SEDIMENTASI
UPN”VETERAN”JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I
“ SEDIMENTASI”
GRUP E :
1. Darwati ( 1631010052 )
2. Rian Ardiansyah ( 1631010075 )
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
“SEDIMENTASI“
GRUP E :
1. Darwati ( 1631010052 )
2. Rian Ardiansyah ( 1631010075 )
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum
Operasi Teknik Kimia I ini dengan judul “Sedimentasi“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 28
Februari 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Operasi
Teknik Kimia.
2. Ibu Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan–rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, saya sangat menyadari dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati, saya selalu
mengharapkan kritik dan saran. Akhirnya penyusun berharap laporan praktikum
yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua mahasiswa Fakultas
Teknik khususnya program studi Teknik Kimia.
Surabaya, 8 Maret 2018
Penyusun
INTISARI
Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan susupensi menjadi fluida
jernih (supernatant) dan slurry yang mengandung konstentrasi padatan lebih tinggi.
Larutan suspense teridiri dari campuran fase cair dan juga fase padat yang bersifat
settleable, dapat diendapkan karena perbedaan densitas antar fasenya. Banyak
metode pemisahan secara mekanik didasarkan pada pergerakkan partikel solid
atau tetesan fluida. Fluida sendiri adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan
bentuk (distorsi) secara permanen, dapat berupa gas atau cairan baik dalam
keadaan bergerak. Proses sedimentasi merupakan suatu proses separasi secara
mekanis yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Sedimentasi sendiri dilakukan
untuk memisahkan partikel–partikel padat maupun cairan dari gas atau cairan
tertentu. Melalui proses sedimentasi ini, maka cairan partikel–partikel padat dapat
diklasifikasikan menurut massa jenis dan ukuran partikelnya.
Terdapat beberapa langkah dalam praktikum sedimentasi, diawali dengan
membuat slurry dari campuran tepung tapioca dan air dengan konsentrasi tertentu.
Aduk hingga homogeny dan dimasukkan ke dalam gelas ukur hingga 500 ml.
Kemudian, catat tinggi permukaan slurry dan air setiap selang waktu tertentu
hingga dicapai tinggi permukaan slurry yang konstan. Kemudian catat waktu yang
dibutuhkan hingga menjadi critical settling point. Setelah itu, membuat grafik
hubungan antara tinggi permukaan slurry dengan waktu pengendapan. Serta grafik
hubungan antara konsentrasi slurry dengan kecepatan pengendapan.
Berdasarkan hipotesa dan hasil praktikum telah dimiliki suatu kesamaan.
Bahwa semakkin lama waktu yang dibutuhkan dalam proses sedemintasi., maka
semakin tinggi permukaan slurrynya. Dan apabila semakin kecil konsentrasi dari
campuran tepung tapioca dengan air, maka semakin kecil pula laju dalam
pengendapannya.
DAFTAR ISI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 2,5%
Grafik 2 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 3%
Grafik 3 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 4%
Grafik 4 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 5%
Grafik 5 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 6%
Grafik 6 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 7%
Grafik 7 Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 7,5%
DAFTAR TABEL
Tabel 8 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 2,5%
Tabel 9 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 3%
Tabel 10 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 4%
Tabel 11 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 5%
Tabel 12 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 6%
Tabel 13 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7%
Tabel 14 Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7,5%
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mengtahui dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi
sedimentasi dan laju pengendapan
2. Untuk menghitung laju pengendapan slurry suatu campuran.
3. Untuk merancang suatu continous thickener berdasarkan data batch hasil
percobaan
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses sedimentasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses
sedimentasi skala laboratorium.
3. Agar praktikan dapat mengetahui mengetahui proses sedimentasi yang terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
𝑉𝑜. 𝑇...................................................(2.1)
𝑊
𝐶𝐷 = =
sin 𝛼
𝑆𝑜. 𝑇.............................................................(2.2)
Dari persamaan 2.1 dan 2.2 dapat digabung menjadi persamaan 2.3.
𝑆𝑜
=
𝑉𝑜
𝑊.sin 𝛼
............................................................(2.3)
ℎ cos 𝛼+𝑊 𝑐𝑜𝑠2 𝛼
Jika A adalah surface area pada zona pengendapan (settling zone) dan
Qadalah debit, maka dari persamaan 2.3 dapat menjadi persamaan 2.4.
𝑄
𝑆𝑜 =
𝐴 sin 𝛼
𝑄 𝑊
𝑆𝑜 =
𝐴 ℎ cos 𝛼 + 𝑊 𝑐𝑜𝑠2 𝛼
Keterangan:
Vo = Kecepatan pengendapan partikel desain (m/s).
T = Waktu pengendapan dari partikel (s).
So = Kecepatan horisontal partikel (m/s).
W = Jarak antar plate (m).
a = Sudut kemiringan plate.
(Husein, 2011)
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek
flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel
halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel yang dapat terjadi apabila ada
kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi dengan cara-cara
berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam
medium pendispersi)
2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat
adanya pengadukan.
Kontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu dengan adanya
tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih besar
dengan partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih kecil.
dalam percobaan laboratorium hanya berlaku bagi slurry yang dipakai dan oleh
sebab itu hasilnya mungkin mempunyai beberapa penyimpangan kecil.
Persamaan empiris yang sering digunakan dalam menghitung kecepatan
sedimentasi adalah :
𝑑𝑧
− = 𝑘 (𝑍 − 𝑍~)
𝑑𝑡
Dimana :
Z = ketinggian zona kompresi pada saat t (m)
Z ~ = ketinggian zona kompresi akhir sedimentasi (m)
k = konstanta sedimentasi
(Mustafa, 2010)
Continous Thickener
Pemisahan suatu slurry encer oleh gaya gravitasi menjadi cairan bening dan
slurry yang lebih besar disebut sedimentasi. Pada umumnya dilengkapi dengan
pengaduk radial yang digerakkan dengan lambat dari suatu proses sentral.
Lengan-lengan pengaduk mengaduk lumpur secara perlahan dan
mengumpulkannya ketengah tangki sehingga dapat mengalir kedalam bukaan
besar yang bermuara pada pipa masuk pompa lumpur.
Terdapat tiga daerah utama dalam continous thickener yaitu daerah klasifikasi
dimana liquida jernih keluar sebagai aliran overflow, daerah suspension settling
dan daerah-thickener dalam perhitungan diameter thickener digunakan persamaan :
𝑄
𝑉 = 𝐴𝑝 =
𝑄
1 ...............................................................(2.6)
𝜋𝐷
4
ℎ=
𝑄𝑟
.........................................................................(2.8)
𝐴
Keterangan :
h = Tinggi tangki (cm)
Q = Debit air (m3/s)
r = Jari-jari tangki (m)
A = Luas permukaan (m2)
Salah satu alat yang menggunakan prinsip sedimentasi adalah well cone
reactor, alat ini selain menggunakan metode pengendapan (sedimentasi) juga
menggunakan prinsip pencampuran dan flokulasi dalam proses penjernihan air.
Penjernihan air tersebut berbentuk silinder dengan tutup bawah berbentuk corong.
Alat ini berbentuk pipa yang ujungnya berbentuk corong dan diberi pengaduk dan
dipasang konsentris. Dengan bentuk tersebut dimensi pentingnya adalah tinggi,
diameter dan sudut corong.
Dengan pemasangan well corner reactor pada clarifier akan terjadi 3 zona
yaitu:
1. Zona pencampuran
2. Zona flokulasi
3. Zona pengendapan
Dengan adanya 3 zona tersebut maka aliran air berbeda –beda sehingga
memberikan kesempatan semkain banyak terjadinya pengendapan. Sesuai dengan
bentuk well cone reactor, macam aliran yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Aliran air vertikal ke bawah yaitu aliran air pada daerah pencampuran
koagulan.
2. Aliran air horizontal yaitu aliran air yang keluar dari daerah pencampuran dan
pada daerah flokulasi sebelum mencapai daerah sedimentasi.
3. Aliran air vertikal keatas yaitu aliran air pada daerah sedimentasi.
Berdasarkan ada tidaknya pengaruh terhadap jatuhnya suatu partikel yang
akan mengendap, proses sedimentasi terbagi menjadi:
1. Free settling
Peristiwa ini terjadi jika jumlah partikel dalam pengendapan cukup sedikit,
partikel cukup jauh dari dinding dan jarak antara partikel satu dengan partikel
yang lain cukup jauh, sehingga jatuhnya partikel dalam suatu fluida tidak
dipengaruhi oleh dinding dan faktor benturan dengan partikel lain, maka laju
pengendapan akan semakin cepat.
2. Hindered settling
Terjadi apabila konsentrasi padatan itu tinggi, maka partikel tidak dapat
mengendap secara bebas, karena aliran partikel yang satu akan mempengaruhi
aliran sekitar partikel yang lain. Karena jumlah partikel cukup banyak, maka
partikel yang satu dengan partikel yang lain akan saling berdesakan, sehingga
kecepatan pengendapan partikel akan semakin kecil. Dalam pengamatan
laboratorium, kondisi seperti ini dapat terjadi jika digunakan peralatan dengan
diameter kecil, maka partikel yang mengendap tersebut dipengaruhi oleh halangan
(hindered).
3. Kompresi
Pada zona ini partikel-partikel berada dalam keadaan yang sangat dekat dengan
partikel-partikel lainnya. Liquid yang berada diantara partikel-partikel tersebut
akan dikeluarkan menuju zona liquid jernih yang berada diatasnya, dan proses ini
akan diperoleh endapan yang diharapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi, antara lain:
1. Flokulasi
Proses pengadukan dengan lambat agar campuran koagulan dan air baku dapat
mengendap dengan cepat.
2. Medium
Semakin besar wadah yang digunakan semakin banyak jumlah slurry yang
didapatkan
3. Ukuran partikel
Semakin kecil partikel semakin lam mengendapnya
4. Konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi mempengaruhi proses pengendapan
5. Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan maka semakin banyak endapan yang
dihasilkan
6. Diameter
Semakin besar diameter maka mempengaruhi tinggi slurry.
(Tim Dosen OTK 1, 2018)
Proses Sedimentasi Gravitasi
Banyak pemisahan mekanis didasarkan pada sedimentasi partikel padat atau
tetesan cairan melalui cairan, yang didorong oleh gaya gravitasi atau gaya
sentrifugasi. Bagian ini berhubungan dengan pengendapan gravitasi dan
selanjutnya dengan sedimentasi sentrifugal cairan bisa berupa gas atau cairan.
Dalam beberapa situasi, tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan
kontaminan dari liquid atau untuk memulihkan partikel, seperti pada penghilangan
debu dan asap dari udara atau gas asap atau pembuangan padatan dari limbah cair.
Dalam masalah lain, partikel sengaja tersuspensi dalam cairan untuk mendapatkan
pemisahan partikel menjadi fraksi yang berbeda-beda dalam ukuran atau
kerapatan. Cairan tersebut kemudian dipulihkan kadang-kadang untuk digunakan
kembali, dari partikel yang difraksionasi.
(McCabe, 2005)
II.3 Hipotesa
Semakin lama waktu pengendapan, maka semakin banyak endapan yang
dihasilkan. Semakin besar wadah yang digunakan, semakin banyak jumlah slurry
yang didapatkan. Semakin kecil partikel, semakin lama mengendapnya.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2. Beaker glass
3. Spatula
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Neraca analitik
7. Kaca arloji
III.4 Variabel
a. t (waktu) : 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 menit
b. Volume aquades : 500 ml
c. Massa tepung tapioca :2,5% (12,5 gram), 3%(15 gram), 4% (20
gram), 5%(25 gram), 6% (30 gram), 7%
(35 gram), 7,5% (37,5 gram)
d. Buat slurry dari campuran tepung tapioka 2,5% (12,5 gram), 3%(15
gram), 4% (20 gram), 5%(25 gram), 6% (30 gram), 7% (35 gram), 7,5%
(37,5 gram) dengan air, aduk hingga homogen. Masukkan kedalam gelas
ukur sampai mencapai 500 ml
2. Catat tinggi permukaan slurry (ZL) dan air (Z0)setiap selang waktu 15,
30, 45, 75, dan 90 menit hingga dicapai tinggi permukaan slurry yang
konstan.
3. Buat grafik hubungan antara tinggi permukaan dengan waktu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 0.1 1.8 1.66 0.025 0.3472 0.1106 0.2903 0.0662 25.0604
30 25 0.4 1.6 1.64 0.025 0.3906 0.1093 0.2908 0.0664 24.6912
45 25 0.7 1.5 1.62 0.025 0.4166 0.108 0.2912 0.0666 24.3243
60 25 0.9 1.4 1.60 0.025 0.4464 0.1066 0.2903 0.0662 24.1540
75 25 1.4 1.3 1.57 0.025 0.4807 0.1046 0.2912 0.0666 23.5585
90 25 1.7 1.4 1.55 0.025 0.4464 0.1033 0.2914 0.0667 23.2308
2
1.8
1.6
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Grafik 1. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 2.5%
Pada grafik diatas, tinggi slurry berturut-turut yaitu 1.8 , 1.6 , 1.5 , 1.4 , 1,3
dan 1.2 .Pada waktu dari waktu 15 menit hingga 90 menit dengan interval waktu
15 menit. Hal ini menunjukanbahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
slurry semakin tinggi,Hal ini dikarenakan slurry yang semakin lama semakin
mengendap.
1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)
Tabel 9. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 3%
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 q d a h
15 25 0.5 1.1 1.63 0.03 0.6818 0.108 0.0662 24.5
30 25 0.4 1 1.64 0.03 0.75 0.109 0.0664 24.6
45 25 0.7 0.9 1,62 0.03 0.833 0.108 13.10582 0.0666 24.3
60 25 0.9 0.8 1,60 0.03 0.937 0.106 13.21458 0.0662 24.1
75 25 1.3 0.7 1.58 0.03 1.071 0.105 13.43761 0.0664 23.7
90 25 1.6 0.6 1.56 0.03 1.25 0.104 13.60989 0.0666 23.4
1.2
1
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Grafik 3. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 3%
cm dan 0,6 cm. Hingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi slurry, maka
waktu akan semakin lama.
1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)
Tabel 10. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 4%
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 0.6 3.5 1.62 0.04 0.2857 0.108 0.291 0.0666 24.324
30 25 1.2 3 1.58 0.04 0.3333 0.105 0.2908 0.0664 23.719
45 25 1.4 2.9 1.57 0.04 0.3448 0.104 0.2904 0.06624 23.550
60 25 1.7 2.7 1.57 0.04 0.3703 0.104 0.29048 0.06624 23.550
75 25 1.9 2.6 1.54 0.04 0.3846 0.102 0.29046 0.06623 23,780
90 25 2.3 2.5 1.51 0.04 0.4 0.100 0.29044 0.06622 22.651
3.5
3
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
2.5
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Grafik 5. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 4%
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, slurry yang
terendapkan akan semakin rendah karena pengaruh gaya gravitasi.
1.6
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)
Tabel 11. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 5%
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A H
15 25 0.7 4.6 1.62 0.05 0.2717 0.108 0.2912 0.0666 24.32
30 25 1.3 3.7 1.58 0.05 0.3378 0.105 0.2908 0.0664 23.71
45 25 1.3 3.3 1.58 0.05 0.3787 0.105 0.2908 0.0664 23.71
60 25 1.6 3.1 1.56 0.05 0.4032 0.104 0.2912 0.0666 23.42
75 25 1.8 3 1.54 0.05 0.4166 0.102 0.2903 0.0662 23.11
90 25 2.4 2.9 1.50 0.05 0.4310 0.1 0.2912 0.0666 22.52
5
4.5
4
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Pada grafik diatas didapatkan tinggi slurry yaitu 5,5 cm, 4,3 cm, 3,9 cm,
3,7 cm, 3,6 cm, 3,5 cm. Tinggi slurry didapat dengan waktu selama 15 sampai 90
menit dengan interval waktu 15 menit. Dari 7 data tinggi slurry dapat disimpulkan
bahwa semakin lama waktu pengendapan , maka slurry akan semakin rendah.
1.6
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)
Pada grafik diatas didapat garfik kecepatan pengendapan yang senilai 1,62,
1,58, 1,58, 1,56, 1,54 dan 1,50 cm/menit dengan kecepatan didapat saat
konsentrasi slurry senilai 0,2117 , 0,3378 , 0,3787 , 0,4032 , 0,4166 , dan 0,4310
gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa kecepatan pengendapan
sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan
pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori yang mengtakan bahwa
Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokuan. Efek flokulasi
yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-
partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga dengan mudah dapat
diendapkan.
Tabel 11. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 6%
T z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A H
15 25 0.6 4.6 1.62 0.06 0.326 0.108 0.2912 0.0666 24.32
30 25 0.8 3.7 1.61 0.06 0.4054 0.107 0.2908 0.0664 24.17
45 25 1.2 3.3 1.57 0.06 0.4545 0.105 0.2917 0.0668 23.57
60 25 1.6 3.1 1.56 0.06 0.4838 0.104 0.2912 0.0666 23.42
75 25 1.8 3 1.54 0.06 0.5 0.103 0.2917 0.0668 23.12
90 25 2 2,9 1.53 0.06 0.5172 0.102 0.2912 0.0666 22.97
5
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Pada grafik ini didapat tinggi slurry adalah 7,6 cm, 5,3 cm, 4,6 cm, 4,3 m,
4,1 cm, dan 4 cm. Tinggi slurry didapatkan dengan waktu 15 menit sampai 90
menit dengan interval 15 menit. Tinggi slurry semakin lama semakin rendah.
1.8
Kecepatan Pengendapan, V(cm/menit)
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi Slurry, C1(gr/ml)
Grafik 10. Hubungan antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi slurry (ZL)
konsentrasi 6%
Tabel 13. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7%
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 q d A h
15 25 1.2 7.6 1.58 0.07 0.2302 0.105 0.2908 0.0664 23.71
30 25 1.4 5.3 1.57 0.07 0.3301 0.104 0.2903 0.0662 23.56
45 25 1.7 4.6 1.55 0.07 0.3804 0.103 0.2908 0.0664 23.26
60 25 1.7 4.3 1.55 0.07 0.4069 0.103 0.2908 0.0664 23.26
75 25 2.1 4.1 1.53 0.07 0.4268 0.102 0.2912 0.0666 22.97
90 25 2.2 4 1.52 0.07 0.4375 0.101 0.2098 0.0664 22.81
7
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Grafik 11. Hubungan tinggi slurry dengan waktu pengendapan pada konsentrasi 7%
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa tinggi slurry yang didapat adalah
7,6 cm, 5,3 cm, 4,6 cm,, 4,3 cm, 4,1 cm, 4 cm. Tinggi slurry tersebut didapat
1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Konsentrasi Slurry, C1 (gr/ml)
Tabel 14. Kecepatan aliran (V), diameter dalam pipa (D), ketinggian (h), dan
luas penampang (A) konsentrasi 7.5%
t z0 z1 z2 v1 c0 c1 Q D A h
15 25 1.9 7.9 1.54 0.075 0.2373 0.102 0.2903 0.0662 23.11
30 25 2.3 5.9 1.51 0.075 0.3177 0.100 0.9176 0.0661 22.69
45 25 2.3 5.3 1.51 0.075 0.5357 0.100 0.9176 0.0661 22.69
60 25 2.7 4.9 1.49 0.075 0.3826 0.099 0.2908 0.0664 22.36
75 25 2.8 4.7 1.48 0.075 0.3989 0.098 0.2901 0.0661 22.23
90 25 3 4.5 1.46 0.075 0.4166 0.097 0.9190 0.0663 21.94
7
Tinggi Slurry, Z2 (cm)
5
4
3
2
0
0 20 40 60 80 100
Waktu Pengendapan, t (menit)
Grafik 13. Hubungan antara tinggi slurry dengan waktu pengendapan pada
konsentrasi 7,5%
Pada grafi kdiatas ,tinggi slurry dicapai yaitu 7,9 cm , 5,9 cm , 5,3 cm , 4,9
cm , 4,7 cm dan 4,5 cm.Tinggi slurry didapat pada waktu 15-90 menit dengan
interval waktu 15 menit. Dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengendapan,
maka slurry akan semakin rendah.
1.8
Kecepatan Pengendapan, V (cm/menit)
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
Konsentrasi Slurry, c1 (gr/ml)
Pada grafik di atas didapat kecepatan pengendapan yaitu 1,54, 1,51, 1,51,
1,49, 1,48, dam 1,46 cm/menit dengan konsentrasi didapat yaitu 0,2373, 0,3177,
0,5357, 0,3826, 0,3986, 0,4166 gr/ml. Berdasarkan grafik diperoleh hasil bahwa
kecepatan pengendapan sebanding dengan konsentrasi dimana semakin tinggi
konsentrasi maka kecepatan pengendapan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan
teori yang mengtakan bahwa Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan
adanya flokuan. Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan
penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar
sehingga dengan mudah dapat diendapkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasi larutan suspensi atau slurry yang dilarutkan maka
akan semakin besar angka endapan atau slurry yang didapat.
2. Semakin lama waktu pengendapan, maka endapan yang dihasilkan semakin
banyak.
3. Seiring dengan bertambahnya waktu pengendapan didapatkan laju atau
kecepatan pengendapan semakin lama semakin berkurang.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengamati tinggi slurry dan tinggi air.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat pengadukan agar mendapatkan campuran
yang homogen.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu yang dibutuhkan dalam critical
settling point.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi,Akbar.2012.”Satuan Operasi”.(http://www.kuliah.hsi.itb.me.id-
sedimentasi.html).Diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul 22.30 WIB.
Kostader,Muhammad Amir. 2016.”Makalah
Sedimentasi”.(http://amirakostader.blogspot.co.id/2016/10/makalah-
sedimentasi-teknik-kimia.html).diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul
22.31 WIB.
Kumara,Hadi.2012.”Sedimentasi”.(http://danang-kurang-
kerjaan.blospot.co.id/2012/10/sedimentasi.html).diakses pada tanggal 8 April
2018 pukul 22.33 WIB.
McCabe,William C Smith.1993.”Unit of operations of chemical
engineering”.Newyork:Mcgraw hill companies.
MSDS,2013.”Starch Soluble”.(sciencelab.com/msds.php?msds.id).Diakses pada
tanggal 8 April 2018 pukul 22.35 WIB.
MSDS,2013.”Water”.(sciencelab.com/msds.php?msds.id).Diakses pada tanggal
8 April 2018 pukul 22.40 WIB.
TimDosen OTK I,2018.”Sedimentasi”.Surabaya:Universitas Pembangunan
Nasional “veteran” jawa timur
APPENDIX
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1 gr/ml =
500𝑚𝑙
w = 12.5 gram
Jadi, 12.5 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
b. Konsentrasi 3 % 500 ml
𝑤
%𝑤 = 𝑥 100 %
𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
3%=500 𝑥 100%
w = 15 gram
Jadi, 15 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
c. Konsentrasi 4 % 500 ml
𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
4%=500 𝑥 100%
w = 25 gram
Jadi, 25 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
d. Konsentrasi 5 % 500 ml
𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
5%=500 𝑥 100%
w = 25 gram
Jadi, 25 gram tepung tapioka dilrutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
e. Konsentrasi 6 %
𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
6%=500 𝑥 100%
w = 30 gram
Jadi, 30 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
f. Konsentrasi 7 %
𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
7%=500 𝑥 100%
w = 35 gram
Jadi, 35 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
𝑤
𝑤% = 𝑥 100%
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑤
7.5%=500 𝑥 100%
w = 37.5 gram
Jadi, 37.5 gram tepung tapioka dilarutkan dalam aquadest hingga 500 ml.
𝑍𝑜−𝑍2
V= 𝛥𝑡
25 −0.1
= 15
= 1.66 cm2/menit
𝑉
Q = 𝛥𝑡
1.66 cm2/menit
= 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0.11 cm3/menit
𝑄
A=𝑉
0.11
= 1.66
= 0.066 cm2
4𝑥𝐴
D=√ ԥ
4 𝑥 0.066
=√ 3.14
= √0.8407
= 0.917
𝐶𝑜 𝑥 𝑍0
C1 = 𝑍2
0.025 𝑥 25
=
1.8
= 0.347 gr/ml
𝛥𝑡 𝑥 𝑄
h= 𝐴
15 𝑥 0.11
= 𝑍0.917
= 1.799
≈ 1.8