Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kayu manis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah


Cinnamomum burmanii B. dengan daerah produksinya di Sumatera Barat
dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii cassia.
Selain itu terdapat Cinnamomum zeylanicum Nees, dikenal sebagai kayu
manis Ceylon karena sebagian besar diproduksi di Srilangka (Ceylon) dan
produknya dikenal sebagai cinnamon. Jenis kayu manis ini juga terdapat di
Pulau Jawa. Selain kedua jenis tersebut terdapat pula jenis C. cassia yang
terdapat di Cina (Abdullah, 1990). Kulit kayu manis dapat digunakan
langsung dalam bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak
kayu manis dapat diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting dan daun
pohon kayu manis dengan cara destilasi, sedangkan oleoresinnya dapat
diperoleh dengan cara ekstraksi kulit kayu manis dengan pelarut organik
(Rusli dan Abdullah, 1988).
Kayu manis bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit
gangguan saluran pencernaan seperti dispepsia, flatulens, diare, dan
sebagai penambah nafsu makan. Kandungan senyawa aktif biologi yang
terdapat pada kayu manis adalah tanin, flavonoid, saponin, eugenol, dan
minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut diketahui memiliki sifat
antibakteri (Mun’in dan Endang, 2011). Salah satu bakteri penyebab infeksi
yaitu E. coli. Yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia
dan hewan, tetapi dapat berubah menjadi oportunis patogen bila hidup di
luar usus (Supardi dan Sukamto, 1999; Jawetz et al., 2001). Escherichia coli
dapat menyebabkan infeksi saluran kencing yang merupakan infeksi
terbanyak 80% (Gibson, 1996), infeksi luka, (Supardi dan Sukamto, 1999),
dan diare (Jawetz et al., 2005). Saat ini sudah banyak ditemukan E. coli
yang resisten terhadap antibiotik. Hasil penelitian Agnisia (2012)
menyatakan bahwa E. coli resisten terhadap beberapa jenis antibiotik di
antaranya tetrasiklin, kloramfenikol dan eritromisin.
Menurut Widjajanti (1999) hal ini disebabkan bakteri telah mengadakan
mutasi yang dapat terjadi karena pengobatan yang dilakukan tidak dengan
semestinya. Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik tersebut maka
dapat dilakukan pengobatan alternatif dengan tanaman yang berkhasiat
obat. Salah satu tanaman berkhasiat obat yang dikonsumsi masyarakat
adalah kayu manis. Penggunaan kayu manis di masyarakat dengan cara
direbus dengan air panas (Bambang, 2001). Cara perebusan bahan herbal
juga disebut ekstraksi. Beberapa metode ekstraksi dengan direbus yaitu
infundasi dan dekoksi. Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan
pelarut air. Pada waktu proses infundasi berlangsung, temperatur pelarut
air harus mencapai suhu 90ºC selama 15 menit. Rasio berat bahan dan air
adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gram maka volume air sebagai
pelarut adalah 1000 ml.
Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi,
hanya saja ekstraksi yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30
menit) dan suhu pelarut sama dengan titik didih air (Ditjen POM, 1995).
Ekstraksi dengan metode infundasi dan dekoksi memiliki kelebihan dan
kekurangan. Untuk kelebihan metode infundasi dan dekoksi adalah
peralatan sederhana, mudah dipakai, biaya murah, dan dapat mencari
simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat. Sedangkan
kekurangannya adalah sari yang dihasilkan tidak stabil dan mudah
tercemar oleh bakteri dan kapang, oleh karena itu ekstrak yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Depkes RI, 2000).
Berdasarkan penelitian Dini (2010) minyak atsiri kayu manis mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap E. coli multiresisten. Selain destilasi minyak
atsiri terdapat alternatif lain seperti ekstraksi yang lebih sederhana dan
murah biayanya seperti infundasi dan dekoksi. Hasil dari penelitian
Maharani (2007) bahwa ekstraksi dengan metode infundasi memiliki efek
antibakteri.
Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong peneliti melakukan
penelitian tentang aktivitas antibakteri ekstrak kayu manis dengan metode
yang berbeda yaitu infundasi dan dekoksi yang mana diantaranya
mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk menghambat dan mematikan
pertumbuhan bakteri khususnya dalam penelitian ini yaitu E. coli sensitif
dan multiresisten antibiotik.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas antibakteri ekstrak kulit kayu manis dengan metode


ekstraksi infundasi dan dekoksi terhadap pertumbuhan E. coli sensitif dan
multiresisten antibiotik?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan aktivitas


antibakteri dari ekstrak kulit kayu manis dengan metode eksraksi infundasi dan
dekoksi terhadap pertumbuhan E. coli sensitif dan multiresisten antibiotik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kayu Manis

Kayu manis merupakan produk rempah-rempah yang paling banyak


dijumpai di Indonesia. Ada empat jenis kulit kayu manis dalam dunia
perdagangan ekspor maupun lokal, yaitu : Cinnamomum burmanii,
Cinnamomum zeylanicum, cinnamomum cassia, cinnamomum cillialawan.
Cinnamomum burmanii ini berasal dari Indonesia (Rismunandar dan
Paimin, 2001). Bentuk kayu manis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
berikut :

Gambar 1

Kulit Kayu Manis Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomun sp ) yang


dikenal didunia 12 diantaranya terdapat di Indonesia. Tanaman kayu manis
yang selama ini banyak dikembangkan di Indonesia adalah C. Burmanii Bl
yang merupakan usaha perkebunan rakyat terutama dikembangkan di
Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera utara. Jenis C. burmanni Bl atau
cassiavera ini merupakan produk ekspor tradisional yang masih dikuasai
Indonesia sebagai Negara pengekspor utama di dunia. Habitus berupa
pohon tahunan dengan tinggi 10 – 15 m. Batang berkayu, tegak,
bercabang, berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, lanset, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 4 – 14 cm, lebar 1 – 6 cm, pertulangan
melengkung, masih mudah berwarna merah pucat setelah tua berwarna
hijau. Bunga majemuk, bentuk malay, tumbuh di ketiak daun, berambut
halus, tangkai panjang 4 – 12 mm, benang sari dengan kelenjar ditengah
tangkai sari, mahkota panjang 4 – 5 mm, kuning. Buah buni, panjang ±1
cm, ketika masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam. Biji
keci – kecil, bulat telur, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
hitam. Akar tunggang berwarna coklat.

Klasifikasi morfologi kayu manis adalah :


Kingdom : Plantae
Divisi : Gymnospermae
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Policarpicae
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmanii (Rismunandar dan Paimin, 2001)
Sinonim : Cinnamomum chinense BI
Saat ini Indonesia hanya mengekspor produk kayu manis dalam
(Cinnamomun burmanni Blume) dalam bentuk kulit yang merupakan
komoditas ekspor penting bagi daerah tertentu seperti sumatera Barat.
Pada tahun 1987 dari 29.917 ton ekspor kayu manis dunia 60%-nya berasal
dari Indonesia sebagai penghasil utama kayu manis.
Negara pengimpor utama kayu manis antara lain adalah Amerika,
Kanada, dan Jerman. Indonesia dikenal sebagai produsen utama kayu
manis tetapi harga jual komoditas itu sangat rendah karna di ekspor dalam
bentuk bahan. Adapun spesifikasi kulit kayu manis dilihat dari persen kadar
air, persen kadar minyak, rasa, dan warna seperti yang ditunjukkan pada
tabel 2.1 :

Tabel 2.1. Spesifikasi Kulit Kayu Manis


Warna Kuning Kecoklatan
Rasa Manis dan Pedas
Kadar Air Maksimal 14%
Kadar Minyak 2 – 2,5 %
Panjang Kulit Kayu Manis Batangan Antara 1 – 10 cm

2.2. Budidaya Kayu Manis

Jenis-jenis kayu manis dapat diperbanyak melalui biji, tunas, akar,


stek, dan cangkokan. Untuk membentuk tanaman yang lebih banyak di
tanah yang luas, bibit tanaman yang biasa dipakai untuk memperbanyak
tanaman kayu manis adalah dari biji dan dari tunas berakar, cara yang
terbaik adalah menggunakan bibit yang berasal dari pohon induk yang
telah dikenal baik (Rismunandar, 1995).
a. Sistem Penanaman

Kayu Manis Cinnamomun zeylanicum dan Cinnamomun burmanni


merupakan jenis tanaman berumur panjang penghasil kulit kayu yang
diindonesia disebut dengan kayu manis. Tanaman asli Indonesia ini dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan karena mempunyai kriteria
sebagai tanaman penghijauan yaitu pertumbuhannya cepat, berakar
tunjang dalam, berumur panjang dan mempunyai nilai ekonomis. Kayu
manis dapat bertumbuh degan baik apabila syarat pertumbuhannya
terpenuhi antara lain; tinggi tempat, curah hujan, kondisi tanah,
topografi, dan air tanah.

1) Tinggi tempat, beberapa jenis kayu manis dapat tumbuh hingga


ketinggian 2.000meter diatas permukaan laut (m dpl), namun
C.burmanni akan berproduksi baik apabila ditanaman didaerah
dengan ketinggian 500-1.500 m dpl. Bila ditanam didaerah
kurang dari 500 m dpl tanaman akan tumbuh lebih cepat namun
kualitas kulit kayunya rendah yaitu ketebalan kulit dan aromanya
berkurang. Untuk jenis C. zeylanicum, tumbuh baik pada
ketinggian 0-500 m dpl.

2) Iklim, kayu manis tumbuh baik di daerah berilikm tropis basah.


Iklim tropis basah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Faktor iklim yang harus dipehatikan adalah :

 Curah hujan, kayu manis menghendaki curah hujan yang


merata sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, jika curah hujan
terlalu tinggi akan berpengaruh pada nilai rendemennya
yang rendah
 Suhu, kayu manis membutuhkan suhu sekita 180C-270C
 kelembaban kayu manis akan tumbuh baik pada 70%-
90%, semakin tinggi kelembaban maka akan semakin baik
pertumbuhan kayu manis
 sinar matahari, kayu manis membutuhkan sinar matahari
untuk berfotosintesis, sinar matahari yang dibutuhkan kayu
manis adalah sekita 40%-70%
 Keadaan tanah yang dibutuhkan kayu manis adalah
berpasir, banyak mengandung humus, remah, dan mudah
menyerap air seprti latosol. Keasaman (pH) tanah yang cocok
untuk kayu manis adalah pH 5,0 - 6,5
 Persiapan lahan, lubang tanaman yang ideal untuk kayu
manis adalah 50cm x 50cm x 50cm x 40cm x 40cm x 40cm.
selanjutnya lubang tananaman dibiarkan terbuka selama 1-2
bulan, lubang tanaman kemudian ditutup degan tanah
galian, namun sebelum ditutup dimasukkan dahulu pupuk
kandang sebanyak 20-30 kg/lubang.

b. Sistem Panen Kayu Manis

Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang dihasilkan.


Panen yang kurag benar dapat menurunkan mutu. Ada empat system panen
yang dikenal, yaitu : sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk, sistem batang
dipukuli sebelum ditebang dan sistem vietnam . Sistem tebang sekaligus
dilakukan dengan cara memotong langsung tanamannya hingga dekat tanah
setelah itu dikuliti , sedangkan pada system situmbuk biasanya sekitar dua
bulan sebelum penebangan , kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai
pada ketinggian batang hingga 80-100 cm. selanjutnya tanaman tanaman
diebang pada ketinggian 5cm dari pangkal batang. Tujuannya menyisakan
pangkal batang ini adalah untuk menumbuhkan tunas baru yang dapat
dijadikan bibit. Pada system batang dipukuli sebelum ditebang caranya dengan
memukuli kulit batang hingga melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit yang
dipeoleh lebih tebal . Bertambahnya ketebalan kulit karena pada bekas
pukulan akan terjadi memar atau keretakan pada kulit. Selanjutnya dari
retakan kulit akan tumbuh kalus baru sehingga kulit tampak ada
pembengkakan. Pemukulan batang dilakukan dua bulan sebelum tanaman
dikuliti. Dan pada system Vietnam dilakukan pengelupasan kulit membentuk
persegi panjang dengan ukuran 10cmx30cm atau 10cmx60cm. pengelupasan
kulit ini secara berselang-seling sehingga tampak seperti kotak papan catur.
Pada kulit batang ditoreh dengan bentuk dan ukuran kulit yang akan dikupas.
Kulit yang dikupas tersebut merupakan hasil panen untuk dijemur menjadi
bentuk produk kulit kayu manis kering. Setelah tanaman dirawat, pada kulit
bekas pengupasan akan tumbuh kalus baru yang akhirnya kulit akan saling
bertaut. Pada saat itulah batang sebelumnya tidak dipanen dengan
menyisakan kulit yang baru tumbuh. Demikian seterusnya panen dilakukan
pada kulitnya saja.
2.3. Produk kulit kayu manis

Salah satu produk yang dihasilkan dari tanaman kulit kayu manis yaitu :

Cinnamax adalah suplemen kesehatan untuk penderita penyakit


diabetes. Cinnamax adalah terbuat dari Cinnulin PF brand ekstrak
cinnamon. Cinnulin PF adalah ekstrak cinnamon yang terstandar terhadap
3% Type-A Polymers dan telah diuji secara klinis di Amerika Serikat untuk
membantu menurunkan kadar gula dalam darah.
Cinnamax dapat dikonsumsi dalam jangka panjang sesuai dosis yang
telah ditentukan. Aturan pemakaian adalah satu kapsul per hari sesudah
makan pagi.
Produk kulit kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk
ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu
manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum
dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah-belah
menjadi berukuran lebar 3-4 cm. selanjutnya kulit yang sudah bersih ini
dijemur dibawah terik matahari selama 2-3 hari, kulit dinyatakan kering
kalau bobotnya sudah hilang sekitar 50% artinya kalau bobot sbelum
dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis harus berbobot 0,5kg. kulit bermutu
rendah karena kadar airnya masi tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh
kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit
dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran.
Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya
dilakukan dibawah sinar matahari penuh (Rismunandar dan Paimin, 2001).
Kayu manis mengandung minyak terbang (sinamaldehida, eugenol, terpen)
pati, kalsium oksalat, dan lemak. Akarnya mengandung glisiridin, gula,
asparagin, dammar, dan kalsium oksalat (Sri, 2006). Komposisi kimia kulit
kayu manis dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2. Tabel 2.2.
komposisi kimia Cinnamomum burmanni Parameter Komposisi Kadar
Minyak 7,90 % Minyak Atsiri 2,40 % Alkohol Ekstrak 10-12 % Abu 3,55 %
Serat Kasar 20,30 % Karbohidrat 59,55 % Lemak 2,20 %
Kayu manis berkhasiat sebagai obat batuk, sariawan, encok, darah tinggi
asma dan masuk angin (Sri, 2006).

2.4. Penetapan kadar air

Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantug pada sifat bahannya. Ada 3 cara penentuan kadar air yaitu;
a) cara hot plate;
b) cara oven terbuka;
c) cara oven hampa udara.

1) Cara Hot Plate dapat digunakan untuk menentukan kadar air dan
bahan lainnya yang menguap yang terdapat dalam minyak,
termasuk emulsi seperti margarine atau mentega. Contoh
dipanaskan minyak dengan suhu tidak lebih dai 1300C kemudian
letakan pada gelas arloji dan air dapat dilihat dari air yang
mengembun pada gelas arloji. Selanjutnya contoh dimasukkan
kedalam desikator dan didinginkan pada suhu kamar, kemudian
ditimbang.
2) Cara Oven Terbuka digunakan untuk minyak hewani dan nabati,
tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mudah mengering.
Contoh dimasukkan kedalam Universitas Sumatera Utara cawan
kadar air lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu
1050C selama30 menit. kemudian diangkat, lalu ditimbang.
3) Cara Oven Hampa Udara Pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan meringankan bahan dalam oven pada suhu 105-
1100C selama 3 jam atau sampai didapat berat konstan. Selisih
berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang
diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti
bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain
pemanasan dilakukan didalam oven vakum dengan suhu yang lebih
rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan,
bahan dimasukkkan kedalam desikator dengan H2SO4 pekat
sebagai pengering, hingga mencapai berat konstan (Ketaren,1986).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tanaman obat adalah jenis tanaman yang digunakan untuk membuat


dan mempunyai khasiat sebagai obat.
Dari tanaman obat yang bisa digunakan sebagai obat adalah daun, batang,
buah, bunga, dan akar. Sedangkan hasil utama dari kayu manis adalah
dahan dan batang yang digunakan sebagai penyedap makanan, obat dan
parfum. Sedangkan hasil ikutan nya berupa ranting dan daun adalah
minyak atsiri.

3.2. Saran

Penyusun menyarankan agar pembaca membudidayakan dan


menggunakan tanaman obat, karenalebih mudah dijumpai disekitar
lingkungan dan lebih aman daripada obat kimia karena sangat alami sekali
sehingga baik untuk kesehatan dan efek samping nya tidak terlalu
berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

 Santoso,Hieronimus Hadi.1998.Tanaman Obat


Keluarga.Yogyakarta:Teknologi Tepat Guna
 http://eprints.ums.ac.id/29651/2/BAB_I.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46522/cha
pter%20II.pdf;jsessionid=527f751ae319bc09ffe782395ab5742c?sequ
ence=4
 http://cinnamax.id/?gclid=EAlalQobchMlqquSjYbg1gIV04poch2xgwD
AEAAYAiAAEgLDgvD_BwE
 www.eprints.undip.ac.id/tesis-penelitian-ekstraksi-kayu-manis.pdf

Anda mungkin juga menyukai