Sediaan galenika adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang diambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat
dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Jadi,
ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat)
obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).Sediaan
galenika mencakup 3 hal, yakni sediaan galenika hasil penarikan (ekstrak, tinctura,
decocta, dan infusa), sediaan galenika hasil penyulingan/pemerasan (aqua aromatika,
olea penguia, dan olea volatilia), dan sirup.Cairan penyari masuk ke dalam zat-zat
berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan diambil sarinya, kemudian zat
berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang
mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisa lain yang kurang
bermanfaat. Beberapa jenis cairan penarik yang umum digunakan dalam sediaan
galenika antara lain air, etanol, gliserin, eter, pelarut heksan, aseton, dan kloroform.
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang di ambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat
dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan
penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di
ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan
penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian
simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Bentuk-bentuk sediaan galenik :
Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta / Infusa
Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak
menguap), olea pinguia (minyak lemak)
Syrup : Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya
sebagai berikut:
a. Aqua aromatic
b. Extracta
c. Sirup
d. Spiritus aromatici Sediaan galenika yang menggunakan metoda khusus
adalah seperti Infusum Hyoscyami Oleosum, Solutio Carbonis detergens
atau Liquor Carbonatis detergens (Licadet).
Tinctura adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing – masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur
dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras. Jika
dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat,
tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan
cairan penyari secukupnya. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk. Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang
mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan
penyari adalah etanol 70%. Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira
Tinctura, Asaefoetida Tinctura, Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.
Pengertian Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia
dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain,
tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.
Cara Pembuatan Tingtur di lakukan dengan cara :
1. Maserasi, lakukan sebagai berikut :Masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat
halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari,
tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai,
peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
2. Perkolasi, lakukan sebagai berikut : Basahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 – 5 bagian cairan penyari,
masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa
sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi
dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia
masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan
cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan
penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia
sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke
dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung
dari cahaya, enap, tuang atau saring. Jika dalam monografi tertera penetapan kadar,
setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memnuhi
syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.
Penyimpanan ; Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan
cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira Tinctura, Asaefoetida Tinctura,
Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.
Macam Tinctura Beserta Cara Pembuatannya
1. Menurut cara pembuatan
a. Tingtur Asli
Adalah tingtur yang di buat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh Tingtur yang dibuat secara maserasi
1. Opii Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Capsici Tinctura FI II
4. Myrrhae Tinctura FI II
5. Opii Aromatica Tinctura FI III
6. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
Contoh Tingtur yang di buat secara perkolasi
1. Belladonae Tinctura FI III
2. Cinnamoni Tinctura FI III
3. Digitalis Tinctura FI III
4. Lobeliae Tinctura FI II
5. Strychnini Tinctura FI II
6. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
7. Dan lain-lain
b. Tingtur Tidak Asli (Palsu)
Adalah tingtur yang di buat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia
dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh :
1. Iodii Tinctura FI III
2. Secalis Cornuti Tinctura FI III
2. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a. Tingtur keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang
berkhasiat keras. Contoh :
1. Belladonae Tinctura FI III
2. Digitalis Tinctura FI III
3. Opii Tinctura FI III
4. Lobeliae Tinctura FI II
5. Stramonii Tinctura FI II
6. Strychnin Tinctura FI II
7. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
b. Tingtur lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak
berkhasiat keras. Contoh :
1. Cinnamomi Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
4. Myrrhae Tinctura FI II
3. Berdasarkan Cairan Penariknya
a. Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether
dengan aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aethera.
b. Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol.
Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
c. Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air. Contoh : Tinctura Rhei
Aquosa.
e. Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan
dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur
tersebut, misalnya campuran simplisia. Contoh : Tinctura Chinae Composita.
D. Contoh Tingtur Beserta Cara Pembuatannya
1. Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agar kasar (22/60) dengan ethanol 70%
hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan
dengan ethanol 70% hingga memenuhi syarat.
2. Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (8/34) akar ipeka dengan etanol encer, hingga diperoleh
100 bagian tingtur.
3. Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 200 g gambir yang telah diremukkan dengan 50 g kulit kayu manis yang
telah dimemarkan dengan 1000 ml etanol 45%, biarkan selama 7 hari, serkai,
jernihkan dengan penyaringan.
4. Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian irisan halus herba poligala dengan etanol 60% secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
5. Tingtur Ratania (Ratanhiae Tictura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (6/8) akar ratania dengan etanol 60% secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
6. Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (8/24) herba Stramonium dengan etanol 70% hingga
diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan
etanol 70%, hingga memenuhi persyaratan kadar, biarkan selama tidak kurang dari 24
jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan. Pada etiket harus
tertera tanggal pembuatan.
7. Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (24/34) biji sttrichni yang telah dihilangkan lemaknya
dengan eter minyak tanah, yang menggunakan pelarut penyari etanol 70% hingga
diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar strichninya, jika perlu dengan etanol
70% secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar.
8. Tingtur Kemenyan (Benzoes Tinctura)
Cara pembuatan :
Larutkan 20 bagian serbuk (6/8) dalam 100 bagian etanol 90%, saring.
9. Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (6/34) herba lobelia dengan etanol 70% secukupnya,
hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
10. Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (24/34) Mira dengan etanol 90% hingga diperoleh 100
bagian tingtur.
11. Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)
Cara pembuatan :
8 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong-potong halus, maserasi dengan
etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
12. Tingtur Cabe (Capsici Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 100 g serbuk (10/24) cabe dengan campuran 9 bagian etanol 95% dan 1
bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan cepat hingga diperoleh 1000 ml tingtur.
13. Tungtur Beladon (Belladonnae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, atur kadar dengan penambahan etanol encer hingga
memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan.
14. Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 20 bagian serbuk (44/60) kulit kayu manis dengan etanol encer hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
15. Tingtur Digitalis (Digitalis Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk digitalis dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan potensi atur potensi jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga
memenuhi syarat.
16. Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)
Cara pembuatan :
Larutkan iodium 1,8 – 2,2% Natriun Iodida 2,1 – 2,6% dalam etanol encer.
17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)
Cara pembuatan :
maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan kadar dan atur hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan
etanol 70% secukupnya.
18. Tingtur Opium Wangi (Opii Tinctura Aromatica)
Cara pembuatan :
maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis serbuk (22/60) cengkeh dan 12 bagian
serbuk opium dengan campuran etanol 90% dan air volume sama banyak hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
Cara pembuatan :
campur 1 bagiab ekstrak sekale kornutum dengan 9 bagian etanol encer.
20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian dengan etanol 70% hingga diperoleh
100 bagian tingtur.
TUGAS MANDIRI
1. Tinctura Aloe
R/ Aloe 20
Spiritus encer100
Organoleptis tincture : zat cair coklat merah, rasa sangat pahir, bau seperti aloe.
Identifikasi : sebanyak 5 tetes tincture aloe ditambahkan air 25 ml kemudian
ditambahkan 4 tetes CuSO4 terbentuk cairan kuning. Jika ditambahkan 10 ml
air, laurocerasi akan berubah menjadi merah jambu sampai merah ungu
Tugas : buatlah formula dan cara pembuatan sediaan tinctura, bagimana bentuk
sediaannya yang sudah diformulasikan, presentasikan hasil sediaanmu (buat
laporan di buku laporan/gelatik kembar).
- Presentasi dibuat dalam power point
- Hasil sediaan dibuat dalam bentuk laporan dalam buku laporan
- Presentasikan hasilmu didepan kelas dan Nilaikan laporanmu kepada guru
yang bersangkutan.
2. Carilah jurnal farmasi yang berkaitan dengan sediaan tinctura, presentasikan
didepan kelas (kerjakan dibuku laporan)
SEDIAAN EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai (Departemen
Kesehatan RI, 1995).
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan,
sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.
Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan
tekanan,agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas (Saisawat, 1998).
Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa kimia yang terdapat dalam
bahan alam atau bersasal di dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang
tepat. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Departemen
Kesehatan RI, 1995). Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Metode ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin dan cara panas (Haryono,
1986).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penaikan
kandungan bahan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia sehingga dapat
terpisah dengan yang tidak larut. Cara Ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Cara Dingin
Ekstraksi dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total yaitu
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil yang
terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan
ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memiliki
keterbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruang. Ekstraksi dingin
memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, mekipun beberapa senyawa
memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich, 2004).
a) Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
suhu ruang. Maserasi bertujuan untuk menarik zat – zat berkhasiat yang
tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi
maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000).
Dasar maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel
yang rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan
kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi artinya
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan
masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segara berakhir.
Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang –
ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang
lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi
menyebabkan turunannya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada
suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin
besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengektraksi, akan semakin
banyak hasil yang diperoleh (Voigh, 1994).
Kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyarian kurang
sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukannya
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000).
INFUSA
Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu
900C selama 15 menit.
Cara Pembuatan : Dengan cara perebusan. Dipanaskan di atas penangas aie
selama 15 menit dengan suhu 900C. Sesekali diaduk. Lalu diperas menggunakan kain
flanel selagi panas. Tambahkan air panas secukupnya.
Hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya air ekstra
4. Cara menyerkai
5. Penanbahan bahan bahan lain ditunjukan untuk menambah kelarutann
menambah kestabilan dan untuk menghilangkan zat zat yang menyebabkan efek
lain.
Jumlah simplisia
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat
sengan menggunakan 10% simlisia. Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut
digunakan sejumlah simplisia seperti tertera:
TUGAS MANDIRI
1. Carilah jurnal yang berkaitan dengan Infusa, lalu lakukan review jurnal (min 2)
2. Tariklah kesimpulkan akan jurnal tersebut dan buatlah apa perbandingannya ?
3. Berikanlah alasan kenapa Anda memilih jurnal tersebut?
4. Kerjakan dibuku tugas (buku tulis biasa) khusus farmakognosi, kumpulkan
AQUA AROMATIKA
Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air.
Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi
digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet. Air
aromatika harus mempunyai baud an rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau
empirematic atau bau lain,tidak berwarna dan tidak berlendir.
Pembuatan :
a) Iarutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi
dalam 60 ml etanol 95%.
b) tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-
kuat.
c) tambahkan 500 mg talc,kocok,diamkan,saring.
d) encerkan 1 bagian filtrate dengan 39 bagian air.
Etanol berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc berguna
untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan
pengendapan kotoran sehingga aqua aromatic yang dihasilkan jernih. Selain cara
melarutkan seperti yang tertera dalam Fl ll, buku lain juga mencantumkan aqua
aromatic adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia secara penyulingan
sesudah diambil minyak atsirinya.
Aqua aromatic yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri
secara destilasi dapat dicegah pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah
tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas air selama 1 jam.
Pemberian aqua aromatika: cairan jernih, atau agak keruh, baud an rasa tidak boleh
menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep: jika air aromatic keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Khasiat: zat tambahan
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu:
Aqua Foeniculi adalah larutan jenuh minyak adas dalam air.Aqua foeniculi
dibuat dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi dalam 60 ml talc,
kocok,diamkan saring.Encerkan 1 bagian filtrate dalam 39 bagian
air.Pemerian,penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
Syarat untuk resep: seperti aqua aromatic dan sebelum digunakan harus
disaring lebih dahulu.
Aqua Menthae Piperitae adalah air permen, adalah larutan jenuh minyak
permen dalam air. Cara pembuatan: lakukan pembuatan menurut cara yang
tertera pada aqua aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatic.
Aqua Rosae adalah air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam
air.Cara pembuatan: larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring.
Pada filtrate tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. Pemerian,
penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika. Khusus
untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan
menghablur, jadi disimpan pada suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum
digunakan.Aqua foeniculi bila menghablur harus dipanaskan pada suhu 25°C
dan kemudian dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.
TUGAS MANDIRI
1. Berikanlah contoh sediaan aqua aromatika serta berikan penjelasan bagaimana
cara pembuatan, pemerian, syarat (min 5)
2. Dari beberapa contoh sediaan aqua aromatika tersebut, pilih satu sebagian
sediaan aqua aromatika lalu carilah jurnal yang berkaitan
3. Lalukan lah review jurnal
4. Kerjakan dibuku tugas (buku tulis biasa) khusus farmakognosi, kumpulkan
SEDIAAN SIRUP, OLEA PINGUIA DAN SEDIAAN OLEA VOLATILIA
Sediaan Sirup
Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%. Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang
ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.
Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan makanan yang dijinkan (SNI, 1994). Menurut Farmakope Indonesia
III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar
sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Secara umum
sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan
merupakan larutan jernih berasa manis.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan kental dengan citarasa yang
beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, penggunaan sirup tidak langsung
diminum tapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kadar
gula dalam sirup yang terlalu tinggi yaitu 55-65%. Pembuatan sirup dapat ditambah
pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan citarasa (Satuhu dan Sunarmani,
2004).
Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen
antara gugushidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang
melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering
digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat
terlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup
dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada
dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.
Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara
tradisional mengandung zat penyedap, misalnya cherry, cokelat, jeruk, raspberry.
Sebuah sirup yang tidak diberi perasa terdiri dari larutan yang mengandung 85%
sukrosa. Komponen utama dari sirup adalah air yang terpurifikasi, gula atau sukrosa
pengganti gula (pemanis buatan), bahan pengawet, perasa, pewarna (Jones, 2008).
Berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian, kualitas sirup secara umum ditetapkan sebagai berikut.
1) Sirup kualitas 1 : kadar gula minimal 65%.
2) Sirup kualitas 2 : kadar gula 60% - 65%.
3) Sirup kualits 3 : kadar gula 55% - 60%. (Suprapti, Lies, 2005)
Syarat Mutu Sirup :
No. Uraian Persyaratan
1. Kadar gula minimum Mutu I 65%
Mutu II 55%
2. Zat warna Yang diperbolekhan untuk
3. Pemanis buatan dimakan
4. Bahan pengawet (asam benzoat) Negatif
5. Asam salisilat Maksimum 250 mg/kg
6. Logam berbahaya (Cu, Hg, Pb, Negatif
7. As) Negatif
8. Zat pengental Yang diperbolehkan untuk
9. Jamur ragi minuman
Bakteri bentuk Coli Negatif
Negatif
Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan adanya zat-zat asing dalam minyak atsiri
tersebut. Misalnya : Minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) yang murni tidak berwarna.
Warna hijau yang ada seperti yang terlihat diperdagangan karena adanya : klorophyl
dan spora-spora Cu (tembaga). Warna kuning atau kuning coklat terjadi karena adanya
penguraian.
Pemerian :
Cairan jernih
Bau seperti bau bagian tanaman asal.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya dan ditempat sejuk.
Identifikasi :
a. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
b. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan
cara penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
c. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama,
biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
Cara-cara memperoleh minyak atsiri :
a. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan primitif.
Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi
dan untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri yang
tidak tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk
b. Cara penyulingan ( destilasi) yaitu ada dua cara antara lain sebagai berikut :
- Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di atas pelat
yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui lubang
dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap
air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah bahan bakal
yang sedikit, karena jumlah air yang akan menjadi uap dan membawa
serta minyak terbatas jumlahnya.
- Cara tidak langsung ( destilasi uap)
Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di
tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana
lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah yang
besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang
rendah.
Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air
dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika Bj
minyak atsiri > Bj air maka minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya.
Ke dua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat
di keringkan dengan menggunakan zat - zat pengering, contoh: Na2SO4
exicatus.
Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa air
tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik. Bila lapisan minyak
atsiri dan air sukar dipisahkan dapat di tambahkan NaCl jenuh untuk
menarik airnya
c. Cara Enfleurage
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang digunakan
untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keping gelas yang lebih dulu
dilapisi dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama, tergantung dari
jenis daun yang diolah, contoh:bunga melati 24 jam. Kemudian daun bunga
diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu
benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat digunakan
untuk 30 kali.
Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam alkohol absolut, minyak
atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya dapat
dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling
secara vacum (dengan alat evaporator vacum ). Alkohol yang digunakan bukan
alkohol fortior sebab waktu diuapkan, uap air akan membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan kandungan minyak atsiri yang
rendah dan tidak tahan pemanasan.
Syarat – syarat minyak atsiri
Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan
dapat dibuktikan dengan cara meneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas
permukaan air, permukaan air tidak keruh.Minyak menguap umumnya
tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna aslinya.
Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut
kedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga
dari alat penyulingnya terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna
kuning atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi.
Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak
lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas
perkamen tidak meninggalkan noda transparan.
Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga
minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok
sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh vbolume
sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
Bau dan rasa seperti simplisia.
Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10 ml air.
Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram gula.
Contoh-contoh minyak atsiri :
1. Oleum foeniculi (minyak adas)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah masak Foeniculum vulgaris Mill varietas
a vulgare dan b-dulce.
2. Oleum Anisi (minyak adas manis)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook dan buah
kering Pimpenilla anisum L (fam : Magnoliaceae)
3. Oleum Caryophylli (minyak cengkeh)
Cara pembuatan : Penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan dari
tanaman Eugenia caryophyllata.
4. Oleum Citri (minyak jeruk)
Cara pembuatan : Pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar yang masih segar)
dari tanaman Citrus lemon.
5. Oleum Aurantii (minyak jeruk manis)
Cara pembuatan :Pemerasan pericarp (kulit buah luar yang segar dan masak) dari
tanamam Citrus sinensis.
6. Oleum Eucalypti (minyak kayu putih)
Adalah minyak atsiri yang mengandung sineol 50-60%. Diperoleh dengan
destilasi uap dari daun segar, ujung cabang segar dari berbagai spesies Eucalyptus
atau spesies yang diinginkan (E. globulus, E. futicerutum, E. polybractea, E.
Smithii).
7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian di atas
tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang segar dan telah dimurnikan.
8. Oleum Cinnamommi ( minyak kayu manis)
Pembuatan : Penyukingan uap kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum
zeylanicum Blume.
9. Oleum Citronellae ( minyak sereh)
Pembuatan : Penyulingan uap daun Cymbopogon Nardus.
10. Oleum Rosae ( minyak mawar)
Pembuatan : Penyulingan uap bunga segar Rosa Galica Alba.
SIMPLISIA HEWAN
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-
zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Berikut ini adalah sediaan farmasi dari simplisia hewan adalah :
1. ADEPS LANAE
Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool FAT,
Lemak bulu
Nama hewan : Ovis Aries (L.)
Zat bermanfaat : Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol,
gamma-lanosterol, lano-sterol dihidrolanosterol dan
agnosterol. Adapun asam lemaknya adalah asam
palmitat, asam miristinat, asam lano-palmitat, asam
lanoserat, asam serotat dan asam karnaubat, alkohol-
alkohol, setil -alkohol dan karnaubiealkohol.
Sediaan -: Sophie Martin® Naturally French Copacabana
Lightening Body Scrub
\
2. ADEPS SUILLUS
Nama sinonim : Lemak babi, Lard.
Nama hewan : Sus scrofa (L.)
asal
Zat bermanfaat :
Sediaan : Buckley's® Complete - Cough Cold & Flu
3. CERA ALBA
Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.
Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Sediaan : Kae Argabaume Nuit Reparateur - Repairing Night
Balm for Problem Skin 30ml
Butyrospermum parkii*, Caprylic capric
triglyceride, Hydrogenated vegetable oil, Argania
spinosa oil*, Glycine soja oil*, Macadamia
ternifolia nut oil*, Rosa mosqueta seed oil*, Cera
alba, Alaria esculenta extract, Tocopherol,
Lavendula angustifolia oil*, rice wax
* Bahan-bahan dari pertanian organik
100% dari total kandungan bahan adalah alami;
64,9% dari total kandungan bahan diolah dari
pertanian organik.
Kegunaan : Menyembuhkan, regenerasi dan memperbaiki kulit
peka dan bermasalah
4.
5. CERA FLAVA
Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees wax, yellow wax,
bees wax
Nama hewan : Apis Mellifera (L.)
asal
Zat bermanfaat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam
serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
Sediaan : EVERON® Lip Balm
Komposisi : Simmondsia Chinensis (Jojoba) Seed Oil, Beeswax
(Cera Flava), Butyrospermum Parkii (Shea) Butter,
Euphorbia Cerifera (Candelilla) Wax, Rosa
Damascena (Rose) Flower Wax, Copernicia
Cerifera (Carnauba) Wax, Vanilla Planifolia Fruit
Extract, Rosa Damascena (Rose) Extract,
Citronellol*, Benzyl Alcohol*, Geraniol*,
Eugenol*, Farnesol*.
* from natural essential oils
Kegunaan Melindungi dan melembabkan bibir kering
6. CETACEUM
Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti
Nama hewan : Physeter macrosephallus, Physeter catodon (L.)
asal dan Hyperoodon rostratus (Miller)
Zat bermanfaat : Setin (= setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat,
setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Komposisi : Cera Microcristallina, Octyldodecanol,
Hydrogenated Polydecene, Cetyl Palmitate, Ricinus
Communis Seed Oil, Myristyl Myristate, Mica,
VP/Hexadecene Copolymer, Cetearyl Alcohol,
Polyglyceryl-3 Diisostearate, Butyrospermum
Parkii Butter, Cocoglycerides, Pentaerythrityl
Tetraisostearate, C20-40 Alkyl Stearate, Glycerin,
Cera Carnauba, Simmondsia Chinensis Oil,
Tocopheryl Acetate, Ethylhexyl
Methoxycinnamate, Butyl
Methoxydibenzoylmethane, Vitis Vinifera Seed
Oil, Cera Alba, Aqua, BHT, Benzyl Alcohol,
Parfum, CI 75470, CI 77891.
Kegunaan : Merawat, Melindungi dan melapisi bibir
7. GELATINUM
Nama Sinonim : Gelatina
Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin, asam
utama glutamat, lisin, arginin, alanin, asam asparoginat,
fenil-alanin, oksiprolin dan histidin.
Sediaan : Novaris NEORAL® Soft Gelatin Capsules
komposisi : Bahan aktif:
Setiap kapsul mengandung ciclosporin 10 mg, 25 mg,
50 mg or 100 mg.
Bahan tak aktif dengan efek yang dikenali:
- Ethanol: 11.8% v/v ethanol (9.4% m/v)
(10mg, 25mg, 50 mg and 100 mg capsules).
- Propylene glycol: 10 mg/capsule (10 mg
capsules); 25 mg/capsule (25 mg capsules); 50
mg/capsule (50 mg capsules); 100 mg/capsule
(100 mg capsules).
- Macrogolglycerol hydroxystearate/Polyoxyl
40 hydrogenated castor oil: 40.5 mg/capsule
(10 mg capsules), 101.25 mg/capsule (25 mg
capsules), 202.5 mg/capsule (50 mg capsules),
405.0 mg/capsule (100 mg capsules).
Bahan tak aktif:
Capsule contents (kandungan kapsul)
- Alpha-tocopherol
- Ethanol anhydrous
- Propylene glycol
- Corn oil-mono-di-triglycerides
- Macrogolglycerol hydroxystearate / polyoxyl
40 hydrogenated castor oil.
- Capsule shell
- Iron oxide black (E172) (25mg and 100mg
capsules only)
- Titanium dioxide (E 171)
- Glycerol 85%
- Propylene glycol
- Gelatin
Imprint (stempel/cap):
- Carminic acid (E 120)
Kegunaan : Bagi orang yang memiliki transplantasi organ,
sumsum tulang dan transplantasi sel induk, fungsi
Neoral adalah untuk mengontrol sistem kekebalan
tubuh. Neoral mencegah penolakan organ
transplantasi dengan menghalangi perkembangan sel-
sel tertentu yang biasanya akan menyerang jaringan
transplantasi.
Penyakit autoimun, di mana respon imun tubuh
menyerang sel-sel tubuh sendiri, Neoral berhenti
reaksi kekebalan ini. Penyakit tersebut termasuk
masalah mata yang mengancam penglihatan (uveitis
endogen, termasuk uveitis Behçet), kasus yang parah
penyakit kulit tertentu (dermatitis atopik, atau eksim
dan psoriasis), rheumatoid arthritis yang parah dan
penyakit ginjal yang disebut sindrom nefrotik.
8. LUMBRICUS RUBELLUS
Nama Sinonim : Red Earthworm, ekstrak cacing tanah
Nama hewan : Lumbricus Rubellus
asal
Zat bermanfaat : Enzim lubrokinase, protein hingga 76%, vitamin
B12 dan E
Sediaan : NutiCology® Lumbrokinase 30 enteric-coated
Capsules
9. MEL DEPURATUM
Nama Sinonim : Madu murni
Nama hewan asal : Apis mellifera (L.)
Sediaan : Antangin® Atangin JRG 15ml x 10 Pcs
Zat bermanfaat : Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat
atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Komposisi : Ingiberis rhizoma 7,336gr; royal jelly 0,525g;
panax gingseng ekstrak 1,05g; blumeae folia
2,445g; menthae folia 4,89g; mel depuratum
(madu) 9,75ml
10. THYROIDINUM
Nama Sinonim : Tiroida
Nama hewan : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang
asal menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.
Zat : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono
berkhasiat/isi yodo tirosin.
Sediaan : Natrabio® Thyroid Support
SIMPLISIA MINERAL
1. PARAFFINUM LIQUIDUM
2. PARAFFINUM SOLIDUM
3. VASELINUM ALBUM
Contoh Obat fitofarmaka yang ada di Indonesia adalah Stimuno, Tensigard, Xgra,
Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer.
JAMU
TUGAS MANDIRI
1. Buatlah tabel perbedaan obat alam (jamu, obat herbal terstandar, fitofarmaka)
sertakan contoh obatnya
2. Tariklah kesimpulan pada jurnal berikut ini :
Jurnal Bahan Alam Indonesia
Vol 6, No 1 (2006)
MIKROENKAPSULASI TEOFILIN DENGAN PROTEIN KEDELAI HITAM
(Glycine max) SEBAGAI PENYALUT MENGGUNAKAN METODE
Berdasarkan jurnal tersebut, buat lah kesimpulan dan obat alam yang baik dikonsumsi/
digunakan oleh masyarakat termasuk golongan apa? Berikan alasannya !
LATIHAN SOAL
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 5
c. 2, 3, 4
d. 2 dan 4
e. Semua benar
58. Pernyataan yang benar mengenai hubungan antara susut pengeringan dengan
kadar air adalah.....
a. Nilai susut pengeringan lebih besar dari nilai kadar air
b. Nilai susut pengeringan sama dengan nilai kadar air
c. Nilai susut pengeringan lebih kecil dari nilai kadar air
d. Tidak ada hubungan antara keduanya
59. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 900C
selama 15 menit merupakan pengertian dari...
a. Perkolasi
b. soxhletasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Maserasi
60. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 900C
selama 30 menit merupakan pengertian dari....
a. Perkolasi
b. Soxhletasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Maserasi
61. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC
selama 15 menit disebut...
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundansi
d. Digesti
e. Perkolasi
62. Berikut ini merupakan analisis sediaan obat herbal, kecuali...
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Organoleptik
d. Kestabilan fisika
e. Inkompatibilitas
63. Berikut ini yang termasuk standar non-spesifik, kecuali..
a. Kadar Abu Total
b. Cemaran Logam Berat
c. Bobot Jenis
d. Kadar Air
e. Organoleptis
64. Berikut ini yang merupakan metode pemekatan esktrak yaitu..
a. Freeze drying
b. Penambahan zat inert
c. Fluid bed drying
d. Penguapan pada tekanan rendah
e. Susut pengeringan
65. Proses penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan/bagian tumbuhan
menggunakan pelarut yang sesuai disebut...
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Soxhletasi
d. Ekstraksi
e. Digesti
66. Dalam budidaya, bibit sangat menentukan bagus atau tidaknya tanaman. Oleh
karena itu penyediaan bibit tanaman meliputi beberapa segi kecuali,
a. Pemilihan varietas tanaman obat unggul
b. Cara pembuatan bibit yang akan dipakai
c. Asal usul bibit yang digunakan untuk penanaman
d. Sumber bibit yang dipakai
e. Jenis bibit yang akan dipakai
67. Dalam melakukan susut pengeringan, kadar air dalam simplisia tidak boleh
melebihi dari
a. 10,5%
b. 11%
c. 10,3%
d. 11,5%
e. 10%
68. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas simplisia dalam hal
penyimpanan yaitu
a. Kadar air, kadar abu, cemaran mikroba, hama, kapang
b. Kadar air, kelembaban, kadar zat aktif, luas ruang penyimpanan, hama
c. Kadar air, hama, kapang, reaksi kimia, udara, sinar matahari
d. Kadar air, sinar matahari, udara, kelembaban, cemaran mikroba
e. Kadar air, kelembaban, kapang, luas ruang penyimpanan, kadar abu
69. Sediaan obat berupa serbuk setengah padat atau cairan yang dimasukkan ke
dalam suatu wadah atau cangkang tertutup yaitu
a. Kapsul
b. Tablet
c. Granul instan
d. Krim
e. Gel
70. Sediaan obat yang memiliki kadar gula tidak kurang dari 50% dan tidak lebih
dari 66% merupakan sediaan
a. Eliksir
b. Larutan
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Sirup
71. Pernyataan yang tepat adalah …
a. Hasil susut pengeringan lebih kecil daripada hasil kadar air
b. Yang termasuk ekstraksi dingin yaitu dekoktasi, infundasi, soxhletasi
c. KLT untuk analisa kualitatif
d. Infus merupakan metode penyarian simplisia dalam air pada suhu 90ᵒC
selama 30 menit
72. Yang termasuk metode ekstraksi berdasarkan proses kesinambungan adalah …
a. Maserasi, dekoktasi
b. Maserasi, perkolasi
c. Soxhletasi, perkolasi
d. Dekoktasi, soxhletasi
73. Penguapan pada tekanan rendah (rotavapor) merupakan …
a. Metode pemekatan ekstrak
b. Metode pengeringan ekstrak
c. Metode ekstraksi panas
d. Metode standarisasi ekstrak
74. Untuk senyawa yang tahan panas dapat menggunakan metode ekstraksi panas.
Di bawah ini merupakan senyawa yang tahan panas, yaitu …
a. Fenol, alkaloid, flavonoid
b. Alkaloid, steroid, triterpenoid
c. Steroid, flavonoid, fenol
d. Alkaloid, fenol, triterpenoid
75. Standarisasi ekstrak dapat dilihat dari parameter spesifik dan non-spesifik.
Dibawah ini yang termasuk parameter spesifik adalah …
a. Uji kandungan kimia
b. Cemaran mikroba
c. Kadar abu
d. Sisa pelarut
76. Analisis kimia yang merupakan proses dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu ekstrak yang dianalisis disebut...
a. Analisis kuantitatif
b. Kestabilan kimia
c. Organoleptis
d. Analisis kualitatif
e. Kestabilan fisiska
77. Analsis fisika melalui pengujian organoleptik sediaan obat herbal dengan cara,
kecuali..
a. Warna
b. Bentuk
c. pH
d. Rasa
e. Bau
78. Suatu proses penyarian dengan menggunakan pemanasan selama 30 menit
dihitung dengan suhu mencapai 900C disebut...
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infudasi
d. Perkolasi
e. Digesti
79. Pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi obat herbal adalah
a. Etanol
b. Air
c. Campuran etanol dan air
d. Semua benar
e. Semua salah
80. Yang bukan termasuk dalam metode ekstraksi panas adalah
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Perkolasi
d. Digesti
e. Infudasi
81. Metode ekstraksi yang tesring digunakan di laboratorium ialah ...
a. Soxhletasi
b. Digesti
c. Infus
d. Maserasi
e. CO2 superkritik
82. Metode ekstraksi yang secara tidak langsung sering masyarakat gunakan ialah
...
a. Energi berkesinambungan
b. Infus / infundasi
c. Energi listrik
d. Refluks
e. Maserasi
83. Keunggulan metode ekstraksi perkolasi dari metode ekstraksi maserasi ialah
a. Terekstraksi sebagian
b. Butuh pemisahan ekstrak dari pelarut
c. Waktu cepat
d. Menggunakan teknik rendaman
e. Tidak menggunakan cahaya
84. Metode ekstraksi yang menggunakan teknik rendaman, waktu tunggu 3 hari,
dan tanpa cahaya ialah ...
a. Dekok
b. Perkolasi
c. Energi berkesinambungan
d. Maserasi
e. Ultrasonik
85. Metode ekstraksi yang serupa dengan maserasi tetapi menggunakan pemanasan
ialah...
a. Soxhletasi
b. Infus
c. Perkolasi
d. Destilasi uap
e. Digesti
86. Penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat disebut…
a. Ekstraksi
b. Simplisia
c. Maserasi
d. Perkolasi
e. Digesti
87. Hasil penyarian zat-zat aktif dari tanaman obat disebut…
a. Simplisia
b. Ekstraksi
c. Ekstrak
d. Perkolat
e. Maserat
88. Berikut ini termasuk metode ekstraksi cara panas, kecuali…
a. Soxhlet
b. Digesti
c. Infus
d. Maserasi
e. Dekok
89. Yang termasuk ke dalam metode ekstraksi cara dingin adalah…
a. Soxhlet dan Maserasi
b. Perkolasi dan Maserasi
c. Perkolasi dan Digesti
d. Dekok dan Infus
e. Maserasi dan Infus
90. Tujuan ekstraksi adalah…
a. menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia
b. melarutkan simplisia dalam pelarut yang sesuai
c. menghasilkan ekstrak
d. melarutkan ekstrak dengan baik
e. membasahi simplisia sehingga menghasilkan ekstrak
91. Pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi kecuali
a. Air
b. Etanol
c. Campuran etanol air
d. Methanol
e. Asam klorida
92. Sebutkan metode ekstraksi panas
a. Infundasi, dekoktasi dan soxhletasi
b. Infundasi, perkolasi dan dekoktasi
c. Soxhletasi, perkolasi dan maserasi
d. Perkolasi, maserasi dan infundasi
e. Perkolasi dan maserasi
93. Bentuk sediaan likuid kecuali
a. Sirup
b. Infus
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Krim
94. Analisis sediaan obat berdasarkan analisis fisika kecuali
a. Warna
b. Bau
c. Rasa
d. pH
e. kestabilan
95. Sediaan dalam bentuk padat kecuali
a. Suppositoria
b. Kapsul
c. Tablet
d. Pil
e. Pasta
96. Yang termasuk uji parameter nonspesifik, kecuali...
a. Organoleptis
b. Susut pengeringan
c. Kadar air
d. Kadar abu total
e. Kadar abu tidak larut asam
97. Waktu memanen rimpang yang paling baik adalah saat...
a. Awal musim hujan
b. Awal musim kemarau
c. Ketika rimpang baru tumbuh
d. Musim pancaroba
e. Awal tahun
98. Prinsip cara soxhleti adalah...
a. Kristalisasi
b. Cara panas
c. Cara dingin
d. Kondensasi
e. Penguapan
99. Tujuan pengeringan simplisia, kecuali...
a. Menghentikan proses kerja enzim
b. Mencegah proses pembusukkan
c. Mencegah proses perubahan menjadi metabolit sekunder
d. Mencegah pertumbuhan kapang khamir
e. Meningkatkan estetika
a. Digesti
b. Infusa
c. Soxhletasi
d. Perkolasi
e. Dekoktasi
101. Prinsip maserasi yaitu bedasarkan proses....
a. Difusi
b. Kelarutan
c. Ekstraksi
d. Penguapan
e. Perpindahan molekul
102. Ciri khas dari alat refluks yaitu....
a. Tidak perlu menggunakan pelarut untuk menarik senyawa kimia
b. Adanya penggunaan pelarut yang dialirkan secara terus menerus
c. Kantong sampel diletakkan di antara tabung destilasi dan pendingin
d. Adanya kondensor berbentuk bola untuk mengondensasi uap penyari
e. Adanya tabung sokhlet untuk menyimpan simplisia padat yang akan
diekstrak
103. Skrining khusus untuk golongan alkaloid yaitu....
a. Pereaksi FeCl3
b. Pereaksi H2SO4
c. Pereaksi dragendorf
d. Pereaksi Ehlirch
104. Yang termasuk uji parameter spesifik, kecuali....
a. Uji organoleptis
b. Uji identitas
c. Uji cemaran bakteri
d. Uji kadar zat aktif
e. Uji senyawa terlarut dalam suatu pelarut
105. Yang dapat digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi
a. Air
b. Etanol 70%
c. Metanol 95%
d. Air+etanol
e. Etanol 70%
106. Contoh metode ekstraksi cara dingin yaitu:
a. Dekok
b. Soxhlet
c. Maserasi
d. Infus
e. Refluks
107. Bahan alami (tumbuhan, hewan, mineral) yang digunakan untuk obat dan
belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan disebut dengan:
a. Ekstrak
b. Derivat
c. Filtrat
d. Simplisia
e. Residu
108. Syarat baku kadar air pada simplisia tidak lebih dari :
a. 5%
b. 10%
c. 15%
d. 20%
e. 25%
109. Proses penyarian simplisia nabati menggunakan air pada suhu 90°C selama 15
menit disebut dengan:
a. Infus
b. Dekok
c. Refluks
d. Maserasi
e. Soxhlet
110. Contoh bentuk sediaan liquid, kecuali:
a. Sirup
b. Emulsi
c. Suspensi
d. Eliksir
e. Granul instan
111. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
perbedaan…
a. Kepolaran
b. Kelarutan
c. Pelarut
d. Simplisia
e. pH
112. Syarat pelarut untuk ekstraksi harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini,
kecuali…
a. murah dan mudah diperoleh
b. stabil secara fisika dan kimia
c. bereaksi netral
d. mudah menguap dan mudah terbakar
e. selektif
113. Yang termasuk ke dalam metode pengeringan ekstrak adalah…
a. Penambahan zat inert
b. Freeze drying
c. Fluid Bed Drying
d. a dan c benar
e. semua benar
114. Perbedaan metode infus dengan dekok adalah dari segi…
a. lama waktu pemanasan
b. suhu
c. pelarut
d. zat yang digunakan
e. prosedur pengerjaan
115. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel disebut sebagai metode…..
a. perkolasi
b. maserasi
c. digesti
d. infus
e. dekok
116. Yang tidak termasuk ke dalam sediaan semi solida, yaitu……….
a. Krim
b. Pasta
c. Elixir
d. Cerata
e. Salep
117. Yang merupakan metode ekstraksi dengan cara merendam serbuk simplisia
dengan pelarut sari yang sesuai, yaitu……….
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Dekok
d. Reflux
e. Infusa
118. Pemanasan sampai 900C selama 15 menit di sebut dengan........
a. Infusa
b. Dekok
c. Maserasi
d. Refluks
e. Sokletasi
119. Untuk memperoleh zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan kita dapat
menggunakan metode ekstraksi ....E
a. Sederhana
b. Kompleks
c. Suhu
d. Ganda
e. Pelarut
120. Tahapan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman obat agar
memperoleh hasil yang maksimal yaitu………, kecuali
a. Penyediaan bibit
b. Pemanasan
c. Pemanenan
d. Pasca panen
e. Penanaman
121. Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi dengan metode dekoktasi adalah?
a. 15 menit
b. 15 menit dari saat mulai mendidih
c. 30 menit
d. 30 menit dari saat mulai mendidih
e. 20 menit dari saat mulai mendidih
122. Yang termasuk metode ekstraksi dengan cara panas, kecuali:
a. Soxhlet
b. Refluks
c. Digesti
d. Perkolasi
e. Infus
123. Yang termasuk kedalam parameter non-spesifik standarisasi ekstrak adalah?
a. Kadar Sari larut air
b. Kadar Air
c. Organoleptik
d. Kadar sari larut etanol
e. Kandungan Kimia
124. Ekstrak dapat dibuat menjadi berbagai bentuk sediaan, bentuk sediaan likuid
yang dapat dibuat dari ekstrak adalah, keculi:
a. Larutan
b. Effervescent
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Siruo kering
125. Pelarut yang biasa digunakan dalam metode ekstraksi adalah?
a. CCl4
b. Campuran air-etanol
c. Kloroform
d. Toluena
e. Etil Asetat
126. Dibawah ini yang merupakan proses budidaya tanaman adalah...
a. Perajangan
b. Sortasi kering
c. Pengeringan
d. Penyimpanan
e. Penyediaan bibit
127. Dibawah ini yang merupaka parameter non spesifik, kecuali...
a. Senyawa identitas
b. Kadar abu total
c. Kadar abu tidak larut asam
d. Bobot Jenis
e. Susut pengeringan
128. Dibawah ini yang termasuk ke dalam ekstraksi panas, kecuali...
a. Infundasi
b. Digesti
c. Maserasi
d. Soxhletasi
e. Dekoktasi
129. Proses ekstraksi panas yang mirip dengan maserasi tetapi menggunakan
pemanasa 30oC sampai 40oC adalah..
a. Infus
b. Digesti
c. Reflux
d. Soxhletasi
e. Dekoktasi
130. Proses penyarian zat aktif dengan menggunakan air pada suhu 90oC selama 15
menit adalah...
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Digesti
d. Soxhletasi
e. Maserasi
131. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas ekstrak
a. Jenis pelarut
b. Kehalusan bahan
c. Konsentrasi plarut
d. A, dan c salah
e. a, b, dan c benar
132. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut adalah,
kecuali:
a. Kelarutan
b. Reaktifitas
c. Titik leleh
d. Kerapatan
e. Tidak beracun
133. Perbedaan dekok dengan infusa, yaitu
a. Digunakan pemanasan selama 15 menit dihitung mulai suhu mencapai
0˚C
b. Digunakan pemanasan selama 15 menit pada suhu 30-40˚C
c. Digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai
0˚C
d. Menggunakan destilasi uap
e. Menggunakan pemanasan pada suhu 30-40˚C
134. Berapa kandungan kadar air ekstak kental
a. Tidak lebih dari 10%
b. Tidak lebih dari 30%
c. Antara 5-30%
d. Kurang dari 5%
e. Antara 5-10%
135. Berikut ini adalah metode pengeringan ekstrak yang benar
a. Dibiarkan hingga ekstrak mengering
b. Fluid bed drying
c. Diangin-anginkan
d. Dipanaskan hingga menguap
e. Semua jawaban salah
136. Berikut ini pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi adalah…
a. Campuran Air – Metanol
b. Gliserin
c. Campuran Air – etanol
d. Methanol
e. Propilen glikol
137. Proses penyarian dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit adalah…
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Maserasi
138. Freeze drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pengeringan
c. Sortasi
d. Pemekatan
e. Pengenceran
139. Paramater non spesifik untuk standarisasi ekstrak, kecuali….
a. Susut pengeringan
b. Bobot jenis
c. Kadar abu total
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Kadar sari
140. Sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan standarisasi simplisia, kecuali …
a. Farmakope herbal Indonesia
b. WHO
c. Materia medika
d. ISO
e. The American Herbal pharmacopeia
141. Berikut ini pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi adalah…
a. Campuran Air - Metanol
b. Gliserin
c. Campuran Air – etanol
d. Methanol
e. Propilen glikol
142. Proses penyarian dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit adalah…
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Maserasi
143. Freeze drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pengeringan
c. Sortasi
d. Pemekatan
e. Pengenceran
144. Paramater non spesifik untuk standarisasi ekstrak, kecuali….
a. Susut pengeringan
b. Bobot jenis
c. Kadar abu total
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Kadar sari
145. Sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan standarisasi simplisia, kecuali …
a. Farmakope herbal Indonesia
b. WHO
c. Materia medika
d. ISO
e. The American Herbal pharmacopeia
146. Dibawah ini yang merupakan contoh ekstraksi dingin yaitu...
a. Perkolasi dan soxlet
b. Maserasi dan soxlet
c. Soxlet dan dekok
d. Maserasi dan perkolasi
e. Infus dan maserasi
147. Penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan atau bagian tumbuhan
yang menggunakan pelarut sesuai disebut...
a. Ekstraksi
b. Maserasi
c. Sokhletasi
d. Infus
e. Perkolasi
148. Di bawah ini yang termasuk budidaya dalm proses penyimpanan simplisia,
kecuali...
a. Penyediaan bibit
b. Altitude
c. Jenis tanah
d. Pengeringan
e. Pemanenan
149. Prinsip kerja dekok dan perkolasi hampir sama, namun ada perbedaan yang
terletak pada...
a. Suhu
b. Waktu
c. Pelarut
d. Kestabilan
e. Penyimpanan
150. Di bawah ini yang merupakan keuntungan soxhlet, kecuali...
a. Pelarut yang digunakan sedikit
b. Tidak perlu menyaring ekstrak dan pelarut
c. Ekonomis
d. Efisien
e. Untuk sampel yang bersifat kasar
151. Jumlah air dan senyawa-senyawa lain yang mudah menguap yang hilang
selama proses pemanasan.disebut dengan …….
a. Kadar air
b. Kadar abu total
c. Kadar abu tidak larut asam
d. Susut pengeringan
e. Kadar sari larut air
152. Di bawah ini yang merupakan metode ekstraksi cara panas, kecuali……
a. Soxhletasi
b. Digesti
c. Maserasi
d. Infundasi
e. Refluks
153. Penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15
menit merupakan metode……..
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Soxhletasi
d. Refluks
e. Digesti
154. Jika kita ingin mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar
dan tahan pemanasan langsung, maka menggunakan metode……
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Soxhletasi
d. Refluks
e. Digesti
155. Syarat baku kadar air simplisia yang baik yaitu….
a. Tidak lebih dari 0,1%
b. Tidak lebih dari 0,5%
c. Tidak lebih dari 1%
d. Tidak lebih dari 5%
e. Tidak lebih dari 10%
156. Untuk memperoleh zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan kita dapat
menggunakan metode ekstraksi ....
a. sederhana
b. kompleks
c. pelarut
d. ganda
e. suhu
157. Metode pemisahan campuran secara ekstraksi didasarkan pada ....
a. ukuran partikel
b. pengendapan
c. kelarutan
d. titik didih
e. luas permukaan
158. Pemanasan sampai 900C selama 30 menit di sebut dengan........
a. Infusa
b. Decocta
c. Maserasi
d. Refluks
e. Sokletasi
159. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi sampel yang mempunyai tekstur
kasar dan tahan pemanasan, disebut metode...
a. Refluks c. Maserasi d. Infudasi
b. Sokhletasi d. Perkolasi
160. Dibawah ini beberapa bagian tanaman yang dapat diekstraksi menggunakan
metode refluks yaitu, kecuali...E
a. Batang c. Buah e. Daun
b. Akar d. Biji
161. Pelarut yang biasa digunakan pada ektraksi, kecuali
a. Air
b. Etanol
c. Etanol-air
d. Kloroform
162. Mana sajakah yang termasuk pada analisis fisika
a. Warna, bau, rasa
b. Kadar
c. Uji kualitatif
d. Kestabilan kimia
163. Metode ekstraksi panas, kecuali
a. Infudasi
b. Dekoktasi
c. Soxhletasi
d. Maserasi
164. Proses yang dilakukan pasca panen adalah
a. Pengeringan, penyimpanan, standarisasi
b. Penyediaan bibit
c. Penanaman
d. Pemanenan
165. Metoode pengeringan ekstrak, kecuali
a. Penambahan zat inert
b. Freeze drying
c. Fluid bed drying
d. rotavapor
166. Ekstraksi berdasarkan suhu dibagi menjadi dua, yaitu...
a. Ekstrasi Suhu Tinggi dan Ekstraksi Suhu Rendah
b. Ekstrasi Suhu Rendah dan Ekstrasi Panas
c. Ekstraksi Dingin dan Ekstraksi Panas
d. Ekstraksi Kuat dan Ekstraksi Lemah
e. Ekstraksi Kuat dan Ekstraksi Dingin
167. Dibawah ini merupakan sumber simplisia
a. Mineral
b. Tumbuhan
c. Hewan
d. a, b, dan c benar
e. a, dan b benar
168. Pada prinsipnya, digesti sama dengan..
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Refluks
169. Dibawah ini merupakan metode ekstraksi dingin..
a. Perkolasi
b. Infundasi
c. Resfluks
d. Dekoktasi
e. Soxhlet
170. Pada analisis kualitatif saat praktikum dilakukan dengan..
a. KLT
b. Titrasi asam-basa
c. Spektrofotometri
d. Flame test
e. Titrasi kompleksometri
171. Yang termasuk cara penyiapan simplisia sebagai bahan awal, yang terkait
budidaya adalah. KECUALI ....
a. penyediaan bibit
b. pengolahan tanah
c. penanaman
d. pemeliharaan tanaman
e. pengeringan
172. Yang termasuk parameter Standarisasi simplisia menurut FHI adalah.
KECUALI ....
a. KLT
b. Kadar abu total
c. Rendemen
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Definisi Simplisia
173. Yang termasuk metode ekstrakasi cara panas adalah. KECUALI .....
a. Meserasi
b. Infundasi
c. Dekoktasi
d. Soxhletasi
e. Refluks
174. Yang termasuk sediaan liquid adalah ....
a. Suspensi
b. Krim
c. Tablet
d. Pasta
e. Kapsul
175. Berikut ini adalah yang termasuk dalam metode analisis sediaan obat herbal
adalah, kecuali…….
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Kestabilitas kimia
d. Organolaptis
e. Stabilitas
176. Proses ekstraksi menurut suhu dibagi menjadi cara panas dan dingin, dibawah
ini yang tidak termasuk cara panas adalah
a. Perkolasi
b. Infus
c. Soxhletasi
d. Dekoktasi
177. Proses ekstraksi dengan cara pemanasan ekstrak dengan air selama 15 menit
disebut
a. Perkolasi
b. Infus
c. Soxhletasi
d. Dekoktasi
178. Kualitas dan keamanan suatu bahan awal obat herbal salah satunya
dipengaruhi oleh proses penyiapan simplisia pada proses pascapanen. Dibawah
ini yang termasuk proses pascapanen adalah
a. Pemilihan bibit
b. Waktu panen
c. Kondisi lingkungan
d. Pengeringan
179. Pada proses ekstraksi penyari yang dapat digunakan adalah
a. Air
b. Etanol
c. Air dan etanol
d. Semua benar
180. Standarisai non spesifik meliputi, kecuali...
a. Bobot jenis
b. Uji kadar flavonoid
c. Kadar abu
d. Kadar sari
181. Berikut ini merupakan contoh dari sediaan likuida obat herbal, kecuali...
a. Suspensi
b. Emulsi
c. Larutan
d. Sirup
e. Tablet
182. Berikut ini merupakan contoh dari sediaan padat obat herbal, kecuali...
a. Kapsul
b. Tablet
c. Pulveres
d. Pulvis
e. Suspensi
183. Berikut ini bukan merupakan sediaan semisolid obat herbal, kecuali...
a. Tablet
b. Kapsul
c. Emulsi
d. Suspensi
e. Krim
184. Berikut ini merupakan analisis sediaan obat herbal berdasarkan sifat fisikanya,
kecuali...
a. Analisis kualitatif
b. pH
c. Penampilan
d. Warna
e. Aroma
185. Berikut ini merupakan beberapa metode ekstraksi, kecuali...
a. Dekoktasi
b. Perkolasi
c. Maserasi
d. Infundasi
e. FreezeDrying
186. Contoh penambahan zat inert yang digunakan untuk pengeringan ekstrak
adalah...
a. Talk d. Air
b. Pasir e. Etanol
c. Garam
187. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mudah didapat, aman, murah
dan dapat melarutkan. Contoh pelarut tersebut misalnya ...
a. Air, eter, alkohol
b. Etanol, air, air-etanol
c. Eter-alkohol, air, metanol
d. Metanol, air, air-metanol
e. Etil eter, air, etanol
188. Standardisasi ekstrak berupa mencari banyaknya kadar logam yang
terkandung dalam ekstrak adalah...
a. Kadar abu larut asam
b. Kadar air
c. Susut pengeringan
d. Kadar abu total
e. Kadar abu larut asam
189. Proses pembuatan simplisia menjadi ekstrak melalui metode ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pengambilan senyawa metabolit sekunder yang
memberikan efek farmakologi. Contoh senyawa metabolit sekunder adalah ...
a. karbohidrat
b. Mineral
c. Flavonoid
d. Residu abu
e. Sari
190. Ektraksi yang dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan pada suhu
panas adalah...
a. Perkolasi
b. Maserasi
c. Sokhletasi
d. Infundasi
e. Dekoktasi
191. Berikut merupakan metode ektraksi berdasarkan suhu dengan cara panas,
kecuali
a. Refluks
b. Dekoktasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Soxhletasi
192. Dibawah ini yang merupakan bentuk sediaan obat herbal semisolida adalah :
a. Krim, salep dan gel
b. Gel, emulsi, dan granul
c. Granul, salep, dan suspensi
d. Suspense, emulsi dan gel
e. Salep, gel dan tablet
193. Kemampuan suatu produk untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan
potensiasi dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan disebut sebagai :
a. Kestabilan obat
b. Kestabilan fisika
c. Kestabilan kimia
d. Kompatibilitas produk
e. Potensial efek
194. Proses untuk menghasilkan ekstrak cair yang dilanjutkan dengan proses
penguapan. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah,
merupakan jenis ektraksi adalah………
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Fluid bed drying
d. Rotavapor
e. Soxhletasi
195. Salah satu metode pemekatan ekstrak adalah :
a. Penguapan pada tekana rendah (rotavapor)
b. Freeze drying
c. Fluid bed drying
d. Penambahan zat inert
e. Penyaringan bebas air
196. Standarisasi merupakan segala usaha/upaya yang dilakukan untuk
memperoleh/mempertahankan suatu syarat mutu tertentu yang telah ditetapkan,
adalah bagian dari teknologi proses pembuatan obat herbal bagian...
a. Budidaya
b. Pasca panen
c. Saat produksi
d. Ekstraksi
e. Analisis
197. Ektraksi dengan pelarut air pada temepratir penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur teruur 96-98ᵒC) selama
waktu tertentu 40-50ᵒC merupakan pengertian dari ...
a. Infundasi
b. Maserasi
c. Perkolasi
d. Dekok
e. Sokhlet
198. Proses yang didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut disebut...
a. Standarisasi
b. Analisis
c. Produksi
d. Evaluasi
e. Ekstraksi
199. Metode pemekatan ekstrak dapat dilakukan dengan cara...
a. Penguapan pada tekanan rendah
b. Fluid bed drying
c. Penambahan zat inert
d. Freeze drying
e. Soxhletasi
200. Kerugian obat herbal adalah..
a. Efek farmakologis lemah
b. Hanya memiliki satu efek farmakologi
c. Tidak sesuai untuk penyakit metabolit
d. Efek samping beresiko tinggi
f. Belum dilakukan uji praklinik
EVALUASI
Essay
1. Isilah nama latin pada kolom berikut ini :
1) a. Daun pandan
2 b. Daun jati belanda
3) c. Daun umbi jalar
4) d. Daun jinten
5) e. Daun sembung
f. Pelancar ASI
g. Daun kembang sepatu
2. Sebutkan nama latin, nama lain herba yang berkhasiat sebagai pereda nyeri ?
(minimal 2)
3. Sebutkan 3 khasiat daun sereh ?
4. Apa yang dimaksud dengan pencahar, diaforetika dan astringensia ?
5. Sebutkan 2 simplisia yang berkhasiat menyembuhkan batuk ?