= 0,2 gram
Dilebihkan 20% karena merupakan
sediaan steril
20
= (100 x 0,2 gram) + 0,2 gram
= 0,24 gram
- Atrofin Sulfat
1
= 100 x 20 cc
= 0,2 gram
Dilebihkan 20% karena merupakan
sediaan steril
20
= (100 x 0,2 gram) + 0,2 gram
= 0,24 gram
- Menurut FI ED IV :
Σ Cocain HCl = 0,16 gram
Σ NaCl dari 0,24 gram Cocain HCl
= 0,24 × 0,16 = 0,0384 gram
Σ Atropin Sulfat = 0,13 gram Σ
NaCl dari 0,24 gram Atropin Sulfat
= 0,24 × 0,13 gram = 0,0312 gram
Jumlah NaCl = 0,0384 + 0,0312
= 0,0696 gram
- Larutan Isotonis : Konsentrasi di
dalam dan di luar tubuh sama
dengan cairan tubuh. Cairan tubuh
setara dengan
0,9
0,9% NaCl = 100 𝑚𝑙
0,9
- Untuk sediaan 20 cc = 100 𝑚𝑙x 20 cc
= 0,18 gram
- NaCl yang ditambahkan supaya
isotonis = 0,18 gram − 0,0696 gram
= 0,1104 gram
- Σ Acid Boric = 0,47 gram (FI ED
IV)
0,1104
= gram = 0,234 gram
0,47
= 24 cc
VI. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dikalibrasi beaker glass dengan 24
ml air lalu diberi penandaan pada
beaker glass (bahan dilebihkan 20%
karena sediaan untuk mata harus
steril sehingga disaring)
3. Dikalibrasi botol dengan 20 ml air
dan diberi penandaan pada botol
4. Ditimbang Cocain HCl sebanyak
0,24 g, ditimbang Atrofin sulfat
sebanyak 0,24 g, dan ditimbang
asam borat sebanyak 0,3108 g
5. Diambil air panas sebanyak 24 ml
sampai tanda batas
6. Dimasukkan asam borat ke dalam
beaker glass dan ditambah air panas
sedikit demi sedikit, lalu diaduk
dengan batang pengaduk hingga
homogen
7. Ditambahkan atrofin sulfat dengan
air panas sedikit demi sedikit ke
dalam beaker glass, diaduk dengan
batang pengaduk hingga homogen
8. Ditambahkan Cocain HCl dengan
air panas sampai tanda batas ke
dalam beaker glass, diaduk dengan
batang pengaduk hingga homogen
9. Disaring sediaan dengan kertas
saring sedikit demi sedikit ke dalam
botol, ditunggu hingga beberapa
menit
10. Diberi etiket biru dan label “harus
dengan resep dokter” dan “kocok
lebih dahulu”
2. Atropin sulfat
Pemerian : hablu tidak berwarna
atau serbuk putih; tidak berbau; rasa
sangat pahit; sangat beracun (Ditjen
POM, 1979).
Kelarutan : larut dalam kurang dari
1 bagian air dan dalam lebih kurang
3 bagian etanol (90%) P; sukar larut
dalam kloroform P; praktis tidak
larut dalam eter P dan dalam
benzene P (Ditjen POM, 1979).
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian
air, dalam 3 bagian air mendidih,
dalam 16 bagian etanol (95%) P dan
dalam 5 bagian gliserol P (Ditjen
POM, 1979).
Khasiat : Antiseptikum ekstern
3. Aqua destillata
Pemerian: Cairan jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa (Ditjen POM,
1979).
Kelarutan : Larut dalam semua
pelarut.
Khasiat: Zat tambahan, pelarut
Minggu ke 6
I. Kelengkapan Resep : Lengkap
Resep 2
II. Daftar Obat
R/ Benardyl 0,2%
O:-
Efedrin HCl 1%
G : Efedrin HCl, Benadryl
m.f.gtt.nasal.isot.20cc
W: -
S.Obat tetes hidung
B:-
##
III. OTT : -
Pro : Liani
IV. Perhitungan Dosis : -
V. Penimbangan Bahan
- Benadryl 0,2 %
0,2
= 100 x 20 cc = 0,04 gram
20 cc
= 0,18 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,0736 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,1064 gram
≈ 100 mg NaCl
- Pengenceran Benadryl
Benadryl : 40 mg
- Diambil 50 mg Benadryl, dilarutkan
dalam pelarut 5 ml.
Benadryl dalam resep
- × volume
Benadryl yang diambil
pelarut
40 mg
= 50 mg × 5 ml
= 4 ml
VI. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan obat
3. Dikalibrasi botol 20 ml
4. Dibuat pengenceran Benadryl dan
diambil 4 ml dimasukkan ke botol
5. Dilarutkan Efedrin HCl dengan
Aquadest dalam beaker glass lalu
dimasukkan ke botol
6. Dilarutkan NaCl dengan Aquadest
dalam beaker glass lalu dimasukkan
ke dalam botol
7. Dicukupkan dengan Aquadest
hingga 20 ml
8. Diberi etiket biru dan label “harus
dengan resep dokter” dan “kocok
lebih dahulu”
VIII. Label :
Harus dengan resep dokter
2. Efedrin HCl
Pemerian : Hablur putih atau serbuk
putih halus; tidak berbau; rasa pahit
(Ditjen POM, 1979).
Kelarutan : Larut dalam lebih
kurang 4 bagian air, dalam lebih
kurang 14 bagian etanol (95%) P;
praktis tidak larut dalam eter P
(Ditjen POM, 1979).
Khasiat : Simpatomimetikum
3. Aqua destillata
Pemerian: Cairan jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa (Ditjen POM,
1979).
Kelarutan : Larut dalam semua
pelarut.
Khasiat: Zat tambahan, pelarut
Minggu ke 6
up to 20 cc G : Kloramfenikol stearate
= 0,548 x 2 gram
= 1,096 gram
≈ 1,10 gram
- Gliserin Spissum ad 20 cc
= 20 − 1,10 gram
= 18,9 gram
VI. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dikalibrasi botol sebanyak 20 cc dan
diberi tanda kalibrasi
3. Ditimbang kloramfenikol sebanyak
2 gram
4. Dimasukkan kloramfenikol ke
dalam lumpang dan digerus
homogen
5. Diambil anak timbangan sebanyak
18 g, disetarakan Erlenmeyer
dengan penara
6. Dimasukkan glycerin ke dalam
Erlenmeyer sebanyak 18 g
7. Dimasukkan glycerin sedikit demi
sedikit ke dalam lumpang, digerus
hingga homogen
8. Dimasukkan sediaan ke dalam botol
yang telah dikalibrasi
9. Diberi etiket biru dan label “harus
dengan resep dokter” dan “kocok
lebih dahulu”
VII. Etiket : Biru
LAB. FARMASETIKA DASAR
Fakultas Farmasi-USU
MEDAN
No. 3 06-05-2021
Apt. Sabrina Sabatini Siboro
CAHYO
Sehari tiga kali dua tetes
telinga kanan dan kiri
X. Label :
Harus dengan resep dokter
2. Glycerin
Pemerian : Cairan; jernih seperti
sirup; tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah
(tajam atau tidak enak).
Higroskopik; netral terhadap lakmus
(Depkes RI, 2014).
Kelarutan : Dapat bercampur dengan
air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam minyak dan
dalam minyak menguap (Depkes RI,
2014).
Khasiat : Zat tambahan
Asisten Laboratorium
(Rahmatsyah Karo-karo)
Nilai :
Catatan :