“HEAT EXCHANGER“
GRUP J
1. Rizka Mila Nurdiana 17031010054
2. M. Kimpria Prabawa 17031010186
LEMBAR PENGESAHAN
“HEAT EXCHANGER”
GRUP : J
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembiming,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Heat Exchanger“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 9
September 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ketut Sumada, M.S. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Bapak Ir. Mu’tasim Billah, M.S.selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sadar bahwasanya tidak ada sesuati yang sempurna. Oleh karena
itu, penyusunan sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka, dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan laporan praktikum ini
Surabaya, 14 September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Intisari.................................................................................................................1
Bab 1 Pendahuluan
I.1. Latar Belakang........................................................................................2
I.2. Tujuan Percobaan....................................................................................2
I.3. Manfaat...................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Pustaka
II.1. Secara Umum..........................................................................................3
II.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi.........................................................10
II.3. Sifat Bahan..............................................................................................11
II.4. Hipotesa...................................................................................................12
Bab 3 Pelaksanaan Praktikum
III.1. Bahan Yang Digunakan..........................................................................13
III.2. Alat Yang Digunakan..............................................................................13
III.3. Gambar Alat............................................................................................13
III.4. Prosedur Percobaan.................................................................................15
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
IV.1. Tabel Hasil Pengamatan..........................................................................16
IV.2. Tabel Hasil Perhitungan..........................................................................17
IV.3. Grafik......................................................................................................18
IV.4. Pembahasan.............................................................................................19
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
V.1. Kesimpulan.............................................................................................21
V.2. Saran........................................................................................................21
Daftar Pustaka.....................................................................................................22
Lampiran I...........................................................................................................23
Lampiran II..........................................................................................................27
INTISARI
Penukar panas atau Heat exchanger merupakan suatu alat yang dapat
memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem yang lain tanpa terjadi
perpindahan massa dari sistem satu ke sistem yang lain. Pertukaran panas terjadi
karena adanya kontak, baik antara fluida yang terdapat sekat pemisah maupun
fluida yang bercampur langsung. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
menggunakan alat penukar panas atau heat exchanger bertujuan untuk
mempelajari dan memahami prinsip kerja alat tersebut. Perancangan dilakukan
berdasarkan nilai koefisien perpindahan panas overall.Adapun prosedur dari
percobaan fluid flow sebagai berikut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan pompa air dan
air dialirkan untuk mengisi tangki pemanas, kemudian mengukur densitas air
dengan piknometer. Kemudian memanaskan air selama ±1,5 jam. Amati suhu
pada termometer dan catat setelah suhu konstan. Alirkan air yang telah
dipanaskan menuju pipa yang berlawanan arah dengan pendingin. Ulangi
percobaan dengan variabel bukaan pipa air panas dan waktu yang telah
ditentukan.
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan variabel bukaan kran
1,5;2;2,5;3 dan variabel waktu 5 detik, diperoleh nilai koefisien perpindahan
panas (Ud) sebesar 651,7692 ; 611,8650 ; 542,0325 ; 533,1649 Btu/jam.ft².⁰F.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan
panas untuk air yang diperoleh tidak sesuai dengan data ketentuan pada literatur,
dimana harga Ud untuk air berkisar antara 200-500 Btu/jam.ft².⁰F. Oleh karena
itu, apabila alat penukar panas tetap dirancang dengan data yang didapat, akan
mengakibatkan ketidak efisien energi dan harga peralatan yang dibutuhkan.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
absolut benda itu dan berbanding lurus dengan permukaan benda secra
matematis dapat ditulis :
q=σ . A .T 4 ....................................................................................(3)
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
σ : konstanta Stefan Boltzman ( 5,67.10-8Wm-2k-4)
(Syaichurrozi, 2014)
II.1.2 Klasifikasi Heat Exchanger
1. Crossflow Exchanger
Berfungsi dalam pemanasan dan pendinginan udara atau gas
aplikasi, dimana gas mungkin dipaksa melintasi bundel tabung sementara
cairan lain digunakan adalam tabung untuk keperluan pemanasan atau
pendinginan. Pada penukar ini gas mengalir melintasi tabung dikatakan
sebagai aliran campuran, sedangkan cairan di dalam tabung tidak
bercampur. Gas dicampur karena dapat bergerak bebas dalam penukar
karena pertukaran panas. Cairan lainnya terbatas pada turbular terpisah,
saluran saat diexchanger sehingga tidak dapat bercampur dengan dirinya
sendiri selama proses perpindahan panas.
fluida panas yang keluar dari penukar kalor, sehingga dianggap lebih
baik dari aliran searah (Syaichurrozi, 2014).
II.1.3 Perhitungan pada Heat Exchanger
1. Perhitungan pada Heat Exchanger
Q=m. c . ∆ T .....................................................................(4)
Keterangan :
Q : kalor (joule)
m : massa (lbm)
c :kapasitas panas (Btu/lb o F)
∆T : pebedaan temperatur ( o F)
2. Perhitungan Log Mean Temperatur Difference (∆ LMTD)
( T 1−t 2 )−( T 2−t 1 )
∆ LMTD=
T 1−t 2 .....................................................................
ln
T 2−t 1
(5)
Keterangan :
T1, T2 : Temperatur fluida panas yang masuk dan keluar
t1,t2 : temperatur fluida dingin yang masuk dan keluar
3. Perhitungan Luasan Aliran
A. Luasan fluida pada tube
ID x C x B
a= .........................................................................................(6)
144 pt
B. Luasan fluida tube
Nt x a ' t
a= ............................................................................................(7)
144
Keterangan :
a: luas (ft2)
ID : inside diameter
C: spesifik fluida dingin (Btu/lboF)
B: buffle spacing (in)
a’t : eksternal surface tube (ft)
Keterangan :
Gs : Kecepatan aliran massa pada shell (lb/hr.ft2)
Gt : kecepatan aliran massa pada tube (lb/hr.ft2)
m : massa
a : flow area (ft2)
5. Perhitungan bilangan Reynold
A. Bilangan Reynold pada shell dan tube
ID x G
ℜ= ...........................................................................................(10)
μ
Keterangan :
ID : inside diameter (ft)
G : mass velocity ( lb/hr.ft2)
µ: viskositas (ft/hr)
6. Perhitungan Bilangan Prandtl
A. Bilangan Prandtl pada shell
Cs x μs
Pr ¿ ............................................................................................(11)
ks
Ctx μt
Pr ¿ ............................................................................................(12)
kt
Keterangan :
C : kapasitas panas ( Btu/lb )
µ: viskositas (ft/hr)
k : konduktivitas thermal ( Btu/hr.ft2.oF /ft)
Pr : tekanan (psi)
Keterangan :
µ: viskositas (ft/hr)
µw: viskositas tube well temperature (lb/ft.hr)
8. Perhitungan koefisien perpindahan panas
h k
=JH x x Pr 1 /3..............................................................(14)
∅ D
Keterangan :
h : joeffisien perpindahan panas ( Btu/hr.ft2.oF )
∅ : viskositas rasio
JH : faktor perpindahan panas
K : konduktivitas thermal (Btu/hr.ft2.oF /ft)
D : diameter ( ft)
Pr : tekanan (psi)
9. Perhitungan koefisien konveksi
IDt hi
hio=Qt x x .............................................................................(15)
ODt Qt
Keterangan :
hio : koeffisien perpindahan panas pada permukaan dan luar pipa (Btu/h.r
ft2.oF)
10. Koeffisien perpindahan panas menyeluruh saat kotor
A=Nt x L x a ' '....................................................................................(16)
Q
Ud= ...................................................................................
A x ∆ T LMTD
(17)
hio x ho
Uc= .........................................................................................(18)
Uc x Ud
Uc−Ud
Rd= ..........................................................................................
Uc x Ud
(19)
Keterangan :
Uc, Ud : clean and design overall coefisien ( Btu/hr.ft2 oF)
Rd : Kombinasi faktor pengotor (hr.ft2.oF/Btu)
(Muchammad, 2017)
II.1.4 Aplikasi di Dunia Industri
Aplikasi dari perpindahan kalor di industri yaitu perminyakan, pangan,
farmasi dll. Sebagian besar dari industri- indutri yang berkaitan dengan
pemrosesan selalu menggunakan alat ini, karena alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi.
(Syaichurrozi, 2014).
II.4 Hipotesis
Pada percobaan Heat Exchanger diharapkan semakin besar bukaan kran
maka kecepatan volumetriknya semakin besar dan bukaan kran juga
mempengaruhi nilai UD (koefisien overall perpindahan panas).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Alat heat exchanger
3. Thermometer
4. Ember
5. Gelas ukur
III.3 Gambar Alat
Ember Thermometer
III.4 Prosedur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3 Grafik
200000
f(x) = 3964.15 x − 54187.6
150000 R² = 0.98
100000 Linear ()
50000
0
40 45 50 55 60 65 70
∆TLMTD
200 R² = 0.94
150
100 Linear ()
50
0
40 45 50 55 60 65 70
∆TLMTD
Grafik Q panas vs Ud
700
600 f(x) = 0 x + 420.1
500 R² = 0.87
400
Ud
300
Linear ()
200
100
0
0 0 0 0 0 0 0
000 000 000 000 000 000 000
10 12 14 Q panas
16 (BTU/hr)
18 20 22
Grafik Q dingin vs Ud
700
600 f(x) = 0.83 x + 425.14
500 R² = 0.88
400
Ud
300
Linear ()
200
100
0
120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Q dingin (BTU/hr)
IV.4. Pembahasan
Pada percobaan Heat Exchanger dengan menggunakan Heat
Exchanger jenis Single Pass Double Pipe dengan variable yang dijalankan
berupa bukaan kran yaitu 1,5;2;2,5;3 dengan selang waktu selama 5 detik
setiap variabel. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari percobaan
kemudian diplot pada grafik, nilai perpindahan panas pada fluida dingin dan
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2
HEAT EXCHANGER
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1 Kesimpulan
Dari praktikum Heat Exchanger yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Semakin besar nilai perpindahan panas (Q) maka semakin besar pula nilai
∆TLMTD.
2. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) terbesar untuk tiap – tiap bukaan
kran 1,5; 2; 2,5; 3 adalah sebesar 651,7692 ; 611,8650 ; 542,0325 ;
533,1649 Btu/jam.ft².⁰F.
V.2. Saran
1. Untuk alat heat exchanger sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum
digunakan terutama kompor nyalakan terlebih dahulu.
2. Dalam mengamati temperatur sebaiknya lebih teliti dikarenakan temperatur
pada alat sulit stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Syah,Hendri.2013.“ Kajian Kinerja Penukar Panas Tipe Shell And Tube Satu
Haluan Dengan Pengontrolan Suhu Outlet”.Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan.Vol 9.Hlm 159.
LAMPIRAN 1
Diketahui:
a) Diameter pipa luar 2” (OD) = 2,38 in = 0,1983 ft
b) Diameter pipa dalam 1,25” (OD) = 1,66 in = 0,115 ft
(Data diambil dari Tabel 11 Kern)
c) Panjang pipa (L) = 305 cm = 3,05 m = 10 ft
T 1 +T 2 154,4+145,4
d) Suhu rata-rata air panas (Tav) = = =149,9 ℉
2 2
T 1 +T 2 129,2+125,6
= =127,4 ° F , maka
2 2
Cp air panas = 1 Btu/lb.ᵒF
t 2 +t 78,8+ 89,6
Suhu rata-rata air pendingin (tav) = 1
= =84,2 ℉
2 2
t 1 +t 2 89,6+ 92,3
= =90,95 ° F , maka
2 2
Cp air pendingin = 1 Btu/lb.ᵒF
(Data diambil dari Grafik 2 Kern)
Perhitungan untuk bukaan kran air panas 1 dan kran air dingin 2
1. Debit air
Volume rata-rata air dingin yang ditampung selama 5 detik = 1960,52 ml
V 1960,52 ml
Q = = = =392,1 BTU / jam
t 5 detik
Volume air panas yang ditampung selama 5 detik = 1960 ml
V 1960 ml
Q= = = =392 BTU / jam
t 5 detik
2. Densitas air
berat piknometer isi−berat piknometer kosong
ρ air =
volume piknometer
42,1645−17,0202
¿
25
gr lbm
¿ 1,0058 =62,79
ml cuft
3. Massa air yang masuk HE
BTU lbm lbm
Air dingin : ṁ = Q . ρ = 392,1 x 62,79 x 3600=4,3382
jam cuft jam
BTU lbm lbm
Air panas : ṁ = Q . ρ = 392 x 62 , , 79 x 3600=3129,19
jam cuft jam
Air panas:
Q = m.Cp.(T1-T2)
lbm Btu
= 3129,19 x 1 x ( 154,4−145,4 ) ᵒF=205575,04
jam jam
( T 1 -t 2 ) − ( T 2 -t 1 )
ln ( T 1 -t 2 ) / ( T 2 -t 1 )
5. ∆T LMTD = =
( 154,4−89,6 )−(145,4−78,8)
=65,696℉
ln ( 154,4−89,6 ) 1/(145,4−78,8)
6. Diameter inner pipa
Do−Di 0,1983−0,115
D= = =0,1529 ft
ln Do/Di ln(0,1983/0,115)
7. Luas permukaan perpindahan kalor
A = π x D x L=3,14 x 0,1529 x 10=4,801 ft 2
8. Koefisien perpindahan panas pipa dingin
Btu
205575,04
Q jam Btu 2 0
U D= = =651,7692 ft F
A x ∆ t 4,801 ft x 65,696 ℉
2
jam
LAMPIRAN 2
Gambar 1. Proses pengukuran berat piknometer kosong dan piknometer isi untuk
pengukuran densitas air