“EFFLUX TIME”
GROUP B
LEMBAR PENGESAHAN
“EFFLUX TIME”
GRUP B
1. DILLA PUSPITA (1631010012)
2. AFIF MUAYIS (1631010033)
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “EFFLUX TIME“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 15
Maret 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia dan Bapak Ir. Ketut Sumada, MT selaku dosen pembimbing
praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran. Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksanaan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun
berharap penyusun semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI
Efflux time merupakan waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan
didalam tangki melalui pipa vertikal, karena pengaruh gaya beratnya. Waktu
penurunan cairan dapat diperkirakan dengan persamaan pendekatan yang kemudian
dikaitkan dengan faktor koreksi yang merupakan perbandingan antara efflux time
sesungguhnya dengan efflux time teoritis.
Prosedur diawali dengan membuat larutan garam yang lewat jenuh
kemudian densitasnya diukur dengan piknometer dan viskositasnya diukur dengan
viskometer ostwald dimana digunakan air sebagai pembandingnya. Lalu ukur
diameter dan panjang masing-masing pipa. Kemudian masukkan larutan garam ke
dalam tangki dan ukur ketinggian larutan mula-mula dengan melihat pipa penera.
Lakukan pembukaan terhadap kran pipa setiap interval penurunan tinggi larutan
dan catat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai selisih ketinggian yang
diinginkan. Lakukan percobaan pada masing-masing tangki. Pada percobaan ini
variable yang diberikan untuk beda ketinggian cairan dalam tangki adalah 0.7 cm,
1.4 cm, 2.1 cm, 2.8 cm, 3.5 cm berlaku sama untuk tangki 1, tangki 2, dan tangki
3. Hasil yang didapat yakni untuk bahan air pada tangki 1 diperoleh waktu
sebenarnya berdasarkan interval penurunan tinggi cairan berturut - turut 9,55 s;
19,18 s; 29,67 s; 40,32 s; 52,49 s. Tangki 2 :6,82 s; 15,09 s, 23,74 s, 31,98 s, 40,15
s. Tangki 3 : 2,89 s, 6,14 s, 9,78 s, 13,06 s, 16,93 s. Sedangkan untuk bahan larutan
NaCl pada tangki 1 waktu sebenarnya sebesar 10,88 s; 14,62 s; 28,5 s; 49,62 s; 74,9
s. Tangki 2: 6,9 s; 14.1 s; 20,21 s; 24,75 s; 30,15 s. Tangki 3: 1,5 s; 2,15 s; 3,07 s;
3,86 s; 4,79 s.
Sesuai dengan tujuan dari percobaan ini yakni menentukan faktor koreksi
terhadap waktu pengosongan tangki, maka berdasarkan data waktu pengosongan
sebenarnya (ts) dan waktu pengosongan teoritis (tt) diperoleh nilai faktor koreksi
sebagai berikut. Pada percobaan efflux time dengan bahan air diperoleh rata – rata
faktor koreksi pada tangki 1, 2, 3 berturut turut sebesar 2,3 ; 5,01; dan 9,14.
Sedangkan pada percobaan efflux time dengan bahan larutan Nacl diperoleh rata –
rata faktor koreksi pada tangki 1, 2, 3 berturut turut sebesar 2,42 ; 4,09 ; dan 3,36.
Hasil tersebut menandakan jika percobaan ini kurang sempurna karena nilai faktor
teoritis yang tidak mendekati nilai 1. Besarnya faktor koreksi dimungkinkan karena
adanya asumsi-asumsi yang dapat mempengaruhi perhitungan teoritis.
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan nilai faktor koreksi terhadap waktu pengosongan tangki yang
dihitung secara teori.
2. Untuk menentukan jenis aliran fluida yang terjadi saat praktikum.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efflux time.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui proses terjadinya efflux time.
2. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan antara panjang pipa terhadap waktu
pengosongan tangki.
3. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan antara diameter pipa terhadap nilai
faktor koreksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adanya pusaran arus cair didekat permukaan pipa disebut vortex. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbedaan diameter antara tangki dan pipa pengeluaran
yang relatif besar sehingga timbul turbulensi yang kemudian terjadi gaya
sentrigugal. Selain itu karena terjadi penurunan tekanan hidrostatis ada bagian dasar
pipa sehingga kecepatan fluida pada titik itu juga turun sehingga waktu
pengosongan semakin besar.
(Budi, 2011)
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida itu beradadi bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran fluida
ideal dapat ditentukan secara lengkap menggunakan cara kerja atau prinsip – prinsip
mekanika Newton dan hukum kekelan massa. Aliran potensial terdapat diluar
lapisan batas fluida yang sangat berdekatan dengan dinding pipa. Aliran potensial
bisa terdapat pada jarak yang tidak terlalu jauh dari bidang batas padat.
Fluida biasanya ditransportasikan didalam pipa atau tabung yang
penampangnya bundar, dan terdapat bentuk yang sering dijumpai dalam berbagai
ketebalan dan ukuran. Pada kecepatan rendah, fluida cenderung mengalir tanpa
pencampuran secara lateral dan cenderung lapisan – lapisan yang berdampingan
mengalir di atas satu sama lain. Disini juga tidak terdapat aliran silang atau
membentuk pusaran. Biasanya hal ini biasa disebut dengan aliran laminer. Pada
kecepatan yang lebih tinggi, akan membentuk keturbulenan yang membentuk
pusaran yang meneyebabkan terjadinya pencampuran lateral.
Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan didalam fluida akan bertambah
secara capat dan spontan. Menurut kecepatan fluida, pada laju yang tinggi
pertambahan itu jauh lebih cepat lagi. Perbedaan antara kedua jenis aliran diteleti
Osboene Reynolds. Reynolds mempelajari kondisi ini dimana satu jenis aliran
berubah menjadi aliran jenis lain dan emnemukan bahwa kecepatan kritis, dimana
aliran laminer berubah aliran turbulen.
(McCbe, 1993)
64
𝑓 = Re ...............................................................................(1)
Dimana:
f = koefisien gesek
NRe = Bilangan Reynolds
𝜌 = massa jenis ( gram / cm3)
D = diameter ( cm )
V = laju aliran ( cm / s )
𝜇 = viskositas fluida ( kg / cm.s )
Untuk neraca massa efflux timenya yaitu:
0 – 𝜌 Q = d ( 𝜌v ) / dt
dengan 𝜌 konstan maka
-Q = dv / dt........................................................................(4)
𝜋
dimana Q = 4 𝐷𝑝2 𝑣2 ......................................................................(5)
𝜋
V = 4 ( Dt – Dv )2z............................................................(6)
Diperoleh:
𝑑
-Dp2V2 = [( Dt – Dv)2z]................................................(7)
𝑑
𝑑
-Dp2V2 = 𝑑𝑡 [( Dt – a – bz)2z]
𝑑𝑧
-Dp2V2 = [( Dt- a )2 – 2b ( Dt – a )z + b2z2]𝑑𝑡 ...............................(8)
Untuk aliran fluida incompresslible. Tanpa gesekan, tanpa kerja sumbu isthermal
maka persamaan Bernoulli dapat dikenakan pada titik 1 dan 2 sebagai berikut:
𝑃 𝑉2 𝑃 𝑉2
(𝜌𝑔1 ) + 𝑍1 + ( 2𝑔
1
)= ( 𝜌𝑔2 )+ Z2 + 2𝑔
2
................................................(9)
Friksi pada tangki dan entrance pada tangki masuk dianggap nol maka
persamaan (10) digabung dengan persamaan (2) diperoleh:
𝑧=
𝑓 𝐿 𝑣2 2
.....................................................................................(13)Untuk
2 𝑔 𝐷𝑝
Atau
𝜌 𝑔 𝐷𝑝2 (𝐷𝑡−𝑎)2
𝑑𝑡 = − [ − 2𝑏(𝐷𝑡 − 𝑎) + 𝑏 2 𝑧] 𝑑𝑧.......................(16)
32 𝐿 𝜇 𝑧
𝐻1 − 𝐻𝑣 )2 − (𝐿 + 𝐻2 − 𝐻𝑣 )2 )] (17)
Untuk aliran turbulen dan transisi dengan cara yang sama dengan aliran
laminer akan diperoleh persamaan :
𝑓 𝐿 𝑣2 2
𝑧= .........................................................................(18)
2 𝑔 𝐷𝑝
Dengan
4/7
0,0791 𝐿 𝜇 1/4
𝑐 = [21/4 𝜌1/4 𝑔𝑅𝑒 3/4 ] ...........................................................(20)
(22)
Adanya asumsi-asumsi yang diambil untuk mendapatkan persamaan
menyebabkan nilai yang diperoleh dari t perhitungan tidak sama dengan t
sebenarnya sehingga untuk mendapatkan t yang sama perlu dikalikan
dengan suatu faktor koreksi
𝑡𝑠 = 𝜂 . 𝑡𝑡 .........................................................................(23)
Harga faktor koreksi didapat dari:
𝜂 = ( L, Dp ).....................................................................(24)
Keterangan :
D = diameter (cm)
f = faktor fanning
g = percepatan gravitasi ( cm / s2 )
gc = konstanta gravitasi ( g. Cm. S-2 )
hv = tinggi vortex (cm)
L = panjang (cm)
P = tekanan (atm)
V = laju linier (sm/s)
Z = tinggi tangki hingga pipa (cm)
B. Sifat Kimia
a. Berat molekul : 18,02 gr / mol
b. Rumus kimia : H2O
c. Titik leleh : 0°C
d. Titik didih : 100°C
(MSDS,2013.”Water”)
II.3 Hipotesa
Semakin lama pengosongan tangki maka pipa semakin panjang, dan
sebaliknya. Semakin lama waktu pengosongan tangki maka semakin
mendekati waktu pengosongan teoritis, sehingga faktor koreksi mendekati
persen kesalahan kecil.
Membuka keran pada tangki untuk satu putaran sehingga larutan garam dapat
keluar
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1
2
4
Keterangan :
1. Ember
2. Penera
3. Pipa
4. Wadah
III.5 Prosedur
1. Melarutkan garam grosok hingga lewat jenuh
2. Menghitung densitas larutan
3. Menghitung viskositas larutan
4. Memasukkan larutan kedalam tangki
5. Mengukur ketinggian larutan garam
6. Mengukur diameter dan panjang pipa pada masing-masing tangki
7. Membuka 1 putaran keran sehingga larutan dapat keluar dan ditampung
pada dengan wadah
8. Mengukur volume larutan garam yang ditampung pada setiap penurunannya
9. Mencatat hasil percobaan
10. Mengulang percobaan dengan bahan air keran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Pengamatan
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan
Jenis Tangki D pipa (cm) D tangki (cm) P pipa (cm)
Tangki 1 0,7 29 61
Tangki 2 1 29 39
Tangki 3 1,7 29 32,5
IV.3 Grafik
IV. 3.1 Hubungan Antara Tinggi Cairan dengan Faktor Koreksi pada Larutan
Garam
5
4.5
4
Faktor Koreksi (η)
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
22 ke 21,3 21,3 ke 19,9 19,9 ke 17,8 17,8 ke 15 15 ke 11,5
H Cairan (cm)
Tangki 1 (kecil) Tangki 2 (sedang) Tangki 3 (besar)
IV. 3.2 Hubungan Antara Tinggi Cairan dengan Faktor Koreksi pada Air Keran
10
9
8
Faktor Koreksi (η)
7
6
5
4
3
2
1
0
22 ke 21,3 21,3 ke 19,9 19,9 ke 17,8 17,8 ke 15 15 ke 11,5
H Cairan (cm)
Tangki 1 (kecil) Tangki 2 (sedang) Tangki 3 (besar)
IV. 3.3 Hubungan Antara Tinggi Cairan dengan Faktor Koreksi Pada Tangki 1
3.5
3
Faktor Koreksi (η)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
22 ke 21,3 21,3 ke 19,9 19,9 ke 17,8 17,8 ke 15 15 ke 11,5
H Cairan (cm)
Air Larutan Garam
IV. 3.4 Hubungan Antara Tinggi Cairan dengan Faktor Koreksi Pada Tangki 2
5
Faktor Koreksi (η)
0
22 ke 21,3 21,3 ke 19,9 19,9 ke 17,8 17,8 ke 15 15 ke 11,5
H Cairan (cm)
Air Larutan Garam
IV. 3.5 Hubungan Antara Tinggi Cairan dengan Faktor Koreksi Pada Tangki 3
10
9
8
Faktor Koreksi (η)
7
6
5
4
3
2
1
0
22 ke 21,3 21,3 ke 19,9 19,9 ke 17,8 17,8 ke 15 15 ke 11,5
H Cairan (cm)
Air Larutan Garam
IV.4 Pembahasan
Pada percobaan efflux time ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
nilai faktor koreksi terhadap waktu pengosongan tangki. Adapun bahan yang
praktikan gunakan adalah air dan larutan NaCl. Percobaan efflux time kali ini
dilakukan pada tiga tangki dengan variasi panjang dan diameter pipa serta interval
penurunan tinggi cairan (∆H). Berdasarkan pengukuran, panjang pipa pada tangki
1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 61 cm; 38.8 cm dan 33 cm. Sedangkan untuk
diameter pipanya berturut-turut adalah 0,7 cm; 1 cm dan 1.7 cm. Dan untuk ∆H
sendiri merupakan ketentuan yang telah diberikan asisten laboratorium yakni 0.7
cm, 1,4 cm, 2.1 cm, 2,8 cm, 3.5 cm berlaku untuk semua tangki.
BAB V
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengamati penurunan tinggi cairan sesuai
dengan interval tinggi cairan yang ditetapkan
2. Sebaiknya pengukuran waktu penurunan cairan dilakukan lebih dari satu kali,
sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat
3. Sebaiknya perhitungan teoritis tidak banyak menggunakan asumsi
DAFTAR PUSTAKA
Abdinagar, Prasesta.2011 . ”Abstraksi” . (prasestaabdinagar .blogspot. co. Id /p/
abstraksi-tujuan-percobaan-efflux-time.html). Diakses pada hari Minggu
tanggal 04 Maret 2018 pukul 10.45 WIB
Andre, John. 2015. “Efflux Time for a tank with Different Exit Pipes”. (http:
johnandresanmiguelfiles.wordpress.com/ 2016/04/che4241-formal-report-
expt3.docx). Diakses pada hari Minggu tanggal 04 Maret 2018 pukul 10.48
WIB
Budi, Ginanjar Listantya. 2011. “Efflux Time”. (https://tentang teknik kimia.
wordpress. com/2011/12/16/efflux-time/). Diakses pada hari Minggu tanggal
04 Maret 2018 pukul 10.12 WIB
McCabe, Warren L. 1993. “ Unit Operations of Chemical Engineering Seventh
Edition”. United States of America New york, Mc Graw Hill Book Company
MSDS. 2013 “ Sodium Chloride” (www.sciencelab.com/msds.php) Diakses pada
hari Minggu 04 Maret 2018 pukul 11.05 WIB
MSDS. 2013. “ Water “. (www.sciencelab.com/msds.php). Diakses pada hari
Minggu tanggal 04 Maret 2018 pukul 11.10 WIB
Tim Dosen. 2018. “ Efflux Time. Surabaya, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur
APPENDIX
1. Densitas (𝝆)
Air :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
49,6793𝑔𝑟 − 24,2968 𝑔𝑟
=
25 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
= 1,0153 ⁄𝑐𝑚3
Larutan garam :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
52,6126 𝑔𝑟 − 24,2968 𝑔𝑟
=
25 𝑐𝑚3
𝑔𝑟
= 1,1326 ⁄𝑐𝑚3
2. Viskositas (𝝁)
𝑔𝑟⁄
𝜇air = 0,796 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑖𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒 = 0,00796 𝑐𝑚 𝑠 (Pada literature Mc.Cabe)
t air = 1,02 s
t larutangaram = 1,48 s
𝜇𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝜌𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑥 𝑡𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
𝜇𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 =
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡𝑎𝑖𝑟
𝑔𝑟 𝑔𝑟
0,00796 ⁄𝑐𝑚 𝑠 𝑥 1,1326 ⁄𝑐𝑚3 𝑥 1,48 𝑠
= 𝑔𝑟
1,0153 ⁄𝑐𝑚3 𝑥 1,02 𝑠
𝑔𝑟⁄
= 0,0129 𝑐𝑚 𝑠
Q
V=
A
42,475 cm3/s
V=
0,385 cm2
= 110,425 cm/s
5. Menentukan Bilangan Reynold (Nre)
ρ Dp V
NRe =
μ
g
1,1326 cm3 . 0,7 cm 462,13 cm/s
=
0.0129 𝑔/𝑐𝑚𝑠
= 6786,63 > 4000 (aliran turbulen)
6. Menentukan Friksi
4 . 0,0791
f=
NRe ^(0,25)
4 .0,0791
=
6786,63 ^0,25
= 0,0349
7. Menentukan nilai z
𝑓 𝐿 𝑉22
𝑧=
2 𝑔 𝐷𝑝
(0,0349) . (61 𝑐𝑚) . ( 110,425 𝑐𝑚/𝑠)^2
= 980𝑐𝑚
(2) ( ) (0,7 𝑐𝑚)
𝑠2
= 18,899 cm
8. Menentukan Nilai C
𝑧 4/7
𝑐=
𝑣
(18,899)4/7
=
110,425 𝑐𝑚/𝑠
= 0,049 s/cm3/7
(7)(0,017) 3
𝑡 = ((3)((1,7𝑐𝑚)2 )) ((29𝑐𝑚)2 ) [(22 𝑐𝑚 + 61 𝑐𝑚)7 − (21,3 𝑐𝑚 +
61 𝑐𝑚)3/7 ]
𝑡 = 1,439 𝑠
= 1,04