Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GRUP I

1. Mega Rosi Lina 17031010099


2. Agung Firdaus K 17031010127

Tanggal Percobaan : 5 Maret 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GROUP I

1. Mega Rosi Lina 17031010099


2. Agung Firdaus K 17031010127

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

i
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I

(Ir. C. Pujiastuti, MT)


NIP. 19630305 198803 2 001

Dosen Pembimbing

(Ir. C. Pujiastuti, MT)


NIP. 19630305 198803 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

ii
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Pengukuran Butiran Padatan”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 5
Maret 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
dan dosen pembimbing praktikum
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 5 Maret 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

iii
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

INTISARI..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5

I.1 Latar Belakang..............................................................................................5

I.2 Tujuan............................................................................................................6

I.3 Manfaat..........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

II.1 Secara Umum...............................................................................................7

II.2 Sifat Bahan................................................................................................. 15

II.3 Hipotesa......................................................................................................16

II.4 Diagram Alir..............................................................................................17

BAB III PERCOBAAN........................................................................................18

III.1 Bahan yang Digunakan...........................................................................18

III.2 Alat yang Digunakan...............................................................................18

III.3 Gambar Alat.............................................................................................18

III.4 Rangkaian Alat........................................................................................19

III.5 Prosedur....................................................................................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..20


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……………………………………...24
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………25
APPENDIX………………………………………………………………………………...….26

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

iv
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

INTISARI

Pada percobaan pengukuran butiran padatan ini bertujuan untuk


mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Untuk mencegah masuknya partikel yang tidak sempurna dalam permukaan atau
over size ke dalam proses pengolahan berikutnya. Untuk Menentukan persentase
bahan under size dari total jumlah bahan yang digunakan.

Percobaan ini menggunakan bahan pasir dengan berat awal 680 gr, 740 gr,
dan 850 gr. Sebelum percobaan, pasir masih mempunyai bentuk dan ukuran
partikel yang beragam. Setelah dilakukan serangkaian prosedur untuk berat awal
680 gr pada ayakan 40 mesh, didapat ukuran partikel yang sedikit seragam dengan
jumlah oversize sebanyak 410 gram dan undersize 270 gram. Pada ayakan yang
kedua dengan ukuran 50 mesh, pasir yang merupakan undersize dari pengayakan
sebelumnya diayak dan didapatkan oversize sebanyak 100 gram dan undersize
170 gram dengan ukuran partikel yang sudah seragam. Kemudian undersize
sebanyak 170 gram tersebut diayak pada ayakan 60 mesh, didapatkan oversize
sebanyak 30 gram dan undersize 140 gram.

Ukuran partikel yang didapat setelah pengayakan terakhir sangat halus dan
seragam. Setelah dilakukan perhitungan untuk bahan pasir 680g, fraksi oversize
pada ayakan 40,50,dan 60 mesh masing – masing yaitu 0.6029, 0.1471, dan
0.0441. Sedangkan fraksi undersize pada ayakan 60 yaitu 0.2059. Untuk bahan
pasir 740g, fraksi oversize pada ayakan 40,50,dan 60 mesh masing – masing yaitu
0.7297, 0.0946, dan 0.027. Sedangkan fraksi undersize pada ayakan 60 yaitu
0.1486. Untuk bahan pasir 850g, fraksi oversize pada ayakan 40,50,dan 60 mesh
masing – masing yaitu 0.6588, 0.0941, dan 0.0353 Sedangkan fraksi undersize
pada ayakan 60 yaitu 0.2118. Dari hasil tersebut, didapatkan total fraksi sebesar 1.

Total fraksi massanya mencapai 1 dikarenakan pada saat pengayakan tidak


ada bahan yang tertinggal di ayakan dan tidak ada juga yang jatuh dari ayakan.
Tertinggalnya bahan pada ayakan karena ayakan yang kurang sempurna dan
memakan waktu yang sedikit lama untuk mengayak
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

v
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengukuran butiran padatan atau screening adalah suatu metode


pemisahan partikel sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Proses pengayakan
memudahkan untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Dengan demikian
pengayakan atau screening dapat pula diartikan sebagai suatu metode pemisahan
berbagai campuran partikel padat, sehingga di dapat ukuran partikel yang seragam
serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran berbeda dengan bahan baku.
Dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (under size) dan
yang tertinggal di ayakan (over size). Proses pengayakan sangat penting pada
berbagai proses di industri. Maka dari itu dilakukannya percobaan ini agar paham
dengan proses screening yang terjadi.

Adapun prosedur pada percobaan Pertama, praktikan perlu menyiapkan


alat ayakan yang berbeda. Timbang bahan dengan timbangan kasar. Susun ayakan
dengan ukuran semakin ke bawah semakin kecil. Kemudian, ayak di ayakan
pertama sembari menimbang berat oversizenya. Dilanjutkan dengan mengayak
kembali dengan ukuran yang berbeda dan itmbang oversizenya. Kemudian
dilanjutkan kembali dengan mengayak pada ayakan dengan ukuran yang paling
kecil dan timbang oversize serta undersizenya. Hitung prosentase oversize dan
undersize hasil percobaan.

Pada percobaan ini, ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai
pada akhir percobaan. Diantara tujuan yang dirumuskan adalah dapat
mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang diiginkan.
Selain itu untuk mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna ke dalam
permukaan atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya. Kemudian
untuk menentukan prosentase bahan undersize dari total jumlah bahan yang
digunakan. Serta untuk menentukan oversize dan undersize.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

6
I.2 Tujuan percobaan

1. Untuk mempersiapkan produk butiran padatan sesuai dengan ukuran yang


diinginkan.
2. Untuk mencegah masuknya partikel yang tidak sempurna dalam
permukaan atau over size ke dalam proses pengolahan berikutnya.
3. Untuk Menentukan persentase bahan under size dari total jumlah bahan
yang digunakan.
I.3 Manfaat Percobaan

1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi


pengayakan.
2. Agar praktikan dapat menentukan undersize dan oversize.
3. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi pengayakan dalam skala
industri.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Pengayakan adalah sebuah metode untuk memisahkan partikel-partikel


berdasarkan ukurannya. Dalam industri, padatan dijatuhkan atau dilemparkan ke
permukaan penyaringan. Partikel yang terlalu kecil akan melewati bukaan screen,
sedangkan partikel besar atau oversize tidak. Sebuah single screen dapat membuat
satu pemisahan menjadi dua fraksi. Ini disebut fraksi tanpa ukuran karena
meskipun batas atas atau bawah dari ukuran partikel yang dikandungnya
diketahui, batas lainnya tidak diketahui. Bahan melewati serangkaian screen
dengan ukuran yang berbeda dipisahkan menjadi fraksi ukuran, yaitu fraksi
dimana ukuran partikel maksimum dan minimum diketahui.
(McCabe, 2005)
Pada pengayakan manual, bahan tidak bisa melewati lubang ayakan.
Sekelompok partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh
partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa sisa di ayakan).
Dengan demikian ada batasan maksimal dari ukuran partikel. Sedangkan pada
pengayakan mekanik (pengayak getar, guncangan, atau kocokan) dilakukan
dengan bantuan mesin yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran
lebar lubang standar yang berlainan. Bahan bergerak-gerak di atas ayakan
berdasarkan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda.

(Septiana,2012)

II.1.1 Metode Pengayakan

1. Ayakan dengan gerak melempar

Pengajakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal


dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada
sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan
sampel yang terlempar
PRAKTIKUM OPERASIkeTEKNIK
atas akan berputar
KIMIA I dan jatuh di atas ayakan, sampel

8
dengan ukuran lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang
lebih besar akan dilemparkan ke atas lagi, begitu seterusnya.

2. Ayakan dengan gerak horizontal

Cara pengayakannya, sampel bergerak secara horizontal pada bidang


permukaan ayakan. Metode pengayakan digunakan untuk mengetahui ukuran
partikel berdasarkan nomor mesh. Jika diinginkan analisis yang lebih rinci,
ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang kasar diatas, sampai
dengan yang halus dibawah. Satu sampel yang ditimbang teliti ditempatkan pada
ayakan paling atas, dan setelah ayakan disebut digoyangkan untuk satu periode
waktu tertentu, zat yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan
pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama
serta intensitas penggoyangan.

(Septiana, 2012)

II.1.2 Jenis-jenis Ayakan

1. Grizzly screen, merupakan jenis ayakan statis, di mana material yang akan di
ayat mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring
diterapkan pada frekuensi 1000-7000 Hz. Ayah kan jenis ini mempunyai
kapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, digunakan untuk
range yang luas dari ukuran partikel.
3. Discillating screen, ayakan dinamis dengan frekuensi 100-400 Hz dengan
waktu yang lebih lama.
4. Reuprocating screen, gerakan dinamis dengan gerakan menggoyang pukulan
yang panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan
ukuran.
5. Shifting screen, ayakan dinamis dioperasikan dengan gerakan memutar dalam
bidang permukaan ayakan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

9
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah (10 -20 rpm). Untuk pengayakan basah dari material yang
relatif kasar.
(Handra, 2012)

II.1.3 Efisiensi Ayakan dan Kapasitas Ayakan

Efisiensi adalah rasio jumlah under undersize terhadap undersize dalam


umpan.

100(e−v)
E=100 x
e( 100−v)
(1)

Keterangan:
E = efisiensi
e = persentasi jumlah undersize dalam umpan
v = persentasi jumlah undersize dalam screen oversize
(Perry, 1999)
Kapasitas ayakan di ukur dari massa material yang dapat diumpamakan
per waktu per satuan luas. Kapasitas dan efisiensi adalah faktor yang berlawanan.
Untuk mendapatkan efisiensi maksimum kapasitasnya harus kecil, dan besar
kapasitasnya hanya dapat diperoleh dengan mengurangi efisiensi. Kapasitas
screen dapat dikendalikan dengan memvariasi laju umpan ke unit. Efisiensi yang
diperoleh untuk kapasitas yang diberikan tergantung pada sifat operasi
penyaringan.

(McCabe, 2005)

II.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengayakan

1. Waktu atau lama pengayakan

Jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya partikel


sehingga partikel yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak, jika
waktunya terlalu
PRAKTIKUM lama maka
OPERASI tidakKIMIA
TEKNIK terayakI sempurna.

10
2. Massa

Jika massa terlalu banyak maka akan sulit terayak, sedangkan jika massa
sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.

3. Intensitas getaran

Makin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi


tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel, dengan
demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.

(Septiana, 2012)

II.1.5 Pengukuran Partikel

Bentuk setiap partikel dikarakteristikkan dengan sferitas atau kehalusan


Φs, yang tidak bergantung pada ukuran partikel. Untuk partikel yang berbebntuk

boladengan diameter D p=¿ 1 ¿ , maka Φ=1, sedangkan untuk partikel yang tidak
4

berbentuk bola maka:

6
D
Φs = p (2)
Sp
Vp

Keterangan:
Dp= diameter ekivalen (cm)
Sp= luas permukaan suatu partikel (cm2)
Vp= volume suatu partikel (cm3)
Karena volume suatu partikel adalah Vp, maka banyaknya partikel dalam
material tersebut atau N adalah:
m
N= (3)
ρ p Vp

Keterangan:
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

11
m=massa (g)
ρ p = densitas partikel (g/cm3)
Vp= volume suatu partikel (cm3 ¿

Luas total permukaan partikel-partikel tersebut adalah:


6m
A= Nsp = (4)
Φ s ρ p Dp

Keterangan:
Φs = sfresifitas
A= luas permukaan (cm2)
m= massa (g)
ρ p = densitas partikel (g/cm3)
Dp= diameter partikel (cm)
Untuk bentuk partikel tertentu, volume setiap partikel itu sebanding dengan
diameternya pangkat tiga’
Vp= a Dp 3 (5)

Keterangan:
a= faktor bentuk volume
Dp= diameter partikel (cm)
(McCabe, 2005)

II.1.6 Ukuran Mesh dan Konversinya

Mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring atu kasa pada luasan 1
inch persegi jaring atau kasa yang dapat dilalui oleh material padat. Semakin besar
angka ukuran mesh screen, makin halus material yang bisa terloloskan.

Tabel 1 Perbandingan ukuran mesh:inci:millimeter:micrometer

Mesh Inci Milimeter Mikrometer


3 0.2650 6.730 6730
4 0.1870 4.760 4760
5 0.1570 4.000 4000
PRAKTIKUM
6 OPERASI
0.1320 TEKNIK KIMIA I
3.360 3360

12
7 0.110 2.830 2830
8 0.0937 2.380 2380
10 0.0787 2.000 2000
12 0.0661 1.680 1680
14 0.0555 1.410 1410
16 0.0469 1.190 1190
18 0.0394 1.000 1000
20 0.0331 0.841 841
(Bestekin, 2015)

II.1.7 Data Distribusi Ukuran Suatu Campuran

Gambar 1 Distribusi Ukuran Suatu Campuran

berat partikel yang terta h an


Fraksi massa yang tertahan = (6)
berat total campuran

berat partikel yang lolos


Fraksi massa partiel yang lolos = (7)
berat total capuran

Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran suau
campuran:

1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)


Σ Di
T AAD=
M Xi
Σ
ρ . c Di3
(8)

Keterangan :
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

13
M = massa partikel (gram)
ρ = berat jenis partikel (gr/cm3)
Di = Diameter partikel (m)
Xi = fraksi massa partikel
c = π/6 untuk partikel berbentuk bola
c = 1 untuk partikel berbentuk kubus
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total

Xi


Σ
Di (9)
D p=
Xi
Σ 3
Di

Keterangan :
Xi = fraksi massa partikel
Di = Diameter partikel (in)
3. Mean Volume Diameter (Vp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volume total campuran

Σ Xi

Keterangan :
Dv= 3

√ cΣ
Xi
c . Di3
(10)

Xi = fraksi massa partikel


Di = Diameter partikel (in)
c = konstanta partikel
(Rochmah, 2014)
II.1.8 Aplikasi di Industri

Pada dunia industri screening sering digunakan pada proses pengayakan


bijih. Proses pengolahan mineral memerlukan ukuran partikel dengan distribusi
kecil yang sesuai dengan ukuran maksimal derajat liberisasi mineral berharganya.
PRAKTIKUM OPERASI
Keseragaman ukuran TEKNIK
partikel KIMIA
mineral dapat Idiperoleh melalui proses pengayakan.

14
Tujuannya yaitu untuk menghasilkan produk akhir berukuran relatif seragam agar
sesuai spesifikasi pasar, meningkatkan kapasitas unit operasi lainnya, mencegah
undersize masuk ke dalam mesin crusher, mencegah oversize masuk ke engolahan
selanjutnya, dan mencegah terjadinya over crushing atau over grinding.

(Syahputra, 2012)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

15
II.2 Sifat Bahan

1. Pasir
A. Sifat Fisika
1. Fase padat/serbuk
2. Tidak berbau
3. Titik didih 2230 oC
4. Titik leleh 1610 oC
5. Densitas 265 gr/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul SiO2
2. Berat molekul 60,08 gr/mol
3. Stabil
4. Tidak mudah terbakar
5. pH tidak tersedia
(MSDS, 2007)
C. Fungsi: sebagai bahan yang diayak

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

16
II.3 Hipotesa

Pada proses pengukuran butiran padatan, semakin kecil ukuran mesh


screen maka semakin banyak partikel yang lolos dan tidak seragam ukurannya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

17
II.4 Diagram Alir

Siapkan ayakan berukuran 40 mesh, 50 mesh, dan 60


mesh

Timbang pasir

Ayak pasir dengan ayakan ukuran 40 mesh lalu


timbang pasir yang tertahan (ovesize)

Ayak partikel undersize dari screen ukuran 40 mesh


dengan screen ukuran 50 mesh dan timbang pasir yang
tertahan (oversize)

Ayak partikel undersize dari screen ukuran 50 mesh


dengan screen ukuran 60 mesh dan timbang pasir yang
tertahan (oversize) dan pasi yang lolos (undesize)

Hitung hasil percobaan presentase oversize dan


undersize

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

18
BAB III
PERCOBAAN

III.1 Bahan
1. Pasir

III.2. Alat
1. Ayakan
2. Loyang
3. Timbangan

III.3. Gambar Alat

Loyang Timbangan Ayakan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

19
III.4 Rangkaian Alat

Ayakan 10 mesh

Ayakan 30 mesh

Ayakan 50 mesh

Penampung
III.5 Prosedur

1. Siapkan ayakan berukuran 40 mesh, 50 mesh, dan 60 mesh.


2. Timbang pasir.
3. Ayak pasir dengan menggunakan screen
4. Ayak partikel undersize dari screen ukuran 40 mesh dengan screen ukuran
50 mesh dan timbang pasir yang tertahan (oversize).
5. Ayak partikel undersize dari screen ukuran 50 mesh dengan screen ukuran
60 mesh lalu timbang pasir yang tertahan (oversize) dan pasir yang lolos
(undersize).
6. Hitung hasil percobaan presentase oversize dan undersize.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan


Tabel 1 Pengayakan dengan berat awal 680 gram
Bahan Ukuran Oversize Undersize
(Mesh) (gram) (gram)
40 410 270
Pasir 50 100 170
60 30 140
Total 680

Tabel 2 Pengayakan dengan berat awal 740 gram


Bahan Ukuran Oversize Undersize
(Mesh) (gram) (gram)
40 540 200
Pasir 50 70 130
60 20 110
Total 740

Tabel 3 Pengayakan dengan berat awal 850 gram


Bahan Ukuran Oversize Undersize
(Mesh) (gram) (gram)
30 560 290
Pasir 40 80 210
50 30 180
Total 850

 Diameter ayakan 40 mesh : 0.0165 in


 Diameter ayakan 50 mesh : 0.0117 in
 Diameter ayakan 60 mesh : 0.0098 in

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

21
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV. 1 Hasil Perhitungan


ρ = 1,4 g/cm3
C = 0,5233
Tabel 4 Perhitungan pada berat awal 680 gram
Berat Mesh Jumlah Fraksi D (cm) D3 (cm3) Massa Partikel NI X/D X/D3 X/CD3
Awal Partikel (N) (X) (gram)
(gram) (gram)
40 410 0,6029 0,042 0,00007408 5,428E-05 5395468,724 14,356 8138,176 15551,65
8
50 100 0,1471 0,0297 2,61981E-05 1,919E-05 3721549,895 4,951 5613,345 10726,82
680 60 mesh 30 0,0441 0,025 0,00001562 1,145E-05 1871950,768 1,765 2823,529 5395,623
oversize 5
60 mesh 140 0,2059 0,025 0,00001562 1,145E-05 8735770,249 8,235 13176,47 25179,57
undersize 5

Tabel 5 Perhitungan pada berat awal 740 gram


Berat Mesh Jumlah Fraksi D (cm) D3 (cm3) Massa Partikel NI X/D X/D3 X/CD3
Awal Partikel (N) (X) (gram)
(gram) (gram)
40 540 0,7297 0,042 0,00007408 5,428E-05 6530046,525 17,375 9849,5 18821,9
8
50 70 0,0946 0,0297 2,61981E-05 1,919E-05 2393861,824 3,185 3610,746 6899,955
740
60 mesh 20 0,0270 0,025 0,00001562 1,145E-05 1146780,65 1,081 1729,73 3305,427
oversize 5
PRAKTIKUM OPERASI
60 mesh TEKNIK KIMIA I 0,1486
110 0,025 0,00001562 1,145E-05 6307293,578 5,946 9513,514 18179,85

22
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

undersize 5
Tabel 6 Perhitungan pada berat awal 850 gram
Berat Mesh Jumlah Fraksi D (cm) D3 (cm3) Massa Partikel NI X/D X/D3 X/CD3
Awal Partikel (N) (X) (gram)
(gram) (gram)
40 560 0,6588 0,042 0,00007408 5,428E-05 5895536,557 15,686 8892,446 16993,02
8
50 80 0,0941 0,0297 2,61981E-05 1,919E-05 2381791,933 3,169 3592,541 6865,165
850 60 mesh 30 0,0353 0,025 0,00001562 1,145E-05 1497560,614 1,412 2258,824 4316,498
oversize 5
60 mesh 180 0,2118 0,025 0,00001562 1,145E-05 8985363,685 8,471 13552,94 25898,99
undersize 5

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

23
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

IV.3 Pembahasan
Pada proses pengayakan, mula-mula pasir terseleksi dan terpisah antara
besar dan lebih kecil sehingga didapat dua produk yaitu oversize dan undersize.
Ayakan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ukuran 40 mesh, 50 mesh, dan
60 mesh. Pasir produk undersize dari ayakan 40 mesh diteruskan ke ayakan 50
mesh dan selanjutnya. Pada screen 60 mesh diperoleh pasir yang memiliki bentuk
dan ukuran seragam. Pada ayakan 40 mesh diperoleh pasir produk oversize
dengan berat 410 gram ; 540 gram; dan 560 gram. Pada ayakan 50 mesh diperoleh
produk dengan berat 100 gram; 70 gram; dan 80 gram. Dan pada ayakan 60 mesh
diperoleh produk oversize sebanyak 30 gram; 20 gram;dan 30 gram, lalu
didapatkan juga hasil produk undersize yaitu sebesar 140 gram; 110 gram; dan
180 gram.
Pada percobaan pengukuran butiran padatan ini bahan yang digunakan
adalah pasir dengan berat awal beragam, yaitu sebesar 680 gram, 740 gram, dan
850 gram. Pasir diayak dengan menggunakan ayakan 40 mesh, 50 mesh, dan 60
mesh secara berurutan. Pada ayakan 40 mesh untuk berat awal 680 gram,
diperoleh oversize dengan persen fraksi massanya 60,29%, pada 50 mesh persen
fraksi massanya 14,71%, dan pada ayakan 60 mesh fraksi massanya 4,41%.
Sedangkan pada undersize ukuran 60 mesh persen fraksi massanya adalah 20,59
% maka didapatkan total fraksi sebesar 1. Begitu juga dengan berat awal yang
lainnya, fraksi massanya juga sebesar 1.
Pada screen 40 mesh, bahan masih belum seragam karena belum terseleksi
dan ukuran partikel masih beragam. Pada screen 50 mesh bahan mulai terseleksi
dan terpisah antara yang besar dan yang kecil, bahan yang ukurannya lebih besar
dari ukuran ayakan akan tertahan dan yang lebih kecil dari ayakan akan lolos.
Pada screen 60 mesh bahan akan semakin seragam karena terseleksi lagi melewati
lubang ayakan yang semakin kecil. Hasilnya didapatkan bahan yang mempunyai
ukuran seragam yang mendekati sempurna.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

24
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.2 Kesimpulan

1. Semakin besar ukuran mesh ayakan, semakin banyak lubang dan


ukurannya lebih kecil sehingga pasir yang lolos memiliki ukuran yang
lebih seragam
2. Total fraksi yang didapatkan dari pengayakan ukuran 40 mesh, 50 mesh,
60 mesh adalah 1.
3. Rata-rata diameter permukaan yang didapat yaitu sebesar 0,032224 cm.
4. Rata-rata diameter volume yang didapat yaitu sebesar 1,2159 x 10−5 cm 3.
V.2 Saran

1. Sebaiknya ayakan dibersihkan dahulu sebelum dipakai.


2. Sebaiknya paktikan lebih berhati-hati dalam mengayak agar pasir dalam
ayakan tidak terjatuh dan partikel yang undersize tertampung semua dalam
loyang.
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menimbang berat dari hasil ayakan
undersize maupun oversize.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

25
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

DAFTAR PUSTAKA

Bestekin. 2015. “Pengertian Ukuran Mesh dan Konversinya”.


(http://bestekin.com/2015/). Diakses pada tanggal 24 Febuari 2019 pukul
15.40 WIB.
Handra, Nofriady. 2016. “Mesin Pengayak Pasir Otomatis dengan Tiga Saringan”.
Jurnal Teknik Mesin. 6. 1.
McCabe, Warren L. 1999. “Unit Operations of Chemical Engineering”.
Singapura: McGraw-Hill.
MSDS. 2007. “Sand”. (http://fscimage.fishersc.com/msds). Diakses pada tanggal
24 Februari 2019 pukul 15.53 WIB.
Perry, R. H. 1999. “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”. New York:
McGraw-Hill.
Rochmah, Siti. 2014. “Screening”. (http://www.academia.edu/7474757/
screening). Diakses pada tanggal 24 Februari 2019 pukul 14.59 WIB.
Septiana, Aria., dkk. 2012. “Pemisahan Partikel dengan Metode Pengayakan”.
(http://tiffaunisoed2010.wordpress.com/2012/). Diakses pada tanggal 24
Februari 2019 pukul 13.01 WIB.
Syahputra, Affuan Hidayat. 2012. “Screening Pengolahan Bahan Galian”.
(http://afanmining10.blogspot. com/2012/). Diakses pada tanggal 28
Februari 2019 pukul 21.38 WIB.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

26
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

APPENDIX

1. Fraksi Massa (x)


berat partikel
Fraksi massa partikel=
berat total campuran
410
a.40 mesh ¿ =0,6029
680
100
b.50 mesh ¿ =0,14 71
680
30
c.60 mesh ¿ =0,0441
680
140
d.60 mesh undersize ¿ =0,2059
680
Fraksi massa total =1

2. Massa Partikel
a.Oversize pada screen 40 mesh ¿ ρ ×c × D3
¿ 1,4 × 0,5233× 7,4088× 10−5
= 5,428 ×10−5
b. Oversize pada screen 50 mesh ¿ ρ ×c × D3
¿ 1,4 × 0,5233× 2,6198× 10−5
¿ 1,919 x 10-5
c. Oversize pada screen 60 mesh ¿ ρ ×c × D3
¿ 1,4 × 0,5233× 1,5625× 10−5
¿1,145 x 10-5
d. Undersize pada screen 60 mesh ¿ ρ ×c × D3
¿ 1,4 × 0,5233× 1,5625× 10−5
¿ 1,145x 10-5
Massa partikel total = 9,637 ×10−5
3. Jumlah Partikel (Ni)

berat awal × fraksi


¿=
m× ρ
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

27
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

680 ×0,6029
a. 40 mesh = =5395468,724
5,428× 10−5 x 1,4
680 ×0,1471
b. 50 mesh = =3721549,895
1,919 x 10−5 x 1,4
680× 0,0441
c. 60 mesh = =1871950,768
1, 145 x 10−5 x 1,4
680× 0,2059
d. 60 mesh¿ =8735770,249
1, 145 x 10−5 x 1,4
Jumlah partikel total = 19724739,64

4. TAAD
ΣD
TAAD = Massa total Σ X
ρ D3
0,1217
¿
680
( 29751,52 )
1,4
= 8,14217 x10−9

5. Mean Surface Diameter (Dp)


X

√√

D
¿
X
∑ 3
D
29,307
¿
29751,52
¿ 0,031386

6. Mean Volume Diameter (Dv)


∑X
=3
√ C .∑
X
C . D3
1
¿

3

0,5233 x 33128,807

¿ 1,1203 x 10−5

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

28
PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

29

Anda mungkin juga menyukai