Anda di halaman 1dari 4

EKSTRAK

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Jenis-jenis extracta
EKSTRAK berdasarkan KONSISTENSINYA nya, digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a.  Ekstrak Kering (Siccum)
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang didapatkan dari
penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Substansi ekstrak kering yaitu
eksipien (bahan pengisi), stabilizers (penstabil), dan preservative (bahan pengawet). Ekstrak
kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan
etanol dan karena tidak larut sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum Granati,
Ekstraktum Rhei. Ekstrak kering yang dibuat dengan air, contohnya antara lain Extractum
Aloes siccum, Extracum Opii siccum, Succus Liquirtiae, Extractum Curcumae Xanthorrhizae
siccum.
a. Ekstrak Kental (Spissum)
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang memiliki tingkat kekentalan di
antara ekstrak kering dan ekstrak cair. Suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak dengan
kadar air antara 20-25%; hanya pada Extractum Liquiritae diizinkan kadar air sebanyak 35%.
(Van Duin, 1947)
Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air, alkohol, atau campuran
hidroalkohol  yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Contoh Ekstrak kental yaitu
.Extractum Belladonae spissum, Extractum Hyoscyami spissum
b. Ekstrak cair (Liquidum)
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut
atau sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml
ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat.

Materi Farmakognosi kelas XII SMK Farmasi Nasional Surakarta


Meilina k
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian
yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope.
Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai. (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 7).
Ekstrak cair dibuat dengan cara perkolasi. Biasanya juga mengikuti proses maserasi. Proses
pembuatan mencakup konsentrasi bagian yang ditambah air selama penyaringan oleh uap atau
penyulingan pada temperature di bawah 60°.
Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae liquidum, Extractum Hepatis liquidum,
Extractum Secalis cornuti liquidum, Extractum Thymi liquidum.
EKSTRAK berdasarkan KOMPOSISINYA
a. Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya.
b. Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat sediaan ekstrak,
baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul,
tablet, dan lain-lain.
EKSTRAK berdasarkan SENYAWA AKTIFNYA :
a. Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur
kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas terapeutiknya
diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
b. Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa
yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi dengan tujuan agar
khasiatnya sama.

Keuntungan dan Kerugian Extracta


Keuntungan :
✔ Zat berkhasiat yang terdapat di simplisia dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi
✔ Zat berkhasiat lebih mudah diatur dosisnya.
✔ Penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia  asalnya adalah bisa lebih simple dari segi
bobot.
✔ Keseragaman mutu, keamanan  dan khasiat hasil produk jadi lebih terjamin
Materi Farmakognosi kelas XII SMK Farmasi Nasional Surakarta
Meilina k
Kerugian :
Pada pembuatan ekstrak tidak semua zat berkhasiat dapat tersari dalam pelarutnya. (Anonim,
2005).
Perhitungan rendemen ekstrak
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi
tanaman. Rendemen menggunakan satuan persen. Kualitas ekstrak yang dihasilkan biasanya
berbanding terbalik dengan jumlah rendamen yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen
yang dihasilkan maka semakin rendah mutu yang di dapatkan.
b obot ekstrak
Rumus menghitung rendamen sebagai berikut : Rendemen= x 100 %
bobot simplisia

Tahap-tahap pembuatan ekstrak


1. Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia
dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang
optimal sesuai persyaratan.

2. Pemilihan pelarut atau cairan penyari


Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan berada dalam
ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan memudahkan proses
pemilihan cairan penyari.
3. Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam memilih
cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktif sebanyak-
banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.
4. Separasi dan pemurnian
Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan terhadap
ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara
tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak
dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar
terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
Materi Farmakognosi kelas XII SMK Farmasi Nasional Surakarta
Meilina k
5. Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam
ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak sampai
kering.
6. Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul,
pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan bahan
tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa penambahan bahan tambahan (native
herbal drug preparation)
7. Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh dengan
simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai parameter standar
mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.

Materi Farmakognosi kelas XII SMK Farmasi Nasional Surakarta


Meilina k

Anda mungkin juga menyukai