Anda di halaman 1dari 18

EKSTRAK &

TINCTURA
Pertemuan 1 & 2

Khalishatunnada, S.Farm
Ekstrak
• Ekstrak (FI ed. IV) : Sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku
yang ditetapkan.
• Pengertian lain : Sediaan kering (Extractum Siccum), kental (Ekstraktum
Spissum), atau cair (Ekstractum Liquidum) dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya
matahari langsung.
• Ekstrak kering : Ekstrak dimana semua pelarutnya diuapkan sampai
semua pelarut menguap semua.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
• Ekstrak cair : Sediaan dari simplisia nabati yang memiliki konsistensi
semacam madu dan dapat dituang. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-
masing monografi tiap mL ekstrak mengandung snyawa aktif dari 1 gram
simplisia yang memenuhi syarat.
• Ekstrak kental : Ekstrak cair dimana dimana sebagian besar pelarut
diuapkan sehingga kandungan pelarutnya tinggal 10%. (Sumaryono, 2004)
• Tujuan pembuatan sediaan ekstrak : Agar zat berkhasiat yang terdapat
pada simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi.
• Prinsip ekstraksi : Menyari senyawa aktif sebanyak-banyaknya dan
secepat-cepatnya hinga diperoleh efisiensi ekstraksi
Pembuatan Ekstrak
• Ekstraksi : Suatu kegiatan penarikan kandungan kimia yang terlarut supaya terpisah dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair.
• Proses pembuatan ekstrak :
a. Pembuatan serbuk simplisia
b. Pemilihan pelarut atau cairan penyari
c. Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
d. Separasi dan pemurnian
e. Penguapan atau pemekatan
f. Pengeringan esktrak
g. Penentuan rendemen ekstrak
Pembuatan Ekstrak
a. Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan
simplisia yang kontak dengan cairan penyari.
b. Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut / cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan
berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan
diekstraksi atau yang diduga berkhasiat akan memudahkan proses pemilihan
cairan penyari
c. Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih ikut menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dan
memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi.
d. Separasi dan pemurnian
Salah satu proses yang diperlukan terhadap ekstrak dalam rangka meningkatkan kadar
senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi,
penyaringan, sentrifugasi, destilasi dll.
Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak
diinginkan dalam ekstrak akan terpisah dari zat-zat yang diinginkan
e. Penguapan atau pemekatan
Merupakan proses meningkatkan jumlah zat terlarut dalam ekstrak dengan cara
mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan, tetapi tidak sampai kering.
f. Pengeringan ekstrak
Umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul, pil dll .
Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan bahan tambahan atau tanpa
penambahan bahan tambahan.
Metode : Penambahan zat innert, freeze drying, fluid bed drying, spray drying
g. Penentuan rendemen ekstrak
Dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh dengan
simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai parameter
standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter efisiensi ekstraksi.
Contoh Ekstrak
• Ekstrak kering : Aloe Extractum, Rhei Extractum
• Ekstrak kental : Belladonnae Extractum, Hyoscyami Extractum
• Ekstrak cair : Cinchonae Extractum, Colae Extractum,Stramonii
Extractum
Contoh Ekstrak dan Cara Pembuatannya

a. Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan : perkolasi 100 bagian serbuk belladon + campuran etanol
encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v/v .
Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter + 5 tetes ammonia encer + 2 ml perkolat
 uapkan 2 ml lapoisan eter  larutkan sisa dalam satu tetes H2SO4 encer +
5 tetes air + 1 tetes larutan Kalium tetraiodida hidrargyrant (II).
Suling etanol dengan perkolat, biarkan ditempat sejuk (24 jam). Tambahkan talk
 saring  Cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkann filtrat
b. Ekstrak Hiosiami
Cara pembuatan : Sama dengan cara pembuatan Ekstrak Belladon yang
dibuat dari serbuk Hiosiami. Ekstrak Hiosiami kental disimpan dalam
pesediaan bentuk serbuk.
c. Ektrak Akar Manis
Cara pembuatan : Penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian
diuapkan hingga kering
TINCTURA

• Pengertian : Sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia
dalam pelarut yang tertera dalam masing-masing monografi.
• Dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat atau 10% untuk zat berkhasiat
keras
• Macam Tinctura :
a. Tinctura asli : Tinctura yang dibuat secara maserasi atau perkolasi
contoh : Opii Tinctura, Valerianae Tinctura, Opii Aromatica Tinctura,
Belladonae Tinctura, Cinnamomi Tinctura.
b. Tinctura tidak asli : Tinctura yang dibuat dengan cara melarutkan bahan dasar
atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu
contoh : Iodii Tinctura, Secalis Cornuti Tinctura
Pembuatan Tinctura
a. Maserasi
• 10 bagian simplisia + 75 bagian cairan penyari  tutup, biarkan 5 hari
terlindung dari cahaya (sering diaduk)  serkai  peras  cuci ampas
dengan cairan penyari qs ad 100 bagian
• Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari
cahaya matahari selama 2 hari, enap tuangkan atau saring
b. Perkolasi

• Basahi 10 bagian simplisia + 2,5-5 bagian cairan penyari  masukkan ke dalam bejana tertutup ± 3
jam.
• Pindahkan masa sdikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap tiap kali ditekan hati-hati, tuangi
dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat
selapis cairan penyari, tutup perkkolator, biarkan 24 jam.
• Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml/menit + cairan penyari qs (berulang) sampai diperoleh
80 bagian perkolat.
• Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat + cairan penyari, hingga diperoleh 100
bagian.
• Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
• Enap tuangkan atau saring
Contoh Tinctura dan Cara Pembuatan
a. Tinctur Kina
• Perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk + etanol 70%  ad diperoleh 100
bagian tingtur
• Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga
memenuhi syarat
b. Tinctur Ratania
• Maserasi 20 bagian serbuk akar ratania + etanol 60% qs  ad diperoleh 100
bagian tingtur
c. Tinctur Strychni
• Perkolasi 10 bagian serbuk biji Strihni (yang telah dihilangkan lemaknya dengan eter
minyak tanah) + Etanol 70%  ad 100 bagian tingtur
• Tetapkan kadar srihni nya jika perludengan etanol 70% secukupnya hingga
memenuhi persyaratan kadar

d. Tinctur Belladon
• Perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol encer, hingga diperoleh 100
bagian tingtur
• Tetapkan kadar alkaoidanya, atur kadar dengan penambahan etanol encer hingga
memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring
e. Tinctur Iodium
• Larutkan iodium 1,8 – 2,2% + NaI 2,1 – 2,6% dalam etanol encer

f. Tinctur Valerian
• Maserasi 20 bagian serbuk akar valerian + etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian
tingtur
Thank You

Anda mungkin juga menyukai