Anda di halaman 1dari 26

SEDIAAN

GALENIKA
KELOMPOK 3 :

1. Amalia Dwitasari (1601087)


2. Sandika Syaputra (1601044)
3. Suci Nurhafizah (1601051)
4. Suci Rizki Auliya R. (1601052)
5. Surya Dinda (1601053)

Dosen Pembimbing : Nessa Agistia,M.Farm,.Apt


PENGERTIAN

SEDIAAN GALENIKA : Adalah sediaan


yang berasal dari simplisia nabati atau
hewani yang mengandung zat berkhasiat
Macam-macam bentuk sediaan galenika

Sediaan galenika dapat digolongkan berdasarkan


cara pembuatannya sebagai berikut :
Aqua aromatika
Ekstrak
Infusa
sirupi
Spiritus aromatica
Tingtur
TINGTUR
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan
menyari zat berkhasiat dari simplisia
nabati
atau hewani dengan alkohol atau campuran
alkohol dengan air
Menurut FI Tingtur adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani dengan cara
melarutkan senyawa kimia dalam pelarut
yang tertera dalam masing-masing
monografi
TINGTUR
Kecuali dinyatakan lain tingtur
mengandung mengandung zat
berkhasiat
10% untuk zat berkhasiat keras dan 20%
bahan baku untuk tingtur lain
TINGTUR
Cara melarutkan :
Iodii tinct ( Iodium 1,8-2,2% ; Na iodida 2,1-
2,6% dlm etanol encer)

Secalis cornuti tinct ( 1 bag ekstrak sekale


kornutum dgn 9 bag etanol encer)

Benzoes tinct (20 bag serbuk dilarutkan dlm


100 bag etanol 90% v/v)
Jenis- Jenis Tingtur
1. Menurut Cara Pembuatan
a. Tingtur Asli
Adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh :
Tingtur yang dibuat secara maserasi
Opii Tinctura,Valerianae Tinctura, Capsici Tinctura, Myrrhae Tinctura, Opii
Aromatica Tinctura, Polygalae Tinctura, Dan lain-lain
Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh :
Belladonae Tinctura, Cinnamomi Tinctura, Digitalis Tinctura, Lobeliae Tinctura
Strychnini, Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura, Dan lain-lain

b. Tingtur Tidak Asli (Palsu)


Adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan
kimia dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh : Iodii Tinctura , Secalis Cornuti Tinctura
Jenis- Jenis Tingtur
2. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a. Tingtur Keras
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang berkhasiat keras. Contoh :
Belladonae Tinctura, Digitalis Tinctura, Opii Tinctura
b. Tingtur Lemah
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh:
Cinnamomi Tinctura, Valerianae Tinctura, Polygalae Tinctura, Myrrhae Tinctura
3. Berdasarkan Cairan Penariknya
a. Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan
aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aetherea.
b. Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol.
Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
c. Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh : Tinctura Rhei
Aquosa.
e. Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan
dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut,
misalnya campuran simplisia, contoh : Tinctura Chinae Composita.
Metode pembuatan tingtur
1. Cara perkolasi
a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan 2,5-5 bagian
cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup selama sekurang-
kurangnya 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari
secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih
terdapat selapis cairan penyari, tutup, biarkan selama 24 jam.
b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL/menit, tambahkan
berulang-ulang cairan penyari secukupnya, hingga diperoleh 80 bagian
perkolat.
c. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan
cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana,
tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya.
d. Tuang atau saring.
Metode pembuatan tingtur

2. Cara maserasi
a. Masukkan 20 bagian simplisia ke dalam bejana, tuangi
dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama
5 hari, terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,
peras. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya
hingga diperoleh 100 bagian.
b. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat
sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari, enap, tuang
atau saring.
EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan. (FI IV)
JENIS EKSTRAK
Ekstrak kering (Siccum)
Ekstrak kental (Spissum)
Ekstrak cair (Liquidum)
Ekstrak kering
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang
didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. substansi
ekstrak kering yaitu eksipien (bahan pengisi),stabilizers (penstabil), dan preservative
(bahan pengawet). Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

Ekstrak kering (Extracta sicca) dibagi dalam dua bagian, yaitu:


1. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan etanol dan karena tidak larut
sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum Granati, Ekstraktum Rhei.
2. Ekstrak kering yang dibuat dengan air. Contohnya antara lain Ekstraktum
Aloes, Ekstraktum Opii, Ekstraktum Ratanhiae. (Van Duin, 1947)
Ekstrak kental
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang
memiliki tingkat kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair.
Suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak dengan kadar air antara
20-25%; hanya pada Extractum Liquiritae diizinkan kadar air sebanyak
35%. (Van Duin, 1947)

Ekstrak kental dapat digolongkan dengan jelas dalam dua golongan:


a. Ekstrak kental yang dibuat dengan etanol 70% dan dimurnikan
dengan air, contoh: Ekstrak Belladonnae, Extractum Visci albi,
Extractum Hyoscyami.
b. Ekstrak kental yang dibuat dengan air, contoh: Extractum
liquiritae, Extractum Gentianae, Extractum Taraxaci. (Van Duin, 1947)
Ekstrak cair
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang
mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet
atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan
lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak
mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi
syarat.
Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae liquidum,
Extractum Hepatis liquidum (Van Duin, 1947)
METODE EKSTRAKSI
1. MASERASI
2. PERKOLASI
3. REFLUKS
4. SOXHLET
5. DIGERASI
MASERASI

MACERARE = MERENDAM
Bahan yang sudah halus dalam
direndam
pelarut atau campuran pelarut sampai
jaringan sel menjadi lunak sehingga zat
yang mudah larut akan larut
Biasanya pada suhu 15-25oC selama tiga
hari
PERKOLASI
Ekstraksi dingin, tanpa pemanasan, suhu
15-250 C.
Deskripsi :
Simplisia direndam terlebih dahulu
dengan
cairan penyari seperti pada maserasi, zat-
zat akan terlarut dan larutan tersebut akan
menetes secara beraturan ke dalam wadah
penampung. Pelarut-baru diteteskan
melalui bagian atas alat sebagai pengganti
pelarut yang telah menetes ke penampung.
REFLUKS
Ekstraksi panas
Deskripsi :
Simplisia direndam dengan cairan
penarik, kemudian dipanaskan.
Uap cairan penyari akan menuju
kondensor dan mencair kembali.
Kelemahan : dapat terjadi
penjenuhan pelarut, pelarut
harus diganti, sehingga pelarut
yang dibituhkan banyak.
Kelebihan : waktu ekstraksi
singkat.
SOXHLET
Ekstraksi panas
Deskripsi :
Simplisia terpisah dari cairan
penyari. Cairan penyari yang
dipanaskan akan menguap menuju
kondensor. Cairan penyari yang
kembali berwujud cair akan jatuh
menuju ruang simplisia, membasahi
dan menarik zat yang ada pada
simplisia. Ekstrak akan dialirkan
menuju wadah tempat cairan
penyari.
Kelebihan : waktu ekstraksi singkat.
SOXHLET
SOXHLET
Kelebihan:
- Tidak terjadi penjenuhan
pelarut,pelarut tidak perlu
diganti,sehingga pelarut yang
dibutuhkan sedikit.
- Proses ekstraksi maksimal

Kekurangan : waktu ekstraksi


lama.
PERKOLASI
PER = MELALUI
COLARE = MEREMBES
Proses dimana bahan yang halus
sudah
diekstraksi dengan pelarut yang cocok
dengan cara melewatkan pelarut
dalam suatu kolom
Hasilnya disebut perkolat
DIGERASI
Sama dgn maserasi tp pada
suhu 35-45o C
Jarang digunakan , faktor alat dan
kerusakan ekstrak
PENYIMPANAN

Dalam wadah tertutup rapat,


terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai