Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“ DRYING “

GRUP L :
1. NADIA ASTHI HAPSARI (17031010204)
2. NI LUH PUTU A.P.D. (17031010213)

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

Ir. C. Pujiastuti, MT Ir. Suprihatin, MT


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19630508 198203 2 001

Program Studi S-1 Teknik Kimia 1


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Drying “.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 5
April 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C.Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
2. Ibu Ir. Suprihatin, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, guna kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun
ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik
khususnya jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 8 April 2019

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia 2


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................. 2
Daftar isi........................................................................................................... 3
Intisari............................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 5
I.2 Tujuan Praktikum........................................................................................ 6
I.3 Manfaat Praktikum...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum............................................................................................. 7
II.2 Sifat Bahan ................................................................................................ 13
II.3 Hipotesa .................................................................................................... 14
BAB III PERCOBAAN
III.1 Bahan yang digunakan……...................................................................... 15
III.2 Alat yang digunakan................................................................................. 15
III.3 Gambar Alat yang digunakan................................................................... 15
III.4 Rangkaian Alat ........................................................................................ 16
III.5 Prosedur Praktikum.................................................................................. 16
III.6 Diagram alir……………………………………………………………. 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Pengamatan.................................................................................... 18
IV.2 Tabel Perhitungan.................................................................................... 19
IV.3 Grafik........................................................................................................ 20
IV.4 Pembahasan.............................................................................................. 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan................................................................................................ 23
V.2 Saran.......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................24
APPENDIX ..................................................................................................... 25

Program Studi S-1 Teknik Kimia 3


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

INTISARI

Drying adalah proses pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair didalam zat padat itu sampai suatu
nilai rendah yang didapat diterima menggunakan panas. Atau dengan pengertian
lain, drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung dalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industri. Baik indusrti besar maupun kecil, sehingga percobaaan drying
penting utnuk dilakukan.
Pada percobaan pengeringan ini ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan antara lain. Menyiapkan ubi jalar yang dibentuk dengan bentuk tertentu.
Dalam praktikum ini, digunakan oven sebagai alat yang digunakan sebagai alat
pengering. Kemudian ubi jalar tersebut dimasukkan ke dalam oven, sampai
interval waktu tertentu. Setelah itu tempatkan dalam desikator selama 5 menit lalu
timbang kemudian masukkan lagi ke dalam oven. Hal tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga berat konstan.
Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu percobaan drying dengan
menggunakan bahan ubi jalar yang memiliki bentuk berbeda - beda. Dimana
dilakukan percobaan dengan interval waktu 10 menit hingga menit ke 100 untuk
menentukan berat konstan dengan suhu 100º celcius. Didapat pada bentuk jajar
genjang luas permukaannya 31,25 cm2, dengan berat 30 gram Pada bentuk balok
luas permukaannya 47,98 cm2, dengan berat 25 gram. Pada bentuk tabung luas
permukaannya 62,8 cm2, dengan berat 28 gram. Pada bentuk kubus luas
permukaannya 54 cm2, dengan berat 29 gram. Dimana semakin lama interval
waktu yang digunakan maka kecepatan pengeringan dan kadar air akan semakain
rendah. Serta semakin besar luas permukaan bahan maka semakin cepat proses
pengeringan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 4


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Drying adalah proses pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair didalam zat padat itu sampai suatu
nilai rendah yang didapat diterima menggunakan panas. Atau dengan pengertian
lain, drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung dalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industri. Baik indusrti besar maupun kecil, sehingga percobaaan drying
penting utnuk dilakukan.
Pada percobaan pengeringan ini ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan antara lain. Menyiapkan ubi jalar yang dibentuk dengan bentuk tertentu.
Dalam praktikum ini, digunakan oven sebagai alat yang digunakan sebagai alat
pengering. Kemudian ubi jalar tersebut dimasukkan ke dalam oven, sampai
interval waktu tertentu. Setelah itu tempatkan dalam desikator selama 5 menit lalu
timbang kemudian masukkan lagi ke dalam oven. Hal tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga berat konstan.
Dalam percobaan drying atau pengeringan bertujuan untuk Untuk
menghitung presentase kadar air yang hilang. Selain itu, Untuk menentukan grafik
hubungan antara kecepatan pengeringan dengan kadar air dalam padatan, untuk
menghitung kadar presentase kadar air yang hilang, Untuk menentukan grafik
hubungan antara kadar air dalam padatan versus waktu dan kecepatan
pengeringan. Adapun manfaatnya ialah, agar praktikan dapat mengetahui proses
perpindahan massa dan perpindahan panas pada percobaan pengeringan, agar
praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan. Dan
agar praktikan dapat mengaplikasikan pengeringan dalam dunia industri.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 5


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

I.2 Tujuan
1. Untuk menghitung presentase kadar air yang hilang.
2. Untuk menentukan hubungan antara kecepatan pengeringan dengan kadar
kadar air dalam padatan.
3. Untuk menentukan hubungan antara koefisien perpindahan massa H 2O
dari padatan ke udara pada periode kecepatan atau pengeringan tetap.

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui proses perpindahan massa dan
perpindahan panas pada percobaan pengeringan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan.
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan pengeringan dalam dunia industri.
.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 6


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai macam
industri, baik industri besar maupun kecil. Tujuan dari proses pengeringan antara
lain adalah untuk mengawetkan suatu bahan, menghilangkan uap beracun,
mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan kandungan air tertentu,
membunuh organisme dalam bahan dan memperingan bahan. Sebagian besar
industri menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying antara lain:
industri pigmen, kertas, polimer, keramik, kulit, kayu, dan makanan.
(Rizal, 2016)
II.1.1 Dryer
Tidak ada jalan yang mudah dalam mengklasifikasi peralatan dryer.
Beberapa dryer menggunakan secara berkala (continu) dan sebagian batch.
Beberapa mengaduk suatu padatan dan sebagian tidak. Beberapa dryer dapat
mengeringkan semua bahan dan sebagian hanya bahan – bahan tertentu. Secara
garis besar, dryer dibagi menjadi tiga yaitu :
1. pengering di mana zat padat secara langsung terkena gas panas (biasanya
udara)
2. pengering di mana panas dipindahkan ke padatan dari media eksternal seperti
uap kondensasi, biasanya melalui permukaan logam dengan di mana padatan
bersentuhan, dan
3. pengering yang dipanaskan dengan listrik, radiant, atau oven listrik.
Pengering yang mengekspos padatan ke gas panas disebut pengering
adiabatic atau langsung, yang mana panas dipindahkan dari media eksternal
dikenal sebagai pengering non adiabatic atau tidak langsung. Beberapa unit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 7


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

memiliki lebih dari satu metode perpindahan panas, seperti gas panas plus
permukaan panas atau gas panas plus radiasi.
Pengering yang menggunakan gas panas biasanya disebut adiabatic dryer. Dan
pengering yang menggunakan suatu medium disebut non-adiabatic dryer.
Beberapa alat memiliki lebih dari satu metode pengeringan.
II.1.2 Penanganan dalam Dryer
Kebanyakan industry, pengeringnya berlangsung terus menerus dan dalam
skala yang besar. Pada adiabatic dryer padatan dipindahkan kegas dalam beberapa
jalan yaitu :
1. Udara ditiupkan pada permukaan bed. Proses ini disebut cross circulation
2. Udara ditiupkan sepanjang bed dari granular padat. Proses ini disebut
through – circulation drying. Pada pengeringan cross – circulation,
kecepatan udara konstan pelan untuk menghindari entertainment dari
partikel padat.
3. Padatan terarah kebawah secara perlahan lahan.
4. Udara melewati padatan menuju ke atas untuk melakukan proses
pengeringan.
5. Padatan yang terbawa udara dengan kecepatan tinggi menuju pneumatic
conveyor.
6. Larutan akan tereksporasi dengan men-spray dengan steam panas.

Pada non adiabatic dryer, gas (udara) hanya berpindah dari tempat menggunakan
air menguap. Terkadang tersapu oleh udara sendiri (nitrogen atau oksigen).
1. Padatan bergerak pelan secara horizontal permukaan dan dimasak hingga
kering. Permukaan biasa dipanaskan melalui medium atau dielektrik.
2. Padatan pindah dari permukaan panas baik dengan pengadukan maupun
tidak pengadukan.
3. Padatan bergeser dari permukaan panas oleh gravitasi menuju lokasi
selanjutnya.
(McCabe,
2005)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 8


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

II.1.3 Kecepatan Pengeringan


Pada proses drying terjadi dua proses perpindahan massa yang berlangsung
seri yaitu, perpindahan massa H 2O dari dalam padatan ke permukaan padatan dan
perpindahan massa H 2O dari permukaan padat menuju udara. Kecepatan
perpindahan massa H 2O dalam padatan biasa didekati dengan persamaan :
g H 2O dλ
N= = - De …………………………….(1)
Luas x Waktu dr
Sedangkan kecepatan perpindahan massa H 2O antara fase (permukaan padatan ke
udara) dapat didekati dengan persamaan :
g H 2O
N= = ky (Y*-Y) …………………………….(2)
Luas x Waktu
Apabila suatu bahan basah yang kadar airnya mula – mula cukup tinggi maka
pada umumnya grafik kecepatan penyaringan (N) versus kadar air tersisa dalam
padatan (X) mengikuti pola. Secara garis besar grafik dapat dibagi ke periode
kecepatan pengeringan tetap dari kecepatan menurun.
1. Proses penyesuaian awal (A’B atau AB). Pada proses ini, kadar air tinggi
sehingga permukaan mesin basah dan bersifat seperti permukaan air.
2. Proses kecepatan pengeringan tetap (BC). Pada proses ini kadar air masih
tinggi namun kecepatan pengeringan tetap.
3. Proses kecepatan pengeringan turun beraturan (CD). Pada proses ini kadar
air sangat rendah. Sehingga permukaan padatan makin lama makin luas.
4. Proses kecepatan pengeringan turun tak beraturan (DE). Pada proses ini
kadar air sangat rendah. Kecepatan massa H 2O dari dalam padatan ke
permukaanpadatan (difusi steady-satate)
(Tim Dosen, 2019)
Kurva pengeringan khas terkait dengan mekanisme pengeringan. Periode
pengeringan disajikan oleh bagian AB dari kurva di bawah. Kurva tersebut adalah
periode keadaan tidak stabil, dimana suhu dapat mencapai puncak meskipun

Program Studi S-1 Teknik Kimia 9


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

bentuk yang ditampilkan adalah tipikal, hamper semua bentuk mungkin terjadi
dan AB dapat terjadi pada tingkat teknan juga periode air yang hilang.

Gambar 1. Grafik kecepatan pengeringan


(Foust, 1960)
II. 1.4 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan
Berikut merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam proses
pengeringan yaitu sebagai berikut :
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan bahan semakin cepat bahan menjadi kering. Air
menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada pada bagian tengah
akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap.
2. Perbedaan suhu dan udara sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
pangan makin cepat pemindahan panas kedalam bahan dan makin cepat pula
penghilangan air dari bahan.
3. Kecepatan aliran udara

Program Studi S-1 Teknik Kimia 10


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Semakin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehingga dapat mencegah terjadinya udara jenuh dipermukaan
bahan.

4. Tekanan udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tertampung dan disingkirkan dari bahan.
5. Kelembapan udara
Semakin lembap udara maka semakin lama kering sedangkan semakin
kering udara maka semakin cepat pengeringan.
(Tindaon, 2013)
II.1.5 Alat Dryer
Rotary dryer secara umum merupakan alat pengering yang berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dapat dipanaskan dengan tungku
atau gasifer. Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali – kali
sehingga digunakan tidak hanya permukaan atas yang mengalami pengeringan,
namun juga pada seluruh bagian, yaitu atas dan bawah secara bergantian.
Sehingga pengeringan yang dilakukan lebih merata dan lebih efisien serta
menghemat waktu.
(Zikri, 2015)
II.1.6 Proses dan Mekanisme Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus
ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan
air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida dimana cairan harus
ditransfer melalui strukur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi

Program Studi S-1 Teknik Kimia 11


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

panas harus disedikan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar lepas dari bahan.
Berikut merupakan mekanisme keluarnya air dan dalam bahan selama
pengeringan adalah sebagai berikut :

1. Air bergerak melalui tekanan kapiler


2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian
bahan
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan –
lapisan permukaankomponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan keudara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
(Tindaon, 2013)
II.1.7 Aplikasi dalam Dunia Industri
Aplikasi dalam dunia industry digunakan untuk design peralatan pengeringan.
Untuk mendesign diperlukan kecepatan pengeringan perpindahan panas dan
perpindahan massa. Selain itu juga terdapat pola aliran udara dan variabel
pengeringan itu sendiri. Faktor ekonomi dapat kita lihat pengaruh dalam
perancangan alat dryer. Selain rotary drum, terdapat juga tray dyer. Tray dryer
merupakan pengeringan jenis batch yang memiliki kapasitas yang kecil. Tray
dryer hanya memiliki 10 – 20 penampan.
(McCabe, 2005)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 12


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

II.2 Sifat Bahan


1. Ubi Jalar
A. Sifat fisika
1. Bewarna kuning atau ungu
2. Tidak berbau
3. Berasa agak manis
4. Penyimpanan bersuhu rendah 27℃
5. Kelembapan udara 85℃ - 90℃
B. Sifat kimia
1. Mengandung 0,70 mg zat besi
2. Mengandung 136 kal kalori
3. Mengandung 0,6 mg hiasin
4. Mengandung 52 mg fosfor
5. Mengandung 5 mg natrium
(Yuwono,2015)
C. Fungsi : Sebagai bahan yang dikeringkan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 13


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

II.3 Hipotesa
Pada percobaan drying atau pengeringan semakin besar luas permukaan
bahan, maka akan cepat proses pengeringan. Semakin tinggi kecepatan
pengeringan maka kadar air makin sedikit. Semakin besar perbedaan suhu
medium pemanas semakin cepat pula pengeringan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 14


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Ubi jalar

III.2 Alat-Alat yang Digunakan


1. Oven
2. Loyang
3. Neraca Analitik
4. Pisau
5. Desikator
6. Stopwatch
7. Penggaris

III.3 Gambar Alat

Oven loyang Neraca Analitik

Desikator Pisau Stopwatch Penggaris

Program Studi S-1 Teknik Kimia 15


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

III.4 Rangkaian Alat

3 Keterangan :
1. Oven
2. Loyang
1
3. Pengatur Suhu

Gambar 1. Rangkaian oven dan loyang alat pengeringan

III.5 Prosedur Percobaan


1. Siapkan bahan ubi jalar dengan bentuk tertentu
2. Timbang bahan dan catat beratnya (w)
3. Ukur luas permukaannya
4. Atur panas oven dengan suhu tertentu
5. Masukkan bahan ke oven dalam interval waktu tertent
6. Ambil bahan dari oven lalu desikator 5 menit lalu timbang
8. Lakukan pengovenan, desikator dan penimbangan sampai memperoleh berat
konstan (Wk)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 16


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

III.6 Diagram alir

Siapkan bahan ubi jalar yang telah dibentuk dengan


berbagai bentuk tertentu

Timbang bahan dan catat beratnya (w)

Ukur luas permukaannya

Atur panas oven dengan suhu tertentu

Masukkan bahan ke oven dalam interval waktu tertentu

Ambil bahan dari oven lalu desikator 5 menit lalu


timbang

Lakukan pengovenan, desikator dan penimbangan


sampai memperoleh berat konstan (Wk)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 17


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan di lakukan pada suhu 100°C dan interval waktu 10 menit.
Tabel 1. Berat Awal dan Luas Permukaan Bahan
Berat awal Luas Permukaan
Bahan Bentuk
(gr) (cm2)
Jajar genjang 30 31.25
Ubi jalar Balok 25 47.98
Tabung 28 62.8
Kubus 29 54

Tabel 2. Berat Bahan Pada Interval Waktu


Berat pada waktu ke - (gram)
Bahan Bentuk Berat awal (gr)
10 20 30 40 50

Jajar
30 26.987 25.376 23.778 22.576 21.315
genjang
Ubi Balok 25 20.091 18.919 17.647 16.657 15.530
jalar
Tabung 28 26.511 24.943 23.647 22.590 21.236
Kubus 29 27.701 26.213 24.733 23.534 22.357

Berat pada waktu ke - (gram)


Bahan Bentuk Berat awal (gr)
60 70 80 90 100

Jajar
30 20.019 19.174 18.078 17.260 17.259
genjang
Ubi Balok 25 14.575 13.853 12.915 12.269 12.258
jalar
Tabung 28 19.975 19.061 17.943 17.129 17.118
Kubus 29 21.102 20.142 18.890 18.1414 18.1319

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 18


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Tabel 3. Perhitungan kadar air (%)


Kadar air yang hilang (%)
Berat awal
Bahan Bentuk
(gr) 10 20 30 40 50

Jajar
30 56.364 47.030 37.771 30.807  23.500
genjang
Ubi balok 25 63.901 54.340 43.963 35.886 26.692
jalar
Tabung 28  54.872 45.712 38.141 31.966 24.056
kubus 29 52.774 44.568 36.406 29.793 23.302

Kadar air yang hilang (%)


Berat awal
Bahan Bentuk
(gr) 60 70 80 90 100

Jajar
30 15.991 11.095  4.745 0.005  0
genjang
Ubi Balok 25  18.901  13.011  5.359  0.089  0
jalar
Tabung 28  16.690  11.350  4.819  0.064  0
Kubus 29  16.380  11.085  4.181  0.052  0

Tabel 4. Kecepatan Pengering (gr/menitcm2)


Kecepatan Pengeringan (gr/cm2. menit)
Berat
Bahan Bentuk
awal (gr) 10 20 30 40 50

Jajar 14.7968 ×  5.1552 × 5.1136 × 3.8464 × 4.0352 ×


30
genjang 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
 10.2313 ×  2.4426 × 2.6511 × 2.0633 × 2.3448 ×
Balok 25
Ubi 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
jalar  2.3710 ×  2.4968 ×  2.0636 ×  1.6831 ×  2.1560 ×
Tabung 28
10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
 2.4055 ×  2.7555 ×  2.7407 ×  2.2203 ×  2.1796 ×
Kubus 29
10-3 10-3 10-3 10-3 10-3

Bahan Bentuk Berat Kecepatan Pengeringan (gr/cm2. menit)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 19


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

awal (gr) 60 70 80 90 100

Jajar 4.1472 × 10- 2.704 ×  3.5072 ×  2.6176 ×  0.0032 ×


30
genjang 3
10-3 10-3 10-3 10-3
 1.9904 × 1.5047 × 1.9549 × 1.3463 × 0.0229 ×
Balok 25
Ubi 10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
jalar  2.0079 ×  1.4554 ×  1.7802×  1.2961 × 0.0175 ×
Tabung 28
10-3 10-3 10-3 10-3 10-3
 2.3240 ×  1.7777 ×  2.3185 ×  1.3862×  0.0175 ×
Kubus 29
10-3 10-3 10-3 10-3 10-3

IV.3 Grafik
IV.3.1 Kadar air yang hilang versus waktu

Hubungan Kadar Air yang hilang (%) dengan


Waktu (menit)
70
60
Kadar Air yang hilang (%)

50 Jajar Genjang
40 Balok
Tabung
30
Kubus
20
10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Gambar 4.Hubungan Kadar Air yang hilang (%) vs Waktu (menit)

Program Studi S-1 Teknik Kimia 20


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

IV.3.2 Kecepatan pengeringan versus waktu

Hubungan Antara Kecepatan


Pengeringan(gr/cm2.menit) dengan waktu
(menit)
16
Kecepatan pengeringan

14
(gr,cm2.menit) x10-3

12
Jajar Genjang
10
Balok
8 Tabung
6 Kubus
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)

Gambar 5. Hubungan Kecepatan Pengeringan (gr/cm2.menit)


vs Waktu (menit)

IV.3.3 Kecepatan pengering versus kadar air yang hilang

Hubungan Antara Kecepatan Pen-


geringan(gr/cm2.menit) dengan Kadar
Air yang hilang (%)
Kecepatan pengeringan

16
(gr,cm2.menit) x10-3

14
Jajar genjang
12
10 Balok
8 Tabung
6 Kubus
4
2
0
0 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

Kadar air (%)

Gambar 6.Hubungan Kecepatan Pengeringan vs Kadar Air

Program Studi S-1 Teknik Kimia 21


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

IV.4 Pembahasan
Pada percobaan drying ini dilakukan dengan menggunakan bahan ubi jalar.
Bahan tersebut dipotong yang dengan bentuk bentuk jajar genjang, balok, tabung
dan kubus. Dengan berat berturut – turut 30 gram, 25 gram, 28 gram, dan 29
gram. Setelah dilakukan percobaan terlebih dahulu dihitung luas permukaannnya.
Pada ubi jalar berbentuk jajar genjang luas permukaannya 31,25 cm2. Pada ubi
jalar berbentuk balok luas permukaannya 47,98 cm2. Pada ubi jalar berbentuk
tabung luas permukaannya 62,8 cm2. Pada ubi jalar berbentuk kubus luas
permukaannya 54 cm2.
Setelah dilakukan percobaan pengeringan dan digunakan waktu yang
konstan yaitu setiap interval 10 menit, didapatkan hasil bahwa masing-masing
bentuk memiliki tingkat pengurangan kadar air yang berbeda-beda. Semakin lama
proses pengeringannya, maka kadar air yang terdapat pada bahan semakin sedikit,
hal ini dapat dilihat pada grafik kadar air vs waktu dimana pada grafik dibuktikan
dengan garis yang selalu turun, karena adanya perpindahan massa air dari bahan
ke permukaan bahan dan dari permukaan bahan ke udara sehingga kadar airnya
berkurang.
Dari keempat macam bentuk ubi jalar yang lebih cepat pengeringannya
yaitu tabung karena luas permukaannya yang lebih besar. Dari ketiga grafik yang
yang telah dibuat bahwa pada gambar 4 telah mendapatkan hasil bahwa semakin
lama waktu pengovenan maka kadar air yang didapatkan akan berkurang. Pada
gambar 5 hasil yang diperoleh hubungan antara kecepatan pengeringan dengan
waktu semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pengovenan maka semakin
sedikit kecepatan pengeringannya. Dan hasil pada gambar 6 menunjukkan bahwa
hubungan antara kecepatan pengeringan dengan kadar air bahwa semakin tinggi
kecepatan pengeringan maka kadar air yang ada pada bahan tersebut akan
berkurang. Maka dapat disimpulkan semakin lama waktu pengeringan maka
semakin banyak kadar air yang berkurang. Sehingga praktikum yang dilakukan
sesuai dengan teori.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 22


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Kadar air dalam proses pengeringan mengalami penurunan tiap satuan
waktu hingga kadar air mencapai nilai nol yang ditunjukkan oleh berat
konstan pada penimbangan.
2. Semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air yang berkurang dari
bahan juga akan semakin banyak, begitupula dengan nilai kecepatan
pengeringannya yang semakin tinggi sehingga proses pengeringan akan
semakin lebih cepat.
3. Semakin besar permukaan suatu bahan, maka nilai H 2O yang dapat
teruapkan ke udara juga semakin banyak. Hal ini dikarenakan semakin luas
permukaan suatu bahan, maka kontak antara udara panas dengan bahan juga
semakin mudah, sehingga udara panas dapat berdifusi masuk dengan
jangkauan yang lebih luas dan membawa air yang berada didalam ubi jalar
berpindah ke udara panas dengan fase liquid.
4. Semakin besar permukaan suatu bahan, maka kecepatan pengeringan juga
akan semakin cepat. Pada permukaan yang luas, udara yang banyak dapat
mengalir melalui permukaan dengan luas, sehingga udara tersebut dapat
leluasa membawa kadar air dalam bahan, sehingga kadar air dalam bahan
akan semakin cepat keluar ke udara.

V.2 Saran
1. Sebaiknya suhu didalam oven dijaga agar tetap konstan sehingga proses
pengeringan dapat terjadi dengan sempurna.
2. Sebaiknya bahan yang sudah dikeringkan dapat sesegera mungkin
dimasukkan ke dalam desikator sehingga bobot konstan akan lebih mudah
tercapai.
3. Sebaiknya penimbangan dilakukan dengan cepat agar kadar air tidak
bertambah akibat uap udara.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 23


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA
Foust, Alan S. 1960. “Principles of Unit Operation”. Pennyslvania: John Willey &
Sains,inc.
McCabe, Warren L., dkk. 2005. “Unit Operations of Chemical Engineering”. New
York: Mc Graw Hill.
Rizal. 2013. “Drying”. (https://tentangteknikkimia.com/2016/12/07.drying).
Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 19.30 WIB.
Tim Dosen. 2019. “Praktikum Operasi Teknik Kimia I Modul Drying”. Surabaya:
UPN “Veteran” Jawa Timur.
Tindaon, Westryan. 2013. “Pengeringan”. (westryanTindaon1716.com). Diakses
pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 19.45 WIB.
Yuwono. 2015. “Ubi Jalar”. (http://darsatop.lacture.ub.ac.id/2015/13-ubi-jalar-
ipomoed-batatas/). Diakses pada tangga; 22 Maret 2019 pukul 20.01 WIB.
Zikri, Ahmad. 2015. “Uji Kinetika Rotary Dryer Berdasarkan Efisiensi Termal
Pengeringan Serbuk Kayu untuk Pembuatan Biopelet”. Jurnal Teknik Kimia
vol 21.51.

Program Studi S-1 Teknik Kimia 24


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

APPENDIX

A. Perhitungan Luas Permukaan


1. Luas permukaan Balok
Lp = 2 x ( (p x l ) + ( p x t ¿ + ( l x t ¿ ¿
= 2 x ( (3.8 x 2.5 ) + ( 3.8 x 2.3 ¿ + ( 2.5 x 2.3 ¿ ¿
= 2 x 23.99
= 47.98 cm2

B. Perhitungan Kadar air dan Kecepatan Pengeringan


1. Kadar Air dalam ubi jalar berbentuk jajar genjang setelah pengovenan
pada:
a. Pada saat 10 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(26.987−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.56364%
b. Pada saat 20 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(25.376−17.259)
= x 100 %
17.259
=0.47030%
c. Pada saat 30 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(23.778−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.37771%
d. Pada saat 40 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(22.576−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.30807%

Program Studi S-1 Teknik Kimia 25


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

e. Pada saat 50 menit


( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(21.315−17.259)
¿ x 100 %
17.259
= 0.23500%
f. Pada saat 60 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(20.019−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.15991%
g. Pada saat 70 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(19.174−17.259)
¿ x 100 %
17.259
= 0.11095 %
h. Pada saat 80 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(18.078−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.04745 %
i. Pada saat 90 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(17.260−17.259)
= x 100 %
17.259
= 0.00005%
j. Pada saat 100 menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 26


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

( Berat basah−Berat konstan)


x 100 %
Berat Konstan
(17.259−17.259)
= x 100 %
17.259
=0%
2. Kadar air dalam ubi jalar bentuk balok setelah pengovenan pada :
a. Pada saat 10 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(20.091−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.63901 %
b. Pada saat 20 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(18.919−12.258)
= x 100 %
12.258
=0.54340%
c. Pada saat 30 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(17.647−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.43963%
d. Pada saat 40 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(16.657−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.35886%
e. Pada saat 50 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 27


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

(15.530−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.26692 %
f. Pada saat 60 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(14.575−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.18901 %
g. Pada saat 70 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(13.853−12.258)
x 100 %
12.258
= 0.13011%
h. Pada saat 80 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(12.915−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.05359%
i. Pada saat 90 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(12.269−12.258)
= x 100 %
12.258
= 0.00089%
j. Pada saat 100 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(12.258−12.258)
= x 100 %
12.258
=0%
3. Kadar air dalam ubi jalar bentuk tabung setelah pengovenan pada :

Program Studi S-1 Teknik Kimia 28


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

a. Pada saat 10 menit


( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(26.511−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.54872%
b. Pada saat 20 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(24.943−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.45712%
c. Pada saat 30 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(23.647−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.38141 %
d. Pada saat 40 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(22.590−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.31966 %
e. Pada saat 50 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(21.236−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.24056 %
f. Pada saat 60 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 29


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

(19.975−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.16690 %
g. Pada saat 70 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(19.061−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.11350%
h. Pada saat 80 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(17.943−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.04819 %

i. Pada saat 90 menit


( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(17.129−17.118)
= x 100 %
17.118
= 0.00064%
j. Pada saat 100 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(17.118−17.118)
= x 100 %
17.118
=0%
4. Kadar air dalam ubi jalar bentuk kubus setelah pengovenan pada :
a. Pada saat 10 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(27.701−18.1319)
= x 100 %
18.1319

Program Studi S-1 Teknik Kimia 30


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

= 0.52774%
b. Pada saat 20 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(26.213−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.44568%
c. Pada saat 30 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(24.733−18.1319)
x 100 %
18.1319
= 0.36406%
d. Pada saat 40 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(23.534−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.29793 %
e. Pada saat 50 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(22.357−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.23302 %
f. Pada saat 60 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(21.102−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.16380 %
g. Pada saat 70 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan

Program Studi S-1 Teknik Kimia 31


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

(20.142−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.11085%
h. Pada saat 80 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(18.890−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.04181%
i. Pada saat 90 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(18.1414−18.1319)
= x 100 %
18.1319
= 0.00052 %
j. Pada saat 100 menit
( Berat basah−Berat konstan)
x 100 %
Berat Konstan
(18.1319−18.1319)
= x 100 %
18.1319
=0%

5. Perhitungan Kecepatan Pengeringan pada jajar genjang


a. Pada saat 10 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A

30 gr −26.987 gr
¿
10 x 31.25
gram
=14.7968 × 10-3 2
cm menit
b. Pada saat 20 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A

Program Studi S-1 Teknik Kimia 32


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

26.987 gr −25.376 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 5.1552× 10-3 2
cm menit
c. Pada saat 30 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
25.376 gr −23.778 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 5.1136 × 10-3 2
cm menit
d. Pada saat 40 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
23.778 gr−22.576 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 3.8464 × 10-3
cm 2 menit
e. Pada saat 50 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
22.576 gr −21.315 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 4.0352 × 10-3 2
cm menit

f. Pada saat 60 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
21.315 gr−20.019 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 4.1472
cm 2 menit
g. Pada saat 70 menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 33


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

( Berat awal−Berat kering)


∆t× A
20.019 gr−19.174 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 2.704 × 10-3 2
cm menit
h. Pada saat 80 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
19.174 gr −18.078 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 3.5072 × 10-3 2
cm menit
i. Pada saat 90 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
18.078 gr−17.260 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 2.6176 × 10-3
cm 2 menit
j. Pada saat 150 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
17.260 gr−17.259 gr
¿
10 x 31.25
gram
= 0.0032 x 10-3
cm 2 menit

11. Perhitungan Kecepatan Pengeringan pada balok


a. Pada saat 10 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A

Program Studi S-1 Teknik Kimia 34


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

25 gr −20.091 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 10.2313× 10-3 2
cm menit
b. Pada saat 20 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
20.091 gr−18.919 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 2.4426 × 10-3 2
cm menit
c. Pada saat 30 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
18.919 gr−17.647 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 2.6511 × 10-3
cm 2 menit
d. Pada saat 40 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
17.647 gr −16.657 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 2.0633 × 10-3 2
cm menit
e. Pada saat 50 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
16.657 gr −15.530 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 2.3488 × 10-3 2
cm menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 35


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

f. Pada saat 60 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
15.530 gr−14.575 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 1.9904× 10-3
cm 2 menit
g. Pada saat 70 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
14.575 gr−13.853 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 1.5047 × 10-3
cm 2 menit
h. Pada saat 80 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
13.853 gr−12.915 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 1.9549 × 10-3 2
cm menit
i. Pada saat 90 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
12.915 gr−12.269 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 1.3463 × 10-3 2
cm menit
j. Pada saat 100 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
12.269 gr−12.258 gr
¿
10 x 47.98
gram
= 0.0229 × 10-3
cm 2 menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 36


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

12. Perhitungan Kecepatan Pengeringan pada tabung


a. Pada saat 10 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
28 gr −26.511 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 2.3710 × 10-3 2
cm menit
b. Pada saat 20 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
26.511 gr−24.943 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 2.4968 × 10-3
cm 2 menit
c. Pada saat 30 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
24.943 gr−23.647 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 2.0636 × 10-3 2
cm menit
d. Pada saat 40 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
23.647 gr −22.590 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 1.6831 × 10-3 2
cm menit
e. Pada saat 50 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A

Program Studi S-1 Teknik Kimia 37


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

22.590 gr−21.236 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 2.1560 × 10-3 2
cm menit

f. Pada saat 60 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
21.236 gr −19.975 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 2.0079 × 10-3
cm 2 menit
g. Pada saat 70 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
19.975 gr−19.061 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 1.4554 × 10-3
cm 2 menit
h. Pada saat 80 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
19.061 gr−17.943 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 1.7802 × 10-3 2
cm menit
i. Pada saat 90 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
17.943 gr−17.129 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 1.2961 × 10-3 2
cm menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 38


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

j. Pada saat 100 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
17.129 gr−17.118 gr
¿
10 x 62.8
gram
= 0.0175 × 10-3
cm 2 menit

13. Perhitungan Kecepatan Pengeringan pada kubus


a. 10 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
29 gr −27.701 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.4055 × 10-3 2
cm menit
b. Pada saat 20 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
27.701 gr−26.213 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.7555 × 10-3 2
cm menit
c. Pada saat 30 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
26.213 gr−24.733 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.7407 × 10-3
cm 2 menit
d. Pada saat 40 menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 39


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

( Berat awal−Berat kering)


∆t× A
24.733 gr−23.534 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.2203 × 10-3 2
cm menit

e. Pada saat 50 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
23.534 gr −22.357 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.1796 × 10-3
cm 2 menit

f. Pada saat 60 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
22.357 gr −21.102 gr
¿
10 x 54
gram
= 2.3240 × 10-3
cm 2 menit

g. Pada saat 70 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
21.102 gr−20.142 gr
¿
10 x 54
gram
= 1.7777 × 10-3 2
cm menit
h. Pada saat 80 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
20.142 gr−18.890 gr
¿
10 x 54

Program Studi S-1 Teknik Kimia 40


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
DRYING
UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

gram
= 2.3185 × 10-3
cm 2 menit
i. Pada saat 90 menit
( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
18.890 gr−18.1414 gr
¿
10 x 54
gram
= 1.3862 × 10-3 2
cm menit

j. Pada saat 100 menit


( Berat awal−Berat kering)
∆t× A
18.1414 gr −18.1319 gr
¿
10 x 54
gram
= 0.0175 × 10-3
cm 2 menit

Program Studi S-1 Teknik Kimia 41


Fakultas Teknik UPN ”VETERAN” Jatim Surabaya

Anda mungkin juga menyukai