PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional merupakan suatu
produk pelayanan kesehatan yang strategis karena berdampak positif terhadap
tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Tanaman obat dapat
memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis
produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai
macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk, instan, sirup, permen,
kapsul
2. Simplisia Hewani
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-
zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni (Nurhayati Tutik, 2008). Contohnya adalah minyak ikan dan
madu (Gunawan, 2010).
3. Simplisia Mineral
Simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum
diolah atau yang telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni (Meilisa, 2009).
2.1.2 Proses Pembuatan Simplisia
1. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman
masih segar. Sortasi basah di lakukan untuk memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan- bahan sassing seperti tanah, kerikil, rumput,
batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus
dibuang. Tanah yang mengandung macam-macam mikroba dalam
jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dan
tanah yang terikut mikroba awal (Melinda, 2014).
2. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan
pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian
dilakukan dengan air bersih, misalnya air dan mata air, air sumur
dan PDAM, karena air untuk mencuci sangat mempengaruhi jenis
dan jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang
digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada
permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat
pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan
mikroba (Gunawan, 2010).
3. Perajangan
Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan untuk
memperoleh proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan maka semakin cepat
penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan
tetapi irisan yang terlalu tipis juga menyebabkan berkurangnya atau
hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap, sehingga
mempengaruhi komposisi, bau, rasa yang diinginkan (Melinda,
2014).
4. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai
berikut :
a. menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri.
b. menghilangkan aktivitas enzimyang bisa menguraikan lebih
lanjut kandungan zat aktif.
c. memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya
(ringkas, mudah disimpan, tahan lama dan sebagainya)
(Gunawan,2010).
5. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami
proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan
yang terlalu gosongatau bahan yang rusak. Tujuan sortasi untuk
memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman
yang tidak diinginkan atau pengotor-pengotor lainnya yang masih
ada dan tertinggal pada simplisia kering (Melinda, 2014).
6. Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka
simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar
tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya
(Gunawan, 2010).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol
A. Nama Resmi : AETHANOLUM
B. Nama Lain : Alkohol, Etanol, Ethyl Alkohol
C. BM/BR : 18,02 / H2O6
D. Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
E. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam Eter P
F. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api.
G. Kegunaan : sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh
kuman.
2.3 Uraian Tanaman
2.2.1 Tanaman Bandotan
A. Nama Latin : (Ageratum conyzoides L.)
B. Nama Daerah :Daun tombak, rumput tahi ayam atausiangit
(Sumatera), babandotan, bandotan, dus wedusan, tempuyak dan
berokan ( Jawa), dawet, lawet, rukut manoe dan sopi (Sulawesi)
(Dalimartha, 2006).
C. Klasifikasi
1. Kingdom : Plantae
2. Subkingdom :Tracheobionta
3. Superdivisi :Spermatophyta
4. Divisi : Magnoliophyta
5. Kelas : Magnoliopsida
6. Subkelas : Asteridae
7. Orde : Asterales
8. Family : Asteraceae
9. Genus : Ageratum Linn
10. Spesies : Ageratum conyzoides Linn (Kartesz, 2012)
D. Morfologi Tumbuhan
Bandotan memiliki ketinggian mencapai 1 meter dengan
ciri daun yang mempunyai bulu berwarna putih halus. Bunga
berukuran kecil, berwarna putih keunguan pucat, berbentuk seperti
bunga matahari dengan diameter 5-8 mm. Batang dan daun ditutup
oleh bulu halus berwarnaputih dan daunnya mencapai panjang 7.5
cm. Buahnya mudah tersebar sedangkan bijinya ringan dan mudah
terhembus angin (Prasad, 2011).
E. Daerah Tumbuh
Bandotan merupakan sejenis tanaman pengganggu yang
banyak ditemukan dipinggir jalan, hutan, ladang dan tanah terbuka.
F. Kandungan Kimia
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat metabolit sekunder yang
terdapat dalam tumbuhan, mengandung satu atau lebih atom
nitrogen yang bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen
merupakan bagian dari cincin heterosiklik (Doble dan
Prabhakar, 2008).
2. Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan
lebih dari 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada
prinsipnya merupakan siklisasi dari skualen. Triterpenoid
terdiri dari kerangka dengan 3dan 6siklikyang bergabung
dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik dan 6 siklik yang
mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu (Lenny, 2006).
3. Steroid
Steroid merupakan triterpenoid yang mengandung
siklopentana perhidrofenantren yaitu 3 cincin sikloheksana dan
sebuah cincin siklopentana. Steroid dapat ditemukan pada
jaringan tumbuhan.
4. Flavonoid
Flavonoid termasuk senyawa fenol terbesar yang
ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan zat warnaungu dan
biru serta sebagian warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan. Flavonoid mempunyai kerangka dasar
karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, 2 cincin benzene (C6)
terikat pada suatu rantai propan (C3) sehingga membentuk
susunan C6-C3-C6 (Okunade, 2002).
5. Tanin
Tanin disebut sebagai polifenol tanaman, yang mempunyai
peran dalam pengikatan protein, pembentukan pigmen sebagai
ion metal dan mempunyai susunan molekul yang besar serta
sebagai aktivitas antioksidan. Tanin memiliki rumus molekul
C75H52O46, ada yang tidak berwarna tetapi ada juga yang
berwarna kuning atau cokelat (Okuda dan Ito, 2011).
Dua kelas besar tanin dikenal berdasarkan reaksi hidrolitik dan
asal fenoliknya. Kelas pertama disebut sebagai tanin
hydrolysabledan yang lain disebut tanin terkondensasi, disebut
sebagai tanin hydrolysablekarena mudah larut dalam asam
mineral atau enzim seperti tannase, strukturnya berupa asam
galat, hexahydrodiphenicatau allagic acid. Sedangkan tanin
terkondensasi tidak dapat larut dalam asam mineral dan enzim
sehingga disebut juga tannin nonhydrolisable (Rangari, 2007).
2.2.2. Sirih Hutan
A. Nama latin : (Piper aduncum Linn)
B. Nama daerah : Seuseureuhan dan Gedebong (Sunda)
C. Klasifikasi
1. Kingdom : Plantae
2. Subkingdom : Tracheobionta
3. Superdivisio : Spermatophyta
4. Divisio : Magnoliophyta
5. Kelas : Magnoliopsida
6. Sub-kelas : Magnoliidae
7. Ordo : Piperales
8. Familia : Piperaceae
9. Genus : Piper
10. Spesies : Piper aduncum Lim (Agusta, 2000).
D. Morfologi Tumbuhan
Sirih hutan merupakan tanaman Terna atau tanaman yang
tumbuh merambat atau menjalar. Helaian daun berbentuk bundar
telur sampai lonjong,panjang 5 cm sampai 18 cm, lebar 2,5 cm
sampai 10,5 cm pada bagian pangkal helai daun berbentuk
jantung(cordatus) atau agak bundar, tulang daun bagian bawah
gundul atau berambut sangat pendek, tebal, berwarna putih. Bunga
berbentuk bulir untai (amentum), berdiri sendiri di ujung cabang
atau berhadapan dengan daun. Bulir jantan, panjang gagang 1,5 cm
sampai 3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang
gagang 2,5 cm sampai 6 cm. Kepala putik 3 sampai 5. Buah buni,
bulat, gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm
sampai 1,5 cm (Ditjen POM, 1995).
E. Daerah Tumbuh
Di daerah-daerah tertentu, sirih hutan tumbuh dengan baik
pada ketinggian 90-1000 mdpl (Heyne 1987).
F. Kandungan Kimia
Sirih hutan kaya akan senyawa metabolit sekunder, yang
termasuk dalam golongan alkaloid, fenilpropanoid, monoterpena,
seskuiterpena, steroid, tanin, flavonoid, kuinon, flavanon, flavon,
kromena, dan benzenoid (Parmar et al. 1997; Taylor 2006; Braga et
al. 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan :
1. Parang
2. Gunting
3. Botol semprot
4. Kain hitam
5. Karung
3.1.2Bahan
Adapun bahan yang digunakan :
1. Alkohol 70%
Perhatikan lagi depe kelurusan aaaaa… dengan spasi jugaaaa….so baku2 jao skali
akhir paaragraf satu dengan jdul selanjtunya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2. Pembahasan
Simplisia merupakan bagian atau keseluruhan dari tumbuhan, hewan
maupun mineral yang belum mengalami pengolahan. Bagian tersebut
terkadang hanya dikecilkan atau dikeringkan. (Endang., dkk, 2017).
Berdasarkan teori, dalam membuat simplisia praktikan tidak melakukan
pengolahan apapun kecuali pengeringan pada tanaman yang berpotensi mejadi
tanaman obat.
Catatan:
Diuraian tanaman ada b jelaskan 2 tanaman. Knpaa pas dipmbhasan bo ada bahas
bandotan?? Digambar ad 3 tanaman. Baru knpaa diuraian tanaman bo 2???
Untuk pembahasan ituuu bahas lagi tujuan2 dari pengolahan simplisia aaaa…
bahas bagaimnaa kamu ad b olah ini tanaman..jangan lupaa jugaaa taru alas an
knpaaa trang harus bkng bgituuu..misalnyaaa setelah pengambilan sampel kami
melakukan sortasi basah tujuannya untuk memisahkan mana tanaman yang bisa
diambil dan tidak…jelaskan sjaa tujuan2 dari perlakuan itu…pas diperajangan
kamu kan ad pake alkohol…taru lagi dsitu alassan knpa kamu pake alkohol.
Tujuannya apaaa…
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai bahan obat yang
belum mengalami pengolahan apapun kecuali, dikatakan laim berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Simplisia nabati
2. Simplisia hewani
3. Simplisia pelican (Mineral)
e) Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan lewat sinar matahari langsung maupun tidak
langsung juga dapat dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum
c.
f) Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan baku setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terhadap
bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan rusak akibat terlintas pada
kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya, atau dibersihkan dari
kotoran heawan.
g) Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur
antara simplisia satu dengnan yang lainnya.
5.2. Saran
Catatan:
Untuk yang warna merah jangan pake kata praktikum aaa..dsni kan kamu blum
melakuakn praktikum….ganti dengan kata Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Terusssss untuk kesimpulan itu nouuu tda usah panjang lebarrr..namanya saja
kesimpulannn..jadi hanya garis-garis besar.. untuk apa disediakan pembhasan toh
tidak dibahas yang seharusnya dibahas… jadi yang t tanda hijau ituuu ambe sjaaa
dpe judul2 aaa (narasikan)…untuk penjelasannya taru dipembhasan… kamu pe
tujuan kan Cuma 2 mengetahui proses dan bgaimana membuat simplisia yang
terstndar..jadi dpe ksimpulan jugaa Cuma 2.
Yang wrna kuning sama dengan yang diatas…kase lurus
DAFTAR PUSTAKA