Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I
“ SEDIMENTASI”

GRUP E :

1. Darwati ( 1631010052 )
2. Rian Ardiansyah ( 1631010075 )

TANGGAL PERCOBAAN : 11 April 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2018

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 1


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA I

“SEDIMENTASI“

GRUP E :

1. Darwati ( 1631010052 )
2. Rian Ardiansyah ( 1631010075 )

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing

Ir. C. Pujiastuti, MT Ir. Nurul Widji Triana, MT


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19610301 198903 2 001

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 2


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum
Operasi Teknik Kimia I ini dengan judul “Sedimentasi“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 28
Februari 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Operasi
Teknik Kimia.
2. Ibu Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan–rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, saya sangat menyadari dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, saya selalu
mengharapkan kritik dan saran. Akhirnya penyusun berharap laporan praktikum
yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua mahasiswa Fakultas
Teknik khususnya program studi Teknik Kimia.
Surabaya, 8 Maret 2018

Penyusun

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 3


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

INTISARI
Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan susupensi menjadi fluida
jernih (supernatant) dan slurry yang mengandung konstentrasi padatan lebih tinggi.
Larutan suspense teridiri dari campuran fase cair dan juga fase padat yang bersifat
settleable, dapat diendapkan karena perbedaan densitas antar fasenya. Banyak
metode pemisahan secara mekanik didasarkan pada pergerakkan partikel solid
atau tetesan fluida. Fluida sendiri adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan
bentuk (distorsi) secara permanen, dapat berupa gas atau cairan baik dalam
keadaan bergerak. Proses sedimentasi merupakan suatu proses separasi secara
mekanis yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Sedimentasi sendiri dilakukan
untuk memisahkan partikel–partikel padat maupun cairan dari gas atau cairan
tertentu. Melalui proses sedimentasi ini, maka cairan partikel–partikel padat dapat
diklasifikasikan menurut massa jenis dan ukuran partikelnya.
Terdapat beberapa langkah dalam praktikum sedimentasi, diawali dengan
membuat slurry dari campuran tepung tapioca dan air dengan konsentrasi tertentu.
Aduk hingga homogeny dan dimasukkan ke dalam gelas ukur hingga 500 ml.
Kemudian, catat tinggi permukaan slurry dan air setiap selang waktu tertentu
hingga dicapai tinggi permukaan slurry yang konstan. Kemudian catat waktu yang
dibutuhkan hingga menjadi critical settling point. Setelah itu, membuat grafik
hubungan antara tinggi permukaan slurry dengan waktu pengendapan. Serta grafik
hubungan antara konsentrasi slurry dengan kecepatan pengendapan.
Berdasarkan hipotesa dan hasil praktikum telah dimiliki suatu kesamaan.
Bahwa semakkin lama waktu yang dibutuhkan dalam proses sedemintasi., maka
semakin tinggi permukaan slurrynya. Dan apabila semakin kecil konsentrasi dari
campuran tepung tapioca dengan air, maka semakin kecil pula laju dalam
pengendapannya.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 4


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................... i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Intisari ......................................................................................................... iv
Bab I : Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
I.2 Tujuan Percobaan ........................................................................... 2
I.3 Manfaat Percobaan ......................................................................... 2
Bab II : Tinjauan Pustaka
II.1 Secara Umum ................................................................................ 3
II.2 Sifat Bahan .................................................................................... 12
II.3 Hipotesa ........................................................................................ 13
II.4 Diagram Alir ................................................................................. 14
Bab III : Pelaksanaan Praktikum
III.1 Bahan yang digunakan ................................................................. 15
III.2 Alat yang digunakan ................................................................... 15
III.3 Gambar Alat ................................................................................. 15
III. 4 Rangkaian Alat ............................................................................ 16
III.5 Prosedur ....................................................................................... 16
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil Pengamatan ........................................................................ 16
IV.2 Hasil Perhitungan ........................................................................ 18
IV.3 Grafik dan Pembahasan ............................................................... 21
Bab V : Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan ................................................................................... 34
V.2 Saran .............................................................................................. 34
Daftar Pustaka ............................................................................................. 35
Appendix ..................................................................................................... 36

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 5


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 2,5%

Grafik 2 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 3%

Grafik 3 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 4%

Grafik 4 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 5%

Grafik 5 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 6%

Grafik 6 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 7%

Grafik 7 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 7,5%

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 6


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

DAFTAR TABEL

Tabel 8 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 2,5%

Tabel 9 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 3%

Tabel 10 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 4%

Tabel 11 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 5%

Tabel 12 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 6%

Tabel 13 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7%

Tabel 14 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7,5%

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 7


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sedimentasi adalah proses pemisahan larutan suspense (campuran padat-
cair) menjadi jernih (cairan bening) dan suspense yang lebih padat (sludge).
Sedimentasi merupakan salah satu cara yang paling ekonomis untuk memisahakan
padatan dari suspense bubur atau slurry . larutan suspense terdiri dari campuran
fase cair dan fasa padat yang bersifat settleable (dapat dibedakan densitasnya
sehingga dapat diendapkan). Sedimentasi didasarka pada pergerakan partikel solid
dalam fluida. Proses sedimentasi dapat dilakukan secara batch dan kontinu. Proses
batch sering digunakan dalam skala laboratorium yang menggambarkan proses
sedimentasi sederhana sedangkan proses kontinu digunakan dalam skala
komersial, dengan mempertimbangkan keepatan pengendapan terminal dan
partikel-partikelnya.
Dalam percobaan sedimentasi terdapat prosedur percobaan pertama-tama
kita membuat slury dari campuran tepung tapioka dengan air dengan konsentrasi
yang telah ditentukan lalu aduk hingga homogen setelah itu masukkan kedalam
tabung gelas ukur sampai mencapai 500 ml lalu catat tinggi permukaan slurry dan
air setiap selang waktu yang sudah ditentukan hingga dicapai tinggi slurry yang
konstan catat juga tinggi slury menurut selang waktu yang ditentukan hingga
terjadi crittical settling point, lalu buat grafik hubungan antara tinggi permukaan
dengan waktu.
Adapun tujuan dari percobaan yang akan kita lakukan yaitu prkatikan
diharapkan untuk mengetahui dan merencanakan continuous thickener dari batch
sedimentasi yaitu dengan menentukan luas penampang dari kedalaman dari suatu
titik thickener yang dapat memisahkan slurry, untuk mengetahui hubungan antara
laju pengendapan dengan konsentrasi larutan. Serta praktikan dapat
menggambarkan hubungan laju pengendapan dengan konsentrasi larutan pada
sebuah grafik.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 8


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

I.2 Tujuan
1. Untuk mengtahui dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi
sedimentasi dan laju pengendapan
2. Untuk menghitung laju pengendapan slurry suatu campuran.
3. Untuk merancang suatu continous thickener berdasarkan data batch hasil
percobaan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses sedimentasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses
sedimentasi skala laboratorium.
3. Agar praktikan dapat mengetahui mengetahui proses sedimentasi yang terjadi.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 9


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Sedimentasi merupakan proses pemisahan suspensi padatan encer menjadi
fluida yang lebih jernih dan suspensi yang lebih pekat berdasarkan gaya gravitasi.
Di dalam pengolahan air, bangunan sedimentasi digunakan untuk memisahkan
partikel padatan atau kotoran yang terflokulasi atau terkoagulasi. Kecepatan
pengendapan partikel yang terdapat dalam air bergantung pada berat jenis, bentuk
dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendapan.
Berdasarkan sifat partikelnya, bangunan sedimentasi dikelompokkan menjadi:
1. Sedimentasi tipe I (prasedimentasi)
2. Sedimentasi tipe II (sedimentasi)
3. Sedimentasi tipe III (final clarifier)
4. Sedimentasi tipe IV (sludge thickener)
Suatu bak sedimentasi secaraideal dengan proses kontinyu dibagi menjadi
empat daerah (zone), yaitu;
1. Daerah masuk (inlet zone) yang berfungsi untuk mendistribusikan aliran secara
merata pada bak sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran yang baru masuk.
2. Daerah pengendapan (settling zone) yang berfungsi untuk mengalirkan air
secara pelan horizontal kearah outlet dan di dalam zona ini terjadi proses
pengendapan.
3. Daerah lumpur (sludge zone) yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan
partikel – partikel yang terendapkan dan juga tempat pengeluaran lumpur.
4. Daerah pengeluaran air (outlet zone), berfungsi tempat keluaran air yang telah
bersih dari proses pengendapan melalui pelimpah. Plate settler merupakan
keeping pengendap yang dipasang pada settling zone (zona pengendapan) di bak
sedimentasi dengan kemiringan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan memperluas bidang pengendapan sehingga proses fisika dari
sedimentasi dapat berlangsung lebih effektif bila tanpa menggunakan plate settler.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 10


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Adapun tiga macam aliran yang melalui plate settler yaitu :


1. Upflow (aliran keatas), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke dasar
bak melalui plate ketika aliran air mengalir ke atas menuju outlet zone.
2. Downflow (aliran ke bawah), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke
dasar bak melalui plate bersamaan dengan aliran air yang mengalir ke bawah.
3. Crossflow (aliran silang), yaitu dimana sludge yang mengendap turun ke dasar
bak, sedangkan aliran air menyilang (crossing) di masing – masing plate.
Lintasan suatu partikel yang mengendap pada plate merupakan hasil
penjumlahan 2 vektor yaitu vector kecepatan aliran pada plate dan vector
kecepatan pengendapan partikel. Kedua hubungan vektor tersebut seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan vektor aliran pada plate dengan vektor kecepatan


pengendapan partikel
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa bila permukaan pengendapan
dimiringkan ke atas searah aliran, maka lintasan partikelnya pun akan berubah.
Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada komponen kecepatan dari
partikel. Secara geometrik dapat dijelaskan sebagai berikut seperti pada
persamaan 2.1 dan 2.2 Jika jarak pengendapan pada permukaan plate adalah AC
dan CD, maka:
ℎ 𝑊
𝐴𝑐 = sin 𝛼 + =
𝑡𝑔 𝛼

𝑉𝑜. 𝑇...................................................(2.1)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 11


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

𝑊
𝐶𝐷 = =
sin 𝛼

𝑆𝑜. 𝑇.............................................................(2.2)

Dari persamaan 2.1 dan 2.2 dapat digabung menjadi persamaan 2.3.
𝑆𝑜
=
𝑉𝑜
𝑊.sin 𝛼
............................................................(2.3)
ℎ cos 𝛼+𝑊 𝑐𝑜𝑠2 𝛼

Jika A adalah surface area pada zona pengendapan (settling zone) dan
Qadalah debit, maka dari persamaan 2.3 dapat menjadi persamaan 2.4.
𝑄
𝑆𝑜 =
𝐴 sin 𝛼
𝑄 𝑊
𝑆𝑜 =
𝐴 ℎ cos 𝛼 + 𝑊 𝑐𝑜𝑠2 𝛼
Keterangan:
Vo = Kecepatan pengendapan partikel desain (m/s).
T = Waktu pengendapan dari partikel (s).
So = Kecepatan horisontal partikel (m/s).
W = Jarak antar plate (m).
a = Sudut kemiringan plate.
(Husein, 2011)
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek
flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel
halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel yang dapat terjadi apabila ada
kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi dengan cara-cara
berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam
medium pendispersi)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 12


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat
adanya pengadukan.
Kontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu dengan adanya
tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih besar
dengan partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih kecil.

Gambar 2. Kurva hasil tes untuk proses sedimentasisecara batch


Gadien (slope) dari kurva pada sembarang titik waktu menunjukkan
kecepatan pengendapan suspensinya dan merupakan karakteristik suatu
konsentrasi padatan spesifik. Sebagian permulaan kurva tersebut cenderung linear
sesuai dengan kecepatan pengendapan konstan larutan pada konsentrasi awal.
Dalam thickening, daerah permulaan tersebut menunjukkan bagian kecil yang
sangat kecil dibanding waktu thickening total. Ketika waktunya meningkat,
kecepatan pengendapannya menurun. Suatu cara untuk menjelaskannya yaitu
dengan asumsi bahwa kecepatan pengendapan sebanding dengan konsentrasi
padatan yang terkumpul. Ketika daerah dengan kecepatan pengendapan konstan
terlampaui (Gambar 1), setiap titik pada kurva menunjukkan konsentrasi padatan
yang berbeda-beda. Perlu ditekankan bahwa kurva pengendapan yang ditunjukkan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 13


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

dalam percobaan laboratorium hanya berlaku bagi slurry yang dipakai dan oleh
sebab itu hasilnya mungkin mempunyai beberapa penyimpangan kecil.
Persamaan empiris yang sering digunakan dalam menghitung kecepatan
sedimentasi adalah :
𝑑𝑧
− = 𝑘 (𝑍 − 𝑍~)
𝑑𝑡
Dimana :
Z = ketinggian zona kompresi pada saat t (m)
Z ~ = ketinggian zona kompresi akhir sedimentasi (m)
k = konstanta sedimentasi

(Mustafa, 2010)

 Continous Thickener
Pemisahan suatu slurry encer oleh gaya gravitasi menjadi cairan bening dan
slurry yang lebih besar disebut sedimentasi. Pada umumnya dilengkapi dengan
pengaduk radial yang digerakkan dengan lambat dari suatu proses sentral.
Lengan-lengan pengaduk mengaduk lumpur secara perlahan dan
mengumpulkannya ketengah tangki sehingga dapat mengalir kedalam bukaan
besar yang bermuara pada pipa masuk pompa lumpur.
Terdapat tiga daerah utama dalam continous thickener yaitu daerah klasifikasi
dimana liquida jernih keluar sebagai aliran overflow, daerah suspension settling
dan daerah-thickener dalam perhitungan diameter thickener digunakan persamaan :
𝑄
𝑉 = 𝐴𝑝 =
𝑄
1 ...............................................................(2.6)
𝜋𝐷
4

Menghitung tinggi continous thickener :


V = Q r .......................................................................(2.7)
Ah=Qr
Sehingga akan diperoleh persamaan tinggi continous thickener :

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 14


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

ℎ=
𝑄𝑟
.........................................................................(2.8)
𝐴

Keterangan :
h = Tinggi tangki (cm)
Q = Debit air (m3/s)
r = Jari-jari tangki (m)
A = Luas permukaan (m2)
Salah satu alat yang menggunakan prinsip sedimentasi adalah well cone
reactor, alat ini selain menggunakan metode pengendapan (sedimentasi) juga
menggunakan prinsip pencampuran dan flokulasi dalam proses penjernihan air.
Penjernihan air tersebut berbentuk silinder dengan tutup bawah berbentuk corong.
Alat ini berbentuk pipa yang ujungnya berbentuk corong dan diberi pengaduk dan
dipasang konsentris. Dengan bentuk tersebut dimensi pentingnya adalah tinggi,
diameter dan sudut corong.
Dengan pemasangan well corner reactor pada clarifier akan terjadi 3 zona
yaitu:
1. Zona pencampuran
2. Zona flokulasi
3. Zona pengendapan
Dengan adanya 3 zona tersebut maka aliran air berbeda –beda sehingga
memberikan kesempatan semkain banyak terjadinya pengendapan. Sesuai dengan
bentuk well cone reactor, macam aliran yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Aliran air vertikal ke bawah yaitu aliran air pada daerah pencampuran
koagulan.
2. Aliran air horizontal yaitu aliran air yang keluar dari daerah pencampuran dan
pada daerah flokulasi sebelum mencapai daerah sedimentasi.
3. Aliran air vertikal keatas yaitu aliran air pada daerah sedimentasi.
Berdasarkan ada tidaknya pengaruh terhadap jatuhnya suatu partikel yang
akan mengendap, proses sedimentasi terbagi menjadi:

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 15


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

1. Free settling
Peristiwa ini terjadi jika jumlah partikel dalam pengendapan cukup sedikit,
partikel cukup jauh dari dinding dan jarak antara partikel satu dengan partikel
yang lain cukup jauh, sehingga jatuhnya partikel dalam suatu fluida tidak
dipengaruhi oleh dinding dan faktor benturan dengan partikel lain, maka laju
pengendapan akan semakin cepat.
2. Hindered settling
Terjadi apabila konsentrasi padatan itu tinggi, maka partikel tidak dapat
mengendap secara bebas, karena aliran partikel yang satu akan mempengaruhi
aliran sekitar partikel yang lain. Karena jumlah partikel cukup banyak, maka
partikel yang satu dengan partikel yang lain akan saling berdesakan, sehingga
kecepatan pengendapan partikel akan semakin kecil. Dalam pengamatan
laboratorium, kondisi seperti ini dapat terjadi jika digunakan peralatan dengan
diameter kecil, maka partikel yang mengendap tersebut dipengaruhi oleh halangan
(hindered).
3. Kompresi
Pada zona ini partikel-partikel berada dalam keadaan yang sangat dekat dengan
partikel-partikel lainnya. Liquid yang berada diantara partikel-partikel tersebut
akan dikeluarkan menuju zona liquid jernih yang berada diatasnya, dan proses ini
akan diperoleh endapan yang diharapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi, antara lain:
1. Flokulasi
Proses pengadukan dengan lambat agar campuran koagulan dan air baku dapat
mengendap dengan cepat.
2. Medium
Semakin besar wadah yang digunakan semakin banyak jumlah slurry yang
didapatkan
3. Ukuran partikel
Semakin kecil partikel semakin lam mengendapnya

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 16


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

4. Konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi mempengaruhi proses pengendapan
5. Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan maka semakin banyak endapan yang
dihasilkan
6. Diameter
Semakin besar diameter maka mempengaruhi tinggi slurry.
(Tim Dosen OTK 1, 2018)
 Proses Sedimentasi Gravitasi
Banyak pemisahan mekanis didasarkan pada sedimentasi partikel padat atau
tetesan cairan melalui cairan, yang didorong oleh gaya gravitasi atau gaya
sentrifugasi. Bagian ini berhubungan dengan pengendapan gravitasi dan
selanjutnya dengan sedimentasi sentrifugal cairan bisa berupa gas atau cairan.
Dalam beberapa situasi, tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan
kontaminan dari liquid atau untuk memulihkan partikel, seperti pada penghilangan
debu dan asap dari udara atau gas asap atau pembuangan padatan dari limbah cair.
Dalam masalah lain, partikel sengaja tersuspensi dalam cairan untuk mendapatkan
pemisahan partikel menjadi fraksi yang berbeda-beda dalam ukuran atau
kerapatan. Cairan tersebut kemudian dipulihkan kadang-kadang untuk digunakan
kembali, dari partikel yang difraksionasi.
(McCabe, 2005)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 17


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

II.2 Sifat Bahan


1. Tepung tapioka
A. Sifat fisika
a. Bentuk : Padat (Bubuk)
b. Bau : Tidak berbau
c. Warna : Putih
B. Sifat kimia
a. Rumus kimia : (C6H10O5)n
b. Berat molekul : 162,14 gr/mol
c. Densitas : 1,5 gr/ml
d. Kelarutan : Terurai pada air panas
(MSDS, 2013. “Starch Soluble”)
2. Aquadest
A. Sifat fisika
a. Bentuk : Cair
b. Bau : Tidak berbau
c. Warna : Bening
B. Sifat kimia
a. Rumus kimia : H2O
b. Berat molekul : 18,02 gr/mol
c. Densitas : 1 gr/ml
(MSDS, 2013. “Water”)

II.3 Hipotesa
Semakin lama waktu pengendapan, maka semakin banyak endapan yang
dihasilkan. Semakin besar wadah yang digunakan, semakin banyak jumlah slurry
yang didapatkan. Semakin kecil partikel, semakin lama mengendapnya.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 18


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

II.4 Diagram Alir

Buat slurry dari campuran tepung


tapioka dengan air

Aduk hingga homogen lalu masukkan


kedalam gelas ukur

Catat tinggi permukaan slurry dan air


setiap selang waktu hingga permukaan
tinggi slurry konstan

Catat tinggi slurrry setelah selang


waktu yang sudah ditentukan hingga
terjadi critical settling point

Buat grafik hubungan antara tinggi


permukaan dan waktu

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 19


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Alat yang Digunakan


1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Spatula
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Neraca analitik
7. Kaca arloji

III.2 Gambar Alat


No Nama Alat Gambar Alat
1. Gelas ukur

2. Beaker glass

3. Spatula

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 20


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

4. Stopwatch

5. Penggaris

6. Neraca analitik

7. Kaca arloji

III.3 Bahan yang Digunakan


1. Tepung tapioka 2,5%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 7,5%
2. Air

III.4 Variabel
a. t (waktu) : 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 menit
b. Volume aquades : 500 ml
c. Massa tepung tapioca :2,5% (12,5 gram), 3%(15 gram), 4% (20
gram), 5%(25 gram), 6% (30 gram), 7%
(35 gram), 7,5% (37,5 gram)

III.5 Cara Percobaan


1. Persiapkan alat dan bahan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 21


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

d. Buat slurry dari campuran tepung tapioka 2,5% (12,5 gram), 3%(15
gram), 4% (20 gram), 5%(25 gram), 6% (30 gram), 7% (35 gram), 7,5%
(37,5 gram) dengan air, aduk hingga homogen. Masukkan kedalam gelas
ukur sampai mencapai 500 ml
2. Catat tinggi permukaan slurry (ZL) dan air (Z0)setiap selang waktu 15,
30, 45, 75, dan 90 menit hingga dicapai tinggi permukaan slurry yang
konstan.
3. Buat grafik hubungan antara tinggi permukaan dengan waktu

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 22


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Tinggi slurry konsentrasi 2.5%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 0.1 1.8
30 25 0.4 1.6
45 25 0.7 1.5
60 25 0.9 1.4
75 25 1.4 1.3
90 25 1.7 1.2
t ͚ = 120 menit Z3=1.1 cm

Tabel 2. Tinggi slurry konsentrasi 3%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 0.5 1.1
30 25 0.4 1
45 25 0.7 0.9
60 25 0.9 0.8
75 25 1.3 0.7
90 25 1.6 0.6
t ͚ = 120 menit Z3=0.5 cm

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 23


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 3. Tinggi slurry konsentrasi 4%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 0.6 3.5
30 25 1.2 3
45 25 1.4 2.9
60 25 1.7 2.7
75 25 1.9 3.6
90 25 2.3 2.5
t ͚ = 120 menit Z3=2.4 cm

Tabel 4. Tinggi slurry konsentrasi 5%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 0.7 4.6
30 25 1.3 3.7
45 25 1.3 3.3
60 25 1.6 3.1
75 25 1.8 3
90 25 2.4 2.9
t ͚ = 120 menit Z3=2.8 cm

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 24


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 5. Tinggi slurry konsentrasi 6%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 0.6 5.5
30 25 0.8 4.3
45 25 1.2 3.9
60 25 1.6 3.7
75 25 1.8 3.6
90 25 2 3.5
t ͚ = 120 menit Z3=3.4 cm

Tabel 6. Tinggi slurry konsentrasi 7%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 1.2 7.6
30 25 1.4 5.3
45 25 1.7 4.6
60 25 1.7 4.3
75 25 2.1 4.1
90 25 2.2 4
t ͚ = 120 menit Z3=3.8 cm

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 25


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 7. Tinggi slurry konsentrasi 7.5%

t (menit) Z0 (cm) Z1(cm) Z2(cm)


15 25 1.9 7.9
30 25 2.3 5.9
45 25 2.3 5.3
60 25 2.7 4.9
75 25 2.8 4.7
90 25 3 4.5
t ͚ = 120 menit Z3=4.3 cm

IV.2 Hasil Perhitungan


Tabel 8. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 2.5%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 0.1 1.8 1.66 0.025 0.3472 0.1106 0.2903 0.0662 25.0604
30 25 0.4 1.6 1.64 0.025 0.3906 0.1093 0.2908 0.0664 24.6912
45 25 0.7 1.5 1.62 0.025 0.4166 0.108 0.2912 0.0666 24.3243
60 25 0.9 1.4 1.60 0.025 0.4464 0.1066 0.2903 0.0662 24.1540
75 25 1.4 1.3 1.57 0.025 0.4807 0.1046 0.2912 0.0666 23.5585
90 25 1.7 1.4 1.55 0.025 0.4464 0.1033 0.2914 0.0667 23.2308

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 26


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

2
1.8
1.6
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 1. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 2.5%

Pada grafik diatas, tinggi slurry berturut-turut yaitu 1.8 , 1.6 , 1.5 , 1.4 , 1,3
dan 1.2 .Pada waktu dari waktu 15 menit hingga 90 menit dengan interval waktu
15 menit. Hal ini menunjukanbahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
slurry semakin tinggi,Hal ini dikarenakan slurry yang semakin lama semakin
mengendap.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 27


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)

Garfik 2. Hubungan antara kecepatan pengendapan (cm/menit) versus konsentrasi


slurry 2,5 %, c1 (gr/ml)

Pada grafik ini di dapatkan bahwa pada konsentrasi 0,0357 , kecepatan


pengendapan adalah 0,26 cm/menit konsentrasi didapat yaitu 0.083 , 0,062 , 0,045
, 0,0416 , 0,0484 , 0,0337 dengan kecepatan 1,66 , 0,82 , 0,34 , 0,4016 , 0,3146 ,
0,26 cm/menit. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan pengendapan
sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan
pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang mengtakan bahwa
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokuan. Efek flokulasi
yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-
partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 28


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 9. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 3%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 q d a h
15 25 0.5 1.1 1.63 0.03 0.6818 0.108 0.0662 24.5
30 25 0.4 1 1.64 0.03 0.75 0.109 0.0664 24.6
45 25 0.7 0.9 1,62 0.03 0.833 0.108 13.10582 0.0666 24.3
60 25 0.9 0.8 1,60 0.03 0.937 0.106 13.21458 0.0662 24.1
75 25 1.3 0.7 1.58 0.03 1.071 0.105 13.43761 0.0664 23.7
90 25 1.6 0.6 1.56 0.03 1.25 0.104 13.60989 0.0666 23.4

1.2

1
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 3. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 3%

Gambar diatas didapatkan tinggi slurry 1,1 cm pada waktu 15 menit


pertama. Dengan interval waktu 15 menit hingga mencapai waktu selama 90
menit, didapatkan tinggi slurry berturut-turut 1,1 cm , 1 cm , 0,9 cm , 0,8 cm, 0,7

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 29


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

cm dan 0,6 cm. Hingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi slurry, maka
waktu akan semakin lama.
1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)

Grafik 4.Hubungan kecepatanm pengendapan V (cm/menit) versus konsentrasi


slurry 3 % , C1(gr/ml)

Pada grafik ini, didapatkan bahwa ketika konsentrasi 0,875, kecepatan


pengendapanya adalah 1,6333 cm/menit sedangkan pada menit ke 30, 45 dan 60
didapat konsentrasu 0,673 gr/ml , 0,586 gr/ml , 0,4605 gr/ml dan V senilai 0,82 ,
0,54 , dan 0,4016 cm/menit.Pada konsentrasi 0.416 dan 0.397 didapat kecepatan
0,316 dan 0,76 cm/menit. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan
pengendapan sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi
maka kecepatan pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengtakan bahwa Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya
flokuan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan
partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan
mudah dapat diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 30


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 10. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 4%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 0.6 3.5 1.62 0.04 0.2857 0.108 0.291 0.0666 24.324
30 25 1.2 3 1.58 0.04 0.3333 0.105 0.2908 0.0664 23.719
45 25 1.4 2.9 1.57 0.04 0.3448 0.104 0.2904 0.06624 23.550
60 25 1.7 2.7 1.57 0.04 0.3703 0.104 0.29048 0.06624 23.550
75 25 1.9 2.6 1.54 0.04 0.3846 0.102 0.29046 0.06623 23,780
90 25 2.3 2.5 1.51 0.04 0.4 0.100 0.29044 0.06622 22.651

3.5

3
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

2.5

1.5

0.5

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 5. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 4%

Pada grafik ini, didapatkan tinggi slurry berturut-turut senilai 3,5 cm , 3 cm ,


2,9 cm , 2,7 cm , 2,6 cm dan 2,5 cm pada waktu 15 ,30 ,45 ,60 ,75 dan 90 menit.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 31


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, slurry yang
terendapkan akan semakin rendah karena pengaruh gaya gravitasi.
1.6
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)

Grafik 6. Hubungan antara kecepatan pengendapan versus konsentrasi slurry 5%

Pada grafik ini didapatkan kecepatan pengendapan adalah 1,626 ,0,793 ,


0,524 , 0,3883 , 0,308 dan 0,352 cm/menit.Kecepatan oti doda[at saat konsentrasi
slurry senilai 0,2857 , 0,3333 , 0,3448 , 0,3703, 0,3848 dan 0,4 gr/ml.
Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan pengendapan sebanding
dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan
pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang mengtakan bahwa
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokuan. Efek flokulasi
yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-
partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 32


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 11. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 5%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A H
15 25 0.7 4.6 1.62 0.05 0.2717 0.108 0.2912 0.0666 24.32
30 25 1.3 3.7 1.58 0.05 0.3378 0.105 0.2908 0.0664 23.71
45 25 1.3 3.3 1.58 0.05 0.3787 0.105 0.2908 0.0664 23.71
60 25 1.6 3.1 1.56 0.05 0.4032 0.104 0.2912 0.0666 23.42
75 25 1.8 3 1.54 0.05 0.4166 0.102 0.2903 0.0662 23.11
90 25 2.4 2.9 1.50 0.05 0.4310 0.1 0.2912 0.0666 22.52

5
4.5
4
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 7. Hubungan antara tinggi slurry versus waktu pengendapan pada


konsentrasi 5 %

Pada grafik diatas didapatkan tinggi slurry yaitu 5,5 cm, 4,3 cm, 3,9 cm,
3,7 cm, 3,6 cm, 3,5 cm. Tinggi slurry didapat dengan waktu selama 15 sampai 90

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 33


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

menit dengan interval waktu 15 menit. Dari 7 data tinggi slurry dapat disimpulkan
bahwa semakin lama waktu pengendapan , maka slurry akan semakin rendah.

1.6
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)

Grafik 8. Hubungan antara kecepatan dengan konsentrasi slurry 5%

Pada grafik diatas didapat garfik kecepatan pengendapan yang senilai 1,62,
1,58, 1,58, 1,56, 1,54 dan 1,50 cm/menit dengan kecepatan didapat saat
konsentrasi slurry senilai 0,2117 , 0,3378 , 0,3787 , 0,4032 , 0,4166 , dan 0,4310
gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan pengendapan
sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan
pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang mengtakan bahwa
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokuan. Efek flokulasi
yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-
partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 34


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 11. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 6%

T z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A H
15 25 0.6 4.6 1.62 0.06 0.326 0.108 0.2912 0.0666 24.32
30 25 0.8 3.7 1.61 0.06 0.4054 0.107 0.2908 0.0664 24.17
45 25 1.2 3.3 1.57 0.06 0.4545 0.105 0.2917 0.0668 23.57
60 25 1.6 3.1 1.56 0.06 0.4838 0.104 0.2912 0.0666 23.42
75 25 1.8 3 1.54 0.06 0.5 0.103 0.2917 0.0668 23.12
90 25 2 2,9 1.53 0.06 0.5172 0.102 0.2912 0.0666 22.97

5
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 9.Hubungan antara tinggi slurry dengan waktu pengendapan pada


konsentrasi 6%

Pada grafik ini didapat tinggi slurry adalah 7,6 cm, 5,3 cm, 4,6 cm, 4,3 m,
4,1 cm, dan 4 cm. Tinggi slurry didapatkan dengan waktu 15 menit sampai 90
menit dengan interval 15 menit. Tinggi slurry semakin lama semakin rendah.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 35


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

1.8
Kecepatan Pengendapan, V(cm/menit)

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi Slurry, C1(gr/ml)

Grafik 10. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 6%

Pada grafik ini,kecepatan pengendapan pada waktu yang berbeda-


beda yaitu 1,62, 1,61, 1,57, 1,56, 1,54, dan 1,53 cm/menit.Kecepatan
pengendapan didapat pada konsentrasu slurry yaitu 0,3260, 0,4054 , 0,4545 ,
0,4838 , 0,5 , 0,5172 gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan
pengendapan sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi
maka kecepatan pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengtakan bahwa Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya
flokuan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan
partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan
mudah dapat diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 36


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 13. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 q d A h
15 25 1.2 7.6 1.58 0.07 0.2302 0.105 0.2908 0.0664 23.71
30 25 1.4 5.3 1.57 0.07 0.3301 0.104 0.2903 0.0662 23.56
45 25 1.7 4.6 1.55 0.07 0.3804 0.103 0.2908 0.0664 23.26
60 25 1.7 4.3 1.55 0.07 0.4069 0.103 0.2908 0.0664 23.26
75 25 2.1 4.1 1.53 0.07 0.4268 0.102 0.2912 0.0666 22.97
90 25 2.2 4 1.52 0.07 0.4375 0.101 0.2098 0.0664 22.81

7
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 11. Hubungan tinggi slurry dengan waktu pengendapan pada konsentrasi 7%

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa tinggi slurry yang didapat adalah
7,6 cm, 5,3 cm, 4,6 cm,, 4,3 cm, 4,1 cm, 4 cm. Tinggi slurry tersebut didapat

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 37


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

dengan waktu selama 15 menit sampai 90 menit dengan interval waktu 15


menit.Dapat disimpulkan slurry semakin rendah.

1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)

Grafik 12.Hubungan antara kecepatan pengendapan dengan konsentrasi slurry 7%

Pada grafik diatas , kecepatan pengendapan didapat pada waktu yang


berbeda-beda yaitu 1,58, 1,57, 1,55, 1,53, 1,52 cm/menit dan 0,2533 cm/menit
sedangkan konsentrasi yang diapat yaitu 0,2302 , 0,3301 , 0,3804 , 0,4069 ,
0,4268 , 0,15 gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan
pengendapan sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi
maka kecepatan pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengtakan bahwa Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya
flokuan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan
partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan
mudah dapat diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 38


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Tabel 14. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7.5%

t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 1.9 7.9 1.54 0.075 0.2373 0.102 0.2903 0.0662 23.11
30 25 2.3 5.9 1.51 0.075 0.3177 0.100 0.9176 0.0661 22.69
45 25 2.3 5.3 1.51 0.075 0.5357 0.100 0.9176 0.0661 22.69
60 25 2.7 4.9 1.49 0.075 0.3826 0.099 0.2908 0.0664 22.36
75 25 2.8 4.7 1.48 0.075 0.3989 0.098 0.2901 0.0661 22.23
90 25 3 4.5 1.46 0.075 0.4166 0.097 0.9190 0.0663 21.94

7
Tinggi Slurry, Z2 (cm)

5
4

3
2

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)

Grafik 13. Hubungan antara tinggi slurry dengan waktu pengendapan pada
konsentrasi 7,5%

Pada grafi kdiatas ,tinggi slurry dicapai yaitu 7,9 cm , 5,9 cm , 5,3 cm , 4,9
cm , 4,7 cm dan 4,5 cm.Tinggi slurry didapat pada waktu 15-90 menit dengan
interval waktu 15 menit. Dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengendapan,
maka slurry akan semakin rendah.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 39


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
Konsentrasi Slurry, c1 (gr/ml)

Grafik 14.Hubungan kecepatan pengendapan versus konsentrasi slurry 7,5%

Pada grafik di atas didapat kecepatan pengendapan yaitu 1,54, 1,51, 1,51,
1,49, 1,48, dam 1,46 cm/menit dengan konsentrasi didapat yaitu 0,2373, 0,3177,
0,5357, 0,3826, 0,3986, 0,4166 gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa
kecepatan pengendapan sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi
konsentrasi maka kecepatan pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan
teori yang mengtakan bahwa Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan
adanya flokuan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan
penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar
sehingga dengan mudah dapat diendapkan.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 40


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasi larutan suspensi atau slurry yang dilarutkan maka
akan semakin besar angka endapan atau slurry yang didapat.
2. Semakin lama waktu pengendapan, maka endapan yang dihasilkan semakin
banyak.
3. Seiring dengan bertambahnya waktu pengendapan didapatkan laju atau
kecepatan pengendapan semakin lama semakin berkurang.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengamati tinggi slurry dan tinggi air.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat pengadukan agar mendapatkan campuran
yang homogen.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu yang dibutuhkan dalam critical
settling point.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 41


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA

Hadi,Akbar.2012.”Satuan Operasi”.(http://www.kuliah.hsi.itb.me.id-
sedimentasi.html).Diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul 22.30 WIB.
Kostader,Muhammad Amir. 2016.”Makalah
Sedimentasi”.(http://amirakostader.blogspot.co.id/2016/10/makalah-
sedimentasi-teknik-kimia.html).diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul
22.31 WIB.
Kumara,Hadi.2012.”Sedimentasi”.(http://danang-kurang-
kerjaan.blospot.co.id/2012/10/sedimentasi.html).diakses pada tanggal 8 April
2018 pukul 22.33 WIB.
McCabe,William C Smith.1993.”Unit of operations of chemical
engineering”.Newyork:Mcgraw hill companies.
MSDS,2013.”Starch Soluble”.(sciencelab.com/msds.php?msds.id).Diakses pada
tanggal 8 April 2018 pukul 22.35 WIB.
MSDS,2013.”Water”.(sciencelab.com/msds.php?msds.id).Diakses pada tanggal
8 April 2018 pukul 22.40 WIB.
TimDosen OTK I,2018.”Sedimentasi”.Surabaya:Universitas Pembangunan
Nasional “veteran” jawa timur

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 42


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

APPENDIX

1.Perhitungan massa total :

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1 gr/ml =
500𝑚𝑙

Massa = 500 gram

2.Perhitungan massa tepung tapioka

a. Konsentrasi 2.5 % , 500 ml


𝑤
%𝑤 = 𝑥 100 %
𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
2.5%=500 𝑥 100%

w = 12.5 gram

Jadi, 12.5 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

b. Konsentrasi 3 % 500 ml

𝑤
%𝑤 = 𝑥 100 %
𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
3%=500 𝑥 100%

w = 15 gram

Jadi, 15 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

c. Konsentrasi 4 % 500 ml

𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
4%=500 𝑥 100%

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 43


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

w = 25 gram

Jadi, 25 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

d. Konsentrasi 5 % 500 ml

𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
5%=500 𝑥 100%

w = 25 gram

Jadi, 25 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

e. Konsentrasi 6 %

𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
6%=500 𝑥 100%

w = 30 gram

Jadi, 30 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

f. Konsentrasi 7 %

𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
7%=500 𝑥 100%

w = 35 gram

Jadi, 35 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

g. Konsentrasi 7.5 % 500 ml

𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 44


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

𝑤
7.5%=500 𝑥 100%

w = 37.5 gram

Jadi, 37.5 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.

3.Menghitung V pada tepung tapioca 2.5% (12.5 gram)

𝑍𝑜−𝑍2
V= 𝛥𝑡

25 −0.1
= 15

= 1.66 cm2/menit

4.Menghitung Q pada tepung tapioca 2.5% (12.5 gram)

𝑉
Q = 𝛥𝑡

1.66 cm2/menit
= 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0.11 cm3/menit

5.Menghitung D pada tepung tapioca 2.5% (12.5 gram)

𝑄
A=𝑉

0.11
= 1.66

= 0.066 cm2

4𝑥𝐴
D=√ ԥ

4 𝑥 0.066
=√ 3.14

= √0.8407

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 45


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

= 0.917

6. Menghitung C1 pada tepung tapioca 2.5% (12.5 gram)

𝐶𝑜 𝑥 𝑍0
C1 = 𝑍2

0.025 𝑥 25
=
1.8

= 0.347 gr/ml

7.Menghitung h pada tepung tapioca 2.5% (12.5 gram)

𝛥𝑡 𝑥 𝑄
h= 𝐴

15 𝑥 0.11
= 𝑍0.917

= 1.799

≈ 1.8

Praktikum Operasi Teknik Kimia I 46

Anda mungkin juga menyukai