“FLUIDISASI”
GRUP I
LEMBAR PENGESAHAN
“FLUIDISASI”
GROUP I
i
FLUIDISASI
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I
Dosen Pembimbing
ii
FLUIDISASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Fluidisasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 26
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, MT selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
iii
FLUIDISASI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI.............................................................................................................iiv
DAFTAR TABEL..……………………………..…………………………………….....….....v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6
I.2 Tujuan............................................................................................................7
I.3 Manfaat..........................................................................................................7
II.3 Hipotesa......................................................................................................16
III.5 Prosedur....................................................................................................19
iv
FLUIDISASI
INTISARI
v
FLUIDISASI
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
I.2 Tujuan percobaan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Fluidisasi partikulat ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan Ergun,
yang berlaku untuk umum diam dapat dikatakan masa berlaku untuk unggun yang
agak mengembang.
2. Fluidisasi Agregat / Fluidisasi Gelembung
Unggun yang di fluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan
fluidisasi agregat atau fluidisasi gelembung. Pada kecepatan superfisial yang
melebihi kebanyakan gas akan melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-
rongga kosong yang bebas zat padat dan hanya sebagian kecil yang mengalir
dalam saluran saluran yang terbentuk diantara partikel. Gelembung yang tertentu
seperti berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam air atau
gelembung kuat didalam zat cair yang mendidih. Gelembung-gelembung yang
terbentuk cenderung bersatu dan menjadi besar pada waktu naik melalui
hamparan fluidisasi itu. Jika kolom yang digunakan berdiameter kecil dengan
hamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin berkembang hingga
memenuhi seluruh penampung gelembung-gelembung yang beriringan lalu
bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-akan tersumbat
peristiwa ini disebut penyumbatan (slugging).
3. Fluidisasi Kontinu
Bila kecepatan fluida melalui apa yang zat padat cukup besar maka semua
partikel dalam hambatan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan
suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam
pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengelolaan disamping ada beberapa dan tegas padat lama yang bekerja dengan
prinsip ini. Contohnya adalah transportasi lumpur atau hidrolik dan transportasi
pneumatic.
(McCabe, 2005)
II.1.2 Tahapan Fluidisasi
1. Fixed Bed (Hamparan Tetap)
Pada saat udara dimasukkan di bawah plat distributor dengan laju lambat,
dan naik melalui hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan pada partikel
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
10
jika kecepatan dinaikkan, penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel-
partikel itu masih tidak bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah.
11
hamparan fluidisasi sebagai fenomena ini disebut slugging. Jika menggunakan
kolom berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung yang
berisi ringan bergerak ke puncak kolom dan dipisahkan oleh zat padat.
12
II.1.3 Kecepatan Minimum Fluidisasi dan Pressure Drop
Keterangan:
Δp = penurunan tekanan (lbf/ ft 2)
A = luas penampang ( ft 2 ¿
Lmf = tinggi unggun pada fluidisasi minimum (ft)
Ɛmf = porositas unggun saat mulai fluidisasi
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
(Geankoplis, 1978)
Untuk partikel yang sangat kecil, aliran laminer dari persamaan Ergun
adalah signifikan, dengan Rep<1, persamaan kecepatan fluidisasi minimum
menjadi :
g ( ρ p− ρ) Ɛ m 3
Vom ≈ Φ s2 D p2 (2)
150 μ 1−Ɛ m
Keterangan:
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
Ɛm = porositas fluidisasi minimum ¿ ¿)
μ = viskositas (lb/fts)
Dp = diameter partikel (ft)
Φs = faktor viskositas ( ft 2/h)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
Vom = kecepatan fluidisasi minimum (ft/s)
13
Sedangkan untuk Rep > 10³ persamaan kecepatan fluidisasi minimum menjadi:
1/ 2
Φs D
Vom ≈
[ p
1,75 ρ
g ( ρ p−ρ ) Ɛ m
3
] (3)
Keterangan:
g = percepatan gravitasi (ft/ s2)
ρp = densistas partikel (lbm/ ft 3 ¿
ρ = densitas fluidda (lbm/ ft 3 ¿
Ɛm = porositas fluidisasi minimum ¿ ¿)
Dp = diameter partikel (ft)
Φs = faktor viskositas ( ft 2/h)
Vom = kecepatan fluidisasi minimum (ft/s)
(McCabe, 2005)
II.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Fluidisasi
1. Laju Alir
Semakin besar laju alir input berikan unggun bergerak semakin bertambah
karena tekanan yang diberikan semakin besar
2. Diamete Kolom Fluidisasi
Semakin besar diameter kolom maka harga NRe nya semakin besar.
3. Berat Jenis Partikel
Jenis partikel mempengaruhi gerak tinggi unggun.
4. Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi gerak tinggi unggun.
5. Putaran Kran
Semakin besar maka laju alir semakin besar sehingga tinggi unggun yang
bergerak akan semakin bertambah.
6. Tinggi Unggun dan Porositas Unggun
Apabila kecepatan benda semakin besar unggun akan semakin mengembang
porositas bertambah dan volume unggun bertambah.
14
II.1.5 Aplikasi Fluidisasi
15
II.2 Sifat Bahan
1. Air
A. Sifat Fisika
1. Fase : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Bau : Tidak berbau
4. Densitas : 1 gr/cm3
5. Titik didih : 100oC
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : H2O
2. Berat Molekul : 18,02 gr/mol
3. Stabilitas : Stabil
4. pH :7
5. Flammable : Tidak mudah terbakar
(MSDS, 2012)
C. Fungsi : Sebagai medium partikel padat pada proses fluidisasi.
2. Resin
A. Sifat Fisika
1. Fase : Padat
2. Warna : Transparan
3. Bau : Tidak berbau
4. Densitas : 1,16 gr/cm3
5. Kelarutan : Tidak mudah larut dalam air
B. Sifat Kimia
1. Mudah terbakar
2. Jika dibakar mengeluarkan asap yang bergelaga
3. Jika dipanasi akan muncul cairan bening dan lengket
4. Sedikit mengandung oksigen,banyak mengandung karbon
5. Sifat kelarutan akan berkurang
(Risaluvita, 2013)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
C. Fungsi : Sebagai zat padat yang difluidisasikan
16
II.3 Hipotesa
Pada saat dilakukan pengontakkan pertama terjadi aliran fluida dari bawah
ke atas dengan bukaan kran rendah saat bukaan kran diperbesar terjadi laju alir
yang semakin besar pula yang menyebabkan tinggi unggun yang bergerak atau
pengontakkan semakin bertambah. Laju alir tidak berpengaruh pada Umf, nilai
Umf hanya ada satu untuk satu tinggi unggun dalam.
17
II.4 Diagram Alir
18
BAB III
PERCOBAAN
III.1 Bahan
1. Air
2. Resin
III.2 Alat
1. Serangkaian Alat Fluidisasi
2. Stopwatch
3. Gelas Ukur
4. Piknometer
5. Beaker glass
6. Neraca Analitik
III.3 GambarAlat
19
III.4 Rangkaian Alat
20
BAB IV
21
FLUIDISASI
∆P Umf Umf
Bukaan Laju alir ∆P Ergun Persen
NRe (1-εf) Εf Pengamatan Persamaan Pengamata
kran Vo (cm/s) (gmol/cm2) kesalahan
(gmol/cm2) (cm/s) n (cm/s)
11/72 0,1284 0,4044 0,8160 0,1840 0,1413 0 883,1009 883,0995 0,0002%
35/216 0,2097 0,6605 0,8112 0,1888 0,2391 0,2 883,1035 883,1023 0,0001%
37/216 0,3301 1,0397 0,7729 0,2271 0,2732 0,37 883,1048 883,1092 0,0014%
13/72 0,6125 1,9294 0,6529 0,3471 0,2185 0,5 883,1029 883,1173 0,0007%
23/108 0,8992 2,8324 0,4889 0,5111 0,1256 0,6 883,1006 883,1251 0,0028%
22
FLUIDISASI
IV.3 Pembahasan
Digunakan variabel bukaan kran 11/72; 35/216; 37/216; 13/72 dan 23/108
dengan debit 16 ml/s, 26,134 ml/s, 41,134 ml/s, 76,334 ml/s dan 112,06 ml/s.
Dalam percobaan fluidisasi yang telah dilakukan, semakin besar debit air
overflow, maka kecepatan laju alir yang didapatkan dari perhitungan
semakin besar. Semakin banyak debit air overflow, maka nilai pressure
drop ( P) dari hasil perhitungan juga semakin besar. Kecepatan minimum
fluidisasi yang dihitung dengan persamaan ergun dengan debit air
overflow 16 ml/s, 26,134 ml/s, 41,134 ml/s, 76,334 ml/s dan 112,06 ml/s
berturut-turut sebesar 883.1009 cm/s, 883.1035 cm/s, 883.1048 cm/s, 883.1029
cm/s dan 883.1006 cm/s Sedangkan secara pengamatan sebesar 883.0995 cm/s,
883.1023 cm/s, 883.1092 cm/s, 883.1173 cm/s dan 883,1215 cm/s.
23
FLUIDISASI
partikel padat (resin) mulai bergerak. Semakin besar debit maka laju alir semakin
besar pula. Laju alir berpengaruh pada tinggi unggun yang bergerak, dimana
semakin besar laju alir maka tinggi unggun yang bergerak akan semakin besar.
Kecepatan fluidisasi minimum seharusnya semakin turun dengan meningkatnya
laju alir, namun pada debit pertama hingga ketiga kecepatan minimum dengan
perhitungan persamaan ergun naik tetapi turun pada debit keempat dan terakhir.
Tetapi untuk kecepatan minimum dengan pengamatan, kecepatan fluidisasi
minimumnya semakin besar dengan meningkatnya laju alir.
24
BAB V
V.2 Kesimpulan
V.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26
APPENDIX
9. Menghitung Nre
cm gr
0.03 cm x 0.2097 x 0.966 .s
s cm
Nre = = = 0,6605
0.0092
27
10. ∆P persamaan ergun
ɸs =1
gc = 980,67 cm/s2
= +
150(1−0.1888)2 x 0.966 x (0.2097)2
= 2 +
1 x 0,6605 x 0.3 x 980.67 x (0.1888)2
Umf =
( 0.2391 )2+ (13.6−0.966 ) x 980.67
=
0.0092∗1650
= 883.1035 cm/s
13. Umf dari pengamatan
Umf =
(0.2)2+ ( 13.6−0.966 ) x 980.67
=
0.0092∗1650
= 883.1023 cm/s
(883.1035−883.1023)
14. % kesalahan Umf = x100%
883.1035
= 0,0001 %
28