Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“FLUIDISASI”

GRUP I

1. Mega Rosi Lina 17031010099


2. Agung Firdaus K 17031010127

Tanggal Percobaan : 26 Februari 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
FLUIDISASI

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“FLUIDISASI”

GROUP I

1. Mega Rosi Lina 17031010099


2. Agung Firdaus K 17031010127

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

i
FLUIDISASI

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I

(Ir. C. Pujiastuti, MT)


NIP. 19630305 198803 2 001

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Srie Muljani, MT)


NIP. 19611112 198903 2001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

ii
FLUIDISASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Fluidisasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 26
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, MT selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 26 Februari 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

iii
FLUIDISASI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

INTISARI.............................................................................................................iiv

DAFTAR TABEL..……………………………..…………………………………….....….....v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6

I.1 Latar Belakang..............................................................................................6

I.2 Tujuan............................................................................................................7

I.3 Manfaat..........................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8

II.1 Secara Umum...............................................................................................8

II.2 Sifat Bahan................................................................................................. 15

II.3 Hipotesa......................................................................................................16

II.4 Diagram Alir..............................................................................................17

BAB III PERCOBAAN........................................................................................18

III.1 Bahan yang Digunakan...........................................................................18

III.2 Alat yang Digunakan...............................................................................18

III.3 Gambar Alat.............................................................................................18

III.4 Rangkaian Alat........................................................................................19

III.5 Prosedur....................................................................................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..20


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……………………………………...24
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………25
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
APPENDIX………………………………………………………………………………...…. 26

iv
FLUIDISASI

INTISARI

Fluidisasi merupakan suatu unit operasi yang mengontakkan butiran


padatan dengan fluida baik cairan maupun gas. Pada laju alir yang rendah butiran
padatan dalam kolom fluidisasi akan tetap diam karena fluida hanya mengalir
melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan pada susunan partikel
tersebut. Macam-macam bed dalam fluidisasi dapat dibedakan atas moving bed,
mixing bed, fluidized bed ataupun unggun diam yang masing-masing memiliki
kegunaan didalam industri.

Praktikum fluidisasi menggunakan bahan butiran padatan yang berupa


pasir dan air, percobaan ini dilakukan dengan menentukan densitas dan ukuran
butiran pasir lalu mengukur diameter kolom fluidisasi dan dilanjutkan dengan
mengukur ketinggian unggun diam. Operasi fluidisasi dapat dilakukan dengan
mengalirkan air dari dasar tangki atau kolam dan mengukur tekanan yang turun
didalam kolom yang berisi pasir untuk laju alir yang berbeda-beda dan dilanjutkan
dengan menentukan kecepatan fluidisasi minimum pada setiap laju alir dan debit
yang berbeda-beda.

Percobaan Fluidisasi menggunakan unggun diam berupa resin dengan


densitas 1,16 gr/ml setinggi 28,7 cm. Diameter kolom fluidisasi yang digunakan
sebesar 12,6 cm. Debit air mengalir melalui pipa besarnya 16 ml/s , 26,134 ml/s ,
41,134 ml/s, 76,334 ml/s, dan 112,06 ml/s. Dengan range laju 0,1284 cm/s ,
0,2097 cm/s , 0,3301 cm/s, 0,6125 cm/s, dan 0,8992. Pressure drop secara
berturut-turut sebesar 0,1413 gmol/cm2, 0,2391 gmol/cm2, 0,2732 gmol/cm2,
0,2185 gmol/cm2, dan 0,1256 gmol/cm2. Didapatkan nilai kecepatan minimum
fluidisasi secara berturut-turut sebesar 883,0995 cm/s, 883,1023 cm/s , 883,1092
cm/s , 883,1173 cm/s , 883,1251 cm/s. Hasil percobaan didapatkan kecepatan
minimum fluidisasi (Umf) bernilai sebesar 883.1023 cm/s dengan persen
kesalahan 0.0001%.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

v
FLUIDISASI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengamatan Tinggi Unggun, Tinggi Manometer, dan Volume


Tabel 2 Perhitungan Kecepatan Fluidisasi Minimum

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

vi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Fluidisasi merupakan sebuah cara untuk mengontakkan butiran padatan


dengan suatu fluida, baik berupa cairan maupun berupa gas. Dengan metode
fluidisasi, diharapkan butiran-butiran padatan akan memiliki sifat seperti fluida
dengan viskositas yang tinggi. Pada laju alir yang rendah, butiran padatan dalam
kolom fluidisasi akan tetap diam karena fluida hanya mengalir melalui ruang antar
partikel tanpa menyebabkan perubahan terjadi pada sususan partikelnya. Keadaan
seperti ini disebut dengan unggun diam. Masing-masing butiran padatan akan
terpisah kemudian bergerak apabila laju alirnya dinaikkan dan mencapai suatu
keadaan dimana unggun padatan tersuspensi didalam fluida. Aplikasi fluidisasi
didalam industri diantaranya adalah transportasi serbuk padatan, pencampuran
padatan halus.

Adapun prosedur yang dilakukan pada percobaan ini meliputi mengukur


butiran padatan dan menentukan densitasnya. Kemudian dilanjutkan dengan
mengukur diameter kolom . Lalu mengukur tinggi unggun ketika keadaan dian
dan mengisi pula bak penampung dengan air kemudian menyalakan pompa,
setelah itu, mengalirkan air dari dasar kolom dan mengukur penurunan tekanan
dengan menggunakan manometer di dalam kolom yang berisi padatan untuk laju
alir yang berbeda-beda pada bukaan tertentu. Laju tertampung air dengan gelas
ukur pada tangki overflow dengan interval waktu yang telah ditentukan dan yang
terakhir adalah menentukan kecepatan minimum fluidisasi.

Tujuan dari percobaan politisasi adalah untuk mengetahui kecepatan


operasional dari proses fluidisasi sehingga tidak terjadi overflow. Selain itu untuk
menentukan kecepatan fluidisasi minimum serta untuk menentukan kurva
hubungan perubahan tekanan serta untuk menentukan kurva visial. Salah satu
manfaat dari percobaan ini yaitu agar praktikan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fluidisasi.
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

7
I.2 Tujuan percobaan

1. Untuk mengamati fenomena fenomena yang terjadi selama operasi


berlangsung secara visual.
2. Untuk menentukan kecepatan fluidisasi minimum dengan persamaan
Ergun berdasarkan data percobaan.
3. Untuk mempelajari prinsip kerja pada fluidisasi bed, sehingga dapat
membedakan antara fluidized bed dengan fixed bed.
I.3 Manfaat Percobaan

1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses


fluidisasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui dan mengoperasikan alat fluidisasi di
dalam percobaan.
3. Agar praktikan dapat mendesain atau merancang alat fluidisasi sesuai
kebutuhan setelah mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Fluidisasi acara metode pengontakan antara padatan dengan baik cair
maupun gas dalam kolom yang berisi sejumlah partikel padat dengan mengalirkan
fluida dari bawah ke atas parameter yang sangat penting dalam mempelajari
fluidisasi adalah kecepatan fluidisasi minimum (Umf), karena dengan mengetahui
Umf maka bisa menentukan titik awal terjadinya fluidisasi dan dapat menghitung
berapa hilang tekan yang terdapat pada awal fluidisasi. Penggunaan fluidisasi
secara ekstensif dimulai pada industri pengolahan minyak bumi, yaitu
dikembangkannya proses perengkahan katalitik hamparan fluidisasi (fluid bed
catalytic cracking). Fluidisasi digunakan juga dalam proses katalitik lainnya
seperti sintetis akronitril dan untuk melaksanakan reaksi zat padat gas.
(Widayah, 2010)
Ketika zat cair atau gas dilewatkan pada kecepatan rendah melalui
hamparan partikel padat, maka partikel-partikel itu tidak bergerak dan penurunan
tekanannya dapat ditentukan dengan persamaan Ergun. Jika Kecepatan aliran
fluida baik secara teratur, maka pressure drop dalam pergerakan individu dari
partikel juga meningkat, dan biasanya partikel-partikel mulai bergerak dan
tersuspensi dalam fluida. Istilah fluidisasi dan unggun terfluidakan (fluidized bed)
digunakan untuk menjelaskan kondisi partikel yang tersuspensi penuh karena
suspensi berperilaku sebagai fluida padat.
(McCabe, 2005)
II.1.1 Jenis-jenis Fluidisasi
1. Fluidisasi Partikulat
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu
sama lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan,
tetapi densitas unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu adalah sama di
semua bagian unggun. Proses ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan
ekspansi hamparan
PRAKTIKUM yang TEKNIK
OPERASI cukup besar
KIMIAtetapi
I seragam pada kecepatan tinggi.

9
Fluidisasi partikulat ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan Ergun,
yang berlaku untuk umum diam dapat dikatakan masa berlaku untuk unggun yang
agak mengembang.
2. Fluidisasi Agregat / Fluidisasi Gelembung
Unggun yang di fluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan
fluidisasi agregat atau fluidisasi gelembung. Pada kecepatan superfisial yang
melebihi kebanyakan gas akan melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-
rongga kosong yang bebas zat padat dan hanya sebagian kecil yang mengalir
dalam saluran saluran yang terbentuk diantara partikel. Gelembung yang tertentu
seperti berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam air atau
gelembung kuat didalam zat cair yang mendidih. Gelembung-gelembung yang
terbentuk cenderung bersatu dan menjadi besar pada waktu naik melalui
hamparan fluidisasi itu. Jika kolom yang digunakan berdiameter kecil dengan
hamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin berkembang hingga
memenuhi seluruh penampung gelembung-gelembung yang beriringan lalu
bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-akan tersumbat
peristiwa ini disebut penyumbatan (slugging).
3. Fluidisasi Kontinu
Bila kecepatan fluida melalui apa yang zat padat cukup besar maka semua
partikel dalam hambatan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan
suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam
pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengelolaan disamping ada beberapa dan tegas padat lama yang bekerja dengan
prinsip ini. Contohnya adalah transportasi lumpur atau hidrolik dan transportasi
pneumatic.
(McCabe, 2005)
II.1.2 Tahapan Fluidisasi
1. Fixed Bed (Hamparan Tetap)
Pada saat udara dimasukkan di bawah plat distributor dengan laju lambat,
dan naik melalui hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan pada partikel
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

10
jika kecepatan dinaikkan, penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel-
partikel itu masih tidak bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah.

Gambar 2.1 Fixed Bed

2. Bubbling Fluidized Bed

Gambaran Kecepatan aliran udara pada fixemencapai titik kritis yang


dikenal dengan kecepatan minimum fluidisasi, penurunan tekanan akan
mengimbangi gaya gravitasi dengan kata lain mengimbangi gaya bobot hamparan.
Partikel mulai akan bergerak dan gas mengalir melalui hambatan berbentuk
gelembung.

Gambar 2.2 Bubbling Fluidized Bed

3. Gelembung Besar (Slugging)

Bila kecepatan udara yang melalui hambatan tepat meningkat gelembung


PRAKTIKUM OPERASI
cenderung bersatu TEKNIK
dan menjadi KIMIA
besar I Pada saat gelembung naik melalui
(slug).

11
hamparan fluidisasi sebagai fenomena ini disebut slugging. Jika menggunakan
kolom berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung yang
berisi ringan bergerak ke puncak kolom dan dipisahkan oleh zat padat.

Gambar 2.3 Slugging

4. Turbulent Bed (Hamparan Turbulen)

Ketika kecepatan udara melewati bubbling fluidized bed telah meningkat


diatas kecepatan minimum gelembung. Hamparan partikel akan meluas.
Peningkatan kecepatan mengakibatkan perubahan susunan partikel. Dengan
kecepatan udara yang tinggi mengakibatkan gelembung kehilangan identitasnya
dan mengubah bentuk perluasan hambatan. Partikel kemudian terlempar ke
puncak kolom di atas hamparan sehingga mendapatkan permukaan hamparan
yang tinggi. Hamparan tersebut disebut dengan turbulent bed.

Gambar 2.4 Turbulent Bed

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I (Winaya, 2012)

12
II.1.3 Kecepatan Minimum Fluidisasi dan Pressure Drop

Sebagai perkiraan pertama. Penurunan tekanan pada awal fluidisasi dapat


ditentukan sebagai berikut. Gaya yang diperoleh dari penurunan tekanan kali luas
penampang harus sama dengan gaya gravitasi yang diberikan oleh massa partikel
dikurangi gaya apung dari fluida yang dipindahkan.

ΔpA= Lmf A(1-Ɛmf)( ρ p -ρ)g (1)

Keterangan:
Δp = penurunan tekanan (lbf/ ft 2)
A = luas penampang ( ft 2 ¿
Lmf = tinggi unggun pada fluidisasi minimum (ft)
Ɛmf = porositas unggun saat mulai fluidisasi
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
(Geankoplis, 1978)
Untuk partikel yang sangat kecil, aliran laminer dari persamaan Ergun
adalah signifikan, dengan Rep<1, persamaan kecepatan fluidisasi minimum
menjadi :

g ( ρ p− ρ) Ɛ m 3
Vom ≈ Φ s2 D p2 (2)
150 μ 1−Ɛ m

Keterangan:
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
Ɛm = porositas fluidisasi minimum ¿ ¿)
μ = viskositas (lb/fts)
Dp = diameter partikel (ft)
Φs = faktor viskositas ( ft 2/h)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
Vom = kecepatan fluidisasi minimum (ft/s)

13
Sedangkan untuk Rep > 10³ persamaan kecepatan fluidisasi minimum menjadi:

1/ 2
Φs D
Vom ≈
[ p

1,75 ρ
g ( ρ p−ρ ) Ɛ m
3

] (3)

Keterangan:
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
Ɛm = porositas fluidisasi minimum ¿ ¿)
Dp = diameter partikel (ft)
Φs = faktor viskositas ( ft 2/h)
Vom = kecepatan fluidisasi minimum (ft/s)
(McCabe, 2005)
II.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Fluidisasi

1. Laju Alir
Semakin besar laju alir input berikan unggun bergerak semakin bertambah
karena tekanan yang diberikan semakin besar
2. Diamete Kolom Fluidisasi
Semakin besar diameter kolom maka harga NRe nya semakin besar.
3. Berat Jenis Partikel
Jenis partikel mempengaruhi gerak tinggi unggun.
4. Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi gerak tinggi unggun.
5. Putaran Kran
Semakin besar maka laju alir semakin besar sehingga tinggi unggun yang
bergerak akan semakin bertambah.
6. Tinggi Unggun dan Porositas Unggun
Apabila kecepatan benda semakin besar unggun akan semakin mengembang
porositas bertambah dan volume unggun bertambah.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I (Redypta, 2015)

14
II.1.5 Aplikasi Fluidisasi

Penggunaan fluidisasi secara ekstensif dimulai pada pengolahan minyak


bumi yaitu dengan dikembangkannya proses perengkahan katalitik hamparan
fluidisasi(fluid bed catalytic cracking). Walaupun industri dewasa ini banyak
menggunakan reaktor penaik dan pipa transpor, namun regenarasi katalis masih
dilaksanakan di dalam reaktor hamparan fluidisasi yang besarnya sampai
mencapai diameter 46 m. Fluidisasi digunakan juga dalam proses katalitik lainnya
seperti sintesis akronitril, dan untuk melaksanakan reaksi zat padat-gas. Demikian
pula dewasa ini perubahan batubara dalam hamparan fluidisasi banyak menjadi
perhatian sebagai suatu cara mengurangi biaya pembangkitan dan mengurangi
emisi bahan pencemar. Fluidisasi juga banyak digunakan untuk memanggang
bijih, mengerikan zat halus, dan absorpsi gas.
( Winaya, 2016)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

15
II.2 Sifat Bahan

1. Air
A. Sifat Fisika
1. Fase : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Bau : Tidak berbau
4. Densitas : 1 gr/cm3
5. Titik didih : 100oC
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : H2O
2. Berat Molekul : 18,02 gr/mol
3. Stabilitas : Stabil
4. pH :7
5. Flammable : Tidak mudah terbakar
(MSDS, 2012)
C. Fungsi : Sebagai medium partikel padat pada proses fluidisasi.
2. Resin
A. Sifat Fisika
1. Fase : Padat
2. Warna : Transparan
3. Bau : Tidak berbau
4. Densitas : 1,16 gr/cm3
5. Kelarutan : Tidak mudah larut dalam air
B. Sifat Kimia
1. Mudah terbakar
2. Jika dibakar mengeluarkan asap yang bergelaga
3. Jika dipanasi akan muncul cairan bening dan lengket
4. Sedikit mengandung oksigen,banyak mengandung karbon
5. Sifat kelarutan akan berkurang
(Risaluvita, 2013)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
C. Fungsi : Sebagai zat padat yang difluidisasikan

16
II.3 Hipotesa

Pada saat dilakukan pengontakkan pertama terjadi aliran fluida dari bawah
ke atas dengan bukaan kran rendah saat bukaan kran diperbesar terjadi laju alir
yang semakin besar pula yang menyebabkan tinggi unggun yang bergerak atau
pengontakkan semakin bertambah. Laju alir tidak berpengaruh pada Umf, nilai
Umf hanya ada satu untuk satu tinggi unggun dalam.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

17
II.4 Diagram Alir

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

18
BAB III
PERCOBAAN

III.1 Bahan
1. Air
2. Resin
III.2 Alat
1. Serangkaian Alat Fluidisasi
2. Stopwatch
3. Gelas Ukur
4. Piknometer
5. Beaker glass
6. Neraca Analitik
III.3 GambarAlat

Piknometer Gelas Ukur Stopwatch

Beaker Glass Neraca Analitik

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

19
III.4 Rangkaian Alat

III.5 Prosedur Praktikum

1. Tentukan densitas dan ukur butiran padatan


2. Ukur diameter kolom tabung
3. Ukur tinggi unggun diam
4. Lakukan operasi fluidisasi dengan mengalirkan air dari dasar kolom dan
ukur penuruna tekanan ∆P dengan bantuan manometer dan mengukur
volume air yang keluar dengan waktu 5 detik didalam kolom yang
berisi padatan untuk laju air yang berbeda-beda.
5. Tentukan kecepatan fluidisasi minimum.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


Diameter kolom : 12.6 cm
Tinggi unggun diam : 28,7 cm
Diameter resin (Dp) : 0,3cm
Luas kolom (A) : 124.6266 cm2
Densitas resin : 1,16 gr/ml
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Unggun, Tinggi Manometer, dan Volume

Waktu (t) Bukaan Tinggi Tinggi Volume Debit (Q) Fenomena


(s) Kran unggun Manometer (V) (cm3) (cm3/s)
(cm) (cm)
28,7 0 80
11/72 28,7 0 80
16 Fixed bed
28,7 0 80
Rata-rata 28,7 0 80
28,9 0.2 130
35/216 28,7 0.2 132 Incipient
5
29 0.2 130 26,134 fluidization
Rata-rata 28,87 0.2 130,67
30 0,4 200
37/216 30,7 0,4 210 Incipient
41,134 fluidization
30,2 0,3 207
Rata-rata 30,3 0,37 205,67
35,9 0,5 380
13/72 36 0,5 385 Homogenou
76,334 sly
35,7 0,5 380
fluidization
Rata-rata 35,87 0,5 381,67
47,48 0,6 560
23/108 48 0,6 559
Bubbling
47,9 0,6 562 112,06
Rata-rata 47,9 0,6 560,3

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

21
FLUIDISASI

IV. 1 Hasil Perhitungan


Tabel 2 Perhitungan Kecepatan Fluidisasi Minimum

∆P Umf Umf
Bukaan Laju alir ∆P Ergun Persen
NRe (1-εf) Εf Pengamatan Persamaan Pengamata
kran Vo (cm/s) (gmol/cm2) kesalahan
(gmol/cm2) (cm/s) n (cm/s)
11/72 0,1284 0,4044 0,8160 0,1840 0,1413 0 883,1009 883,0995 0,0002%
35/216 0,2097 0,6605 0,8112 0,1888 0,2391 0,2 883,1035 883,1023 0,0001%
37/216 0,3301 1,0397 0,7729 0,2271 0,2732 0,37 883,1048 883,1092 0,0014%
13/72 0,6125 1,9294 0,6529 0,3471 0,2185 0,5 883,1029 883,1173 0,0007%
23/108 0,8992 2,8324 0,4889 0,5111 0,1256 0,6 883,1006 883,1251 0,0028%

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

22
FLUIDISASI

IV.3 Pembahasan

Percobaan fluidisasi ini bertujuan untuk menentukan kecepatan fluidisasi


minimum pada saat proses fluidisasi belangsung. Kecepatan fluidisasi minumum
yang dicari didalam percobaan akan mempengaruhi kecepatan operasional di
dalam sebuah unit proses fluidisasi. Data yang diperoleh di dalam percobaan
dapat digunakan untuk merancang peralatan fluidisasi untuk skala industri.

Percobaan fluidisasi ini menggunakan partikel padatan berupa resin.


Prosedur percobaan mula-mula dengan menentukan densitas dan ukuran butiran
padatan, mengukur diameter kolom fluidisasi lalu dilanjutkan dengan mengukur
tinggi unggun diam. Kemudian mengalirkan fluida dari dasar tangki dan
mengukur perubahan tekanan di dalam kolom yang berisi padatan untuk laju alir
yang berbeda pada debit tertentu. Dan menghitung kecepatan fluidisasi minimum
pada setiap variasi debit air tertentu.

Digunakan variabel bukaan kran 11/72; 35/216; 37/216; 13/72 dan 23/108
dengan debit 16 ml/s, 26,134 ml/s, 41,134 ml/s, 76,334 ml/s dan 112,06 ml/s.
Dalam percobaan fluidisasi yang telah dilakukan, semakin besar debit air
overflow, maka kecepatan laju alir yang didapatkan dari perhitungan
semakin besar. Semakin banyak debit air overflow, maka nilai pressure
drop ( P) dari hasil perhitungan juga semakin besar. Kecepatan minimum
fluidisasi yang dihitung dengan persamaan ergun dengan debit air
overflow 16 ml/s, 26,134 ml/s, 41,134 ml/s, 76,334 ml/s dan 112,06 ml/s
berturut-turut sebesar 883.1009 cm/s, 883.1035 cm/s, 883.1048 cm/s, 883.1029
cm/s dan 883.1006 cm/s Sedangkan secara pengamatan sebesar 883.0995 cm/s,
883.1023 cm/s, 883.1092 cm/s, 883.1173 cm/s dan 883,1215 cm/s.

Dari hasil percobaan tersebut didapatkan kecepatan minimum fluidisasi


pengamatan dengan perhitungan tidak jauh berbeda. Persen kesalahan terkecil
yaitu 0,000139% didapatkan pada debit 26,134 ml/s dengan laju alir sebesar
0,2097 cm/s. Fenomena yang diamati pada kecepatan minimum tersebut yaitu
fenomena minimum atau incipient fluidization dimana pada kondisi ini partikel-
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

23
FLUIDISASI

partikel padat (resin) mulai bergerak. Semakin besar debit maka laju alir semakin
besar pula. Laju alir berpengaruh pada tinggi unggun yang bergerak, dimana
semakin besar laju alir maka tinggi unggun yang bergerak akan semakin besar.
Kecepatan fluidisasi minimum seharusnya semakin turun dengan meningkatnya
laju alir, namun pada debit pertama hingga ketiga kecepatan minimum dengan
perhitungan persamaan ergun naik tetapi turun pada debit keempat dan terakhir.
Tetapi untuk kecepatan minimum dengan pengamatan, kecepatan fluidisasi
minimumnya semakin besar dengan meningkatnya laju alir.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.2 Kesimpulan

Percobaan fluidisasi dilakukan pada kolom berdiameter 12,6 cm dan


luas kolom 124,6266 cm2 dan tinggi unggun resin diam 28,7 cm, densitas
resin (ρ resin ¿ 1.16 gr/cm3 dan densitas air ledeng (ρ air ledeng ¿ sebesar
0.966 gr/ml. Hasil percobaan didapatkan kecepatan minimum fluidisasi
(Umf) bernilai sebesar 883.1023 cm/s dengan persen kesalahan 0.0001%
terhadap Umf perhitungan pada laju alir 0.2097 cm/s. Laju alir berpengaruh
pada tinggi unggun yang bergerak, dimana semakin besar laju alir maka
tinggi unggun yang bergerak akan semakin besar.

V.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran volume air


yang kelua saat percobaan fluidisasi.
2. Sebaiknya praktikan teliti dalam mengamati penurunan tekanan dengan
menggunakan manometer agar mendapat data yang lebih akurat.
3. Sebaiknya praktikan harus lebih berhati-hati dan tepat saat membuka dan
menutup kran.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

25
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 1998. “Transport Process and Unit Operation”. New


Jersey: Pentrice-Hall.
McCabe, Warren L. 1999. “Unit Operations of Chemical Engineering”.
Singapura: McGraw-Hill.
MSDS. 2012. “Water”. (http://www,labchem.com/). Diakses pada tanggal 18
Februari 2019 pukul 22.42 WIB.
Redypta, Aziis. 2015. “Fenomena yang Terjadi Saat Proses Fluidisasi”.
(http://fenomenafluidisasi.blogspot.com/2015/). Diakses pada tanggal 18
Februari 2019 pukul 19.32 WIB.
Risaluvita. 2013. “Farmakognosi Resin/Damar”. (http://risaluvita.wordpress.
com/). Diakses pada tanggal 18 Februai 2019 pukul 22.39 WIB.
Widayati. 2010. “Fenomena dan Kecepatan Minimum (Umf) Fluidisasi”. Eksergi.
10. 2.
Winaya, I Nyoman S. 2016.”Teknik Fluidisasi”. Bali:Universitas Udayana.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

26
APPENDIX

1. Densitas Air Ledeng (ρ) =


21.21 gram−11.5060 gram
=
10 ml
= 0.9704 gr/ml
2. Berat resin = 1.16 gr
3. Densitas Aquadest
ρ = 1 gr/ml
4. Porositas Minimum Resin (εmf)
εmf = 0.184
5. Porositas Hamparan Resin (εf)
1−0.184 1−0.184
(1-εf) = tinggi unggun = 28,87 = 0.8112
tinggi unggun diam 28,7
εf = 1- 0.8112
εf = 0.1888
6. Luas Kolom
A = ¼ πD
= ¼ x 3.14 x 12.6
= 124.6266 cm2
7. Viskositas Air Ledeng
Viskositas Air Ledeng = 0.0092 gr/cm.s
8. Laju linier
26,134 c m3 / s
Vo = = 124.6266 cm 2 = 0.2097 cm/s

9. Menghitung Nre
cm gr
0.03 cm x 0.2097 x 0.966 .s
s cm
Nre = = = 0,6605
0.0092

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

27
10. ∆P persamaan ergun
ɸs =1
gc = 980,67 cm/s2

= +
150(1−0.1888)2 x 0.966 x (0.2097)2
= 2 +
1 x 0,6605 x 0.3 x 980.67 x (0.1888)2

1.75 xx 0.966 x ( 0.2097 )2 x (1−0.1888)


12 x 0.3 x 980.67 x(0.1888)2
= 0,2391 gmol/cm2
11. ∆P pengamatan
∆P = Pengamatan di manometer
= 0.2
12. Umf persamaan dari Ergun

Umf =
( 0.2391 )2+ (13.6−0.966 ) x 980.67
=
0.0092∗1650
= 883.1035 cm/s
13. Umf dari pengamatan

Umf =
(0.2)2+ ( 13.6−0.966 ) x 980.67
=
0.0092∗1650
= 883.1023 cm/s

(883.1035−883.1023)
14. % kesalahan Umf = x100%
883.1035
= 0,0001 %

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

28

Anda mungkin juga menyukai