Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISA

KOMPLEKSOMETRI
Tanggal Praktikum : 22 Desember 2020
DISUSUN OLEH :
1. DIMAS BHRANTA PUTERA ADI NPM : 08.2019.1.01841
2. KATHERINE PUTRI I.M NPM : 08.2019.1.01851
3. BELLA MEY GITA ARIANI NPM : 08.2019.1.01869

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2020
Laporan Praktikum Kompleksometri

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM BERJUDUL :


KOMPLEKSOMETRI

Oleh :
Kelompok 2

1. Dimas Bhranta Putera Adi 08.2019.1.01841


2. Katherine Putri IM 08.2019.1.01851
3. Bella Mey Gita Ariani 08.2019.1.01869

Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten

Surabaya, Januari 2021


Dosen Pengampu Asisten Praktikum

Dian Yanuarita P., S.T., M.T Gusti Ngurah Caetanyadeva


NIP. 153058 NPM. 08.2017.1.01751

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia

Dian Yanuarita P., S.T., M.T


NIP. 153058

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

ABSTRAK

Kompleksometri merupakan suatu analisa dengan metode titrasi


berdasar pembentukan senyawa kompleks. Titrasi kompleksometri lebih
sederhana dibandingkan dengan analisa gravimetri dan spektrofotometri.
Tujuan dari praktikum ini yaitu memahami prinsip dasar kompleksometri,
menentukan kesadahan total dan kadar kalsium dari sampel air. Dan dari
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui prinsip dari titrasi
kompleksometri yaitu berdasarkan pembentukan ion-ion kompleks,
kemudian didapatkan kadar kesadahan total sebesar 371,46 ppm dan kadar
kalsium sebesar 69,44 ppm.

Kata kunci : kompleksometri, ion kompleks, kesadahan total, kalsium.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia ii


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1 Refraktometer ................................................................................ 2
2.2 Prinsip Kerja Refraktometer .......................................................... 2
2.3 Indeks Bias ..................................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN ............................................................
3.1 Skema Percobaan ........................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan Percobaan ............................................................ 6
3.3 Gambar Alat .................................................................................. 7
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...............
4.1 Data Hasil Percobaan ..................................................................... 9
4.2 Pembahasan dan Diskusi ............................................................ 10
BAB V PENUTUP ........................................................................................
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 12
5.2 Saran ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13
APPENDIKS
LAMPIRAN .......................................................................................................

Laboratorium Dasar Teknik Kimia iii


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembakuan Larutan EDTA .................. 9
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Total ............................. 9
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Kalsium ........................ 9
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan............................................................. 10

Laboratorium Dasar Teknik Kimia iv


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembakuan Larutan EDTA 0,01M ......................................... 4
Gambar 3.2 Penetapan Sampel Kesadahan Total ....................................... 4
Gambar 3.3 Penetapan Sampel Kesadahan Kalsium .................................. 5
Gambar 3.4 Labu Ukur 25 mL ................................................................... 7
Gambar 3.5 Pipet Tetes .............................................................................. 7
Gambar 3.6 Refraktometer ......................................................................... 7
Gambar 3.7 Labu Ukur 100 mL ................................................................. 7
Gambar 3.8 Beaker Glass 250 mL ............................................................. 7
Gambar 3.9 Pengaduk ................................................................................ 7
Gambar 3.10 Gelas Ukur ............................................................................ 8
Gambar 3.11 Neraca Digital....................................................................... 8

Laboratorium Dasar Teknik Kimia v


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu metode titrimetri adalah titrasi pembentukan kompleks yang
juga dikenal sebagai kompleksometri. Metode ini memungkinkan
penentuan analisis pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak
dalam larutan air. Metode ini berdasarkan penentuan khelat organik yang
larut dalam air dan praktis tidak terdisosiasi. Pada saat ini pereaksi yang
paling sering digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah ligan bergigi
banyak yaitu asam etilen diamin tetra asetat (EDTA), karena senyawa ini
sukar larut dalam air maka garam dinatriumnya lebih mudah larut dan
dapat digunakan untuk membuat larutan pentiter. (Basset, 1994)
Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat
peka terhadap pH. Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan
H+ maka H+ didalam larutan akan meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi
yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada
suasana tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral dan
alkalis). Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan penahan
(buffer). Sebagai larutan buffer yang dapat langsung digunakan dengan
campuran NH4Cl dan NH4OH. Indikator untuk menetukan titik akhir titrasi
adalah EBT (Erichrom Black T), satuan yang digunakan molaritas.
Keuntungan dari metode kompleksometri adalah waktu pengerja-
annya lebih sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer. Sedang-
kan kerugiannya adalah penentuan titik akhir susah ditentukan, karena
sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan yang digunakan cukup banyak
dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak, indikator, larutan
dapar, dan larutan asam atau basa.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum kompleksometri yaitu :
1. Memahami prinsip-prinsip dasar titrasi kompleksometri.
2. Menentukan kesadaan total.
3. Menentukan kadar kalsium.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi
Titrasi ialah salah satu metode kimia untuk dapat menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya itu
sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya itu sudah diketahui disebut
dengan larutan baku. Larutan yang belum diketahui konsentrasinya
ditambahkan beberapa tetes indikator, setelah itu ditetesi dengan larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi ialah tepat pada
saat terjadi sebuah perubahan warna indikator. (Parta Ibeng, 2020)
2.2 Kompleksometri
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah garam dinatrium etil diamina tetra asetat
(dinatrium EDTA). (Zaqia Nurussobach, 2015)
Prinsip dasar dari titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi
pembentukan ion ion kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan
titran. Terdapat dua acara yang terkenal dari jenis titrasi kompleksometri
ini yaitu cara Liebig dan Schwarzenbach. Cara Liebig menggunakan ligan
monodental sebagai pengkelat misalnya menggunakan titran AgNO 3 untuk
menentukan kadar CN-, sedangkan pada acara Schwarzenbach mengguna-
kan ligan polidental terutama tertuju pada asam-asam aminopolikarbok-
silat salah satunya adalah Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) yang
merupakan suatu asam organik berbasa empat. Titrasi kompleksometri ini
merupakan metode konvensional yang dapat digunakan untuk menentukan
kadar kalsium atau logam lain dalam suatu sampel. Kalsium akan dikelat
oleh EDTA selama proses titrasi dan titik akhir akan ditunjukan oleh
perubahan warna indikator metalokromik.
Kalsium memiliki nomor atom 20 dan merupakan unsur kelima dan
logam ketiga yang paling melimpah di kerak bumi. Logam ini bersifat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

trimorfik, lebih keras dibanding natrium tetapi lebih lunak dari aluminium.
Kalsium dianggap kurang reaktif dibandingkan logam alkali tanah lainnya.
Pada lingkup rumah tangga, ion kalsium yang berasal dari pipa biasanya
turut larut dalam air minum. Air dianggap mejadi “keras” saat
mengandung terlalu banyak kalsium atau magnesium. Kondisi ini bisa
dihindari dengan memberikan pelunak air. Dalam industri, logam kalsium
dipisahkan dari kalsium klorida cair melalui proses elektrolisis. Saat
kontak dengan udara, kalsium membentuk lapisan oksida dan nitrida yang
melindungi dari korosi lebih lanjut. Senyawa kalsium menyusun 3,64%
kerak bumi. Distribusi kalsium sangat luas, ditemukan di hampir setiap
wilayah daratan di dunia. Unsur ini sangat penting bagi kehidupan
tumbuhan dan hewan, serta terdapat pada kerangka hewan, gigi, kulit telur,
karang dan tanah. Air laut mengandung sekitar 0,15% kalsium klorida.
Kalsium tidak ditemukan secara bebas di alam, melainkan dalam bentuk
senyawa seperti batu gamping, gipsum, dan fluorit (Rohmat Ismail, 2017)
2.3 Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki
oleh air. Kesadahan air terjadi karena adanya ion-ion Ca2+ , Mg2+, atau
dapat juga disebabkan adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam
sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang memiliki sifat
sadah ditemukan pada wilayah yang menggunakan sumber air tanah/sumur
dimana pada daerah tersebut memiliki lapisan tanah yang mengandung
deposit garam mineral, kapur, dan kalsium. (Desy Setyowati, 2018)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percoban
3.1.1 Skema Pembakuan Larutan EDTA 0,01 M

Dipipet larutan standart CaCO3 0,01 M sebanyak 10 mL ke


dalam erlenmeyer.

Ditambah 40 mL aquades dan 2 mL larutan penyangga pH 10.

Ditambah seujung spatula indikator EBT-NaCl.

Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan


warna dari merah keunguan menjadi biru.

Dicatat dan dihitung konsentrasi larutan EDTA.

Gambar 3.1 Pembakuan Larutan EDTA 0,01 M.

3.1.2 Skema Penetapan Sampel Kesadahan Total

Dipipet 25 mL sampel air ledeng, ke dalam erlenmeyer.

Ditambah 25 mL aquadest dan 2 ml larutan penyangga pH 10.


Coconut Oil (VCO)

Ditambah seujung spatula indikator EBT-NaCl.

Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan


warna dari merah keunguan menjadi biru.

Dicatat dan dihitung kesadahan total pada sampel air ledeng

Gambar 3.2 Penetapan Sampel Kesadahan Total.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

3.1.3 Skema Penetapan Sampel Kesadahan Kalsium

Dipipet 25 mL sampel air mineral, ke dalam erlenmeyer.

Ditambah 25 mL aquadest dan 2 ml larutan NaOH 1 M.

Ditambah seujung spatula indikator Mureksid-NaCl.

Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan


warna dari merah muda menjadi keunguan.

Dicatat dan dihitung kesadahan kalsium pada sampel air mineral.

Gambar 3.3 Penetapan Sampel Kesadahan Kalsium.

Coconut Oil (VCO)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


3.2.1 Alat :
1. Buret 1 buah
2. Corong 1 buah
3. Erlenmeyer 1 buah
4. Beaker glass 250 ml 1 buah
5. Gelas ukur 1 buah
6. Pipet 1 buah
7. Pengaduk 1 buah
8. Tabung reaksi 1 buah

3.2.2 Bahan :
1. Air ledeng 25 mL
2. Air mineral 25 mL
3. NaOH 1 M 2 mL
4. Larutan EDTA 0,01 M 50 mL
5. CaCO3 10 mL
6. Larutan penyangga 4 mL
7. indikator EBT-NaCl 1 sdt
8. Indikartor mureksid-NaCl ½ sdt
9. Aquadest 90 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.4 Buret Gambar 3.5 Corong

Gambar 3.6 Erlenmeyer Gambar 3.7 Beaker glass 250 mL

Gambar 3.8 Gelas ukur 50 mL Gambar 3.9 Pipet

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

Gambar 3.10 Pengaduk Gambar 3.11 Tabung reaksi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
4.1.1 Pembakuan Larutan EDTA 0,01 M
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembakuan Larutan EDTA
Titrasi Volume Warna Awal Warna Akhir
Titran
1 37 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
2 35 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
3 36 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
Volume rata-rata = 39 mL

4.1.2 Kesadahan Total


Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Total
Titrasi Volume Warna Awal Warna Akhir
Titran
1 32 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
2 34 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
3 33,5 mL Merah keunguan Hijau kebiruan
Volume rata-rata = 33,16 mL

4.1.3 Kesadahan Kalsium


Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Uji Kesadahan Kalsium
Titrasi Volume Warna Awal Warna Akhir
Titran
1 15 mL Merah muda Ungu
2 16 mL Merah muda Ungu
3 15,5 mL Merah muda Ungu
Volume rata-rata = 15,5 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

4.1.4 Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan
No Parameter Hasil Perhitungan
1 Konsentrasi EDTA 0,0028 M.
2 Kadar Kesadahan total 371,46 ppm.
3 Kadar Kesadahan kalsium 69,44 ppm.

4.2 Pembahasan Dan Diskusi


Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri adalah EDTA. Pada umunya ion logam yang berada
dalam keadaan bebas memiliki bilangan oksidasi atau valensi maksimal
+3, sehingga bilangan koordinasi 6, dengan demikian 1 mol ion logam
akan bereaksi dengan 1 mol EDTA. Suatu EDTA dapat membentuk
senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam se-
hingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang
agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna kompleks logam, dengan demikian pH sangat menentukan agar
titik ekuivalensinya tepat. Pada laru- tan yang terlalu alkalis perlu
diperhitungkan kemungkinan mengendapnya logam hidroksida. Larutan
yang terlalu alkalis adalah larutan dengan pH yang tinggi.
Pada praktikum digunakan air keran sebagai sampel. Sebelum
dilakukan titrasi, larutan EDTA 0,01 M terlebih dahulu distandardisasi
menggunakan larutan CaCO3 0,01 M. Kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 40 ml , buffer pH 10 2 mL dan indikator EBT-NaCl seujung
spatula. Titrasi dilakukan hingga terdapat perubahan warna dari merah
keunguan. Sedangkan pada penentuan kesadahan Ca 2+ dilakukan dengan
memipet larutan sampel sebanyak 25 mL. Kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 25 ml , buffer pH 10 2 mL dan indikator EBT-NaCl seujung
spatula. Titrasi dilakukan hingga terdapat perubahan warna menjadi hijau
kebiruan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

Pada analisa titrasi kompleksometri untuk pengujian kesadahan total


yang digunakan sebagai indikator adalah EBT. Indikator ini diberikan
sebelum titrasi agar terjadi reaksi antara logam dengan indikator terlebih
dahulu membentuk kompleks. Penambahan indikator ini tidak boleh
berlebih, karenaindikator EBT dalam keadaan bebas, warnanya berbeda
tergantung dengan pH larutan. Terjadi persaingan antara kompleks logam
indikator dengan EDTA dimana pada akhirnya indikator terlepas dalam
keadaan bebasnya kembali dan terbentuk kompleks EDTA dengan logam.
Indikator EBT yang digunakan termasuk dalam indikator logam.
Kompleks dari indikator logam ini dan ion logam yang bereaksi dengan
ion logam akan berubah warna. Selain itu persyaratan lain yaitu kompleks
indikator dan ion logam.
Pada titrasi kompleksometri, pH sangat berpengaruh pada proses
titrasi sehingga perlu ditambahkan larutan buffer untuk mempertahankan
nilai pH. Agar kerja buffer sesuai dengan yang dikehendaki maka larutan
yang akan ditambahkan buffer harus benar-benar netral. Penetralan larutan
harus tidak menyebabkan terjadinya pengendapan pada pH buffer, terutama
jika larutan asam dinetralkan dengan EBT sebagai indikator akan
membentuk senyawa kompleks seluruhnya dengan EDTA yang
ditambahkan, dengan kata lain kapan penambahan larutan EDTA mulai
berlebih yang ditunjukkan oleh perubahan warna larutan dari merah anggur
menjadi biru. Penambahan indikator EBT-NaCl berfungsi sebagai
indikator pH.
Pada hasil praktikum kompleksometri ini, didapatkan larutan
konsentrasi EDTA sebesar 0,0028 M, kadar kesadahan total dari air
ledeng sebesar 371,49 ppm dan kadar kesadahan kalsium dari air mineral
sebesar 69,44 ppm.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kompleksometri yaitu :
1. Prinsip dasar dari titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi
pembentukan ion ion kompleks antara bahan yang akan dianalisis dan
titran. Pada praktikum kali ini menggunakan metode titrasi Schwar-
zenbach menggunakan ligan yaitu Ethylenediaminetetraacetic acid
(EDTA).
2. Dari hasil praktikum didapatkan kesadahan total sebesar 371,46 ppm
dari konsentrasi larutan EDTA sebesar 0,0028 M.
3. Dari hasil praktikum didapatkan kadar kalsium sebesar 69,44 ppm dari
konsentrasi larutan EDTA sebesar 0,0028 M.

5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang sudah tersimpan lama tidak usah
digunakan lagi agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

DAFTAR PUSTAKA
Ibeng, Parta. 2020. Pengertian Titrasi. https://pendidikan.co.id/pengertian-
titrasi/. Diakses pada 20 Desember 2020.
Ismail, Rohmat. 2017. Titrasi Kompleksometri Metode Konvensional Yang
Tepat Untuk Penentuan Kadar Logam Kalsium Dalam Sampel
Secara Titrimetri. http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/11/2-
6titrasi-kompleksometri-metode-konvensional-yang-tepat-untuk-pe
nentuan-kadar-logam-kalsium-dalam-sampel-zeolite-secara-titrime-
tri/. Diakses pada 20 Desember 2020.
Nurussobach, Zaqia. 2015. Pengaruh Waktu Penurunan Kesadahan Air
Sumur DIII Teknik Kimia Dengan Metode Kompleksometri
Menggunakan Demineralizer. Semarang : Universitas Diponegoro.
Setyowati, Desy. 2018. Pengaruh Waktu Perendaman Resin Saset
Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Gali. Yogyakarta :
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

APPENDIKS
Pembakuan Larutan EDTA
Uji 1
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 37 mL. N2
N2 = 0,0027 M
Uji 2
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 35 mL. N2
N2 = 0,0029 M
Uji 3
CaCO3 = EDTA
V1. N1 = V2.N2
10 mL. 0,01 M = 36 mL. N2
N2 = 0,0028 M

0,0027 𝑀 + 0,0029 𝑀 + 0,0028 𝑀


Konsentrasi EDTA rata − rata =
3
= 0,0028 M

Kadar Kesadahan Total (Sampel)


1000
Kadar Kesadahan Total = × V. EDTA × M. EDTA × 100
V sample
Uji 1
1000
Kadar Kesadahan Total = × 32 mL × 0,0028 M × 100
25 mL

= 358,4 ppm

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

Uji 2
1000
Kadar Kesadahan Total = × 34 mL × 0,0028 M × 100
25 mL

= 380,8 ppm
Uji 3
1000
Kadar Kesadahan Total = × 33,5 mL × 0,0028 M × 100
25 mL

= 375,2 ppm

Kadar Kesadahan Total Rata − Rata


358,4 𝑝𝑝𝑚 + 380,8 𝑝𝑝𝑚 + 375,2 𝑝𝑝𝑚
=
3

= 371,46 ppm

Kadar Kalsium (Sampel)


1000
Kadar Kalsium = × V. EDTA × M. EDTA × 40
V sample
Uji 1
1000
Kadar Kalsium = × 15 mL × 0,0028 M × 40
25 mL

= 67,2 ppm

Uji 2
1000
Kadar Kalsium = × 16 mL × 0,0028 M × 40
25 mL

= 71,68 ppm

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

Uji 3
1000
Kadar Kalsium = × 15,5 mL × 0,0028 M × 40
25 mL

= 69,44 ppm

67,2 𝑝𝑝𝑚 + 71,68 𝑝𝑝𝑚 + 69,44 𝑝𝑝𝑚


Kadar Kalsium Rata − Rata =
3

= 69,44 ppm

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Kompleksometri

LAMPIRAN

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 17


FTI - ITATS
LEMBAR REVISI

PRAKTIKUM KOMPLEKSOMETRI

No. Tanggal Revisi TTD

1 22/12 20 - Bab III

- Bab III
2 09/01 21
- Bab IV

Anda mungkin juga menyukai