ACC
1 Juni 2020
KECEPATAN REAKSI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 5
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Nya dan atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Fisika yang
berjudul Kecepatan Reaksi. Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas
Praktikum Kimia Fisika. Di samping itu, kami juga berharap laporan praktikum
ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para
mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami tidak dapat menyelesaikannya
dengan baik dan benar tanpa adanya bantuan dorongan dari berbagai pihak yang
berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan maupun fasilitas yang diperoleh. Untuk
itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Erlinda Ningsih, S.T., M.T. selaku dosen pengampu.
2. Asisten laboratorium kimia fisika 2020.
3. Teman-teman yang membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini, kami memerlukan kritik
dan saran dari pembacanya, sehingga dapat digunakan untuk membantu
memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan harapan kami semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ABSTRAK
Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan
waktu. Tujuan dari praktikum kecepatan reaksi ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi
pada laju reaksi dan untuk mengetahui cara menghitung konstanta laju reaksi. Percobaan ini
dilakukan dengan membuat larutan 0,05 M etil asetat (EA) dan 0,05 M HCl. NaOH 25 mL 0,05 M
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 25 mL 0,05 M etil asetat . Dibiarkan selama l menit
agar terjadi reaksi. Dimasukkan 25 mL larutan 0,05 M HCl. Sampel diambil sebanyak 10 mL dan
titrasi campuran tersebut dengan larutan 0,05 M NaOH menggunakan indikator PP. Diulangi
langkah pertama sampai terakhir dengan waktu reaksi yang berbeda-beda yaitu 2, 4, 12, 25 dan 50
menit. Dari praktikum ini diperoleh nilai konstanta laju reaksi dari grafik CEA vs t sebesar 0,0049
dan -13,91 dari grafik 1/CEA vs t.
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Laju Reaksi .............................................................................................. 3
2.2 Energi Aktivasi dan Hukum Laju Reaksi ................................................ 4
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ..................................... 5
2.3.1 Konsentrasi Pereaksi .......................................................................... 5
2.3.2 Pengaruh Suhu.................................................................................... 5
2.3.3 Pengaruh Tekanan .............................................................................. 5
2.3.4 Katalis................................................................................................. 5
2.3.5 Luas Permukaan Sentuh ..................................................................... 6
2.4 Analisa Bahan ......................................................................................... 6
2.4.1 Etil Asetat (EA) .................................................................................. 6
2.4.2 Natrium Hidroksida (NaOH) .............................................................. 6
2.4.3 Asam Klorida (HCl) ........................................................................... 7
BAB III METODE PERCOBAAN ...................................................................... 9
3.1 Skema Percobaan ..................................................................................... 9
3.1.1 Skema Percobaan Pengukuran Kecepatan Reaksi.............................. 9
3.2 Alat dan Bahan Percobaan ..................................................................... 10
3.2.1 Alat Percobaan ................................................................................. 10
3.2.2 Bahan Percobaan .............................................................................. 10
3.3 Gambar Alat........................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Kecepatan Reaksi ..............................................13
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Kecepatan Reaksi ............................................13
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol
V = volume dalam satuan L atau mL
v = k [A]x [B]y
Dimana nilai konstanta laju, k dan nilai x dan y yang ditentukan berdasarkan
eksperimen, bukan karena berdasarkan koefisien stoikiometrinya persamaan reaksi
setara. Untuk reaksi tersebut, dikatakan reaksi orde karena saat ke-x terhadap A,
orde ke-y terhadap B, dan orde reaksi total sama dengan x + y (Azzahra, 2020).
Etil asetat bersifat volatil, relatif tidak toksik dan tidak higroskopis. Etil asetat
memiliki beberapa kegunaan antara lain :
1. Sebagai bahan pelarut cat dan bahan baku pembuatan plastik.
2. Sebagai bahan baku bagi pabrik parfum, flavor, kosmetik, dan minyak atsiri.
2.4.2 Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida dengan rumus kimia NaOH biasa dikenal sebagai soda
kaustik, soda api, ataupun sodium hidroksida. Natrium hidroksida bisa terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkali yang kuat saat dilarutkan ke dalam air. Natrium
hidroksida digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan dipakai
sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu maupun kertas, tekstil, sabun, air
minum dan deterjen. Natrium hidroksida ialah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia (Angga, 2020).
Natrium hidroksida murni memiliki bentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk serpihan, pelet, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa
disebut sebagai larutan sorensen. bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbondioksida dari udara bebas. Natrium hidroksida sangat larut dalam
air dan melepaskan panas ketika dilarutkan, hal ini karena pada proses pelarutannya
dalam air bereaksi secara eksotermis. Natrium hidroksida juga larut ke dalam etanol
dan metanol, meskipun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada
kelarutan KOH. NaOH tidak dapat larut dalam dietil eter dan pelarut non polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan bekas noda kuning pada
kain dan kertas (Angga, 2020).
Senyawa natrium hidroksida diproduksi dalam skala industri dengan cara
elektrolisis larutan garamnya ataupun biasa kita sebut dengan proses khloroalkali.
Proses khloroalkali dilakukan dengan cara melarutkan garam murni kedalam air
hingga dihasilkan larutan NaCl jenuh, lalu dilakukan suatu elektrolisis yang begitu
sangat kompleks yang mana pada proses ini akan dihasilkan tiga senyawa penting
yaitu gas hidrogen, gas klorin, dan senyawa natrium hidroksida. Ketiga senyawa
yang sangat penting ini dipisahkan secara sistematis dan kompleks hingga kualitas
senyawa natrium hidroksida yang dihasilkan bisa bernilai daya jual tinggi (Angga,
2020).
2.4.3 Asam Klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa
ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif
(Saragusti, 2012).
Sejak revolusi industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan
untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti
vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan lainnya
BAB III
METODE PERCOBAAN
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Waktu (menit)
Titrasi ke -
1 2 4 12 25 50
1 0,5 mL 0,5 mL 0,6 mL 0,7 mL 0,9 mL 1,1 mL
2 0,7 mL 0,4 mL 0,8 mL 0,7 mL 1 mL 1,2 mL
Rata-rata 0,6 mL 0,45 mL 0,7 mL 0,7 mL 0,95 mL 1,15 mL
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan oleh Nelly Yunitasari
Pada praktikum kecepatan reaksi ini dilakukan reaksi penyabunan
(saponifikasi) etil asetat. Reaksinya berlangsung cukup lambat sehingga perlu
diukur kinetika reaksinya. Dalam praktikum ini, reaksi penyabunan (saponifikasi)
etil asetat bertujuan untuk memberi gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida
adalah reaksi orde 2, dan menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi
tersebut. Pada percobaan ini, waktu pencampura etil asetat dengan NaOH dibuat
berbeda, yakni 1 menit, 2 menit, 4 menit, 12 menit, 25 menit, dan 50 menit.
Langkah-langkah percobaan kecepatan reaksi ini yang pertama membuat
larutan 0,05 M etil asetat (EA) dan 0,05 M NaOH dan 0,05 M HCl. Praktikum ini
menggunakan NaOH dan HCl karena reaksi saponifikasi etil asetat ini didapat dari
hasil basa kuat (NaOH) dengan mereaksikan etil asetat, maka akan terbentuk asetil
dan alkohol. Selain itu, penambahan HCl itu sendiri berfungsi untuk mengetahui
banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi tersebut. Disamping itu,
penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam karena hasil mula-mula
dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat. Dengan adanya HCl ini,
karboksilat diubah menjadi asam karboksilat. Selanjutnya, memasukkan 25 mL
0,05 M NaOH ke dalam erlenmeyer. Langkah berikutnya, menambahkan 25 mL
0,05 M etil asetat. Membiarkan selama l menit agar terjadi reaksi. Lalu,
memasukkan 25 mL larutan 0,05 M HCl dan dikocok. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa semakin lama pengocokan maka semakin banyak larutan NaOH
yang digunakan. Artinya semakin banyak NaOH yang bereaksi dengan etil asetat.
Langkah selanjutnya, mengambil sampel sebanyak 10 mL dan mentitrasi campuran
ini dengan larutan 0,05 M NaOH menggunakan indikator PP. Tujuan menggunakan
indikator PP adalah untuk mengetahui titik akhir titrasi yaitu titik dimana mol
NaOH sama dengan mol HCl yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari
bening menjadi merah muda. Langkah terakhir yaitu mengulangi langkah pertama
sampai selesai dengan waktu reaksi yang berbeda-beda yaitu 2, 4, 12, 25, dan 50
menit.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi praktikum ini. Faktor yang
pertama adalah temperatur. Semakin tinggi temperatur dalam sistem maka reaksi
dalam sistem akan semakin cepat pula. Faktor yang kedua adalah katalis.
Keberadaan katalis dalam suatu reakasi ini akan mempercepat jalannya suatu reaksi
dalam sistem tanpa merubah komposisi. Faktor yang ketiga adalah konsentrasi
reaktan. Semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin cepat reaksi yang
terjadi. Faktor yang keempat adalah tekanan. Tekanan yang dimaksud adalah
tekanan gas, semakin tinggi tekanan reaktan maka reaksi akan semakin cepat
berlangsung. Faktor yang kelima adalah luas permukaan. Semakin luas permukaan
suatu partikel maka reaksi akan semakin cepat berlangsung.
Dalam praktikum ini diperoleh volume yang diperlukan untuk mentitrasi sisa
HCl yang telah bereaksi dengan NaOH sisa dari reaksi saponifikasi, menjadi
semakin bertambah seiring bertambahnya waktu saat terjadinya penyabunan
(saponifikasi) etil asetat. Jumlah mol NaOH awal telah diketahui, maka jumlah mol
NaOH yang bereaksi dengan etil asetat pun dapat diketahui. Data yang digunakan
dalam analisis ini adalah dalam bentuk konsentrasi yang dinyatakan dalam satuan
mol/L. Oleh karena itu volume data yang diperoleh dari praktikum harus diubah
menjadi molaritas yaitu dengan membagi jumlah mol NaOH yang bereaksi pada
waktu tertentu pada proses penyabunan etil asetat.
Perlu kita ketahui bahwa jumlah mol NaOH yang diperlukan untuk titrasi
harus sebanding dengan jumlah mol HCl sisa reaksi. Semakin lama waktu yang
diperlukan untuk pencampuran NaOH dan etil asetat maka HCl yang tersisa
semakin banyak, sehingga saat dititrasi diperlukan NaOH lebih banyak
untuk bereaksi dengan HCl sisa tersebut.
0,0056
0,0054
y = 445,71x - 977,14
Konsentrasi (CEA)
0,0052
0,005
0,0048
0,0046
0,0044
0,0042
60 120 240 720 1500 3000
Waktu (t)
Dari grafik pada gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama
waktu bereaksi etil asetat maka konsentrasi etil asetat yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan lama waktu pereaksian berbanding lurus dengan
konsentrasi zat itu sendiri. Sehingga diperoleh laju reaksi dari persamaan y =
445,71x - 977,14, dimana konstanta yang diikuti oleh variabel x disebut sebagai
slope. Dari nilai slope itu sendiri dapat digunakan untuk menghitung nilai konstanta
(k) laju reaksi etil asetat dengan cara yang ada pada (appendiks poin ke-8) sebesar
0,0449.
220
215
Konsentrasi (1/ CEA) 210
205
y = -1,4378x + 205,5
200
195 y = -1,4378x + 205,5
190
185
180
175
170
60 120 240 720 1500 3000
Waktu (t)
Dari grafik pada gambar 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama
waktu bereaksi etil asetat maka konsentrasi etil asetat yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan lama waktu pereaksian berbanding lurus dengan
konsentrasi zat itu sendiri. Sehingga diperoleh laju reaksi dari persamaan y = -
1,4378x + 205,5 dimana konstanta yang diikuti oleh variabel x disebut sebagai
slope. Dari nilai slope itu sendiri dapat digunakan untuk menghitung nilai konstanta
(k) laju reaksi etil asetat dengan cara yang ada pada (appendiks poin ke-8) sebesar
-13,91.
larutan selama l menit agar terjadi reaksi dan mencapai keadaan seimbang. Seperti
yang sudah dijelaskan diatas, suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi karena
memperbesar energi partikel untuk saling bertumbukan. Setelah 1 menit, 25 mL
larutan 0,05 M HCl ditambahkan ke erlenmeyer dan dilakukan pengocokan.
HCl dalam hal ini berperan sebagai zat yang akan berikatan dengan NaOH
sisa setelah proses saponifikasi 1 menit untuk mengetahui banyaknya NaOH yang
tersisa serta sebagai pemberi suasana asam. Pada proses saponifikasi dihasilkan
karboksilat. Penambahan HCl ini juga akan mengubah karboksilat menjadi asam
karboksilat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
CH3COOC2H5 + OH- CH3COO- + C2H5OH + NaOH sisa
Setelah penambahan HCl :
NaOH sisa + 2 HCl NaCl + H2O + HCl sisa
Proses selanjutnya yaitu mengambil sampel sebanyak 10 mL lalu
menambahkan indikator PP. Indikator PP disini ditujukan agar dapat diketahui titik
akhir titrasi. kemudian melakukan titrasi dengan larutan 0,05 M NaOH hingga
larutan berubah menjadi berwarna merah muda bening yang menandakan titik akhir
titrasi dimana mol NaOH sama dengan mol HCl. Reaksinya berlangsung sebagai
berikut:
HCl sisa + NaOH NaCl + H2O
Kemudian dilakukan proses yang sama untuk larutan dengan waktu
pencampuran etil asetat dengan NaOH pada waktu 2 menit, 4 menit, 12 menit, 25
menit, dan 50 menit. Setelah semua selesai didapatkan hasil pada tabel 4.1. Pada
tabel tersebut dapat kita lihat volume NaOH yang diperlukan untuk mentitrasi
semakin bertambah seiring dengan lamanya waktu pencampuran etil asetat dan
NaOH. Hal ini disebabkan pada saat titrasi, jumlah mol HCL dan NaOH harus
sebanding. Pada saat penambahan HCl, HCl akan bereaksi dengan sisa NaOH.
Semakin lama waktu pencampuran NaOH dan etil asetat maka akan semakin sedikit
NaOH sisa. Semakin sedikitnya NaOH sisa menyebabkan HCl yang bereaksi
dengan NaOH sisa semakin sedikit sehingga pada waktu titrasi diperlukan semakin
banyak larutan NaOH agar molnya sebanding dengan mol HCl yang tersisa.
Setelah semua proses titrasi selesai, dilakukan perhitungan laju reaksi setiap
variasi waktu kemudian melakukan perhitungan berdasarkan slope pada gambar
4.1 grafik CeA terhadap waktu (t) didapatkan konstanta laju reaksi 𝑘 = 0,0449 (poin
ke-8 appendiks) dan gambar 4.2 grafik 1/CeA terhadap waktu (t) didapatkan
konstanta laju reaksi 𝑘 = – 13,91 (poin ke-8 appendiks).
Kecepatan reaksi ini dipengaruhi oleh: luas permukaan, suhu, katalis, dan
konsentrasi. Luas permukaan mempengaruhi kecepatan reaksi dimana reaksi akan
berlangsung lebih cepat bila luas permukaan diperbesar dan sebaliknya. Suhu juga
mempengaruhi kecepatan reaksi hal ini dikarenakan energi gerak partikel akan
bertambah seiring naiknya temperatur sehingga reaksi berjalan cepat dan
sebaliknya.
0,0056
0,0054
y = 445,71x - 977,14
Konsentrasi (CEA)
0,0052
0,005
0,0048
0,0046
0,0044
0,0042
60 120 240 720 1500 3000
Waktu (t)
Dari grafik pada gambar 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama
waktu bereaksi etil asetat maka konsentrasi etil asetat yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan lama waktu pereaksian berbanding lurus dengan
konsentrasi zat itu sendiri. Sehingga diperoleh laju reaksi dari persamaan y =
445,71x - 977,14. Dimana konstanta yang diikuti oleh variabel x disebut sebagai
slope. Dari nilai slope itu sendiri dapat digunakan untuk menghitung nilai konstanta
(k) laju reaksi etil asetat dengan cara yang ada pada (appendiks poin ke-8) sebesar
0,0449.
220
215
Konsentrasi (1/ CEA) 210
205
200 y = -1,4378x + 205,5
195 y = -1,4378x + 205,5
190
185
180
175
170
60 120 240 720 1500 3000
Waktu (t)
Dari grafik pada gambar 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa semakin
lama waktu bereaksi etil asetat maka konsentrasi etil asetat yang dihasilkan juga
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan lama waktu pereaksian berbanding lurus
dengan konsentrasi zat itu sendiri. Sehingga diperoleh laju reaksi dari persamaan y
= -1,4378x + 205,5. Dimana konstanta yang diikuti oleh variabel x disebut sebagai
slope. Dari nilai slope itu sendiri dapat digunakan untuk menghitung nilai konstanta
(k) laju reaksi etil asetat dengan cara yang ada pada (appendiks poin ke-8) sebesar
-13,91.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan yang kami buat, telah didapat kesimpulan yaitu :
1. Konsentrasi pereaksi mempengaruhi laju reaksi karena dengan
meningkatnya konsentrasi akan menyebabkan laju reaksi semakin cepat, hal
tersebut dikarenakan tumbukan akan semakin besar akibat konsentrasi yang
besar, sehingga laju reaksi meningkat.
2. Konstanta laju reaksi hasil percobaan sebesar 0,0449 yang didapat dari hasil
grafik CEA vs t dan -13,91 yang didapat dari hasil grafik 1/CEA vs t.
5.2 Saran
1. Pada saat melakukan pengenceran, harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi konsentrasi zat tersebut.
2. Saat melakukan titrasi sebaiknya dilakukan dengan hati hati dan teliti agar
saat penentuan volume rata-rata suatu zat bisa dihitung secara tepat.
3. Saat melakukan praktikum kecepatan reaksi, ikuti petunjuk atau prosedur
sesuai dengan modul percobaan yang akan dilakukan agar hasil praktikum
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIKS
Waktu (menit)
Titrasi ke -
1 2 4 12 25 50
1 0,5 mL 0,5 mL 0,6 mL 0,7 mL 0,9 mL 1,1 mL
2 0,7 mL 0,4 mL 0,8 mL 0,7 mL 1 mL 1,2 mL
Rata-rata 0,6 mL 0,45 mL 0,7 mL 0,7 mL 0,95 mL 1,15 mL
• Mr CH3COOH = 88
Molaritas CH3COOC2H5 Pekat 98%
gram 1
M= ×
Mr v (Liter)
e
883,96 1
M= ×
88 1
1
M = 10,0450 M
2. Membuat larutan CH3COOC2H5 0,05 N 250 mL
M pekat X V pekat = M encer X V encer
10,0450 M X V pekat = 0,05 M X 250 mL
0,05 M X 250 mL
V pekat =
10,0450 M
= 1,2444 mL
3. Menghitung Molaritas HCl Pekat 38%
• Massa jenis HCl = 1180 gr/L
• % berat per berat = 38 %
• Massa setiap 1 L CH3COOH = 180 gr/L x 1 L = 1180 gr
38
• Massa CH3COOH 98% = 1180 gr x = 448,4 gr
100
• Mr CH3COOH = 36,5
gram 1
0,05 = 40 × 0,25
1
Gram = 0,5 gr
6. Menghitung Mol
• Menghitung mol etil asetat dan NaOH setelah pengenceran :
Metil asetat = MNaOH = 0.05 M
Vetil asetat = VNaOH = 25 ml = 0,025 liter
• Menghitung mol etil asetat dan NaOH setelah dicampur (mula – mula)
n NaOH & etil asetat = n setelah pengenceran ×
V larutan etil asetat atau NaOH
V total larutan
0,025
= 0,00125 mol × 0,05
= 0,0485 × 0,0006
= 0,0000291 mol
Mol HCl yang bereaksi = (mol HCl mula – mula) – (mol HCl sisa)
= 0,00041667 – 0,0000291
= 0,00035757 mol
CH3COOC2H5 + NaOH
M 0,000625 0,000625
R x x
S 0,00035757 0,00035757
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,00035757
= 0,00026743 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Konsentrasi etil asetat yang bereaksi = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻+𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0,00026743
= 0,05
= 0,0053486 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 1 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0053486
= 60− 0
= 0,000744 M/detik
= 0,0485 × 0,00045
= 0,000021825 mol
Mol HCl yang bereaksi = (mol HCl mula – mula) – (mol HCl sisa)
= 0,00041667 – 0,000021825
= 0,000394845 mol
CH3COOC2H5 + NaOH
M 0,000625 0,000625
R x x
S 0,000394845 0,000394845
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,000394845
= 0,000230155 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Konsentrasi etil asetat yang bereaksi = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻+𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0,000230155
= 0,05
= 0,0046031 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 2 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0046031
= 120− 0
= 0,000378307 M/detik
CH3COOC2H5 + NaOH
M 0,000625 0,000625
R x x
S 0,00038272 0,00038272
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,00038272
= 0,00024228 mol
0,00024228
= 0,05
= 0,0048456 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 4 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0048456
= 240− 0
= 0,000188143 M/detik
CH3COOC2H5 + NaOH
M 0,000625 0,000625
R x x
S 0,00038272 0,00038272
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,00038272
= 0,00024228 mol
0,00024228
= 0,05
= 0,0048456 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 12 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0048456
= 720− 0
= 0,000062714 M/detik
CH3COOC2H5 + NaOH
M 0,000625 0,000625
R x x
S 0,000370595 0,000370595
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,000370595
= 0,000254405 mol
0,000254405
= 0,05
= 0,0050881 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 25 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0050881
= 1500− 0
= 0,00003 M/detik
Mol etil asetat yang bereaksi = (mol mula – mula) – (mol sisa)
= 0,000625 – 0,000360895
= 0,000264105 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Konsentrasi etil asetat yang bereaksi = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻+𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0,000264105
= 0,05
= 0,0052821 M
• Menghitung Laju Reaksi
Pada waktu 50 menit
Cao = a
Ca = x
𝐶𝑎
∫𝐶𝑎 𝑜 𝑑𝐶𝑎
r= 𝑡
∫0 𝑑𝑡
𝐶𝑎𝑜 −𝐶𝑎
= 𝑡−0
0,05−0,0052821
= 3000− 0
= 0,0000149 M/detik
1 1
− = 𝑘𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎0
𝐶𝑎0 − 𝐶𝑎
= 𝑘𝑡
𝐶𝑎 × 𝐶𝑎0
𝐶𝑎 1
=
𝐶𝑎0 − 𝐶𝑎 𝑘 × 𝐶𝑎0
1
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
𝑘 × 𝐶𝑎𝑜
1
445,71 =
𝑘 × 0,05
𝑘 = 0,0449
Dari gambar 4.2 atau gambar 4.4, grafik hubungan 1/CEA vs t diperoleh
persamaan :
y = -1,4378x + 205,5
Dari persamaan diatas didapatkan slope = - 1,4378
𝑑𝐶𝑎
= −𝑘𝐶𝑎2
𝑑𝑡
𝐶𝑎 𝑡
𝑑𝐶𝑎
∫ = − ∫ 𝑘𝑡
𝐶𝑎2
𝐶𝑎0 0
1 1
− = 𝑘𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎0
𝐶𝑎0 − 𝐶𝑎
= 𝑘𝑡
𝐶𝑎 × 𝐶𝑎0
𝐶𝑎 1
=
𝐶𝑎0 − 𝐶𝑎 𝑘 × 𝐶𝑎0
1
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
𝑘 × 𝐶𝑎𝑜
1
− 1,4378 =
𝑘 × 0,05
𝑘 = −13,91
Asisten Laboratorium