GROUP C
1. Rheno Ade Sastra 1731010008
2. Widiya Ningrum 1731010013
LEMBAR PENGESAHAN
GRUP : C
1. Rheno Ade Sastra 1731010008
2. Widiya Ningrum 1731010013
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 21
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan dosen pembimbing.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun
mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 22 Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI ........................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
APPENDIX .......................................................................................................... 31
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
2. Untuk menghitung presentase bahan yang oversize dan undersize.
3. Untuk meningkatkan spesifikasi produk akhir.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengayakan.
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan proses pengukuran butiran padatan
dalam kehidupan sehari-sehari dan industri.
3. Agar praktikan dapat mengetahui mekanisme dan prinsip dasar dari proses
pengayakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bentuknya dapa dinyatakan dengan mudah tetapi partikel yang bentuknya tidak
beraturan seperti butir-butir pasir dan serpihan mika. Untuk partikel berbentuk bol
dengan diameter Dp ¼ , 1 ; untuk patikel yang tidak berbentuk bola spensitar
didefinisikan oleh hubungan :
6Vp
ɸs=Dp.Sp ...................................................................................... (1)
Keterangan :
Dp = Diameter ekivalen / diameter nominal partikel (cm)
Sp = luas permukaan suatu partikel (cm2)
Vp = Volume satu partikel (cm3)
Diameter ekivalen yang kadang didefinisikan sebagaidimater bola yang
volumenya sama dengan volume vartikel itu. Tetapi bahan-bahan berbentuk biji-
bijian (granula) yang halus volume maupun juga dengan luas permukaannya tidak
mudah ditentukan secara eksak Dd biasanya diambil dari ukuran nominal alas
dasar analis ayak halus didalam limpahan atas dan yang paling kasar didalam
limpahan bawah. Neraca bahan sederhana pada ayak dapat dituliskan dan ini
dapat digunakan untuk menghitung rasio umpan, fraksi kasar, dan limpahan
diumpamakan sebagai berikut. Oleh karena total bahan yang dumpankan ke ayak
harus meninggalkan ayak sebagai limpahan bawah atau sebagai limpahan atas.
F = D + B ................................................................................. (2)
Bahan A didalam umpan harus pula keluar dalam arus
F = DxD + BxB ............................................................................ (3)
Eliminasi B dari persamaan 2 dan 3 memberikan
D XF−XB
= XD−XB ................................................................................. (4)
F
Ekminasi D menghailkan
B XD−XF
= XD−XB ................................................................................. (5)
F
Keterangan :
F = Laju aliran massa umpan (cm/s)
D = Laju aliran massa umpan atas (cm/s)
D = Laju aliran massa umpan bawah (cm/s)
XF = Fraksi massa bahan A dalam umpan
(Gatama, 2012)
panjang terdapat 5 lubng. Kesimpulanya makin besar jumlah mesh berarti ukuran
lubang akan semakin kecil.
Tabel 1. Konversi Satuan Mesh ke Milimeter
Mesh Milimeter
5 4.000
10 2.000
15 1.190
20 0.841
25 0.707
30 0.595
35 0.500
40 0.400
45 0.354
50 0.297
60 0.074
80 0.250
200 0.177
(Fauji, 2015)
Keterangan :
Di = Diameter total partikel (mm)
Ni = Jumlah total partikel
M = Massa total campuran (gr)
𝜋
C = 6 untuk [artikel berbentuk bola 1 untuk partikel untuk berbentuk kubus
Keterangan :
Dp = Diameter permukaan (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter total partikel (mm)
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran.
(volume partikel dengan Dv )x(jumlah partikel)=(volume partikel total )
(volume partikel total) = (vol N1.D1)+(vol N2.D2)+... ...................... (17)
= ∑(c.Di3.Ni) .................................................(18)
3 ∑𝑋𝑖
Dv = √ 𝑐∑𝑋𝑖 ......................................................................................... (20)
𝑐𝐷𝑖3
Keterangan :
Dv = Diameter volume (mm)
Xi = Fraksi massa
Di = Diameter total partikel (mm)
(Distantina, 2009)
II.3 Hipotesa
Semakin besar ukuran mesh yang digunakan pada ayakan, maka
semakin kecil ukuran partikel yang lolos dari ayakan. Sehingga semakin kecil %
undersize.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Pasir
III.2 Alat
1. Timbangan
2. Ayakan 10 mesh, 30 mesh, dan 50mesh
3. Loyang
IV. 5 Prosedur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3. Grafik
(Tidak ada)
IV.4. Pembahasan
Pada praktikum pengukuran butiran padatan dilakukan berdasarkan
beberapa tujuan. Salah satu tujuannya yaitu untuk mempersiapkan produk butiran
padatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk beberapa proses berikutnya.
Pada proses pengayakan pada ayakan 30 mesh, diperoleh pasir masih belum
seragam dan oversize yang sedikit. Kemudian pada screen 50 mesh, pasir mulai
terseleksi dan terpisahkan antara yang besar dan kecil, pasir yang ukurannya lebih
besar dari ukuran lubang ayakan tertahan sebagai oversize dan yang lebih kecil
dari lubang ayakan akan lolos sebagai undersize. Kemudian pada screen 60 mesh,
diperoleh pasir yang sudah seragam ukurannya karena pasir yang oversize
tertahan.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah pasir dengan berat awal
600, 750, dan 820 gram diayak dengan menggunakan screen berukuran 30 mesh,
50 mesh, dan 60 mesh yang telah disiapkan. Pertama mengayak dengan screen
ukuran 30 mesh, lalu menimbang pasir yang tertahan (oversize). Kemudian
mengayak undersize dari screen 30 mesh dengan menggunakan screen ukuran 50
mesh, lalu menimbang pasir yang tertahan (oversize). Kemudian mengayak
undersize dari screen 50 mesh dengan menggunakan screen ukuran 60 mesh, lalu
menimbang pasir yang tertahan (oversize) dan yang lolos (undersize). Dari
percobaan dan pengamatan maka didapat data dari massa produk oversize dan
undersize yang diperoleh dari beberapa proses pengayakan tersebut, dan dapat
ditentukan presentase oversize dan undersize bahan.
Dari hasil percobaan pengukuran butiran padatan maka diperoleh nilai
fraksi massa total yaitu 1 atau 100%. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori
pada literature dimana massa yang masuk sama dengan massa yang keluar atau
total semua fraksi sama dengan 1 atau 100%, secara teori juga disebutkan bahwa
semakin besar ukuran mesh pada ayakan, maka ukuran lubang ayakan semakin
kecil sehingga produk yang dihasilkan semakin seragam kemudian data lain yang
didapat yaitu massa partikel total sebesar 0,000191816 gram; karena dilakukan
dengan 3 kali percobaan dengan masaa 600, 750, dan 820 gram jumlah partikel
total sebesar 28069848,79; 43931504,45; dan 25264701,01. D. average sebesar
0,01745 inchi dan 0,01075 inchi. True Arithmetic Average Diameter (TAAD)
sebesar 3,71027x10-9; 3,39581x10-9; dan 4,12x10-9. Surface Diameter (Dp)
sebesar 0,012204215; 0,0112162292; dan 0,012948 dan Volume Diameter (Dv)
sebesar 0,013054419; 0,012950296; dan 0,013929.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
1. Partikel oversize akan tertahan oleh ayakan dan partikel undersize akan
lolos terayak
2. Semakin besar ukuran mesh maka jumlah padatan pasir yang lolos akan
semakin sedikit.
3. Didapatkan nilai D. average sebesar 0,01745 inchi dan 0,01075 inchi. True
Arithmetic Average Diameter (TAAD) sebesar 3,71027x10-9; 3,39581x10-9;
dan 4,12x10-9. Surface Diameter (Dp) sebesar 0,012204215; 0,0112162292;
dan 0,012948 dan Volume Diameter (Dv) sebesar 0,013054419;
0,012950296; dan 0,013929.
V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat menimbang bahan yang digunakan dan
saat menimbang oversize dan undersize .
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan kebersihan alat screen sehingga
tidak terjadi penyumbatan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam mengayak karena bahannya
pasir mudah terjatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operation”. Jepang : Modern Asi Edition.
Handra, Nofriady. 2016. “Mesin Pengayak Pasir Otomatis dengan Tiga Saringan”.
Jurnal Teknik Mesin Istitut Teknologi Padang.
APPENDIX
a) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9508 x 0,5233x 0,0000124872 inchi3
inchi3
= 0,000149773 gram
b) Oversize 30 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9508 x0,5233x 0,0000016061 inchi3
inchi3
= 0,000019235 gram
c) Oversize 50 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9805 inchi3 x0,5233 x 0,000000941inchi3
= 0,000011303gram
d) Undersize 50 mesh :
gr
Massa partikel = 22,9805 x0,5233 x 0,000000941inchi3
inchi3
= 0,00001303gram
Massa partikel total = oversize 30 mesh + oversize 50 mesh + oversize 60
mesh + undersize 60 mesh
= (0,000149773 + 0,000019235 + 0,00001303+ 0,00001303)gram
= 0,000191816gram
3. Jumlah partikel (Ni)
a) Oversize 30 mesh :
600 gram x 0,6
Ni = 0,000149973 gram
Ni = 2400435,18
b) Oversize 50 mesh :
Ni = 4158951,335
c) Oversize 60 mesh :
Ni = 2653960,559
d) Undersize 60 mesh :
600 gram x 0,2167
Ni =
0.000011303 gram
Ni = 11500495,76
Ni = 2733828,954
b) Oversize 50 mesh :
Ni = 6758295,919
c) Oversize 60 mesh :
Ni = 2653960.,59
d) Undersize 60 mesh :
750 gram x 0,24
Ni = 0.000011303 gram
Ni = 15923763,36
Ni =3467295,259
b) Oversize 50 mesh :
Ni = 6758295,919
c) Oversize 60 mesh :
820gram x 0,0488
Ni = 0,000011303gram
Ni = 3538614,079
d) Undersize 60 mesh :
820 gram x 0,1585
Ni = 0.000011303 gram
Ni = 11500495,76
0,0545 inchi
= 600 gram
(414627,3915 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3
= 3,71027x10-9
Berat bahan 750 gr
∑D
TAAD =
Massa total x
∑ 3
ρ D
0,0545 inchi
= 750 gram
(449497,5955 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3
= 3,39581x10-9
Berat bahan 820 gr
∑D
TAAD =
Massa total x
∑ 3
ρ D
0,0545 inchi
= 820 gram
(370040,2 /𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 3 )
22,9805 gr/inchi3
= 4,12x10-9