PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan zaman dan teknologi mempengaruhi berbagai bidang
ilmu pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah bidang farmasi. Dalam
bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat berperan
aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini
banyak
Maksud Percobaan
Mengidentifikasi dan memahami cara pembuatan tingtur
berdasarkan tingkat kekuatan rasa dan aroma dari simplisia kunyit
(Curcuma Demostica)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori Umum
II.1.I Tingtur
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa
kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10%
untuk zat berkhasiat keras (Dirjen POM, 1979).
Cara pembuatan tingtur terbagi atas 2 yaitu (Syamsuni, 2005):
Cara Perkolasi Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di
sebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana
zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar
memenuhi syarat-syarat dalam Farmakope. Campur dengan hati-hati serbuk
bahan obat atau campuran bahan obat dengan pelarut atau campuran pelarut
tertentu secukupnya hingga rata dan cukup basah, biarkan selama 15 menit.
Pindahkan kedalam perkolator yang sesuai dan mampatkan. Tuangkan
pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya sampai terendam
seluruhnya, tutup bagian atas perkolator dan jika cairan sudah hampir menetes
dari perkolator, tutup lubang bawah. Perkolasi dilakukan selama 24 jam
atau sesuai dengan waktu yang tertera pada monografi. Jika penetapan kadar
tidak dinyatakan lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada kecepatan
yang telah ditentukan, dan secara bertahap tambahkan pelarut atau
campuran pelarut secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur. Prinsip kerja
perkolasi yaitu serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder, yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapa keadaan jenuh (Syamsuni, 2005).
Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut (Syamsuni, 2005) :
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang
kecuali
dinyatakan
lain
dilakukan
sebagai
berikut
jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan aethanol.
Contoh: Tingtura Valerianae Aetherea. Tingtura Vinosa, jika cairan yang
dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol. Contoh: Tinctura Rhei
Vinosa (Vinum Rhei). Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai
sebagai cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh: pada
pembuatan Tinctura Acida Aromatica. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan
penarik dipakai air, contoh: Tinctura Rhei Aquosa. Tinctura Composita, adalah
tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan dengan cairan
penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut,
misalnya campuran simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita.
II.2
Uraian Bahan
: Aethanolum
Sinonim
Rumus molekul
: C2H5OH
Rumus struktur
Berat molekul
: 46,07
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Khasiat
: Aqua destilata
Nama Lain
: Aquadest
RM/BM
: H2O/18,02
Rumus Struktur
Pemerian
II.3
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut.
Uraian Tanaman
1. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
a) Klasifikasi (Hapsoh dan Hasanah 2011)
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Bangsa
: Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga
: Curcuma
Jenis
b) Morfologi
Terdiri
atas
turmeron,
zingiberen,
ar-turmeron,
sedikit
DAFTAR PUSTAKA