I. JUDUL PERCOBAAN
IODIMETRI
metampiron serbuk
dengan sampel atau terbentuk dari hsil reaks antara sampel atau terbentuk
yang di gunakan untuk mengetahui akhir titrasi biasanya adalah kanji atau
koloidal) kanji, wrna yang terjadiadalah biru tua hasil reaksi amilum . titrasi
iodimetri di lakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah
iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suau larutan ion ,standar metode
Adalah berkenan dengan titrasi dai iod yang di bebaskan dalam reaksi kimia.
Pada farmakope indinesia, titrasi iodimetri di gunakan untuk
untuk menetapkan kadar oksidator maupun ledukator di samping itu cara ini
Kemungkinan titrasi dengan larutan titer yang encer (0,001 N) Apabila zat
penetapan ini di namakan iodimetri sebaiknya bila zat uji (reduktor) mula-
1. Botol semprot
2. Buret asam
3. Erlenmeyer
5. Gelas ukur 50 ml
6. Iodine flash
7. Kaca arloji
8. Karet penghisap
1. Antalgin serbuk
2. Aquadest
5. Iodium (I2)
6. Kalium bikromat (K2 Cr2 O7)
7. Kalium iodida
A. Perhitungan
N = gr × 1000 × n
Mr vol
0,1 N = gr × 1000 × 6
294 50
gr = 25,4
4
= 6,35 gram
N = gr × 1000 × n
Mr vol
0,1 N = gr × 1000 × 1
248 500
1000 × 1
= 12,4 gram
c. HCl 6N 25 ml
N = 𝜌 × % ᵇ/w × 1000
BE
36,5
= 12,06 ek/L
N1 . V1 = N2 . V2
12,06 . V1 = 6 × 25
V1 = 6 × 25
12,06
= 12,43 ml
d. Amilum 2% 200 ml
% = gr x 100%
Vol
2%= gr x 100%
200
gr = 2.200
100
= 400
100
= 4 gram
N = 𝜌 x % ᵇ/w x 1000
BE
36,5/1
= 12,06 ek/L
N1 . V1 = N2 . V2
V1 = 0,02 x 100
12,06
= 2__
12,06
= 0,16 ml
3. Ditimbang 9 gram KI
3. Pembuatan HCl 6 N 25 ml
4.Didihkan sambil diaduk sampai warna bening hilang. Angkat dan dinginkan
VI. PROSEDUR PEMBAKUAN DAN PENETAPAN KADAR
larutan kanji
selama 2 menit
1. Penimbangan K2Cr2O7
N = gr x 1000 x n
Mr vol
= 0,2407 x 1000 x n
294 50
= 0,0982 ek/L
X 10 ml 10,20 ml
N Na2S2O3 = 0,0982 . 10
10,20
=0,0962 ek/L
X 10 ml 7,26 ml
Ek I2 ∞ ek Na2S2O3
10 ml
= 0,0698 ek/L
Erlenmeyer I
Erlenmeyer II
Erlenmeyer III
I 0,2026 14,50
ek I2 ∞ ek C15H16 N3 Na O4 5H2O
1. % kadar Antalgin I
20,26
= 83,27%
2. % kadar Antalgin II
= 19,6060 x 100%
20,22
= 96,96%
= 16,0572 x 100%
19,81
= 81,05%
% kadar rata-rata : %1 + %2 + %3
: 87,09 %
VIII. PEMBAHASAN
gunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggnakan larutan
titrasi kembali dengan larutan tiosulfat. Baik pada iodimetri, iodimetri titrasinya
dengan warna I (bentuk bereduksi), secara teoritis untuk titrasi ini tidak
“lemah” maka pada titrasi ini di perlukan indkator, indicator yang di gunakan
adalah larutan kanji (amilum) kanji atau amilum dengan I2 akan terjadi reaksi
dan reaksinya adalah reaksi yang dapat baik : I2 + amilum kompleks iod kurang
amilum, kompleks iod. Amilum ini adalah senyawa yang agak dapat sukar larut
dalam air sehingga kalau pada reaksi I2 tinggi, kesetimbangan akan terletak
jauh di sebelah kanan kompleks iod. Amilum yang terbentuk banyak akan
kesetimbangan tidak sgeera kembali bergerak kearah kiri, warna kompleks iod
perubahan warna dari coklat menjadi kuning muda menjadi biru mantap
0,0903 ek/L pada titrasi larutan pada titrasi larutan baku Na2S2O3 pada larutan
baku iodium terjadi perubahan warna dari coklat menjadi kuning muda menjadi
biru mantap kemudian menjadi bening dan konsentrasi I2 yang di peroleh
terjadi perubahan warna dari bening menjad biru mantap dan % antalgin serbuk
metampiron pada farmakope Indonesia edisi III tidak kurang dari 99,00% dan
tidak lebih dari 101,0% sehingga hasil praktikum tidak sesuai dengan
farmakope Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga