KIMIA ANALISA
KOMPLEKSOMETRI
Tanggal Praktikum : 22 Desember 2020
DISUSUN OLEH :
1. DIMAS BHRANTA PUTERA ADI NPM : 08.2019.1.01841
2. KATHERINE PUTRI I.M NPM : 08.2019.1.01851
3. BELLA MEY GITA ARIANI NPM : 08.2019.1.01869
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 2
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
ABSTRAK
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1 Refraktometer ................................................................................ 2
2.2 Prinsip Kerja Refraktometer .......................................................... 2
2.3 Indeks Bias ..................................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN ............................................................
3.1 Skema Percobaan ........................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan Percobaan ............................................................ 6
3.3 Gambar Alat .................................................................................. 7
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...............
4.1 Data Hasil Percobaan ..................................................................... 9
4.2 Pembahasan dan Diskusi ............................................................ 10
BAB V PENUTUP ........................................................................................
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 12
5.2 Saran ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13
APPENDIKS
LAMPIRAN .......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembakuan Larutan EDTA .................. 9
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Total ............................. 9
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Kalsium ........................ 9
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan............................................................. 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembakuan Larutan EDTA 0,01M ......................................... 4
Gambar 3.2 Penetapan Sampel Kesadahan Total ....................................... 4
Gambar 3.3 Penetapan Sampel Kesadahan Kalsium .................................. 5
Gambar 3.4 Labu Ukur 25 mL ................................................................... 7
Gambar 3.5 Pipet Tetes .............................................................................. 7
Gambar 3.6 Refraktometer ......................................................................... 7
Gambar 3.7 Labu Ukur 100 mL ................................................................. 7
Gambar 3.8 Beaker Glass 250 mL ............................................................. 7
Gambar 3.9 Pengaduk ................................................................................ 7
Gambar 3.10 Gelas Ukur ............................................................................ 8
Gambar 3.11 Neraca Digital....................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu metode titrimetri adalah titrasi pembentukan kompleks yang
juga dikenal sebagai kompleksometri. Metode ini memungkinkan
penentuan analisis pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak
dalam larutan air. Metode ini berdasarkan penentuan khelat organik yang
larut dalam air dan praktis tidak terdisosiasi. Pada saat ini pereaksi yang
paling sering digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah ligan bergigi
banyak yaitu asam etilen diamin tetra asetat (EDTA), karena senyawa ini
sukar larut dalam air maka garam dinatriumnya lebih mudah larut dan
dapat digunakan untuk membuat larutan pentiter. (Basset, 1994)
Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat
peka terhadap pH. Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan
H+ maka H+ didalam larutan akan meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi
yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada
suasana tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral dan
alkalis). Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan penahan
(buffer). Sebagai larutan buffer yang dapat langsung digunakan dengan
campuran NH4Cl dan NH4OH. Indikator untuk menetukan titik akhir titrasi
adalah EBT (Erichrom Black T), satuan yang digunakan molaritas.
Keuntungan dari metode kompleksometri adalah waktu pengerja-
annya lebih sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer. Sedang-
kan kerugiannya adalah penentuan titik akhir susah ditentukan, karena
sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan yang digunakan cukup banyak
dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak, indikator, larutan
dapar, dan larutan asam atau basa.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum kompleksometri yaitu :
1. Memahami prinsip-prinsip dasar titrasi kompleksometri.
2. Menentukan kesadaan total.
3. Menentukan kadar kalsium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi
Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya itu
sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya itu sudah diketahui disebut
dengan larutan baku. Larutan yang belum diketahui konsentrasinya
ditambahkan beberapa tetes indikator, setelah itu ditetesi dengan larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi ialah tepat pada
saat terjadi sebuah perubahan warna indikator. (Parta Ibeng, 2020)
2.2 Kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah garam dinatrium etil diamina tetra asetat
(dinatrium EDTA). (Zaqia Nurussobach, 2015)
Prinsip dasar dari titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi
pembentukan ion ion kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan
titran. Terdapat dua acara yang terkenal dari jenis titrasi kompleksometri
ini yaitu cara Liebig dan Schwarzenbach. Cara Liebig menggunakan ligan
monodental sebagai pengkelat misalnya menggunakan titran AgNO 3 untuk
menentukan kadar CN-, sedangkan pada acara Schwarzenbach mengguna-
kan ligan polidental terutama tertuju pada asam-asam aminopolikarbok-
silat salah satunya adalah Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) yang
merupakan suatu asam organik berbasa empat. Titrasi kompleksometri ini
merupakan metode konvensional yang dapat digunakan untuk menentukan
kadar kalsium atau logam lain dalam suatu sampel. Kalsium akan dikelat
oleh EDTA selama proses titrasi dan titik akhir akan ditunjukan oleh
perubahan warna indikator metalokromik.
Kalsium memiliki nomor atom 20 dan merupakan unsur kelima dan
logam ketiga yang paling melimpah di kerak bumi. Logam ini bersifat
trimorfik, lebih keras dibanding natrium tetapi lebih lunak dari aluminium.
Kalsium dianggap kurang reaktif dibandingkan logam alkali tanah lainnya.
Pada lingkup rumah tangga, ion kalsium yang berasal dari pipa biasanya
turut larut dalam air minum. Air dianggap mejadi “keras” saat
mengandung terlalu banyak kalsium atau magnesium. Kondisi ini bisa
dihindari dengan memberikan pelunak air. Dalam industri, logam kalsium
dipisahkan dari kalsium klorida cair melalui proses elektrolisis. Saat
kontak dengan udara, kalsium membentuk lapisan oksida dan nitrida yang
melindungi dari korosi lebih lanjut. Senyawa kalsium menyusun 3,64%
kerak bumi. Distribusi kalsium sangat luas, ditemukan di hampir setiap
wilayah daratan di dunia. Unsur ini sangat penting bagi kehidupan
tumbuhan dan hewan, serta terdapat pada kerangka hewan, gigi, kulit telur,
karang dan tanah. Air laut mengandung sekitar 0,15% kalsium klorida.
Kalsium tidak ditemukan secara bebas di alam, melainkan dalam bentuk
senyawa seperti batu gamping, gipsum, dan fluorit (Rohmat Ismail, 2017)
2.3 Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki
oleh air. Kesadahan air terjadi karena adanya ion-ion Ca2+ , Mg2+, atau
dapat juga disebabkan adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam
sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang memiliki sifat
sadah ditemukan pada wilayah yang menggunakan sumber air tanah/sumur
dimana pada daerah tersebut memiliki lapisan tanah yang mengandung
deposit garam mineral, kapur, dan kalsium. (Desy Setyowati, 2018)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percoban
3.1.1 Skema Pembakuan Larutan EDTA 0,01 M
3.2.2 Bahan :
1. Air ledeng 25 mL
2. Air mineral 25 mL
3. NaOH 1 M 2 mL
4. Larutan EDTA 0,01 M 50 mL
5. CaCO3 10 mL
6. Larutan penyangga 4 mL
7. indikator EBT-NaCl 1 sdt
8. Indikartor mureksid-NaCl ½ sdt
9. Aquadest 90 mL
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
4.1.1 Pembakuan Larutan EDTA 0,01 M
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembakuan Larutan EDTA
Titrasi Volume Warna Awal Warna Akhir
Titran
1 37 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
2 35 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
3 36 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
Volume rata-rata = 39 mL
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kompleksometri yaitu :
1. Prinsip dasar dari titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi
pembentukan ion ion kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan
titran. Pada praktikum kali ini menggunakan metode titrasi Schwar-
zenbach menggunakan ligan yaitu Ethylenediaminetetraacetic acid
(EDTA).
2. Dari hasil praktikum didapatkan kesadahan total sebesar 371,46 ppm
dari konsentrasi larutan EDTA sebesar 0,0028 M.
3. Dari hasil praktikum didapatkan kadar kalsium sebesar 69,44 ppm dari
konsentrasi larutan EDTA sebesar 0,0028 M.
5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang sudah tersimpan lama tidak usah
digunakan lagi agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ibeng, Parta. 2020. Pengertian Titrasi. https://pendidikan.co.id/pengertian-
titrasi/. Diakses pada 20 Desember 2020.
Ismail, Rohmat. 2017. Titrasi Kompleksometri Metode Konvensional Yang
Tepat Untuk Penentuan Kadar Logam Kalsium Dalam Sampel
Secara Titrimetri. http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/11/2-
6titrasi-kompleksometri-metode-konvensional-yang-tepat-untuk-pe
nentuan-kadar-logam-kalsium-dalam-sampel-zeolite-secara-titrime-
tri/. Diakses pada 20 Desember 2020.
Nurussobach, Zaqia. 2015. Pengaruh Waktu Penurunan Kesadahan Air
Sumur DIII Teknik Kimia Dengan Metode Kompleksometri
Menggunakan Demineralizer. Semarang : Universitas Diponegoro.
Setyowati, Desy. 2018. Pengaruh Waktu Perendaman Resin Saset
Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Gali. Yogyakarta :
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.
APPENDIKS
Pembakuan Larutan EDTA
Uji 1
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 37 mL. N2
N2 = 0,0027 M
Uji 2
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 35 mL. N2
N2 = 0,0029 M
Uji 3
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 36 mL. N2
N2 = 0,0028 M
= 358,4 ppm
Uji 2
1000
Kadar Kesadahan Total = × 34 mL × 0,0028 M × 100
25 mL
= 380,8 ppm
Uji 3
1000
Kadar Kesadahan Total = × 33,5 mL × 0,0028 M × 100
25 mL
= 375,2 ppm
= 371,46 ppm
= 67,2 ppm
Uji 2
1000
Kadar Kalsium = × 16 mL × 0,0028 M × 40
25 mL
= 71,68 ppm
Uji 3
1000
Kadar Kalsium = × 15,5 mL × 0,0028 M × 40
25 mL
= 69,44 ppm
= 69,44 ppm
LAMPIRAN
PRAKTIKUM KOMPLEKSOMETRI
- Bab III
2 09/01 21
- Bab IV