Anda di halaman 1dari 95

SEDIAAN GALENIKA

Sediaan galenika adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang diambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat
dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Jadi,
ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat)
obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).Sediaan
galenika mencakup 3 hal, yakni sediaan galenika hasil penarikan (ekstrak, tinctura,
decocta, dan infusa), sediaan galenika hasil penyulingan/pemerasan (aqua aromatika,
olea penguia, dan olea volatilia), dan sirup.Cairan penyari masuk ke dalam zat-zat
berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan diambil sarinya, kemudian zat
berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang
mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisa lain yang kurang
bermanfaat. Beberapa jenis cairan penarik yang umum digunakan dalam sediaan
galenika antara lain air, etanol, gliserin, eter, pelarut heksan, aseton, dan kloroform.
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang di ambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat
dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan
penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di
ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan
penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian
simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Bentuk-bentuk sediaan galenik :
 Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta / Infusa
 Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak
menguap), olea pinguia (minyak lemak)
 Syrup : Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya
sebagai berikut:
a. Aqua aromatic
b. Extracta
c. Sirup
d. Spiritus aromatici Sediaan galenika yang menggunakan metoda khusus
adalah seperti Infusum Hyoscyami Oleosum, Solutio Carbonis detergens
atau Liquor Carbonatis detergens (Licadet).
Tinctura adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing – masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur
dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras. Jika
dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat,
tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan
cairan penyari secukupnya. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk. Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang
mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan
penyari adalah etanol 70%. Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira
Tinctura, Asaefoetida Tinctura, Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.
Pengertian Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia
dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain,
tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.
Cara Pembuatan Tingtur di lakukan dengan cara :
1. Maserasi, lakukan sebagai berikut :Masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat
halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari,
tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai,
peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
2. Perkolasi, lakukan sebagai berikut : Basahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 – 5 bagian cairan penyari,
masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa
sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi
dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia
masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan
cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan
penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia
sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke
dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung
dari cahaya, enap, tuang atau saring. Jika dalam monografi tertera penetapan kadar,
setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memnuhi
syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.
Penyimpanan ; Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan
cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira Tinctura, Asaefoetida Tinctura,
Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.
Macam Tinctura Beserta Cara Pembuatannya
1. Menurut cara pembuatan
a. Tingtur Asli
Adalah tingtur yang di buat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh Tingtur yang dibuat secara maserasi
1. Opii Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Capsici Tinctura FI II
4. Myrrhae Tinctura FI II
5. Opii Aromatica Tinctura FI III
6. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
Contoh Tingtur yang di buat secara perkolasi
1. Belladonae Tinctura FI III
2. Cinnamoni Tinctura FI III
3. Digitalis Tinctura FI III
4. Lobeliae Tinctura FI II
5. Strychnini Tinctura FI II
6. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
7. Dan lain-lain
b. Tingtur Tidak Asli (Palsu)
Adalah tingtur yang di buat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia
dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh :
1. Iodii Tinctura FI III
2. Secalis Cornuti Tinctura FI III
2. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a. Tingtur keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang
berkhasiat keras. Contoh :
1. Belladonae Tinctura FI III
2. Digitalis Tinctura FI III
3. Opii Tinctura FI III
4. Lobeliae Tinctura FI II
5. Stramonii Tinctura FI II
6. Strychnin Tinctura FI II
7. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
b. Tingtur lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak
berkhasiat keras. Contoh :
1. Cinnamomi Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
4. Myrrhae Tinctura FI II
3. Berdasarkan Cairan Penariknya
a. Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether
dengan aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aethera.
b. Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol.
Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
c. Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air. Contoh : Tinctura Rhei
Aquosa.
e. Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan
dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur
tersebut, misalnya campuran simplisia. Contoh : Tinctura Chinae Composita.
D. Contoh Tingtur Beserta Cara Pembuatannya
1. Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agar kasar (22/60) dengan ethanol 70%
hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan
dengan ethanol 70% hingga memenuhi syarat.
2. Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (8/34) akar ipeka dengan etanol encer, hingga diperoleh
100 bagian tingtur.
3. Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 200 g gambir yang telah diremukkan dengan 50 g kulit kayu manis yang
telah dimemarkan dengan 1000 ml etanol 45%, biarkan selama 7 hari, serkai,
jernihkan dengan penyaringan.
4. Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian irisan halus herba poligala dengan etanol 60% secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
5. Tingtur Ratania (Ratanhiae Tictura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (6/8) akar ratania dengan etanol 60% secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
6. Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (8/24) herba Stramonium dengan etanol 70% hingga
diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan
etanol 70%, hingga memenuhi persyaratan kadar, biarkan selama tidak kurang dari 24
jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan. Pada etiket harus
tertera tanggal pembuatan.
7. Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (24/34) biji sttrichni yang telah dihilangkan lemaknya
dengan eter minyak tanah, yang menggunakan pelarut penyari etanol 70% hingga
diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar strichninya, jika perlu dengan etanol
70% secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar.
8. Tingtur Kemenyan (Benzoes Tinctura)
Cara pembuatan :
Larutkan 20 bagian serbuk (6/8) dalam 100 bagian etanol 90%, saring.
9. Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk (6/34) herba lobelia dengan etanol 70% secukupnya,
hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
10. Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (24/34) Mira dengan etanol 90% hingga diperoleh 100
bagian tingtur.
11. Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)
Cara pembuatan :
8 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong-potong halus, maserasi dengan
etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
12. Tingtur Cabe (Capsici Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 100 g serbuk (10/24) cabe dengan campuran 9 bagian etanol 95% dan 1
bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan cepat hingga diperoleh 1000 ml tingtur.
13. Tungtur Beladon (Belladonnae Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, atur kadar dengan penambahan etanol encer hingga
memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan.
14. Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 20 bagian serbuk (44/60) kulit kayu manis dengan etanol encer hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
15. Tingtur Digitalis (Digitalis Tinctura)
Cara pembuatan :
perkolasi 10 bagian serbuk digitalis dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan potensi atur potensi jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga
memenuhi syarat.
16. Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)
Cara pembuatan :
Larutkan iodium 1,8 – 2,2% Natriun Iodida 2,1 – 2,6% dalam etanol encer.
17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)
Cara pembuatan :
maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan kadar dan atur hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan
etanol 70% secukupnya.
18. Tingtur Opium Wangi (Opii Tinctura Aromatica)
Cara pembuatan :
maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis serbuk (22/60) cengkeh dan 12 bagian
serbuk opium dengan campuran etanol 90% dan air volume sama banyak hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.
19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
Cara pembuatan :
campur 1 bagiab ekstrak sekale kornutum dengan 9 bagian etanol encer.
20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan :
maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian dengan etanol 70% hingga diperoleh
100 bagian tingtur.

TUGAS MANDIRI
1. Tinctura Aloe
R/ Aloe 20
Spiritus encer100
Organoleptis tincture : zat cair coklat merah, rasa sangat pahir, bau seperti aloe.
Identifikasi : sebanyak 5 tetes tincture aloe ditambahkan air 25 ml kemudian
ditambahkan 4 tetes CuSO4 terbentuk cairan kuning. Jika ditambahkan 10 ml
air, laurocerasi akan berubah menjadi merah jambu sampai merah ungu
Tugas : buatlah formula dan cara pembuatan sediaan tinctura, bagimana bentuk
sediaannya yang sudah diformulasikan, presentasikan hasil sediaanmu (buat
laporan di buku laporan/gelatik kembar).
- Presentasi dibuat dalam power point
- Hasil sediaan dibuat dalam bentuk laporan dalam buku laporan
- Presentasikan hasilmu didepan kelas dan Nilaikan laporanmu kepada guru
yang bersangkutan.
2. Carilah jurnal farmasi yang berkaitan dengan sediaan tinctura, presentasikan
didepan kelas (kerjakan dibuku laporan)
SEDIAAN EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai (Departemen
Kesehatan RI, 1995).
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan,
sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.
Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan
tekanan,agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas (Saisawat, 1998).
Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa kimia yang terdapat dalam
bahan alam atau bersasal di dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang
tepat. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Departemen
Kesehatan RI, 1995). Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Metode ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin dan cara panas (Haryono,
1986).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penaikan
kandungan bahan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia sehingga dapat
terpisah dengan yang tidak larut. Cara Ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Cara Dingin
Ekstraksi dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total yaitu
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil yang
terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan
ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memiliki
keterbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruang. Ekstraksi dingin
memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, mekipun beberapa senyawa
memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich, 2004).
a) Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
suhu ruang. Maserasi bertujuan untuk menarik zat – zat berkhasiat yang
tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi
maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000).
Dasar maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel
yang rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan
kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi artinya
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan
masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segara berakhir.
Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang –
ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang
lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi
menyebabkan turunannya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada
suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin
besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengektraksi, akan semakin
banyak hasil yang diperoleh (Voigh, 1994).
Kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyarian kurang
sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukannya
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000).

Gambar 2. Alat Maserasi


b) Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan
sempurna (Exhaustiva Extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperature ruangan. Prinsip perlokasi adalah dengan menempatkan serbuk
simplisia pada suatu bejana silinder, yang bagian bawahnnya diberi sekat
berpori. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/ penampungan ekstrak), terus
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 – 5 kali
bahan (Depkes RI, 2000).

Gambar 3. Alat Perkolasi


Sumber : Ivan, 2018)
2. Cara Panas
a) Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan penggulangan proses
pada residu pertama sampai 3 – 5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna (Depkes RI, 2000).
b) Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Biomassa ditempatkan dalam wadah soklet yang dibuat dengan kertas
saring melalui alat ini pelarut akan terus direfluks. Alat soklet akan
mengkosongkan isinya dalam labu dasar bulat setelah pelarut mencapai
kadar tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini melalui pendinginan
refluks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomassa
secara efektif ditarik dalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah
dalam pelarut (Depkes RI, 2000).
Gambar 4. Alat Sokletasi
(sumber : Wikipedia.Org, 2019)
c) Digesti
Maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur suhu
ruang yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40 -500C (Depkes RI,
2000).
d) Infus
Ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 – 980 C
selama waktu tertentu (15 – 20 menit) (Depkes RI, 2000).
e) Dekok
Infus pada waktu yang lebih lama (suhu lebih dari 300C ) dan
temperatur sampai titik didih air (Depkes RI, 2000).
f) Destilasi Uap
Ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan
(simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa
kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai
sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa
kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap,
bahan simplisia benar – benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun
dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.
Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian
dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut
terdestilasi (Depkes RI, 2000).
g) Fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan
kandungan kimia ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi
digunakan dua pelarut yang tidak bercampur dan memiliki tingkat
kepolaran yang berbeda. Tujuan fraksinasi adalah memisahkan senyawa
kimia yang ada di dalam ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya.
Senyawa-senyawa yang bersifat non polar akan tertarik oleh pelarut non
polar seperti heksan & pertolium eter. Senyawa yg semipolar seperti
golongan terpenoid dan alkaloid akan tertarik oleh pelarut semi polar
seperti etil asetat & DCM. Senyawa yang bersifat polar seperti golongan
flavonoid dan glikosida akan tertarik oleh pelarut polar seperti butanol dan
etanol (Depkes RI, 2000).
Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan adalah ekstraksi dengan
menggunakan suatu pelarut, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara panas atau cara
dingin. Pelarut atau cairan penyari yang digunakan dalam ekstraksi dapat berupa air,
etanol, campuran etanolair, dan eter (Harborne, 1987)
TUGAS MANDIRI
1. Extractum Aloe
R/ Aloe 100
Air 500
Larutkan aloe 100 bagian ke dalam air 500 bagian sambil dipanaskan,
kemudian ditambahkan 500 bagian air lagi sambil diaduk, tempatkan dalam
ruang bersuhu sejuk selama 24 jam. Setelah itu, serkai dan uapkan sampai
semua pelarut menguap dan tinggal sari yang kering. Sari aloe berwarna kuning
sampai coklat kehijau-hijauan.
Tugas : buatlah formula dan cara pembuatan sediaan tinctura, bagimana bentuk
sediaannya yang sudah diformulasikan, presentasikan hasil sediaanmu (buat
laporan di buku laporan/gelatik kembar).
- Presentasi dibuat dalam power point
- Hasil sediaan dibuat dalam bentuk laporan dalam buku laporan
- Presentasikan hasilmu didepan kelas dan Nilaikan laporanmu kepada guru
yang bersangkutan.
2. Carilah jurnal farmasi yang berkaitan dengan sediaan ekstrak, presentasikan
didepan kelas (kerjakan dibuku laporan)
3. Buatlah contoh penelitian ekstrak yang akan dilakukan untuk sediaan farmasi !
SEDIAAN INFUSA DAN AQUA AROMATIKA

INFUSA
Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu
900C selama 15 menit.
Cara Pembuatan : Dengan cara perebusan. Dipanaskan di atas penangas aie
selama 15 menit dengan suhu 900C. Sesekali diaduk. Lalu diperas menggunakan kain
flanel selagi panas. Tambahkan air panas secukupnya.
Hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya air ekstra
4. Cara menyerkai
5. Penanbahan bahan bahan lain ditunjukan untuk menambah kelarutann
menambah kestabilan dan untuk menghilangkan zat zat yang menyebabkan efek
lain.
Jumlah simplisia
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat
sengan menggunakan 10% simlisia. Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut
digunakan sejumlah simplisia seperti tertera:

 Kulit kina 6 bagian


 Daun digitalis 0,5 bagian
 Akar ipeka 0,5 bagian
 Daun kumis kucing 0,5 bagian
 Sekale kornutum 3 bagian
 Daun sena 4 bagian
 Temulawak 4 bagian

Derajat halus simplisia


Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut dipotong-potong
dengan ukuran sesuai derajat halusnya (….mm) selain itu dapat juga untuk
menentukan alat penyaringnya, dengan kain flannel atau kapas
Banyaknya air ekstra
Diperlukan penambahan air sebanyak :
a. Untuk simplisia segar : sejumlah infuse yang dibuat
b. Untuk simplisia ½ kering : sejumlah infuse yang dibuat + ( 1 x berat simplisia)
c. Untuk simplisia kering ; sejumlah infuse yang dibuat + ( 2 x berat simplisia)
Tujuannya adalah untuk melembabkan simplisia
Cara menyerkai
Umumnya infus diserkai selagi panas. Kecuali infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, infus condurango corteks dan infus daun sena diserkai setelah dingin.
1. Infus cundorango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan
dingin.
2. Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena
mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut. Untuk asam jawa
sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga massa
seperti bubur.
3. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung
lendir tidak boleh diperas. Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah
terlebih dahulu.
Penambahan bahan bahan lain
Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan
berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia, dengan tujuan
untuk memperbesar kelarutan zat berkhasiat dalam air.
Alat yang digunakan dalam pembuatan infus:
1. Panci untuk merebus simplisia
2. Penyaring dari kalin flanel atau kapas
3. Alat pengaduk
4. Botol untuk menyimpan hasil infusa

TUGAS MANDIRI
1. Carilah jurnal yang berkaitan dengan Infusa, lalu lakukan review jurnal (min 2)
2. Tariklah kesimpulkan akan jurnal tersebut dan buatlah apa perbandingannya ?
3. Berikanlah alasan kenapa Anda memilih jurnal tersebut?
4. Kerjakan dibuku tugas (buku tulis biasa) khusus farmakognosi, kumpulkan
AQUA AROMATIKA
Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air.
Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi
digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet. Air
aromatika harus mempunyai baud an rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau
empirematic atau bau lain,tidak berwarna dan tidak berlendir.
Pembuatan :
a) Iarutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi
dalam 60 ml etanol 95%.
b) tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-
kuat.
c) tambahkan 500 mg talc,kocok,diamkan,saring.
d) encerkan 1 bagian filtrate dengan 39 bagian air.
Etanol berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc berguna
untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan
pengendapan kotoran sehingga aqua aromatic yang dihasilkan jernih. Selain cara
melarutkan seperti yang tertera dalam Fl ll, buku lain juga mencantumkan aqua
aromatic adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia secara penyulingan
sesudah diambil minyak atsirinya.
Aqua aromatic yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri
secara destilasi dapat dicegah pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah
tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas air selama 1 jam.
Pemberian aqua aromatika: cairan jernih, atau agak keruh, baud an rasa tidak boleh
menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep: jika air aromatic keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Khasiat: zat tambahan
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu:
 Aqua Foeniculi adalah larutan jenuh minyak adas dalam air.Aqua foeniculi
dibuat dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi dalam 60 ml talc,
kocok,diamkan saring.Encerkan 1 bagian filtrate dalam 39 bagian
air.Pemerian,penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
Syarat untuk resep: seperti aqua aromatic dan sebelum digunakan harus
disaring lebih dahulu.
 Aqua Menthae Piperitae adalah air permen, adalah larutan jenuh minyak
permen dalam air. Cara pembuatan: lakukan pembuatan menurut cara yang
tertera pada aqua aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatic.
 Aqua Rosae adalah air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam
air.Cara pembuatan: larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring.
Pada filtrate tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. Pemerian,
penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika. Khusus
untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan
menghablur, jadi disimpan pada suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum
digunakan.Aqua foeniculi bila menghablur harus dipanaskan pada suhu 25°C
dan kemudian dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan harus disaring.
TUGAS MANDIRI
1. Berikanlah contoh sediaan aqua aromatika serta berikan penjelasan bagaimana
cara pembuatan, pemerian, syarat (min 5)
2. Dari beberapa contoh sediaan aqua aromatika tersebut, pilih satu sebagian
sediaan aqua aromatika lalu carilah jurnal yang berkaitan
3. Lalukan lah review jurnal
4. Kerjakan dibuku tugas (buku tulis biasa) khusus farmakognosi, kumpulkan
SEDIAAN SIRUP, OLEA PINGUIA DAN SEDIAAN OLEA VOLATILIA

Sediaan Sirup

Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%. Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang
ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.
Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan makanan yang dijinkan (SNI, 1994). Menurut Farmakope Indonesia
III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar
sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Secara umum
sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan
merupakan larutan jernih berasa manis.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan kental dengan citarasa yang
beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, penggunaan sirup tidak langsung
diminum tapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kadar
gula dalam sirup yang terlalu tinggi yaitu 55-65%. Pembuatan sirup dapat ditambah
pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan citarasa (Satuhu dan Sunarmani,
2004).
Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen
antara gugushidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang
melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering
digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat
terlarut selain gula. Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup
dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada
dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.
Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara
tradisional mengandung zat penyedap, misalnya cherry, cokelat, jeruk, raspberry.
Sebuah sirup yang tidak diberi perasa terdiri dari larutan yang mengandung 85%
sukrosa. Komponen utama dari sirup adalah air yang terpurifikasi, gula atau sukrosa
pengganti gula (pemanis buatan), bahan pengawet, perasa, pewarna (Jones, 2008).
Berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII) yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian, kualitas sirup secara umum ditetapkan sebagai berikut.
1) Sirup kualitas 1 : kadar gula minimal 65%.
2) Sirup kualitas 2 : kadar gula 60% - 65%.
3) Sirup kualits 3 : kadar gula 55% - 60%. (Suprapti, Lies, 2005)
Syarat Mutu Sirup :
No. Uraian Persyaratan
1. Kadar gula minimum Mutu I 65%
Mutu II 55%
2. Zat warna Yang diperbolekhan untuk
3. Pemanis buatan dimakan
4. Bahan pengawet (asam benzoat) Negatif
5. Asam salisilat Maksimum 250 mg/kg
6. Logam berbahaya (Cu, Hg, Pb, Negatif
7. As) Negatif
8. Zat pengental Yang diperbolehkan untuk
9. Jamur ragi minuman
Bakteri bentuk Coli Negatif
Negatif

Jenis – Jenis Sirup


Menurut Satuhu (1994), berdasarkan bahan bakunya sirup dibedakan emnjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Sirup Essence, yaitu sirup yang cita rasanya ditentukan oleh essence yang
ditambahkan dan tanpa penambahan sari buah sama sekali.
b. Sirup Glukosa, yaitu sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya
digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya.
c. Sirup buah, yaitu sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan
dasarnya, yakni sari buah segar yang digunakan.
Sirup sintetis merupakan produk yang berasal dari essence buah yang kemudian
ditambah gula, air, asam, dan bahan pengawet. Sirup disuplementasikan dengan
flavor, zat warna, asam, serta distabilkan dengan pengawet. Penggunaan pewarna
sintetik selalu dalam kekhawatiran bahwa setiap saat bahan ini bisa dinyatakan tidak
layak untuk dipakai sebagai bahan tambahan makanan. (Dahlan, M.A. dan Wartono,
1984). Pada umumnya sirup memiliki rasa manis dan sedikit masam dengan flavor
buah-buahan yang memberikan rasa segar pada saat diminum. Saat akan dikonsumsi,
sirup harus dencerkan terlebih dahulu karena kandungan gulanya yang cukup tinggi
dan sifatnya yang viskos. Sirup yang baik memiliki sifat viskos dan tidak mengalami
kristalisasi selama penyimpanan.
Komponen Sirup
a. Pemanis. Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari
kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis
berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin
dan sukrosa, sedangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet Antimikroba. Pengawet antimikroba digunakan untuk menjaga
kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak
ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c. Perasa dan Pengaroma. Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup
mempunyai rasa enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus
mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam
sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma
ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk
diberi aroma citrus.
d. Pewarna. Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH
selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama
tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat
konsisten dengan rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat daam
perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan,
pengental, dan stabilisator.
TUGAS KELOMPOK
Lakukanlah praktek pembuatan sirup sintesis
Bahan yang dibutuhkan : Alat yang dibutuhkan :
1. Gula Pasir 1 kg a. Kompor dan Panci
2. Essense (perasa sirup) b. pengaduk kayu
3. Asam sitrat c. botol syr
4. Natrium Benzoat d. corong
5. Air (aquadest)
6. CMC
Cara Pembuatan :
1. Menyiapkan alat dan bahan kemudian melarutakan gula dengan air di dalam
panci di atas kompor.
2. Setelah mendidih, menambahkan natrium benzoat secukupnya.
3. Pada saat hangat, memasukkan asam sitrat dan CMC (bahan cmc terlebih
dahulu di larutkan dalam air).
4. Setelah dingin, kemudian menambahkan essence secukupnya.
5. Memasukkan sirup pada botol yang sudah disterilisasi.
6. Memberi label pada botol (buatlah label/ stiker yang menarik pada sediaan
sirup yang telah anda buat )
PERINTAH TUGAS
1. Buatlah sediaan sirup sintesis (lakukan dokumentasi : berbentuk foto dan
video)
2. Upload ke youtube dokumentasi yang telah dibuat pada praktek sediaan sirup
3. Buatlah Laporan sediaan sirup sintesis beserta dengan jurnalnya (carilah jurnal
di google cendikiawan lalu lakukanlah perbandingan)
4. Buatlah powerpoint lalu upload ke youtube sebagai presentasi dan lakukanlah
presentasi didepan kelas beserta dengan guru yang bersangkutan

Minyak lemak (OLEA PINGUIA)


Minyak lemak adalah campuran senyawa asam lemak bersuku tinggi dengan
gliserin (gliserida asam lemak bersuku tinggi). Asam sulfat yg mempunyai kadar
belerang trioksida sangat tinggi; asam sulfat berasap.
Minyak Lemak adalah campuran senyawa asam lemak bersuutinggi atau
berbobot molekul (BM) tinggiberantai karbon panjang atau“long
chaintriglycerides”(C16 dan C22) dengan glserinatau gleserida asam lemak bersuku
tinggi.
1. Minyak lemak merupakan bagian dari lemak
2. Lemak adalah ester asam lemak tinggidengan alkohol.
3. Alkohol yang membentuk minyak lemakadalah gliserol atau disebut juga
gliserida
4. Jika alkoholnya adalah alkohol suku tinggiseperti setil alkohol atau merisil
alkohol,lemak disebut malam (wax)
Cara mendapatkan minyak lemak antara lain :
1. Diperas pada suhu biasa, misalnya: oleum arachidis, oleum olivae, oleum ricini
2. Diperas pada suhu panas, misalnya: oleum cacao, oleum cocos.
Syarat untuk minyak lemak adalah sebagai berikut :
a. Harus jernih. Yang cair harus jernih, begitupun yang padat sesudah
dihangatkan (diatas suhu leburnya)tidak boleh berbau tengik.
b. Kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbandingan dalam CHCl3,
Eter, dan Eter minyak tanah.
c. Harus memenuhi syarat-syarat minyak mineral, minyak harsa dan minyak-
minyak asing lainnya, senyawa belerang dan logam berat.
Penggunaan minyak lemak adalah sebagai berikut :
1. Sebagai zat tambahan.
2. Sebagai pelarut, misalnya: sebagai pelarut obat suntik, lotio, anti racun, untuk
racun yang tidak larut dalam lemak (racunya dibalut lemak, lalu segera diberi
pencahar atau emetikum) tetapi bila racun yang larut dalam lemak bentuk
absorpsi dipercepat.
3. Sebagai obat, misalnya: oleum ricini, dapat dipakai sebagai obat pencahar.
Minyak lemak dibagi dalam dua golongan:
a. Minyak yang dapat mongering, misalnya: oleum lini, oleum ricini.
b. Minyak yang tidak dapat mongering, misalnya: oleum arachidis, oleum
olivarum,oleum amygdalarum, oleum sesame.
Penyimpanan minyak lemak adalah kecuali dinyatakan lain, harus disimpan dalam
wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
Contoh-contoh minyak lemak:
1. Minyak Kacang = Oleum Arachidis
Adalah minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh dengan pemerasan biji
arachidis hypogeae L yang telah dikupas.
2. Minyak Coklat = Oeum Cacao
Adalah lemak padat yang diperoleh dengan pemerasan biji Theobroma cacao L yang
telah dikupasdan dipanggang.
3. Minyak Kelapa = Oleum Cocos
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas endosperm cocos
nucifera L yang telah dikeringkan.
4. Minyak Ikan = Oleum Iecoris Aselli
Adalah minyak yang dieroleh dari hati segar Gadus calaris L dan species gadus
lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 0°C.
Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 SI tiap gram, potensi vitamin D tidak kurang
dari 80 SI.
5. Minyak Lini = Oleum Lini
Adalah minyak lemak yang diperoleh pemerasan biji masak Linum usitassinum L.
6. Minyak Zaitun = Oleum Olivae
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji masak Olea
europea L. jika perlu dimurnikan.
7. Minyak Jarak =Oleum Ricini
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Ricinus communis L
yang telah dikupas.
8. Minyak Wijen = Oleum Sesami
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamum indicum L.
9. Minyak Kelapa Murni = Oleum Cocos purum
Adalah minyak lemak yang dimurnikan dengan penyulingan bertingkat, diperoleh dari
endosperma Cocos nucifera yang telah dikeringkan.
10. Minyak Tengkawang = Oleum Shoreae
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas biji Shorea atenoptera
Burck yang segar atau kering atau dari biji spesies shorea yang lain.
11. Minyak Kaulmogra = Oleum Hidnokarpi = Oleum Hydnocarpi
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemanasan dingin dari biji dari buah
masak segar Hidnocarpus wightraria Blume, spesies Hydrocarpus lain dan
Taraktogenus kurzii King.
12. Minyak Jagung = Oleum Maydis
Adalah minyak lemak yang diperoleh dari embrio Zae mays L, kemudian dimurnikan.
13. Minyak Pala = Oleum Myristicae expressum
Adalah campuran minyak lemak dan minyak atsiri, diperoleh dengan pemerasan panas
biji Miristica fragrans Houtt, yang telah dibuang selaput biji dan kulit bijinya.

Olea Volatilia (Minyak Atsiri)


Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau minyak terbang. Olea
Volatilia adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, yang diperoleh
baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun secara sintetis.
Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh : daun, bunga, kulit buah,
buah atau dibuat secara sintetis.
Minyak atsiri sering dikenal dengan nama volatile oil, etherial oil, atau esential
oil. Dan di Farmakope Indonesia minyak atsiri dikenal dengan nama Olea volatilia.
Minyak atsiri atau minyak menguap merupakan masa yang berbau khas sesuai dengan
tanaman penghasilnya, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalmi
penguraian. Minyak atsiri dalam industri sering digunakan sebagai zat tambahan pada
sediaan kosmetika, obat, rokok, makanan, dll. Minyak atsiri dapat juga digunakan
sebagai obat anti kuman dan kapang. Minyak atsiri yang baru biasanya tidak berwarna
atau berwarna kekuningan, beberapa ada yang berwarna kemerahan atau biru.
Umumnya, minyak atsiri larut dalam etanol, dan pelarut organik lain; kurang larut
dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70%. Mempunyai daya larut yang lebih kecil
jika minyak mengandung fraksi terpen dalam jumlah besar. Minyak atsiri merupakan
salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman. Minyak atsiri terbentuk karena
reaksi antara persenyawaan kimia dengan air. (DepKes RI, 1985).
Metode Penyulingan Minyak Atsiri
Penyulingan merupakan suatu proses pemisahan komponen berupa cairan atau
padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaaan titik uap dari
masing-masing zat.
Dalam isolasi minyak atsiri, dikenal 3 metode penyulingan yaitu :
a. Penyulingan dengan air. Pada metode ini terjadi kontak langsung antara
simplisia dengan air mendidih. Simplisia yang telah dipotong kecil-kecil,
digiling kasar atau digiling halus kemudian didihkan dengan air. Uap air
yang terjadi dialirkan melalui pendingin kemudian destilatnya ditampung
(DepKes RI, 1985).
b. Penyulingan dengan air dan uap. Simplisia yang ukurannya sudah dalam
bentuk lebih kecil, dimasukkan ke dandang yang kemudian diletakkan di
atas pada bagian yang berlubang – lubang dan air di lapisan bawahnya. Uap
dialirkan melalui pendingin yang selanjutnya menampung hasil sulingan
yang berupa minyak atsiri (DepKes RI, 1985).
c. Penyulingan dengan uap. Metode ini peralatan yang dipakai sama dengan
penyulingan air dan uap hanya pada peralatan ini terdapat alat tambahan
untuk memeriksa suhu dan tekanan. Penyulingan dengan metode ini tidak
memerlukan air, uap air panas yang biasanya bertekanan lebih dari 1
atmosfir dialirkan melalui pipa uap. Kemudian minyak atsiri yang diperoleh
ditampung (DepKes RI, 1985).
Sifat-sifat minyak atsiri :
a. mudah menguap
b. rasa yang tajam
c. wangi yang khas
d. tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik.
e. minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.

Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan adanya zat-zat asing dalam minyak atsiri
tersebut. Misalnya : Minyak kayu putih (Oleum Cajuputi) yang murni tidak berwarna.
Warna hijau yang ada seperti yang terlihat diperdagangan karena adanya : klorophyl
dan spora-spora Cu (tembaga). Warna kuning atau kuning coklat terjadi karena adanya
penguraian.
Pemerian :
 Cairan jernih
 Bau seperti bau bagian tanaman asal.
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya dan ditempat sejuk.
Identifikasi :
a. Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
b. Pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan
cara penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
c. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama,
biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
Cara-cara memperoleh minyak atsiri :
a. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan primitif.
Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi
dan untuk minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri yang
tidak tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk
b. Cara penyulingan ( destilasi) yaitu ada dua cara antara lain sebagai berikut :
- Cara langsung ( menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana di atas pelat
yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui lubang
dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap
air di tampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah bahan bakal
yang sedikit, karena jumlah air yang akan menjadi uap dan membawa
serta minyak terbatas jumlahnya.
- Cara tidak langsung ( destilasi uap)
Bahan yang akan di olah di masukkan ke dalam sebuah bejana dan di
tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana
lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah yang
besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang
rendah.
Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air
dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika Bj
minyak atsiri > Bj air maka minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya.
Ke dua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat
di keringkan dengan menggunakan zat - zat pengering, contoh: Na2SO4
exicatus.
Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa air
tersebut minyak atsiri cepat rusak / menjadi tengik. Bila lapisan minyak
atsiri dan air sukar dipisahkan dapat di tambahkan NaCl jenuh untuk
menarik airnya
c. Cara Enfleurage
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang digunakan
untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keping gelas yang lebih dulu
dilapisi dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama, tergantung dari
jenis daun yang diolah, contoh:bunga melati 24 jam. Kemudian daun bunga
diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu
benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat digunakan
untuk 30 kali.
Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam alkohol absolut, minyak
atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya dapat
dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling
secara vacum (dengan alat evaporator vacum ). Alkohol yang digunakan bukan
alkohol fortior sebab waktu diuapkan, uap air akan membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan kandungan minyak atsiri yang
rendah dan tidak tahan pemanasan.
Syarat – syarat minyak atsiri
 Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.Kejernihan
dapat dibuktikan dengan cara meneteskan 1 tetes minyak atsiri keatas
permukaan air, permukaan air tidak keruh.Minyak menguap umumnya
tidak berwarna, hanya beberapa yang sesui dengan warna aslinya.
Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut
kedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga
dari alat penyulingnya terlarut kedalamnya. Minyak atsiri akan berwarna
kuning atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi.
 Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
 Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak
lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas kertas
perkamen tidak meninggalkan noda transparan.
 Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga
minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok
sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh vbolume
sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
 Bau dan rasa seperti simplisia.
Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10 ml air.
Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram gula.
Contoh-contoh minyak atsiri :
1. Oleum foeniculi (minyak adas)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah masak Foeniculum vulgaris Mill varietas
a vulgare dan b-dulce.
2. Oleum Anisi (minyak adas manis)
Cara pembuatan : Penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook dan buah
kering Pimpenilla anisum L (fam : Magnoliaceae)
3. Oleum Caryophylli (minyak cengkeh)
Cara pembuatan : Penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan dari
tanaman Eugenia caryophyllata.
4. Oleum Citri (minyak jeruk)
Cara pembuatan : Pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar yang masih segar)
dari tanaman Citrus lemon.
5. Oleum Aurantii (minyak jeruk manis)
Cara pembuatan :Pemerasan pericarp (kulit buah luar yang segar dan masak) dari
tanamam Citrus sinensis.
6. Oleum Eucalypti (minyak kayu putih)
Adalah minyak atsiri yang mengandung sineol 50-60%. Diperoleh dengan
destilasi uap dari daun segar, ujung cabang segar dari berbagai spesies Eucalyptus
atau spesies yang diinginkan (E. globulus, E. futicerutum, E. polybractea, E.
Smithii).
7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian di atas
tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang segar dan telah dimurnikan.
8. Oleum Cinnamommi ( minyak kayu manis)
Pembuatan : Penyukingan uap kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum
zeylanicum Blume.
9. Oleum Citronellae ( minyak sereh)
Pembuatan : Penyulingan uap daun Cymbopogon Nardus.
10. Oleum Rosae ( minyak mawar)
Pembuatan : Penyulingan uap bunga segar Rosa Galica Alba.
SIMPLISIA HEWAN
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-
zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Berikut ini adalah sediaan farmasi dari simplisia hewan adalah :
1. ADEPS LANAE
Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool FAT,
Lemak bulu
Nama hewan : Ovis Aries (L.)
Zat bermanfaat : Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol,
gamma-lanosterol, lano-sterol dihidrolanosterol dan
agnosterol. Adapun asam lemaknya adalah asam
palmitat, asam miristinat, asam lano-palmitat, asam
lanoserat, asam serotat dan asam karnaubat, alkohol-
alkohol, setil -alkohol dan karnaubiealkohol.
Sediaan -: Sophie Martin® Naturally French Copacabana
Lightening Body Scrub

Komposisi : Water, Polyethylene, Stearic Acid, Paraffinum


Liquidum, Glyceryl Stearate, Cetyl Alcohol,
Fragrance, Lanolin Anhydrous, Glycerin,
Niacinamide, Carbomer, Sodium Acrylates
Copolymer, PPG-1 Trideceth-6, Potassium
Hydroxide, Olea Europaea (Olive) Oil, Pent
Kegunaan : Moisturizing (pelembab)

\
2. ADEPS SUILLUS
Nama sinonim : Lemak babi, Lard.
Nama hewan : Sus scrofa (L.)
asal
Zat bermanfaat :
Sediaan : Buckley's® Complete - Cough Cold & Flu

Komposisi : Aktif: setiap satu sendok (5 mL) mengandung:


acetaminophen 325 mg and menthol 20 mg.
Bahan non medicine:
Ammonium carbonate, butylparaben, camphor,
Canada balsam, caramel, Hydrogenated lard
glycerin, menthol, pine needle oil, polyethlene
glycol, propylparaben, sodium cyclamate, tincture
of capsicum, viscarin, water.
Kegunaan : Menghilangkan gejala flu seperti batuk, hidung dan
sinus tersumbat, demam, nyeri tenggorokan, dan
sakit ringan dan nyeri

3. CERA ALBA
Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.
Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Sediaan : Kae Argabaume Nuit Reparateur - Repairing Night
Balm for Problem Skin 30ml
Butyrospermum parkii*, Caprylic capric
triglyceride, Hydrogenated vegetable oil, Argania
spinosa oil*, Glycine soja oil*, Macadamia
ternifolia nut oil*, Rosa mosqueta seed oil*, Cera
alba, Alaria esculenta extract, Tocopherol,
Lavendula angustifolia oil*, rice wax
* Bahan-bahan dari pertanian organik
100% dari total kandungan bahan adalah alami;
64,9% dari total kandungan bahan diolah dari
pertanian organik.
Kegunaan : Menyembuhkan, regenerasi dan memperbaiki kulit
peka dan bermasalah

4.

5. CERA FLAVA
Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees wax, yellow wax,
bees wax
Nama hewan : Apis Mellifera (L.)
asal
Zat bermanfaat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam
serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
Sediaan : EVERON® Lip Balm
Komposisi : Simmondsia Chinensis (Jojoba) Seed Oil, Beeswax
(Cera Flava), Butyrospermum Parkii (Shea) Butter,
Euphorbia Cerifera (Candelilla) Wax, Rosa
Damascena (Rose) Flower Wax, Copernicia
Cerifera (Carnauba) Wax, Vanilla Planifolia Fruit
Extract, Rosa Damascena (Rose) Extract,
Citronellol*, Benzyl Alcohol*, Geraniol*,
Eugenol*, Farnesol*.
* from natural essential oils
Kegunaan Melindungi dan melembabkan bibir kering

6. CETACEUM
Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti
Nama hewan : Physeter macrosephallus, Physeter catodon (L.)
asal dan Hyperoodon rostratus (Miller)
Zat bermanfaat : Setin (= setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat,
setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Komposisi : Cera Microcristallina, Octyldodecanol,
Hydrogenated Polydecene, Cetyl Palmitate, Ricinus
Communis Seed Oil, Myristyl Myristate, Mica,
VP/Hexadecene Copolymer, Cetearyl Alcohol,
Polyglyceryl-3 Diisostearate, Butyrospermum
Parkii Butter, Cocoglycerides, Pentaerythrityl
Tetraisostearate, C20-40 Alkyl Stearate, Glycerin,
Cera Carnauba, Simmondsia Chinensis Oil,
Tocopheryl Acetate, Ethylhexyl
Methoxycinnamate, Butyl
Methoxydibenzoylmethane, Vitis Vinifera Seed
Oil, Cera Alba, Aqua, BHT, Benzyl Alcohol,
Parfum, CI 75470, CI 77891.
Kegunaan : Merawat, Melindungi dan melapisi bibir

7. GELATINUM
Nama Sinonim : Gelatina
Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin, asam
utama glutamat, lisin, arginin, alanin, asam asparoginat,
fenil-alanin, oksiprolin dan histidin.
Sediaan : Novaris NEORAL® Soft Gelatin Capsules
komposisi : Bahan aktif:
Setiap kapsul mengandung ciclosporin 10 mg, 25 mg,
50 mg or 100 mg.
Bahan tak aktif dengan efek yang dikenali:
- Ethanol: 11.8% v/v ethanol (9.4% m/v)
(10mg, 25mg, 50 mg and 100 mg capsules).
- Propylene glycol: 10 mg/capsule (10 mg
capsules); 25 mg/capsule (25 mg capsules); 50
mg/capsule (50 mg capsules); 100 mg/capsule
(100 mg capsules).
- Macrogolglycerol hydroxystearate/Polyoxyl
40 hydrogenated castor oil: 40.5 mg/capsule
(10 mg capsules), 101.25 mg/capsule (25 mg
capsules), 202.5 mg/capsule (50 mg capsules),
405.0 mg/capsule (100 mg capsules).
Bahan tak aktif:
Capsule contents (kandungan kapsul)
- Alpha-tocopherol
- Ethanol anhydrous
- Propylene glycol
- Corn oil-mono-di-triglycerides
- Macrogolglycerol hydroxystearate / polyoxyl
40 hydrogenated castor oil.
- Capsule shell
- Iron oxide black (E172) (25mg and 100mg
capsules only)
- Titanium dioxide (E 171)
- Glycerol 85%
- Propylene glycol
- Gelatin
Imprint (stempel/cap):
- Carminic acid (E 120)
Kegunaan : Bagi orang yang memiliki transplantasi organ,
sumsum tulang dan transplantasi sel induk, fungsi
Neoral adalah untuk mengontrol sistem kekebalan
tubuh. Neoral mencegah penolakan organ
transplantasi dengan menghalangi perkembangan sel-
sel tertentu yang biasanya akan menyerang jaringan
transplantasi.
Penyakit autoimun, di mana respon imun tubuh
menyerang sel-sel tubuh sendiri, Neoral berhenti
reaksi kekebalan ini. Penyakit tersebut termasuk
masalah mata yang mengancam penglihatan (uveitis
endogen, termasuk uveitis Behçet), kasus yang parah
penyakit kulit tertentu (dermatitis atopik, atau eksim
dan psoriasis), rheumatoid arthritis yang parah dan
penyakit ginjal yang disebut sindrom nefrotik.
8. LUMBRICUS RUBELLUS
Nama Sinonim : Red Earthworm, ekstrak cacing tanah
Nama hewan : Lumbricus Rubellus
asal
Zat bermanfaat : Enzim lubrokinase, protein hingga 76%, vitamin
B12 dan E
Sediaan : NutiCology® Lumbrokinase 30 enteric-coated
Capsules

Komposisi : Ukuran porsi : 2 enteric-coated (kapsul salut


enterik)
Porsi per botol : 15
Jumlah per porsi : Lumbrokinase 600,000 IU (40
mg)
Bahan-bahan lain : Gelatin, zat tepung
Kegunaan : - Sebagai suplemen makanan
- Menghambat pembekuan darah (anticoagulant)
- Penghancur gumpalan darah (fibrimolysis)
- Mengobati penyumbatan pembuluh darah
jantung (ischemic cerebrovascular disease)

9. MEL DEPURATUM
Nama Sinonim : Madu murni
Nama hewan asal : Apis mellifera (L.)
Sediaan : Antangin® Atangin JRG 15ml x 10 Pcs
Zat bermanfaat : Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat
atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Komposisi : Ingiberis rhizoma 7,336gr; royal jelly 0,525g;
panax gingseng ekstrak 1,05g; blumeae folia
2,445g; menthae folia 4,89g; mel depuratum
(madu) 9,75ml

Kegunaan : Mengobati masuk angin, pilek, demam, mual,


perut kembung, berkeringat, kelelahan dan
sakit kepala. Meredakan tenggorokan, mabuk.

10. THYROIDINUM
Nama Sinonim : Tiroida
Nama hewan : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang
asal menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.
Zat : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono
berkhasiat/isi yodo tirosin.
Sediaan : Natrabio® Thyroid Support

Komposisi : Active Ingredients:


Calcarea Iodata 6X
Fucus vesiculosus 6X
Kali Iodatum 6X
Thyroidinum 6X, 12X, 30X
Calcarea Carbonica 10X
Causticum 10X
Ferrum Iodatum 10X, 30X
Natrum Muriaticum 10X, 30X
Inactive Ingredients: Cellulose, lactose,
dextrose, magnesium stearate

Kegunaan : Memberikan bantuan pada gejala-gejala stres


(ketegangan) adrenal dan kelemahan, lesu,
tangan dan kaki dingin dan kegelisahan.

SIMPLISIA MINERAL

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium,


Mineral oil.
Zat berkhasiat : Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56
Utama/isi hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan
derivat derivat dari benzen).
Sediaan - : ST. Ives® Timeless Skin Collagen Elastin Facial
Moisturizer

Komposisi : Water (Aqua/Eau), Mineral Oil (Paraffinum


Liquidum, Huil Minerale), Propylene Glycol,
PEG 100 Stearate, Glyceryl Stearate, Stearic
Acid, Phenoxyethanol, Carthamus Tinctorius
(Safflower) Seed OiI (Safflower),
Triethanolamine, Carbomer, Dimethicone,
Cetyl Alcohol, Disodium EDTA, Fragrance
(Parfum), Ethylhexl Glycerin, Linalool,
Hexylcinnamal, Hydrolyzed Elastin,
Hydrolyzed Collagen, Coumarin, Geraniol
Kegunaan : Mengurangi garis halus yang tampak dan
keriput dengan kolagen dan elastin protein

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat, paraffin, paraffin wax


Zat khasiat utama : Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56
hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak jenuh
dan derivat derivat dari benzen).
Sediaan : Dr. Michaels® Scalp & Body Ointment 250
gm

Komposisi : araffinum liquidum, Paraffinum solidum


(wax), Solanum tuberosum (potato) starch,
Zinc oxide, Salicylic acid, Sweet almond oil,
Jojoba seed oil, Avocado oil, Carrot seed oil,
Calendula officinalis flower extract, Orange
oil, Wheatgerm oil, Apricot kernel oil,
Lavender oil, Sandalwood oil, Patchouli oil,
Emu oil, Citrus, Bergamot oil, Rosemary oil,
Geranium oil, Evening primrose oil,
Eucalyptus leaf oil, Pine needle oil,
Matricaria flower oil, Myrrh oil, Neroli oil.
Kegunaan : - Membantu penyembuhan dan
meringankan ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan kondisi kulit.
- Membantu dalam meringankan rasa sakit
dari gatal, lesi kulit kering dan dapat
mengurangi ketidaknyamanan
berhubungan dengan kondisi kulit kering
dan meradang.

3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselin putih, White petrolium


Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama
Utama parafin-parafin, senyawa-senyawa
hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak
jenuh.
Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah
Sediaan : Vaseline® Jelly Original

Komposisi : White Petrolatum Usp (100%)

Kegunaan : Menjaga kelembaban kulit di cuaca yang


panas dibawah terik matahari, sebagai anti
luka bakar, menyembuhkan luka / luka gores,
mengatasi kulit kering dan bibir pecah-pecah,
juga untuk melembabkan kulit, mencegah
kulit kering, iritasi terutama di bagian telapak
tangan, telapak kaki, tumit, siku.
4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim : Vaselin kuning, petrolium.


Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama
parafin-parafin, senyawa-senyawa
hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak
jenuh.
Sediaan : Quality Petroleum Jelly

Komposisi : Yellow petroleum (100%)


Kegunaan : Pelindung kulit, pelembab dan pelembut.
Perlindungan sementara terhadap luka
ringan, goresan atau luka bakar.
Perlindungan sementara dan membantu
mengurangi kulit pecah-pecah atau retak dan
bibir

OBAT ALAM INDONESIA


Menurut UU RI. 23 Tahun 1992 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat bahan alam dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu, jamu herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Jamu ( Emperial based herbal medicine) adalah obat bahan alam yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan secara
tradisional.
FITOFARMAKA
Pengembangan fitofarmaka jadi salah satu fokus utama pemerintah untuk
mengatasi impor obat. Pasalnya bahan baku alami obat-obatan banyak tersedia di
Indonesia. Fitofarmaka merupakan obat tradisional dari bahan alami yang
pembuatannya terstandarkan dan memenuhi kriteria ilmiah. Pengembangan
fitofarmaka didasarkan atas ketersediaan bahan baku alam yang banyak diversitasnya
di Indonesia. Fitofarmaka tergolong ke dalam obat tradisional seperti halnya jamu dan
obat herbal terstandar. Keamanan dan khasiat fitofarmaka dibuktikan secara ilmiah
melalui uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produknya telah distandardisasi.
Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik
(pada manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.
Fitofarmaka atau obat herbal yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah melalui uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta telah di standarisasi
asli Indonesia tak kalah sebenarnya dengan obat kimia lain. Fitofarmaka merupakan
obat herbal yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji
praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah distandarisasi asli
Indonesia.
Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat
modern. Fitofarmaka memiliki kekhasan tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka
merupakan obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan
obat-obatan. Bahkan tidak jarang fitofarmak menjadi rekomendas dokter terhadap
pasiennya. Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan
tekhnologi modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan. Berikut ini beberapa bahan alam yang digolongkan sebagai fitofarmaka,
antara lain : bawang putih, ginseng, angkak, anggur, ginkgo, dan jahe. Karena sudah
teruji secara klinis, maka bahan-bahan tersebut dapat disejajarkan dengan obat-obatan
modern.
Ada beberapa fitofarmaka yang sudah diproduksi di Indonesia antara lain
immunomodulator, yakni obat yang dapat memodifikasi respons imun, menstimulasi
mekanisme pertahanan alamiah dan adaptif, dan dapat berfungsi baik sebagai
imunosupresan maupun imunostimulan.
Logo Obat Fitofarmaka

Kemasan yang memiliki logo obat dengan lingkaran kuning bergaris


tepi hijau dan bergambar seperti kepingan salju dalam lingkaran
merupakan arti simbol dari fitofarmaka. Fitofarmaka adalah obat yang
kandungannya terdiri dari bahan alami yang telah melalui uji praklinik
dan uji klinik, sehingga setara dengan obat modern. Oleh karena itu,
jenis obat tradisional yang satu juga telah distandardisasi.

Contoh Obat fitofarmaka yang ada di Indonesia adalah Stimuno, Tensigard, Xgra,
Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer.

JAMU

Obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman


sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu yang disusun
dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10 macam,
bahkan bisa lebih. Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu,
yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan dimanfaatkan untuk mengobati
keluhan penyakit.

Obat Herbal Terstandar ( Standarized based Herbal Medicine )


Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau
penyarian bahan alam, baik tanaman, binatang, maupun mineral. Obat
herbal ini umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian
praklinis. Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa
berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang
higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.

TUGAS MANDIRI

1. Buatlah tabel perbedaan obat alam (jamu, obat herbal terstandar, fitofarmaka)
sertakan contoh obatnya
2. Tariklah kesimpulan pada jurnal berikut ini :
Jurnal Bahan Alam Indonesia
Vol 6, No 1 (2006)
MIKROENKAPSULASI TEOFILIN DENGAN PROTEIN KEDELAI HITAM
(Glycine max) SEBAGAI PENYALUT MENGGUNAKAN METODE

DENATURASI (Microencapsulation of Theophylline With Balck Soybean Protein


(Glycine Max) as Coating Material by Denaturizing Method)

Microencapsulation is a technology to get a dosage form with controlled releases of


active materials, by modification of a type and/or the thickness of coating materials.
Denaturizing protein can be used as a coating material in microencapsulation and
various researches have been done by using egg albumin as coating material.Black
soybean (Glycine Max. L. Mer0 is one of the potential protein sources, which can be
used as a coating material in microencapsulation process by denaturation method. The
objective of this reserach is to know the possibility of black soybean protein used as a
coating material, by formulating theophylline with black soybean protein inÂÂ
comparison 1:1, 1:2, 1:3, 1:4. Black soybean protein obtained from black soybean
milk. The process of microencapsulation conducted by making emulsion of black
soybean milk drops (contain soybean protein) if heated and add with calsium sulphate,
the soybean protein will be denaturized and yiled a solid protein binding the
teofilin.The result indicated that black soybean protein can be used as coating material
in microencapsulation process and released drug in controlled manner. Drug released
from matrix follow a zero order diffusion mechanism.

Berdasarkan jurnal tersebut, buat lah kesimpulan dan obat alam yang baik dikonsumsi/
digunakan oleh masyarakat termasuk golongan apa? Berikan alasannya !
LATIHAN SOAL

1. Standarisasi merupakan segala usaha/upaya yang dilakukan untuk memperoleh/


mempertahankan suatu syarat mutu tertentu yang telah ditetapkan, adalah
bagian dari teknologi proses pembuatan obat herbal bagian...
a. Budidaya
b. Pasca panen
c. Saat produksi
d. Ekstraksi
e. Analisis
2. Ektraksi dengan pelarut air pada temepratir penangas air (bejana infus tercelup
dalam penangas air mendidih, temperatur teruur 96-98ᵒC) selama waktu
tertentu 40-50ᵒC merupakan pengertian dari ...
a. Infundasi
b. Maserasi
c. Perkolasi
d. Dekok
e. Sokhlet
3. Proses yang didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut disebut...
a. Standarisasi
b. Analisis
c. Produksi
d. Evaluasi
e. Ekstraksi
4. Metode pemekatan ekstrak dapat dilakukan dengan cara...
a. Penguapan pada tekanan rendah
b. Fluid bed drying
c. Penambahan zat inert
d. Freeze drying
e. Soxhletasi
5. Kerugian obat herbal adalah..
a. Efek farmakologis lemah
b. Hanya memiliki satu efek farmakologi
c. Tidak sesuai untuk penyakit metabolit
d. Efek samping beresiko tinggi
e. Belum dilakukan uji praklinik
6. Proses penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan atau bagian
tumbuhan menggunakan pelarut yang sesuai disebut....
A. Pengeringan
B. Maserasi
C. Ekstraksi
D. Evaporasi
7. Berikut ini termasuk ke dalam metode ekstraksi panas, kecuali.....
A. Infundasi
B. Perkolasi
C. Dekoktasi
D. Soxhletasi
8. Berikut ini termasuk metode pengeringan ekstrak, kecuali.....
A. Dengan penambahan zat aktif
B. Dengan penambahan zat innert
C. Fluid Bed drying
D. Freeze drying
9. Berikut ini termasuk sediaan solid yaitu....
A. Suspensi kering
B. Granul Instan
C. Salep
D. Gel
10. Berikut ini termasuk ke dalam analisis sediaan obat herbal secara kimia,
kecuali.....
A. Analisis kuantitatif
B. Analisis kualitatif
C. Kestabilan kimia
D. Organoleptik
11. Suatu proses penyarian dengan dipanaskan pada suhu 900C selama 30 menit
disebut...
a. Infus
b. Maserasi
c. Perkolasi
d. Dekok
e. Soxhletasi
12. Batasan maksimal kadar air yang ada dalam simplisia adalah sebesar...
a. 20%
b. 15%
c. 10%
d. 5%
e. <5%
13. Yang termasuk ke dalam parameter non spesifik adalah ...
a. kadar abu
b. organoleptis
c. kandungan kimia
d. identitas
e. kadar sari larut etanol
14. Untuk memperoleh kandungan zat yang optimal dari rimpang, maka waktu
pemanenan yang tepat adalah..
a. Saat akhir musim kemarau
b. Saat akhir musim kemarau
c. Saat menjelang proses penyerbukan
d. Saat masak buah
e. Saat bunga sudah mekar
15. Rotavapor merupakan alat yang digunakan untuk..
a. Pengeringan simplisia
b. Pengeringan ekstrak
c. Pemekatan ekstrak
d. Perajangan simplisia
e. Pengekstrakan simplisia
16. Dibawah ini merupakah salah satu ekstraksi cara panas, kecuali . . . . . .
a. Digesti
b. Refluks
c. Dekok
d. Infus
e. Perkolasi
17. Berikut merupakan modifikasi metode dari maserasi, kecuali . . . . .
a. Modifikasi maserasi melingkar
b. Modifikasi maserasi digesti
c. Modifikasi maserasi perendaman
d. Modifikasi remaserasi
e. Modifikasi dengan mesin pengaduk
18. Digesti adalam suatu proses penyarian yang sama dengan proses maserasi dan
dipanaskan pada suhu antara . . . . . .
a. 90oC - 100 oC
b. 70oC - 80 oC
c. 50oC - 60 oC
d. 30oC - 40 oC
e. 10oC - 20 oC
19. Apa tujuan dari susut pengeringan . . . . . .
a. Mengetahui senyawa yang hilang pada saat proses pengeringan
b. Mengetahui kadar air yang tertinggal setelah pengeringan
c. Mengamati cemaran mikroba dalam simplisia
d. Mengetahui senyawa yang tidak larut dalam air atau etanol
e. Digunakan sebagai parameter spesifik
20. Dibawah ini pernyataan yang salah mengenai parameter non – spesifik adalah .
....
a. Parameter yang digunakan untuk menentukan susut pengeringan.
b. Parameter yang dilakukan berfokus pada senyawa atau golongan
senyawa yang memiliki efektivitas farmakologis.
c. Parameter yang dilakukan berfokus pada aspek fisika dan kimia
d. Parameter yang digunakan berfokus pada aspek mikrobiologi
e. Parameter yang digunakan pula untuk menentukan kadar abu total dan
tidak larut asam
21. Berikut ini pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi adalah…
a. Campuran Air - Metanol
b. Gliserin
c. Campuran Air – etanol
d. Methanol
e. Propilen glikol
22. Proses penyarian dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit adalah…
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Maserasi
23. Freeze drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pengeringan
c. Sortasi
d. Pemekatan
e. Pengenceran
24. Paramater non spesifik untuk standarisasi ekstrak, kecuali….
a. Susut pengeringan
b. Bobot jenis
c. Kadar abu total
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Kadar sari
25. Sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan standarisasi simplisia, kecuali …
a. Farmakope herbal Indonesia
b. WHO
c. Materia medika
d. ISO
e. The American Herbal pharmacopeia
26. Proses penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan/bagian tumbuhan
menggunakan pelarut yang sesuai merupakan definisi dari ….
a. Susut pengeringan
b. Ekstraksi
c. Kadar sari larut air
d. Kadar sari larut etanol
e. Evaporasi
27. Waktu yang tepat untuk pemanenan bunga adalah saat ……
a. Sudah mekar
b. Setelah penyerbukan
c. Masih kuncup
d. Saat bunga sudah mengering
e. Saat menghasilkan biji
28. Hal yang harus diperhatikan dalam penanaman yaitu….
a. Jenis tanah dan pemupukan
b. Penyiraman dan teknik penanaman
c. Ketinggian tanah dan teknik penanaman
d. Ketinggian tanah dan jenis tanah
e. Pemupukan dan ketinggian tanah
29. Metode ekstraksi yang menggunakan prinsip pengikatan/pelarutan zat aktif
berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like) tanpa
menggunakan pemanasan adalah……
a. Maserasi dan perkolasi
b. Perkolasi dan soxhletasi
c. Infundasi dan maserasi
d. Dekoktasi dan perkolasi
e. Infundasi dan dekoktasi
30. Evaluasi yang kurang tepat untuk sediaan sirup adalah …..
a. Kejernihan
b. Viskositas
c. pH
d. Organoleptis
e. Homogenitas
31. Yang termasuk ekstraksi melibatkan panas, kecuali …
A. Perkolasi
B. Digesti
C. Infudasi
D. Soxhletasi
E. Dekoktasi
32. Syarat suatu simplisia dijadikan infus adalah ….
A. Digodok selama 15 menit dalam suhu 80C
B. Digodok selama 15 menit dalam suhu 60C
C. Digodok selama 15 menit dalam suhu 90C
D. Digodok selama 30 menit dalam suhu 80C
E. Digodok selama 30 menit dalam suhu 90C
33. Yang merupakan parameter dalam standarisasi spesifik adalah …
A. Bobot jenis
B. Kadar abu total
C. Kadar abu larut asam
D. Kadar Flavonoid
E. Susut pengeringan
34. Penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan
memakai pelarut yang relatif sedikit dimana pelarut dan simplisia ditempatkan
secara terpisah disebut metode ekstraksi …
A. Digesti
B. Dekoktasi
C. Soxhlet
D. Maserasi
E. Perkolasi
35. Garbling merupakan salah satu bagian dari penyiapan simplisia yang
merupakan ...
A. Penyimpanan
B. Pengemasan
C. Pengeringan
D. Sortasi basah
E. Sortasi kering
36. Metode pengeringan ekstrak salah satunya dengan fluid bed drying. Metode ini
akan menghasilkan ekstrak dalam bentuk…
a. Serbuk
b. Cair
c. Kental
d. Granul
e. semisolid
37. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah…
a. Nilai kadar air lebih besar dari pada susut pengeringan
b. Nilai susut pengeringan lebih besar dari kadar air
c. Nilai kadar air tidak berpengaruh terhadap nilai susut pengeringan
d. Nilai kadar air sama dengan nilai susut pengeringan
e. Nilai kada air dan susut pengeringan tidak saling berkaitan
38. Maserasi yang dilakukan selama 3x 24 jam disebut…
a. Maserasi bertingkat
b. Maserasi bertahap
c. Maserasi tunggal
d. Maserasi triplo
e. Maserasi sederhana
39. Soxhletasi termasuk ekstraksi…
a. Ekstraksi dingin
b. Berkesinambungan
c. Ektraksi panas
d. A dan C benar
e. B dan C benar
40. Pengujian ekstrak dengan menggunakan spektrofotometer merupakan
analisis…
a. Analisis fisika
b. Analisis biologis
c. Analisis kimia kuantitatif
d. Analisis kimia kualitatif
e. Analisis kestabilan
41. Yang termasuk kedalam ekstraksi dingin yaitu, kecuali...
a. Maserasi
b. Infundasi
c. Soxhletasi
d. Dekoktasi
e. Refluks
42. Pelarut yang biasanya digunakan untuk ekstraksi ialah..
a. Air
b. Kloroform
c. Eter
d. Aseton
e. NaCl fisiologis
43. Pengertian dari ekstraksi menggunakan metode dekoktasi yaitu...
a. Seperti maserasi namun dipanaskan pada suhu 90o selama 15 menit
b. Seperti maserasi namun dipanaskan pada suhu 90o selama 30 menit
c. Seperti maserasi namun dipanaskan pada suhu 70o selama 15 menit
d. Seperti maserasi namun dipanaskan pada suhu 70o selama 30 menit
e. Seperti maserasi namun dipanaskan pada suhu 25o selama 15 menit
44. Fluid bed drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pemekatan
c. Sortasi
d. Pengeringan
e. Pengenceran
45. Salah satu uji yang melibatkan analisis fisika ialah..
a. Analisis kuantitatif
b. Analisis kualitatif
c. Penentuan kadar
d. Kestabilan kimia
e. Organoleptis
46. Pelarut yang sesua untuk melakukan ekstraksi pada simplisia jati belanda
adalah..
a. etanol
b. air
c. campuran air dan etanol
d. kloroform
47. Yang termasuk ekstraksi panas adalah sebagai berikut, kecuali
a. infus
b. dekok
c. maserasi
d. sexhletasi
48. Analisis kimia yang menunjukan kadar suatu ekstrak termasuk analisis secara..
a. kualitatif
b. kuantitatif
c. kestabilan kimia
d. organoleptic
49. Proses pasca panen dari pengolahan simplisia adalah sebagai berikut, kecuali
a. pengeringan
b. penanaman
c. penyimpanan
d. standarisasi
50. Lamanya proses ekstraksi menggunakan metode infus adalah..
a. 17 menit
b. 30 menit
c. 5 menit
d. 15 menit
51. Proses penyarian zat aktif dengan merendamkan simplisia pada air di suhu
0 C selama 15 menit, dinamakan proses apa?
a. Maserasi
b. Dekoktasi
c. Perkolasi
d. Infundasi
e. Refluks
52. Dimana yang bukan termasuk metode yang biasa digunakan untuk pengeringan
ekstrak kental?
a. Penambahan zat inert
b. Rotavapor
c. Freeze drying
d. Fluid bed drying
e. Spray drying
53. Pada saat panen, kapan waktu yang tepat untuk pengambilan bagian tumbuhan
berupa umbi lapis?
a. Saat awal musim kemarau
b. Saat tanaman sudah cukup umur pada awal musim kemarau
c. Saat akhir pertumbuhan
d. Saat awal musim hujan
e. Saat tanaman mulai berbunga
54. Pada saat panen, kapan waktu yang tepat untuk pengambilan bagian tumbuhan
berupa kulit batang?
a. Saat awal musim kemarau
b. Saat tanaman sudah cukup umur pada awal musim kemarau
c. Saat akhir pertumbuhan
d. Saat awal musim hujan
e. Saat tanaman mulai berbunga
55. Senyawa tunggal atau campuran yang dianggap sebagai konstituen utama
dalam bahan alam, disebut sebagai apa?
a. Natural substances
b. Crude drug
c. Herba
d. Jamu
e. Derivat
56. Berikut adalah penggolongan metode ekstraksi berdasarkan suhu:
1. Dekoktasi
2. Maserasi
3. Infundasi
4. Perkolasi
5. Soxhletasi
Yang termasuk metode ekstraksi cara dingin adalah....
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 5
c. 2, 3, 4
d. 2 dan 4
e. Semua benar
57. Berikut adalah penggolongan metode ekstraksi berdasarkan suhu:
1. Dekoktasi
2. Maserasi
3. Infundasi
4. Perkolasi
5. Soxhletasi
Yang termasuk metode ekstraksi cara panas adalah....

a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 5
c. 2, 3, 4
d. 2 dan 4
e. Semua benar
58. Pernyataan yang benar mengenai hubungan antara susut pengeringan dengan
kadar air adalah.....
a. Nilai susut pengeringan lebih besar dari nilai kadar air
b. Nilai susut pengeringan sama dengan nilai kadar air
c. Nilai susut pengeringan lebih kecil dari nilai kadar air
d. Tidak ada hubungan antara keduanya
59. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 900C
selama 15 menit merupakan pengertian dari...
a. Perkolasi
b. soxhletasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Maserasi
60. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 900C
selama 30 menit merupakan pengertian dari....
a. Perkolasi
b. Soxhletasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Maserasi
61. Metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC
selama 15 menit disebut...
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundansi
d. Digesti
e. Perkolasi
62. Berikut ini merupakan analisis sediaan obat herbal, kecuali...
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Organoleptik
d. Kestabilan fisika
e. Inkompatibilitas
63. Berikut ini yang termasuk standar non-spesifik, kecuali..
a. Kadar Abu Total
b. Cemaran Logam Berat
c. Bobot Jenis
d. Kadar Air
e. Organoleptis
64. Berikut ini yang merupakan metode pemekatan esktrak yaitu..
a. Freeze drying
b. Penambahan zat inert
c. Fluid bed drying
d. Penguapan pada tekanan rendah
e. Susut pengeringan
65. Proses penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan/bagian tumbuhan
menggunakan pelarut yang sesuai disebut...
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Soxhletasi
d. Ekstraksi
e. Digesti
66. Dalam budidaya, bibit sangat menentukan bagus atau tidaknya tanaman. Oleh
karena itu penyediaan bibit tanaman meliputi beberapa segi kecuali,
a. Pemilihan varietas tanaman obat unggul
b. Cara pembuatan bibit yang akan dipakai
c. Asal usul bibit yang digunakan untuk penanaman
d. Sumber bibit yang dipakai
e. Jenis bibit yang akan dipakai
67. Dalam melakukan susut pengeringan, kadar air dalam simplisia tidak boleh
melebihi dari
a. 10,5%
b. 11%
c. 10,3%
d. 11,5%
e. 10%
68. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas simplisia dalam hal
penyimpanan yaitu
a. Kadar air, kadar abu, cemaran mikroba, hama, kapang
b. Kadar air, kelembaban, kadar zat aktif, luas ruang penyimpanan, hama
c. Kadar air, hama, kapang, reaksi kimia, udara, sinar matahari
d. Kadar air, sinar matahari, udara, kelembaban, cemaran mikroba
e. Kadar air, kelembaban, kapang, luas ruang penyimpanan, kadar abu
69. Sediaan obat berupa serbuk setengah padat atau cairan yang dimasukkan ke
dalam suatu wadah atau cangkang tertutup yaitu
a. Kapsul
b. Tablet
c. Granul instan
d. Krim
e. Gel
70. Sediaan obat yang memiliki kadar gula tidak kurang dari 50% dan tidak lebih
dari 66% merupakan sediaan
a. Eliksir
b. Larutan
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Sirup
71. Pernyataan yang tepat adalah …
a. Hasil susut pengeringan lebih kecil daripada hasil kadar air
b. Yang termasuk ekstraksi dingin yaitu dekoktasi, infundasi, soxhletasi
c. KLT untuk analisa kualitatif
d. Infus merupakan metode penyarian simplisia dalam air pada suhu 90ᵒC
selama 30 menit
72. Yang termasuk metode ekstraksi berdasarkan proses kesinambungan adalah …
a. Maserasi, dekoktasi
b. Maserasi, perkolasi
c. Soxhletasi, perkolasi
d. Dekoktasi, soxhletasi
73. Penguapan pada tekanan rendah (rotavapor) merupakan …
a. Metode pemekatan ekstrak
b. Metode pengeringan ekstrak
c. Metode ekstraksi panas
d. Metode standarisasi ekstrak
74. Untuk senyawa yang tahan panas dapat menggunakan metode ekstraksi panas.
Di bawah ini merupakan senyawa yang tahan panas, yaitu …
a. Fenol, alkaloid, flavonoid
b. Alkaloid, steroid, triterpenoid
c. Steroid, flavonoid, fenol
d. Alkaloid, fenol, triterpenoid
75. Standarisasi ekstrak dapat dilihat dari parameter spesifik dan non-spesifik.
Dibawah ini yang termasuk parameter spesifik adalah …
a. Uji kandungan kimia
b. Cemaran mikroba
c. Kadar abu
d. Sisa pelarut
76. Analisis kimia yang merupakan proses dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu ekstrak yang dianalisis disebut...
a. Analisis kuantitatif
b. Kestabilan kimia
c. Organoleptis
d. Analisis kualitatif
e. Kestabilan fisiska
77. Analsis fisika melalui pengujian organoleptik sediaan obat herbal dengan cara,
kecuali..
a. Warna
b. Bentuk
c. pH
d. Rasa
e. Bau
78. Suatu proses penyarian dengan menggunakan pemanasan selama 30 menit
dihitung dengan suhu mencapai 900C disebut...
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infudasi
d. Perkolasi
e. Digesti
79. Pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi obat herbal adalah
a. Etanol
b. Air
c. Campuran etanol dan air
d. Semua benar
e. Semua salah
80. Yang bukan termasuk dalam metode ekstraksi panas adalah
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Perkolasi
d. Digesti
e. Infudasi
81. Metode ekstraksi yang tesring digunakan di laboratorium ialah ...
a. Soxhletasi
b. Digesti
c. Infus
d. Maserasi
e. CO2 superkritik
82. Metode ekstraksi yang secara tidak langsung sering masyarakat gunakan ialah
...
a. Energi berkesinambungan
b. Infus / infundasi
c. Energi listrik
d. Refluks
e. Maserasi
83. Keunggulan metode ekstraksi perkolasi dari metode ekstraksi maserasi ialah
a. Terekstraksi sebagian
b. Butuh pemisahan ekstrak dari pelarut
c. Waktu cepat
d. Menggunakan teknik rendaman
e. Tidak menggunakan cahaya
84. Metode ekstraksi yang menggunakan teknik rendaman, waktu tunggu 3 hari,
dan tanpa cahaya ialah ...
a. Dekok
b. Perkolasi
c. Energi berkesinambungan
d. Maserasi
e. Ultrasonik
85. Metode ekstraksi yang serupa dengan maserasi tetapi menggunakan pemanasan
ialah...
a. Soxhletasi
b. Infus
c. Perkolasi
d. Destilasi uap
e. Digesti
86. Penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat disebut…
a. Ekstraksi
b. Simplisia
c. Maserasi
d. Perkolasi
e. Digesti
87. Hasil penyarian zat-zat aktif dari tanaman obat disebut…
a. Simplisia
b. Ekstraksi
c. Ekstrak
d. Perkolat
e. Maserat
88. Berikut ini termasuk metode ekstraksi cara panas, kecuali…
a. Soxhlet
b. Digesti
c. Infus
d. Maserasi
e. Dekok
89. Yang termasuk ke dalam metode ekstraksi cara dingin adalah…
a. Soxhlet dan Maserasi
b. Perkolasi dan Maserasi
c. Perkolasi dan Digesti
d. Dekok dan Infus
e. Maserasi dan Infus
90. Tujuan ekstraksi adalah…
a. menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia
b. melarutkan simplisia dalam pelarut yang sesuai
c. menghasilkan ekstrak
d. melarutkan ekstrak dengan baik
e. membasahi simplisia sehingga menghasilkan ekstrak
91. Pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi kecuali
a. Air
b. Etanol
c. Campuran etanol air
d. Methanol
e. Asam klorida
92. Sebutkan metode ekstraksi panas
a. Infundasi, dekoktasi dan soxhletasi
b. Infundasi, perkolasi dan dekoktasi
c. Soxhletasi, perkolasi dan maserasi
d. Perkolasi, maserasi dan infundasi
e. Perkolasi dan maserasi
93. Bentuk sediaan likuid kecuali
a. Sirup
b. Infus
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Krim
94. Analisis sediaan obat berdasarkan analisis fisika kecuali
a. Warna
b. Bau
c. Rasa
d. pH
e. kestabilan
95. Sediaan dalam bentuk padat kecuali
a. Suppositoria
b. Kapsul
c. Tablet
d. Pil
e. Pasta
96. Yang termasuk uji parameter nonspesifik, kecuali...
a. Organoleptis
b. Susut pengeringan
c. Kadar air
d. Kadar abu total
e. Kadar abu tidak larut asam
97. Waktu memanen rimpang yang paling baik adalah saat...
a. Awal musim hujan
b. Awal musim kemarau
c. Ketika rimpang baru tumbuh
d. Musim pancaroba
e. Awal tahun
98. Prinsip cara soxhleti adalah...
a. Kristalisasi
b. Cara panas
c. Cara dingin
d. Kondensasi
e. Penguapan
99. Tujuan pengeringan simplisia, kecuali...
a. Menghentikan proses kerja enzim
b. Mencegah proses pembusukkan
c. Mencegah proses perubahan menjadi metabolit sekunder
d. Mencegah pertumbuhan kapang khamir
e. Meningkatkan estetika

100. Contoh ekstraksi cara dingin adalah...

a. Digesti
b. Infusa
c. Soxhletasi
d. Perkolasi
e. Dekoktasi
101. Prinsip maserasi yaitu bedasarkan proses....
a. Difusi
b. Kelarutan
c. Ekstraksi
d. Penguapan
e. Perpindahan molekul
102. Ciri khas dari alat refluks yaitu....
a. Tidak perlu menggunakan pelarut untuk menarik senyawa kimia
b. Adanya penggunaan pelarut yang dialirkan secara terus menerus
c. Kantong sampel diletakkan di antara tabung destilasi dan pendingin
d. Adanya kondensor berbentuk bola untuk mengondensasi uap penyari
e. Adanya tabung sokhlet untuk menyimpan simplisia padat yang akan
diekstrak
103. Skrining khusus untuk golongan alkaloid yaitu....
a. Pereaksi FeCl3
b. Pereaksi H2SO4
c. Pereaksi dragendorf
d. Pereaksi Ehlirch
104. Yang termasuk uji parameter spesifik, kecuali....
a. Uji organoleptis
b. Uji identitas
c. Uji cemaran bakteri
d. Uji kadar zat aktif
e. Uji senyawa terlarut dalam suatu pelarut
105. Yang dapat digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi
a. Air
b. Etanol 70%
c. Metanol 95%
d. Air+etanol
e. Etanol 70%
106. Contoh metode ekstraksi cara dingin yaitu:
a. Dekok
b. Soxhlet
c. Maserasi
d. Infus
e. Refluks
107. Bahan alami (tumbuhan, hewan, mineral) yang digunakan untuk obat dan
belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan disebut dengan:
a. Ekstrak
b. Derivat
c. Filtrat
d. Simplisia
e. Residu
108. Syarat baku kadar air pada simplisia tidak lebih dari :
a. 5%
b. 10%
c. 15%
d. 20%
e. 25%
109. Proses penyarian simplisia nabati menggunakan air pada suhu 90°C selama 15
menit disebut dengan:
a. Infus
b. Dekok
c. Refluks
d. Maserasi
e. Soxhlet
110. Contoh bentuk sediaan liquid, kecuali:
a. Sirup
b. Emulsi
c. Suspensi
d. Eliksir
e. Granul instan
111. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
perbedaan…
a. Kepolaran
b. Kelarutan
c. Pelarut
d. Simplisia
e. pH
112. Syarat pelarut untuk ekstraksi harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini,
kecuali…
a. murah dan mudah diperoleh
b. stabil secara fisika dan kimia
c. bereaksi netral
d. mudah menguap dan mudah terbakar
e. selektif
113. Yang termasuk ke dalam metode pengeringan ekstrak adalah…
a. Penambahan zat inert
b. Freeze drying
c. Fluid Bed Drying
d. a dan c benar
e. semua benar
114. Perbedaan metode infus dengan dekok adalah dari segi…
a. lama waktu pemanasan
b. suhu
c. pelarut
d. zat yang digunakan
e. prosedur pengerjaan
115. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel disebut sebagai metode…..
a. perkolasi
b. maserasi
c. digesti
d. infus
e. dekok
116. Yang tidak termasuk ke dalam sediaan semi solida, yaitu……….
a. Krim
b. Pasta
c. Elixir
d. Cerata
e. Salep
117. Yang merupakan metode ekstraksi dengan cara merendam serbuk simplisia
dengan pelarut sari yang sesuai, yaitu……….
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Dekok
d. Reflux
e. Infusa
118. Pemanasan sampai 900C selama 15 menit di sebut dengan........
a. Infusa
b. Dekok
c. Maserasi
d. Refluks
e. Sokletasi
119. Untuk memperoleh zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan kita dapat
menggunakan metode ekstraksi ....E
a. Sederhana
b. Kompleks
c. Suhu
d. Ganda
e. Pelarut
120. Tahapan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman obat agar
memperoleh hasil yang maksimal yaitu………, kecuali
a. Penyediaan bibit
b. Pemanasan
c. Pemanenan
d. Pasca panen
e. Penanaman
121. Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi dengan metode dekoktasi adalah?
a. 15 menit
b. 15 menit dari saat mulai mendidih
c. 30 menit
d. 30 menit dari saat mulai mendidih
e. 20 menit dari saat mulai mendidih
122. Yang termasuk metode ekstraksi dengan cara panas, kecuali:
a. Soxhlet
b. Refluks
c. Digesti
d. Perkolasi
e. Infus
123. Yang termasuk kedalam parameter non-spesifik standarisasi ekstrak adalah?
a. Kadar Sari larut air
b. Kadar Air
c. Organoleptik
d. Kadar sari larut etanol
e. Kandungan Kimia
124. Ekstrak dapat dibuat menjadi berbagai bentuk sediaan, bentuk sediaan likuid
yang dapat dibuat dari ekstrak adalah, keculi:
a. Larutan
b. Effervescent
c. Suspensi
d. Emulsi
e. Siruo kering
125. Pelarut yang biasa digunakan dalam metode ekstraksi adalah?
a. CCl4
b. Campuran air-etanol
c. Kloroform
d. Toluena
e. Etil Asetat
126. Dibawah ini yang merupakan proses budidaya tanaman adalah...
a. Perajangan
b. Sortasi kering
c. Pengeringan
d. Penyimpanan
e. Penyediaan bibit
127. Dibawah ini yang merupaka parameter non spesifik, kecuali...
a. Senyawa identitas
b. Kadar abu total
c. Kadar abu tidak larut asam
d. Bobot Jenis
e. Susut pengeringan
128. Dibawah ini yang termasuk ke dalam ekstraksi panas, kecuali...
a. Infundasi
b. Digesti
c. Maserasi
d. Soxhletasi
e. Dekoktasi
129. Proses ekstraksi panas yang mirip dengan maserasi tetapi menggunakan
pemanasa 30oC sampai 40oC adalah..
a. Infus
b. Digesti
c. Reflux
d. Soxhletasi
e. Dekoktasi
130. Proses penyarian zat aktif dengan menggunakan air pada suhu 90oC selama 15
menit adalah...
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Digesti
d. Soxhletasi
e. Maserasi
131. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas ekstrak
a. Jenis pelarut
b. Kehalusan bahan
c. Konsentrasi plarut
d. A, dan c salah
e. a, b, dan c benar
132. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut adalah,
kecuali:
a. Kelarutan
b. Reaktifitas
c. Titik leleh
d. Kerapatan
e. Tidak beracun
133. Perbedaan dekok dengan infusa, yaitu
a. Digunakan pemanasan selama 15 menit dihitung mulai suhu mencapai
0˚C
b. Digunakan pemanasan selama 15 menit pada suhu 30-40˚C
c. Digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai
0˚C
d. Menggunakan destilasi uap
e. Menggunakan pemanasan pada suhu 30-40˚C
134. Berapa kandungan kadar air ekstak kental
a. Tidak lebih dari 10%
b. Tidak lebih dari 30%
c. Antara 5-30%
d. Kurang dari 5%
e. Antara 5-10%
135. Berikut ini adalah metode pengeringan ekstrak yang benar
a. Dibiarkan hingga ekstrak mengering
b. Fluid bed drying
c. Diangin-anginkan
d. Dipanaskan hingga menguap
e. Semua jawaban salah
136. Berikut ini pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi adalah…
a. Campuran Air – Metanol
b. Gliserin
c. Campuran Air – etanol
d. Methanol
e. Propilen glikol
137. Proses penyarian dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit adalah…
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Maserasi
138. Freeze drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pengeringan
c. Sortasi
d. Pemekatan
e. Pengenceran
139. Paramater non spesifik untuk standarisasi ekstrak, kecuali….
a. Susut pengeringan
b. Bobot jenis
c. Kadar abu total
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Kadar sari
140. Sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan standarisasi simplisia, kecuali …
a. Farmakope herbal Indonesia
b. WHO
c. Materia medika
d. ISO
e. The American Herbal pharmacopeia
141. Berikut ini pelarut yang biasa digunakan untuk ekstraksi adalah…
a. Campuran Air - Metanol
b. Gliserin
c. Campuran Air – etanol
d. Methanol
e. Propilen glikol
142. Proses penyarian dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit adalah…
a. Dekoktasi
b. Soxhletasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Maserasi
143. Freeze drying merupakan salah satu metode …… ekstrak
a. Penyarian
b. Pengeringan
c. Sortasi
d. Pemekatan
e. Pengenceran
144. Paramater non spesifik untuk standarisasi ekstrak, kecuali….
a. Susut pengeringan
b. Bobot jenis
c. Kadar abu total
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Kadar sari
145. Sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan standarisasi simplisia, kecuali …
a. Farmakope herbal Indonesia
b. WHO
c. Materia medika
d. ISO
e. The American Herbal pharmacopeia
146. Dibawah ini yang merupakan contoh ekstraksi dingin yaitu...
a. Perkolasi dan soxlet
b. Maserasi dan soxlet
c. Soxlet dan dekok
d. Maserasi dan perkolasi
e. Infus dan maserasi
147. Penarikan senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan atau bagian tumbuhan
yang menggunakan pelarut sesuai disebut...
a. Ekstraksi
b. Maserasi
c. Sokhletasi
d. Infus
e. Perkolasi
148. Di bawah ini yang termasuk budidaya dalm proses penyimpanan simplisia,
kecuali...

a. Penyediaan bibit
b. Altitude
c. Jenis tanah
d. Pengeringan
e. Pemanenan
149. Prinsip kerja dekok dan perkolasi hampir sama, namun ada perbedaan yang
terletak pada...
a. Suhu
b. Waktu
c. Pelarut
d. Kestabilan
e. Penyimpanan
150. Di bawah ini yang merupakan keuntungan soxhlet, kecuali...
a. Pelarut yang digunakan sedikit
b. Tidak perlu menyaring ekstrak dan pelarut
c. Ekonomis
d. Efisien
e. Untuk sampel yang bersifat kasar
151. Jumlah air dan senyawa-senyawa lain yang mudah menguap yang hilang
selama proses pemanasan.disebut dengan …….
a. Kadar air
b. Kadar abu total
c. Kadar abu tidak larut asam
d. Susut pengeringan
e. Kadar sari larut air
152. Di bawah ini yang merupakan metode ekstraksi cara panas, kecuali……
a. Soxhletasi
b. Digesti
c. Maserasi
d. Infundasi
e. Refluks
153. Penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15
menit merupakan metode……..
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Soxhletasi
d. Refluks
e. Digesti
154. Jika kita ingin mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar
dan tahan pemanasan langsung, maka menggunakan metode……
a. Dekoktasi
b. Infundasi
c. Soxhletasi
d. Refluks
e. Digesti
155. Syarat baku kadar air simplisia yang baik yaitu….
a. Tidak lebih dari 0,1%
b. Tidak lebih dari 0,5%
c. Tidak lebih dari 1%
d. Tidak lebih dari 5%
e. Tidak lebih dari 10%
156. Untuk memperoleh zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan kita dapat
menggunakan metode ekstraksi ....
a. sederhana
b. kompleks
c. pelarut
d. ganda
e. suhu
157. Metode pemisahan campuran secara ekstraksi didasarkan pada ....
a. ukuran partikel
b. pengendapan
c. kelarutan
d. titik didih
e. luas permukaan
158. Pemanasan sampai 900C selama 30 menit di sebut dengan........
a. Infusa
b. Decocta
c. Maserasi
d. Refluks
e. Sokletasi
159. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi sampel yang mempunyai tekstur
kasar dan tahan pemanasan, disebut metode...
a. Refluks c. Maserasi d. Infudasi
b. Sokhletasi d. Perkolasi
160. Dibawah ini beberapa bagian tanaman yang dapat diekstraksi menggunakan
metode refluks yaitu, kecuali...E
a. Batang c. Buah e. Daun
b. Akar d. Biji
161. Pelarut yang biasa digunakan pada ektraksi, kecuali
a. Air
b. Etanol
c. Etanol-air
d. Kloroform
162. Mana sajakah yang termasuk pada analisis fisika
a. Warna, bau, rasa
b. Kadar
c. Uji kualitatif
d. Kestabilan kimia
163. Metode ekstraksi panas, kecuali
a. Infudasi
b. Dekoktasi
c. Soxhletasi
d. Maserasi
164. Proses yang dilakukan pasca panen adalah
a. Pengeringan, penyimpanan, standarisasi
b. Penyediaan bibit
c. Penanaman
d. Pemanenan
165. Metoode pengeringan ekstrak, kecuali
a. Penambahan zat inert
b. Freeze drying
c. Fluid bed drying
d. rotavapor
166. Ekstraksi berdasarkan suhu dibagi menjadi dua, yaitu...
a. Ekstrasi Suhu Tinggi dan Ekstraksi Suhu Rendah
b. Ekstrasi Suhu Rendah dan Ekstrasi Panas
c. Ekstraksi Dingin dan Ekstraksi Panas
d. Ekstraksi Kuat dan Ekstraksi Lemah
e. Ekstraksi Kuat dan Ekstraksi Dingin
167. Dibawah ini merupakan sumber simplisia
a. Mineral
b. Tumbuhan
c. Hewan
d. a, b, dan c benar
e. a, dan b benar
168. Pada prinsipnya, digesti sama dengan..
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Dekoktasi
d. Infundasi
e. Refluks
169. Dibawah ini merupakan metode ekstraksi dingin..
a. Perkolasi
b. Infundasi
c. Resfluks
d. Dekoktasi
e. Soxhlet
170. Pada analisis kualitatif saat praktikum dilakukan dengan..
a. KLT
b. Titrasi asam-basa
c. Spektrofotometri
d. Flame test
e. Titrasi kompleksometri
171. Yang termasuk cara penyiapan simplisia sebagai bahan awal, yang terkait
budidaya adalah. KECUALI ....
a. penyediaan bibit
b. pengolahan tanah
c. penanaman
d. pemeliharaan tanaman
e. pengeringan
172. Yang termasuk parameter Standarisasi simplisia menurut FHI adalah.
KECUALI ....

a. KLT
b. Kadar abu total
c. Rendemen
d. Kadar abu tidak larut asam
e. Definisi Simplisia
173. Yang termasuk metode ekstrakasi cara panas adalah. KECUALI .....
a. Meserasi
b. Infundasi
c. Dekoktasi
d. Soxhletasi
e. Refluks
174. Yang termasuk sediaan liquid adalah ....
a. Suspensi
b. Krim
c. Tablet
d. Pasta
e. Kapsul
175. Berikut ini adalah yang termasuk dalam metode analisis sediaan obat herbal
adalah, kecuali…….
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Kestabilitas kimia
d. Organolaptis
e. Stabilitas
176. Proses ekstraksi menurut suhu dibagi menjadi cara panas dan dingin, dibawah
ini yang tidak termasuk cara panas adalah
a. Perkolasi
b. Infus
c. Soxhletasi
d. Dekoktasi
177. Proses ekstraksi dengan cara pemanasan ekstrak dengan air selama 15 menit
disebut
a. Perkolasi
b. Infus
c. Soxhletasi
d. Dekoktasi
178. Kualitas dan keamanan suatu bahan awal obat herbal salah satunya
dipengaruhi oleh proses penyiapan simplisia pada proses pascapanen. Dibawah
ini yang termasuk proses pascapanen adalah
a. Pemilihan bibit
b. Waktu panen
c. Kondisi lingkungan
d. Pengeringan
179. Pada proses ekstraksi penyari yang dapat digunakan adalah
a. Air
b. Etanol
c. Air dan etanol
d. Semua benar
180. Standarisai non spesifik meliputi, kecuali...
a. Bobot jenis
b. Uji kadar flavonoid
c. Kadar abu
d. Kadar sari
181. Berikut ini merupakan contoh dari sediaan likuida obat herbal, kecuali...
a. Suspensi
b. Emulsi
c. Larutan
d. Sirup
e. Tablet
182. Berikut ini merupakan contoh dari sediaan padat obat herbal, kecuali...
a. Kapsul
b. Tablet
c. Pulveres
d. Pulvis
e. Suspensi
183. Berikut ini bukan merupakan sediaan semisolid obat herbal, kecuali...
a. Tablet
b. Kapsul
c. Emulsi
d. Suspensi
e. Krim
184. Berikut ini merupakan analisis sediaan obat herbal berdasarkan sifat fisikanya,
kecuali...
a. Analisis kualitatif
b. pH
c. Penampilan
d. Warna
e. Aroma
185. Berikut ini merupakan beberapa metode ekstraksi, kecuali...
a. Dekoktasi
b. Perkolasi
c. Maserasi
d. Infundasi
e. FreezeDrying
186. Contoh penambahan zat inert yang digunakan untuk pengeringan ekstrak
adalah...
a. Talk d. Air
b. Pasir e. Etanol
c. Garam
187. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mudah didapat, aman, murah
dan dapat melarutkan. Contoh pelarut tersebut misalnya ...
a. Air, eter, alkohol
b. Etanol, air, air-etanol
c. Eter-alkohol, air, metanol
d. Metanol, air, air-metanol
e. Etil eter, air, etanol
188. Standardisasi ekstrak berupa mencari banyaknya kadar logam yang
terkandung dalam ekstrak adalah...
a. Kadar abu larut asam
b. Kadar air
c. Susut pengeringan
d. Kadar abu total
e. Kadar abu larut asam
189. Proses pembuatan simplisia menjadi ekstrak melalui metode ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pengambilan senyawa metabolit sekunder yang
memberikan efek farmakologi. Contoh senyawa metabolit sekunder adalah ...
a. karbohidrat
b. Mineral
c. Flavonoid
d. Residu abu
e. Sari
190. Ektraksi yang dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan pada suhu
panas adalah...
a. Perkolasi
b. Maserasi
c. Sokhletasi
d. Infundasi
e. Dekoktasi
191. Berikut merupakan metode ektraksi berdasarkan suhu dengan cara panas,
kecuali
a. Refluks
b. Dekoktasi
c. Infundasi
d. Perkolasi
e. Soxhletasi
192. Dibawah ini yang merupakan bentuk sediaan obat herbal semisolida adalah :
a. Krim, salep dan gel
b. Gel, emulsi, dan granul
c. Granul, salep, dan suspensi
d. Suspense, emulsi dan gel
e. Salep, gel dan tablet
193. Kemampuan suatu produk untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan
potensiasi dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan disebut sebagai :
a. Kestabilan obat
b. Kestabilan fisika
c. Kestabilan kimia
d. Kompatibilitas produk
e. Potensial efek
194. Proses untuk menghasilkan ekstrak cair yang dilanjutkan dengan proses
penguapan. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah,
merupakan jenis ektraksi adalah………
a. Maserasi
b. Perkolasi
c. Fluid bed drying
d. Rotavapor
e. Soxhletasi
195. Salah satu metode pemekatan ekstrak adalah :
a. Penguapan pada tekana rendah (rotavapor)
b. Freeze drying
c. Fluid bed drying
d. Penambahan zat inert
e. Penyaringan bebas air
196. Standarisasi merupakan segala usaha/upaya yang dilakukan untuk
memperoleh/mempertahankan suatu syarat mutu tertentu yang telah ditetapkan,
adalah bagian dari teknologi proses pembuatan obat herbal bagian...
a. Budidaya
b. Pasca panen
c. Saat produksi
d. Ekstraksi
e. Analisis
197. Ektraksi dengan pelarut air pada temepratir penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur teruur 96-98ᵒC) selama
waktu tertentu 40-50ᵒC merupakan pengertian dari ...
a. Infundasi
b. Maserasi
c. Perkolasi
d. Dekok
e. Sokhlet
198. Proses yang didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut disebut...
a. Standarisasi
b. Analisis
c. Produksi
d. Evaluasi
e. Ekstraksi
199. Metode pemekatan ekstrak dapat dilakukan dengan cara...
a. Penguapan pada tekanan rendah
b. Fluid bed drying
c. Penambahan zat inert
d. Freeze drying
e. Soxhletasi
200. Kerugian obat herbal adalah..
a. Efek farmakologis lemah
b. Hanya memiliki satu efek farmakologi
c. Tidak sesuai untuk penyakit metabolit
d. Efek samping beresiko tinggi
f. Belum dilakukan uji praklinik

EVALUASI

1. Theae Folium adalah nama simplisia dari…


a. Daun Ngokilo
b. Daun Jambu Biji
c. Daun Salam
d. Daun Tempuyung
e. Daun Teh
2. Temu Kunci adalah nama lain dari simplisia…
a. Boesenbergiae Rhizoma
b. Curcumae Rhizoma
c. Imperatae Rhizoma
d. Calami Rhizoma
e. Cyperi Rhizoma
3. Keluarga dari Sonchi Folium adalah…
a. Acanthaceae
b. Caesalpiniaceae
c. Myrtaceae
d. Asteraceae
e. Theaceae
4. Penggunaan Calami Rhizoma antara lain,kecuali…
a. Aromatika
b. Insektisida
c. Antidiare
d. Karminativa
e. Demam nifas
5. Zat berkhasiat utama/isi dari simplisia Sericocalycis Folium adalah…
a. Kalium,silikat
b. Polifenol
c. Egenol
d. Kalsium,asam kersik
e. Rhein
6. Nama lain dari simplisia Curcumae Rhizoma adalah…
a. Temu hitam
b. Temu ireng
c. Kunir
d. Rimpang teki
e. Koneng gede
7. Sediaan dari Sennae Folium adalah…
a. Diapet® Tablet
b. Laxing® Kapsul
c. Prolipid® Kapsul
d. Lancar asi® Kaplet
e. Enkasari® Gargle
8. Lancar asi® Kaplet adalah sediaan dari simplisia…
a. Psidii Folium
b. Sennae Foium
c. Sauropi Foilum
d. Polyanthi Folium
e. Sonchi Folium
9. Curcuma Aeruginosae Rhizoma memiliki persyaratan kadar minyak atsiri tidak
kurang dari…
a. 0,1%
b. 0,3%
c. 0,5%
d. 0,2%
e. 0,4%
10. Psidii Folium memiliki zat berkhasiat utama/isi zat penyamak……….%
a. 9% d. 10%
b. 11% e. 12%
c. 13%
11. Curcuma domestica adalah nama tanaman asal dari Curcumae Domesticae
Rhizoma yang memiliki nama lain…
a. Rimpang temu giring
b. Kencur
c. Akar alang-alang
d. Rimpang teki
e. Kunyit, kunir
12. Nama lain dari Syzygium polyanthum adalah…
a. Polyanthi Folium
b. Daun jambu biji
c. Eugenia polyantha
d. Daun Salam
e. Daun Katuk
13. Nama simplisia dari Rimpang temu giring yang benar adalah…
a. Curcuma Heynaenae Rhizoma
b. Curcuma Heyneanae Rhizoma
c. Curcuma Hayneanea Rhizoma
d. Curcuma Heyneanea Rhizoma
e. Curcuma Hyeneanae Rhizoma
14. Berikut adalah penggunaan dari simplisia Cyperi Rhizoma, adalah....
a. Diuretika,stomakika,analgetika
b. Karminativa,antidiare,kolagoga,skabisida
c. Antiseptika kulit,anthelminthika
d. Kolagoga,antispasmodika,amara
e. Bagian dari jamu,antirematik,karminativa
15. Obat sariawan,obat batuk,antiseptic,obat kumur,menghentikan pendrahan pada
mimisan adalah penggunaan dari nama tanaman asal…
a. Persea gratissima
b. Piper betle
c. Murraya paniculata
d. Orthosiphon aristatus
e. Psidium guajava
16. Keluarga dari simplisia Imperatae Rhizoma adalah..
a. Zingiberaceae
b. Cyperaceae
c. Poaceae
d. Araceae
e. Asteraceae
17. Kaempferiae Rhizoma memiliki nama lain…
a. Laos
b. Temulawak
c. Dlingo
d. Kunyit
e. Kencur
18. Kiranti® dan Jamu Buyung Upik® adalah sediaan dari nama tanaman asal…
a. Languas galanga
b. Imperata cylindrica
c. Curcuma xanthorrizha
d. Kempferia galanga
e. Cyperus rotundus
19. Waktu panen “Pada umur 2,5 - 4 bulan,agar diperoleh rimpang muda yang
belum banyak berserat” adalah waktu panen dari nama tanaman asal…
a. Alpinia officinarum
b. Zingiber cassumunar
c. Kaempferia galanga
d. Zingiber zerumbet
e. Imperata cylindrical
20. Waktu panen “Panenan dapat dilakukan pada umur -12bulan setelah tanam”
adalah waku panen dari nama tanaman asal…
a. Zingiber aromatica
b. Zingiber littorale
c. Zingiber officinale
d. Zingber zerumbet
e. Zingiber cassumunar
21. Zingiberis Aromaticae Rhizoma memiliki nama lain,yaitu…
a. Jahe
b. Lempuyang wangi
c. Bengle
d. Lempuyang gajah
e. Lempuyang pahit
22. Keterangan “mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil,hampir menyerupai
jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap” adalah keterangan dari
simplisia…
a. Zingiberis Zerumbeti
b. Zingiberis Aromaticae Rhizoma
c. Zingiberis Purpurei Rhizoma Rhizoma
d. Zingiberis Rhizoma
e. Zingiberis Littoralis Rhizoma
23. Zingiberis Purpurei Rhizoma memiliki nama lain,yaitu…
a. Lempuyang pahit
b. Lempuyang wangi
c. Galangae Rhizoma
d. Lempuyang gajah
e. Cassumunar Rhizoma
24. Lempuyang gajah memiliki nama tanaman asal,yaitu…
a. Zingiber zerumbet
b. Zingiber littorale
c. Zingiber aromatica
d. Zingiber cassumunar
e. Zingiber officinale
25. Perseae Folium memiliki nama keluarga,yaitu…
a. Piperaceae
b. Euphorbiaceae
c. Acanthaceae
d. Lauraceae
e. Myrtaceae
26. Sediaan dari daun kumis kucing adalah…
a. Orthosiphonis Infussum dan Nephrolit® Kapsul
b. Enkasari® Gargle
c. Diapet® Tablet
d. Batugin® Elixir
e. Slimming Tea Mustika Ratu® dan Prolipid® Kapsul
27. Rutaceae adalah keluarga dari siimplisia…
a. Jasmini Foium
b. Piperis Folium
c. Murrayae Folium
d. Gynurae Segetum Folium
e. Perseae Folium
28. Jasmini Folium memiliki nama keluarga,yaitu…
a. Rutaceae
b. Oleaceae
c. Lauraceae
d. Asteraceae
e. Piperaceae
29. Saponin,minyak atsiri,flavonoid adalah zat berkhasiat utama/isi dari nama
lain…
a. Daun melati
b. Daun kemuning
c. Daun kumis kucing
d. Daun urang-aring
e. Daun dewa
30. Daun sambung nyawa memiliki nama simplisia,yaitu…
a. Daun sambung nyawa
b. Daun Tapakliman
c. Daun melati
d. Daun urang-aring
e. Daun Jatiblanda
31. Guazuma ulmifolia adalah nama tanaman asal dari…
a. Daun jatiblanda
b. Daun Tempuyung
c. Daun Dewa
d. Daun kemuning
e. Daun kejibeling
32. Flavonoida luteolin-7-glukosida adalah zat berkhasiat utama dari simplisia…
a. Elephantopi Folium
b. Gynurae Procumbensis Folium
c. Piperis Folium
d. Ecliptae Folium
e. Jasmini Folium
33. Simplisia yang berkhasiat sebagai perawatan rambut adalah…
a. Abri Folium
b. Achileae Folim
c. Ecliptae Folium
d. Aglaiae Folium
e. Blumeae Folium
34. Isolasi glukosida, terutama Digoksina adalah penggunaan dari simplisia…
a. Abri Folium
b. Digitalis Lanatae Folium
c. Ecliptae Folium
d. Aglaiae Folium
e. Digitalis Folium
35. Potensi tidak kurang dari 10 S.I tiap gram adalah persyaratan kadar dari nama
lain…
a. Daun saga
b. Daun seribu
c. Daun sirsak
d. Daun jari
e. Daun pacar cina
36. Cymbopogonis Folium adalah simplisia yang memiliki nama lain…
a. Daun jari
b. Daun saga
c. Daun pacar cina
d. Daun sirsak
e. Daun sereh
37. Antipiretik,analgetik,obat luka,sariawan,antitussive,obat mulas adalah
penggunaan dari nama lain…
a. Daun saga
b. Daun pacar cina
c. Daun jinten
d. Daun sirsak
e. Daun sereh
38. Erythroxylaceae adalah nama keluarga dari simplisia…
a. Cassiae Folium
b. Coca Folium
c. Blumeae Folium
d. Caryophlli Folium
e. Digitalis Folium
39. Daun ketepeng memiliki nama tanaman asal…
a. Cassia tora
b. Blumea balsamifera
c. Abrus precatorius
d. Digitalis purpurea
e. Eclipta prostrate
40. Eugenia aromatica adalah nama lain dari simplisia…
a. Syzygium aromaticum
b. Caryophylli Folium
c. Cassia alata
d. Eugenia caryophyllata
e. Coca Folium
41. Caricaeae adalah nama keluarga dari simplisia Caricae Folium yang memiliki
nama lain…
a.Daun melati
b.Daun pepaya
c.Daun tempuyung
d.Daun saga
e.Daun sirsak
42. Berdaun menjari ganjil (lima/tujuh/Sembilan) adalah pemerian dari simplisia…
a. Caricae Folium
b. Abri Folium
c. Piperis Folium
d. Cannabis Sativae Folium
e. Coca Folium
43. Karminativa,sudorifika,antitussive,astringensia adalah penggunaan dari
simplisia…
a. Coca Folium
b. Daun sembung
c. Abri Folium
d. Blumeae Folium
e. Daun Ganja
44. Baeckeae Folium memiliki nama lain…
a. Daun seribu
b. Daun seledri
c. Daun jugrahab
d. Daun pacar cina
e. Daun saga
45. Apii Graveolentis Folium memiliki nama lain…
a. Daun jugrahab
b. Daun sirsak
c. Daun seledri
d. Daun saga
e. Daun seribu
46. Mengurangi haid dan obat gonorrhoe adalah penggunaan dari simplisia…
a. Baeckeae Folium
b. Aglaiae Folium
c. Aglaia odorata
d. Caricae Folium
e. Abri Folium
47. Minyak atsiri yang mengandung khamazulen dan azulen adalah zat berkhasiat
utama/isi dari simplisia Achileae Folium yang memiliki nama tanaman asal…
a. Achillea millefolium
b. Carica papaya
c. Daun seribu
d. Cannabis sativa
e. Blumea balsamifera
48. Annonaceae adalah nama keluarga dari simplisia Annonae Muricata Folium
yang memiliki nama lain…
a. Daun saga
b. Daun ganja
c. Daun-daunan
d. Daun tempuyung
e. Daun sirsak
49. Abri Folium memiliki zat berkhasiat utama/isi glisirizin sampai…………%
a. 6%
b. 8%
c. 10%
d. 7%
e. 9%
50. Oleum Vetiveriae adalah sediaan dari nama lain…
a. Akar tapak dara
b. Akar wangi
c. Akar-akaran
d. Akar tuba
e. Akar pasak bumi
51. Tanin,asam galat,jambulol,jambolisin adalah zat berkhasiat utama/isi dari
simplisia…
a. Kulit sariawan
b. Syzygii Jambolani Cortex
c. Cortex
d. Kulit Jamblang
e. Litseae Cortex
52. Symplocaceae adalah nama keluarga dari nama lain…
a. Kulit jamblang c. Kulit buah delima e. Kulit sariawan
b. Kulit Pule d. Kulit kayu rapat
53. Pegatsih adalah nama lai dari simplisia…
a. Parameriae Cortex c. Parameria laevigata e. Litseae Cortex
b. Granati Pericarpium d. Parameria barbata
54. Minyak atsiri mengandung
sitral,limonen,sapinenn,metilheptanon,sitronelal,tannin,galat, ellagat adalah zat
berkhasiat utama/isi dari nama tanaman asal…
a. Pegatsih c. Krangean e. Kult kina
b. Litsea cubeba d. Litseae Cortex
55. Tanin sampai lebih kurang 20% alkaloida yang terdiri dari peletrina,
metilpeletrina, psudopleletrina, metil isopeletrina, isopeletrina adalah zat
berkhasiat utama/isi dari nama tanaman asal…
a. Granati Pericarpium c. Granati Cortex e. Kulit buah delima
b. Punicaceae d. Punica granatum
56. Tinctura BDV, Brometori Valerianae Potio, Lelap® Kapsul adalah sediaan
dari simplisia…
a. Vetiveriae Radix c. Valerianae Radix e. Valerianaceae
b. Rhei Radix d. Valeriana officinalis
57. Rhei Radix memiliki nama keluarga,yaitu…
a. Valerianaceae c. Araliaceae e. Polygonaceae
b. Poaceae d. Papilionaceae
58. Rauwolfiae Serpentinae Radix memiliki nama keluarga,yaitu…
a. Araliceae c. Polygonaceae e. Papilionaceae
b. Apocynaceae d. Valerianaceae
59. Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm diatas tanah dalah
cara panen dari nama lain…
a. Kulit kayumanis c. Cinnamomm zeylanicum e. Pegatsih
b. Lauraceae d. Cinnamomi Cortex
60. Jesuit bark adalah nama lain dari simplisia…
a. Cinchona succirubra c. Rubiaceae e. Cortex
b. Cinchonae d. Cinchonae Cortex
61. Kuku Bima Ginseng adalah sediaan dari simplisia…
a. Akar pulepandak c. Panacis Radix e. Panax Radix
b. Panax schin-seng d. Ginseng
62. Cara panen pada umur 8 tahun,semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih
tebal dan volume kulit pohon bertambah pula,sehingga kualitas dan kuantitas
produksi akan lebih baik adalah cara panen dari simplisia…
a. Cinnamomum Burmani c. Keningar e. Kuit manis jangan
b. Burmani Cortex d. Cinnamomum Cortex
63. Keluarga dari simplisia Ipecacuanhae Radix adalah…
a. Papilionaceae c. Araliaceae e. Polygonaceae
b. Apocynaceae d. Rubiaceae
64. Pulasari adalah nama lain dari simplisia…
a. Alstoniae Cortex c. Alyxia tellata e. Alyxiae Cortex
b. Burmani Cotex d. Alyxia reinwardtii
65. Kadar emetin 2,0% adalah persyaratan kadar dari nama tanaman asal…
a. Glycyrrhiza glabra c. Eurycoma longifolia e. Chepaelis acuminata
b. Vinca rosea d. Derris elliptica
66. Alkaloida-alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitanina, akhitamidina, alstonina
adalah zat berkhasiat utama/isi dari nama lain…
a. Kulit pule c. Alstonia scholaris e. Alstoniae Cortex
b. Kulit manis jangan d. Kulit kina
67. Ekspektoran. Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil adalah
pengguaaan dari simplisia…
a. Glycyrrhizae Radix c. Glycyrrhiza glabra e. Varietas glandulifera
b. Akar manis d. Liquiritae Radix
68. Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol adalah sat berkhasiat utama/isi dari
nama tanaman asal…
a. Eurycoma longifolia c. Eurycomae Radix e. Radix
b. Akar pasakbumi d. Catharanthi Radix
69. Derris elliptica adalah nama tanaman asal yang memiliki nama lain…
a. Akar tapak dara c. Akar tuba d. Akar-akaran
b. Akar pasakbumi d. Akar manis jangan
70. Alkaloida: ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin,
vinblastine adalah zat berkhasiat utama/isi dari nama lain…
a. Akar pasak bumi c. Akar manis jangan e. Akar manis
b. Akar tapak dara d. Akar tuba
71. Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut, kecuali…
a. Pengolahan tanah c. Pemungutan hasil panen e. Pengawetan
b. Penanaman d. Pemeliharaan tanaman
72. Pengolahan simplisia sebagai berikut, kecuali…
a. Pengeringan c. Suhu penyimpanan e. Pemerian
b. Pengawetan d. Wadah dan bungkus
73. Suhu penyimpanan simplisia sebagai berikut, kecuali…
a. Dingin c. Suhu hangat e. Suhu luar
b. Sejuk d. Suhu kamar
74. Berikut adalah Penilaian obat,kecuali…
a. Secara asal-asalan c. Secara mikroskopik e. Secara kimia
b. Secara organoleptik d. Secara fisika
75. ………………..adalah ilmu yang mempelajari obat yang berasal dari alam.
a. Farmakokinetika c. Farmakognosi e. Farmasi
b. Farmakologi d. Obat herbal
76. Zat warna merah kartamin, zat warna kuning saflawer, lender, minyak lemak
adalah zat berkhasiat utama /isi dari nama lain…
a. Carthamus tinctorius c. Carthami Flos e. Bunga Rosela
b. Kesumba d. Eugenia caryophyllus
77. Minyak cair kental, warna coklat kemerahan, bau khas aromatic kuat adalh
pemerian dari nama tanaman asal…
a. Shorea stepnotera c. Rosa gallica e. Vetiveria zizanoides
b. Foeniculum fulgare d. Sesamum indicum
78. Pemeria dari simplisia Caryophylli Flos adalah…
a. Bau agak aromatis, rasa pahit
b. Tidak berbau, rasa sepat, warna coklat sampai coklat kehitaman
c. Kelopak bunga berwarna merah
d. Bau aromatik kuat, rasa pedas
e. Tidak ada yang benar
79. Oleum Shoreae memiliki nama keluarga…
a. Dipterocarpaceae c. Pedaliaceae e. Euphorbiaceae
b. Poaceae d. Rosaceae
80. Bunga Rosela memiliki nama tanaman asal…
a. Hibiscus sabdariffa c. Rosa damascena e. Rosa centifolia
b. Rosa gallica d. Rosa alba
81. Korigen odoris, antipiretika, laktifuga adalah penggunaan dari bunga…
a. Rosela c. Melati e. Semua jawaban salah
b. Nagasari d. Mawar
82. Sesame Oil adalah……dari simplisia Oleum Sesami.
a. Nama simplisia d. Nama asal e. Nama lain
b. Nama latin c. Nama samara
83. Sediaan dari Oleum Rosae adalah…
a. Aqua Menthae Piperitae c. Parfume e. Zinci Cloridi Gargarisma
b. Balsamum Album d. Kummerfeldi Lotio
84. Nama keluarga dari bunga nagasai adalah…
a. Oleaceae c. Asteraceae e. Lythraceae
b. Malvaceae d. Clusiaceae
85. Nama keluarga dari Pyrethri Flos adalah…
a. Asteraceae c. Clusiaceae e. Malvaceae
b. Oleaceae d. Lythraceae
86. Pemerian dari bunga sidawayah adalah…
a. Bau khas, dapat menyebabkan bersin, rasa mual-mual getir dan pahit
kemudian menimbulkan rasa pedas
b. Tidak berbau, rasa sepat, warna coklat sampai colat kehitaman
c. Bau harum lemah, tidak berasa
d. Kelopak bunga berwarna merah
e. Bau lemah, rasa kelat dan pahit
87. Castor Oil adalah nama lain dari simplisia…
a. Minyak jarak c. Oleum Pogostemoni e. Oleum Shoreae
b. Oleum Ricini d. Ricinus communis
88. Seskuiterpen-terpen (40-45%), sinamilaldehida, egenol dan azulen adalah zat
berkhasiat utama/isi dari simplisia…
a. Oleum Ricini c. Oleum Shoreae e. Oleum Maydis
b. Oleum Pogostemoni d. Oleum Rosae
89. Berguna sebagai bahan makanan dan pencahar lemah adalah penggunaan dari
nama tanaman asal…
a. Oleum Olivae c. Sweet Oil e. Minyak zaitun
b. Olive Oil d. Olea europea
90. Berikut adalah sediaan dari Oleum Mentahe Piperitae, kecuali…
a. Aqua Mentahe Piperitae c. Kummerfeldi Lotio e. Semua jawaban salah
b. Balsamum Album d. Zinci Chloridi Gargarisma
91. Minyak lemak diperoleh dari embrio, kemudian dimurnikan adalah cara
memperoleh dari simplisia…
a. Oleum Maydis c. Oleum Ricini e. Oleum Sesami
b. Oleum Olivae d. OleumPogostemoni
92. Nama lain dari Oleu Iecoris Aselli adalah…
a. Oleum Morrhuae c. Scott Emulsion e. Olei Iecoris Emulsum
b. Gadus callarias d. Gadidae
93. Sebagai obat gosok bayi, obat mulas untuk anak-anak, karminativa lemah,
terbanyak dipakai sebagai bahan pewangi Aqua Foeniculi adalah penggunaan
dari nama tanaman asal…
a. Foeniculum vulgare c. Aqua Foeniculi e. Minyak mawar
b. Minyak adas d. Oleum Foeniculi
94. Methylis Salicylatis Linimentum adalah sediaan dari simplisia…
a. Minyak ekaliptus c. Oleum Pogostemoni e.Oleum Eucalypti
b. Eucalyptus globullus d. Oleum Foeniculi
95. Kopra (daging buah kelapa yang telah dikeringkan, mengandung minyak lemak
60-65% dan air tidak boleh lebih dari 8%) yang telah dipanaskan, diperas
dengan tekanan 600-800kg/cm² adalah salah satu cara pembuatan dari
simplisia…
a. Oleum Eucalypti c. Oleum Cocos e. Oleum Iecoris Aselli
b. Oleum Rosae d.Oleum Sesami
96. Cymbopogon nardus/Cymbopogon winteranius adalah nama tnaman asal dari
simplisia…
a. Minyak sereh c. Oleum Vetiveriae e. Oleum Shoreae
b. Oleum Citronellae d. Oleum Cinnamomi
97. Nama lain dari Oleum Cinnamomi adalah…
a. Cinnamomum zeylanicum c. Oleum Citronellae e. Oleum Rosae
b. Oleum Ciaoi d. Oleum Citri
98. Nama tanaman asal dari minyak jeruk adalah…
a. Cymbopogon nardus c. Oleum Aurantii e. Oleum Citri
b. Citrus lemon d. Citrus sinensis
99. Clove Oil adalah nama lain dari simplisia…
a. Oleum Aurantii c. Oleum Shoreae e. Oleum Caryophyli
b. Oleum Citri d. Oleum Vetiveriae
100. Nama keluarga dari Oleum Cananga adalah…
a. Myrtaceae c. Anonaceae e. Palmae
b. Rutaceae d. Lauraceae
101. Balsamum Rubrum, Methylis Salicylatis Linimentum, Thymoli Solutio
Aromaticae adalah sediaan dari nama tanaman asal…
a. Theobroma cacao c. Canangium odoratum e. Citrus lemon
b. Eugenia caryophyllata d. Melaleuca leucadendra
102. Aminophyllin Suppositoria, Bibazae Suppositoria, Bisacodyl
Suppositoria adalah sediaan dari simplisia…
a. Oleum Cacao c. Oleum Citronellae e. Oleum Cajuputi
b. Oleum Aurantii d. Oleum Citri
103. Berikut adalah persyaratan kadar dari Oleum Aurantii yaitu kadar
aldehida tidak kurang dari 1,0% dan tidak lebih dari…..%
a. 2,0% c. 4,0% e. 6,0%
b. 3,0% d. 5,0%
104. Benzocaini Opii TInctura, Amonii Anisi Spirituosa, Potio Alba adalah
sediaan dari nama lain…
a. Minyak jeruk manis c. Minyak kayuputih e. minyak adasmanis
b. Minyak kenanga d. Minyak ikan
105. Amomi Fructus memiliki nama lain…
a. Amomum compactum c. Cardamomi Fructus e. Buah adasmanis
b. Amomum kapulaga d. Amomum cardamomum
106. Tamarindi Pulpa Fructus memiliki nama lain…
a. Tamarindus indica c. Cabe jawa e. Asam jawa
b. Piper retrofractum d. Lada panjang
107. Pimpinella anisum adalah nama tanaman asal yang memiliki nama
lain…
a. Kapulaga c. Cardamomi Fructus e. Buah makasar
b. Kapol d. Buah adasmanis
108. Nama simplisia dari cabe jawa adalah…
a. Capsici Fructus c. Capsicum annum e. Piper Retrofractum
b. Capsici Frutescentis Fructus d. Retrofracti Fructus
109. Brucea sumatrana adalah nama tanaman asal dari nama lain…
a. Tambara marica c. Brucea amarissima e. Buah adas
b. Bruceae Fructus d. Brucea javanica
110. Lada hitam adalah nama lain dari simplisia…
a. Piper nigrum c. Capsici Frictus e. Piperis Nigri Fructus
b. Piperis Albi Fructus d. Phalariae Fructus
111. Koyo Cabe® adalah sediaan dari simplisia…
a. Retrofracti Fructus c. Capsici Fructus e. Cubebae Fructus
b. Coriandri Fructus d. Capsici Frutescentis Fructus
112. Cabe domba, lombok bundar, bell cayenne, sweetpepper adalah varietas
abberviatum dari simplisia…
a. Capsici Frutescentis Fructus c. Retrofracti Fructus e. Capsici Fructus
b. Cubebae Fructus d. Coriandri Fructus
113. Nama keluarga dari lada putih adalah…
a. Thymelacaceae c. Apiaceae e. Malvaceae
b. Caesalpiniaceae d. Piperaceae
114. Phaleriae marcocarpa adalah nama tanaman asal yang memiliki nama
lain…
a. Buah mahkota dewa c. Pulpa Tamarindorum cruda e. Kapas murni
b. Phaleriae Fructus d. Papuan red fruit
115. Anti hipertensi, anti gout, anti kolesterol, obat kanker, tumor dan HIV
adalah penggunaan dari simplisia…
a. Pandanus Conideus Fructus c. Isorae Fructus e. Cumini Fructus
b. Cubebae Fructus d. Phaleriae Fructus
116. Pacekap® Kapsul adalah sediaan dari simplisia…
a. Isorae Fructus c. Phalariae Fructus e. Cubebae Fructus
b. Cumini Fructus d. Morindae Citrifoliae Fructus
117. Melaleuca leucadendra adalah nama tanaman asal yang memiliki nama
lain…
a. Kapas murni c. Kayuputih e. Merica bolong
b. Lada putih d. Lada hitam
118. Nama keluarga dari buah puteran adalah…
a. Malvaceae c. Myrtaceae e. Piperaceae
b. Sterculiaceae d. Pandanaceae
119. Nama lain dari tanaman asal Gossypium hirsutum adalah…
a. Spesies gossypium c. Buah Kayuputih e. Merica bolong
b. Kapas murni d. Gossypium Depuratum
120. Oleum Foeniculi dan minyak telon adalah sediaan dari nama sinonim…
a. Buah Adas c. Kayu ules e. Buah kemukus
b. Buah jinten putih d. Buah Adasmanis
121. Panenan dilakukan bila tanaman mulai mengering, biji sudah tidak
berwarna hijau tua lagi, dengan cara mencabut tanaman. Adalah waktu panen
dari simplisia…
a. Cubebae Fructus c. Coptici Fructus e. Cumini Fructus
b. Foeniculi Fructus d. Isorae Fructus
122. Obat radang selaput lendir saluran kemih, diuretika, karminativa, anti
emetika adalah penggunaan dari simplisia…
a. Cumini Fructus c. Cubebae Fructus e. Foenicuili Fructus
b. Isorae Fructus d. Coptici Fructus
123. Tanaman dapat dipanen jika warna bijinya berubah dari hijau menjadi
coklat kuning, pada umur 3 - 3,5 bulan dari waktu tanam. Adalah waktu panen
dari simplisia…
a. Coriandri Fructus c. Isorae Fructus e. Cumini Fructus
b. Cubebae Fructus d. Coptici Fructus
124. Persyaratan kadar dari Coptici Fructus adalah kadar minyak atsiri tidak
kurang dari………….% v/b.
a. 1,3 c. 1,8 e. 1,6
b. 1,4 d. 1,2
125. Amylum Triciti memiliki nama lain…
a. Pati kentang c. Pati gandum e. Pati beras
b. Pati singkong d. Pati jagung
126. Solanum tuberosum adalah nama tanaman asal yang memiliki nama
lain…
a. Pati gandum c. Pati beras e. Pati jagung
b. Pati kentang d. Pati singkong
127. Pati beras memiliki nama simplisia…
a. Amylum Manihot c. Amylum Solani e. Amylum Triciti
b. Amylum Maydis d. Amylum Oryzae
128. Amylum Maydis memiliki nama lain, yaitu…
a. Zea mays c. Pati singkong e. Corn starch
b. Pati beras d. Oryza sativa
129. Acidi Salicylici Zinci Oxydi Lotio adalah sediaan dari simplisia…
a. Amylum Manihot c. Amylum Solani e. Amylum Triciti
b. Amylum Maydis d. Amylum Oryzae
130. Strychni Semen meiliki nama keluarga yaitu…
a. Ranunculaceae c. Loganiaceae e. Cucurbitaceae
b. Mimosaceae d. Papilionaceae
131. Biglobosae Semen adalah nama lain dari simplisia…
a. Biji Kedawung c. Parkia biglobosa e. Myristicae Arillus
b. Parkiae Semen d. Parkia roxburghii
132. Hobat® Kapsul adalah sediaan dari simplisia…
a. Myristicae Arillus c. Cucurbitae Semen e. Myristicae Semen
b. Myristicae Pericarpium d. Nigella Sativae Semen
133. Myristicae Pericarpium memiliki nama lain…
a. Kembang pala c. Nutmeg e. Kulit buah pala
b. Macis d. Pala
134. Myristicae Arillus memiliki nama lain…
a. Kembang pala c. Nutmeg d. Nux Moschata
b. Kulit buah pala d. Pala
135. Lelap® Kapsul adalah sediaan dari simplisia…
a. Myristicae Semen
b. Myristicae Pericarpium
c. Cucurbitae Semen
d. Myristicae Arillus
e. Parkiae Semen
136. Trigonella foenumgraecum adalah nama tanaman asal yang memiliki nama
lain…
a. Biji klabet
b. Biji kopi
c. Biji pinang
d. Biji labu merah
e. Biji kola
137. Obat cacing pita, diberikan sebagai emulsa segar adalah penggunaan dai
simplisia…
a. Parkiae Semen
b. Colae Semen
c. Cucurbitae Semen
d. Myristicae Semen
e. Coffeae Semen
138. Keping biji dan inti biji adalah bagian yang digunakan dari simplisia…
a. Parkiae Semen
b. Colae Semen
c. Cucurbitae Semen
d. Myristicae Semen
e. Coffeae Semen
139. Biji yang telah disangrai dari buah masak adalah bagian yang digunakan dari
simplisia…
a. Parkiae Semen
b. Colae Semen
c. Cucurbitae Semen
d. Myristicae Semen
e. Coffeae Semen
140. Miotika, anthelmintika khususnya cacing pita, adstringensia adalah
penggunaan dari simplisia…
a. Arecae Semen
b. Cucurbitae Semen
c. Parkiae Semen
d. Coffeae Semen
e. Colae Semen
141. Bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, secara
trurun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
adalah……
a. Tradisional
b. OHT
c. Sediaan Galenika
d. Jamu
e. Fitofarmaka
142. Empirical Based Herbal Medicine disebut juga…
a. OHT
b. Jamu
c. Obat Tradisional
d. Fitofarmaka
e. Sediaan Galenika
143. Scientific Based Herbal Medicine dsebut juga…
a. Fitofarmaka
b. Sediaan Galenika
c. Jamu
d. OHT
e. Obat Tradisional
144. Clinical Based Herbal Medicine disebut juga…
a. Jamu
b. Obat Tradisional
c. Sediaan Galenika
d. OHT
e. Fitofarmaka
145. Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik, uji teknologi famasi, dan uji
klinik. Adalah pengertian dari…
a. Jamu
b. Obat Tradisional
c. Fitofarmaka
d. OHT
e. Sediaan Galenika
146. Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengen iju praklinik dan bahan bakunya telah di
standarisasi. Adalah pengertian dari…
a. Jamu
b. Obat Tradisional
c. Fitofarmaka
d. OHT
e. Sediaan Galenika
147. Adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk serbuk,
seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman. Adalah
pengertian dari…
a. Jamu
b. Obat Tradisional
c. Fitofarmaka
d. OHT
e. Sediaan Galenika
148. Adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku tumbuh-tumuhan atau hewan
dengan cara disari. Adalah pengertian dari…
a. Jamu d. OHT
b. Obat Tradisional e. Sediaan Galenika
c. Fitofarmaka
149. Adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat
dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan). Adalah
pengertian dari…
a. Jamu
b. Ilmu Galenika
c. Obat Tradisional
d. OHT
e. Sediaan Galenika
150. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenika adalah
sebagai berikut, kecuali…
a. Derajat Kehalusan
b. Extraction
c. Suhu
d. Konsentrasi
e. Bahan Penyari

LATIHAN SOAL FARMAKOGNOSI


1. Tanaman yang bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit dan
seluruh bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, pengertian dari……
a. Cormus
b. Bulbus
c. Cortex
d. Herba
e. Folium
2. Nama latin dari andrographidis herba yaitu…..
a. Sambiloto
b. Beladona
c. Centellae
d. Equiseti
e. Hirtae
3. Herba yang berkhasiat sebagai ekspektoransia adalah….
a. Herba timi
b. Herba stramonii
c. Herba serpili
d. a dan b benar
e. b dn c benar
4. Hirtae herba adalah nama latin dari……
a. Herba pegagan
b. Greges otot
c. Herba efhedra
d. Patikan kebo
e. Belladona herba
5. Nama latin daun poko yaitu………
a. Menthae arventis herba
b. Herba hyosiami
c. Herba pegagan
d. Sambiloto
e. Meniran
6. Berikut ini herba yang berkhasiat sebagai diuretika, kecuali……
a. andrographidis herba
b. centellae herba
c. equiseti herba
d. hirtae herba
e. phyllanthi herba
7. Vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) adalah salah satu penyebab
terjadinya penyakit darah tinggi, dengan demikian pengobatan yang adekuat harus
ditegakan. Berikut ini herba yang bisa digunakan untuk penyakit darah tinggi
yaitu…
a. Thyme herba
b. Ephedrae equisertenae herba
c. Hirtae herba
d. Herba pegagan
e. Herba hiosiami
8. Bagian tanaman yaitu daun dan atau tangkai daun yang dipakai sebagai bahan
simplisia disebut….
a. Kortex
b. Fruktus
c. Herba
d. Folium
e. Cormus
9. Ekspektoransia digunakan untuk menyembuhkan……..
a. Perut kembung
b. Pelancar/ peluruh kencing
c. Untuk batuk berdahak
d. Batuk kering
e. Peningkatan pengeluaran keringat
10. Nama latin dari daun saga adalah……
a. Abri folium
b. Achileae folium
c. Anacardii folium
d. Batatasae folium
e. Cassia folium
11. Berikut ini yang merupan nama latin dari daun seledri yaitu…
a. Abri folium
b. Achileae folium
c. Anacardii folium
d. Apii graveolentis folium
e. Sennae folium
12. Caryophylli folium adalah nama latin dari……
a. Daun cengkeh
b. Daun ketepeng
c. Daun jinten
d. Daun miana
e. Daun papaya
13. Elephantopi folium yaitu tanaman yang berasal dari
keluarga astreraceae mengandung flavonoida luteolin-7-glukosida yang
berkhasiat sebagai…
a. anti demam
b. diuretika
c. peluruh dahak
d. diaforetika
e. anthelmintic
14. Berikut ini simplisia yang digunakan sebagai obat pelangsing adalah…
a. Sennae folium
b. Piperis folium
c. Guazumae folium
d. Blumae folium
e. Cymbopogon folium
15. Yang dimaksud dengan stomakika yaitu…..
a. Peluruh angina
b. Peluruh kencing
c. Penurun panas
d. Pereda nyeri
e. Penambah nafsu makan
16. Daun kumis kucing mempunyai nama latin orthosiphonis yang berkhasiat
sebagai…
a. Antitiroid
b. Diuretika
c. Spasmodika
d. Stomakika
e. Diaforetika
17. Berikut ini simplisia manakah yang berkhasiat sebagai anti diare…
a. Psidii folium
b. Sennae folium
c. Caricae folium
d. Anacardii folium
e. Melaleucae folium
18. Simplisia penghasil minyak kayu putih adalah…
a. Psidii folium
b. Sennae folium
c. Melaleucae folium
d. Caricae folium
e. Anacardii folium
19. Simplisia yang berkhasiat sebagai anti sariawan, anti batuk dan antiseptic
adalah…
a. Daun pandan
b. Daun papaya
c. Daun sirih
d. Daun katuk
e. Daun salam
20. Nama latin daun salam adalah….
a. Psidii folium
b. Polyanthi folium
c. Piperis betle folium
d. Jasmine folium
e. Guazumae folium

Essay
1. Isilah nama latin pada kolom berikut ini :
1) a. Daun pandan
2 b. Daun jati belanda
3) c. Daun umbi jalar
4) d. Daun jinten
5) e. Daun sembung
f. Pelancar ASI
g. Daun kembang sepatu
2. Sebutkan nama latin, nama lain herba yang berkhasiat sebagai pereda nyeri ?
(minimal 2)
3. Sebutkan 3 khasiat daun sereh ?
4. Apa yang dimaksud dengan pencahar, diaforetika dan astringensia ?
5. Sebutkan 2 simplisia yang berkhasiat menyembuhkan batuk ?

Anda mungkin juga menyukai