Anda di halaman 1dari 4

1.

Sediaan Tinctura
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, tinctura (tingtur) adalah
sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati
atau hewani atau dengan melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang
tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tinctura
dibuat dengan menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat
berkhasiat keras.
Tujuan utama pembuatan tinctura adalah untuk memisahkan zat yang
aktif secara farmakologis dari simplisia sebanyak mungkin dan agar dalam
penggunaannya lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan penggunaan
simplisia asal.
Sediaan tinctura dibagi dalam beberapa kelompok, diantaranya :
1. Berdasarkanc ara pembuatannya, tinctura dibedakan menjadi :
a. Tinctura asli, yaitu tinctura yang dibuat dengan cara maserasi dan
perkolasi, contohnya digitalis tinctura, cinnamomi tinctura (diperoleh
dengan cara perkolasi), opii tinctura, capsici tinctura (diperoleh
dengan cara maserasi)
b. Tinctura palsu, yaitu tinctura yang dibuat dengan cara melarutkan zat
kimia dengan pelarut yang sesuai dalam monografinya, contohnya
iodii tinctura, tinctura sabun hijau, dan tinctura timerosal
2. Berdasarkan zat berkhasiatnya, tinctura dibedakan menjadi :
a. Tinctura keras, yaitu tinctura yang dibuat dari simplisia yang
mengandung zat berkhasiat keras sebanyak 10%, contohnya opii
tinctura dan digitalis tinctura
b. Tinctura lemah, yaitu tinctura yang dibuat dari simplisia yang
mengandung zat tidak berkhasiat keras sebanyak 20%, contohnya
cinnamomi tinctura
3. Berdasarkan cairan penyari yang dipakai, tinctura dibedakan menjadi :
a. Tinctura aesherea, jika cairan penyarinya adalah eter atau campuran
eter dengan etanol, contohnya Tinctura Valerianae Aetherea
b. Tinctura vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur
dengan etanol, contohnya Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei)
c. Tinctura acida, jika etanol yang dipakai sebagai cairan penyari
ditambahkan asam sulfat, contohnya Tinctura Acida Aromatica
d. Tinctura aquosa, jika menggunakan air sebagai cairan penyari,
contohnya Tinctura Rhei Aquosa
e. Tinctura composite, yaitu tingtur yang diperoleh dari penarikan yang
dilakukan dengan cairan penyari selain etanol. Hal ini harus
dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia,
contohnya Tinctura Chinae Composita, Tincvtura Benzoe Composita

A. Contoh Formula Sediaan Galenika


1. Sediaan Tinctura
1. Tinctura Aloe
R/ Aloe 20
Spiritus encer 100
Organoleptis tinctura: Zat cair cokelat merah, rasa sangat pahit, bau
seperti aloe.
Identifikasi : Sebanyak 5 tetes ?Tinctura Aloe ditambah air 25 ml,
kemudian ditambah 4 tetes CuSO4 terbentuk cairan kuning. Jika
ditambah 10 ml air, laurocerasi akan berubah menjadi merah jambu
sampai merah ungu.
2. Tinctura Capsici
R/ Lombok 20
Spiritus 100
Lombok atau cabe yang digunakan adalah cabe merah (Capsicum
annum) yang telah dihilangkan kelpalak dan bijinya.
Organoleptis tinctura: Zat cair cokelat merah mudah, jika diencerkan
dengan air sebanyak 10 kali lipat rasanya masih pedas, jika dioleskan
pada kulit menimbulkan warna merah.
3. Tinctura Cinnamomi
R/ Kulit manis 20
Spiritus encer 100
Kulit kayu manis harus dibentuk serbuk terlebih dulu (B2)
Organoleptis tinctura : Bentuk zat cair, warna cokelat merah, bau dan
rasanya seperti kulit manis, jika diencerkan dengan air sama banyak akan
menjadi keruh.
Identifikasi : Sebanyak 1 ml Tinctura Cinnamomi ditambah 9 mL air,
kemudian ditambah 5 tetes ferri chloride akan menjadi warna hijau biru.

2. Sediaan Ekstrak
1. Extractum Aloe
R/ Aloe 100
Air 500
Larutkan aloe 100 bagian ke dalam air 500 bagian sambil dipanaskan,
kemudian tambahkan 500 bagian air lagi sambil diaduk, tempatkan
dalam ruang bersuhu sejuk selama 24 jam. Setelah itu, serkai dan uapkan
sampai semua pelarut menguap dan tinggal sari yang kering. Sari aloe
berwarna kuning sampai cokelat kehijau-hijauan.
2. Extracum Valerianae
R/ Valeriane Radix 100
Sipiritus encer 300
Akar valerian diserbukkan terlebih dahulu (A1,5), maserasi serbuk akar
valerian 100 bagian dengan 300 bagian spiritus encer dalam bejana
tertutup pada suhu kamar selama 3 hari, sesekali diaduk. Peras, serkai,
dan uapkan sampai konsistenisnya seperti sirup kental.
Ampasnya dimaserasi kembali dengan cara menambahkan 400
bagian air mendidih, masukkan dalam bejana, diamkan selama 24 jam
dan secara berulang-ulang diaduk, peras kembali, kemudian siram
ampasnya dengan 300 bagian air panas, dan maserasi kembali dengan
berulang-ulang diaduk selama 6 jam.
Peras dan serkai, kemudian pelarut diuapkan sampai
konsistensinya seperti sirup kental, campur dengan hasil penyarian awal
dan dibuat sari kental dengan menguapkan pada suhu 80oC.

Anda mungkin juga menyukai