4-Hidroksi-2-metil-N-(5-metil-2-tiazolil)-2H-I,2, -
benzotiazin-3-karboksamida 1, 1-dioksida [71125-38-7]
C14H13N304S2 BM 351,40
Meloksikam mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C
14H13N304S2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; kuning pucat.
Kelarutan Larut dalam dimetilformamida; sukar larut dalam aseton; sangat sukar larut dalam
metanol dan dalam etanol; praktis tidak iarut dalam air.
Baku pembanding Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis A Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis B
Melokrikam
BPFI. Senyawa Sejenis C Meloksikam BPFI. Senyawa Sejenis D Meloksikam BPFI,
Idenfifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang teiah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
bromida P menunjukkan maksimum banya pada bilangan gelombang yang sama seperti
pada Meloksikam BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 g.ig per ml dalam metanol P pada panjang
gelombang antara 240 - 450 nm menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Melolcikam BPFI.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada 1050 selama 4
jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371> Metoda III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerfa tinggi seperti tertera
pada Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan Uji I atau Uji 2 tergantung pada proses produksi
yang digunakan.]
Uji I
Larutan A Buat larutan kalium fosfat monobasa 0,1% atur pH hingga 6,0 dengan
penambahan natrium hidroksida I N.
Larutan B Metanol P. Fare gerak Gunakan vaniasi campuran Larutan A dan Larutan B
seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
system seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-masing Iebih kurang 4 tug
Meloksikam BPFJ, Senyawa Sejenis A Meloksikam BPFJ dan Senyawa Sejenis B Meloksikam
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml
natrium hidroskida I N, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama iebih kurang 12 mg Meloksikam BPFI masukkan ke
dalam labu tentukur 20-ml, iarutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium hidroksida I N,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 2 ml iarutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Larutan uji Tmmbang saksama iebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam iabu tentukur
20-ml, larutkan dalam 5 ml metanol P dan 0,3 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan
metanol P sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Knomatograf cair
kinerja tinggi dilengkapi dengan detekton panjang gelombang dengan deteksi pada panjang
gelombang 260-350 nm; koiom 15 cm x 4,6 mm benisi bahan pengisi Li dengan ukuran partikei
5 pm, pentahankan suhu kolom pada 450, iaju alir lebih kurang I ml per menit. Kromatograf
diprogram
sebagai berikut:
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada
Sistern krornatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistern seperti tertera
pada Krornatografi <931>.
Pengencer A Campuran Pengencer B-natriurn hidroksida 0,4 N (50:3).
Pengencer B Campuran air-rn etanol P (60:40).
Larutan persediaan baku 1 Timbang saksama sejumlah Meloksikarn BPFI larutkan
dalam Pengencer A hingga kadar 50 .ig per ml. Pipet 2 ml lanutan ke dalam labu tentukur 10-ml,
encerkan dengan Pengencer B sampai tanda.
Larutan persediaan baku 2 Timbang saksama masing-masing lebih kurang 5 mg
Senyawa sejenis B Meloksikarn BPFI, Senyawa Sejenis C Meloksikam BPFJ dan Senyawa
Sejenis D Meloksikam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 6 ml
natriurn hidroksida
0,4 N, sonikasi selama 2 menit. Tambahkan 40 ml methanol P, sonikasi selama 2 menit, encerkan
dengan air sampai tanda.
Larutan baku Pipet masing-masing I ml Larutan persediaan baku 1 dan Larutan
persediaan baku 2 ke dalam labu tentukur 10-mi, encerkan dengan Pengencer B sampai tanda.
Larutan persediaan kesesuaian sistem Buat larutan yang mengandung Meloksikam BPFI 2 mg
per ml dalam
Pengencer A.
Larutan kesesuaian sistern Pipet 5 ml Larutan persediaan kesesuaian sistern dan 1 ml
Larutan persediaan baku 2 ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pengencer B sampai
tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
20-ml, larutkan dengan 10 ml Pengencer A, encerkan dengan Pengencer B
sampai tanda.
Sistern krornatograjI Lakukan seperti tertera padaKrornatografi <931>. Kromatograf
cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 2 panjang gelombang dengan deteksi pada panjang
gelombang 260 nm dan 350 nm; kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI dengan ukuran
partikel 5 µm, pertahankan suhu kolom pada 450, laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera path Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis terhadap
puncak meloksikam pada lebih kurang 5 menit seperti tertera path Tabel 2; dan resolusi, R,
antara senyawa sejenis D meloksikam dan meloksikam pada 350 nm tidak kurang dari 5,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang pada panjang
gelombang 350 nm untuk senyawa sejenis C meloksikam dan senyawa sejenis D meloksikam
tidak lebih dari 5,0%; dan pada Panjang gelombang 260 nm senyawa sejenis B meloksikam tidak
lebih dari 5,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 .tl) Larutan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram pada Panjang gelombang 260
nm dan 350 nm, dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing-masing senyawa sejenis
dalam zat dengan rumus:
Cs adalah kadar Senyawa sejenis BPFI yang ditetapkan dalam mg per ml Larutan baku [Catatan
Gunakan kadar Meloksikam BPFI untuk menghitung total cemaran yang tidak diketahui]; Cu
adalah kadar meloksikam dalam mg per ml Larutan uji; ru adalah respons puncak masing-
masing
cemaran dari Larutan uji; dan rs adalah respons puncak yang menunjukkan senyawa sejenis
yang diperoleh dari Larutan baku. [Catatan Gunakan respons puncak Meloksikam BPFI untuk
menghitung total cemaran yang tidak diketahui; untuk cemaran yang ditetapkan, hitung
persentase kandungan masing-masing cemaran menggunakan respons puncak Larutan uji
seperti tertera pada Tabel 2. Untuk cemaran yang tidak diketahui, hitung jumlah persentase
menggunakan respons puncak yang direkam pada panjang gelornbang yang memberikan
respons paling besar.] Masing-masing cemaran dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas
yang tertera pada Tabel 2 sebagai berikut:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar Buat larutan amonium asetal 0,1% atur pH hingga 9,1 dengan penambahan larutan
amonia 10%.
Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (58:42). Saring dan awaudarakan, Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-masing lebih kurang 4 mg
Meloksikam BPFI dan
Senyawa Sejenis A Meloksikam BPFJ masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, iarutkan
dalam 25 ml metanol P dan 0,1 ml natrium hidroksida 1 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg Meloksikam BPFI masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 50 ml metanol P dan 0,2 ml natrium hidroksida 1 N,
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama 20 mg zat, masukkan ke metanol P. Tambahkan 0,2 ml
natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 360 nm dan kolom 15 cm x 4,6 mm berisi bahan
pengisi Li dengan ukuran partikel 5 gm, pertahankan suhu kolom pada 45 0, laju alir lebih
kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis A
meloksikam dan meloksikam berturut-turut iebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara dua
puncak tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan puncak meloksikam tidak lebih dari 2,0; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 il) Larutan
baku dan Larutan uji ke daiam kromatograf, rekam kromatogram clan ukur respons puncak
meloksikam. Hitung jumlah dalam mg meloksikam, C 14H13N304S2, dalam zat yang digunakan
dengan rumus:
C adalah kadar Meloksikam BPFJ daiam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, pada suhu ruang.
Uji batas logam (≥98%)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cemaran logam yang dengan ion sulfida
menghasilkan warna pada kondisi penetapan , tidak melebihi batas logam berat yang tertera pada
masing-masing monografi, dinyatakan dalam % (bobot) timbal dalam zat uji, ditetapkan dengan
membandingkan secara visual seperti tertera pada pembandingan visual dalam spektrofotometri
dan hamburan cahaya dengan pembanding Larutan baku timbal. (catatan: senyawa yang
memberikan respon pada uji ini adalah timbal, raksa, bismuth, arsen, antimon, timah, kadnium,
perak, tembaga, dan molybdenum).
Tetapkan jumlah logam berat menggunakan Metode I, kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi, metode I digunakan untuk zat yang pada kondisi penetapan memberikan
larutan jernih dan tidak berwarna pada kondisi uji. Metode III digunakan untuk zat yang pada
kondisi metode 1 tidak menghasilkan larutan jernih dan berwarna, atau senyawa yang karena
sifatnya menganggu pengendapan logam oleh ion sulfida atau minyak lemak dan minyak
menguap. Metode V suatu metode digesti basah, hanya digunakan bila metode I dan metode III
tidak dapat digunakan.
Pereaksi khusus
Larutan persediaan timbal(II) nitrat Larutkan 159,8 mg timbal(II) nitrat P dalam 100 ml air
yang telah ditambah 1 ml asarn nitrat P, kemudian encerkan dengan air hingga 1000,0 ml. Buat
dan simpan larutan mi dalam wadah kaca yang bebas dari garam-garam timbal yang larut.
Larutan baku timbal Buat iarutan segar dengan mengencerkan 10,0 ml Larutan persediaan
timbal(II) nitrat dengan air hingga 100,0 ml. Tiap ml Larutan baku timbal setara dengan 10 µg
timbal. Larutan pembanding yang dibuat dari 100 µl Larutan baku timbal dalam 1 gram zat uji
setara dengan 1 bagian timbal per sejuta.
Metode I
Dapar asetat pH 3,5 Larutkan 25,0 g ammonium asetat P dalam 25 ml air dan tambahkan 38,0
ml asam klorida 6 N. Jika perlu atur pH hingga 3,5 dengan penambahan amonium hidroksida 6
N atau asam kiorida 6 N, encerkan dengan air hingga 100 ml, campur.
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan ba/cu timbal (20 tg Pb) ke dalam tabung pembanding warna
50 ml, dan encerkan dengan air hingga 25 ml. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan
asam asetat I N atau amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur.
Larutan uji Ke dalam tabung pembanding warna 50 ml masukkan 25 ml Larutan uji seperti
tertera pada masing-masing monografi atu menggunakan sejumlah volume asam jika dinyatakan
dalam masing-masing monografi, larutkan dan encerkan dengan air hingga 25 ml, Gunakan
sejumlah zat uji dalam g, yang dihitung dengan rumus:
L adalah batas Logam berat dalam persen. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam
asetat 1 N atau amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur.
Larutan pembanding Masukkan 25 ml larutan yang dibuat sama seperti Larutan uji ke dalam
tabung pembanding warna 50 ml, dan tambahkan 2,0 ml Larutan baku timbal. Atur pH antara
3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat I N atau amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan
air hingga 40 ml, campur.
Prosedur Ke dalam tiap tabung dari 3 tabung yang masing-masing berisi Larutan baku, Larutan
uji dan Larutan pembanding tambahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 kemudian tambahkan 1,2 ml
tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 ml, campur, diamkan selama 2 menit. Amati
permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap dari
wanna yang terjadi pada Larutan baku dan wama yang terjadi pada Larutan pembanding sama
atau lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku [Catatan Bila warna pada larutan
pembanding lebih muda dari warna larutan baku gunakan Metode III sebagaipengganti Metode
I untuk zal uji.]
Metode III
[Catatan Metode mi tidak mencakup merkuri.]
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera path Metode I.
Larutan baku Buat seperti tertera path Metode I.
Larutan uji Gunakan sejumlah zat uji dalam g, yang dihitung dengan rumus:
L adalah batas Logam berat dalam persen. Masukkan sejumlah zat yang telah ditimbang ke
dalam krus yang sesuai, tambahkan asam sulfat P secukupnya untuk membasahi, dan pijarkan
hati-hati pada suhu rendah hingga mengarang. Selarna pengarangan krus tidak boleh ditutup
rapat. Pada bagian yang telah menganang, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat
P, panaskan hati-hati sampai asap putih tidak terbentuk lagi. Pijarkan, sebaiknya dalam tanur,
pada suhu 500° - 600°, sampai anang habis terbakar. Dinginkan, tambahkan 4 ml asam klonida 6
N, tutup, digesti di atas tangas uap selama 15 menit, buka dan uapkan perlahan-lahan di atas
tangas uap hingga kering. Basahkan sisa dengan 1 tetes asam klonida P, tambahkan 10 ml air
panas, dan digesti selama 2 menit. Tambahkan amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes, hingga
larutan bereaksi basa terhadap kertas lakmus, encerkan dengan air hingga 25 ml, dan atur pH
antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N, menggunakan kertas indikator pH
rentang pendek sebagai
indikator ekstemal. Saning jika perlu, bilas krus dan penyaring dengan 10 ml air. Kumpulkan
filtrat dan air cucian dalam tabung pembanding warna 50 ml, encerkan dengan air hingga 40 ml,
dan campur.
Prosedur Ke dalam tiap tabung yang masing-masing berisi Larutan baku dan Larutan uji
tambahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 kemudian tambahkan 1,2 ml tioasetamida LP, encerkan
dengan air hingga 50 ml, campur, diamkan selama 2 menit. Amati permukaan dan atas pada
dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada
Larutan
ba/cu.
Metode V
Dapar asetat pH 3,5 Buat seperti tertera pada Metode I
Larutan baku Masukkan campuran 8 ml asam sulfat P dan 10 ml asam nitrat P ke dalam labu
Kjeldahl 100 ml yang bersih dan kering, tambahkan sejumlah volume asam nitrat P yang sama
dengan jumlah yang ditambahkan pada Larutan uji. Panaskan larutan hingga terbentuk asap
putih tebal, dinginkan, tambahkan dengan hati-hati 10 ml air; dan jika digunakan hydrogen
peroksida pada pembuatan Larutan uji, tambahkan sejumlah volume yang sama hidrogen
peroksida P 30%
yang digunakan pada Larutan uji, didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk asap putih tebal.
Dinginkan lagi, tambahkan hati-hati 5 ml air, campur dan didihkan hati-hati hingga terbentuk
asap putih tebal, hingga volume 2 ml sampai 3 ml. Dinginkan, encerkan hati-hati dengan
beberapa ml air, tambahkan 2,0 ml Larutan ba/cu timbal (20 pg Pb) dan campun. Pindahkan ke
dalam tabung
pembanding warna 50 ml, bilas labu dengan air, tambahkan air bilasan ke dalam tabung hingga
25 ml dan campur.
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monognafi, gunakan sejumlah zat uji
dalam g, yang dihitung dengan rumus:
L adalah batas Logam berat dalam pensen. Jika zat uji berbentukpadat Masukkan sejumlah zat
uji
ke dalam labu Kjeldahl 100 ml yang bensih dan kering. [Catatan Labu 300 ml dapat digunakan
jika reaksi membentuk busa berlebihan.] Kiem labu dengan sudut 45°, dan tambahkan campuran
8 ml asam sulfat P dan 10 ml asam nitrat P secukupnya untuk membasahi zat. Hangatkan
penlahan-lahan hingga tenjadi reaksi, biankan reaksi mereda. Tambahkan sejumlah sama
campuran asam, panaskan pada setiap penambahan, sampai jumlah campuran asam yang
ditambahkan 18 ml. Naikkan suhu dan didihkan perlahan-lahan hingga larutan menjadi gelap.
Dinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan panaskan lagi hingga larutan menjadi gelap.
Lanjutkan pemanasan, diikuti dengan penambahan asam nitrat P sampai tidak lagi gelap,
kemudian panaskan kuat sampai terbentuk asap putih tebal. Dinginkan, tambahkan hati-hati 5 ml
air, didihkan perlahan-lahan sampai terbentuk asap putih, dan lanjutkan pemanasan sampai
volume
berkunang hingga beberapa ml. Dinginkan, tambahkan dengan hati-hati 5 ml air dan amati warna
larutan. Jika berwarna kuning, tambahkan dengan hati-hati 1 ml hidrogen peroksida 30% dan
uapkan lagi sampai terbentuk asap putih tebal dan volume menjadi 2 hingga 3 ml. Jika warna
larutan masih kuning, ulangi penambahan 5 ml air dan penoksida seperti di atas. Dinginkan,
encerkan hati-hati dengan beberapa ml air, pindahkan ke dalam tabung pembanding wama 50 ml,
dan bilas. Jaga kumpulan volume bilasan tidak lebih dani 25 ml.
Jika zat berbentuk cair Masukkan sejumlab zat uji ke dalam labu Kjeldahl 100 ml yang
bersih dan kering. [Catatan Labu 300 ml dapat digunakan jika reaksi membentuk busa
berlebihan.] Klem labu pada sudut 45° dan tambahkan dengan hati-hati beberapa ml campuran 8
ml asam sulfat P dan 10 ml asam nitrat P. Hangatkan perlahan-lahan hingga terjadi reaksi,
biarkan reaksi mereda dan lanjutkan seperti tertera pada Jika zat uji berbentuk padat dimulai
dengan "Tambahkan lagi sejumlah campuran asam yang sama".
Larutan pembanding Lakukan digesti menggunakan sejumlah sama sampel dengan prosedur
yang sama seperti tertera pada Larutan uji sub bagian jika zat berbentuk padat sampai langkah
"Dinginkan, tambahkan dengan hati-hati dengan beberapa ml air". Tambahkan 2,0 ml Larutan
baku timbal (20 .tg Pb), campur. Pindahkan ke dalam tabung pembanding wama 50 ml, cuci labu
dengan air, tambahkan air cucian ke dalam tabung sampai 25 ml dan campur.
Prosedur Perlakukan Larutan uji, Larutan baku dan Larutan pembanding sebagai berikut: Atur
pH larutan antara 3,0 dan 4,0 dengan penambahan ammonium hidroksida P (amonia LP dapat
digunakan jika diinginkan pada saat mendekati jarak pH yang ditetapkan), encerkan dengan air
hingga 40 ml, campur. Ke dalani tiap tabung tainbahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5 kemudian 1,2
ml tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 ml, campur dan diamkan 2 menit. Amati
permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih gelap dari
warna yang terjadi pada Larutan baku dan warna yang terjadi pada Larutan pembanding sama
atau lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku.
Susut pengeringan (tidak lebih dari 1%, lakukan pengeringan pada suhu 105°
selama 4 jam)
Prosedur ini digunakan untuk penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah menguap
dan hilang pada kondisi tertentu. Untuk zat yang diperkirakan mengandung air sebagai satu-
satunya bahan mudah mengyuap, cara yang terdapat pada Penetapan Kadar Air sudah memadai
dan dicantumkan dalam masing-masing monografi.
Campur dan timbang saksama zat uji, kecuali dinyatakn lain dalam masing-masing
monografi, lakukan penetapan menggunakan 1-2 gr. Apabila zat uji berupa hablur besar, gerus
secara cepat hingga ukuran partikel lebih kurang 2 mm. Tara botol timbang dangkal bersumbat
kaca yang telah dikeringkan selama 30 menit pada kondisi seperti yang akan digunakan dalam
penetapan. Masukkan zat uji ke dalam botol timbang tersebut, dan timbang saksama botol
beserta isinya. Perlahan-lahan dengan menggoyang, ratakan zat uji sampai setinggi lebih kurang
5 mm dan dalam hal zat ruahan tidak lebih dari 10 mm. Masukkan ke dalam oven, buka sumbat
dan biarkan sumbat ini di dalam oven. Panaskan zat uji pada suhu dan waktu tertentu seperti
tertera pada monografi.
[Catatan Suhu yang tercantum dalam monografi haruslah dianggap dalam rentang ±2°
dari angka yang tertulis.] Pada waktu oven dibuka, botol segera ditutup dan biarkan dalam
desikator sampai suhunya mencapai suhu kamar sebelum ditimbang.
Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang ditetapkan untuk penetapan
susut pengeringan, biarkan botl beserta isinya selama 1-2 jam pada suhu 5°-10° di bawah suhu
lebur, kemudian keringkan pada suhu yang telah ditetapkan.
Jika contoh yang diuji berupa kapsul, gunakan sejumlah campuran isi tidak kurang dari 4
kapsul.
Jika contoh yang diuji berupa tablet, gunakan sejumlah serbuk tablet tidak kurang dari 4
tablet yang diserbukhaluskan.
Jika dalam monografi susut pengeringan ditetapkan dengan analisis termogravimetri,
gunakan timbangan analitik yang peka.
Jika dalam monografi ditetapkan pengeringan dalam hampa udara di atas zat pengering ,
gunakan sebuah desikator vakum atau pistol pengering vakum atau alat pengering vakum lain
yang sesuai.
Jika pengeringan dilakukan dalam desikator, lakukan penanganan khusus untuk
menjamin zat pengering tetap efektif dengan cara menggantinya sesering mungkin.
Jika dalam monografi ditetapkan pemanasan dalam botol bersumbat kapiler dalam hampa
udara, gunakan botol atau tabung dengan sumbat kapiler berdiameter 225±25 µm dan atur bejana
pemanas pada tekanan 5 mmHg atau kurang. Pada akhir pemanasan, biarkan udara kering
mengalir ke dalam bejana pemanas, angkat botol bersumbat kapiler, biarkan dingin dalam
desikator sebelum ditimbang.