TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Dasar Teori
lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada kecepatan yang telah
ditentukan, dan secara bertahap tambahkan pelarut atau campuran
pelarut secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur. Prinsip kerja
perkolasi yaitu serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan
dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapa keadaan jenuh.
Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut (Syamsuni,
2005):
a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
halus yang cocok menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari,
masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
pindahkan massa sedikit demi sedikit dalam perkolator sambil tiap
kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya
sampai cairan mulai menetes, dan diatas simplisia masih terdapat
selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit,
tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga
selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia sehingga
diperoleh 80 bagian perkolat.
c. Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat,
tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
Pindahkan kedalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat
sejuk terlindung dari cahaya.
2) Cara Maserasi
Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan
merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasanya
15-25C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk
pembuatan secara perkolasi. Prinsip kerja maserasi adalah pencucian
zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar, terlindung dari
cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi). Peristiwa tersebu berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam sel.
Maserasi bahan obat dengan 750 mL pelarut atau campuran pelarut
tertentu dalam wadah yang dapat ditutup, letakkan ditempat hangat.
Diamkan selama 3 hari sambil dikocok sesekali atau hingga terlarut.
Pindahkan campuran kedalam penyaring, dan jika sebagian besar cairan
telah mengalir keluar, cuci residu pada penyaring dengan sejumlah
pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga diperoleh
1000 mL tingtur. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya matahari langsung dan panas
yang berlebihan. Menurut literatur lain, tingtur adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi simplisia nabati atau
hewani, atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut
yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain,
tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% zat berkhasiat
keras.
Maserasi, kecuali dinyatakan lain dilakukan sebagai berikut
(Syamsuni, 2005) :
a. Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok
kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari,
10
11
12
4. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman sereh antara
lain, sitronelal, geraniol, sitronelol dan sisa hasil destilasi mengandung
sekitar 2% nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk
(Sastrohamidjojo, 2004).
Senyawa utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal,
sitronelol, dan geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak
sereh dikenal sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga
komponen ini menentukan intensitas bau harum, nilai dan harga minyak
sereh. Menurut standar pasar internasional, kandungan sitronelal dan
jumlah total alkohol masing-masing harus lebih tinggi dari 35%
(Wijesekara, 1973).
5. Khasiat (Harris, 1990; Agusta, 2002; Kurniawati, 2010)
Termasuk suku rumput rumputan, di budayakan untuk di ambil
daunnya sebagai bumbu masak,atau disuling di ambil minyaknya.
Minyak atsiri serai dapat digunakan untuk penyakit infeksi dan demam
serta dapat untuk mengatasi masalah sistem pencernaan dan membantu
regenerasi jaringan penghubung. Daun serai berfungsi sebagai peluruh
kentut (karminatif), penambah nafsu makan (stomakik), obat pasca
bersalin, penurun panas, dan pereda kejang (antispasmodik).
Akar serai juga bermanfaat sebagai pengencer dahak, obat
kumur, peluruh keringat (diaforetik), dan penghangat badan. Sebuah tim
riset dari Ben Gurion University di Israel pada tahun 2006 menemukan
bahwa serai menyebabkan apoptosis (kematian sel) dalam sel kanker.
Berdasarkan studi in vitro, peneliti mengamati pengaruh molekul sitral
yang ditemukan dalam serai terhadap sel normal dan sel kanker. Pada
konsentrasi sitral 1 gram serai dalam air panas, sitral memicu apoptosis
dalam sel kanker tanpa memengaruhi sel normal.
13
: Aethanolum
: Etanol, etil hidrokarbon, etil hidrat, spiritus dilitus
: C2H5OH
: 46,07 g/mol
:
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
Kegunaan
Penyimpanan
pelarut organik
: Desinfektan
: Membersihkan alat dan sebagai zat tambahan
: Dalam wadah tertutup rapat
: Aqua destilata
: Air suling
: H2O
: 18,02 g/mol
:
Pemerian
Penyimpanan
Khasiat
Kegunaan
mempunyai rasa
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai pelarut
: Zat tambahan
Penyimpanan
14
homogen.
6. Disaring menggunakan kertas saring.
7. Dimasukkan filtrat ke dalam botol yang telah disediakan.
8. Ditambahkan dengan aquades sampai 250 ml.