GROUP : P
1.Briggita Rimba Arta L. (17031010006)
2. Wahyu Nur Fadlilah D.P. (17031010009)
LEMBAR PENGESAHAN
GRUP : A
1. Briggita Rimba Arta L. (17031010006)
2. Wahyu Nur Fadlilah D.P. (17031010009)
KepalaLaboratorium
OperasiTeknik Kimia I Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Kolom Berpacking (HETP)“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 11
September 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ketut Sumada, MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
2. Bapak Rachmad Ramadhan Y., ST, MT selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun
mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 13 September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 1
INTISARI ............................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN 1 ...................................................................................................... 24
LAMPIRAN 2………………………………………………………………......28
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang
Salah satu proses pemisahan dalam industri kimia adalah destilasi. Destilasi
yaitu proses pemisahan suatu campuran berdasarkan beda titik didihnya.
Pemilihan jenis menara destilasi pada skala industri sangat tergantung dari
efisiensi, kapasitas, dan kadar. Ada dua macam menara destilasi yaitu menara
dengan bahan isian (packed tower) dan menara plate. Pada menara isian
memberikan pressure drop yang lebih kecil, biaya lebih murah dan dapat
digunakan untuk bahan yang tidak tahan suhu tinggi. Namun pembersihan sulit
dilakukan dibandingkan menara plate. Salah satu cara perancangan menara bahan
isian adalah dengan konsep HETP ( Height Of Packing Equivalent To A
Theoritical Plate). HETP adalah tinggi bahan isian yang akan memberikan
perubahan komposisi yang sama dengan penambahan komposisi yang diberikan
oleh satu plate teoritis. Nilai HETP dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan
jenis bahan isian yang seharusnya digunakan agar memberikan hasil maksimum
dan untuk menentukan efisien suatu menara bahan isian.
I.2.Tujuan
1. Untuk menentukan nilai HETP (Height Of Packing Equivalent Of Theoritical
Plate) yang optimum atau tinggi bahan isian dalam suatu kolom yang
memberi perubahan komposisi yang dicapai oleh plate teoritis
2. Untuk mengetahui perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekuivalent
terhadap satu plate teoritis
3. Untuk menghitung jumlah packed kolom yang diterapkan pada perancangan
alat pemisah
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor yang menentukan nilai HETP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Sedangkan zat yang memiliki
titik didih yang lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila telah
mencapai titik didihnya. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Untuk operasi kolom destilasi sendiri dilakukan dengan cara yaitu, pemisahan
komponen-komponen dari campuran liquid akan melalui destilasi tergantung pada
perbedaan titik didih masing-masing komponen. Juga bergantung pada
konsentrasi komponen yang ada. Campuran liquid akan memiliki karakteristik
titik didih yang berbeda. Oleh karena itu, proses destilasi bergantung pada tekanan
uap campuran liquid. Tekanan uap suatu liquid pada temperatur tertentu adalah
tekanan kesetimbangan yang dikeluarkan oleh molekul-molekul yang keluar dan
masuk pada permukaan liquid.
kontak fase antara fase cairan dengan fase uap yang dimasukkan dari dasar kolom.
Secara keseluruhan kontak antara fase dalam tray tower dapat dipandang sebagai
aliran lawan arah (counter curent) meskipun arus yang sebenarnya terjadi arus
silang (cross flow).
Jika kecepatan gas terlalu rendah, maka gelembung-gelembung gas akan
mengembang sehingga luas permukaan bidang kontak tiap satuan volume menjadi
kecil sehingga menurunkan efisiensi pemisahan sebagai alat pemisah tray tower
dipilih jika :
1. Diameter kolom lebih dari tiga feet
2. Campuran yang akan dipisahkan :
a. Tidak korosif
b. Tidak mudah membentuk buih
c. Terdapat suspensi padatan
3. Diinginkan hasil samping pada berbagai komposisi
4. Proses pemisahan disertai dengan reaksi kimia
5. Kolom dioperasikan pada tekanan kolom, dengan memasang tiffener disetiap
tray. (Fatimura, 2014)
b.) Packed Column
Packed kolom sering digunakan untuk destilasi ketika pemisahan relatif
mudah dan diameter kolom yang diperlukan tidak terlalu besar. Mereka umumnya
lebih murah dibandingkan plate kolom dan memiliki penurunan tekanan yang
lebih rendah. Kelemahan utamanya ialah kesulitan dalam mendapatkan distribusi
cairan yang baik, terutama untuk kolom dengan diameter besar atau kolom-kolom
yang sangat tinggi. Bahkan jika cairan tersebar merata melebihi packing pada atas
kolom, cairan cenderung bergerak ke dinding dan mengalir melalui packing
disaluran yang lebih baik. Bagian dari aliran cairan tinggi cenderung memiliki
aliran uap rendah, dan variasi lokal dalam L/V mengurangi pemisahan yang dapat
dicapai. Untuk mengurangi dampak ini, tiang yang tinggi sering dibagi menjadi
bagian-bagian, dengan distributor setiap 3 hingga 4 meter.
Tinggi kolom biasanya didasarkan pada jumlah plate teoritis dan
tingginya sama dengan sebuah lempeng teoritis (HETP). Dalam kebanyakan kasus
garis operasi sedikit lebih curam daripada garis ekuilateral, dan terbalik adalah
benar yang membuat rata-rata HETP sekitar sama dengan satu setengah atau dua
in. Ukuran umum packing memiliki kapasitas sama (kecepatan udara yang
diijinkan) dengan tray tipis dan tinggi equivalennya untuk plate teoritis adalah
umumnya antara 1 hingga 2 ft (0,3 hingga 0,6 m). Packing yang lebih kecil
memiliki nilai HETP yang lebih rendah dari 1 ft, tapi mereka juga memiliki
kapasitas rendah dan tidak mungkin digunakan pada kolom besar. Penurunan
tekanan perekuivalen plate teoritis adalah umumnya kurang dari saringan atau
tutup bubble tray, dimana ini merupakan keuntungan penting untuk operasi
vakum.
(Mc Cabe, 2005)
...........................................(2)
Dengan αavg adalah volatilitas relatif, rata-rata komponen kunci ringan terhadap
komponen kunci berat.
..............................................................(3)
.......................................(4)
Dengan begitu maka didapatkan rumus untuk perhitungan HETP bahan isian yaitu
sebagai berikut :
..................... .................................................(5)
Keterangan :
N : Jumlah kebutuhan plate ideal atau teoritis
(Setyadji, 2007)
a. Foaming
Mengacu pada ekspansi liquid melewati uap atau gas. Walaupun
menghasilkan kontak antar fase liquid-uap yang tinggi, foaming berlebihan
sering mengarah pada terbentuknya liquid pada tray.
b. Entrainment
Mengacu pada liquid yang terbawa uap menuju tray di atasnya dan
disebabkan laju alir uap yang tinggi menyebabkan efisiensi tray berkurang.
Bahan yang sukar menguap terbawa menuju plate yang menahan liquid
dengan bahan yang mudah menguap. Dapat mengganggu kemurnian
destilat. Enterainment berlebihan dapat menyebabkan flooding.
c. Weeping/Dumping Fenomena ini disebabkan aliran uap yang rendah.
Tekanan yang dihasilkan uap tidak cukup untuk menahan liquid pada tray.
Karena itu liquid mulai merembes melalui perforasi.
d. Flooding Terjadi karena aliran uap berlebih menyebabkan liquid terjebak
pada uap di atas kolom. Peningkatan tekanan dari uap berlebih
menyebabkan kenaikkan liquid yang tertahan pada plate di atasnya.
Flooding ditandai dengan adanya penurunan tekanan diferensial dalam
kolom dan penurunan yang signifikan pada efisiensi pemisahan.
(Komariyah, 2009)
II.3.2. Ethanol
A. Sifat Fisika
1. Densitas : 0,789 gr/ml
2. Titik Didih : 78,29 0C
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : C2H5OH
2. Berat Molekul : 46,07 gr/mol
(Perry, 2007 “Ethanol”)
C. Fungsi : Sebagai bahan uji pada penentuan nilai HETP
II.4. Hipotesa
Pada percobaan HETP diharapkan dapat diperoleh jumlah plate yang
dipengaruhi oleh konsentrasi distilat, pressure drop dan temperatur. Setelah itu
diperoleh nilai HETP yang ekuivalent dengan satu plate.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Aquadest
2. Ethanol
III.2 Alat
III. 4. Prosedur
BAB IV
Waktu Temperatur °C
Xf Xd Xw
(menit) Packed Labu
14,28 69 80 0,4 0,91826 0,176574163
16,34 64 84 0,4 0,90517 0,175503798
18,61 68 85 0,4 0,85755 0,171165543
19,81 69 87 0,4 0,8114 0,164658092
21,34 66 88 0,4 0,80584 0,134331046
22,04 69 88 0,4 0,79495 0,123805206
23,91 72 89 0,4 0,74631 0,090418311
25,73 75 89 0,4 0,7122 0,067070005
27,48 79 90 0,4 0,67725 0,04844301
28,13 83 91 0,4 0,64518 0,044681378
IV.2. Grafik
IV.2.1 Grafik Etanol-Air
ρ Ethanol Vs X Ethanol
y = -266.78x3 + 731.02x2 - 669.94x + 205.42
1.2
R² = 0.9974
1
0.8
X Ethanol
0.6
Series1
0.4
Poly. (Series1)
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-0.2
ρ Ethanol
Dari grafik diatas tentang kurva kalibrasi densitas etanol dapat dilihat
semakin besar nilai densitas etanol maka fraksi mol etanolnya semakin kecil.
Didapatkan nilai y = -266,7 x3 + 731 x2 – 669,9 x + 205,4 dan R2 = 0,997
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Pada percobaan kolom berpacking (HETP) yang telah kelompok kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. High Equivalent of Theoretical Plate atau sering disebut HETP,adalah
daerah (stage)yang mana daerah (stage) tersebut terdapat dua fase( cair
dan uap) yang berada dalam keadaan kesetimbangan masing-masing fase.
2. Nilai HETP yang didapatkan ialah 4 cm
3. Faktor–faktor yang mempengaruhi dalam praktikum ini yaitu perubahan
suhu, perubahan fase, perubahan massa, perubahan panas dan perubahan
momentum.
4. Dari grafik kurva kesetimbangan Uap–Cair etanol dan air didapatkan
jumlah plate teoritis sebanyak10,5 ≈ 11buah.
V.2. Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, praktikan mengecek alat
terlebih dahulu agar tidak terjadi kerusakan atau kebocoran pada alat
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan suhu yang digunakan dalam
destilasi agar air tidak ikut menguap.
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pembacaan termometer dan
pengukuran densitas bahan yang berpengaruh terhadap hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Data Kesetimbangan
a. Data Kesetimbangan Etanol-Air
T (℃) Xa Ya
100 0 0
98,1 0,02 0,192
95,2 0,05 0,377
91,8 0,1 0,527
87,3 0,2 0,656
84,7 0,3 0,713
83,2 0,4 0,746
82 0,5 0,771
81 0,6 0,794
80,1 0,7 0,822
79,1 0,8 0,858
78,3 0,9 0,912
78,2 0,94 0,942
78,1 0,96 0,959
78,2 0,98 0,978
78,3 1 1
1. Data Pengamatan
a. Kalibrasi Etanol
Berat piknometer kosong : 11,6922 gr
Berat piknometer dan aquadest : 21,1983 gr
ρ air : 0,95061 gr/ml
BM etanol : 46,07 gr/mol
BM air : 18,02 gr/mol
Volume Volume
X Etanol Berat Pikno ρ Etanol
Air Etanol X Etanol
(V/V) Isi (gr) (gr/ml)
(ml) (ml)
0 10 1 19,5003 0,78081 1
1 9 0,9 19,702 0,80098 0,421457516
2 8 0,8 19,8269 0,81347 0,24745163
3 7 0,7 19,9594 0,82672 0,163134325
4 6 0,6 20,1471 0,84549 0,113601279
5 5 0,5 20,2211 0,85289 0,079349161
6 4 0,4 20,4731 0,87809 0,055852423
7 3 0,3 20,6912 0,8999 0,037511745
8 2 0,2 20,8182 0,9126 0,022535938
9 1 0,1 20,9918 0,92996 0,010333913
10 0 0 21,1983 0,95061 0
Perhitungan :
Pengenceran
Etanol 40 % 500 ml
%.V1 = %. V2
0,96 . V1 = 0,4 . 500 ml
V1 = 208 ml
Jadi untuk membuat etanol 40 % 500 ml, diperlukan 208 etanol 96% yang
diencerkan hingga 500 ml dengan aquadest.
0
X etanol = 10+0
=0
19,5003−11,6922
= 10
= 0,78081gr/ml
𝜌 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝑣 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
X etanol = 𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑉𝑜𝑙 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝜌 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑉𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑥 𝜌 𝐴𝑖𝑟
+
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝐵𝑀 𝐴𝑖𝑟
10 𝑥 0,78081
= 46
10 𝑥 7,8081 0 𝑥 0,95061
+
46 18,02
=1
b. Pengamatan Praktikum
Berat piknometer kosong : 11,6922 gr
Berat piknometer isi aquadest : 21,1983 gr
ρ air : 0,95061 gr/ml
Temperatur °C Berat Pikno
ρ Destilat ρ Bottom
Waktu Isi Destilat Berat Pikno Xf
(gr/ml) (gr/ml)
(menit) Packed Labu (gr) Bottom (gr)
14,28 69 80 19,5813 20,6882 0,78891 0,8996 0,4
16,34 64 84 19,5904 20,6931 0,78982 0,90009 0,4
18,61 68 85 19,6245 20,7132 0,79323 0,9021 0,4
19,81 69 87 19,6592 20,744 0,7967 0,90518 0,4
21,34 66 88 19,6635 20,8921 0,79713 0,91999 0,4
22,04 69 88 19,672 20,9423 0,79798 0,92501 0,4
23,91 72 89 19,7113 21,0861 0,80191 0,93939 0,4
25,73 75 89 19,7403 21,1708 0,80481 0,94786 0,4
27,48 79 90 19,7714 21,2301 0,80792 0,95379 0,4
28,13 83 91 19,8013 21,2413 0,81091 0,95491 0,4
Perhitungan :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ bottom = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
20,6882−11,6911
= 10
= 0,8996gr/ml
19,5813−11,6911
= 10
= 0,78891gr/ml
= 0,918263
= 0,176574163
Xd
Ymin =
Rm + 1
0,91826
0,38 =
Rm + 1
Rm = 1,597
𝑅 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 = 2 𝑥 𝑅𝑚
= 2 x (1,597)
= 3,194
𝑋𝑑
Y operasi = 𝑅 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖+1
= 0,23534
Tinggi Kolom
HETP =
Jumlah Tahap Kesetimbangan
44
= = 4 cm
11
LAMPIRAN 2
Prosesdestilasiberlangsung Destilatyangdihasilkan