2009)

Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui tumbuhan obat dilingkungan


sekitalm .r kita dan mempelajari sifat-sifat serta klasifikasi tumbuhan.

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu selotip, gunting, kamera hp, dan
beban berat. Bahan yang digunakan yaitu alkohol 70%, aquadest, karton, koran
dan dos bekas. Kemudian sampel yang digunakan yaitu tanaman paku tanah
Pteris vittata L.

Praktikum ini dilakukan dengan cara mengambil tumbuhan dari tanah lengkap
dengan akar, batang dan daunnya lalu dibersihkan tumbuhan tersebut dengan
air yang mengalir lalu dikeringkan atau diangin-anginkan. Setelah kering,
disemprotkan alkohol 70% keseluruh tubuh tumbuhan, dikeringkan kembali,
lalu ditempek pada koran menggunakan selotip dan diukur kombinasi dengan
beban berat di dokumentasikan tiap prosesnya, terakhir dipasang etiket dan
delaminating.

Alasan digunakanannya air pada percobaan ini ialah untuk membersihkan


kotoran-kotoran seperti tanah maupun hama yang menempel, tanaman diangin-
anginkan agar tidak berjamur, disemprot alcohol agar steril dari bakteri, lalu
diselotip agar daun tidak terlipat, ditindis dengan bebat berat agar tipis dan
mudah dilaminating. Dilaminating agar menghindari udara yang masuk.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat melakukan


identifikasi terhadap tumbuhan atau tanaman berdasarkan pengetahuan
tradisional serta dapat mengetahui tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat
sebagai obat yang bias kita jadikan sebagai bahan sediaan obat herbal.
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

1. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat, tetapi belum
mengalami pengolahan apapun dengan kata lain bahan yang telah
dikeringkan.
2. Tahapan dalam pembuatan simplisia yaitu pengambilan bahan baku,
sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering dan
penyimpanan.
3. Herbarium adalah specimen (koleksi tumbuhan) baik koleksi basah
maupun kering.
4. Tahapan dalam pembuatan herbarium, yaitu pengambilan bahan baku,
pencucian, diolesi alkohol, ditutupi kertas koran, serta diletakkan
pemberat ±3 hari dan diberikan etiket

V.2. Saran

Sebaiknya dalam pembuatan simplisia dan herbarium praktikum harus lebih


berhati-hati agar sampel tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Assaf. (2017). Mutu pelayanan kesehatan penerbit buku kedokteran. EGC;


Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Mulyani. (2010). Anatomi tumbuhan, Penerbit kansus. Yogyakarta

Prapti Utami. (2013). Tanaman Obat untuk mengatasi diabetes melitus. Gramedia.
Jakarta

Syamsuri. (2009). Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Penerbit buku


kedokteran.
EGC. Jakarta.

Sri Mulyani. (2010). Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kansus. Yogyakarta

Shinya, H. (2012). The miracle of enzim. Genika. Jakarta

Tim Dosen. (2011). Obat-obat penting edisi keenam. PT. Elex media komputindo.
Jakarta.
Utami, T. (2011). Tanaman Obat untuk penyakit. Ilmu karya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai