Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“ PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN “

GROUP C
1. Rheno Ade Sastra 1731010008
2. Widiya Ningrum 1731010013

Tanggal Percobaan : 21 Februari 2019

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GRUP : C
1. Rheno Ade Sastra 1731010008
2. Widiya Ningrum 1731010013

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing,

Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T.


NIP 19630305 198803 2 001 NIP 19630305 198803 2 001

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 1
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 21
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan dosen pembimbing.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun
mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 22 Februari 2019

Penyusun

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 2
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

INTISARI ........................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ..................................................................................... 6


I.2 Tujuan Percobaan ................................................................................ 7
I.3 Manfaat Percobaan .............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum ....................................................................................... 8


II.2 Sifat Bahan ........................................................................................... 16
II.3 Hipotesa ................................................................................................ 17
II.4 Diagram Alir ......................................................................................... 18

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang digunakan.......................................................................... 19


III.2 Alat yang digunakan ............................................................................. 19
III.3 Gambar Alat ......................................................................................... 19
III.4 Rangkaian Alat ..................................................................................... 20
III.5 Prosedur ................................................................................................ 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ....................................................................... 21


IV.2 Tabel Hasil Perhitungan ...................................................................... 23
IV.3 Grafik .................................................................................................... 26
IV.4 Pembahasan .......................................................................................... 26

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 3
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 28


V.2 Saran ..................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29

APPENDIX .......................................................................................................... 31

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 4
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

INTISARI

Screening adalah suatu proses pemisahan secara mekanik berdasarkan


perbedaan ukuran partikel material. Screening biasanya dipakai dalam skala
industry. Pada proses pengayakan, zat padat dijatuhkan ke permukaan
pengayakan. Partikel yang dibawah ukuran atau lebih kecil (undersize), atau
halusan, lolos melewati bukaan ayakan, sedang yang diatas ukuran atau lebih
besar (oversize), tidak lolos. Sehingga terjadinya proses screening akan
menghasilkan suatu produk yang memiliki ukuran lebih seragam dan tentunya
digunakan guna menghasilkan spesifikasi bahan yang tersendiri.
Prosedur yang harus dilakukan dalam praktikum ini adalah menyiapkan
ayakan (screen) (ukuran 30, 50, dan 60 mesh). Menimbang pasir sebanyak 600,
750, dan 820gram. Lalu mengayak dengan menggunakan screen yang telah
disiapkan. Pertama screen ukuran 30 mesh, lalu menimbang garam yang tertahan
(oversize). Kedua mengayak undersize dari screen 30 mesh dengan ayakan ukuran
50 mesh, lalu menimbang garam yang tertahan (oversize). Ketiga mengayak
undersize dari screen 50 mesh , dengan ayakan ukuran 60 mesh lalu menimbang
pasir yang tertahan (oversize). Sehingga dengan data-data dari massa produk
oversize dan undersize yang diperoleh dari beberapa proses pengayakan tersebut,
dapat ditentukan prosentase oversize dan undersize bahan
Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semakin
rapat ayakan yang digunakan maka produk undersize yang diperoleh akan
semakin sedikit. Pada proses ayakan dengan berat pasir sebesar 600 gram pada
screen 30 mesh diperoleh fraksi produk oversize sebesar 410 diperoleh fraksi 0,6.
Pada proses ayakan pada screen 50 mesh diperoleh fraksi produk oversize sebesar
0,1333. Pada proses ayakan pada screen 60 mesh diperoleh fraksi produk oversize
sebesar 0.05. Dan pada proses ayakan pada screen 60 mesh diperoleh fraksi
produk undersize dengan fraksi 0,2167 sehingga diperoleh fraksi massa total
sebesar 1.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 5
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pengayakan atau screening didefinisikan sebagai suatu proses pemisahan
secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Produk dari proses
pengayakan atau screening ini terdiri dari dua macam yaitu ukuran lebih besar
dari pada ukuran lubang-lubang ayakan atau biasa disebut dengan undersize.
Butiran pada padatan mempunyai beberapa sifat mekanik yang menentukan
mudah tidaknya bahan tersebut pecah atau terayak. Pengayakan merupakan
sebuah cara pengelompokkan butiran yang akan dipisahkan menjadi satu atau
beberapa kelompok. Dengan demikian dipisahkan antara partikel lolos ayakan
(butiran halus) dan yang tertinggal diayakan (butiran kasar). Untuk memperoleh
ukuran yang lebih halus maka menggunakan cara penggilingan.
Prosedur yang harus dilakukan dalam percobaan pengukuran butiran
padatan yang pertama yakni menyiapkan alat ayakan dengan ukuran 10, 30, 50
mesh. Kemudian timbang pasir seberat 1 kg. Ayak pasir menggunakan screen.
Pertama ukuran 10 mesh, lalu timbang pasir yang tertahan (oversize) dan yang
halus (undersize. Undersize 10 mesh diayak lagi dengan ukuran 30 mesh
kemudian timbang oversizenya. Undersize 30 mesh diayak dengan 50 mesh
kemudian timbang oversize dan undersizenya.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempersiapkan produk
padatan sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk meningkatkan spesifikasi produk
akhir. Dan untuk mencegah masuknya bahan yang oversize ke dalam proses
pengolahan berikutnya. Selain itu juga untuk menghitung presentase bahan
oversize dan undersizenya.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 6
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

I.2 Tujuan
1. Untuk mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
2. Untuk menghitung presentase bahan yang oversize dan undersize.
3. Untuk meningkatkan spesifikasi produk akhir.

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengayakan.
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan proses pengukuran butiran padatan
dalam kehidupan sehari-sehari dan industri.
3. Agar praktikan dapat mengetahui mekanisme dan prinsip dasar dari proses
pengayakan.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 7
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Pengayakan adalah sebuah cara penggelompokkan butiran yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal
diayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih dapat melintas
ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Proses pengayakan biasanya dilakukan
secara manual menggunakan alat konvensional dengan dua orang atau secara
bergantian sebagai operator, hal ini tentu akan membutuhkan biaya dan wktu yang
lebih untuk membuat suatu proses pekerjaan.
(Handra, 2015)
Pengayakan dengan berbgai macam rancangan telah banyak digunakan
dan dikembangkan secara luar pada proses pemisahan bahan-bahan berdasarkan
jenis dan ukuran bahan tersebut. Bahan bahan yang mempunyai ukuran keil dan
diameter lubang akan lolos dan bahan yang memiliki ukuran lebih besar akan
terjerap pada permukaan lubang ayakan. Bahan yang lolos melewati lubang ayakn
akan memounyai ukuran seragam dan bahan yang terjebak akan akan
dikembalikan utuk dilakukan penggilingan ulang. Pengayakan merupakan suatu
metode yang diinginkan untuk mendapatkan ukuran partikelyang diinginkan.
Metode ini memiliki teknik aplikasinya dalam dunia industri yaitu pembuatan
sediaan farmasi.
(Redypta, 2015)
II.1.1 Karakteristik Partikel Zat Padat
Partikel zat padat secara individu dikarakteristikan dengan ukuran, bentuk,
dan densitasnya. Partikel-partikel yang didapatkan dengan memecahkan zat padat
campuran misalnya bijih yang menggandung logam mempunyai berbagai densitas
biasanya mempunyai densitas yang berbeda dari bahan lidaknya. Untuk partikel
yang bentuknya beraturan misalnya yang bentuk bola dan kubus, ukuran dan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 8
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

bentuknya dapa dinyatakan dengan mudah tetapi partikel yang bentuknya tidak
beraturan seperti butir-butir pasir dan serpihan mika. Untuk partikel berbentuk bol
dengan diameter Dp ¼ , 1 ; untuk patikel yang tidak berbentuk bola spensitar
didefinisikan oleh hubungan :
6Vp
ɸs=Dp.Sp ...................................................................................... (1)

Keterangan :
Dp = Diameter ekivalen / diameter nominal partikel (cm)
Sp = luas permukaan suatu partikel (cm2)
Vp = Volume satu partikel (cm3)
Diameter ekivalen yang kadang didefinisikan sebagaidimater bola yang
volumenya sama dengan volume vartikel itu. Tetapi bahan-bahan berbentuk biji-
bijian (granula) yang halus volume maupun juga dengan luas permukaannya tidak
mudah ditentukan secara eksak Dd biasanya diambil dari ukuran nominal alas
dasar analis ayak halus didalam limpahan atas dan yang paling kasar didalam
limpahan bawah. Neraca bahan sederhana pada ayak dapat dituliskan dan ini
dapat digunakan untuk menghitung rasio umpan, fraksi kasar, dan limpahan
diumpamakan sebagai berikut. Oleh karena total bahan yang dumpankan ke ayak
harus meninggalkan ayak sebagai limpahan bawah atau sebagai limpahan atas.
F = D + B ................................................................................. (2)
Bahan A didalam umpan harus pula keluar dalam arus
F = DxD + BxB ............................................................................ (3)
Eliminasi B dari persamaan 2 dan 3 memberikan
D XF−XB
= XD−XB ................................................................................. (4)
F

Ekminasi D menghailkan
B XD−XF
= XD−XB ................................................................................. (5)
F

Keterangan :
F = Laju aliran massa umpan (cm/s)
D = Laju aliran massa umpan atas (cm/s)
D = Laju aliran massa umpan bawah (cm/s)
XF = Fraksi massa bahan A dalam umpan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 9
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

XD = Fraksi massa bahan A dalam limpahan atas


XB = Fraksi massa bahan A dalam limpahan bawah
Pengaruh ukuran mesh terhadap kapasita ayak, probailitas lolos suatu
partikel melalui ayak bergantung pada fraksi total yang berupa bukaan ayak, pada
rasio diameter partikel terhadap bukaan ayak, dan pada jumlah kontak antara
partikel dan permukaan ayak. Bila semua faktor ini konstan, jumlah partikel rata-
rata yang lolos melalui satu bukaan ayak tertentu dalam satu-satuan waktu adalah
konstan, dan tidak bergantung pada bukaan ayak. Jika ukuran partikel terbesar
yang dapat lolos melalui suatu ayak dianggap sama dengan lebar bukaan ayak,
kedua dimensi itu dapat kita tandai dengan Dpc.
(McCabe, 1999)

II.1.2 Teknik-teknik Penggayakan


Penggyakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik
yang dapat diaplikasikan dalam pembuat persediaan farmasi., yaitu teknik manual
dan teknik pengayakn mekanik. Berikut adalah penejelasan mengenai teknik
pengayaan :
1. Pada penggayakan manual, bahan dipaksa melewati luban ayakan. Umumnya
dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintesis atau dengan sikat.
Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh
partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai. Teknik pemisahan ini
merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran eterogen
khususnya campurn dalam fasa padat.
2. Penggayakan secara mekanik (penggayakan getaran, guncangan, atau kocokan)
dilakukan dengan bantuan mesin yang umumnya mempunyai satu set ayakan
dengan ukuran lebar lubang standart yang berlainan. Suatu ayakan terdiri dari
bingkai ayakan dan jarinagan ayakan dalam hal ini dikenal istilah mesh. Mesh
adalah jumlah lubang per inchi kuadrat. Biasanya jaringan tersebut dilengkapi
dengan perlatan lain sesuai dengan jenis ayakan, mislanya oada ayakan goyang
dihubungkan dengan batang pegerak ke roda penggerak.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 10
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

(Gatama, 2012)

II.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengayakan


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara
lain :
1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum),
jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga
serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya
terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin
banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel.
Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili
semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah
keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang
paling kasar.

II.1.4 Keuntungan dari Metode Penggayakan


1. Lebih cepat dan praktis.
2. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
3. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Tidak bersifat subyektif.
5. Lebih mudah diamati.
6. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.

II.1.5 Kerugian dari Metode Penggayakan


1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 11
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan


keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran
partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-
bahan granul.
(Septiana, 2012)
II.1.6 Macam-macam Alat Pengayakan
Macam-macam alat penggayakan yang ada di industri antara lain :
1. Grizzlies Screen
Grizzlies biasanya digunakan untuk pengayakan partikel berukuran 1 inchi atau
lebih. Terdiri dari ayakan yang disusun paralel berjarak. Ayakan diletakkan
secara horizontal atau secara longitudinal pada 20 sampai 50 derajat. Grizzlies
biasanya memiiki ukuran lebar 3 sampai 4 ft dan panjang 8 sampai 10 ft.
2. Stationary Screen
Terbuat dari baja tekan yang biasanya diletakkan pada kemiringan 60 derajat.
Cocok untuk operasi sekala kecil seperti ayakan pasir kerikil dan batu bara.
3. Vibrating Screen
Gerakan getaran diberikan pada permukaan ayakan. Vibrating screen sempurna
memilki satu ayakan atau lebih ( 2 sampai 3 sceern).
4. Osillating Screen
Ditandai oleh kecepatan yang relatif rendah (300 atau 400 osilasi per menit)
dalam bidang yang pada dasarnya sejajar dengan ayakan. Penyaringan adalah
ayakan yang digerakan lintasan berisolasi dengan mekanisme yang elekat pada
penanmpang ayakan biasanya bilah vertikal memanjang dari atas kotak layar
digunakan untuk penyaringan batch.
(Brown, 1978)

II.1.7 Definisi dan Konversi Mesh ke Milimeter


Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam ayakan tiaplah
persegi. Jadi ada ayakan yang ada keterangan 5 mesh artinya tiap inchi persegi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 12
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

panjang terdapat 5 lubng. Kesimpulanya makin besar jumlah mesh berarti ukuran
lubang akan semakin kecil.
Tabel 1. Konversi Satuan Mesh ke Milimeter

Mesh Milimeter
5 4.000
10 2.000
15 1.190
20 0.841
25 0.707
30 0.595
35 0.500
40 0.400
45 0.354
50 0.297
60 0.074
80 0.250
200 0.177
(Fauji, 2015)

II.1.8 Rumus Perhitungan TAAD, Dp, dan Dv


Bebrapa dimensi atau ukuran yang digunkan untuk menyatakan ukuran
suatu campuran antara lain :
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
TAAD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ............................................................. (6)

Diameter total = N1.D1+N2D2+N3D3+...+...=∑(NiDi) ....................... (7)


Jumlah partikel total = N1+N2+N3+...=∑(Ni) ................................... (8)
Persmaan pendekatan menjadi :
(M.Xi) = Ni (ρ.c.Di3) .......................................................................... (9)
M.Xi
Ni =
ρ.c.Di3
........................................................................................... (10)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 13
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Maka jumlah partikel campuran total :


∑Ni = N1+N2+N3+... ......................................................................... (11)
M.X1 M.X2 M.X3
∑Ni = 𝜌.𝑐.𝐷13 + 𝜌.𝑐.𝐷23 + 𝜌.𝑐.𝐷33 + ... .................................................... (12)
𝑀 𝑋𝑖
∑Ni = 𝜌.𝑐 ∑𝐷𝑖 3 .................................................................................... (13)
∑𝐷𝑖
TAAD = 𝑀 𝑋𝑖 ................................................................................... (14)

𝜌𝑐 𝐷𝑖3

Keterangan :
Di = Diameter total partikel (mm)
Ni = Jumlah total partikel
M = Massa total campuran (gr)
𝜋
C = 6 untuk [artikel berbentuk bola 1 untuk partikel untuk berbentuk kubus

ρ = Densitas partikel (mgr/mm3)


Xi = Fraksi massa total
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
(luas permukaan dengan Dp)x(jumlah total partikel)=(luas permukaan toral)
Jika bentuk bola :
Lp = πD2 ............................................................................................. (15)
Buktikan
∑𝑋𝑖
𝐷𝑖
Dp = √ ∑𝑋𝑖 ........................................................................................... (16)
𝐷𝑖3

Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter total partikel (mm)
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv )x(jumlah partikel)=(volume partikel total )
(volume partikel total) = (vol N1.D1)+(vol N2.D2)+... ...................... (17)
= ∑(c.Di3.Ni) .................................................(18)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 14
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

c.Dv3. ∑Ni = ∑(c.Di3. ∑Ni) ............................................................... (19)

3 ∑𝑋𝑖
Dv = √ 𝑐∑𝑋𝑖 ......................................................................................... (20)
𝑐𝐷𝑖3

Keterangan :
Dv = Diameter volume (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter total partikel (mm)
(Distantina, 2009)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 15
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

II.2 Sifat Bahan


II.2.1 Pasir Kuarsa
A. Sifat Fisika
a. Warna : Putih bening tergantung pengotor
b. Densitas : 2,65 gr/cm3
c. Titik lebur : 1715℃
d. Kekerasan : 7 (skala mohs)
e. Panas Konduktivitas : 12-100℃
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO,
K2O
b. Kemagnetan : Diamagnetik
c. pH : Asam
d. Ketahanan : Mudah rapuh
e. Transparasi : Mineral yang transparan
(Fhendy, 2011)
C. Fungsi : Untuk mendapatkan ukuran butiran pasir yang sesuai
dengan kebutuhan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 16
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

II.3 Hipotesa
Semakin besar ukuran mesh yang digunakan pada ayakan, maka
semakin kecil ukuran partikel yang lolos dari ayakan. Sehingga semakin kecil %
undersize.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 17
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

II.4 Diagram Alir

Menyiapkan alat ayakan (screen) dengan


ukuran 10 mesh, 30 mesh dan 50 mesh

Menimbang berat pasir

Mengayak bahan dengan screen 10 mesh lalu


menimbang produk oversize

Mengayak bahan undersize dari screen 10


mesh dengan screen 30 mesh lalu menimbang
oversize

Mengayak bahan undersize screen 30 mesh


dengan screen 50 mesh lalu menimbang
oversize dan undersize

Menghitung presentasi oversize dan undersize


bahan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 18
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan

1. Pasir

III.2 Alat

1. Timbangan
2. Ayakan 10 mesh, 30 mesh, dan 50mesh
3. Loyang

III.3 Gambar Alat

Timbangan Loyang Ayakan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 19
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

III. 4 Rangkaian Alat

IV. 5 Prosedur

1. Siapkan alat ayakan (screen) ukuran 30 mesh, 50 mesh , dan 60 mesh


2. Timbang pasir seberat 600, 700, 820 gram
3. Ayak pasir dengan menggunakan screen :
 Pertama ukuran 30 mesh, lalu timbang pasir yang tertahan
(oversize) dan yang lolos (undersize).
 Pertama ukuran 50 mesh, lalu timbang pasir yang tertahan
(oversize) dan yang lolos (undersize).
 Pertama ukuran 60 mesh, lalu timbang pasir yang tertahan
(oversize) dan yang lolos (undersize).
4. Hitung hasil percobaan prosentase oversize dan undersize.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 20
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Pengamatan


Bahan =Pasir
Massa awal = 600 gram
Oversize Undersize
Bahan Mesh
(gram) (gram)
30 360 240
Pasir 50 80 160
60 30 130
Total 600 gram

Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi


Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Massa awal = 750 gram


Oversize Undersize
Bahan Mesh
(gram) (gram)
30 410 340
Pasir 50 130 210
60 30 180
Total 750 gram

Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi


Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 21
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Massa awal = 820 gram


Oversize Undersize
Bahan Mesh
(gram) (gram)
30 520 300
Pasir 50 130 170
60 40 130
Total 820 gram

Diameter 30 mesh = 0,0232 inchi


Diameter 50 mesh = 0,0117 inchi
Diameter 60 mesh = 0,0098 inchi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 22
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan


ρ= 1,4 gr/cm3 = 22,9508 gr/inchi3
c = 0,5233

Berat Jumlah Massa


Fraksi D D3
Awal Partikel Partikel Ni x/D x / D3 x / CD3
Mesh
(gram) (N) (x) (inchi) (inchi3) (gram)
30 0,6 0,0232 0,0000125 0,000149973 2400435,18 25,86207 48049,3255 91819,8462
360
(Oversize)
50 0,1333 0,0117 0,0000016061 0,0000192356 4158951,335 11,39601 83249,4075 159085,4338
80
(Oversize)
600
60 0,05 0,0098 0,000000941 0,000011303 2653960,559 5,102041 53124,1235 101517,53
30
(Oversize)
60 0,2167 0,0098 0,000000941 0,000011303 11500495,76 0,0098 230204,535 439909,2967
130
(Undersize)
0,0545 0,000016 0,000191816 20713842,83 64,46896 414627,3915 792332,11
Total 600 1

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 23 Page 23
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Berat Jumlah Massa


Fraksi D D3
Awal Partikel Partikel Ni x/D x / D3 x / CD3
Mesh 3
(gram) (N) (x) (inchi) (inchi ) (gram)
30 0,5467 0,0232 0,0000125 0,000149973 2733828,954 23,56322 43778,2744 83658,08209
410
(Oversize)
50 0,1733 0,0117 0,0000016061 0,000019235 6758295,919 14,81481 108224,23 206811,064
130
(Oversize)
750
60 0,04 0,0098 0,000000941 0,00001303 2653960,559 4,081633 42499,2988 81214,024
30
(Oversize)
60 0,24 0,0098 0,000000941 0,00001303 15923763,36 24,4898 254995,793 487284,144
180
(Undersize)
0,0545 0,000016 0,000191816 28069848,79 66,94946 449497,5955 858967,31
Total 750 1

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 24 Page 24
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Berat Jumlah Massa


Fraksi D D3
Awal Partikel Partikel Ni x/D x / D3 x / CD3
Mesh
(gram) (N) (x) (inchi) (inchi3) (gram)
30 0,6341 0,0232 0,0000125 0,000149973 3467295,259 27,33389 50783,83998 97045,3659
520
(Oversize)
50 0,1585 0,0117 0,0000016061 0,000019235 6758295,919 13,55014 98985,57602 189156,461
130
(Oversize)
820
60 0,0488 0,0098 0,000000941 0,00001303 3538614,079 4,977601 51828,41312 99041,49269
40
(Oversize)
60 0,1585 0,0098 0,000000941 0,00001303 11500495,76 16,1772 168442,3427 321884,8512
130
(Undersize)
Total 820 1 0,0545 0,000016 0,000191816 25264701,01 62,03883 370040,2 707128,17

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 25 Page 25
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

IV.3. Grafik
(Tidak ada)

IV.4. Pembahasan
Pada praktikum pengukuran butiran padatan dilakukan berdasarkan
beberapa tujuan. Salah satu tujuannya yaitu untuk mempersiapkan produk butiran
padatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk beberapa proses berikutnya.
Pada proses pengayakan pada ayakan 30 mesh, diperoleh pasir masih belum
seragam dan oversize yang sedikit. Kemudian pada screen 50 mesh, pasir mulai
terseleksi dan terpisahkan antara yang besar dan kecil, pasir yang ukurannya lebih
besar dari ukuran lubang ayakan tertahan sebagai oversize dan yang lebih kecil
dari lubang ayakan akan lolos sebagai undersize. Kemudian pada screen 60 mesh,
diperoleh pasir yang sudah seragam ukurannya karena pasir yang oversize
tertahan.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah pasir dengan berat awal
600, 750, dan 820 gram diayak dengan menggunakan screen berukuran 30 mesh,
50 mesh, dan 60 mesh yang telah disiapkan. Pertama mengayak dengan screen
ukuran 30 mesh, lalu menimbang pasir yang tertahan (oversize). Kemudian
mengayak undersize dari screen 30 mesh dengan menggunakan screen ukuran 50
mesh, lalu menimbang pasir yang tertahan (oversize). Kemudian mengayak
undersize dari screen 50 mesh dengan menggunakan screen ukuran 60 mesh, lalu
menimbang pasir yang tertahan (oversize) dan yang lolos (undersize). Dari
percobaan dan pengamatan maka didapat data dari massa produk oversize dan
undersize yang diperoleh dari beberapa proses pengayakan tersebut, dan dapat
ditentukan presentase oversize dan undersize bahan.
Dari hasil percobaan pengukuran butiran padatan maka diperoleh nilai
fraksi massa total yaitu 1 atau 100%. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori
pada literature dimana massa yang masuk sama dengan massa yang keluar atau
total semua fraksi sama dengan 1 atau 100%, secara teori juga disebutkan bahwa
semakin besar ukuran mesh pada ayakan, maka ukuran lubang ayakan semakin
kecil sehingga produk yang dihasilkan semakin seragam kemudian data lain yang

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 26
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

didapat yaitu massa partikel total sebesar 0,000191816 gram; karena dilakukan
dengan 3 kali percobaan dengan masaa 600, 750, dan 820 gram jumlah partikel
total sebesar 28069848,79; 43931504,45; dan 25264701,01. D. average sebesar
0,01745 inchi dan 0,01075 inchi. True Arithmetic Average Diameter (TAAD)
sebesar 3,71027x10-9; 3,39581x10-9; dan 4,12x10-9. Surface Diameter (Dp)
sebesar 0,012204215; 0,0112162292; dan 0,012948 dan Volume Diameter (Dv)
sebesar 0,013054419; 0,012950296; dan 0,013929.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
1. Partikel oversize akan tertahan oleh ayakan dan partikel undersize akan
lolos terayak
2. Semakin besar ukuran mesh maka jumlah padatan pasir yang lolos akan
semakin sedikit.
3. Didapatkan nilai D. average sebesar 0,01745 inchi dan 0,01075 inchi. True
Arithmetic Average Diameter (TAAD) sebesar 3,71027x10-9; 3,39581x10-9;
dan 4,12x10-9. Surface Diameter (Dp) sebesar 0,012204215; 0,0112162292;
dan 0,012948 dan Volume Diameter (Dv) sebesar 0,013054419;
0,012950296; dan 0,013929.
V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat menimbang bahan yang digunakan dan
saat menimbang oversize dan undersize .
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan kebersihan alat screen sehingga
tidak terjadi penyumbatan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam mengayak karena bahannya
pasir mudah terjatuh.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 28
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

DAFTAR PUSTAKA

Ady. 2013. “Fungsi Pasir Silika”. (https://www.pasirsilika.com/2013/06/jual-


pasir-silika.html). Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul 22.15 WIB.

Brown, George Granger. 1978. “Unit Operation”. Jepang : Modern Asi Edition.

Budiarto, Eko. 2011. “Mengenal Kuarsa”. (http://dalamsebuahbloganalgeo


logi.blogspo.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmol.html). Diakses pada
tanggal 1 Februari 2019 pukul 21.00 WIB.

Distantina, Sperisa. 2009. “Menentukan Ukuran Partikel”. (distantina .staff .uns.


ac.id/2009/08/1-cara-menetukan-ukuran-partikel.pdf). Diakes pada tanggal
13 Februari 2019 pukul 21.24 WIB.

Fauji. 2015. “Jua Pasir Silika Cilegon”. (http:// azzamfaujimandiri1 .blogspot.com


/2015/04/jual-pasir-silika-di-cilegon.html). Diakses pada tanggal 11
Februari 2019 pukul 19.00 WIB.

Fhendy. 2011. “Pasir Kuarsa”. (http://uvriminig.blogspot.com/2011/12/pasir-kua


rsa.html). Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul 20.30 WIB.

Gatama. 2012. “Metode dan Teknik Prngayakan Untuk Menentukan Ukuran


Partikel”. (https://tsfarmasiunsoed.2012 .wordpress.com/2012/ 05/22 /me
tode-dan -teknik-pengayakan-untuk-menentukan-ukuran-partikel-dalam-
teknologi-farmasi.html). Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul
20.45 WIB.

Handra, Nofriady. 2016. “Mesin Pengayak Pasir Otomatis dengan Tiga Saringan”.
Jurnal Teknik Mesin Istitut Teknologi Padang.

McCabe, Warren L. 1999. “Unit Operation Of Chemical Engineering Seventh


Edition”. Singapura : Mc Graw International Edition.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 29
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Redypta, Aziz. 2015. “Pengukuran Butiran Padatan”. (http://pengukuran-butiran-


padatan.blogspor.com/2015/10/pengukuran-butiran-padatan.html). Diakses
pada tanggal 09 Februari 2019 pukul 19.30 WIB.

Septiana. 2012. “Pemisahan Partikel dengan Metode Pengayakan”.


(htttps://tsffansoed.2010.wordpress.com/2012/05/22/pemisahan-partikel-
dengan –mtode-pengayakan-2/). Diakses pada tanggal 11 Februari 2019
pukul 16.45 WIB.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 30
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

APPENDIX

1. Fraksi Massa (𝐱)


Berat Oversize
x=
berat total

Berat bahan = 600 gram pasir

a) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh


360
x=
600 gram
= 0,6
b) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
80 𝑔𝑟𝑎𝑚
x=
600 gram
= 0,1333
c) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
30 gram
x=
600 gram
= 0,05
d) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
130 gram
x=
600 gram
= 0,2167
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
= 0,6 + 0,1333 + 0,05 + 0,2167
=1
Berat bahan 750 gr
a) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
410
x=
750 gram
= 0,5467

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 31
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

b) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh


130 𝑔𝑟𝑎𝑚
x=
750 gram
= 0,1733
c) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
30 gram
x=
750 gram
= 0,4
d) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
180 gram
x=
750 gram
= 0,24
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
= 0,5467 + 0,1733 + 0,4 + 0,24
=1
Berat bahan 820 gram
a) Fraksi Oversize ukuran 30 mesh
520
x=
820 gram
= 0,6341
b) Fraksi Oversize ukuran 50 mesh
130 𝑔𝑟𝑎𝑚
x=
820 gram
= 0,1585
c) Fraksi Oversize ukuran 60 mesh
40 gram
x=
820 gram
= 0,0488
d) Fraksi Undersize ukuran 60 mesh
130gram
x=
820 gram
= 0,1585
∑x = ∑ Fraksi Oversize + Fraksi Undersize ukuran 60 mesh

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 32
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

= 0,6341 + 0,1585 + 0,0488 + 0,1585


=1
2. Massa partikel
Massa partikel = ρ x c x D3

a) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9508 x 0,5233x 0,0000124872 inchi3
inchi3

= 0,000149773 gram
b) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9508 x0,5233x 0,0000016061 inchi3
inchi3
= 0,000019235 gram
c) Oversize 50 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9805 inchi3 x0,5233 x 0,000000941inchi3

= 0,000011303gram
d) Undersize 50 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9805 x0,5233 x 0,000000941inchi3
inchi3
= 0,00001303gram
Massa partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60
mesh + undersize 60 mesh
= (0,000149773 + 0,000019235 + 0,00001303+ 0,00001303)gram
= 0,000191816gram
3. Jumlah partikel (Ni)

Berat awal x fraksi


Ni =
massa partikel

Berat bahan 600 gram

a) Oversize 30 mesh :
600 gram x 0,6
Ni = 0,000149973 gram

Ni = 2400435,18

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 33
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

b) Oversize 50 mesh :

600 gram x 0,1333


Ni = 0,0000192356 gram

Ni = 4158951,335

c) Oversize 60 mesh :

600 gram x 0,05


Ni = 0,000011303gram

Ni = 2653960,559

d) Undersize 60 mesh :
600 gram x 0,2167
Ni =
0.000011303 gram

Ni = 11500495,76

Jumlah partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize


60 mesh + undersize 60 mesh
Jumalah partikel total = 2400435,18 + 4158951,335 + 2653960,559 +
11500495,76
= 20713842,83
Berat bahan 750 gr
a) Oversize 30 mesh :
750 gram x 0,5467
Ni = 0,000149973 gram

Ni = 2733828,954

b) Oversize 50 mesh :

750 gram x 0,1733


Ni = 0,000019235gram

Ni = 6758295,919

c) Oversize 60 mesh :

750 gram x 0,04


Ni = 0,00001303gram

Ni = 2653960.,59

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 34
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

d) Undersize 60 mesh :
750 gram x 0,24
Ni = 0.000011303 gram

Ni = 15923763,36

Jumlah partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize


60 mesh + undersize 60 mesh
Jumlah partikel total = 2733828,954 + 6758295,919 + 2653960,559 +
15923763,36
= 28069848,79

Berat bahan 820 gr


a) Oversize 30 mesh :
820gram x 0,6341
Ni = 0,000149973 gram

Ni =3467295,259

b) Oversize 50 mesh :

820 gram x 0,1585


Ni = 0,000019235 gram

Ni = 6758295,919

c) Oversize 60 mesh :

820gram x 0,0488
Ni = 0,000011303gram

Ni = 3538614,079

d) Undersize 60 mesh :
820 gram x 0,1585
Ni = 0.000011303 gram

Ni = 11500495,76

Jumlah partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize


60 mesh + undersize 60 mesh

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 35
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Jumlah partikel total = 3467295,259 + 6758295,919 + 3538614,079 +


11500495,76
= 25264701,01
4. D. Average
D 30 mesh+D 50 mesh
a) D average = 2
0,0232 inchi+0,0117 inchi
D average = = 0,01745 inchi
2
D 50 mesh+D 60 mesh
b) D average = 2
0,0232 inchi+0,0098 inchi
D average = = 0,01075 inchi
2

5. True Arithmetic Average Diameter ( TAAD )


Berat bahan 600 gr
∑D
TAAD = Massa total x
∑ 3
ρ D

0,0545 inchi
= 600 gram
(414627,3915 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3

= 3,71027x10-9
Berat bahan 750 gr
∑D
TAAD =
Massa total x
∑ 3
ρ D

0,0545 inchi
= 750 gram
(449497,5955 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3

= 3,39581x10-9
Berat bahan 820 gr
∑D
TAAD =
Massa total x
∑ 3
ρ D

0,0545 inchi
= 820 gram
(370040,2 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 36
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

= 4,12x10-9

6. Surface Diameter (DP)


Berat bahan 600 gr
x
∑ i
Di 64,46896
DP = √ x = √414627,3915 = 0,012204215
∑ i3
Di

Berat bahan 750 gr


x
∑ i
Di 66,94946
DP = √ x = √449497,5955 = 0,0112162292
∑ i3
Di

Berat bahan 820 gr


x
∑ i
Di 62,03883
DP = √ x = √370040,2 = 0,012948
∑ i3
Di

7. Volume Diameter (DV)


Berat bahan 600 gr
∑ xi 1
Dv = √ xi = √0,5233x792332,11 = 0,013054419
cx ∑
cDi 3
Berat bahan 750 gr
∑ xi 1
Dv = √ x = √ = 0,012950296
c x ∑ i3 0,5233x858967,31
cDi

Berat bahan 820 gr


∑ xi 1
Dv = √ xi = √0,5233x707128,17 = 0,013929
cx ∑
cDi 3

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 37
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Pengukuran Butiran Padatan”

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 38

Anda mungkin juga menyukai