Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Infeksi Nosokomial

Filed under Public Health


0

Penyebab, Kriteria, dan Masalah Infeksi


Nosokomial
Penting untuk diingat kembali, bagi rekan-rekan yang bekerja di rumah sakit (Dokter, Perawat,
Bidan, dan petugas lainnya), kondisi higiene sanitasi lingkungan rumah sakit yang tidak
memenuhi syarat sangat beresiko menjadi faktor penyebab infeksi nosokomial. Kondisi ini
menjadi determinan utama inos, sedang faktor lainnya menjadi faktor resiko lain yang harus
diwaspadai. Berbagai macam tindakan perawatan pasien di rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya, sangat berpotensi menjadi faktor pencetus terjadinya infeksi nosokomial. Kita
dapat menyebut beberapa diantaranya seperti tindakan invasif dan pembedahan beresiko tinggi
menyebabkan paparan terhadap kuman penyebab infeksi. Juga beberapa terapi bedah seperti
imobilisasi, kateterisasi dan bedrest total pada pasien juga beresiko terhadap paparan kuman
(salah satunya karena terhambatnya proses fisiologis).
Disatu sisi sangat diperlukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya inos ini, misalnya
dengan menerapkan berbagai standar dan prosedur tetap pencegahan inos. Namun jika berbagai
upaya ini tidak diaplikasikan secara benar justru dapt meningkat resiko inos. Menurut Depkes RI
(2003), terdapat beberapa tindakan upaya pencegahan inos yang justru berpotensi meningkatkan
penularan penyakit kepada petugas, pasien, maupun masyarakat.. Beberapa tindakan itu antara
lain mencuci tangan yang kurang benar, penggunaan sarung tangan yang kurang tepat, penutupan
jarum suntik secara tidak aman, teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang tepat
dan praktek kebersihan ruangan yang belum memadai. Hal ini dapat meningkatkan resiko
petugas kesehatan tertular penyakit karena tertusuk jarum, terpajan darah atau cairan tubuh yang
terinfeksi dan pasien dapat tertular melalui peralatan yang terkontaminasi pathogen.

Waspada Infeksi Nosokomial


Salah satu syarat agar rumah sakit dapat melaksanakan pengendalian infeksi nosokomial dengan
baik dan terarah adalah adanya buku pedoman dalam pengorganisasian penanggulangan dan cara
mencegah terjadinya infeksi nosokomial (Depkes, 2001).

Dalam program pencegahan dan pemberantasan infeksi nosokomial, perawat merupakan tenaga
kesehatan yang sangat penting dari tim pengendali infeksi nosokomial (infection control). Hal ini
disebabkan perawat adalah orang yang paling rutin berhubungan dengan pasien. Resiko
pekerjaan yang umum dihadapi oleh perawat kesehatan adalah kontak dengan darah dan cairan
tubuh sewaktu memberikan perawatan kepada pasien. Darah dan cairan tubuh ini dimungkinkan
membawa patogen yang merugikan. Paparan dari patogen ini meningkatkan resiko tertularnya
infeksi penyakit (Depkes, 2003).

Beberapa ahli mendefinisikan infeksi nosokomial sebagai infeksi yang didapat di rumah sakit
tanpa adanya masa inkubasi ketika masuk rumah sakit. Secara bahasa, istilah infeksi nosokomial
berasal dari kata nosos yang berarti penyakit dan komeo yang berarti tempat untuk merawat.
Nosokomial berarti tempat untuk merawat penyakit atau rumah sakit.

Menurut Center for Desease Control, suatu infeksi dikatakan infeksi nosokomial jika memenuhi
beberapa criteria berikut:

Saat penderita mulai dirawat di Rumah Sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinis dari
infeksi tersebut.

Saat penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi dari
infeksi tersebut.

Tanda-tanda klinis infeksi baru mulai sekurang-kurangnya setelah 3 kali 24 jam sejak
mulai perawatan.

Infeksi bukan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya.

Untuk merekonstruksi pemahaman kita, secara etiologi sebagaimana pola penularan penyakit
lainnya, organisme penyebab-reservoir-rute penularan-sampai didaptkan pejamu baru mengikuti
kaidah pola pada umumnya. Dengan sumber infeksi keluar dari reservoir dapat melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan atau saluran perkemihan (sehingga terjadi penularan). Proses
terjadinya infeksi nosokomial ini dapat digambarkan sebagai suatu rantai penularan dengan enam
elemen yaitu organisme penyebab, reservoir, portal atau jalan keluar dari reservoir, bentuk
penularan dari reservoir ke pejamu, pejamu yang cocok dan cara masuk ke pejamu.

Sementara menurut Depkes RI, 1993, infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi saat dirawat
di Rumah Sakit, artinya ketika masuk Rumah Sakit, pasien tersebut belum mengalami infeksi
atau tidak dalam masa inkubasi kuman tertentu. Infeksi terjadi 3 x 24 jam setelah dirawat di RS
atau infeksi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme berbeda dengan
mikroorganisme saat masuk. Beberapa istilah terkait misalnya Cross infections, Hospital
Infections, Hospital Acquired infections dan lain sebagainya,
Beberapa batasan yang digunakan untuk melakukan diagnose suatu infeksi nosokomial adalah
pasien-pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit (bukan pasien rawat jalan) sehingga dapat lebih
dipastikan bahwa infeksi didapatkan di Rumah Sakit. Kita sulit mengukur dan memastikan, jika
batasan ini tidak diberlakukan, misalnya jika sasaran pada pasien rawat jalan. Infeksi yang
didapatkan pada pasien rawan jalan bisa diperoleh dimana saja, selain di tempat pelayanan
kesehatan (rawat jalan). Jika pun infeksi dimaksud didapatkan di rumah sakit maka batasan yang
umum dipakai adalah dirawat lebih dari tiga hari. Batasan ini juga akan sangat bersifat relatif,
karena nantinya akan tergantung juga, misalnya pada masa inkubasi, dan lainnya.

Secara spesifik beberapa bakteri penyebab infeksi penyebab infeksi nosokomial sebagaimana
daftar berikut (Kusnanto, 1997)

Tempat Infeksi Bakteri Penyebab

Saluran pencernaan E.coli, Salmonella, Shigella,


Camphylobacter,
Saluran pernafasan atas
H. influenzae, S.pyogenes, S.pneumoniae
Saluran pernafasan bawah
S. pneumoniae, P.aerugenosa, K.pneumoiae
dan L. pneumophila.
Septikemi
E.coli, P.aeruginosa, S.aureus.
Luka bakar
P. aeruginosa, E.coli, Saureus, S.Pyogenes
Luka
S. aureus, S. epidermidis, Klebsiella,
Saluran kemih
Bacteroides,
P.mirabilis, S. marcescens

E.coli, P. aeruginosa, Proteus,


E.aerogenes,S.marcescens, Klebsiella,
S.faecalis

Sumber Pustaka, antara lain :

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

Depkes, 2001, Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit, Jakarta.

Depkes, 2003, Pedoman PelaksanaanKewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai