Anda di halaman 1dari 25

TANGKI BERPENGADUK

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

GRUP D:

ANNISA NUR RAHMI (1631010110)

SAUFI HAMZAH (1631010121)

Tanggal Percobaan: 24 April 2018

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Laboratorium

Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

Ir. Caecilia Pujiastuti, MT. Ir. Sukamto, MT.

NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19541019 198503 1 001

1
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia 1 ini dengan judul “Tangki Berpengaduk”.

Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Operasi Teknik
Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan, dengan melakukan pengamatan hingga
perhitungan dan dilengkapi dengan teori dan literatur serta petunjuk dari asisten
pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018 di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia.

Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik dari sarana, prasarana, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. C. Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia


2. Bapak Ir. Sukamto, MT selaku Dosen Pembimbing
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh asisten
dosen yang turut membantu dalam praktikum yang kami lakukan. Tentunya kami
sangat berharap laporan yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 29 April 2018

Penyusun

2
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................... 3

INTISARI............................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang .............................................................................. 6

I.2. Tujuan .......................................................................................... 7

I.3 Manfaat ........................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum ............................................................................... 8

II.2. Sifat Bahan .................................................................................13

II.3. Hipotesa ......................................................................................13

II.4. Diagram Alir ...............................................................................14

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan .........................................................................................15

III.2. Alat ............................................................................................15

III.3. Gambar Alat ...............................................................................16

III.4. Rangkaian Alat...........................................................................17

III.5. Prosedur .....................................................................................17

3
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengamatan................................................................................18

IV.2. Perhitungan ................................................................................19

IV.3. Grafik ........................................................................................20

IV.4. Pembahasan ...............................................................................21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan .................................................................................22

V.2. Saran ...........................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................23

APPENDIX ...........................................................................................24

4
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

INTISARI

Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara


tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah peristiwa
menyebarnya bahan – bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar
kedalam bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan – bahan itu sebelumnya
terpisah dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air satu
tangki, dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika ada suatu bahan lain
yang ditambahkan pada air itu.
Tujuan dari percobaan tersebut untuk mengembangkan hubungan empiris
untuk memperkirakan ukuran alat pada pemakaian yang sebenarnya pada
percobaan laboratorium. Menentukan konstanta – konstanta dalam persamaan
empiris. Membuat kurva hubungan antara bilangan power (Npo) dengan Bilangan
Reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya buffle. Selain itu dapat
menentukan densitas dari bahan yang digunakan. Mengetahui pengaruh
penggunaan buffle dan tidak menggunakan buffle dalam tangki berpengaduk,
pengaruh kecepatan pengaduk, dan ketinggiannya dalam tangki pengaduk. Serta
mengetahui pola aliran yang terjadi.
Salah satu factor yang mempengaruhi kecepatan putaran, adalah konsentrasi
suatu larutan, yaitu berpengaruh terhadap viskositas liquid tersebut. Semakin tinggi
konsentrasi nya semakin tinggi pula viskositas liquid semakin lambat pengadukan,
begitupun sebaliknya. Hubungan antara konsentrasi dengan viskositas adalah
berbanding lurus sedangkan hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan adalah
berbanding terbalik. Ada tidaknya buffle juga berpengaruh pada pengadukan,
buffle bertujuan untuk menghilangkan vortex saat pengadukan, vortex sangat tidak
diinginkan pada proses pengadukan karena menyebabkan zat tersebut tidak
homogen karena tidak terdistribusi merata.

5
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair,
pengadukanmerupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen
untuk mendapatkan hasil yang diiginkan. Pengadukan adalah suatu operasi
kesatuan yangmempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan
dalam suatucairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat seperti propeller.
Pola aliranyang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk,
karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan
pencampuran adalah pengadukan
Pada percobaan tangki berpengaduk ada beberapa langkah prosedur yang
harus dilakukan. Langkah pertama menimbang piknometer kosong dengan volume
10 ml. Langkah kedua, memasukan Santan dan Aquadest yang akan diukur
densitasnya kedalam piknometer kosong tersebut, kemudian timbang kembali
piknometer isi. Langkah ketiga, memasang satu set alat berpengaduk. Langkah
keempat, masukkan masing-masing Santan dan Aquadest (sesuai variable) kedalam
beaker glass dengan volume dan kecepatan sesuai variable. Langkah selanjutnya,
melakukan pengamatan dengan menggunakan buffle maupun tanpa menggunakan
buffle apakan terdapat vortex atau tidak. Ulangi langkah diatas sesuai dengan
variable percobaan yang digunakan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh data bilangan Reynold
dan bilangan Power pengadukan fluida. Kemudian, dari data tersebut maka dapat
dibuat grafik hubungan bilangan Reynold dan bilangan Power. Selain itu,
praktikum ini dilaksanakan untuk menentukan ukuran impeler yang tepat pada
suatu pengadukan. Dari praktikum ini, dapat diketahui daya yang dibutuhkan dalam
pengadukan hingga homogen.

6
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

I.2 Tujuan
1. Memperoleh data bilangan Reynold dan bilangan Power pada pengadukan
fluida, sesuai bahan yang dipilih (Na2SO4 dan aqudest)
2. Untuk membuat kurva hubungan antara Bilangan Reynold (Nre) dengan
Bilangan Power (NPo) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya buffle.
3. Membuat persamaan empiris untuk menentukan ukuran impeler yang tepat
pada pengadukan
4. Menghitung daya yang dibutuhkan dalam proses pengadukan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui korelasi kebutuhan daya terhadap aliran
pengadukan
2. Agar praktikan dapat menentukan kondisi optimum pencampuran
3. Agar praktikan dapat mengetahui korelasi waktu pencampuran degan
kecepatan putaran melalui analisis bilanagan tak berdimensi

7
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Secara Umum
Pencampuran sempurna didefinisika, idealnya sebagai tingkat
kesetimbangan dimana semua elemen didistribusika secara homogeny berkaitan
dengan gradien konsentrasi diseluruh media. Pencampuran tidak lagi dipercaya
sebagai operasi unit. Dengan kata lain, pencampuran telah menjadi fungsi integral
dari proses pabrik kimia dimana ada area yang luas dari semua bentuk cairan
Newtonian atau non-Newtonian dapat digabungkan. Pencampuran menghabisakan
banyak waktu dalam proses suatu pabrik dan tidak ada pembenaran untuk
kehilangan keuntungan karena pencampuran berlebih, pemborosan waktu,
pencampuran yang kurang, atau pencampuran yang berkualitas rendah. Dipasar
saat ini, bahan pengelolaan telah menjadi sangat penting sehingga selalu ada
kompromi antara kapasitas pabrik dan kualitas produk dimana pencampuran
merupakan kriteria penting
(Housseini, 2008)
Cairan-cairan paling sendiri sering diaduk pada beberapa jenis tangki dan
bejana, biasanya berbentuk silinder dan dengan sumbu vertical. Bagian atas bejana
mungkin terbuka ke udara, biasanya lebih tertutup. Proporsi tangki sangat
bervariasasi, tergantung pada sifat masalah pengadukan.

II.1.1. Impeler, Propeler, dam Shaft


Impeller. Impeller pengaduk dibagi menjadi dua kelas. Mereka yang
menghasilkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller disebut aliran-aliran
impeller, mereka yang menghasilkan arus dalam arah radial atau tangensial disebut
impeller aliran radial.
Propeller. Propeller atau baling-baling adalah aliran aksial, impeller
kecepatan tinggi untuk cairan dengan viskositas rendah. Baling-baling kecil
berputar pada kecepatan motor penuh, lebih dari 1150 atau 1750 rpm, yang lebih
besar berbelok pada 400 hingga 800 rpm. Arah rotasi biasanya dipilih untuk

8
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

memaksa cairan ke bawah dan arus yang meninggalkan impeller terus sampai
dibelokkan oleh dasar bejana.
(McCabe, 2005)
Shaft. Shaft (poros) dapat dipasang tergantung pada proses yang digunakan
dari atas, samping atau bagian bawah tangki. Entri dari atas tidak memerlukan
penyegelan untuk mencegah kebocoran, sementara entri dari samping dapat
menghindari vortisitas dan tidak memerlukan baffle. Entri dari samping berkineja
baik untuk padatan dengan kecepatan pengendapan rendah.

Gambar 2.1. impeller aliran aksial, kiri ke kanan : propeller (A100), Pitched blade
turbine, P faudler retreate curve.

Gambar 2.2. impeller aliran radial, kiri ke kanan : open flat blade, disk style
Rusthon, back swept open.
(Hosseini, 2008)
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan
yang diaduk seperti molekul-molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya
menyebar (terdispensi).

Gambar 2.3. Sebuah Tangki Berpengaduk

9
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

II.1.2. Kecepatan Pengaduk


Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga yaitu kecepatan putaran rendah,
sedang dan tinggi.
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm pengadukan
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana
terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
2. Kecepataran Putaran Sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan
pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuran, mencampurkan
larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau
mendinginkan.
3. Kecepatan Putaran Tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk flaude dengan viskositas
rendah misalnya air

II.1.3. Jumlah Pengaduk


Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
menjaga efektivitas pengadukan pada kondisi yang berubah.
Tabel 2.1. Kondisi untuk Pemilihan Pengaduk
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
• Fluida dengan viskositas rendah • Fluida dengan viskositas tinggi
• Pengaduk menyapu dasar tangki • Pengaduk pada tangki yang dalam

10
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

• Kecepatan balik aliran yang tinggi • Gaya gesek aliran besar


• Ketinggian permukaan cairan yang • Ukuran mounting nozzle yang
bervariasi minimal

II.1.4. Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogeny untuk menghasilkan campuran atau produk
dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of
mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai
kondisi akhir. Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu
pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
1. Yang Berkaitan dengan alat, seperti ;
• Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
• Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, pedel)
• Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
• Laju putaran pengaduk
• Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti ;
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan
• Center, vertical
• Off center, vertical
• Miring (Inclined) dari atas
• Horizontal
• Jumlah pengaduk
• Jumlah pengaduk yang terpasang pada proses pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
• Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
• Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
• Jumlah kedua cairan yang diaduk
• Jensi cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

11
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

II.1.5. Kebutuhan Daya Pengaduk


a. Bilangan Reynold
𝜌. 𝐷. (𝑁𝐷) 𝜌. 𝐷2 . 𝑁
𝑅𝑒 = = … … … … … … … . (1)
𝜇 𝜇
Keterangan :
Re : Bilangan Reynold
𝜌 : densitas fluida ( g/cm2 )
D : diameter pengaduk (cm)
N : kecepatan putaran pengaduk (rps)
(Kurniawan,2011)
b. Bilangan Power
Bilangan power (Po) menunjukkan perbandingan antara daya yang dihasilkan
aliran dengan gaya inersinya
𝑃
𝑃𝑜 = … … … … … … … … … … … … (2)
𝜌. 𝑁 3 . 𝐷5
Keterangan :
PO : bilangan Power
𝜌 : densitas fluida (g/cm3)
𝑁 : Kecepatan Pengaduk (rps)
𝐷 : diameter pengaduk (cm)
𝑃 : Daya (waktu)
(Lestari, 2016)

12
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

II.2. Sifat Bahan


1. Santan
Sifat Fisika
a. Fase : cairan
b. Bau : Cairan Kelapa (mirip)
c. Warna : bening hingga coklat
Sifat Kimia
a. Densitas pada 25oC antara 0,975-1,2 g/cm3
b. Stabilitas : stabil ketika disimpan menurut kondisi yang direkomendasikan
c. Dapat larut dengan air
(Scents, 2014)
2. Air
Sifat Fisika
a. Fase : cairan
b. Bau : tidak berbau
c. Warna : tidak berwarna
Sifat Kimia
a. Rumus Kimia : H2 O
b. Berat Molekul : 18.02 g/mol
c. Densitas : 1 g/cm3
(MSDS, 2013)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan tangki berpengaduk, semakin cepat putaran pengadukan,
maka waktu yang dibutuhkan dalam menghomogenkan larutan semakin cepat.
Selain itu, semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar viskositasnya
sehingga daya yang dibutuhkan dalam pengadukan semakin besar.

13
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

II.4 Diagram Alir

Menimbang
pikno kosong

Mmbuat larutan Santan dan Air kemudian


dimasukkan kedalam piknometer sebagai
pikno isi dan timbang pikno tersebut
sebagai berat pikno isi

Memasang satu set alat pengaduk

Masukkan Santan dan air kedalam beaker


glass 2000 ml dan kecepatan pengadukan
100 rpm, 120 rpm, 150 rpm, 170 rpm dan
200 rpm.

Melakukan pengamatan menggunakan


baffle maupun tanpa baffle

Mengulangi percobaan diatas sesuai


dengan variabel yang ditentukan

14
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Santan
2. Aquadest

III.2 Alat yang Digunakan


1. Beaker Glass
2. Gelas Ukur
3. Piknometer
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Pipet tetes
7. Neraca analitik
8. Kaca arloji
9. Statif dan Klem
10. Motor
11. Propeler
12. Viscometer ostwald
13. Spatula
14. Baffle

Praktikum Operasi Teknik Kimia I


UPN “Veteran” Jawa Timur 15
TANGKI BERPENGADUK

III.3 Gambar Alat

Beaker Glass Piknometer Viskometer Ostwald

Statif dan Klem Gelas Ukur Pipet Tetes Stopwatch

Neraca Analitis Propeller Penggaris Motor

16
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

III.4 Rangkaian Alat


Keterangan :
A
A = Motor
B = Statif
C = Batang Pengaduk
B
D = Tangki (Beaker Glass0
E = Propeller
C

D
E

III.5 Prosedur Percobaan


1. Sediakan Santan dan air daan alat yang akan digunakan
2. Timbang piknometer kosong 10 ml menggunakan neraca analitik
3. Menyusun satu set alat pengaduk
4. Masukkan larutan santan dengan konsentrasi 3% kemudian larutkan dengan
air hingga 2000 ml Putar pengaduk dengan kecepatan tertentu selama 2
menit
5. Amati pola aliran dalam tangki (tanpa baffle)
6. Menentukan densitas dengan piknometer dan waktu alir dengan viscometer
ostwald
7. Ulangi langkah percobaan (4-7) sesuai variabel

17
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


a. Tanpa Baffle
Bahan N (rpm) t (menit) Vortex ρ (gr/cm3) µ (gr/cm.s) Pola aliran
100 2 √ 0.99073 3.8270
120 2 √ 0.99134 3.8301
Santan +
Air 3% 150 2 √ 0.99202 3.8328
170 2 √ 0.99256 3.8348
200 2 √ 0.99297 3.8364

b. Dengan Baffle
t
Bahan N (rpm) Vortex ρ (gr/cm3) µ (gr/cm.s) Pola aliran
(menit)
100 2 x 0.99104 3.8929

Santan 120 2 x 0.99179 3.8319


+ Air
150 2 x 0.99343 3.8382
3%
170 2 x 0.99395 3.8403
200 2 x 0.99423 3.8413

18
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

IV.2 Tabel Perhitungan


a. Tanpa Baffle
1. Santan + Air 3%

𝑁.𝑐𝑚
t (menit) Diameter N (rps) Nre Npo NFr P( )
𝑠

2 5 1.667 10.787 2.6 0.014172336 38.02759472

2 5 2.000 12.941 2.3 0.020408163 58.16535714


2 5 2.500 16.176 1.8 0.031887755 88.96863042

2 5 2.833 18.334 1.7 0.04095805 122.3834381


2 5 3.333 21.569 1.6 0.056689342 187.6360544

b. Dengan Baffle
1. Santan + Air 3%

t N 𝑁.𝑐𝑚
Diameter Nre Npo NFr P( )
(menit) (rps) 𝑠

2 5 1.667 10.607 2.6 0.014172336 38.03949358


2 5 2.000 12.941 2.3 0.020408163 58.1917602

2 5 2.500 16.177 1.8 0.031887755 89.0950853


2 5 2.833 18.333 1.7 0.04095805 122.5548262

2 5 3.333 21.569 1.6 0.056689342 187.8741497

19
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

IV.3 Grafik

A. Tanpa Baffle

Nre Vs Npo Larutan Santan +Air 3% Tanpa Baffle

3 2.6
2.5 2.3

2 1.8 1.7 1.6


Npo

1.5

0.5

0
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Nre

Grafik 4.1 Hubungan Nre vs Npo Larutan Santan +Air 3% Tanpa Baffle

B. Dengan Baffle

Nre Vs Npo Larutan Santan + Air 3% Dengan


Baffle
3 2.6
2.5 2.3

2 1.8 1.7 1.6


NPo

1.5

0.5

0
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
NRe

Grafik 4.2 Hubungan Nre vs Npo Larutan Santan +Air 3% dengan Baffle

20
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

IV.4 Pembahasan
Dalam percobaan tangki berpengaduk ini memiliki tujuan yaitu untuk
membuat kurva hubungan Bilangan Power (Npo) dengan Bilangan Reynold (Nre)
dengan variasi konsentrasi cairan, dan kecepatan pengadukan serta pengaruh ada
tidaknya baffle. Bahan yang praktikan gunakan antara lain santan dan air dengan
konsentrasi 3% yang dilarutkan dengan air hingga 2000 ml dan diaduk
menggunakan motor pengaduk dengan kecepatan 100, 120, 150, 170,dan 200 rpm
dengan variable waktu dengan dan tanpa baffle.
Dari hasil percoban ini, diperoleh data pengamatan berupa ada tidaknya
vorteks, besar kecilnya densitas dan viskositas larutan. Berdasarkan pengamatan
yang telah praktikan lakukan, larutan yang diaduk tanpa baffle relatif menimbulkan
vortex sedangkan larutan yang diaduk dengan menggunakkan baffle tidak
menimbulkan vortex. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan konsentrasi dari
larutan yang relatif tidak terlalu besar sementara dengan kecepatan yang ditentukan
dominan timbul adanya vortex pada larutan yang diberi baffle. Mengenai densitas,
baik dengan baffle maupun tanpa baffle, nilainya akan meningkat seiiring
bertambahnya konsentrasi larutan dan kecepatan pengadukan sedangkan nilai
viskositas relatif berubah – ubah tidak tentu. Dengan kecepatan yang tidak terlalu
tinggi, semakin besar densitas dan viskositas larutan maka kemungkinan terbentuk
vorteks semakin kecil meskipun tanpa adanya baffle.
Dari data hasil pengamatan tersebut, diperoleh nilai bilangan Reynolds,
bilangan Power, bilangan Froude dan kebutuhan daya dalam pengadukan. Dengan
bertambahnya kecepatan pengadukan baik tanpa baffle maupun dengan baffle,
maka bilangan reynold (Nre), bilangan Froude (Nfr), dan daya (P) yang dibutuhkan
juga meningkat. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan besarnya bilangan
power (Npo). Dari grafik pun terlihat, bahwa semakin besar bilangan Reynolds
(Nre) maka semakin kecil bilangan Powernya (Npo). Hal tersebut berlaku pada
pengadukan tanpa baffle dan dengan baffle.

21
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar densitas dan viskositas larutan maka kemungkinan terbentuk
vorteks semakin kecil meskipun tanpa adanya baffle.
2. Semaikn cepat pengadukan baik tanpa baffle maupun dengan baffle, maka
bilangan reynold (Nre), bilangan Froude (Nfr), dan daya (P) yang
dibutuhkan juga meningkat.
3. Dalam pengadukan baik dengan baffle maupun tanpa baffle, semakin besar
bilangan Reynolds (Nre) maka bilangan Power (Npo) semakin kecil.

V.2 Saran

1. Praktikan diharapkan dapat lebih memahami prosedur percobaan sebelum


melakukan praktikum.
2. Praktikan diharapkan lebih berhati – hati dalam menggunakan alat
laboraorium.
3. Praktikan diharapkan leboh telilti dalam pengambilan dan perhitungan data
percobaan

22
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

DAFTAR PUSTAKA
Hosseini, Seyed. 2008. “Solid-liquid mixing in agitated tants ; experimental anda
CFD analysis”. (http://digital.library.ryerson.ca/islandora/object/RULA:-
1718?datastream/OBJ/download/Solid-liquid-mixing-in-agitated-tanks-ex-
perimental-and-CFD-analysis.psdf). Diakses pada Minggu, 22 April 2018.
Pukul 07.52 WIB.
Lestari. 2016. “Tangki Berpengaduk”. (http://labtkitb.files.wordpress.com/-
2016/12/2016-tgk-jsa.pdf). Diakses pada Minggu, 22 April 2018. Pukul
08.12 WIB.
Kurniawan. 2011. “Pengadukan dan Pencampuran”. (http://tekkimku.blogspot.co.-
id/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html). Diakses pada Minggu, 22
April 2018. Pukul 08.03 WIB.
MSDS. 2013. “Water”. (http://scincelab.com/msds.php/msdsid=9927321).
Diakses pada Minggu, 22 April 2018. Pukul 08.19 WIB.
Scents.2014. “Material Safety Data Sheet MSDS-Coconut Milk”.
(http://saveonscents.com/product_coa.php/name/coconut%20milk/product_i
d/2163). Diakses pada Minggu, 22 April 2018. Pukul 09.15 WIB.

23
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

APPENDIX

1. Perhitungan Densitas (ρ)


Densitas larutan santan + air (3%) kecepatan 100 rpm unbaffled
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
22.0501 − 12.1428
=
10
= 0.99073 g/ml

2. Perhitungan Viskositas larutan santan + air (3%) kecepatan 100 rpm unbaffled
𝜂𝑙𝑎𝑟 𝑡𝑙𝑎𝑟 𝜌𝑙𝑎𝑟
=
𝜂𝑎𝑖𝑟 𝑡𝑎𝑖𝑟 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝜂𝑙𝑎𝑟 5 . 0.99073
=
0.85 1.1 . 1
= 3.827 g/cm.s

3. Perhitungan Bilangan Reynolds (Nre) larutan santan + air (3%) kecepatan 100
rpm unbaffled
𝐷2 𝑁𝜌
𝑁𝑟𝑒 =
𝜇
52 . 1.667 . 0.9973
=
3.827
= 10.787

4. Perhitungan Bilangan Froude (Nfr) larutan santan + air (3%) kecepatan 100
rpm unbaffled
𝑁2 𝐷
𝑁𝑓𝑟 = 𝑔

1.6672 . 5
=
980
= 0.014172336

24
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur
TANGKI BERPENGADUK

5. Perhitungan kebutuhan daya (P) larutan santan + air (3%) kecepatan 100 rpm
unbaffled
𝑁 3 𝐷5 𝜌 𝑁𝑝𝑜
𝑃=
𝑔
1.6673 . 55 . 0.99037 . 2.6
=
980
= 38.02759472 N.cm/s

6. Perhitungan larutan santan + air 3%


𝑣 𝑣 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% = 𝑥 100 %
𝑣 𝑣 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑣 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3% = 𝑥 100 %
2000
= 60 ml

25
Praktikum Operasi Teknik Kimia I
UPN “Veteran” Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai