“SEDIMENTASI”
GRUP I
LEMBAR PENGESAHAN
“SEDIMENTASI”
GROUP I
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Sedimentasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 19
Februari 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Ibu Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI...............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..……………………………..…………………………………….....…....vi
DAFTAR GRAFIK……………………………..………………………………………..….vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................8
I.2 Tujuan............................................................................................................9
I.3 Manfaat..........................................................................................................9
II.3 Hipotesa......................................................................................................18
III.5 Prosedur....................................................................................................22
APPENDIX………………………………………………………………………………...….38
INTISARI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
PENDAHULUAN
Z i −Z 1
V 1=
t i −0
Keterangan:
V 1=kecepatan pengendapan(m/s)
Z1 =ketinggian pada titik 1 (m)
Zi =kecepatan pada titik i (m)
t 1=waktu pada titik 1(s)
Konsentrasi (C1) untuk itu rata-rata konsentrasi jika Zi adalah ketinggian
slurry, maka:
Z0
C 1 Z1 = C 0 Z 0 atau C 1 =
[ ]C
Z1 0
Keterangan:
Pada sedimentasi semi batch hanya terdapat cairan keluar atau masuk saja.
Jadi kemungkinan hanya ada slurry yang masuk atau beningan yang keluar.
Proses sedimentasi semi batch disajikan pada gambar 2.3
Proses kontinyu terdapat slurry yang masuk dan cairan bening yang keluar
pada saat yang bersamaan saat kondisi steady state maka ketinggian ca.iran akan
selalu tetap.
(Setiyadi, 2014)
(McCabe, 1999)
4. Daerah pengeluaran (outlet zone) berfungsi tempat keluaran air yang telah
bersih dari proses pengendapan melalui pelimpah.
1. Upflow(aliran ke atas), itu dimana sludge turun ke dasar melalui plate ketika
aliran air mengalir ke atas menuju outlet zone.
(Husaeni, 2012)
Free setting keadaan dimana padatan bergerak turun hanya karena gaya
gravitasi. Kecepatan yang konstan ini disebabkan oleh konsentrasi tidak bisa batas
yang relatif masih kecil, sehingga pengaruh gaya tarik menarik antar partikel,
gaya gesek dan gaya tumbukan antar partikel dapat diabaikan. Partikel yang
berukuran besar akan turun lebih cepat menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan
bertambah. Sehingga mengurangi kecepatan turunnya padatan yang lebih besar,
hal ini membuat kecepatan penurunan semua partikel relatif konstan. Semakin
banyak partikel yang mengendap, konsentrasi menjadi tidak seragam diikuti
bagian bawah slurry semakin pekat. Konsentrasi pada bagian batas bertambah,
gerak partikel semakin sukar dan kecepatan turunnya partikel berkurang. Kondisi
ini disebut hindered settling. Pada gambar 2.2 kondisi free settling ditunjukkan
berupa garis lurus sedangkan saat grafik mulai melengkung merupakan kondisi
hindered settling.
(Setiyadi, 2014)
(Haryati, 2010)
1. Tepung Tapioka
A. Sifat Fisika
1) Bentuk : Padat (amorf)
2) Warna : Putih
B. Sifat Kimia
1) Rumus molekul :( C 6 H 10 O 3 )x
2) Berat molekul : 162,14 g/mol
3) Densias : 1,50 g/cm3
4) Kelarutan : Tidak larut dalam air
(Perry, 1997. “Starch’)
C. Fungsi: Bahan pembuatan slurry pada percobaan sedimentasi
2. Aquadest
A. Sifat Fisika
1) Bentuk : Cair
2) Warna : Tidak berwarna
3) Dalam wujud padat berbentuk kexagonal
B. Sifat Kimia
1) Rumus molekul : H 2 O
2) Berat molekul : 18,02 g/mol
3) Titik Lebur : 0oC
4) Titik didih : 100o C
5) Densitas : 1 g/cm3
1. Tepung Tapioka
2. Air
Gelas Ukur
Tabel 2 Pengamatan Tinggi awal (Zo), Tinggi endapan (Z1), Tinggi slurry
(Z2), dan Tinggi Critical Point (Z3) pada konsentrasi larutan 5%
Waktu Tinggi awal Tinggi endapan Tinggi slurry Tinggi Critical Point
(t, menit) (Zo, cm) (Z1, cm) (Z2, cm) (Z3,cm)
40 25 2 23
60 25 2,3 22,7
80 25 2,3 22,7
100 25 2,4 22,6
290 2,5
Tabel 4 Pengamatan Tinggi awal (Zo), Tinggi endapan (Z1), Tinggi slurry
(Z2), dan Tinggi Critical Point (Z3) pada konsentrasi larutan 7%
Waktu Tinggi awal Tinggi endapan Tinggi slurry Tinggi Critical Point
(t, menit) (Zo, cm) (Z1, cm) (Z2, cm) (Z3,cm)
40 25 3 22
60 25 3,1 21,9
80 25 3,1 21,9
100 25 3,1 21,9
290 3,2
Tabel 5 Pengamatan Tinggi awal (Zo), Tinggi endapan (Z1), Tinggi slurry
(Z2), dan Tinggi Critical Point (Z3) pada konsentrasi larutan 8%
Waktu Tinggi awal Tinggi endapan Tinggi slurry Tinggi Critical Point
(t, menit) (Zo, cm) (Z1, cm) (Z2, cm) (Z3,cm)
40 25 3,7 21,3 -
60 25 3,7 21,3 -
80 25 3,8 21,2 -
100 25 3,8 21,2 -
290 3,9
t Zo Z1 Z2 v (cm/ Co C1 Q Ap D h
(menit (cm) (cm (cm) menit) (g/ (g/ (cm3/ (cm2) (cm) (cm)
) ) cm3) cm3) menit)
40 25 1,7 23,3 0,583 0,04 0,58824 12,50 21,4592 5,2284 23,3
60 25 1,9 23,1 0,385 0,04 0,52632 8,33 21,6450 5,2510 23,1
80 25 2 23 0,288 0,04 0,50000 6,25 21,7391 5,2624 23
100 25 2,1 22,9 0,229 0,04 0,47619 5,00 21,8341 5,2739 22,9
290
23.4
23.3
23.2
Tinggi slurry
23.1
[Z2 (cm)]
23
22.9
22.8
22.7
22.6
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Waktu pengendapan [t (menit)]
0.7
Kecepatan Pengendapan
0.6
0.5
0.4
[v (cm/menit)]
0.3
0.2
0.1
0.0
0.460 0.480 0.500 0.520 0.540 0.560 0.580 0.600
Konsentrasi slurry [C1 (gr/cm3)]
t = Waktu (menit)
Zo = Tinggi awal (cm)
Z1 = Tinggi endapan (cm)
Z2 = Tinggi slurry (cm)
v = Kecepatan pengendapan (cm/menit)
Co = Konsentrasi awal (g/cm3)
C1 = Konsentrasi slurry (g/cm3)
Q = Debit (cm3/menit)
t Zo Z1 Z2 v (cm/ Co C1 Q Ap D h
(menit (cm) (cm (cm) menit) (g/ (g/ (cm3/ (cm2) (cm) (cm)
) ) cm3) cm3) menit)
40 25 2 23 0,575 0,05 0,62500 12,50 21,7391 5,2624 23
60 25 2,3 22,7 0,378 0,05 0,54348 8,33 22,0264 5,2971 22,7
80 25 2,3 22,7 0,284 0,05 0,54348 6,25 22,0264 5,2971 22,7
100 25 2,4 22,6 0,226 0,05 0,52083 5,00 22,1239 5,3088 22,6
290
23.1
23
22.9
Tinggi slurry
22.8
[Z2 (cm)]
22.7
22.6
22.5
22.4
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Waktu pengendapan [t (menit)]
Kecepatan Pengendapan
0.6
0.5
0.4
[v (cm/menit)]
0.3
0.2
0.1
0.0
0.500 0.520 0.540 0.560 0.580 0.600 0.620 0.640
Konsentrasi slurry [C1 (gr/cm3)]
t = Waktu (menit)
Zo = Tinggi awal (cm)
Z1 = Tinggi endapan (cm)
Z2 = Tinggi slurry (cm)
v = Kecepatan pengendapan (cm/menit)
Co = Konsentrasi awal (g/cm3)
C1 = Konsentrasi slurry (g/cm3)
Q = Debit (cm3/menit)
Ap = Luas permukaan (cm2)
D = Diameter (cm)
H = Tinggi continuous thickener (cm)
t Zo Z1 Z2 v (cm/ Co C1 Q Ap D h
22.7
22.6
22.5
Tinggi slurry
[Z2 (cm)]
22.4
22.3
22.2
22.1
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Waktu pengendapan [t (menit)]
0.6
Kecepatan Pengendapan
0.5
0.4
[v (cm/menit)]
0.3
0.2
0.1
0.0
0.550 0.560 0.570 0.580 0.590 0.600 0.610 0.620 0.630
Konsentrasi slurry [C1 (gr/cm3)]
t = Waktu (menit)
Zo = Tinggi awal (cm)
Z1 = Tinggi endapan (cm)
Z2 = Tinggi slurry (cm)
v = Kecepatan pengendapan (cm/menit)
Co = Konsentrasi awal (g/cm3)
C1 = Konsentrasi slurry (g/cm3)
Q = Debit (cm3/menit)
Ap = Luas permukaan (cm2)
D = Diameter (cm)
H = Tinggi continuous thickener (cm)
t Zo Z1 Z2 v (cm/ Co C1 Q Ap D h
(menit (cm) (cm (cm) menit) (g/ (g/ (cm3/ (cm2) (cm) (cm)
) ) cm3) cm3) menit)
40 25 3 22 0,550 0,07 0,58333 12,50 22,7273 5,3807 22
60 25 3,1 21,9 0,365 0,07 0,56452 8,33 22,8311 5,3930 21,9
80 25 3,1 21,9 0,274 0,07 0,56452 6,25 22,8311 5,3930 21,9
100 25 3,1 21,9 0,219 0,07 0,56452 5,00 22,8311 5,3930 21,9
290
Tinggi slurry
21.94
[Z2 (cm)]
21.92
21.9
21.88
21.86
21.84
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Waktu pengendapan [t (menit)]
0.6
Kecepatan Pengendapan
0.5
0.4
[v (cm/menit)]
0.3
0.2
0.1
0.0
0.560 0.565 0.570 0.575 0.580 0.585
Konsentrasi slurry [C1 (gr/cm3)]
t = Waktu (menit)
Zo = Tinggi awal (cm)
Z1 = Tinggi endapan (cm)
Z2 = Tinggi slurry (cm)
v = Kecepatan pengendapan (cm/menit)
Co = Konsentrasi awal (g/cm3)
C1 = Konsentrasi slurry (g/cm3)
Q = Debit (cm3/menit)
Ap = Luas permukaan (cm2)
D = Diameter (cm)
H = Tinggi continuous thickener (cm)
t Zo Z1 Z2 v (cm/ Co C1 Q Ap D h
(menit (cm) (cm (cm) menit) (g/ (g/ (cm3/ (cm2) (cm) (cm)
) ) cm3) cm3) menit)
40 25 3,7 21,3 0,533 0,08 0,54054 12,50 23,4742 5,4684 21,3
60 25 3,7 21,3 0,355 0,08 0,54054 8,33 23,4742 5,4684 21,3
80 25 3,8 21,2 0,265 0,08 0,52632 6,25 23,5849 5,4813 21,2
100 25 3,8 21,2 0,212 0,08 0,52632 5,00 23,5849 5,4813 21,2
290
21.32
21.3
21.28
21.26
Tinggi slurry
21.24
[Z2 (cm)]
21.22
21.2
21.18
21.16
21.14
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Waktu pengendapan [t (menit)]
0.6
Kecepatan Pengendapan
0.5
0.4
[v (cm/menit)]
0.3
0.2
0.1
0.0
0.524 0.526 0.528 0.530 0.532 0.534 0.536 0.538 0.540 0.542
Konsentrasi slurry [C1 (gr/cm3)]
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengukur tinggi endapan dan air
pada saat percobaan.
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu yang dibutuhkan dalam critical
settling point.
3. Sebaiknya praktikan benar-benar mengamati perubahan larutan pada setiap
selang waktu yang ditentukan.
8. Ketinggian
Qxt 12,5 x 40
h= = =23,3 cm
A 21,4592