Diusulkan Oleh:
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PEMBUATAN MASKER ORGANIK BERBAHAN DASAR UBI JALAR UNGU
Oleh :
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR GAMBAR v
BAB I. PENDAHULUAN 1
2.3. Flavonoid 4
2.4. Gliserol 5
2.5. Karagenan 6
iii
3.3.3 Analisis Tensile Strenght dan Elongation 12
DAFTAR PUSTAKA 15
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Ubi jalar...............................................................................................4
v
BAB I. PENDAHULUAN
Masker wajah berbahan campuran dari bahan-bahan kimia dan alami yang
di kombinasikan agar memberikan efek spesifik tergantung pada jenis kulit.
Untuk saat ini banyak di temukan masker wajah yang berbahan dasar campuran
bahan kimia yang lebih banyak dari pada bahan baku alami sehingga dapat
memberikan dampak negatif pada wajah jika di gunakan dalam jangka panjang.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh volume air terhadap waktu produksi ?
2. Bagaimana pengaruh perubahan jumlah komposisi bahan baku tepung ubi
jalar ungu terhadap suspensi film yang akan di buat ?.
2. Mengetahui kadar komposisi bahan baku tepung ubi jalar ungu yang tepat
agar menjadikan waktu produksi produk lebih efisien.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
(baru dapat dipanen setelah 8–9 bulan). Di Indonesia terdapat sekitar 23
varietas yang sudah dilepas atau diperkenalkan untuk budidaya oleh
Kementerian Tanaman Pangan hingga 2012. Secara detail pada Tabel 2
disajikan informasi tentang komposisi kandungan gizi dalam 100 gram ubi
jalar segar, sebagai bahan pangan alternatif sangat baik.
4
meliputi dua cincin benzena yang berada di sebelah cincin tiga
karbon.Flavonoid dalam tumbuhan jarang ditemukan dalam bentuk tunggal
tetapi dalam bentuk campuran.Flavonoid merupakan golongan senyawa yang
larut dalam air.Flavonoid dalam tumbuhan terikat sebagai glikosida dan
aglikon.Oleh karena itu analisis flavonoid lebih baik dengan memeriksa
aglikon.Penggolongan jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan mula-mula
didasarkan pada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna.Golongan flavonoid,
yaitu antosianin, proantosianin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil,
kalkon, auron, flavonon, dan isoflavon.Flavonoid mengandung sistem
aromatik yang terkonjugasi sehingga mununjukkan pita serapan kuat pada
daerah spektrum UV dan spektrum tampak.Flavonoid dapat dipisahkan
dengan kromatografi (Harborne, 1996).Efek flavonoid terhadap organisme
sangat banyak sehingga dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang
mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional.Flavonoid telah
banyak digunakan dalam produk farmasi, kosmetik, dan makanan, baik
sebagai senyawa murni maupun sediaan herbal (misalnya ekstrak) dengan
aktivitas biologis tertentu.Flavonoid sering bertindak sebagai senyawa
pereduksi yang menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim
maupun nonenzim.(Robinson,1995).
2.4. Gliserol
Gliserol merupakan sebuah komponen utama dari semua lemak dan
minyak, dalam bentuk ester yang disebut gliserida. Molekul trigliserida terdiri
dari satu molekul gliserol dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak.
Gliserol ditemukan untuk memiliki berbagai macam kegunaan dalam
pembuatan berbagai produk dalam negeri, industri, dan farmasi. Saat ini,
nama gliserol mengacu pada senyawa kimia murni dan komersial dikenal
sebagai gliserin. dengan titik lebur 20°C dan memiliki titik didih yang tinggi
yaitu 290°C. Gliseol dapat larut dengan sempurna di dalam air dan alkohol,
tetapi tidak dalam minyak. Sebaliknya, banyak zat dapat lebih mudah larut
dalam gliserol dibandingkan dalam air ataupun alkohol, oleh karena itu
gliserol merupakan jenis pelarut yang baik (Yusmarlela, 2009).
5
Gliserol (1,2,3 propanetriol) adalah cairan yang tidak memilik warna,
tidak memiliki bau dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis
(Pagliaro dan Rossi., 2008). Gliserol merupakan plastiizer yang memiliki titik
didih yang tinggi, larut di dalam air, polar, non volatil dan dapat bercampur
dengan protein. Gliserol merupakan molekul hidrofilik dengan berat molekul
yang rendah, mudah masuk ke dalam rantai protein dan dapat menyusun
ikatan hidrogen dengan gugus reaktif protein. (Galietta, dkk, 1998). Fungsi
lain dari gliserol adalah menyerap air, agen pembentuk kristal dan plasticizer,
serta gliserol sering digunakan untuk memodifikasi sifat fungsional dan fisik
film. (Guadin, dkk., 1999).
6
rumput laut yang dipanen sebaiknya tepat berusia 42 hari setelah budidaya.
Karaginan dapat diekstraksi dari protein dan lignin rumput laut dan dapat
digunakan dalam industri pangan karena karakteristiknya yang dapat
berbentuk gel, bersifat mengentalkan, dan menstabilkan material utamanya
(Neish, I., et al, 2015).
Karaginan sendiri tidak dapat dimakan oleh manusia dan tidak
memiliki nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, karaginan
hanya digunakan dalam industri karena fungsi karakteristiknya yang dapat
digunakan untuk mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan
utamanya, mengendalikan tekstur.
7
BAB III. METODE PENELITIAN
8
dengan etanol 96%. Suspensi film dikeringkan pada temperatur kurang lebih 700C
selama 20 jam.
Film kemudian dikeluarkan dari oven dan didinginkan sesuai suhu
ruangan, kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam untuk
mengurangi kadar air yang terkandung di dalam edible film tersebut. Setelah itu
edible film dilepas dari cetakan cawan petri dan disiapkan untuk dianalisis.
3.3 Analisis Data
a. Edible Release
spektrofotometri UV-Vis.
9
Preparasi sampel untuk uji flavonoid total adalah pertama
ubi ungu sebanyak 100 gram lalu melarutkan tepung ubi ungu
filtrat pertama, filtrat kedua dan filtrat ketiga yang sudah didapat
96% sampai terpisah antara ekstrak dengan etanol 96% pada suhu
2016).
10
Larutan buffer hasil rendaman edible film yang mempunyai
11
amplitudo sampel ke dalam persamaan garis kurva standar pada
mengikuti prosedur kerja alat maka akan didapatkan data gaya (force)
film sampai edible film tersebut putus. Berikut ini adalah rumus untuk
F
σ=
A
∆L
% e=
L0
Dimana :
F = Gaya (N)
12
3.3.4 Analisis Biodegradable Pada Edible Film
2011).
atauyang disebut dengan teknik soil burial test (Subowo dan Pujiastuti,
yang telah terisi tanah, sampel dibiarkan terkena udara terbuka tanpa
sempurna(Ummah, 2013).
menambahkan NaCl fis atau aquadest, ambil dan oleskan secara merata
dengan kapas lidi steril pada media Muller Hilthon Agar (MHA) / agar
13
darah, kemudian membuat sumuran (metode cut well) masukkan kedalam
masukkan kedalam an aerobic jar lalu inkuasi pada 37 OC selama 3-5 hari.
coloni counter.
14
DAFTAR PUSTAKA
Semarang , 30.
Fauzi, Aceng Ridwan dan Rina Nurmalina. (2012). Merawat Kulit & Wajah.
Teknologi Malaysia.
15
Irawati, L. (2013). Pengaruh Komposisi Kulit Buah Manggis (Garcinia
Khudori. (2001). Menyulih terigu dengan tepung ubi jalar. Kompas. 23 November
2001
Kotecha, PM., and S.S. Kadam. (1998). Sweet Potato, in Handbook of Vegetable
Science and Technology (Salunkhe, D.K and S.S Kadam eds.) Marcel
Karakteristik Edible Film dari Pati Kulit Pisang Raja, Tongkol Jagung dan
(Hemigraphis repanda (L) Hall F.). JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (1)
, 37.
16
17