Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SWAMEDIKASI
PERTEMUAN 7 DAN 8
SWAMEDIKASI MATA

:
Tanggal Praktikum Senin, 17 September 2020
:
Kelompok 5A
Fadhilla Nur Cahyani (M3519017)
:
Nama Anggota (NIM) Rahma Cintya Amylia (M3519051)

D3 FARMASI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
SWAMEDIKASI
PERTEMUAN 7 DAN 8
SWAMEDIKASI MATA

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum hari ini yaitu untuk memberikan pilihan obat yang
tepat, mengetahui gejala-gejala yang harus dirujuk, monitoring dan edukasi pada
swamedikasi gangguan mata.

II. DASAR TEORI


Mata ialah salah satu panca indera yang sangat penting bagi manusia, namun
sering kurang diperhatikan sehingga terkena berbagai macam penyakit. Jika hal ini
terjadi maka akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Salah satu penyakit
mata yang umumnya terjadi yaitu infeksi mata. Infeksi mata adalah penyakit yang
terjadi ketika virus, bakteri, jamur atau parasit menginfeksi mata. Infeksi mata dapat
ditandai dengan mata merah, terasa nyeri, berair, dan peka terhadap cahaya. Penyebab
mata merah paling sering ialah pelebaran pembuluh darah mata yang disebabkan oleh
udara panas, paparan sinar matahari, debu, reaksi alergi, infeksi bakteri atau virus,
dan batuk (Tehamen dkk., 2020).
Mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia
untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan yang menyebabkan penyakit mata, hal
ini berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia berupa kebutaan mata. Beberapa
gejala penyakit mata antara lain mata nyeri hebat, mata menonjol, penglihatan kabur,
peka terhadap cahaya, mata merah, mata berair, mata perih, mata gatal, kelopak mata
bengkak, dan lain-lain (Permana, 2017).
Swamedikasi adalah salah satu cara pengobatan yang paling banyak dilakukan
dan bermacam pilihan obat sudah tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-
pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat yang
dikonsumsi harus selalu digunakan secara benar dan tepat agar memberikan manfaat
klinik yang optimal pada tubuh. Swamedikasi dengan obat bebas dan bebas terbats yang
dilakukan dapat menjadi beresiko apabila dilakukan secara terus menerus untuk mengobati
penyakit yang tidak kunjung sembuh (Hidayati, 2018).

III. KASUS
Suatu sore ada 2 orang saudara kembar (usia 25 tahun) datang ke apotek Anda
dengan naik motor. Mereka ingin mencari tetes mata. Aprilio (laki-laki) mengeluhkan
mata kanannya terasa gatal dan menjadi kemerahan setelah tadi saat perjalanan
pulang di jalan tidak sengaja kemasukan debu saat mengendarai motor di depan
dengan kaca helm terbuka. Adiknya yang bernama Aprilia mengeluhkan mata terasa
kering dan lelah setelah sejak pagi mengerjakan penulisan skripsi di depan laptop.

IV. ANALISA KASUS


A. Analisis ASMETHOD
Pasien Aprilio
Age : 25 th
Self or someone else : dirinya sendiri (Aprilio)
Medication :-
Extra medicines :-
Time persisting : saat perjalanan pulang
History : tidak sengaja kemasukan debu saat
mengendarai motor dengan kaca helm terbuka
Other symptoms : mata kanan terasa gatal dan menjadi
kemerahan karena kemasukan debu saat
berkendara.
Danger symptoms :-

Pasien Aprilia
Age : 25 th
Self or someone else : dirinya sendiri (Aprilia)
Medication :-
Extra medicines :-
Time persisting : sejak pagi
History : setelah sejak pagi mengerjakan penulisan
skripsi di depan laptop
Other symptoms : mata terasa kering dan lelah

B. Penyelesaian Kasus dan Rekomendasi Obat


Pasien Aprilio
Pengobatan dengan swamedikasi untuk pasien Aprilio (25 tahun)
disarankan menggunakan obat tetes mata Vitrasin. Vitrasin memiliki
kandungan atau komposisi tetrahidrozolin-HCl 0,5 mg/ml. Direkomendasikan
Vitrasin karena indikasinya sesuai dengan yang dikeluhkan oleh pasien yaitu,
mata lelah, mata merah, mata perih dan gatal, iritasi debu, asap, angina,
banyak membaca, dan setelah berenang.

Pasien Aprilia
Pengobatan dengan swamedikasi untuk pasien Aprilia (25 tahun)
disarankan menggunakan obat tetes mata Rohto Tears dan mengkonsumsi
Nutrivit Eye. Rohto Tears memiliki kandungan atau komposisi natrium
klorida 0,44%, kalium klorida 0,08%, natrium dihydrogen fosfat 0,04%, asam
borat, benzalkonium klorida. Direkomendasikan Rohto Tears karena
indikasinya sesuai dengan yang dikeluhkan oleh pasien yaitu, melumasi dan
menyejukkan mata kering akibat kekurangan sekresi air mata atau teriritasi
karena kondisi lingkungan. Sedangkan diberikan Nutrivit Eye untuk
memelihara kesehatan mata pasien karena sering di depan laptop dalam waktu
yang lama.
C. Informasi Penting Terkait Obat yang Diberikan
Pasien Aprilio
Vitrasin
1. Indikasi
Vitrasin digunakan untuk meringankan mata lelah, mata merah, mata
perih dan gatal, iritasi debu, asap, angina, banyak membaca, dan setelah
berenang.
2. Dosis & Cara Penggunaan
Vitrasin termasuk dalam golongan obat bebas terbatas, sehingga
pembelian dalam jumlah tertentu dapat diperoleh di apotek tanpa
menggunakan resep dokter.
Teteskan 1-2 tetes Vitrasin ke mata yang sakit, sebanyak 4 kali sehari.
3. Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 15-25 ° C.
4. Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Vitrasin, antara
lain:
 Jantung berdebar
 Penglihatan kabur, iritasi mata
 Kelemahan, berkeringat
 Sakit kepala, tremor
 Hipertensi

Pasien Aprilia
Rohto Tears
1. Indikasi
Rohto Tears dapat mengurangi dan menangani mata kering akibat sekresi
air mata berkurang, iritasi, penggunaan lensa kontak, gangguan
penglihatan karena kelebihan lendir pada mata.
2. Kontra Indikasi
Rohto Tears tidak dianjurkan bagi penderita glaukoma dan penyakit mata
berat lainnya, atau yang mempunyai riwayat alergi pada mata.
3. Peringatan
Dapat dipakai bersama lensa kontak kecuali lensa kontak lunak, anak usia
kurang 6 tahun.
4. Cara Pakai
3-4 kali sehari 1-2 tetes.
5. Catatan
Obat tetes mata tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup
dibuka karena akan menimbulkan efek buruk yang disebabkan sudah
terkontaminasinya Rohto Tears 10 ml oleh bakteri atau debu-debu.
Khusus untuk sediaan obat tetes mata yang berbentuk suspensi, sebelum
digunakan haruslah dikocok terlebih dahulu. Waspadalah jika
menggunakan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid, karena
jika dipakai tidak sesuai dengan indikasi dan tidak dengan resep atau
petunjuk dokter dapat menyebabkan glaukoma yang bisa berujung pada
kebutaan. Yang perlu anda perhatikan adalah, ketika muncul tanda-tanda
yang tidak wajar segera konsultasikan ke dokter.

Nutrivit Eye
1. Indikasi
Membantu memelihara kesehatan mata.
2. Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap ginkgo biloba
3. Dosis
1x sehari 1 kapsul
D. Terapi Herbal yang Direkomendasikan
Mata merah maupun gatal dapat diatasi dengan cara herbal yaitu ramuan Daun
sirih (Yulianto, 2017).

E. Terapi Non Farmakologi


Kasus Aprilio
Kompres mata dengan air hangat
Usahakan tidak menggunakan handuk/sapu tangan milik orang lain
Jangan menyentuh/menggosok mata, terutama bila tangan kotor
Jika menggunakan lensa kontak, Gunakan sesuai dengan petunjuk dokter
(Faizal, 2012).

Kasus Aprilia
 Tidak menggunakan komputer pada jam istirahat untuk mengurangi
gejala
 Mengistirahatkan mata setiap penggunaan komputer selama 20 menit
dengan mengalihkan pandangan dari monitor sejauh 6 meter selama 20
detik.
 Mengatur tingkat kesilauan komputer dan menyesuaikannya dengan
pencahayaan sekitar
 Mengatur jarak pandang mata ke layar sebesar 50 – 100 cm (Saputro,
2013).

V. KESIMPULAN
Kasus Aprilio
Berdasarkan data dan analisis kasus, maka dapat disimpulkan pasien
Aprilio (25 tahun) mengalami iritasi mata akibat debu. Untuk itu, kami
merekomendasikan kepada pasien untuk menggunakan obat tetes mata
Vitrasin dengan aturan pakai 3-4x sehari sebanyak 1-2 tetes. Namun,bila
dalam beberapa hari pasien belum kunjung sembuh,kami sarankan untuk
rujuk ke dokter. Obat tetes mata tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan
setelah tutup dibuka karena akan menimbulkan efek buruk yang disebabkan
sudah terkontaminasinya obat tetes mata oleh bakteri atau debu-debu.

Kasus Aprilia
Berdasarkan data dan analisis kasus, maka dapat disimpulkan pasien
Aprilia (25 tahun) mengalami mata kering dan kelelahan. Untuk itu, kami
merekomendasikan kepada pasien untuk menggunakan obat tetes mata Rohto
Tears dengan aturan pakai 3-4x sehari sebanyak 1-2 tetes dan mengkonsumsi
Nutrivit Eye untuk membantu menjaga kesehatan mata pasien. Namun,bila
dalam beberapa hari pasien belum kunjung sembuh,kami sarankan untuk
rujuk ke dokter. Obat tetes mata tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan
setelah tutup dibuka karena akan menimbulkan efek buruk yang disebabkan
sudah terkontaminasinya obat tetes mata oleh bakteri atau debu-debu.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, A., Dania, H., dan Puspitasari, M. D. 2018. Tingkat Pengetahuan


Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Pada
Masyarakat RW 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 3(2): 139-149.

Permana, Y., Wijaya, I. G. P. S., dan Bimantoro, F. 2017. Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Mata Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis
Android. Journal of Computer Science and Informatics Engineering (J-
Cosine), 1(1): 1-10.

Saputro, W. E. 2013. Hubungan intensitas pencahayaan, jarak pandang mata ke layar


dan durasi penggunaan komputer dengan keluhan computer vision syndrome.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2(1): 1-9.
Tehamen, M., Rares, L., dan Supit, W. 2020. Gambaran Penderita Infeksi Mata di
Rumah Sakit Mata Manado Provinsi Sulawesi Utara Periode Juni 2017-Juni
2019. e-CliniC, 8(1) : 5-9.

Yulianto, S. 2017. Penggunaan Tanaman Herbal Untuk Kesehatan. Jurnal Kebidanan


dan Kesehatan Tradisional, 2(1) : 1-59.

Mengetahui, Surakarta, 17 September2020


Praktikan
Asisten Pembimbing

(Meissy Rochmawati) (kelompok 5A)


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai