Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN

KELOMPOK : IV (Sampurna dan Susan Mery Hadayani)

R/ CTM 2 mg
Ephedrine 5 mg
Aminophylin 150 mg
Lactas Calcium 300 mg
Glicery Guaicolate 1 tab
m.f pulv.dtd No.XC da in caps
S.3 dd caps 1
R/ Salbutamol 2 mg tab No VL

S. 3 dd ½

R/ Interhistin Tab no XXX

S. 2 dd 1

R/ OBH Syr Fl. 1

S.3 dd C1

Nama Pasien : Tn.Sodikin


Umur : 35 tahun
Alamat : Jl. Cawang tengah II, JKT
No. RM : 12845962

Penyelesaian :

 Persyaratan Administrasi
Nama dan Alamat dokter ×
SIP ×
Tanggal penulisan resep ×
Tandatangan/paraf dokter ×
Nama, alamat, umur, jenis kelamin 
Berat badan ×
Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta 
Cara pemakaian yang jelas ×
Uraian tiap obat

A. CTM (Chlorpheniramine Maleat)


1. Indikasi
Gejala alergi seperti hay fever, urtikaria, pengobatan darurat anafilaksis
2. Mekanisme
Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat
akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos;
selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat
3. Golongan
Antihistamin
4. Peringatan
Menyebabkan kantuk, mengganggu ketrampilan mengemudi dan menjlankan mesin.hati hati pada
kehamilan
5. Dosis
Oral Dewasa 4 mg tiap 4-6 jm; maksimal 24 mg/hari
Anak<1 tahun tidak dianjurkan ; anak 1 – 2 tahun 2x1 mg sehari
Anak 2- 5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam, maksimal 6mg/hari
Anak 6-12 tahun 2mg tiap 4-6 jam, maksimal 12mg/hari
6. Efek Samping
Sedasi, nyeri kepala, gangguan psikomotor, efek antikolinergik, retensi urine, mulut kering,
gangguan saluran cerna
7. Kontra Indikasi
Porfiria, serangan asma akut, anak <1 tahun, bayi prematur
8. Sediaan
Tabet 25 mg

B. Ephedrine

1. Indikasi
Asma ringan, bronkopasme akut idioptik, obstruksi saluran nafas reversible

2. Mekanisme
ephedrin memiliki dua mekanisme kerja utama, pertama mengaktifkan reseptor alfa dan
reseptor beta pasca sinaps terhadap noraedrenaline secara tidak selektif. Kedua bekerja
dengan melepaskan dopamin dan serotonin dari ujung saraf.
3. Golongan
Dekongestan
4. Peringatan
Hati hati pada hipertiroid, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal,lansia
5. Dosis
Anak >2-6 tahun ; 2-3 mg/kbBB/hari dalam 4 – 6 dosis terbagi
Anak 7 -11 tahun : 6,25-12,5 mg setiap 4 jam, jangan lebih dari 75 mg/hari
Dewasa dan anak>12 tahun :12,5 – 25 mg setiap 3 -4 jam, tidak lebih dari 100 mg /hari
6. Efek Samping
Takikardia, ansietas Takikardia, ansietas, ketegangan, insomnia, tremor, aritmia, mulut kering,
mual, sakit kepala.jangka panjang gangguan kardiovaskular
7. Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap efedrin, hipertensi, aritmia, galukoma, psikoneurosis
8. Sediaan
Tabet 25 mg
C. Lactas Calcium
1. Indikasi
Suplemen untuk hipokalsemia atau kondidi dimana kebutuhan kalsium meningkat misalnya
pada kehamilan atau laktasi
2. Mekanisme
Dalam lingkungan berair seperti saluran gastrointestinal (GI), kalsium laktat akan berdisosiasi
menjadi kation kalsium dan anion asam laktat, basa konjugat dari asam laktat. Asam laktat
adalah senyawa yang terjadi secara alami yang berfungsi sebagai bahan bakar atau energi pada
mamalia dengan bertindak sebagai perantara di mana-mana dalam jalur metabolisme 2. Asam
laktat berdifusi melalui otot dan diangkut ke hati oleh aliran darah untuk berpartisipasi dalam
glukoneogenesis 2.
3. Golongan
Mineral
4. Peringatan
-
5. Dosis
Dewasa : 1 tablet /hari
6. Efek Samping
Hiperkalsemia, bradikardia,aritmia,anoreksia, lemas ,mual,muntah, poliuria
7. Kontra Indikasi
Hiperkalsemia, hiperkalsiuria, gangguan ginjal, riwayat batu ginjal, pasien dengan terapi
glikosida
8. Sediaan
Tablet/kaplet 500 mg
D. Glyceril Guaicol
1. Indikasi
Ekspectoran
2. Mekanisme
GG memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan meningkatkan volume dan mengurangi
kekentalan sputum yang terdapat di trakheadanbronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan
memudahkan untuk membuang sputum. Akan tetapi bukti objektif masih sedikit.
3. Golongan
Ekspectoran
4. Peringatan
Hamil, Menyusui
5. Dosis
Dewasa : 2-4 x 200 -400 mg sehari
6. Efek Samping
Pusing, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut
7. Kontra Indikasi
hipersensitifitas
8. Sediaan
Tablet 100 mg

E. Salbutamol 2 mg
1. Indikasi
Salbutamol ialah obat yang mampu meringankan gejala-gejala asma dengan cepat saat serangan
asma sedang berlansung, serta dapat juga bisa dipakai untuk penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK).
2 Mekanisme
Mekanisme dari kerja obat salbutamol ialah dapat melebarkan saluran udara pada paru – paru.
Obat ini bekerja dengan melemaskan otot-otot disekitar saluran pernafasan yang menyempit
sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru.
3. Golongan
Bronkodilator (Beta2-Angonist dengan reaksi cepat)
4. Katagori
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
5. Peringatan
a. Wanita yang sedang hamil dan menyusui hanya boleh menggunakan salbutamol jika benar-benar
dibutuhkan dan dianjurkan oleh dokter.
b. Segera temui dokter jika gejala-gejala tidak berkurang setelah menghirup salbutamol sesuai
dengan petunjuk dokter.
c. Harap berhati-hati jika menderita hipertiroidisme, alergi terhadap protein susu, gangguan
kardiovaskular, hipertensi, diabetes, hipokalemia, gangguan ginjal, kejang, serta aritmia.
d. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
6. Dosis
Penentuan dosis salbutamol tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan
pasien. Bentuk obat yang digunakan juga akan menjadi pertimbangan dalam menentukan takaran
salbutamol. Tabel berikut akan menjelaskan tentang dosis umum salbutamol bagi orang dewasa.
Kondisi: Menangani serangan asma yang parah
1) Inhaler
Dosis: maksimal 10 kali hirup per hari
Kondisi: Menangani bronkospasme yang parah
2) Nebulizer
Dosis: 2,5-5 mg; maksimal 4 kali sehari
3) Obat suntik
Dosis: 4 mcg/kg berat badan
4) Obat infus
Dosis: 8 mcg/kg berat badan

Kondisi: Menangani bronkospasme akut

Inhaler
Dosis: Maksimal 4 kali hirup per hari

Kondisi: Menangani bronkospasme akut & mencegah bronkospasme akibat olahraga

1) Oral
Dosis: 2-8 mg; 3-4 kali sehari
2) Inhaler
Dosis: 2 kali hirup; 10-15 menit sebelum berolahrag
7. Mengenali Efek Samping dan Bahaya Salbutamol
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, begitu juga dengan salbutamol. Segera temui
dokter apabila penderita mengalami efek samping berupa:
a. Jantung berdebar-debar.
b. Detak jantung yang cepat atau tak teratur.
c. Gemetaran.
d. Sakit perut.
e. Nyeri dada.
f. Batuk berdahak.
g. Diare.
h. Sulit menelan.
i. Sakit kepala.
j. Menggigil.
k. Demam.
l. Mual.

8. Interaksi obat
Penggunaan salbutamol bersama obat-obat yang menurunkan konsentrasi kalium misalnya
kortikosteroid, diuretic, xantin dan digoxin dapat meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia.
Penggunaan salburamol dengan obat anastesi halogen dapat meningkatkan risiko inersia uteri.
Salbutamol juga dapat bertindak sebagai antagonis efek obat antidiabetik. Efek terapeutik
salbutamol dapat terganggu jika digunakan bersamaan dengan guanethidine, reserpine, metildopa,
dan monoamine oxidase inhibitor.

F. R/ Interhistin Tab
1. Indikasi
Alergi, termasuk urtikaria, rinitis.
2. Mekanisme
Mebhydrolin adalah antihistamin atau antialergi yang memiliki mekanisme kerja dengan
mengurangi dan mencegah efek histamine, zat alami tubuh penyebab munculnya reaksi alergi.
Kadar histamin yang berkurang akan menurunkan gejala alergi sampai alergi mereda
3. Golongan
Antihistamin
4. Katagori
Kategori N: Belum dikategorikan.Mobhydrolin belum diketahui dapat diserap ke dalam ASI
atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter.

5. Dosis obat Mebhydrolin


a. Dosis mebhydrolin dalam kondisi alergi dapat diberikan pada orang dewasa adalah 100-300
mg/hari.
b. Untuk anak berumur < 2 Tahun, dosis mebhydrolin dapat diberikan pada dosis 50-100 mg/hari.
c. Untuk anak berumur 2-5 tahun, dosis mebhydrolin dapat diberikan pada dosis 50-150 mg/hari.
d. Untuk anak berumur 5-10 tahun, dosis mebhydrolin dapat diberikan pada dosis 100-200 mg/hari.
e. Untuk anak > 10 tahun, dosis mebhydrolin dapat diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
6. Peringatan dan perhatian obat Mebhydrolin

Mebhydroline tidak disarankan untuk digunakan kepada pasien yang memiliki alergi atau reaksi
hipersensitivitas terhadap obat ini. Penggunaan harap berhati-hati pada penderita glaukoma sudut
tertutup, retensi urin, pembesaran kelenjar prostat, penyempitan rongga lambung dan usus 12
jari, epilepsi, tua, kehamilan, dan dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan
mesin.

Mebhydroline dapat mengganggu tes kulit alergi dengan menekan respon histamine kutaneus
terhadap ekstrak alergen. Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan
mebhydrolin pada ibu hamil atau menyusui, sebelum menggunakan obat ini sebaiknya konsultasikan
terlebih dahulu kepada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini.

7. Efek samping
Efek samping yang mungkin terjadi adalah mulai depresi sistem saraf pusat, stimulasi nparadox
(dosis Tinggi, anak- anak dan lansia), sakit kepala, penglihatan kabur, kesulitan kencing atau retensi,
konstipasi atau sembelit, peningkatan refluk lambung, mual, muntah, diare, nyeri ulu hati.
8. Interaksi obat
Monoamine oxidase (MAO) inhibitor memperpanjang dan mengintensifkan efek antikolinergik
dari antihistamin. Antihistamin mungkin memiliki efek aditif dengan alkohol dan depresan system
saraf pusat lainnya, misalnya hipnotik, sedatif, obat penenang dan agen anti ansietas. Histamin
secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Mebhydrolin
bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat
dikurangi.

G. R/ OBH Syr Fl. 1


1. Indikasi
OBH conbi Batuk Berdahak adalah sebagai ekspetoran yang akan membantu pasien
mengeluarkan dahak di tenggorokan sehingga meringankan pernafasan. OBH combi batuk berdahak
adalah obat yang digunakan untuk obat batuk serta gangguan dahak di tenggorokan.
2. Kandungan
Tiap 5 ml syrup mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

a. Succus liquiritiae extract 167 mg


b. ammonium chloride 50 mg
c. anise oil 0.99 mg
d. ammonium liquid 7 mcL
e. menthol crystal 4.44 mg
f. peppermint oil 3.16 mg
g. etyl alcohol 2%

3. Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Succus liquiritiae adalah sediaan galenik dari radix liquiritiae. sediaan ini merupakan salah
satu komponen obat batuk hitam (OBH), yang berwarna hitam kecoklatan, dan bersifat larut dalam
air. Obat ini mempunyai efek ekspektoran.

Ammonium chloride adalah senyawa anorganik yang banyak digunakan sebagai agen
ekspektoran dalam obat batuk. Efek ekspektoran ini terjadi dengan cara mengiritasi mukosa bronkial
yang mempermudah pengeluaran dahak. Namun karena obat ini mengiritasi mukosa lambung, dapat
menyebabkan mual dan muntah.
4. Dosis
a. Dosis dewasa dan anak usia di atas 12 tahun : 1-4 x sehari 3 sendok teh.
b. anak usia 6-12 tahun : 1-4 x sehari 1 sendok teh.
c. Sendok teh = 5 ml.

5. Interaksi obat
OBH Combi batuk plus flu mungkin berinteraksi dengan obat lain yang dapat mengubah cara
kerja obat tersebut, atau bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping. OBH Combi
batuk plus flu sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan metociopramide karena meningkatkan
efek analgetik paracetamol, carbarnazepine dan fenitoin dapat meningkatkan potensi kerusakan hati,
kolestiramin dan lixisenatide karena mengurangi efek farmakologis paracetamol, antikoagulan
warfarin karena paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi
risiko terjadinya perdarahan, obat-obat jenis MAO inhibitors, karena MAO bisa meningkatkan
tekanan darah, serta obat-obat yang menekan Sistem Saraf Pusat (SSP).

 Kesesuaian farmasetik
Sediaan Pulveres
1. CTM
Dosis CTM dari literatur
Dosis Oral Dewasa 4 mg tiap 4-6 jm; maksimal 24 mg/hari
Dosis CTM di resep
Dosis dewasa (pasien 35 tahun) : 2 mg, sehari 3 kali
CTM kurang dosisnya karena untuk dewasa minimal 4 mg tiap 4 – 6 jam.

2. Efphedrine
Dosis Efphedrine di literature : Dewasa dan anak >12 tahun :12,5 – 25 mg setiap 3 -4 jam,
tidak lebih dari 100 mg /hari
Dosis Efphedrine di resep : 5mg, sehari 3 kali
Efphedrine kurang dosisnya karena untuk dewasa minimal 12,5 mg setiap 3 -4 jam

3. Calcium Lactat
Dosis Calcium Lactat di literature : Dewasa : 1 tablet /hari
Dosis Calcium Lactat di resep : 300 mg, sehari 3 kali
Calcium Lactat kelebihan dosisnya karena untuk dewasa 500 mg /hari

4. Glyceril Guaicolate
Dosis Glyceril Guaicolatedi literature : Dewasa : 2-4 x 200 -400 mg sehari
Dosis Glyceril Guaicolate di resep : 1 tab sehari 3 kali (sediaan 100 mg)
Glyceril Guaicolate tepat dosisnya, total 300 mg/hari yang dikonsumsi pasien

5. Dosis salbutamol dari literatur


Dosis dewasa : tablet 2- 4 mg tiap 6-8 jam sekali
Dosis maksimum :Tidak lebih dari 32 mg/hari
Dosis di resepSalbutamol 2 mg 3 X ½ tablet

6. Dosis Interhistin dari literatur

Dosis dewasa : 100-300 mg per hari


Dosis maksimum : 300 mg per hari
Dosis di resep Interhistin 50 mg 3 X 1 tablet

7. Dosis OBH
Dosis dewasa : 1 – 4 X sehari 1 sendok teh
Dosis Maksimum : 4 X sehari atau 20 mg per hari
Dosis resep : 3 X 1 sehari 1 sendok teh

Obat salbutamol yang diberikan oleh dokter kepada pasien tidak sesuai dengan farmasetik, dosis
yang diberikan tidak memenuhi dosis yang sesuai dengan literatur yaitu 2 – 4 mg tiap 6-8 jam per
hari. Dosis obat interhistin tablet dan OBH sry sudah sesuai dengan kajian literatur farmasetik.
.

 Pertimbangan klinis
Dilihat dari resep pasien laki – laki dewasa berumur 35 tahun sebaiknya tidak diberikan
sediaan campuran dalam kapsul, dilihat dari kesesuain farmasetis dosis obat dalam kapsul kurang
dosisnya kecuali lactas.
Pasien cukup mengkonsumsi obat Salbutamol, Interhistin dan OBH dengan dosis Salbutamol
dinaikkan dari 3x ½ tab menjadi 3 x 1 tab. Diduga pasien didiagnosa batuk dan asma bronchitis
yang disebakan oleh alergi.

Interaksi Obat

Salbutamol/albuterol + CTM = CTM meningkat dan albuterol dapat menurunkan efek sedasi.
Salbutamol/albuterol + Ephendrine = kedua-duanya menurunkan kalium serum.

Koseling kepada pasien


Pada saat menyerahkan obat kepada pasien atau keluarga pasien kita memberikan konseling
tentang aturan, cara dan lama penggunaan obat.
- Obat pulv dalam kapsul
- Diminum sehari 3 (tiga) kali satu kapsul pada pagi, siang dan malam hari setelah makan.
- Salbutamol 2 mg
Diminum sehari 3 (tiga) kali ½ (setengah) tablet pada pagi, siang dan malam hari setelah
makan.
- Interhistin 50 mg
Diminum sehari 3 (tiga) kali satu tablet pada pagi, siang dan malam hari setelah makan.
- Sirup OBH
- Diminum sehari 3 (tiga) kali satu sendok makan pada pagi, siang dan malam hari setelah
makan.

 Konseling paisen terkait obat

Pada saat menyerahkan obat kepada pasien atau keluarga pasien kita memberikan konseling
tentang aturan, cara dan lama penggunaan obat.

1. Salbutamol 3 x1/2  diminum sehari 3 kali ½ tablet, diminum setelah makan

2. Interhistin 2 x1  diminum sehari 2 kali 1 tablet, diminum setelah makan

Diminum bila diperlukan jika ada keluhan alergi seperti gatal- gatal

3. OBH 3x1 Diminum sehari 3 kali satu sendok makan (15 ml), diminum setelah
makan
Dikocok dahulu sesaat sebelum diminum

Anda mungkin juga menyukai